BAB II KAJIAN PUSTAKA. membandingkan tiga elemen dasar pada audit manajemen, yaitu criteria, causes,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PERUMUSAN PERTANYAAN PENELITIAN. a. Pengertian dan Ruang Lingkup Audit Manajemen

TAHAP AUDIT, EKONOMISASI, EFISIENSI DAN EFEKTIVITAS ARDANIAH ABBAS, S.E., AK., C.A.

KONSEP DASAR AUDIT. Perencanaan, Pengorganisasian Pengarahan. Sumber Daya. Informasi. Tujuan Perusahaan. Teknologi Pengawasan dan Pengendalian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

AUDIT MANAJEMEN-CB SOAL-SOAL UAS

JURUSAN AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG

Presentation Outline

AFLY YESSIE, SE, Msi

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITIAN Pengertian dan Tujuan Audit Operasional

Keterbatasan yang dihadapi perusahaan, seperti:


BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA PT ABC

BAB 2 LANDASAN TEORI

SKRIPSI. Oleh: Bety Nofitasari PROGRAM

RINGKASAN MATA KULIAH BAB 2 LANGKAH-LANGKAH AUDIT

INTERNAL AUDIT CHARTER 2016 PT ELNUSA TBK

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia. dan masyarakat. Faustino Cardoso Gomes (2003:6).

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Dewasa ini perkembangan perekonomian di Indonesia telah

MANAJEMEN AUDIT. (disebut juga operational audit, functional audit, systems audit ) Dr. Imam Subaweh, SE., MM., Ak., CA.

BAB 1 PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup agar selalu berlanjut (going concern),

Majalah Bisnis dan Iptek Vol.7, No. 2, Oktober Yusup, 2014, Audit Manajemen 2014 AUDIT MANAJEMEN

BAB IV PEMBAHASAN. Ruang lingkup audit operasional atas fungsi Sumber Daya Manusia pada PT.

AUDIT MANAJEMEN UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA PDAM KABUPATEN SITUBONDO SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan bangsa dan negara sekarang ini adalah koperasi. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, organisasi harus memperoleh dan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap organisasi baik bersifat non profit oriented, maupun profit oriented

Jihen Ginting (Universitas Negeri Medan) Abstrak

BAB IV PEMBAHASAN. Tujuan audit operasional atas fungsi SDM pada PT Satata Neka Tama adalah

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Auditing adalah suatu pemeriksaan yang dilakukan secara kritis dan sistematis

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia menjadi pilar penyangga utama sekaligus penggerak

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan sumber daya yang paling penting dan menentukan dalam

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

Pedoman Kerja Komite Audit

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. sistematis serta mengevaluasi pengendalian intern dalam perusahaan. Namun pada. penyimpangan-penyimpangan dalam perusahaan.

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

Struktur Organisasi. PT. Akari Indonesia. Pusat dan Cabang. Dewan Komisaris. Direktur. General Manager. Manajer Sumber Daya Manusia Kepala Cabang

BAB 4 ANALISIS DAN BAHASAN. Pengelolaan SDM yang dilaksanakan dengan baik di perusahaan dapat

BAB I PENDAHULUAN. baru. Persaingan bisnis yang ketat seperti saat ini membuat pelaku bisnis

AUDIT MANAJEMEN UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA. ( Studi Kasus Pada Kopwan SU Setia Budi Wanita Jatim )

DAFTAR PERTANYAAN AUDIT INTERNAL. (Variabel Independen)

KUESIONER PENELITIAN PERANAN AUDIT INTERNAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS PENGENDALIAN INTERNAL PENJUALAN

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan perhatian khusus karena unsur tersebut yang mengendalikan unsur-unsur

BAB IV AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENGELOLAAN PERSEDIAAN DI PT BANGUNREKSA MILLENIUM JAYA

PIAGAM AUDIT INTERNAL PT SILOAM INTERNATIONAL HOSPITALS TBK.

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini, Indonesia dituntut untuk berperan serta

VARIABEL INDEPENDEN (X)

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sumber daya manusia yang berkualitas. merupakan sebagai alat pengontrol dan evaluasi kinerja karyawan.

- 1 - LAMPIRAN SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 7 /SEOJK.03/2016 TENTANG STANDAR PELAKSANAAN FUNGSI AUDIT INTERN BANK PERKREDITAN RAKYAT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pada dasarnya, perbedaan yang begitu mendasar mengenai pengertian audit

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut Arens dan Loebbecke yang diterjemahkan oleh Jusuf,A A. (2003:1)

PIAGAM AUDIT INTERNAL

BAB 4 ANALISA MANAJEMEN AUDIT ATAS FUNGSI PERSONALIA BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL KETENAGAKERJAAN

LAMPIRAN. Universitas Kristen Maranatha

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB 4 PEMBAHASAN 4.1 Prosedur Rekrutmen Pada PDAM TKR Kabupaten Tangerang 1. Tahap Awal Prosedur Rekrutmen Pegawai

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

Presiden Direktur. Internal Audit. Direktur Keuangan Direktur Produksi Direktur Pemasaran. Manager Produksi. Ass. Manager

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki era perdagangan bebas, persaingan dunia usaha semakin ketat.

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN

PT LIPPO KARAWACI Tbk Piagam Audit Internal

BAB 4 HASIL DAN ANALISIS PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada era informasi dan globalisasi menyebabkan lingkungan bisnis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara kenyataan yang ada dengan yang seharusnya ada. Setiap pemeriksaan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

ANALISIS AUDIT OPERASIONAL FUNGSI PEMASARAN (Studi Kasus pada PT. Pardic Jaya Chemicals)

BAB I PENDAHULUAN. notabene berarti mitra kerja organisasi atau perusahaan. Perusahaan dalam

AUDIT MANAJEMEN UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA (Studi Kasus Pada PT Bank X Tbk. Kantor Cabang Y)

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PROPOSISI PENELITIAN Pengertian dan Tujuan Audit Manajemen

PIAGAM UNIT AUDIT INTERNAL

Manajemen, Organisasidan. Tim Kewirausahaan-SEDS Universitas Hasanuddin

BERITA DAERAH KOTA SUKABUMI TAHUN 2011 NOMOR 16 PERATURAN WALIKOTA SUKABUMI

BAB II LANDASAN TEORI. II Pengertian Audit Operasional. melainkan untuk menvalidasikan efektivitas prosedur. II Tujuan Audit Operasional

AUDIT MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA PADA KANTOR PALANG CABANG JAKARTA SELATAN. : Sumariyah Libbi NPM : Pembimbing : B. Sundari, SE., MM.

PIAGAM (CHARTER) AUDIT SATUAN PENGAWASAN INTERN PT VIRAMA KARYA (Persero)

pemisahan tugas, pengendalian akuntansi juga masih lemah dan biasanya ada kepercayaan yang besar dari pemilik kepada karyawannya. Orang-orang yang mel

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

AUDIT MANAJEMEN UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA PADA CV. MEDIA PRINTIKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 2 LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Rumusan Masalah Tujuan Penelitian Kegunaan Penelitian...

AUDIT SUMBER DAYA MANUSIA 4 TH MEETING

ABSTRAK PERANAN AUDIT OPERASIONAL DALAM MENUNJANG EFEKTIVITAS FUNGSI PERSONALIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II LANDASAN TEORI. dicapainya. Tujuan tersebut diraih dengan mendayagunakan sumber-sumber

BERITA DAERAH KOTA BEKASI NOMOR : SERI : E PERATURAN WALIKOTA BEKASI NOMOR 30 TAHUN 2010 TENTANG

AUDIT MANAJEMEN SEBAGAI SARANA UNTUK MENILAI EFEKTIVITAS FUNGSI SUMBER DAYA MANUSIA. (Studi Kasus pada CV Rimba Sentosa, Sukoharjo) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan penjualan merupakan puncak dari kegiatan pemasaran secara

jtä ~Éàt gtá ~ÅtÄtçt cüéä Çá ]tãt UtÜtà

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

BAB 5 PENUTUP. meningkatkan rasa tanggungjawab atas semua aktivitas-aktivitasnya untuk. mencapai tujuannya di masa yang akan datang.

Transkripsi:

A. Tinjauan Penelitian Terdahulu BAB II KAJIAN PUSTAKA Lestari (2014) meneliti tentang audit manajemen sebagai sarana untuk menilai efektivitas sumber daya manusia (studi kasus pada CV.Rimba Sentosa,Sukoharjo). Analisis data pada penelitian ini dilakukan dengan cara membandingkan tiga elemen dasar pada audit manajemen, yaitu criteria, causes, dan effect. Hasil penelitian menunjukkan, dari sepuluh fungsi sumber daya manusia, terdapat satu fungsi sumber daya manusia yang tidak efektif, yaitu perencanaan dan pengembangan karir. Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Adni (2014) yaitu tentang audit manajemen pada fungsi sumber daya manusia (studi pada fungsi pengembangan organisasi, rekrutmen-seleksi-orientasi, pelatihan & pengembangan sumber daya manusia, dan penilaian kinerja departemen pengembangan sumber daya manusia PT.XXX). Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa secara keseluruhan aktivitas fungsi sumber daya manusia telah sesuai dengan SOP yang berlaku, yang perlu di perhatikan yaitu fungsi pelatihan dan pengembangan sumber daya manusia dimana pelaksanaannya belum optimal. Penelitian yang dilakukan oleh Susanto (2016) yaitu tentang audit manajemen untuk menilai efektivitas sumber daya manusia di PT.PLN (persero) area pelayanan dan jaringan situbondo. Metode yang digunakan pada penelitian ini 7

8 yaitu metode penelitian deskriptif. Metode analisis data menggunakan analisis kualitatif dengan membandingkan tiga elemen dalam audit manajemen yaitu kriteria, sebab, akibat. Untuk mengetahui sejauh mana keberhasilan manajemen dalam mengelola sumber daya yang ada. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui bahwa dari 9 fungsi sumber daya manusia yang telah diaudit, 5 diantaranya yaitu fungsi rekruitmen, seleksi, dan orientasi, fungsi perlindungan karyawan, fungsi pengembangan karir, fungsi kompensasi dan imbalan, dan fungsi pemutusan hubungan kerja telah berjalan secara efektif. Sedangkan fungsi yang belum efektif adalah fungsi perencanaan tenaga kerja, fungsi pelatihan, fungsi penilaian prestasi kerja, dan fungsi hubungan karyawan. Penelitian yang dilakukan oleh Dhanti (2015) yaitu analisis audit operasional fungsi pemasaran. Penelitian ini menggunakan metodelogi penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan telah melakukan audit operasional fungsi pemasaran secara berkala, namun audit yang dilakukan oleh perusahaan tersebut masih belum mencangkup keseluruhan lingkup pemasaran, sehingga penilaian efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi fungsi pemasaran pada PT.Pardic Jaya Chemicals belum sepenuhnya maksimal. Namun, setelah dilakukan analisis secara menyeluruh terhadap kegiatan pemasaran dan penjualan yang dilakukan oleh perusahaan, ternyata masih terdapat beberapa aktivitas yang berjalan belum efektif dan efisien. Seperti halnya profit yang diperoleh belum maksimal, pencapaian target quantity penjualan yang belum terpenuhi, dan tenaga kerja pemasaran yang terlalu sedikit.

9 Lalu penelitian yang dilakukan oleh Maria (2016) yaitu analisis audit operasional untuk menilai efektivitas, efisiensi, dan ekonomisasi fungsi pemasaran. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa audit yang dilakukan telah sesuai dengan tahapan audit yang ada, akan tetapi tidak mencakup semua komponen yang ada pada lingkup pemasaran, yaitu hanya mencakup strategi pemasaran dan sistem pemasaran. Setelah dilakukan analisis secara menyeluruh, hasil dari analisis tersebut menemukan inefisiensi dan inefektif pada tahun 2014, seperti : menurunnya penjualan yang mengakibatkan tidak tercapainya target penjualan yang telah ditetapkan, menurunnya perolehan profit, tidak dimilikinya metode yang memadai dalam melakukan survei atas kepuasan pelanggan. Keterkaitan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah metode yang digunakan yaitu metode analisis dekriptif kualitatif, serta bertujuan untuk mengevaluasi efektivitas fungsi sumber daya manusia dan fungsi pemasaran. Adapun perbedaannya adalah pada objek penelitian dan tahun penelitian, yaitu dilakukan di CV.Cita Mandiri pada tahun 2017. B. Tinjauan Pustaka B.1 Audit Manajemen B.1.1 Pengertian Audit Manajemen Audit manajemen adalah pengevaluasian terhadap efisiensi dan efektivitas operasional perusahaan. Dalam konteks audit manajemen, manajemen meliputi seluruh operasi internal perusahaan yang harus dipertanggungjawabkan kepada

10 berbagai pihak yang memiliki wewenang yang lebih tinggi (Bayangkara, 2014:2). Menurut (Agoes, 2004:175) audit manajemen merupakan Suatu pemeriksaan terhadap kegiatan operasi suatu perusahaan, termasuk kebijakan akuntansi dan kebijakan operasional yang telah ditentukan oleh manajemen,untuk mengetahui apakah kegiatan operasi tersebut sudah dilakukan secara efektif,efisien dan ekonomis. Pada umumnya definisi dari audit manajemen menekankan pada penilaian efektivitas, efisiensi dan ekonomisasi. Istilah audit manajemen sering digunakan bergantian dengan istilah audit operasional. Dari beberapa definisi tentang audit manjemen maka dapat disimpulkan bahwa audit manajemen adalah suatu pemeriksaan dan pengevaluasian terhadap kegiatan operasional, untuk mengetahui apakah kegiatan operasional tersebut telah berjalan secara efektif dan efisien. B.1.2 Tujuan Audit Manajemen Sukrisno Agoes (2009:150) berpendapat tujuan audit manajemen adalah : 1. Untuk menilai kinerja (performance) dari manajemen dan berbagai fungsi dalam perusahaan. 2. Untuk menilai apakah berbagai sumber daya yang dimiliki perusahaan telah digunakan secara efisien dan ekonomis. Untuk menilai efektivitas perusahaan dalam mencapai tujuan (objective) yang ditentukan oleh top management. 3. Untuk dapat memberikan rekomendasi kepada top management untuk memeperbaiki kelemahan-kelemahan yang terdapat dalam penetapanpenetapan intern, sistem pengendalian manajemen, serta prosedur

11 operasional perusahaan dalam rangka meningkatkan efisiensi, ekonomi, efektivitas dari kegiatan-kegiatan operasional. Jadi dapat ditarik kesimpulan bahwa sasaran audit manajemen adalah aktivitas, program atau bidang-bidang organisasi yang diketahui atau diidentifikasi memerlukan perbaikan atau peningkatan dalam hal efektivitas, efisiensi, dan ekonomisnya. B.1.3 Tahapan Audit Manajemen Tahapan audit manajemen secara umum tidak jauh berbeda antara satu jenis perusahaan dengan perusahaan lainnya. Menurut (Bayangkara, 2014:8) tahapan tersebut dapat dikelompokan menjadi lima, antara lain: a. Audit pendahuluan : audit pendahuluan dilakukan untuk mendapatkan informasi latar belakang terhadap objek yang diaudit. Disamping itu, pada audit ini juga dilakukan penelaahan terhadap berbagai peraturan, ketentuan, dan kebijakn berkaitan dengan aktivitas yang diaudit, serta menganalisis berbagai informasi yang telah diperoleh untuk mengidentifikasi hal-hal yang potensial mengandung kelemahan pada perusahaan yang diaudit. Dari informasi latar belakang ini, auditor dapat menentukan tujuan audit sementara (tentative audit objective). Dalam tahap auidt ini auditor dapat menentukan beberapa tujuan audit sementara. b. Review dan pengujian pengendalian manajemen : pada tahap ini auditor melakukan review dan pengujian terhadap pengendalian manajemen objek audit, dengan tujuan untuk menilai efektivitas pengendalian manajemen dalam mendukung pencapaian tujuan perusahaan. dari hasil pengujian ini, auditor dapat lebih memahami pengendalian yang berlaku pada objek audit sehingga dengan

12 lebih mudah dapat diketahui potensi-potensi terjadinya kelemahan pada berbagai aktivitas yang dilakukan. Jika dihubungkan dengan tujuan audit sementara yang telah dibuat pada audit pendahuluan, hasil pengujian pengendalian manajemen ini dapat mendukung tujuan audit sementara tersebut menjadi tujuan audit yang sesungguhnya (definitive audit objective), atau mungkin ada beberapa tujuan audit sementara yang gugur, karena tidak cukup (sulit memperoleh) bukti-bukti untuk mendukung tujuan audit tersebut. c. Audit terinci : pada tahap ini auditor melakukan pengumpulan bukti yang cukup dan kompeten untuk mendukung tujuan audit yang telah ditentukan, pada tahap ini juga dilakukan pengembangan temuan untuk mencari keterkaitan antara satu temuan dengan temuan yang lain dalam menguji permasalahan yang berkaitan dengan tujuan audit. Temuan yang cukup, relevan, dan kompeten dalam tahap ini disajikan dalam satu kertas kerja audit (KKA) untuk mendukung kesimpulan audit yang dibuat dan rekomendasi yang diberikan. d. Pelaporan : tahapan ini bertujuan untuk mengkomunikasikan hasil audit termasuk rekomendasi yang diberikan kepada berbagai pihak yang berkepentingan. Hal ini penting untuk meyakinkan pihak manajemen (objek audit) tentang keabsahan hasil audit dan mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melakukan perbaikan terhadap kelemahan yang ditemukan. Laporan disajikan dalam bentuk komprehensif (menyajikan temuan-temuan penting hasil audit untuk mendukung kesimpulan audit dan rekomendasi). Rekomendasi harus disajikan dalam bahasa yang operasional dan mudah dimengerti serta menarik untuk ditindak lanjuti.

13 e. Tindak lanjut : sebagai tahap akhir dari audit manajemen, tindak lanjut bertujuan untuk mendorong pihak-pihak yang berwenang untuk melaksanakan tindak lanjut (perbaikan) sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Auditor tidak memiliki wewenang untuk mengharuskan manajemen melaksankana tindak lanjut sesuai dengan rekomendasi yang diberikan. Oleh karena itu, rekomendasi yang disajikan dalam laporan audit seharusnya sudah merupakan hasil diskusi dengan berbagai pihak yang berkepentingan dengan tindakan perbaikan tersebut. Suatu rekomenasi yang tidak disepakati oleh objek audit akan sangat berpengaruh pada pelaksanaan tindak lanjutnya. Hasil audit menjadi kurang bermakna apabila rekomendasi yang diberikan tidak ditindak lanjuti oleh pihak yang diaudit. B.1.4. Ruang Lingkup Audit Manajemen Menurut (Bhayangkara, 2014:4) ruang lingkup audit manajemen meliputi seluruh aspek kegiatan manajemen. Ruang lingkup ini dapat berupa seluruh aspek kegiatan manajemen. Ruang lingkup ini dapat berupa seluruh kegiatan atau dapat juga hanya mencakup bagian tertentu dari program/aktivitas yang dilakukan. Periode audit juga bervariasi, bisa untuk jangka waktu satu minggu, beberapa bulan, satu tahun bahkan untuk beberapa tahun, sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai. B.1.5 Prinsip Dasar Audit Manajemen Bhayangkara (2014:5) menyatakan bahwa ada 7 prinsip dasar yang harus diperhatikan auditor agar audit manajemen dapat mencapai tujuan dengan baik, meliputi :

14 1. Audit di titik beratkan pada objek audit yang mempunyai peluang untuk diperbaiki. prinsip audit ini mengarahkan audit pada berbagai kelemahan manajemen baik dalam bentuk operasional yang berjalan tidak efisien dan pencapaian tujuan yang tidak efektif maupun kegagalan perusahaan dalam menerapkan berbagai ketentuan dan peraturan serta kebijakan yang telah ditetapkan. 2. Prasyarat penilaian terhadap kegiatan objek audit. Penilaian yang akurat baik terhadap kinerja manajemen maupun berbagai program atau metode operasi yang telah dilaksanakan, membutuhkan audit yang saksama. Dari hasil audit yang dilakukan akan diketahui apakah program yang ditetapkan, metode pelaksanaan operasi, atau kebijakan yang ditetapkan manajemen secara efektif dapat mendukung pencapaian tujuan perusahaan. jadi dengan demikian audit merupakan prasyarat yang harus dilakukan sebelum penilaian dilakukan. 3. Pengungkapan dalam laporan tentang adanya temuan-temuan yang bersifat positif Disamping menyajikan temuan-temuan yang merupakan kelemahan dalam pengelolaan perusahaan, auditor juga harus menyajikan temuantemuan positif yang biasanya berupa keberhasilan yang dicapai manajemen dalam mengelola berbagai program/aktivitas dalam

15 operasinya. Hal ini dilakukan untuk memberikan penilaian yang objektif terhadap objek yang diaudit. 4. Identifikasi individu yang bertanggung jawab terhadap kekurangankekurangan yang terjadi. Auditor harus dapat mengidentifikasi dan menemukan individuindividu yang bertanggung jawab terhadap berbagai kelemahan yang terjadi pada perusahaan. Hal ini penting karena dengan mengetahui individu-individu tersebut, akan lebih dalam dapat digali permasalahannya dan penyebab terjadinya kelemahan tersebut, sehingga tindakan koreksi yang akan dilakukan menjadi lebih tepat dan lebih cepat. 5. Penentuan tindakan terhadap petugas yang seharusnya bertanggung jawab. Walaupun auditor tidak memiliki wewenang dalam memberikan sanksi atau tindakan terhadap petugas yang bertanggung jawab terhadap kelemahan yang terjadi, tetapi berdasarkan hasil audit yang dilakukan, auditor dapat memberikan berbagai pertimbangan dalam menentukan sanksi yang akan diberikan oleh pihak yang lebih tinggi dari petugas yang bersangkutan. 6. Pelanggaran hukum. Dalam proses audit, tidak tertutup kemungkinan auditor menemukan berbagai pelanggaran terhadap hukum yang berlaku. Pelanggaran dapat

16 berupa penipuan, penggelapan aset-aset perusahaan maupun berbagai kegiatan yang secara sengaja merugikan perusahaan untuk kepentingan pribadi maupun kelompok. Walaupun bukan tugas utama auditor harus segera menyampaikan temuan tersebut kepada atasannya tentang adanya pelanggaran tersebut. 7. Penyelidikan dan pencegah kecurangan. Jika terdapat indikasi terjadinya kecurangan (fraud) pada objek audit, auditor harus memberikan perhatian khusus dan melakuakan penyelidikan yang lebih dalam terhadap hal tersebut, sehingga diharapkan kecurangan tersebut tidak terjadi. B.2 Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Armstrong ( 2006 : 3) Manajemen sumber daya manusia didefinisikan sebagai strategi dan pendekatan yang dihubungkan dengan manajemen atas aset paling berharga suatu organisasi - manusia yang bekerja disana dimana baik secara individu maupun kolektif berkontribusi terhadap pencapaian tujuan organisasi. MSDM dapat juga merupakan kegiatan perencanaan, pengadaan, pengembangan, pemeliharaan, serta penggunaan SDM untuk mencapai tujuan baik secara individu maupun organisasi. Walaupun objeknya sama-sama manusia,namun pada hakikatnya ada perbedaan hakiki antara manajemen sumber daya manusia dengan manajemen tenaga kerja atau dengan manajemen personalia (Sutrisno, 2009:5).

17 Menurut Ardana, et al (2012:5), suatu pemanfaatan sumber daya manusia secara efektif dan efisien melalui kegiatan perencanaan, penggerakan, dan pengendalian semua nilai yang menjadi kekuatan manusia untuk mencapai tujuan. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa manajemen sumber daya manusia mempunyai definisi sebagai suatu perencanaan, pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan atas pengadaan, pengembangan, kompensasi, pengintegrasian, pemeliharaan, dan pemutusan hubungan kerja dengan maksud untuk mencapai tujuan organisasi perusahaan secara terpadu. B.3 Audit Manajemen Fungsi Sumber Daya Manusia B.3.1 Pengertian Audit Manajemen Fungsi Sumber Daya Manusia Secara umum, audit sumber daya manusia merupakan pemeriksaan terhadap efektivitas manajemen sumber daya manusia. Menurut Bhayangkara (2014:60) audit sumber daya manusia merupakan : Penilaian ( evaluasi ) terhadap berbagai aktivitas SDM yang terjadi pada perusahaan dalam rangka memastikan apakah aktivitas tersebut telah berjalan secara ekonomis, efisien dan efektif dalam mencapai tujuannya dan memberikan rekomendasi perbaikan atas berbagai kekurangan yang masih terjadi pada aktivitas SDM yang diaudit untuk meningkatkan kinerja dari program/aktivitas tersebut. B.3.2 Tujuan Audit Fungsi Sumber Daya Manusia Menurut Bhayangkara (2014:61) ada beberapa hal yang ingin dicapai melalui audit fungsi SDM yang merupakan tujuan dari dilakukannya audit tersebut, antara lain : 1. Menilai efektivitas dari fungsi SDM

18 2. Menilai apakah program/aktivitas SDM telah berjalan secara ekonomis, efektif, dan efisien. 3. Memastikan ketaatan berbagai program/aktivitas SDM terhadap ketentuan hukum, peraturan, dan kebijakan yang berlaku diperusahaan. 4. Mengidentifikasi berbagai hal yang masih dapat ditingkatkan terhadap aktivitas SDM dalam menunjang kontribusinya terhadap perusahaan. 5. Merumuskan beberapa langkah perbaikan yang tepat untuk meningkatkan ekonomisasi, efisiensi, dan efektivitas berbagai program/aktivitas SDM. B.3.3 Ruang Lingkup Audit Manajemen Fungsi Sumber Daya Manusia Menurut Bhayangkara (2014:67), ruang lingkup audit SDM dibagi menjadi 3 kelompok, sesuai dengan administrasi aset tetap pada umumnya, yaitu perolehan, penggunaan, dan penghentian penggunaan sebagai berikut: 1. Rekrutmen atau perolehan SDM, mulai dari awal proses perencanaan kebutuhan SDM hingga proses seleksi dan penempatan. 2. Pengelolaan (pemberdayaan) SDM, meliputi semua aktivitas pengelolaan SDM setelah ada diperusahaan, mulai dari pelatihan dan pengembangan sampai dengan penilaian kinerja karyawan. 3. Pemutusan hubungan kerja ( PHK ) karena mengundurkan diri maupun pemecatan akibat pelanggaran aturan perusahaan.

19 B.4 Audit manajemen fungsi pemasaran B.4.1 Pengertian Audit Manajemen Fungsi Pemasaran Pengertian audit pemasaran menurut IBK Bayangkara ( 2014: 115) adalah pengujian yang komprehensif, sistematis, independen, dan dilakukan secara periodik terhadap lingkungan pemasaran, tujuan, strategi, dan aktivitas perusahaan atau unit bisnis, untuk menentukan peluang dan area permasalahan yang terjadi, serta merekomendasikan rencana tindakan untuk meningkatkan kinerja pemasaran perusahaan. B.4.2 Ruang Lingkup Audit Manajemen Fungsi Pemasaran Menurut Bhayangkara (2014:117) Ruang lingkup audit pemasaran mencakup semua aspek kegiatan yang ada, pada kegiatan atau aktivitas pemasaran meliputi : 1. Audit lingkungan pemasaran : Audit terhadap lingkungan pemasaran mencakup penilaian terhadap pelanggan, pesaing, dan beberapa faktor lain yang memiliki pengaruh terhadap perusahaan. audit ini meliputi aspek lingkungan makro seperti ekonomi, tekhnologi, sosial, dan politik. 2. Audit strategi pemasaran : Audit ini bertujuan untuk menentukan bahwa perusahaan telah menetapkan strategi yang selaras dengan tujuannya, sesuai dengan lingkungan yang dihadapi. Sering terjadi bahwa tujuan dan strategi

20 perusahaan tidak secara jelas dinyatakan dan kemudian auditor harus menentukan pernyataan tujuan untuk kepentingan pengevaluasiannya. 3. Audit organisasi pemasaran : Audit ini menilai kemampuan organisasi pemasaran dalam mencapai tujuan perusahaan. Audit ini menentukan kemampuan tim pemasaran untuk secara efektif berinteraksi dengan bagian-bagian lain seperti litbang, keuangan, pembelian, dan sebagainya. 4. Audit sistem pemasaran : Audit ini menganalisis prosedur yang digunakan perusahaan untuk memperoleh informasi perencanaan dan pengendalian operasi pemasaran. Hal ini berhubungan penilaian apakah perusahaan telah memiliki metode yang memadai atau tidak, untuk digunakan mengerjakan tugas-tugas rutin dibidang pemasaran. 5. Audit produktivitas pemasaran : Audit ini menganalisis produktivitas dan profitabilitas produk, kelompok pelanggan, atau unit analisis yang lain di dalam pemasaran. Analisis biaya pemasaran adalah salah satu metode untuk menganalisis profitabilitas atau produktivitas pemasaran.

21 6. audit fungsi pemasaran : Audit ini merupakan audit vertikal atau analisis secara mendalam terhadap setiap elemen bauran pemasaran seperti produk, harga, distribusi, tenaga penjual, periklanan, promosi, dan lain-lain. B.5 Efektivitas Efektivitas merupakan tolak ukur dalam menilai fungsi dalam sebuah perusahaan, dimana efektivitas nmenggambarkan sejauh mana perusahaan dapat mencapai tujuan yang direncanakan. Menurut Bayangkara ( 2014 : 14) pengertian efektivitas dapat dipahami sebagai tingkat keberhasilan suatu perusahaan untuk mencapai tujuannya. Efektivitas suatu perusahaan akan dinilai berdasarkan sampai batas mana ia bisa mencapai tujuan yang telah ditetapkan, serta bagaimana perusahaan dapat memanfaatkan input, sumber daya yang dimiliki agar menghasilkan output sesuai dengan tujuan perusahaan. Menurut Martoyo (2007:4), efektivitas merupakan suatu kondisi atau keadaan, dimana dalam memilih tujuan yang hendak dicapai dan sarana atau peralatan yang digunakan, disertai dengan kemampuan yang dimiliki adalah tepat, sehingga tujuan yang diinginkan dapat dicapai dengan hasil yang memuaskan. Pengukuran efektivitas pada penelitian ini dilakukan dengan membandingkan antara dua elemen yaitu penyebab dan kriteria. Kriteria efektivitas yang digunakan untuk menilai efektivitas pelaksanaan fungsi pemasaran di CV Cita Mandiri berupa visi dan misi serta kebijakan yang berkaitan dengan fungsi

22 pemasaran yang akan dibandingkan dengan hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti. Fungsi SDM dan fungsi pemasaran akan dikatakan efektif apabila kriteria dapat dicapai dan direalisasikan dalam tindakan aktual dan tidak terjadi penyimpangan didalamnya.

23