BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Menopause 1. Definisi Menopause Menopause adalah perubahan alami yang terjadi pada seorang wanita hingga berakhirnya masa haid. Hal ini disebabkan karena ovarium berhenti memproduksi hormon estrogen yang mengakibatkan berhentinya masa menstruasi. Usia rata-rata wanita memasuki awal masa menopause berkisar antara 45-55 tahun (Levina S. Pakaksi, 1996). 2. Tahap-tahap Menopause Menopause terdiri dari 4 tahap, yaitu : a. Tahap pramenopause terjadi kekacauan siklus haid, perubahan psikologis, perubahan fisik, pendarahan memanjang dan relatif banyak, dimulai 2-5 tahun sebelum menopause. b. Tahap perimenopause adalah masa ketika kondisi tubuh menyesuaikan diri dengan masa menopause yang berkisar antara 2-8 tahun ditambah dengan satu tahun setelah periode terakhir menopause. c. Tahap menopause, ovarium berhenti mensekresikan hormon estrogen dan progesteron yang menyebabkan semakin menonjolnya perubahan serta keluhan psikologik dan fisik, dan berlangsung selama 3-4 tahun. d. Tahap paskamenopause, terjadi perubahan psikologis dan fisik, ovarium sudah tidak dapat berfungsi dan mengalami atrofi. 4
5 Normalnya, paskamenopause berlangsung kira-kira 10-15 tahun (Emma S.Wirakusumah, 2003). 3. Faktor yang Mempengaruhi Cepat Lambatnya Memasuki Menopause a. Faktor keturunan Wanita yang ibu atau kakak perempuannya lebih dini mengalami menopause, cenderung akan mengalami hal yang sama. b. Nutrisi Wanita yang kesehatan dan asupan gizinya baik, cenderung mendapat menstruasi lebih dini dan memasuki masa menopause lebih lambat. c. Cepat lambatnya awal menstruasi Wanita yang terlambat mendapatkan menstruasi, akan mengalami menopause lebih awal, sedangkan wanita yang cepat mendapatkan menstruasi cenderung lebih lambat memasuki menopause. d. Berat badan Wanita yang berat badannya lebih berat biasanya memasuki masa menopause lebih lambat daripada wanita yang berat badannya lebih ringan. Ini disebabkan karena wanita yang berat badannya lebih berat lebih banyak memiliki sel-sel lemak daripada wanita yang berat badannya lebih ringan. e. Pernikahan Wanita yang telah menikah akan mendapatkan menopause satu tahun lebih lambat daripada wanita yang tidak menikah.
6 f. Penyakit Wanita yang mengalami gangguan medis menyebabkan meningkatnya kadar estrogen, seperti penderita diabetes akan lambat memasuki masa menopause (Emma S. Wirakusumah, 2003). 4. Gejala-Gejala yang Dialami Wanita Menopause a. Arus panas (hot flashes) Arus panas ini terjadi karena berfluktuasinya kadar hormon. Arus panas ini biasanya dirasakan pada leher, wajah, dan bagian atas dada. Biasanya berlangsung selama 15 detik sampai satu menit. b. Sulit tidur (insomnia), terjadi karena kadar serotin yang menurun yang berakibat minimnya jumlah estrogen. Serotin berperan dalam mempengaruhi suasana hati seseorang, sehingga bila serotin menurun akan mudah depresi dan sulit tidur. c. Sakit kepala, disebabkan oleh ketegangan otot. Otot kepala dan leher yang menegang akan menyebabkan sulitnya peredaran aliran darah sampai ke otak. d. Osteoporosis (pengeroposan tulang), terjadi akibat jumlah estrogen dan progesteron yang menurun, yang mempengaruhi aktivitas osteoblas sebagai pembentukan tulang. e. Vagina mengering Penurunan hormon estrogen menyebabkan jaringan lapisan vagina menjadi tipis, lebih kering, dan sekresi pada vagina mulai menurun sehingga saat berhubungan seks akan timbul rasa nyeri.
7 f. Badan cenderung lebih mudah gemuk, terjadi karena nafsu makan yang meningkat (Emma S. Wirakusumah, 2003). B. Kalsium Darah Kalsium merupakan mineral yang banyak terdapat pada tubuh manusia. Sekitar 99% adalah terdapat dalam tulang dan gigi kristalin, dan 1% yang bersirkulasi, kira-kira 40% terikat pada protein plasma, khususnya albumin (Jan Tambayong, 2000). Kalsium darah adalah kalsium yang terdapat di dalam darah. Kadar kalsium darah harus dikontrol dalam batas kadar yang sempit untuk mendapatkan fungsi fisiologinya yang normal. Fungsi fisiologi kalsium sangat penting dalam mempertahankan hidup sehingga tubuh akan melakukan proses demineralisasi tulang untuk memelihara kadar kalsium darah (www.pom.co.id). Kadar kalsium dalam darah pada keadaan normal 9-10 mg/dl. Sekitar 50% kalsium darah beredar sebagai ion bebas yang berperan dalam koagulasi darah, pemeliharaan fungsi membran, regulasi intrasel dari sekresi oleh kelenjar, dan kontrol atas kontraktilitas otot kerangka dan jantung. Kalsium yang tidak berwujud ion, terikat pada protein yang beredar (Frances K. Widmann, 1998). Penurunan kadar kalsium akan mengundang hormon paratiroid untuk beraksi pada tulang dan melepaskan sebagian kalsiumnya agar kadar dalam darah dipertahankan, sebaliknya kadar kalsium yang melampaui batas akan diturunkan dengan mengembalikannya aksesnya ke tulang. Beberapa faktor
8 lain memiliki peranan dalam memelihara hemostasis kalsium, seperti vitamin D, insulin, hormon pertumbuhan, androgen, estrogen, kortikosteroid adrenal, fosfat organik (Solihin Pudjiaji, 2000). 1. Kebutuhan Kalsium Dalam Tubuh Tubuh mengandung lebih banyak kalsium daripada mineral lain, diperkirakan 2% berat badan orang dewasa atau sekitar 1,0 1,4 kg terdiri dari kalsium. Sebagian besar kalsium terkonsentrasi dalam tulang rawan dan gigi, sisanya terdapat dalam cairan tubuh dan jaringan lunak (F.G Winarno, 2004). Kebutuhan kalsium terbesar pada waktu pertumbuhan, tetapi juga keperluan-keperluan kalsium masih banyak diteruskan meskipun sudah mencapai dewasa. Kebutuhan kalsium dalam tubuh biasanya dihitung dengan keseimbangan kalsium. Pada orang dewasa memerlukan kalsium 700 mg per hari (F.G. Winarno, 2004). Penyerapan kalsium sangat bervariasi tergantung umur dan kondisi badan. Pada waktu pertumbuhan, sekitar 50-70% kalsium yang dicerna diserap, tetapi waktu dewasa hanya sekitar 10-40% yang diserap, karena garam kalsium lebih larut dalam asam, maka penyerapan kalsium terjadi pada bagian atas usus kecil. Faktor yang dapat menghalangi penyerapan kalsium adalah zat organik yang dapat bergabung dengan kalsium dan membentuk garam yang tidak larut, contohnya adalah asam oksalat (F.G. Winarno, 2004).
9 2. Sumber Kalsium Sumber kalsium terbaik adalah dari makanan sehari-hari. Bahan makanan seperti sayur-sayuran hijau (misalnya, bayam, daun ubi, brokoli, sawi), ikan teri, udang kering, tahu, kacang-kacangan, ikan salmon, ikan sarden, susu dan hasil olahannya, merupakan makanan yang kaya akan kalsium (www.wartamedika.com, 2008). 3. Hubungan Kadar Kalsium dengan Menopause Pada wanita menopause akan mengalami osteoporosis yang disebabkan kurangnya kadar kalsium tubuh. Kurangnya kadar kalsium mengakibatkan penurunan kadar hormon estrogen (Felicia Cosman, 2009). 4. Gangguan Metabolisme Kalsium Pada Menopause a. Osteoporosis Osteoporosis adalah tulang yang keropos, yaitu penyakit yang yang mempunyai sifat khas berupa massa tulang yang rendah dan penurunan kualitas jaringan tulang yang dapat menimbulkan pengeroposan tulang, yang terjadi karena kurangnya kalsium dalam tubuh. Pada wanita menopause massa tulang akan berkurang 1-3% dalam 5-7 tahun pertama setelah menopaus. Resiko osteoporis ini meningkat berdasarkan bertambahnya usia (Felicia Cosman, 2009).
10 b. Hipokalsemia Hipokalsemia disebabkan oleh defisiensi masukan atau absorbsi kalsium karena hipoparatitiriodisme. Hipokalsemia menyebabkan hipereksibilitas system syaraf. Selain itu hipokalsemia dalam jangka lama dapat menyebabkan katara\k dan depresi mental (DN Baron, 1995). c. Hiperkalsemia, Hiperkalsemia disebabkan karena kelebihan pemecahan tulang, baik karena hiperparatoidisme, maupun karena keganasan. Penyebaran tersering adalah metastasis-metastasis osteolitik di dalam tulang. Hal ini hanya akibat absorbsi berlebihan bila terdapat kelebihan dosis atau hipersensivitas terhadap vitamin D atau kelebihan alkali beserta kalsium di dalam diet. Hiperkalsemia menyebabkan kelemahan otot, gejalagejala gastrointestinalis, giddiness, haus hebat dan kelemahan yang nyata serta kerusakan ginjal disertai poliuria (DN Baron, 1995). 5. Pemeriksaan Kadar Kalsium Pada kalsium darah menggunakan Metode O cresolphthlein complexon Prinsip : protein dari plasma atau serum diendapkan dengan buffer asam asetat dalam suasana panas. Kalsium yang bebas direaksikan dengan pereaksi warna dalam suasana basa, maka terbentuk ikatan komplek Ca O cresolphthalein complexon yang berwarna violet.
11 Pada pemeriksaan kadar kalsium darah menggunakan metode O cresolphthalein complexon secara photometri mempunyai keuntungan mudah dilakukan juga tidak memerlukan waktu yang lama, sedangkan untuk hasilnya cukup akurat (Pusdiknakes, 1985).