IV. Hasil dan Pembahasan

dokumen-dokumen yang mirip
III. Bahan dan Metode

AMPLIFIKASI PCR KROMOSOM Y DARI BEBERAPA SUKU DI PAPUA DENGAN PENANDA MOLEKUR PRIMER M9G

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

DAFTAR ISI DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG

Pengujian DNA, Prinsip Umum

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sintesis fragmen gen HA Avian Influenza Virus (AIV) galur

Teknik-teknik Dasar Bioteknologi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental dengan 7 sampel dari 7

HASIL DAN PEMBAHASAN. DNA Genom

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Amplifikasi Gen GH Exon 2

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi. Tabel 1. Jumah Sampel Darah Ternak Sapi Indonesia Ternak n Asal Sapi Bali 2 4

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 4. Hasil Amplifikasi Gen FSHR Alu-1pada gel agarose 1,5%.

BAB III METODE PENELITIAN

Deteksi DNA Seara Visual Dengan Teknik Elektroforesis

SINTESIS cdna DAN DETEKSI FRAGMEN GEN EF1-a1 PADA BUNGA KELAPA SAWIT (Elaeis guineensis Jacq.)

Identifikasi Gen Abnormal Oleh : Nella ( )

BAB III METODE PENELITIAN. amplifikasi daerah HVI mtdna sampel dengan menggunakan teknik PCR;

BAB III METODE PENELITIAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Secara garis besar langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini

HASIL DAN PEMBAHASAN. divisualisasikan padaa gel agarose seperti terlihat pada Gambar 4.1. Ukuran pita

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

MATERI DAN METODE. Kota Padang Sumatera Barat pada bulan Oktober Amplifikasi gen Growth

Saintek Vol 5, No 6, Tahun 2010 POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR) Zuhriana K.Yusuf

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan diawali dengan preparasi alat dan bahan untuk sampling

HASIL DAN PEMBAHASAN

HALAMAN JUDUL HALAMAN PENGESAHAN PERNYATAAN KEASLIAN PENULISAN PRAKATA DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR LAMPIRAN INTISARI ABSTRACT BAB I

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Penelitian dilakukan di Laboratorium Institute of Human Virology and

POLYMERASE CHAIN REACTION (PCR)

3 Metodologi Penelitian

VISUALISASI HASIL PCR DENGAN METODE PCR LANGSUNG DAN TIDAK LANGSUNG PADA SAMPEL BAKTERI Pseudomonas fluorescens dan Ralstonia solanacearum

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini terdapat lima tahapan penelitian yang dilakukan yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mitokondria merupakan organel yang terdapat di dalam sitoplasma.

KATAPENGANTAR. Pekanbaru, Desember2008. Penulis

1. Kualitas DNA total Udang Jari (Metapenaeus elegans De Man, 1907) Hasil. Tangkapan dari Laguna Segara Anakan, Cilacap, Jawa Tengah dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

PRAKATA. Alhamdulillah syukur senantiasa penulis panjatkan kepada Allah swt., atas

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

3. METODE PENELITIAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

BAB III METODE PENELITIAN

TUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB XII. REAKSI POLIMERISASI BERANTAI

DAFTAR ISI ABSTRAK KATA PENGANTAR. DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN.

Metodologi Penelitian. Metode, bahan dan alat yang digunakan dalam penelitian ini akan dipaparkan pada bab ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Genomik Sengon

DAFTAR ISI DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

ANALISA HASIL TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN PCR KOLONI DAN RESTRIKSI

4 Hasil dan Pembahasan

TINJAUAN PUSTAKA. Elaeidobius kamerunicus Faust. (Coleoptera : Curculionidae) Kumbang ini mengalami metamorfosis sempurna (holometabola), yakni

HASIL DAN PEMBAHASAN. Uji Kualitatif dan Kuantitatif Hasil Isolasi RNA

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 10. Hasil ekstraksi DNA daun

TINJAUAN PUSTAKA. Ikan Lele Dumbo (Clarias gariepinus) Menurut Kottelat dkk., (1993), klasifikasi dari ikan lele dumbo adalah.

AMPLIFIKASI in vitro GEN PENGKODE PEMSILIN V ASILASE dari Bacillus sp. strain BACS

HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Kualitas DNA

LAMPIRAN. Lampiran 1. Deskripsi Pembuatan Larutan Stok dan Buffer

MATERI DAN METODE. Materi

KERAGAMAN Musa acuminata Colla LIAR DENGAN PENDEKATAN MORFOLOGI DAN MOLEKULER

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Friesian Holstein

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN Pengujian Kuantitas dan Kualitas DNA

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

HASIL DAN PEMBAHASAN. (a)

ANALISIS SIDIK DNA (DNA Fingerprinting) RFLP (Restriction Fragmen Length Polymorphism)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian dasar dengan metode

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Kuantitas dan Kualitas DNA Udang Jari Hasil Isolasi

BAB III. METODOLOGI PENELITIAN. Pengambilan sampel. Penyiapan templat mtdna dengan metode lisis sel

III. MATERI DAN METODE. Fakultas Pertanian dan Peternakan Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Bahan Metode Isolasi C. gloeosporioides dari Buah Avokad

Elektroforesis Hasil Amplifikasi Analisis Segregasi Marka SSR Amplifikasi DNA Kelapa Sawit dengan Primer Mikrosatelit HASIL DAN PEMBAHASAN

DAFTAR ISI. Halaman HALAMAN PERSETUJUAN... iii PERNYATAAN... PRAKATA... INTISARI... ABSTRACT... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR...

III. METODE PENELITIAN. Wajwalku Wildlife Laboratory, Fakultas Kedokteran Hewan, Universitas Kasetsart

BAB III METODE PENELITIAN. bertujuan untuk menidentifikasi gen angiotensin converting enzyme (ACE)

SKRIPSI DETEKSI CEMARAN DAGING BABI PADA PRODUK SOSIS SAPI DI KOTA YOGYAKARTA DENGAN METODE POLYMERASE CHAIN REACTION

BIO306. Prinsip Bioteknologi

(A) 530C-550C; (B) 560C, 570C, 580C, 600C; (C) 590C, 610C, 620C; (D)

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

K. Ratnayani, Sagung Chandra Yowani, dan Liangky Syane S. Jurusan Kimia FMIPA Universitas Udayana, Bukit Jimbaran ABSTRAK

KIMIA ANALITIK (Kode : B-16)

BAB III METODE PENELITIAN

II. MATERI DAN METODE. Tempat pengambilan sampel daun jati (Tectona grandis Linn. f.) dilakukan di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. telah banyak dilakukan sebelumnya menunjukkan bahwa fenomena munculnya

Uji pada Pengawasan Kualitas Mikrobiologi pada Produk Farmasi dan Makanan. Marlia Singgih Wibowo

BAB III METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Tabel 2. Rincian pengambilan contoh uji baik daun maupun kayu jati

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI SEL DAN MOLEKULER Oleh: Ixora Sartika M ISOLASI DNA PLASMID

KERAGAMAN GENETIK POPULASI INDUK ABALONE (Haliotis diversicolor) ASAL SELAT BALI DENGAN MENGGUNAKAN PENANDA Random Amplified Polimorphic DNA (RAPD)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tubuh manusia tersusun atas sel yang membentuk jaringan, organ, hingga

Transkripsi:

IV. Hasil dan Pembahasan A. Analisis dan Penentuan Konsentrasi DNA Analisis penentuan konsentrasi dengan menggunakan spektro dilakukan pada panjang gelombang 260-280 nm, dengan mengambil 20 µl sampel DNA. Hasil dari spektro ini dapat dilihat pada tabel 2 : Tabel 2. Hasil spektrofotometer DNA sampel Sampel WL 260 WL 280 1 0,130 0,088 2 0,187 0,123 3 0,134 0,095 4 0,244 0,160 5 0,150 0,105 6 0,126 0,098 7 0,107 0,081 Dari hasil spektro ini, maka dapat dihitung konsentrasi masing-masing sampel untuk dapat digunakan pada analisis selanjutnya. Perhitungan konsentrasi DNA dihitung dengan rumus: A260 x faktor pengenceran x 50 Faktor pengenceran DNA sampel adalah 50x (dari master larutan), sehingga dapat dihitung konsentrasi 18

masing-masing sampel DNA tersebut. Berikut adalah hasil perhitungan konsentrasi DNA dari masing-masing sampel: Tabel 3. Hasil perhitungan konsentrasi sampel DNA Konsentrasi DNA Sampel (µl) 1 3,0 2 2,1 3 2,9 4 1,6 5 2,6 6 3,1 7 3,7 Dari hasil perhitungan konsentrasi sampel di atas maka dapat dilakukan identifikasi selanjutnya yaitu dengan metode PCR dengan menggunakan konsentrasi dari masing-masing sampel. B. Elektroforesis Elektroforesis adalah suatu teknik pemisahan molekul seluler berdasarkan atas ukurannya, dengan menggunakan medan listrik yang dialirkan pada suatu medium yang mengandung sampel yang akan dipisahkan. Untuk identifikasi selanjutnya adalah dengan metode elektroforesis, pada metode ini diambil 10µl dari masing- 19

masing sampel DNA dan masing-masing sampel ditambahkan 2µl loading buffer. Hasil elektroforesis murni sebelum di PCR dapat dilihat pada gambar 1. 1 2 3 4 5 6 7 Gambar 1. Hasil elektroforesis sebelum PCR Elektroforesis sebelum PCR ini bertujuan untuk melihat apakah fragmen sampel DNA hasil isolasi dapat di running dengan baik atau tidak, hal ini akan terlihat dari pita-pita yang terbentuk seperti pada gambar 1. Dari hasil elektroforesis ini, maka dapat dipastikan hasil dari isolasi sampel DNA dapat diidentifikasi selanjutnya dengan PCR. C. PCR (Polymerase Chain Reaction) Polymerase Chain Reaction (PCR) ata reaksi berantai polymerase adalah suatu metode untuk melipatgandakan secara eksponensial suatu sekuen DNA tertentu secara in vitro dengan pengulangan siklus sintesis menggunakan primer dan enzim (Madigan dkk, 2000). Metode ini telah banyak digunakanuntuk berbagai macam manipulasi dan 20

analisis genetik (Yuwono, 2006). Kelebihan yang lain adalah prosesnya yang relative cepat sehingga sangat efisien untuk dijadikan metode dasar dalam deteksi genetik. Produk akhir PCR divisualisasikan dengan elektroforesis. Tujuan dari metode PCR ini adalah untuk memperoleh target dan melihat apakah sampel dari beberapa suku besar yang ada di Papua ini bersifat polimorfik atau tidak. Pada penelitian ini dilakukan variasi pengenceran (master larutan) dibandingkan dengan 50x pengenceran. Elektroforesis hasil PCR pada gambar 4 menunjukkan hasil positif dengan terdapatnya berkas DNA dengan panjang basa yang sekitar 180 bp dengan marker DNA (100 bp DNA Ladder). Pada gambar hasil visualisasi produk akhir PCR, DNA sampel yang diberi kode dengan penomoran, menunjukkan hasil yang positif karena terbentuk berkas DNA atau pita-pita (band) DNA. 21

100 bp DNA Ladder 1 2 3 Gambar 2. Hasil PCR pada suhu 55 C di program pada link 33 100 bp DNA Ladder 4 5 6 7 Gambar 3. Hasil PCR pada suhu 50 C di program pada link 47 22

Pada gambar 2 dan 3 menunjukkan bahwa adanya perbedaan suhu pada saat amplifikasi dengan metode PCR. Dari hasil PCR pada gambar 2 menunjukkan sampel 1-3 yang terdiri dari suku Ayamaru (Sorong), Danny (Wamena), dan suku Yally (Wamena) yang di PCR pada suhu 55⁰C dengan diprogram pada link 33, sedangkan pada gambar 3 menunjukkan sampel 4-7 yang terdiri dari suku Mapi (Merauke), Paniai (Nabire), Yapen (Serui), Biak (Biak) di PCR pada suhu 50⁰C dan diprogram pada link 47. Perbedaan suhu diakibatkan adanya target yang berbeda-beda, terutama pada target primer yang diguanakan. Dengan demikian pada penelitian ini dilakukan 2 kali proses PCR kemudian dari hasil itu baru divisualisasi dengan elektroforesis. Seperti yang ditunjukkan pada gambar 4: DNA ladder 100 bp 1 2 3 4 5 6 7 180 pb Gambar 4. Hasil elektroforesis setelah PCR Berdasarkan gambar 4, maka dapat dilihat meskipun adanya perbedaan suhu dari sampel-sampel di 23

atas tapi pada saat di elektroforesis secara bersamaan dengan marker DNA 100 bp, maka terlihat jelas bahwa DNA sampel ini merupakan DNA polimomorfik karena tidak terjadi perbedaan panjang target yang signifikan seperti yang terlihat pada hasil elektroforesis, semua sampel dari 1-7 yang yang terdiri dari suku-suku berbeda menunjukkan panjang target yang sama yaitu pada sekitar 180 bp. Hal ini didukung juga dengan penggunaan primer yang tepat, primer yang digunakan adalah M9G. Marker M9G ini hampir ada di semua dunia kecuali di Afrika, primer ini juga merupakan leluhur umum dari mayoritas non-afrika (Underhill et al 1997, 2000). Suatu keuntungan dari penanda (marker) kromosom Y dibandingkan dengan jika menggunakan mtdna adalah bahwa kromosom Y bersifat polimorfisme sehingga dapat lebih baik untuk menunjukkan kekhususan suatu penduduk dan dapat menjadi lebih informatif untuk melacak suatu hubungan populasi. 24