BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus mempertahankan aset-aset yang dimilikinya agar mampu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. memiliki pengertian berbeda mengenai engagement (Albrecht, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. berkontribusi pada organisasi daripada karyawan yang performanya buruk.

BAB I PENDAHULUAN. organisasi yang bernama Gallup pada tahun 1990-an. Menurut survei Global,

BAB IV HASIL DAN ANALISIS. Responden penelitian ini adalah seluruh karyawan Starbucks Coffee

ABSTRAK. Kata kunci : Karakteristik Pekerjaan, Employee Engagement.

BAB I PENDAHULUAN. beban operasional perusahaan sehingga mengakibatkan jumlah jabatan struktural

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan, kemampuan marketing, dan sumber daya manusia (SDM).

BAB I PENDAHULUAN. tahunnya, dengan keadaan yang selalu berkembang maka setiap perusahaan baik

BAB I PENDAHULUAN. dimainkan oleh orang yaitu karyawan dalam organisasi dapat memberikan sesuatu yang

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Employee Engagement Definisi mengenai engagement saat ini masih belum jelas, istilah

PENDAHULUAN. Employee engagement merupakan topik yang banyak dibicarakan. beberapa tahun terakhir. Penelitian dan aplikasi mengenai topik ini banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi memaksa setiap organisasi berupaya menciptakan keunggulankeunggulan

Seminar Nasional dan Call for Paper, Universitas Kristen Maranatha, Bandung Juni 2013; ISSN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Pesatnya perkembangan teknologi di era globalisasi ini mengharuskan setiap

dengan sumber daya manusianya. Hal tersebut membuat sikap kerja karyawan menjadi hal yang penting untuk diperhatikan oleh organisasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Banyak penelitian yang menggunakan istilah engagement sebagai variabel

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. terkandung dalam pekerjaan tersebut. Suatu pekerjaan adalah suatu

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pengelolaan sumber daya manusia telah ditandai pergeseran

BAB I PENDAHULUAN. manajemen sumber daya manusia (Saks, 2006). Para praktisi organisasi dan para

BAB II LANDASAN TEORI. sehingga banyak yang menyebut keterikatan kerja merupakan old wine in

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Dari hasil data dan pembahasan dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah penting karena manusia merupakan penggerak utama dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. membutuhkan sumber daya manusia yang lebih berkualitas. Human capital

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini diawali dengan latar belakang peneliti dalam pemilihan topik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. organisasi juga dapat dikatakan sebagai suatu koordinasi rasional kegiatan sejumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

untuk dapat terus mempertahankan kualitas kinerjanya. Perkembangan zaman juga menyebabkan persaingan antar perusahaan semakin ketat.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Iklim organisasi (atau disebut juga suasana organisasi) adalah. serangkaian lingkungan kerja di sekitar tempat kerja

EMPLOYEE ENGAGEMENT: ANTECEDENTS & PENGARUHNYA PADA KINERJA KARYAWAN UNIKA SOEGIJAPRANATA SEMARANG. Tesis

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Hunt et al. (2000) menyatakan bahwa ekonomi global sedang dipenuhi dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan rasa harga diri mereka (Schiemann, 2011). Untuk mencapai keunggulan bersaing, organisasi perlu untuk membuat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Kominfo Jawa Timur. Penelitian dilakukan pada tanggal 28 Nopember

Bab I. Pendahuluan. pengelolaan yang baik pula organisasi akan mendapatkan karyawan-karyawan

Kecerdasan Emosional dan Pengaruhnya terhadap Kepuasan Kerja Karyawan. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi era liberalisasi ekonomi Asia Pasifik (APEC) dan Masyarakat

EMPLOYEE ENGAGEMENT: ANTESEDEN DAN PENGARUHNYA PADA KEPUASAN KERJA DAN KOMITMEN ORGANISASI

Employee Engagement : Anteseden dan Konsekuensi Studi pada Unit CS PT. Telkom Indonesia Semarang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sampai saat ini belum ada definisi yang konsisten dan universal

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Permasalahan. memiliki batasan reaktif yang dapat diidentifikasi serta bekerja bersama-sama untuk

a. Latar Belakang Era globalisasi yang selalu ditandai dengan terjadinya perubahan-perubahan pesat pada kondisi ekonomi secara keseluruhan, telah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan yang ketat diantara perusahaan-perusahaan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi yang efektif semakin menyadari bahwa faktor yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. van Titipan Kilat (TiKi) untuk mengurusi jaringan kurir internasional. Bermula

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan antara job..., Putriani Pradipta Utami Setiawan, FISIP Universitas UI, 2010 Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia (SDM) adalah pelaksanaan job analysis, perencanaan SDM,

UNIVERSITAS INDONESIA PENGARUH JOB CHARACTERISTICS TERHADAP EMPLOYEE ENGAGEMENT PADA PT. WIJAYA KARYA BETON HEAD OFFICE SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perkembangan pengelolaan sumber daya manusia saat ini sudah mengarah pada human capital, dimana sumber daya

2015 HUBUNGAN FAMILY SUPPORTIVE SUPERVISORY BEHAVIORS DAN TRUST IN SUPERVISOR DENGAN EMPLOYEE ENGAGEMENT

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dinamika perubahan lingkungan. Kondisi tersebut menuntut

ABSTRACT. Keywords: job characteristic, job satisfaction. Universtas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia yang kompetitif akan terlahir dari dunia

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah PT Studio Cilaki Empat Lima Gambar 1.1 Logo Perusahaan

BUDAYA ORGANISASI EFEKTIVITAS ORGANISASI. Christina Ariadne Sekar Sari, S.E., M.M. Modul ke: Fakultas EKONOMI DAN BISNIS. Program Studi MANAJEMEN

tujuan organisasi sebagai satu kesatuan yang akan dicapainya.

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita

Salah satu tantangan terbesar perusahaan dalam persaingan di pasar global. engaged menjadi sangat berharga dalam mendukung kinerja perusahaan karena

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkebunan tercatat sebagai sektor yang memiliki kontribusi besar

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan organisasi. Terlebih, kepemimpinan dari seorang pemimpin

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MAKSI Jurnal Ilmiah Manajemen & Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan produktifitas dan kualitas sumber daya manusia (Cheng,

yang memiliki peran penting dalam perusahaan karena mereka akan berhubungan dengan para pelanggan. Dalam masyarakat, karyawan pemasaran sering kali

Desta Sulaesih Mursyidah Universitas Kristen Maranatha, Bandung

BAB V PENUTUP. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang tujuannya untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. inovatif. Kompetisi yang terjadi menuntut organisasi untuk senantiasa mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan oleh perusahaan adalah ketenagakerjaan (workforce) (Carnegie, 2012).

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perubahan telah menjadi kebutuhan primer bagi kehidupan organisasi.

BAB V PENUTUP. menggunakan tiga dimensi service recovery yaitu Prosedural, Interactional, dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Kahn (dalam May dkk, 2004) work engagement dalam. pekerjaan dikonsepsikan sebagai anggota organisasi yang melaksanakan

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Hal tersebut ditunjukkan dengan indikator-indikator goodness of fit model struktural

BAB V PENUTUP. Sesuai dengan tujuan dan permasalahan yang ada serta sesuai dengan hasil

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia dari waktu ke waktu masih menjadi topik menarik

1 PENDAHULUAN Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

KOMITMEN KARYAWAN DITINJAU DARI SELF EFFICACY DAN PERSEPSI DUKUNGAN ORGANISASI,DI CV. WAHYU JAYA SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Kata kunci: green brand image, green perceived value, green trust, green brand equity

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kankan Sopyan, 2016

BAB I PENDAHULUAN. menarik perhatian kalangan organisasi. Perputaran karyawan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kondisi yang ada dengan arah strategis organisasi. Arah strategis organisasi

HUBUNGAN ANTARA JOB CRAFTING DENGAN KETERIKATAN KERJA PADA KARYAWAN GENERASI Y DI KANTOR PUSAT PT. BANK BUKOPIN, TBK JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi dewasa ini, sebuah perusahaan bertaraf nasional maupun

BAB 2 TINJAUAN REFERENSI

I. PENGANTAR Latar Belakang. Kualitas sumber daya manusia yang tinggi sangat dibutuhkan agar manusia

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap organisasi. Banyak usaha dan daya yang dilakukan untuk mengatasi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan daya saing di era perdagangan bebas menjadi salah satu kunci ketahanan

BAB I PENDAHULUAN. Fokus penelitian pada keluaran organisasi telah banyak dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang semakin tidak menentu, khususnya perbankan yang termasuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dewasa ini setiap organisasi dihadapkan pada berbagai tantangan dalam menjalankan bisnisnya. Tantangan-tantangan tersebut datang dari berbagai aspek mulai dari aspek ekonomi, sosial, politik, budaya dan terutama aspek teknologi dan berbagai tantangan tersebut pada akhirnya memaksa setiap organisasi untuk dapat bersaing dengan organisasi lain agar tetap bertahan dalam menjalankan setiap bisnisnya (Santosa, 2012). Dalam menghadapi persaingan yang ketat di era globalisasi seperti saat ini, perusahaan harus mempertahankan aset-aset yang dimilikinya agar mampu menghadapi persaingan itu (Ramadhan & Sembiring, 2014). Fisher dkk, (2006; dalam Endres & Mancheno-Smoak, 2008) menyatakan bahwa sejumlah hal wajib dimiliki oleh organisasi untuk bersaing dengan organisasi lain yang meliputi sumbersumber fisik, sumber keuangan, kemampuan memasarkan dan sumber daya manusia. Dari keseluruhan faktor-faktor tersebut, faktor sumber daya manusia merupakan salah satu faktor yang paling potensial untuk memberikan keunggulan kompetitif bagi organisasi. Sumber daya manusia dapat mempengaruhi efisiensi dan efektivitas organisasi (Simamora, 2006 dalam Buwono, Steven, & Nugroho, 2014). Karyawan merupakan elemen paling penting untuk kesuksesan organisasi (Berneth, 2004 dalam Zulkarnain & Hadiyani, 2014). 1

2 Organisasi sekarang ini menyadari bahwa dengan berfokus pada keterlibatan karyawan, mereka dapat menciptakan tenaga kerja yang lebih efisien dan produktif (Markos, 2010). Karyawan yang disebut sebagai unsur penentu kemajuan perusahaan tentunya akan sangat berperan penting sebagai tumpuan perusahaan kedepannya dalam menghadapi persaingan pasar. Karyawan dalam mewujudkan semua itu terlebih dahulu diharuskan dapat mempunyai engaged (keterlibatan) yang baik (Akbar, 2013). Untuk mencapai tujuan tersebut, keterlibatan karyawan adalah alat yang sangat kuat yang tersedia untuk sebuah organisasi (Arunkumar & Renugadevi, 2013). Beberapa peneliti sebelumnya mengungkapkan bahwa untuk mencapai keunggulan bersaing, organisasi perlu untuk mengikat karyawannya (engaging employee) mengingat bahwa karyawan merupakan aset terpenting bagi organisasi (Sejati, 2013). Robinson dkk. (dalam Little & Little, 2006) menyatakan bahwa karyawan yang memiliki ikatan kuat dengan perusahaan akan meningkatkan performansi dalam pekerjaannya untuk keuntungan perusahaan. Employee engagement menjadi topik penting yang paling sering dibicarakan dalam beberapa tahun terakhir di antara perusahaan konsultan dan media bisnis terkenal (Saks, 2006). Berbagai sumber penelitian menyebutkan bahwa employee engagement merupakan anteseden utama yang mempengaruhi suksesnya inisiasi perubahan organisasi (Saks, 2006). Hasil studi yang dilakukan Lucey, Bateman, dan Hines (2005) menunjukkan bahwa terdapat korelasi yang kuat antara employee engagement dan lean sustainability. Lean sustainability adalah usaha untuk meningkatkan keuntungan perusahaan dengan mengurangi aktivitas-aktivitas yang tidak berguna dan meningkatkan keterlibatan karyawan dari semua level untuk

3 mengembangkan inisiatif-inisiatif yang berguna demi mencapai tujuan. Lean sustainability merupakan salah satu strategi perubahan organisasi berskala besar yang sudah banyak dilakukan oleh organisasi (Zulkarnain & Hadiyani, 2014). Hasil penelitian tersebut sejalan dengan hasil penelitian Vidal (2007) yang menemukan bahwa employee engagement berkorelasi kuat dan mempengaruhi berhasilnya implementasi perubahan organisasi, terutama yang berskala besar dan melibatkan seluruh elemen dari organisasi. Employee engagement merupakan salah satu konsep yang dikembangkan dari positive psychology dan positive organizational behavior (Akbar, 2013). Kahn (dalam Albrecht, 2010) menggambarkan teori mengenai hubungan dan keterlibatan yang terjadi erat secara fisik, kognitif dan emosional antara seseorang dengan perannya dalam sebuah pekerjaan, yang kemudian disebut sebagai employee engagement. Karyawan dengan organisasi dibentuk oleh keterikatan emosional dan faktor rasional yang berhubungan dengan pengalaman kerja dan lingkungan kerja (Annisa & Soeling, 2013). Keterikatan individu karyawan adalah suatu hasrat, niat dan komitmen untuk menginvestasikan waktu, kemampuan disertai dengan kesediaan untuk mengorbankan sebagian kepentingan pribadi individu pada pencapaian sasaran dan tujuan organisasi di masa yang akan datang melebihi upaya untuk mewujudkan kepuasan individu dan menunjukkan loyalitas pada organisasi (Blessing, 2008; Erickson, 2005; Macey & Schinieder, 2008). Perusahaan membutuhan karyawan yang engaged atau employee engagement dalam organisasi. Sebuah studi yang barubaru ini ditemukan oleh Hay Group (Santosa, 2012) menyatakan bahwa kantor-kantor dengan karyawan yang engaged meningkat 43% lebih produktif didasarkan pada

4 perbandingan pendapatan yang dihasilkan. Senada dengan definisi di atas, Federman (2009) memandang employee engagement sebagai suatu tingkat dimana seseorang memiliki komitmen terhadap sebuah organisasi sehingga dapat menentukan bagaimana seseorang berperilaku dan seberapa lama dia akan bertahan dengan posisinya tersebut. Selanjutnya, Schaufeli, dkk. (2002) menyebutkan bahwa karyawan yang engaged akan memiliki dedikasi kuat kepada organisasi yang ditandai oleh adanya keterlibatan tinggi dalam usaha-usaha kemajuan organisasi. Karyawan juga memiliki ketangguhan dalam melaksanakan pekerjaannya. Albrecht (2010) juga menambahkan gambaran seorang karyawan yang disengaged bahwa secara fisik karyawan bekerja, akan tetapi tidak mengerahkan segala energi, emosi dan kesungguhannya dalam pekerjaan. Para karyawan seperti cangkang kerang yang kosong, tidak memiliki kelekatan emosi terhadap pekerjaan, tidak perduli terhadap tujuan perusahaan dan jarang berkembang dalam pekerjaannya (Albrecht, 2010). Robinson dkk. (dalam Little & little, 2006) menyatakan bahwa karyawan yang memiliki ikatan kuat dengan perusahaan akan meningkatkan performansi dalam pekerjaannya untuk keuntungan perusahaan. Pendapat para ahli tersebut diperkuat dengan adanya penelitian yang dilakukan oleh Rashid dkk. (2011 dalam Ramadhan & Sembiring, 2014). Penelitian tersebut dilakukan dengan menyebarkan kuesioner kepada 250 orang karyawan Bank Swasta di Pakistan. Hasil dari penelitian Rashid dkk. (2011, dalam Ramadhan & Sembiring, 2014) menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara employee engagement dengan kinerja karyawan. Hewitt (2004) menemukan bahwa karyawan yang engaged memiliki kesiapan untuk

5 berubah yang lebih besar dari karyawan lainnya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Piderit (2000) yang menyebutkan bahwa karyawan yang engaged akan lebih siap untuk berubah. Selanjutnya, Schaufeli, dkk. (2002) mengemukakan bahwa karyawan yang engaged akan memiliki dedikasi kuat terhadap organisasi yang ditandai dengan adanya keterlibatan tinggi dalam usaha-usaha kemajuan organisasi. Adapun employee engagement yang tinggi dapat dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya adalah job characteristics (karakteristik pekerjaan) (Saks, 2006). Karakteristik Pekerjaan berpengaruh langsung terhadap sikap dan perilaku di tempat kerja (Castellano, 2008). Menurut Saks (2006) karakteristik pekerjaan merupakan anteseden dari job engagement yang merupakan konsep kecil dari employee engagement. Karakteristik pekerjaan terdiri dari lima dimensi yaitu skill variety, task identity, task sigificance, autonomy dan feedback (Hackman & Oldham, 2005). Menurut Hackman dan Oldham (1980, dalam Intelektual, 2016), ketika seorang karyawan merasa cocok dengan pekerjaannya, maka pihak perusahaan tidak perlu menekan atau bahkan memaksa mereka agar bekerja dengan kinerja terbaik. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Kahn, 1990 (dalam Intelektual, 2016) yang menunjukkan bahwa karakteristik pekerjaan berpengaruh positif terhadap tingkat keterikatan karyawan (employee engagement). Ada indikasi bahwa karakteristik pekerjaan berhubungan positif dengan employee engagement, hal ini terlihat dari banyaknya riset yang membahas bentuk tugas yang dapat meningkatkan level employee engagement (Kahn, 1990 dalam ; Perrin, 2003; Saks, 2006; Castellano, 2008). Dapat ditinjau dari masing-masing aspek dari kedua konstruk ini; Skill variety mempengaruhi level engagement seorang

6 karyawan. Karyawan akan mempersepsikan pekerjaannya sebagai sesuatu yang penting dan kesempatan baginya untuk berkembang, termotivasi secara internal, puas dengan pekerjaan dan memiliki kualitas kerja (Oldham& Hackman, 2010). Kondisi yang demikian akan membuat karyawan mengalami psychological meaningfulness (Kahn, 1990; Oldham& Hackman, 2005). Meaningfulness adalah kondisi psikologis orang yang engaged. Jacobs (2013) melalui disertasinya juga menemukan bahwa psychological meaningfulness mampu memengaruhi tingkat employee engagement seseorang. Semakin banyak keterampilan yang dituntut untuk mengerjakan suatu tugas akan membuat karyawan merasa tertantang (Hackman & Oldham, 1974 dalam Intelektual 2016). Merasa tertantang merupakan aspek emosi dari engagement (Schaufeli dkk, 2002) hal ini dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan Blessing (2011, dalam Intelektual, 2016) bahwa pekerjaan yang menantang merupakan faktor utama yang mendorong karyawan untuk engaged. Menurut Kahn (1990,1992 dalam Saks, 2006 ) kebermaknaan psikologis dapat dicapai dari karakteristik tugas yang memberikan pekerjaan yang menantang, beragam, memungkinkan penggunaan keterampilan yang berbeda, kebijaksanaan pribadi, dan kesempatan untuk membuat kontribusi penting. Pekerjaan yang tinggi pada karakteristik pekerjaan inti menyediakan individu dengan ruang dan insentif untuk membawa lebih banyak dari diri mereka sendiri ke dalam pekerjaan mereka atau menjadi lebih terlibat (Kahn, 1992 dalam Saks, 2006). Penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini, diantaranya adalah penelitian oleh Padmakumar dan Gantasala (2011) yang menelitimengenai peran

7 employee engagement dalam hasil pekerjaan. Menemukan bahwa karakteristik pekerjaan memiliki korelasi positif terhadap Employee Engagement. Penelitian yang dilakukan oleh Sejati (2012) pada PT. Wijaya Karya Beton Head Office menyimpulkan hasil penelitiannya bahwa adanya pengaruh secara positif dan signifikan dari karakteristik pekerjaan terhadap employee engagement. Penelitian yang dilakukan oleh Nusatria (2011), pada unit CS PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. Semarang. Menunjukkan bahwa karakteristik pekerjaan, perceived supervisor support, dan rewards and recognition berpengaruh positif terhadap employee engagement. Selain itu hasilnya juga menunjukkan bahwa employee engagement berpengaruh positif terhadap kepuasan kerja dan komitmen organisasi. Dan penelitian oleh Saks (2006) dengan tujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi tingkat Employee Engagement di perusahaan. Hasil penelitian menemukan job characteristic, perceived organizational support, perceived supervisor support, reward system, procedural justice, distributive justice berpengaruh positif terhadap employee engagement. Berdasarkan dari beberapa penelitian dan studi empiris sebelumnya diatas, maka penelitian kali ini bertujuan untuk menguji kembali pengaruh karakteristik pekerjaan terhadap employee engagement dengan responden karyawan-karyawan PT. Dirgantara Indonesia.

8 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut : a. Bagaimana karakteristik pekerjaan berpengaruh terhadap employee engagement karyawanpt. Dirgantara Indonesia? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka penelitian bertujuan memperoleh hasil temuan untuk memberikan bukti empiris : a. Apakah terdapat pengaruh karakteristik pekerjaan terhadap employee engagement pada karyawan PT. Dirgantara Indonesia. 1.4 Manfaat Penelitian a. Manfaat Bagi Penulis Untuk menambah pengetahuan penulis tentang teori dan praktek di bidang manajemen sumber daya manusia, khususnya mengenai karakteristik pekerjaan dan employee engagement. b. Manfaat Bagi Akademik Diharapkan memberikan kontribusi bagi pengembangan ilmu bagi masyarakat akademismengenai pengaruh karakteristik pekerjaan terhadap employee engagement.

9 c. Manfaat Bagi Perusahaan Diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat mengenai karakteristik pekerjaan beserta pengaruhnya terhadap employee engagement. 1.5 Waktu Penelitian Waktu pelakasanaan penelitian dimulai dari 9 Mei 2017 sampai dengan 31 Mei 2017. 1.6 Sistematika Penulisan Laporan Penelitian Bab I : Pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusanmasalah, tujuan, manfaat, waktu pelaksanaan dan sistematika penulisan penelitian. Bab II : Landasan teori dan pengembangan hipotesis yang berisi teori-teori karakteristik pekerjaan, pengertian karakeristik pekerjaan, dimensi karakteristik pekerjaan, dimensi karakteristik pekerjaan, pengaruh karakteristik pekerjaan, employee engagement, pengertian employee engagemet, perbedaan employee engagement dengan konsep lain, kategori employee engagement, karakteristik employee engagement, dimensi employee engagement, faktor-faktor yang mempengaruhi employee engagement, hubungan antara karakteristik pekerjaan dan employee engagement, model peneitian, penelitian terdahulu dan rerangka pemikiran. Bab III : Metode penelitian yang meliputi jenis penelitian, populasi dan sampel penelitian, definisi operasional variabel, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, ujivaliditas, uji reliabilitas, analisis regresi linier sederhana.

10 Bab IV : Hasil penelitian dan pembahasan yang meliputi karakteristik responden, hasil pengujian validitas, hasil pengujian reliabilitas, hasil analisis regresi linier sederhana dan pembahasan. Bab V : kesimpulan, keterbatasan, implikasi manajerial dan saran penelitian ini.