Penggunaan Antipsikotik Pada Skizofrenia

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. serta adanya gangguan fungsi psikososial (Sukandar dkk., 2013). Skizofrenia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1. PENDAHULUAN. Skizofrenia merupakan suatu gangguan yang menyebabkan penderitaan dan

Evaluasi Ketepatan Penggunaan Antipsikotik Pada Pasien Skizofrenia Rawat Inap

1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP

BEDA PERSEPSI DOKTER PUSKESMAS INTEGRASI DAN NON INTEGRASI DI KABUPATEN KLATEN TERHADAP PENDERITA SKIZOFRENIA

BAB 1. PENDAHULUAN. Menurut Asosiasi Psikiatri Amerika dalam Diagnostic and Statistical Manual

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bahwa gangguan jiwa merupakan penyakit yang sulit disembuhkan, memalukan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Gambaran dan Karakteristik Penggunaan Triheksifenidil pada Pasien yang Mendapat Terapi Antipsikotik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

IPAP PTSD Tambahan. Pilihan penatalaksanaan: dengan obat, psikososial atau kedua-duanya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia adalah suatu penyakit psikiatrik yang bersifat kronis dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam

PSIKOTERAPI PADA PENYAKIT SKIZOFRENIA PSYCHOTHERAPY SUPPORT ON SCIZOPHRENIA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang

POLA PENGOBATAN PASIEN SCHIZOPRENIA PROGRAM RUJUK BALIK DI PUSKESMAS MUNGKID PERIODE JANUARI-JUNI 2014

BAB I PENDAHULUAN. skizofrenia atau secara absolut terdapat 400 ribu jiwa lebih penduduk Indonesia

PHARMACY, Vol.14 No. 01 Juli 2017 p-issn ; e-issn X

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi,

BAB I PENDAHULUAN yang bertujuan untuk meningkatkan derajat kesehatan

TESIS. Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Gelar Dokter Spesialis Program Studi Ilmu Kedokteran Jiwa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Skizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat

BAB 1. PENDAHULUAN. Agitasi adalah gejala perilaku yang bermanifestasi dalam penyakit-penyakit psikiatrik yang luas.

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan penurunan semua fungsi kejiwaan terutama minat dan motivasi

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG

Artikel Penelitian Majalah Kesehatan Pharmamedika 2013, Vol 5 No. 1 15

Psikoedukasi keluarga pada pasien skizofrenia

BAB I PENDAHULUAN. gangguan jiwa yang paling menimbulkan kerusakan dalam psikiatri. Skizofrenia

BAB I PENDAHULUAN. sosial. Berusaha untuk sembuh dan mengobati penyakit ini merupakan

Keywords : schizophrenia, the combination therapy, Risperidone, Haloperidol, costeffectiveness.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu

b. Tujuan farmakoekonomi...27 c. Aplikasi farmakoekonomi...28 d. Metode farmakoekonomi Pengobatan Rasional...32

EVALUASI KEPATUHAN MINUM OBAT ANTIPSIKOTIK ORAL PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT JALAN RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. dapat ditemukan pada semua lapisan sosial, pendidikan, ekonomi dan ras di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KARAKTERISTIK KETIDAKPATUHAN MINUM OBAT PASIEN DENGAN GANGGUAN JIWA SKIZOFRENIA DI RSJD. DR. RM. SOEDJARWADI PROVINSI JAWA TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,

Penatalaksanaan Gangguan Jiwa Psikotik di Puskesmas

HUBUNGAN KEPATUHAN MINUM OBAT DENGAN GEJALA PASIEN SKIZOFRENIA

BAB I PENDAHULUAN. Antipsikotik merupakan obat yang digunakan untuk menangani. mencegah kekambuhan, tetapi memerlukan waktu terapi yang lama.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEPATUHAN MINUM OBAT PADA PENDERITA SKIZOFRENIA DI RUMAH SAKIT JIWA PROF. DR. V. L

KARAKTERISTIK PASIEN DAN PENGOBATAN PENDERITA SKIZOFRENIA DI RSJD ATMA HUSADA MAHAKAM SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

JST Kesehatan, April 2015, Vol.5 No.2 : ISSN

BAB I PENDAHULUAN. ketidaktahuan keluarga maupun masyarakat terhadap jenis gangguan jiwa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran.

SKILL LAB. SISTEM NEUROPSIKIATRI BUKU PANDUAN MAHASISWA TEHNIK KETERAMPILAN WAWANCARA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Sebagian besar penelitian telah menggunakan. istilah psikosis episode awal sebagai nama lain untuk

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Agitasi adalah gejala perilaku yang bermanifestasi dalam penyakit-penyakit

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. utama dari penyakit degeneratif, kanker dan kecelakaan (Ruswati, 2010). Salah

Analisis Potensi Interaksi Obat Pada Penatalaksanaan Pasien Skizofrenia Dewasa Di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Provinsi Jawa Barat

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Januari Dengan menggunakan desain cross sectional didapatkan

HEMODIALISIS PADA PASIEN GANGGUAN JIWA SKIZOFRENIA. By Ns. Ni Luh Gede Suwartini,S.Kep

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA

Woman 41th Years Old with Paranoid Skizofrenia Complete Remission at Psychiatric Hospital of Lampung Province Lampung

BAB I PENDAHULUAN. serta ketidakpastian situasi sosial politik membuat gangguan jiwa menjadi

BAB I PENDAHULUAN. berpikir abstrak) serta kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari (Keliat

ASUHAN KEPERAWATAN PADA Nn. L DENGAN GANGGUAN KONSEP DIRI: HARGA DIRI RENDAH DI RUANG SRIKANDI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. usia yang muda dan tingkat fungsi premorbid yang tinggi (Kaplan dkk., 1997).

BAB I PENDAHULUAN. Gangguan jiwa yang terjadi di Era Globalisasi dan persaingan bebas

BAB I PENDAHULUAN. genetik, faktor organo-biologis, faktor psikologis serta faktor sosio-kultural.

BAB 1 PENDAHULUAN. Penderita gangguan skizifrenia di seluruh dunia ada 24 juta jiwa dengan angka

I. PENDAHULUAN. yang aneh dan tidak beraturan, angan-angan, halusinasi, emosi yang tidak tepat,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan mahluk sosial, dimana untuk mempertahankan kehidupannya

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Wahid, dkk, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu

GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kecacatan, atau kerugian (Prabowo, 2014). Menurut Videbeck (2008), ada

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

GANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI. Pembimbing: Dr. M. Surya Husada Sp.KJ. disusun oleh: Ade Kurniadi ( )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan jiwa bukan hanya sekedar terbebas dari gangguan jiwa,

Farmakoterapi Obat Gangguan Mental

REFERAT Gangguan Afektif Bipolar

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Gangguan bipolar dulunya dikenal sebagai gangguan manik

Perbedaan Jenis Terapi Antipsikotik terhadap Lama Rawat Inap Pasien Skizofrenia Fase Akut di RSJD Sungai Bangkong Pontianak

SISTEM KLASIFIKASI DAN DIAGNOSIS GANGGUAN MENTAL DITA RACHMAYANI, S.PSI., M.A

BAB 1 PENDAHULUAN. mengakibatkan perilaku psikotik, pemikiran konkret, dan kesulitan dalam

PSIKOFARMAKA atau PSIKOTERAPI Dr. Marga M. Maramis dr. SpKJ(K)

SKIZOFRENIA HEBEFRENIK

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan gangguan mental psikotik yang etiologinya belum diketahui yang

Farmakoterapi Obat Gangguan Mental. Alfi Yasmina

BAB III PENUTUP. terhadap anggota keluarga penderita Skizofrenia yang mengalami. preventif dan rehabilitatif.

BAB I PENDAHULUAN. dan penarikan diri dari lingkungan (Semiun, 2006). Skizofrenia merupakan

UNIVERSITAS INDONESIA GAMBARAN POLA PERESEPAN DAN ALASAN PERUBAHAN TERAPI PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI POLI JIWA DEWASA RSCM

DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP PERILAKU MINUM OBAT PADA PASIEN SKIZOFRENIA YANG SEDANG RAWAT JALAN

BAB I PENDAHULUAN. perhatian dari keluarga. Townsend (2014), mengatakan skizofrenia yaitu terjadi

KAJIAN PENGGUNAAN ANTIPSIKOTIK PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI INSTALASI RAWAT INAP RS X PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN 2016

PENGARUH KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP FREKUENSI HALUSINASI PADA PASIEN DI RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan dinamisnya kehidupan masyarakat. Masalah ini merupakan

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing

GAMBARAN POLA PENGGUNAAN ANTIPSIKOTIK PADA PASEN SKIZOFRENIA DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA

Transkripsi:

16 Penggunaan Antipsikotik Pada Skizofrenia Rio J Pamungkas Bagian Psikiatri, Fakultas Kedokteran Universitas Syiah Kuala/Rumah Sakit Umum dr. Zainoel Abidin, Banda Aceh Abstrak Skizofrenia merupakan gangguan jiwa berat yang banyak dijumpai. Perjalanan skizofrenia yang kronis dan cenderung kambuh memberi beban baik bagi pasien, keluarga dan masyarakat. Obat antipsikotik merupakan unsur utama pada pengobatan farmakoterapi gangguan skizofrenia. Perkembangan obat antipsikotik yang ada pada saat ini memberi banyak harapan untuk mencapai kesembuhan/ recovery. Perlu panduan pemberian antipsikotik yang tepat agar didapatkan hasil terapi yang maksimal. Keyword : skizofrenia, antipsikotik, panduan antipsikotik Pendahuluan Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang memiliki gejala psikosis seperti waham dan halusinasi. 1 Gangguan ini dimasukan ke dalam gangguan jiwa berat dalam Riset Kesehatan Dasar Nasional 2013, dimana Aceh dan DI Yogyakarta memiliki prevalensi tertinggi di Indonesia yaitu 2.7 per mil. Angka ini di atas angka gangguan jiwa berat nasional yaitu 1.7 per mil. Gangguan ini menimbulkan beban baik bagi keluarga, masyarakat maupun negara. 2 182

Pengobatan pasien skizofrenia saat ini sudah mengalami banyak kemajuan. Hal ini didukung dengan adanya perkembangan dalam terapi psikofarmaka dan psikososial. Target terapipun sudah berpindah, dari hanya mengendalikan gejala psikosis menjadi perbaikan fungsi dan sosial serta pekerjaan. 3 Pemberian terapi psikofarmaka pada skizofrenia biasa diberikan antipsikotik, baik golongan pertama maupun kedua. 4,5 Pemberian antipsikotik pada pasien skizofrenia diberikan dalam jangka panjang, terutama pasien yang membutuhkannya untuk dapat berfungsi sehari-hari dengan baik. 4 Antipsikotik memegang peranan penting dalam mengendalikan gejala skizofrenia di fase akut, maupun untuk mencegah kekambuhan pada fase maintenance. 6 Pada kepustakaan ini akan dibahas terutama mengenai pemberian antipsikotik pada skizofrenia. ANTIPSIKOTIK PADA SKIZOFRENIA Antipsikotik dikelompokan sebagai golongan pertama dan kedua berdasarkan mekanisme utamanya sebagai antagonis reseptor dopamin (D2). Efek antipsikotik juga memiliki efek pada reseptor lain, namun tidak mempengaruhi efek antipsikotik, yaitu reseptor histamine, reseptor kolinergik dan reseptop alfa 1. Akibat dari efeknya terhadap reseptor reseptor tersebut antipsikotik juga memiliki efek samping, seperti sedasi, mulut kering, konstipasi dan lainnya. 7 Antipsikotik Golongan Pertama Antipsikotik golongan pertama biasa dibagi berdasarkan struktur kimia menjadi golongan fenotiazin dan non fenotizine (thioxanthenes, butyrophenones, dibenzoxapines, dihydroindoles, diphenyl butyl piperidines). Selain itu ada digolongkan menjadi berpotensi rendah (golongan fenotiazine) dan berpotensi tinggi (golongan nonfetiazine), 183

karena hanya membutuhkan dosis kecil untuk memperoleh efek yang setara dengan golongan rendah (chlorpromazine 100mg). Penggolongan yang kedua lebih banyak digunakan terutama pada praktek sehari-hari untuk kepentingan klinis. Antipsikotik golongan pertama bekerja sebagai antagonis reseptor dopamine di otak, terutama pada sistem nigrostriatal, mesolimbokortikal dan tuberoinfundibuler. 8,9 Tabel 1. Obat antipsikotik golongan pertama 8 184

Antipsikotik Golongan Kedua Obat antipsikotik golongan kedua berkerja dengan berikatan pada reseptor serotonin 2A (5-HT 2A) dan dopamine (D2). Mekanisme kerja di jalur dopamine mesolimbic dan nigrostriatal yang cenderung lemah membuat efek samping pyramidal yang ditimbulkan lebih rendah dibanding antipsikotik golongan pertama. 10 Namun penelitian yang dilakukan menemukan bahwa tidak terdapat perbedaan efektifitas antara antipsikotik golongan pertama dan kedua, kecuali klozapine sehingga ia dijadikan pilihan pada kasus skizofrenia yang resisten. 5 Tabel 2. Obat antipsikotik golongan kedua 9 Panduan pemberian antipsikotik pada skizofrenia 9,11 Penggunaan antipsikotik pada skizofrenia mengikuti perjalanan dari gangguan skizofrenia, yang terdiri dari : - Fase akut Pada fase ini penggunaan obat antipsikotik perlu ditetapkan tujuannya, seperti untuk mengurangi gejala positif, negatif, ide atau perilaku bunuh diri, perilaku kekerasan atau agitasi. Sebelum pemberian antipsikotik sebaiknya dilakukan pemeriksaan laboratorium. 185

Obat yang biasa diberikan berupa injeksi, yang tersedia baik dari golongan antipsikotik pertama atau kedua. Obat injeksi antipsikotik pertama yang sering tersedia yaitu haloperidol dan chlorpromazine. Pemberian antipsikotik golongan pertama sering digunakan untuk mengatasi agitasi akut dengan kerja obat yang cepat. Namun penggunaan obat golongan pertama sering timbul efek samping, misalnya dystonia akut dan pemanjangan QTc. Pada obat injeksi antipsikotik golongan kedua efek samping akut yang mungkin timbul lebih ringan dibanding golongan pertama. Obat injeksi antipsikotik kedua yang tersedia adalah sediaan olanzapine dan aripriprazole. Pemberian injeksi yang dilakukan umumnya diberikan secara intra muscular. Untuk penggunaan obat antipsikotik oral dapat diberikan baik golongan pertama maupun kedua. Pemberian dosis dimulai dengan dosis rendah yang kemudian ditingkatkan untuk mendapat dosis terapetik yang sesuai. Pemantauan efek samping obat juga perlu diperhatikan, evaluasi sekitar 2-4 minggu, agar tidak menimbulkan efek tidak nyaman. - Fase Stabilisasi Pada fase ini bertujuan untuk mempertahankan remisi gejala, meminimalisasi resiko atau konsekuensi kekambuhan dan mengoptimalkan fungsi dan proses kesembuhan (recovery). Pemberian obat antipsikotik, baik golongan pertama atau kedua, diberikan dengan dosis efektif minimal. Hal ini ditujukan untuk tetap dapat mengendalikan gejala namun tidak menimbulkan efek samping sehingga kepatuhan pasien untuk minum obat dapat dipertahankan. 186

Untuk kasus yang pertama konsensus menyatakan obat antipsikotik pada fase stabilisasi sebaiknya diberikan selama 2 tahun. Sedangkan pada kasus yang berulang diberikan hingga 5 tahun. Obat antipsikotik juga terdapat dalam sediaan injeksi jangka panjang (long acting). Pemberian obat dalam sediaan ini membantu untuk memastikan bahwa kepatuhan untuk berobat lebih dapat diawasi dibanding dengan sediaan oral. Saat ini tersedia dari golongan pertama (fluphenazin dan haloperidol) dan golongan kedua (risperidone dan paliperidone). 187

Tabel 3. Panduan penggunaan antipsikotik pada skizofrenia9 Kesimpulan - Antipsikotik merupakan obat yang sangat berperan pada gangguan skizofrenia, yang perlu dikombinasikan dengan terapi non obat/ psikoterapi. - Antipsikotik memiliki efektifitas yang sama antara golongan pertama dan kedua untuk gangguan skizofrenia - Terdapat perbedaan profil efek samping antara obat antipsikotik yang perlu diperhatikan dalam pemberiannya. 188

- Antipsikotik perlu dievaluasi dalam pemberiannya yang disesuaikan dengan fase dan gejala gangguan skizofrenia. Daftar Pustaka 1. World Health Organization. The ICD-10 classification of mental and behavioural disorders: clinical descriptions and diagnostic guidelines. Geneva: World Health Organization; 1992. 2. Departemen Kesehatan. Riset Kesehatan Dasar. Jkt Badan Penelitian Dan Pengembangan Kesehatan Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013; 3. Nasrallah HA, Targum SD, Tandon R, McCombs JS, Ross R. Defining and measuring clinical effectiveness in the treatment of schizophrenia. Psychiatr Serv. 2014; 4. Lang K, Meyers JL, Korn JR, Lee S, Sikirica M, Crivera C, et al. Medication adherence and hospitalization among patients with schizophrenia treated with antipsychotics. Psychiatr Serv. 2010;61(12):1239 47. 5. Bruijnzeel D, Suryadevara U, Tandon R. Antipsychotic treatment of schizophrenia: An update. Asian J Psychiatry. 2014;11:3 7. 6. Takeuchi H, Suzuki T, Uchida H, Watanabe K, Mimura M. Antipsychotic treatment for schizophrenia in the maintenance phase: a systematic review of the guidelines and algorithms. Schizophr Res. 2012;134(2):219 25. 7. Parker C. Antipsychotics in the treatment of schizophrenia. Prog Neurol Psychiatry. 2009;13(2):22 9. 8. Kammen DP, Hurford I, Marder SR. First Generation Antipsychotic. Kaplan and Sadock s Comprehensive Textbook of Psychiatry. nine edition. Lippincott Williams and Wilkins; 2009. 9. Dharmono S. Konsensus Penatalaksanaan Gangguan Skizofrenia. Jakarta: Perhimpunan Dokter Spesialis Kedokteran Jiwa Indonesia; 2011. 10. Bridler R, Umbricht D. Atypical antipsychotics in the treatment of schizophrenia. Swiss Med Wkly. 2003;133(5/6):63 76. 11. Kane JM, Marder SR. Schizophrenia : Pharmacological Treatment. Kaplan and Sadock s Comprehensive Textbook of Psychiatry. nine edition. Lippincott Williams and Wilkins; 2009. p. 1548 56. 189