RELEASE NOTE INFLASI MEI 2018

dokumen-dokumen yang mirip
RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2017

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2017

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2017

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2017

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2017

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2016

RELEASE NOTE INFLASI FEBRUARI 2017

RELEASE NOTE INFLASI APRIL 2017

RELEASE NOTE INFLASI MARET 2017

RELEASE NOTE INFLASI AGUSTUS 2016

RELEASE NOTE INFLASI JANUARI 2017

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1. Inflasi Januari 2016 Melambat dan Terkendali

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2016

RELEASE NOTE INFLASI NOVEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2016

RELEASE NOTE INFLASI SEPTEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI JUNI 2017

RELEASE NOTE INFLASI JULI 2016

TPI dan Pokjanas TPID. Analisis Inflasi. Analisis Inflasi Januari 2016 TPI dan Pokjanas TPID 1

RELEASE NOTE INFLASI DESEMBER 2016

RELEASE NOTE INFLASI OKTOBER 2016

ANALISIS INFLASI MARET 2016

Inflasi IHK 2015 Berada dalam Sasaran Inflasi Bank Indonesia

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 0,01% yoy 0,78% ytd -0,93% avg yoy 1 6,83% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm -1,52% yoy 0,35% ytd 0,35% avg yoy 1 7,11% Beras.

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm -0,68% yoy 2,28% ytd -0,94% avg yoy 1 6,41% Beras.

PERSIAPAN MENJELANG BULAN RAMADHAN & HARI RAYA IDUL FITRI

Inflasi IHK Provinsi Sulawesi Utara. Inflasi Komoditas Utama. Periode. mtm 2,86% yoy 3,67% ytd 1,90% avg yoy 1 6,51% Beras.

Laporan Analisis Pengendalian Inflasi Daerah RINGKASAN. INFLASI IHK SULUT (mtm) INFLASI FEBRUARI 2017 IHK BULANAN KOMODITAS UTAMA FEBRUARI 2017

Pola Inflasi Ramadhan. Risiko Inflasi s.d Akhir Tracking bulan Juni Respon Kebijakan

KAJIAN EKONOMI REGIONAL Triwulan IV 2012

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

BAB 5 BAB 5. Inflasi

Laporan Analisis Pengendalian Inflasi Daerah

BPS PROVINSI JAWA TIMUR PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN JAWA TIMUR MARET 2017

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2017

Bab. I Pendahuluan INDEKS HARGA KONSUMEN DAN LAJU INFLASI TAHUN 2013

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2014

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2016

RAKORDAL PROVINSI KALTENG TRIWULAN III 2016

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2012

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2015

PAPARAN BANK INDONESIA RAKORDAL TW II 17. Kalimantan Tengah. Kalimantan Tengah

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH PERIODE AGUSTUS 2017

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2011

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA SEPTEMBER 2013

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2015 SEBESAR 99,48

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2014 SEBESAR 102,05

SAMBUTAN GUBERNUR BANK INDONESIA SOSIALISASI PROGRAM PENGENDALIAN INFLASI BI Jakarta, 25 April 2016

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2015 SEBESAR 98,71

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2014

POINTER ARAH KEBIJAKAN TERKAIT PENYEDIAAN DAN PASOKAN DAGING SAPI. Disampaikan pada: Bincang Bincang Agribisnis

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2017

DATA SOSIAL EKONOMI STRATEGIS. April 2017

Perkembangan Nilai Tukar Petani dan Harga Gabah

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2013

DATA STATISTIK KETAHANAN PANGAN TAHUN 2014

NTP Provinsi Aceh, September 2017 sebesar 94,18. Inflasi Pedesaan, September 2017 sebesar 0,46 persen.

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2015 SEBESAR 100,79

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2015

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MEI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN AGUSTUS 2017

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2016 SEBESAR 102,57

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN APRIL 2016

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2010

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN OKTOBER 2015 SEBESAR 102,82

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN INDEKS HARGA KONSUMEN/INFLASI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN FEBRUARI 2016 SEBESAR 103,90

BPS PROVINSI ACEH PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN JANUARI 2013

PROFIL KEMISKINAN DI INDONESIA MARET 2008

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2016 SEBESAR 103,94

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI, INFLASI PEDESAAN, DAN HARGA PRODUSEN GABAH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN DESEMBER 2015

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JANUARI 2017 SEBESAR 102,22

BOKS 1 PENELITIAN PERSISTENSI INFLASI SULAWESI TENGGARA

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN JULI 2016 SEBESAR 104,57

Inflasi: perubahan secara umum atas harga-harga barang dan jasa pada rentang waktu tertentu. Inflasi berdampak dan menjadi dasar dalam pengambilan

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN MARET 2017

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN MARET 2017 SEBESAR 101,32

PERKEMBANGAN INFLASI ACEH

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN APRIL 2016 SEBESAR 102,90

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI DAN HARGA PRODUSEN GABAH BULAN FEBRUARI 2017

PERKEMBANGAN NILAI TUKAR PETANI

NILAI TUKAR PETANI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA BULAN NOVEMBER 2016 SEBESAR 104,23

Transkripsi:

RELEASE NOTE INFLASI MEI 2018 Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) Inflasi Mei 2018 Terjaga Didukung Harga Pangan yang Terkendali INFLASI IHK Inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) pada Mei 2018 tetap terkendali dan berada dalam kisaran sasaran inflasi. Inflasi IHK pada Mei 2018 mencapai 3,23% (yoy), menurun dari bulan lalu sebesar 3,41% (yoy), berada dalam kisaran sasaran inflasi 3,5%±1%. Perlambatan inflasi terjadi pada kelompok volatile food dan administered prices (Grafik 1). Secara bulanan, inflasi IHK tercatat sebesar 0,21% (mtm), meningkat dari bulan lalu sebesar 0,10% (mtm) seiring perayaan bulan Ramadhan 1 (Tabel 1). Peningkatan inflasi IHK bulanan ini didorong oleh kenaikan seluruh komponen inflasi sesuai dengan pola seasonalnya (Grafik 2). Dengan perkembangan tersebut, sampai dengan bulan Mei, inflasi IHK telah mencapai 1,30% (ytd). Grafik 1 Disagregasi Inflasi Tahunan Tabel 1 Disagregasi Inflasi Mei 2018 Grafik 2 Disagregasi Sumbangan Inflasi Bulanan Secara spasial, terkendalinya perkembangan inflasi terjadi di seluruh daerah. Perkembangan realisasi inflasi di berbagai daerah secara agregat masih dalam rentang sasaran inflasi nasional 2018 sebesar 3,5%±1%. Inflasi terendah berturut-turut terjadi di KTI (3,17% yoy), Jawa (3,19% yoy), dan Sumatera (3,37% yoy) (Gambar 1). Secara bulanan inflasi tertinggi terjadi di wilayah Kawasan Timur Indonesia (KTI). Tingginya inflasi KTI terutama didorong oleh tingginya inflasi di wilayah Sulampua sebesar 0,56% (mtm) dan disusul oleh wilayah Kalimantan sebesar 0,33% (mtm) ditengah deflasi 1 Angka tersebut lebih rendah dibandingkan proyeksi sebesar 0,54% (mtm) maupun dibandingkan dengan rata-rata IHK bulan Ramadhan empat tahun terakhir yang sebesar 0,63% (mtm). 1

wilayah Balnustra sebesar 0,01% (mtm). Inflasi di kawasan Jawa juga tercatat lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yaitu sebesar 0,27% (mtm) terutama didorong oleh tingginya inflasi DKI Jakarta (0,45% mtm). Sementara kawasan Sumatera mencatat deflasi 0,1% (mtm) terutama disumbang oleh tingginya deflasi di Sumut dan Babel masing-masing sebesar 0,74% (mtm) dan 0,53% (mtm). Secara nasional, provinsi yang mengalami inflasi tertinggi terjadi di Maluku (1,25% mtm), Sulawesi Tenggara (1,05%, mtm), Papua (0,79% mtm), Gorontalo (0,70% mtm) dan Aceh (0,69% mtm). (Gambar 2). Berdasarkan komoditasnya, inflasi nasional diantaranya kembali disebabkan oleh komoditas telur ayam ras, daging ayam ras, dan bawang merah. Sementara itu komoditas bawang putih, cabai rawit, cabai merah, dan beras mengalami deflasi pada Mei 2018. Gambar 1. Peta Inflasi Daerah Tahunan Gambar 2. Peta Inflasi Daerah Bulanan Ke depan, inflasi tahun 2018 diperkirakan tetap berada pada sasaran inflasi, yaitu 3,5%±1%. Dengan perkembangan terkini, inflasi IHK tahun 2018 diperkirakan sebesar 3,6% (yoy) 2. Koordinasi kebijakan Pemerintah dan Bank Indonesia dalam mengendalikan inflasi akan terus diperkuat, terutama sebagai antisipasi risiko meningkatnya inflasi volatile food. INFLASI INTI Terkendalinya inflasi IHK didukung oleh terjaganya inflasi inti. Inflasi inti tercatat sebesar 2,75% (yoy), meningkat dari bulan lalu sebesar 2,69% (yoy) yang didorong oleh meningkatnya inflasi kelompok traded. Terkendalinya inflasi inti hingga Mei 2018 tidak terlepas dari konsistensi kebijakan Bank Indonesia dalam mengarahkan ekspektasi inflasi, termasuk dalam menjaga pergerakan nilai tukar sesuai fundamentalnya. Secara bulanan inflasi inti tercatat sebesar 0,21% (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan lalu sebesar 0,19% (mtm) 3 (Tabel 1). Meningkatnya inflasi inti pada bulan ini disumbang oleh kelompok traded dan non traded (Grafik 3). Inflasi inti kelompok traded masih melanjutkan tren kenaikan. Inflasi inti traded masih melanjutkan tren kenaikan sejak September 2017 menjadi sebesar 2,54% (yoy) dari bulan lalu sebesar 2,40% (yoy) seiring perkembangan harga global dan nilai tukar rupiah (Grafik 4). Depresiasi rupiah meningkat dari 3,80% (yoy) pada April menjadi 5,33% (yoy) pada Mei. Sementara itu, tekanan eksternal pada Mei 2018 sedikit tertahan karena penurunan inflasi komoditas global (IHIM) dari 4,22% (yoy) menjadi 1,88% (yoy). Secara bulanan inflasi inti traded meningkat dari 0,17% (mtm) menjadi 0,27% (mtm) didorong oleh peningkatan inflasi kelompok non makanan dan makanan. Peningkatan 2 Proyeksi Bank Indonesia Mei 2018. 3 Angka tersebut lebih rendah dari rata-rata inflasi inti bulan Ramadhan empat tahun terakhir sebesar 0,32% (mtm) maupun proyeksi Bank Indonesia Mei 2018 sebesar 0,31% (mtm). 2

inflasi kelompok non makanan terutama disebabkan oleh komoditas baju muslim dan furniture sejalan dengan persiapan menjelang hari raya idul fitri. Sementara itu, tekanan dari eksternal bersumber dari meningkatnya tekanan depresiasi dari sebesar 0,36% (mtm) pada bulan sebelumnya menjadi 1,61% (mtm) di tengah penurunan harga komoditas global (IHIM) sebesar 2,12% (mtm). Grafik 3 Inflasi Inti Traded Non Traded (mtm) Grafik 4 Tekanan Eksternal Nilai Tukar dan IHIM Sementara itu, inflasi inti non traded relatif stabil. Inflasi inti non traded masih melanjutkan tren perlambatan sejak awal tahun 2017 menjadi sebesar 2,91% (yoy), relatif stabil dibandingkan bulan sebelumnya (sebesar 2,92% yoy). Perlambatan inflasi sejak awal tahun 2017 karena berlalunya dampak kenaikan inflasi pulsa ponsel dan sewa rumah di awal tahun 2017 (Grafik 5). Perlambatan kelompok non traded tersebut juga sejalan dengan perlambatan inflasi jasa yang bersumber dari kelompok komunikasi (pulsa ponsel) dan perumahan (sewa rumah) (Grafik 6). Secara bulanan, inflasi inti non traded pada bulan ini meningkat dari 0,14% (mtm) menjadi 0,16% (mtm) terutama bersumber dari kelompok makanan sejalan dengan bulan Ramadhan (Grafik 7). Sementara itu, inflasi non traded kelompok non makanan mengalami koreksi pada Mei 2018 menjadi 0,09% (mtm) dari sebesar 0,16% (mtm) terutama didorong oleh deflasi pulsa ponsel, serta jasa pendidikan sesuai dengan pola historisnya. Sementara itu, inflasi upah pembantu RT menjadi pendorong inflasi non traded kelompok non makanan, meningkat menjadi 0,51% (mtm) dari 0,09% (mtm) pada bulan sebelumnya (Grafik 8). Grafik 5 Inflasi Inti Traded dan Non Traded (yoy) Grafik 6 Komponen Inflasi Inti Jasa 3

Grafik 7 Inflasi Inti Non Traded (mtm) Grafik 8 Inflasi Upah Pembantu RT Tekanan permintaan domestik terindikasi meningkat secara terbatas. Indikator demand sensitive to inflation sedikit meningkat pada bulan ini di tengah berlanjutnya peningkatan indikator core flexible price sejak September 2017 (Grafik ). 4 Tekanan permintaan yang masih terbatas ini tercermin dari perlambatan pertumbuhan kredit konsumsi dan perlambatan pertumbuhan M2. Pertumbuhan kredit konsumsi menurun dari 11,50% (yoy) ke 11,24% (yoy) di bulan April 2018, demikian pula pertumbuhan M2 kembali menurun dari 7,50% (yoy) menjadi 7,40% di bulan April 2018. Grafik 9 Core Flexible Price dan Demand Sensitive to Inflation Grafik 10 Ekspektasi Inflasi Concensus Forecast, CPI Sticky Price dan Core Sticky Price Sementara itu, ekspektasi inflasi terindikasi stabil dan terjangkar dalam kisaran sasaran inflasi. Terjangkarnya ekspektasi inflasi tahun 2018 dalam kisaran sasaran inflasi tercermin pada hasil survei Consensus Forecast (CF) bulan Mei 2018 yang kembali menurun dibandingkan hasil survei bulan lalu yakni menjadi sebesar 3,50% dari 3,60% (average, yoy). Ekspektasi inflasi yang ditunjukkan oleh indikator core sticky price 5 di bulan Mei 2018 juga terlihat stabil sejak awal tahun 2018 (Grafik ). Sementara itu di sektor riil, ekspektasi inflasi 3 dan 6 bulan ke depan dari pedagang eceran dan konsumen terlihat meningkat mengantisipasi kenaikan permintaan pada Ramadhan dan Idul Fitri 2018 dan kemudian mengalami koreksi paska Ramadhan dan Idul Fitri (Grafik 11 dan Grafik 12). 4 Indikator demand sensitive to inflation terdiri dari komoditas inti non food pada keranjang IHK. Indikator core flexible price terdiri dari komoditas inti pada keranjang IHK yang memiliki pergerakan harga yang fluktuatif. Komoditas flexible price memberikan informasi terkait kondisi perekonomian terkini. 5 Indikator core sticky price terdiri dari komoditas inti pada keranjang IHK yang memiliki pergerakan harga yang stabil atau cenderung tidak mengalami perubahan harga yang tidak signifikan. Komoditas sticky price lebih memberikan informasi terkait dengan ekspektasi inflasi sehingga dapat menjadi proxy ekspektasi inflasi ke depan. Mayoritas komoditas sticky price merupakan komoditas dari sektor manufaktur dan komoditas jasa. 4

Grafik 11 Ekspektasi Inflasi Pedagang Eceran Grafik 12 Ekspektasi Inflasi Konsumen INFLASI VOLATILE FOOD Inflasi kelompok volatile food lebih rendah dibandingkan historis bulan Ramadhan. Setelah mencatat deflasi 0,29% pada bulan sebelumnya, kelompok volatile food kembali mengalami inflasi yakni sebesar 0,19% (mtm) 6, didorong oleh masuknya bulan Ramadhan di minggu ke-2 Mei. Inflasi bulanan tersebut lebih rendah dari rata-rata bulan Mei maupun rata-rata bulan Ramadhan (Tabel 1). Terkendalinya inflasi saat HBKN tersebut tidak terlepas dari upaya Pemerintah Pusat dan Daerah dalam menjaga ketersediaan pasokan, keterjangkauan harga, kelancaran distribusi, dan komunikasi. Pada bulan ini, inflasi terutama disumbang oleh komoditas daging ayam ras, telur ayam ras, dan bawang merah. Inflasi lebih tinggi tertahan oleh deflasi aneka cabai, bawang putih, dan beras (Tabel 2). No. Tabel 2 Komoditas Penyumbang Inflasi/Deflasi Kelompok Volatile Food Mei 2018 (mtm) Komoditas Inflasi/Deflasi (% mtm) Sumbangan (%) Provinsi Pencatat Inflasi Tertinggi dan Deflasi Terdalam INFLASI 1 DAGING AYAM RAS 5.26 0.07 Jambi (17,45%), Sulawesi Tengah (15,09%), dan Sumatera Selatan (13,86%) 2 TELUR AYAM RAS 8.80 0.06 Jawa Barat (12,13%), Papua Barat (11,39%), dan Jawa Timur (11,05%) 3 BAWANG MERAH 3.02 0.02 NTT (18,47%), Sulawesi Utara (18,10%), dan Kalimantan Timur (11,98%) DEFLASI 1 CABAI MERAH -11.0-0.08 Sumatera Utara (-27,05%), NAD (-24,09%), dan Bali (-20,76%) 2 BAWANG PUTIH -16.0-0.04 Sumatera Utara (-35,12%), Jambi (-34,09%), dan DI Yogyakarta (-26,46%) 3 BERAS -1.1-0.04 Sulawesi Tenggara (-4,44%), Bengkulu (-3,90%), dan Lampung (-2,76%) 4 CABAI RAWIT -13.6-0.03 Sulawesi Selatan (-29,44%), Sumatera Utara (-26,24%), dan NTB (-24,33%) Kenaikan inflasi daging dan telur ayam ras seiring dengan meningkatnya permintaan saat Ramadhan dan naiknya harga pakan ternak. Inflasi daging ayam ras dan telur ayam ras masingmasing mencapai 5,26% (mtm) dan 8,80 % (mtm), lebih tinggi dibandingkan bulan lalu yaitu inflasi 2,44% (mtm) dan 1,28% (mtm). Dengan perkembangan tersebut, inflasi daging ayam mencapai 12,70% (yoy) dengan level harga mencapai Rp36.214/kg, di atas harga acuan Rp32.000/kg (Grafik 13). Begitu pula dengan inflasi telur ayam ras yang mencapai 14,76% (yoy) dengan level harga sebesar Rp22.429/kg, sedikit di atas harga acuan Rp22.000/kg (Grafik 14). Kenaikan harga daging ayam dan telur selain didorong oleh pola seasonal menjelang Hari Besar Keagamaan Nasional (HBKN), juga disebabkan oleh meningkatnya harga pakan ternak. Harga jagung internasional yang merupakan salah satu bahan pakan ternak meningkat signifikan dari 1,02% (mtm) menjadi 5,21% (mtm). 6 Angka tersebut lebih rendah dari rata-rata inflasi volatile food bulan Ramadhan empat tahun terakhir sebesar 1,59% (mtm) maupun proyeksi Bank Indonesia Mei 2018 sebesar 1,21% (mtm). 5

Grafik 13 Inflasi dan Harga Daging Ayam Ras Grafik 5 Inflasi dan Harga Telur Ayam Ras Tren peningkatan Inflasi bawang merah sejak Februari 2018 masih berlanjut disebabkan oleh gangguan pasokan. Inflasi bawang merah bulan ini mencapai 3,02% (mtm), lebih rendah dari bulan lalu yaitu 12,92% (mtm), (Grafik 15). Dengan perkembangan tersebut, inflasi bawang merah pada bulan Mei 2018 mencapai 10,75% (yoy) dengan level harga yang tinggi yaitu sebesar Rp34.620/kg, meningkat dibandingkan bulan lalu sebesar Rp33.953/kg. Kenaikan harga tersebut tercermin dari pasokan bawang merah di Pasar Induk Kramat Jati yang mencapai 2.316 ton, lebih rendah dari historisnya di bulan Mei dalam empat tahun terakhir yaitu sebesar 2.561 ton. Grafik 15. Inflasi dan Harga Bawang Merah Grafik 16. Inflasi dan Harga Bawang Putih Sementara itu bawang putih mencatatkan deflasi seiring bertambahnya pasokan dari impor. Deflasi bawang putih pada bulan ini mencapai 16,03% (mtm), setelah bulan lalu mengalami inflasi sebesar 0,35% (mtm). Deflasi bawang putih tercermin pada pasokan di Pasar Induk Kramat Jati yang terpantau meningkat yaitu sebesar 816 ton, lebih tinggi dari historisnya di bulan Mei dalam empat tahun terakhir yaitu sebesar 519 ton. Meningkatnya pasokan tersebut didorong oleh tingginya realisasi impor bawang putih dari Januari hingga April 2018 yang tercatat sebesar 94.529 ton. Realisasi impor tersebut diperkirakan terus meningkat seiring dengan adanya penambahan ijin impor 7. Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan, bawang putih mengalami deflasi sebesar 42,16% (yoy) dengan level harga mencapai Rp28.642/kg (Grafik 16). Komoditas aneka cabai masih melanjutkan deflasi seiring dengan panen raya. Pada bulan ini, 7 Pemerintah pada Februari telah memberikan ijin impor tahap pertama untuk 13 perusahaan dengan total kuota impor sebesar 196 ribu ton. Pada tahap kedua yaitu per 18 April 2018, Pemerintah mengeluarkan ijin impor untuk 13 perusahaan tambahan dengan kuota sebesar 100 ribu ton. 6

harga cabai merah dan cabai rawit masing-masing turun sebesar 11,05% (mtm) dan 13,60% (mtm), lebih dalam dibandingkan bulan lalu yaitu deflasi 3,96% (mtm) dan 6,58% (mtm) seiring dengan adanya panen raya. Lebih dalamnya deflasi cabai tercermin dari pasokan di Pasar Induk Kramat Jati yang mencapai 3.136 ton, lebih tinggi dari bulan lalu yaitu 3.041 ton. Peningkatan produksi aneka cabai tersebar di wilayah sentra yaitu di Kabupaten Garut, Cianjur, Magelang, Temanggung, Wonosobo, Blitar, Lamongan, Tuban, Kediri, Malang, Simalungun, Tanah Datar, Rejang Lebong, Buleleng dan Lombok Timur. Dengan perkembangan tersebut, secara tahunan, inflasi cabai merah mencapai 25,30% (yoy) dengan level harga mencapai Rp36.988/kg, sedangkan cabai rawit mengalami deflasi sebesar 23,37% (yoy) dengan level harga mencapai Rp31.663/kg, (Grafik 17 dan 18). Grafik 17. Inflasi dan Harga Cabai Merah Grafik 18. Inflasi dan Harga Cabai Rawit Komoditas beras kembali mengalami deflasi. Harga beras bulan Mei 2018 kembali turun sebesar 1,10% (mtm) meski tidak sedalam bulan lalu yaitu deflasi 1,91% (mtm). Deflasi beras dalam tiga bulan terakhir sejalan dengan penurunan harga gabah di tingkat petani dan penurunan harga beras di tingkat penggilingan 8 seiring berlangsungnya panen raya di hampir seluruh wilayah sentra (Jawa Barat, Jawa Timur, Jawa Tengah dan Sulawesi Selatan). Adanya persetujuan impor beras sebesar 1 juta ton yang diperkirakan masuk sampai akhir Juni 2018 juga turut berkontribusi pada penurunan harga beras 9. Selain itu, Bulog juga melakukan Operasi Pasar sebesar 10.282 ton di bulan Mei 2018 sehingga sejak awal tahun Operasi Pasar telah mencapai sekitar 306.404 ton. Dengan perkembangan tersebut, inflasi beras mencapai 6,02% (yoy) (Grafik 19) dan harga beras rata-rata mencapai Rp11.851/kg (Grafik 20). 8 Dibandingkan bulan lalu, rata-rata harga GKP di tingkat petani selama Mei 2018 turun sebesar Rp2 per kg (0,04 persen) menjadi Rp4.554 per kg, GKG di tingkat petani naik sebesar Rp25 per kg (0,47 persen) menjadi Rp5.267 per kg. Untuk Ratarata harga gabah kualitas rendah juga mengalami penurunan sebesar Rp4 per kg (0,09 persen) menjadi Rp4.305 per kg. Ratarata harga GKP di tingkat penggilingan selama Mei 2018 turun Rp1 per kg (0,03 persen) menjadi Rp4.642,00 per kg, GKG naik Rp6 per kg (0,12 persen) menjadi Rp5.373 per kg, dan gabah kualitas rendah turun Rp1 per kg (0,02 persen) menjadi Rp4.397 per kg. 9 Sampai dengan 23 Mei 2018, realisasi beras impor yang sudah masuk mencapai 533 ribu ton. 7

Grafik. 19 Inflasi Beras Grafik 20. Inflasi dan Harga Beras Dengan perkembangan tersebut, inflasi volatile food mencapai 4,33% (yoy) melambat dari bulan sebelumnya sebesar 5,08% (yoy) namun meningkat dari akhir tahun 2017 sebesar 0,71% (yoy). Tren kenaikan inflasi volatile food dari awal tahun terutama disumbang oleh komoditas beras dan hortikultura karena keterbatasan pasokan. Tren kenaikan harga volatile food global juga turut mendorong kenaikan inflasi volatile food domestik. (Grafik 21 dan 22). Grafik 21. Sumbangan ytd Inflasi Pangan Grafik 22. Harga Pangan Domestik dan Global INFLASI ADMINISTERED PRICES Inflasi kelompok administered prices meningkat yang didorong oleh angkutan udara dan rokok kretek filter. Kelompok administered prices mencatat inflasi sebesar 0,27% (mtm) 10, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya sebesar 0,24% (mtm) seiring masuknya bulan Ramadhan. Inflasi bulanan tersebut lebih rendah dari rata-rata bulan Mei maupun rata-rata bulan Ramadhan (Tabel 1). Inflasi pada kelompok ini terutama didorong oleh kenaikan harga tarif angkutan udara seiring dengan meningkatnya permintaan menjelang Idul Fitri. Tarif angkutan udara meningkat sebesar 2,89% (mtm), lebih tinggi dari bulan lalu yaitu sebesar 0,12% (mtm), namun lebih rendah dari historis saat Ramadhan yaitu 3,42% (mtm) (Grafik 23). Selain itu, inflasi Administered Prices juga didorong oleh kenaikan harga rokok kretek filter seiring dengan naiknya cukai rokok sebesar 10,04% pada tahun 2018 (Tabel 3). 10 Angka tersebut lebih rendah dari rata-rata inflasi administered prices bulan Ramadhan empat tahun terakhir sebesar 0,75% (mtm) maupun proyeksi Bank Indonesia Mei 2018 sebesar 0,64% (mtm). 8

No. Tabel 3. Komoditas Penyumbang Inflasi Kelompok Administered Price Mei 2018 (mtm) Komoditas Inflasi/Deflasi (% mtm) Sumbangan (%) Provinsi Pencatat Inflasi Tertinggi INFLASI 1 ANGKUTAN UDARA 2.89 0.03 Sulawesi Barat (40,69%), Sulawesi Selatan (21,79%), dan Papua Barat (18,89%) 2 ROKOK KRETEK FILTER 0.56 0.01 Riau (2,02%), DKI Jakarta (1,42%), dan Gorontalo (1,07%) Grafik 23. Inflasi Angkutan Udara saat HBKN Secara tahunan inflasi kelompok administered prices masih melanjutkan tren perlambatan sejak Juli 2017. Pada Mei 2018, inflasi kelompok administered prices sebesar 3,61% (yoy), melambat dari bulan sebelumnya yaitu 4,04% (yoy) dan akhir tahun 2017 yaitu 8,70% (yoy). Perlambatan tersebut terutama didorong perlambatan inflasi tarif listrik sejalan dengan berlalunya dampak kenaikan tarif listrik non subsidi daya 900 VA pada tahun 2017. Sementara itu, harga bensin dan solar relatif tidak mengalami perubahan seiring dengan kebijakan Pemerintah yang tidak menaikkan harga BBM di 2018 di tengah masih tingginya harga minyak dunia (Grafik 23 dan 24). Grafik 23. Inflasi Komoditas Strategis AP Grafik 24. Harga BBK dan Minyak Dunia Jakarta, 4 Juni 2018 9