BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. usia yang muda dan tingkat fungsi premorbid yang tinggi (Kaplan dkk., 1997).
|
|
- Djaja Hermawan
- 6 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang dalam kebanyakan kasus bersifat sangat serius, berkelanjutan dan dapat mengakibatkan kendala sosial, emosional, dan kognitif (pengenalan pengetahuan, daya membedakan) (Tjay dan Raharja, 2008). Penyakit skizofrenia tidaklah fatal kecuali jika pasien melakukan tindakan bunuh diri. Bunuh diri adalah penyebab umum kematian diantara pasien skizofrenia. Faktor risiko utama untuk bunuh diri adalah adanya gejala depresif, usia yang muda dan tingkat fungsi premorbid yang tinggi (Kaplan dkk., 1997). Prevalensi penderita skizofrenia di dunia adalah sekitar 0,2-2% dari total populasi. Onset skizofrenia biasanya terjadi pada masa akhir remaja atau setelah umur 40 tahun. Angka kejadian skizofrenia pada wanita sama dengan pria, tetapi onset pada pria umumnya lebih awal (Ikawati, 2011). Data yang diperoleh dari Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013, menunjukkan satu hingga dua orang dari 1000 orang atau 1,7 per mil mengalami gangguan jiwa berat. Keanekaragaman obat-obatan yang tersedia serta kompleksnya masalah keamanan dan efektivitas penggunaan obat menyebabkan pentingnya suatu usaha untuk memaksimalkan rasionalitas penggunaan obat sehingga pasien dapat menerima obat sesuai dengan kebutuhan klinisnya, dengan dosis yang sesuai, dalam jangka waktu pengobatan yang cukup dan dengan biaya seminimal mungkin bagi pasien dan komunitasnya (Santoso, 1996). Pemilihan penggunaan 1
2 2 obat antipsikotik seharusnya dilakukan dengan pertimbangan rasio efikasi-efek samping dan kondisi pasien (Crismon dkk., 2008). Peneliti memilih tempat penelitian di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang karena rumah sakit ini merupakan rumah sakit rujukan di Provinsi Jawa Tengah dan prevalensi skizofrenia di rumah sakit ini lebih banyak jika dibandingkan rumah sakit umum lainnya. Hal ini berkaitan dengan status dari rumah sakit yang merupakan rumah sakit khusus untuk menangani gangguan jiwa. Rumah sakit tersebut berdasarkan observasi yang dilakukan oleh peneliti belum memiliki standar dalam pemilihan obat antipsikotik untuk pasien skizofrenia. Sampai saat ini, di Indonesia pun belum memiliki algoritma terapi skizofrenia yang seharusnya dapat digunakan sebagai acuan dalam pemilihan obat. Penilaian ketepatan penggunaan antipsikotik pada pasien skizofrenia penting dilakukan agar pasien mendapatkan obat sesuai dengan kebutuhannya. Pemakaian obat yang tidak rasional merupakan masalah yang cukup serius dalam pelayanan kesehatanoleh karena kemungkinan dampaknya yang sangat luas (Wiedyaningsih dan Oetari, 2004). Penelitian ini perlu dilakukan untuk mengetahui pola pengobatan pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang sehingga didapatkan informasi mengenai ketepatan pengguanaan antipsikotik dibandingkan dengan guidline terapi skizofrenia dari American Psychiatry Association tahun 2004.
3 3 B. PERUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Bagaimana karakteristik pasien skizofrenia yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang? 2. Bagaimana pola penggunaan antipsikotik pada pengobatan pasien skizofrenia yang sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang? 3. Bagaimana pola pengobatan pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang sudah tepat indikasi, tepat pasien, tepat obat, dan tepat dosis? C. TUJUAN PENELITIAN Tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Mengetahui pola penggunaan obat antipsikotik pada pengobatan pasien skizofrenia yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr.Soerojo Magelang. 2. Mengetahui ketepatan pola pengobatan pada pasien skizofrenia di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang ditinjau dari aspek tepat indikasi, tepat pasien, tepat obat, dan tepat dosis.
4 4 D. MANFAAT PENELITIAN Penelitiaan ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Memberikan gambaran mengenai penggunaan antipsikotik dan pola pengobatan pasien skizofrenia yang sedang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang. 2. Sebagai bahan informasi, masukan dan pertimbangan bagi rumah sakit dalam pelayanan memberikan pelayanan medis bagi pasien skizofrenia 3. Menambah pengetahuan kepada peneliti tentang pola pengobatan skizofrenia. Memberikan informasi bagi peneliti selanjutnya untuk dapat mengembangkan ilmu dan penelitian terkait pengobatan skizofrenia. E. TINJAUAN PUSTAKA 1. Skizofrenia a. Definisi Skizofrenia Skizofrenia adalah gangguan psikotik yang kronik, pada orang yang mengalaminya tidak dapat menilai realitas dengan baik dan pemahaman diri buruk (Kaplan, dkk 1997). Skizofrenia merupakan bentuk psikosis fungsional paling berat, dan menimbulkan disorganisasi personalitas yang terbesar. Dalam kasus berat pasien tidak mempunyai kontak dengan realitas, sehingga pemikiran, dan perilakunya abnormal. Pada tahun 1911 Bleuler menciptakan nama skizofrenia untuk menandai
5 5 terbelahnya atau putusnya fungsi psikis yang menentukan sifat penyakit ini ( Ingram, dkk 1993). b. Epidemologi Berdasarkan National Institute of Mental Health, sekitar 1% dari penduduk Amerika mengalami skizofrenia. Angka kejadian pada pria dan wanita sebanding. Skizofrenia terjadi pada kisaran yang sama di seluruh etnik di dunia. Gejala seperti delusi biasanya dimulai antara umur 16 sampai 30 tahun. Gejala akan mucul lebih awal pada pria dibandingkan pada wanita. Selama ini, orang tidak menderita skizofrenia setelah berumur 45 tahun. Skizofrenia jarang terjadi pada anak-anak, tetapi kewaspadaan onset skizofrenia pada anak meningkat. Data yang diperoleh dari data Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2013, menunjukkan satu hingga dua orang dari 1000 orang atau 1,7 per mil mengalami gangguan jiwa berat, termasuk Skizofrenia (ODS). c. Etiologi Dalam publikasi National Alliance on Mental Illness (NAMI) tahun 2008, tertulis bahwa para saintis belum mengetahui secara pasti apa yang menyebabkan skizofrenia, tapi mereka tahu bahwa otak dari orang yang hidup dengan skizofrenia berbeda dibandingkan otak orang yang tidak hidup dengan skizofrenia.
6 6 Penelitian mengatakan skizofrenia memiliki hubungan dengan masalah kimia otak dan struktur otak. Skizofrenia, seperti banyak penyakit kesehatan lain, seperti kanker, penyakit jantung, diabetes, merupakan penyakit kompleks karena terdiri dari kombinasi beberapa masalah, beberapa disebabkan faktor genetik dan lainnya terjadi saat masa pertumbuhan. Sebagai contoh, beberapa saintis berpikir bahwa skizofrenia disebabkan oleh infeksi virus yang menyerang otak di awal kehidupan atau karena kerusakan otak ringan dari komplikasi saat lahir. Risiko terjadinya skizofrenia pada populasi umum adalah 0,6%-1,9%, akan tetapi pada saudara seayah dan seibu risiko bisa sampai 10%, dan pada saudara yang sama kakek dan nenek risikonya 3%. Jika kedua orang tua menderita skizofrenia, risiko terjadinya skizofrenia pada anak meningkat menjadi 40%. Pada anak kembar dizigot, jika salah satunya menderita skizofrenia, maka risiko kembar lain menderita skizofrenia sebesar 12-14%. Pada kembar monozigot risiko meningkat menjadi 48% (Crismon dkk., 2008). d. Patofisiologi 1) Terdapat beberapa etiologi yang muncul. 2) Dilaporkan terjadi peningkatan ukuran ventricular, pengurangan ukuran otak, dan ketidaksimetrisan otak.
7 7 Volume hippocampal yang rendah manyebabkan ketidakcocokan hasil pada tes neuropsikologi dan respon rendah pada antipsikotik generasi pertama. 3) Hipotesis Dopamin. Psikosis merupakan efek dari hiper- atau hipoaktivitas dari proses dopaminergik di bagian otak yang spesifik. Selain itu psikosis juga disebabkan adanya kelainan pada reseptor dopamin. 4) Gejala positif berhubungan dengan hiperaktivitas dari reseptor dopamin di mesocaudate, sementara gejala negatif dan gejala kognitif berhubungan dengan hipofungsi reseptor dopamin di prefrontal cortex. 5) Disfungsi Glutamat Defisiensi aktivitas glutamatergik menyebabkan gejala seperti efek hiperaktivitas dopaminergik dan merupakan gejala yang mungkin muncul pada skizofrenia 6) Abnormalitas Serotonin (5-HT) Pasien Skizofrenik dengan scans otak yang abnormal memiliki konsentrasi 5-HT di seluruh darah lebih tinggi, dan kondentrasi tersebut berhubungan dengan peningkatan ukuran ventricular (Crismon, dkk, 2008)
8 8 e. Tipe Skizofrenia Kriteria diagnostik untuk subtipe skizofrenia menurut DSM-IV (Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders, ed 4): 1) Tipe paranoid Suatu tipe skizofrenia di mana kriteria berikut terpenuhi: a) Preokupasi dengan satu atau lebih waham atau halusinasi dengar yang menonjol b) Tidak ada dari berikut ini yang menonjol: disorganisasi berbicara, disorganisasi perilaku atau katatonik, atau afek datar atau tidak sesuai. 2) Tipe Terdisorganisasi Suatu tipe skizofrenia di mana kriteria berikut terpenuhi: a) Semua gejala berikut ini terlihat menonjol: b) Berbicara terdisorganisasi c) Perilaku terdisorganisasi d) Afek datar atau tidak sesuai e) Tidak memenuhi kriteria untuk tipe katatonik 3) Tipe Katatonik Suatu tipe skizofrenia di mana gambaran klinis didominasi oleh sekurangnya dua berikut ini:
9 9 a) Imobilitas motorik seperti yang ditunjukkan oleh katalepsi (termasuk fleksibilitas lilin) atau stupor b) Aktivitas motorik yang berlebihan (yang tampaknya tidak bertujuan dan tidak dipengaruhi oleh stimuli eksternal) c) Negativisme yang ekstrim (suatu resistensi yang tampaknya tanpa motivasi terhadap semua instruksi atau mempertahankan postur yang kaku menentang semua usaha untuk digerakkan) atau mutisme d) Gerakan volunter yang aneh seperti yang ditunjukkan oleh posturing (mengambil postur yang tidak lazim atau aneh secara disengaja), gerakan stereotipik, manerisme yang menonjol, atau seringai yang menonjol e) Ekolia atau akopraksia. 4) Tipe Tidak Tergolongkan Suatu tipe skizofrenia di mana ditemukan gejala psikotik, tetapi tidak memenuhi kriteria untuk tipe paranoid, terdisorganisasi, atau katatonik. 5) Tipe Residual Suatu tipe skizofrenia di mana kriteria berikut ini terpenuhi:
10 10 a) Tidak adanya waham, halusinasi, bicara terdisorganisasi, dan perilaku katatonik terdisorganisasi atau katatonik yang menonjol b) Terdapat bukti-bukti gangguan, seperti yang ditunjukkan oleh adanya gejala negatif atau dua atau lebih gejala yang tertulis dalam kriteria A untuk skizofrenia, ditemukan dalam bentuk yang lebih lemah (misalnya, keyakinan yang aneh, pengalaman persepsi yang tidak lazim). f. Gejala Diagnostic and Statistical Manual Mental Disorders, 4 th ed., text revised, mengklasifikasikan gejala menjadi positif atau negatif. 1) Gejala Positif (yang sangat dipengaruhi oleh obat antipsikotik) termasuk di dalamnya delusi, disorganisasi berbicara (association disturbance), halusinasi, perilaku merusak ( disorganisasi atau katatonik), dan ilusi 2) Gejala negatif antara lain alogia (proverty of speech), avoliasi, affective flattening, anhedonia, isolasi sosial 3) Disfungsi kognitif adalah kategori gejala lain yang termasuk perhatian, memori kerja, dan fungsi eksekutif yang terpecah (Crismon dkk., 2008).
11 11 g. Diagnosis Menurut Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder 4 th Ed yang telah direvisi (DSM-IV-TR), tiga kriteria diagnosis berikut harus muncul untuk dikategorikan sebagai skizofrenia: 1) Gejala yang khas : dua atau lebih dari gejala berikut, masing-masing muncul dalam periode 1 bulan (atau kurang jika terapi berhasil): 2) Waham 3) Halusinasi 4) Pembicaraan yang janggal, yang merupakan manifestasi dari formal thought disorder 5) Perilaku janggal (seperti memakai baju salah, sering menangis) atau perilaku katatonik 6) Gejala negatif seperti afek datar, alogia, avolition. Pasien dapat didiagnosa skizofrenia dengan satu gejala yaitu, waham bizarre atau halusinasi berupa mendengar satu suara yang mengomentari pasien atau ada dua lebih suara yang saling berbicara satu sama lain. a) Disfungsi sosial atau pekerjaan. b) Durasi gangguan minimal selama enam bulan terus menerus. Dalam periode enam bulan, gejala muncul
12 12 dalam periode 1 bulan (atau kurang jika terapi berhasil). c) Disingkirkan dari gangguan skizoafektif atau gangguan mood. h. Tatalaksana Terapi Secara umum, terapi skizofrenia dibagi menjadi tiga tahap sesuai dengan yaitu terapi akut, terapi stabilisasi, dan terapi pemeliharaan. Tujuan dari terapi akut adalah selama tujuh hari pertama terjadi penurunan agitasi, hostilitas, ansietas, dan agregasi dan normalisasi pola makan dan tidur. Terapi stabilisasi pada minggu ke-2 dan ke-3, bertujuan untuk meningkatkan sosialisasi, memperbaiki kebiasaan, dan perasaan. Terapi pemeliharaan dilakukan selama minimal 12 bulan setelah remisi dari episode psikotik yang pertama. Antipsikotik generasi kedua, kecuali klozapin, merupakan agen lini pertama pengobatan skizofrenia. Klozapin digunakan jika pasien mengalami resitensi saat menggunakan antipsikotik lain (Crismon dkk., 2008).
13 13 Tahap 1: Episode psikosis yang pertama Antipsikotik tunggal Lebih disarankan antipsikotik generasi kedua Tahap 2 Respon parsial atau tanpa respon Tahap 2 Antipsikotik generasi pertama ataupun generasi kedua tunggal selain yang telah digunakan pada tahap 1 Respon parsial atau tanpa respon Tahap 3 Klozapin Respon parsial atau tanpa respon Tahap 4: Klozapin + antipsikotik lain atau terapi elektrokonvulsif Tanpa Respon Tahap 5 Antipsikotik tunggal selain yang telah digunakan pada tahap 1 dan 2 Tahap 6 Terapi kombinasi Gambar 1. Algoritma Terapi Skizofrenia (Crismon dkk., 2008)
14 14 Tidak ada riwayat kegagalan terapi AT Ada riwayat kegagalan terapi AT Olanzapine or Gunakan Olanzapine or Gunakan Stage 1 Quetiapin or salah satu Quetiapin or salah satu Risperidon Risperidon tidak ada respon Stage 2 Gunakan yang lain tidak patuh tidak ada respon Haloperidol dekanoat or flufenazin dekanoat tidak patuh tidak ada respon Gunakan yang lain tidak ada respon Stage 3 Gunakan yang lain Gunakan yang lain Gunakan yang lain tidak ada respon Stage 4 Gunakan AP tipikal tidak ada respon tidak ada respon tidak ada respon Stage 5 Klozapin Stage 5a Respon parsial Klozapin + obat pendukung AP tipikal/atipikal, mood stabilizer, ECT, antidepresan) tidak ada respon atau menolak klozapin Tidak ada respon Stage 5b Kombinasi+tipikal, atau kombinasi tipikal, atau kombinasi atipikal, atau atipikal+ect Gambar 2. Algoritma Antipsikotik Menurut American Society Of Health-System Pharmacist
15 15 2. Obat Antipsikotik a. Definisi obat antipsikotik Obat antipsikotik adalah sekelompok obat yang termasuk psikofarmaka dan berkhasiat menghilangkan atau mengurangi gejala psikotik. Obat psikotik juga dikenal sebagai neuroleptika atau major tranquilizers, yaitu obat yang dapat menekan fungsifungsi umum, seperti berpikir dan kelakuan normal. Antipsikotik biasanya dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu obat tipikal dan obat atipikal (Dipiro dkk., 2008). 1) Antipsikotik Generasi Pertama (Antipsikotik Tipikal) Obat antipsikotik tipikal sebagai antipsikotik dikaitkan dengan kemampuannya menurunkan aktivitas dopamin. Obat antipsikotik tipikal dikaitkan dengan afinitasnya yang kuat terhadap D 2. Ia bekerja efektif, bila 80% D2 di otak dihambat. Bila hambatan terhadap reseptor D 2 lebih besar, extrapiramidal symptom (EPS) dapat terjadi tanpa adanya penambahan efektivitas antipsikotik tipikal sebagai antipsikotik (Amir, 2010). Dalam buku Farmakoterapi Dipiro (2008) Obat antipsikotik tipikal dibagi menjadi beberapa kelas: a) Butryphenone : Haloperidol (Haldol) b) Dibenzoxazepine : Loxapine (Loxitane) c) Diphenylbutylpiperidone : Pimozide (Orap)
16 16 d) Indole : Molindone (Moban) e) Phenothiazines : Chlorpromazine (Thorazine), Fluphenazine (Prolixin), Mesoridazin (Serentil), Perphenazine (Trilafon), Thioridazine (Mellaril), Trifluoperazine (Stelazin) f) Thioxanthenes : Thiothixin (Navane) Antipsikotik tipikal dengan potensi tinggi, yaitu thioridazine, mesoridazine, chlorpromazine. Sedangkan antipsikotik tipikal dengan potensi rendah adalah haloperidol, fluphenazine, thiothixine, and pimozide. 2) Antipsikotik Generasi Kedua (Antipsikotik Atipikal) Antipsikotik atipikal memiliki afinitas lebih besar untuk reseptor D1 dan D2 sehingga lebih efektif daripada antipsikotik tipikal untuk melawan gejala negatif (Tjay dan Rahardja, 2008). Antipsikotik atipikal juga dikenal sebagai antipsikotik generasi kedua, yang termasuk antipsikotik atipikal antara lain risperidone (Risperdal), olanzapine (Zyprexa), quetiapine (Seroquel), ziprasidone (Geodon), aripiprazole (Abilify), dan clozapine (Clozaril) (Dipiro dkk, 2008).
17 17 Tabel I. Perbedaan antipsikotik tipikal dan atipikal Tipikal Generasi lama Blokade reseptor dopamin D 2 tinggi Blokade reseptor 5-HT 2 (serotonin) rendah Efek samping ekstrapiramidal besar Efektif untuk mengatasi gejala positif (Dipiro dkk., 2008) Atipikal Generasi baru Blokade reseptor dopamin D 2 rendah Blokade reseptor 5-HT 2 (serotonin) tinggi Efek samping ekstrapiramidal kecil Efektif untuk mengatasi gejala positif dan negatif b. Efek Samping Antipsikotik Beberapa efek samping yang dapat ditimbulkan oleh obat antipsikosis adalah sebagai berikut: 1) Sedasi dan inhibisi psikomotor, 2) Gangguan otonom (hipotensi, antikolinergik/ parasimpatolitik), berupa mulut kering, kesulitan miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur, dan tekanan intraokular meninggi, gangguan irama jantung), 3) Gangguan ekstrapiramidal (distonia akut, akatsia, sindrom parkinson, tremor, brakinesia rigiditas), 4) Gangguan endokrin (amenore, ginekomastia), biasanya pada pemakaian jangka panjang (Mansjoer dkk., 1999).
18 18 c. Penggunaan Obat yang Rasional Menurut WHO (1985) dalam Modul Penggunaan Obat Rasional, penggunaan obat dikatakan rasional bila pasien menerima obat yang sesuai dengan kebutuhannya, untuk periode waktu yang adekuat dan dengan harga yang paling murah untuk pasien dan masyarakat. Istilah penggunaan obat rasional dalam konteks biomedik mencakup beberapa kriteria, yaitu (Management Science for Health, 2012): 1) Tepat indikasi, dimana peresepan berdasarkan kepada pertimbangan medis 2) Tepat obat, mempertimbangkan keefektifan, keamanan, kecocokan obat dengan pasien, dan harga 3) Tepat dosis, pemberian dan durasi terapi 4) Tepat pasien, bahwa tidak ada kontra indikasi, dan kemungkinan terjadinya efek samping sangat kecil 5) Benar cara penyerahan obat, termasuk pemberian informasi yang tepat yang diberikan pada pasien berkaitan dengan obat yang diresepkan 6) Kepatuhan pasien terhadap obat.
19 19 F. KETERANGAN EMPIRIK Beberapa aspek pengobatan yang rasional adalah ketepatan indikasi, ketepatan pasien, ketepatan obat, dan ketepatan dosis. Melalui penelitian ini diperoleh keterangan mengenai pola penggunaan dan ketepatan penggunaan obat antipsikotik berdasarkan guideline terapi skizofrenia dari American Psychiatric Association tahun 2004 pada pasien skizofrenia yang menjalani perawatan di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi penderita skizofrenia sekitar 1% dari populasi orang dewasa di Amerika Serikat, dengan jumlah keseluruhan lebih dari 2 juta orang (Nevid et al.,
Lebih terperinciGANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG
GANGGUAN SKIZOAFEKTIF FIHRIN PUTRA AGUNG - 121001419 LATAR BELAKANG Skizoafektif Rancu, adanya gabungan gejala antara Skizofrenia dan gangguan afektif National Comorbidity Study 66 orang Skizofrenia didapati
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Gangguan Depresif Mayor Depresi merupakan suatu sindrom yang ditandai dengan sejumlah gejala klinik yang manifestasinya bisa berbeda beda pada masing masing individu. Diagnostic
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bahwa gangguan jiwa merupakan penyakit yang sulit disembuhkan, memalukan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Gangguan jiwa dapat menyerang semua usia. Sifat serangan penyakit biasanya akut tetapi
Lebih terperinciSkizofrenia. 1. Apa itu Skizofrenia? 2. Siapa yang lebih rentan terhadap Skizofrenia?
Skizofrenia Skizofrenia merupakan salah satu penyakit otak dan tergolong ke dalam jenis gangguan mental yang serius. Sekitar 1% dari populasi dunia menderita penyakit ini. Pasien biasanya menunjukkan gejala
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan merupakan aspek yang sangat penting bagi kesehatan manusia. Dalam Undang-undang no 23 tahun 1992 dijelaskan bahwa kesehatan adalah keadaan sejahtera badan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masalah kesehatan jiwa dan psikososial menurut The World Health Report tahun 2001 dialami kira-kira 25% dari seluruh penduduk pada suatu masa dari hidupnya.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Di Indonesia, masalah kesehatan jiwa banyak terjadi dengan berbagai variasi dan gejala yang berbeda-beda. Seseorang dikatakan dalam kondisi jiwa yang sehat,
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. Menurut Asosiasi Psikiatri Amerika dalam Diagnostic and Statistical Manual
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Asosiasi Psikiatri Amerika dalam Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorder, Fourth Edition, Text Revision (DSM-IV-TR) agitasi didefinisikan sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang. Ciriciri
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa merupakan suatu kondisi yang berpengaruh terhadap perkembangan fisik, intelektual dan emosional yang optimal dari seseorang. Ciriciri individu yang normal
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 SKIZOFRENIA Skizofrenia adalah suatu gangguan psikotik dengan penyebab yang belum diketahui yang dikarakteristikkan dengan gangguan dalam pikiran, mood dan perilaku. 10 Skizofrenia
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. Skizofrenia merupakan suatu gangguan yang menyebabkan penderitaan dan
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Skizofrenia merupakan suatu gangguan yang menyebabkan penderitaan dan ketidakmampuan bagi pasien dan secara signifikan menimbulkan beban yang berat bagi dirinya sendiri,
Lebih terperinciMampu mengenal dan mengetahui tanda, gejala dan pemeriksaan status mental yang menunjang dalam mendiagnosa pasien dengan gangguan skizofrenia.
Judul: Skizofrenia Prof. Jayalangkara tanra, (neuropsikiatri) Alokasi waktu: 3 x 50 menit Tujuan Instruksional Umum (TIU): Mampu melakukan diagnosa dan penatalaksanaan secara mandiri dan tuntas pada gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang harus diberi perhatian. Skizofrenia merupakan sindrom heterogen
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skizofrenia merupakan penyakit otak yang presisten dan serius yang harus diberi perhatian. Skizofrenia merupakan sindrom heterogen kronis yang ditandai dengan
Lebih terperinciEPIDEMIOLOGI MANIFESTASI KLINIS
DEFINISI Gangguan Bipolar dikenal juga dengan gangguan manik depresi, yaitu gangguan pada fungsi otak yang menyebabkan perubahan yang tidak biasa pada suasana perasaan, dan proses berfikir. Disebut Bipolar
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dengan karakteristik berupa gangguan pikiran (asosiasi longgar, waham),
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Skizofrenia adalah suatu kumpulan gangguan kepribadian yang terbelah dengan karakteristik berupa gangguan pikiran (asosiasi longgar, waham), gangguan persepsi (halusinasi), gangguan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. dasar pada kepribadian, distorsi khas pada proses pikir. Kadang - kadang
1 BAB 1 PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Skizofrenia merupakan sekelompok gangguan psikotik, dengan gangguan dasar pada kepribadian, distorsi khas pada proses pikir. Kadang - kadang mempunyai perasaan
Lebih terperincib. Tujuan farmakoekonomi...27 c. Aplikasi farmakoekonomi...28 d. Metode farmakoekonomi Pengobatan Rasional...32
DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... viii DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...,... xi DAFTAR LAMPIRAN... xiii INTISARI... xiv ABSTRACT... xv BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah...1 B. Perumusan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Kesehatan merupakan harta yang paling penting dalam kehidupan manusia. Kesehatan merupakan hak bagi setiap warga negara seperti yang telah diatur oleh undang-undang.
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. pengamatan terhadap suatu objek tertentu (Wahid, dkk, 2006).
7 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengetahuan (Knowledge) 2.1.1 Pengertian Pengetahuan Pengetahuan adalah hasil dari mengingat suatu hal. Dengan kata lain, pengetahuan dapat diartikan sebagai mengingat suatu
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. Agitasi adalah gejala perilaku yang bermanifestasi dalam penyakit-penyakit psikiatrik yang luas.
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Agitasi adalah gejala perilaku yang bermanifestasi dalam penyakit-penyakit psikiatrik yang luas. Agitasi sering dijumpai di pelayanan gawat darurat psikiatri sebagai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. serta adanya gangguan fungsi psikososial (Sukandar dkk., 2013). Skizofrenia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skizofrenia merupakan sindrom heterogen kronis yang ditandai dengan pola pikir yang tidak teratur, delusi, halusinasi, perubahan perilaku yang tidak tepat serta
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. yang aneh dan tidak beraturan, angan-angan, halusinasi, emosi yang tidak tepat,
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Skizofrenia merupakan sindrom kronik yang beranekaragam dari pemikiran yang aneh dan tidak beraturan, angan-angan, halusinasi, emosi yang tidak tepat, paham yang
Lebih terperinciBAB 1. PENDAHULUAN. Skizofrenia merupakan suatu gangguan jiwa berat yang perjalanan
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Skizofrenia merupakan suatu gangguan jiwa berat yang perjalanan penyakitnya berlangsung kronis 1, umumnya ditandai oleh distorsi pikiran dan persepsi yang mendasar
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Agitasi adalah gejala perilaku yang bermanifestasi dalam penyakit-penyakit
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Agitasi Agitasi adalah gejala perilaku yang bermanifestasi dalam penyakit-penyakit psikiatrik yang luas. Agitasi sangatlah sering dijumpai di dalam pelayanan gawat darurat
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berpikir abstrak) serta kesulitan melakukan aktivitas sehari-hari (Keliat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Definisi skizofrenia adalah gangguan jiwa berat yang ditandai dengan penurunan atau ketidakmampuan berkomunikasi, gangguan realitas (halusinasi atau waham),
Lebih terperinciDefinisi & Deskripsi Skizofrenia DSM-5. Gilbert Richard Sulivan Tapilatu FK UKI
Definisi & Deskripsi Skizofrenia DSM-5 Gilbert Richard Sulivan Tapilatu FK UKI Latar Belakang DSM-IV Tahan uji Valid Memudahkan informasi klinis Gejala klinis beragam, subtipe, & kategori sangat minim
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia adalah suatu penyakit psikiatrik yang bersifat kronis dan
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia Skizofrenia adalah suatu penyakit psikiatrik yang bersifat kronis dan menimbulkan ketidakmampuan, dengan prevalensi seluruh dunia kira-kira 1% dan perkiraan insiden
Lebih terperinciGangguan Waham Menetap (Paranoid)
Gangguan Waham Menetap (Paranoid) Disusun oleh: Ajeng Destara W G1A209076 Diajukan kepada Yth.: dr. Hj. Tri Rini B. S., Sp.KJ Pengertian Gangguan waham adalah gangguan isi pikir, wahamnya biasanya bersifat
Lebih terperinciBIPOLAR. Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ
BIPOLAR Dr. Tri Rini BS, Sp.KJ Definisi Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai oleh gejala-gejala manik, hipomanik, depresi, dan campuran, biasanya rekuren serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan salah satu masalah kesehatan yang sering kali luput dari perhatian. Orang sengaja menghindari dan tidak mencari bantuan bagi keluarganya yang
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Halusinasi 1.1 Pengertian Halusinasi Halusinasi adalah persepsi atau tanggapan dari pancaindera tanpa adanya rangsangan (stimulus) eksternal (Stuart & Laraia, 2001). Halusinasi
Lebih terperinciGANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI. Pembimbing: Dr. M. Surya Husada Sp.KJ. disusun oleh: Ade Kurniadi ( )
GANGGUAN PSIKOTIK TERBAGI Pembimbing: Dr. M. Surya Husada Sp.KJ disusun oleh: Ade Kurniadi (080100150) DEPARTEMEN ILMU KEDOKTERAN JIWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI
Lebih terperinciBAB II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang. mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA II.1. Kedaruratan Psikiatri Kedaruratan psikiatri adalah sub bagian dari psikiatri yang mengalami gangguan alam pikiran, perasaan, atau perilaku yang membutuhkan intervensi terapeutik
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kecacatan, atau kerugian (Prabowo, 2014). Menurut Videbeck (2008), ada
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Gangguan Jiwa 1. Definisi Gangguan Jiwa Gangguan jiwa dalam (DSM- IV) adalah konsep sindrom perilaku atau psikologis klinis yang signifikan atau pola yang terjadi pada individu
Lebih terperinciA. Pemeriksaan penunjang. - Darah lengkap
A. Pemeriksaan penunjang - Darah lengkap Darah lengkap dengan diferensiasi digunakan untuk mengetahui anemia sebagai penyebab depresi. Penatalaksanaan, terutama dengan antikonvulsan, dapat mensupresi sumsum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan adalah keadaan sehat fisik, mental dan sosial, bukan semata-mata keadaan tanpa penyakit atau kelemahan (Riyadi & Purwanto, 2009). Hal ini berarti seseorang
Lebih terperinci1. Dokter Umum 2. Perawat KETERKAITAN : PERALATAN PERLENGKAPAN : 1. SOP anamnesa pasien. Petugas Medis/ paramedis di BP
NOMOR SOP : TANGGAL : PEMBUATAN TANGGAL REVISI : REVISI YANG KE : TANGGAL EFEKTIF : Dinas Kesehatan Puskesmas Tanah Tinggi Kota Binjai PUSKESMAS TANAH TINGGI DISAHKAN OLEH : KEPALA PUSKESMAS TANAH TINGGI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Istilah obsesi menunjuk pada suatu idea yang mendesak ke dalam pikiran. Istilah kompulsi menunjuk pada dorongan atau impuls yang tidak dapat ditahan untuk melakukan
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan gangguan mental psikotik yang etiologinya belum diketahui yang
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia Skizofrenia merupakan gangguan mental psikotik yang etiologinya belum diketahui yang dikarakteristikkan dengan gangguan dalam proses pikir, mood, dan perilaku.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Januari Dengan menggunakan desain cross sectional didapatkan
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian Sampel dalam penelitian ini adalah pasien skizofrenia fase akut di RSJ Grhasia. Data diambil dari catatan rekam medis pasien pada bulan November
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Skizofrenia adalah gangguan mental yang sangat berat. Gangguan ini ditandai dengan gejala-gejala positif seperti pembicaraan yang kacau, delusi, halusinasi, gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. teknologi yang pesat menjadi stresor pada kehidupan manusia. Jika individu
1 BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan dibahas mengenai latar belakang dari masalah yang diteliti, rumusan masalah, tujuan umum dan tujuan khusus dari penelitian, serta manfaat penelitian ini. A. Latar
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya gangguan pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh. Penyakit ini
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konsep Skizofrenia 2.1.1 Defenisi Skizofrenia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu gangguan psikiatrik mayor yang ditandai dengan adanya perubahan pada persepsi,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. kognitif tertentu dapat berkembang kemudian (Sadock, 2003).
9 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Definisi Skizofrenia Skizofrenia adalah istilah yang digunakan untuk menggambarkan suatu gangguan psikiatrik mayor yang ditandai dengan adanya perubahan pada persepsi, pikiran,
Lebih terperinciPenatalaksanaan Gangguan Jiwa Psikotik di Puskesmas
Penatalaksanaan Gangguan Jiwa Psikotik di Puskesmas Benediktus Elie Lie, dr, SpKJ Kabupaten Banyuwangi, 10-12 Juli 2017 Psikotik Psikotik adalah gangguan jiwa berat yang ditandai oleh adanya: Halusinasi
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia Skizofrenia merupakan sindroma klinis yang berubah-ubah dan sangat mengganggu. Psikopatologinya melibatkan kognisi, emosi, persepsi dan aspek lain dari perilaku.
Lebih terperinciLAMPIRAN. Depresi. Teori Interpersonal Depresi
LAMPIRAN Depresi Teori depresi dalam ilmu psikologi, banyak aliran yang menjelaskannya secara berbeda.teori psikologi tentang depresi adalah penjelasan predisposisi depresi ditinjau dari sudut pandang
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. Benedict A.Morel ( ), seorang dokter psikiatri dari Prancis
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia Benedict A.Morel (1809-1873), seorang dokter psikiatri dari Prancis menggunakan istilah demence precoce untuk pasien yang memburuk dimana penyakitnya (gangguannya)
Lebih terperinciBAB I. Pendahuluan. 1.1 Latar belakang
1 BAB I Pendahuluan 1.1 Latar belakang Penderita gangguan jiwa dari tahun ke tahun semakin bertambah. Sedikitnya 20% penduduk dewasa Indonesia saat ini menderita gangguan jiwa,, dengan 4 jenis penyakit
Lebih terperinciGangguan Suasana Perasaan. Dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ
Gangguan Suasana Perasaan Dr. Dharmawan A. Purnama, SpKJ Pendahuluan Mood : suasana perasaan yang pervasif dan menetap yang dirasakan dan memperngaruhi perilaku seseorang dan persepsinya terhadap dunianya.
Lebih terperinciSindrom ekstrapiramidal (EPS)
Sindrom ekstrapiramidal (EPS) SINDROM EXTRAPIRAMIDAL (EPS) 1. PENDAHULUAN Sistem ekstrapiramidal merupakan jaringan saraf yang terdapat pada otak bagian sistem motorik yang mempengaruhi koordinasi dari
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, keduanya saling berkaitan, individu
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Kesehatan mental adalah sama pentingnya dengan kesehatan fisik dalam kehidupan sehari-hari. Bahkan, keduanya saling berkaitan, individu dengan masalah kesehatan fisik sering mengalami
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
19 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Skizofrenia 1. Definisi Skizofrenia Cameron (dalam Gabbard, 1994) menyatakan bahwa Skizofrenia adalah serangkaian reaksi Skizofrenik, yang bersifat regresif sebagai usaha untuk
Lebih terperinciModul ke: Pedologi. Skizofrenia. Fakultas PSIKOLOGI. Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog. Program Studi Psikologi.
Modul ke: Pedologi Skizofrenia Fakultas PSIKOLOGI Maria Ulfah, M.Psi., Psikolog Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id SCHIZOPHRENIA Apakah Skizofrenia Itu? SCHIZOS + PHREN Gangguan jiwa dimana penderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan jiwa menurut WHO (World Health Organization) adalah ketika seseorang tersebut merasa sehat dan bahagia, mampu menghadapi tantangan hidup serta dapat menerima
Lebih terperinciFarmakoterapi Obat Gangguan Mental
Farmakoterapi Obat Gangguan Mental Alfi Yasmina Psikotropika Antipsikotik/neuroleptik/major tranquilizer Antiansietas/ansiolitik/minor tranquilizer Antidepresi Psikostimulan 1 Psikosis Ditandai: Gangguan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomis.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan aspek yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Undang-Undang No. 36 tahun 2009 menyebutkan bahwa kesehatan adalah keadaan sehat, baik
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Skizofrenia 2.1.1. Definisi Skizofrenia secara etimologi berasal dari kata dalam bahasa Yunani yaitu schizo yang berarti terpotong atau terpecah dan phren yang berarti pikiran,
Lebih terperinciGAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA
GAMBARAN POLA ASUH KELUARGA PADA PASIEN SKIZOFRENIA PARANOID (STUDI RETROSPEKTIF) DI RSJD SURAKARTA SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-1 Keperawatan Disusun
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Definisi Definisi gagap yang disetujui belum ada. Menurut World Health Organization (WHO) definisi gagap adalah gangguan ritme bicara dimana seseorang tahu apa yang mau dibicarakan,
Lebih terperinciUNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET FAKULTAS KEDOKTERAN SILABUS PSIKIATRI Program Studi : Kedokteran Kode Blok : Blok 20 Blok : PSIKIATRI Semester : 5 Standar Kompetensi : Mampu memahami dan menjelaskan tentang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Gejala negatif skizofrenia merupakan dimensi psikopatologi penting yang mencerminkan tidak adanya atau berkurangnya perilaku dan fungsi normal, termasuk kekurangan
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Diagnosa Keperawatan 2.1.1 Pengertian Diagnosa Keperawatan Diagnosa keperawatan merupakan keputusan klinik tentang respon individu, keluarga dan masyarakat tentang masalah kesehatan
Lebih terperinciGangguan Afektif Bipolar episode Manik dengan Gejala Psikotik Muhammad Hazim Afif b Amirudin
Gangguan Afektif Bipolar episode Manik dengan Gejala Psikotik Muhammad Hazim Afif b Amirudin Pendahuluan Definisi Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai oleh
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Skizofrenia merupakan suatu sindrom klinis dari berbagai keadaan
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Skizofrenia 2.1.1 Sejarah dan definisi skizofrenia Skizofrenia merupakan suatu sindrom klinis dari berbagai keadaan psikopatologi yang sangat mengganggu serta melibatkan proses
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Depresi 1. Definisi Depresi Depresi merupakan perasaan hilangnya energi dan minat serta timbulnya keinginan untuk mengakhiri hidup. Depresi biasanya disertai perubahan tingkat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kesalahpahaman, dan penghukuman, bukan simpati atau perhatian.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Skizofrenia merupakan suatu sindrom penyakit klinis yang paling membingungkan dan melumpuhkan. Gangguan psikologis ini adalah salah satu jenis gangguan yang
Lebih terperinciMata: sklera ikterik -/- konjungtiva anemis -/- cor: BJ I-II reguler, murmur (-) gallop (-) Pulmo: suara napas vesikuler +/+ ronki -/- wheezing -/-
PEMERIKSAAN FISIK Keadaan umum: baik Kesadaran: compos mentis Tanda vital: TD: 120/80 mmhg Nadi: 84 x/menit Pernapasan: 20 x/menit Suhu: 36,5 0 C Tinggi Badan: 175 cm Berat Badan: 72 kg Status Generalis:
Lebih terperinciBAB 2. TINJAUAN PUSTAKA. penutupan rumah sakit jiwa dan cepatnya pengeluaran pasien tanpa
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengasuh Skizofrenia Selama 50 tahun terakhir, munculnya perawatan berbasis komunitas, penutupan rumah sakit jiwa dan cepatnya pengeluaran pasien tanpa dukungan yang memadai
Lebih terperinciSinonim : - gangguan mood - gangguan afektif Definisi : suatu kelompok ggn jiwa dengan gambaran utama tdptnya ggn mood yg disertai dengan sindroma man
Gangguan Suasana Perasaan Oleh : Syamsir Bs, Psikiater Departemen Psikiatri FK-USU 1 Sinonim : - gangguan mood - gangguan afektif Definisi : suatu kelompok ggn jiwa dengan gambaran utama tdptnya ggn mood
Lebih terperinciFarmakoterapi Obat Gangguan Mental. Alfi Yasmina
Farmakoterapi Obat Gangguan Mental Alfi Yasmina Psikotropika Antipsikotik/neuroleptik/major tranquilizer Antiansietas/ansiolitik/minor tranquilizer Antidepresi Psikostimulan Psikosis Ditandai: Gangguan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebelum menjadi kata skizofrenia, Emil Kraepelin ( )
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Skizofrenia 2.1.1 Definisi skizofrenia Sebelum menjadi kata skizofrenia, Emil Kraepelin (1856-1926) menyebut dementia praecox yaitu sebuah istilah Yunani yang artinya kemunduran
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. perilaku berkaitan dengan gangguan fungsi akibat gangguan biologik, sosial,
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa adalah penyakit dengan manifestasi psikologik atau perilaku berkaitan dengan gangguan fungsi akibat gangguan biologik, sosial, psikologik, genetika,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana. tidak mampu menyesuaikan diri dengan diri sendiri, orang lain,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa merupakan suatu penyakit yang disebabkan karena adanya kekacauan pikiran, persepsi dan tingkah laku di mana individu tidak mampu menyesuaikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Prevalensi skizofrenia di Amerika Serikat 1 sampai 1,5% (Kaplan, et al,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prevalensi skizofrenia di Amerika Serikat 1 sampai 1,5% (Kaplan, et al, 1997) dan kemunculan angka kejadian nampak konstan lintas Negara dan budaya yang berbeda
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Waham merupakan salah satu jenis gangguan jiwa. Waham sering ditemui pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering ditemukan pada penderita
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Secara global, diperkirakan sebanyak 24 juta orang telah menderita skizofrenia (WHO, 2009). Di Indonesia, menurut Riskesdas (2007), sebanyak 1 juta orang atau sekitar
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbagi atau terpecah (Rudyanto, 2007).
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Tinjauan Pustaka 1. Skizofrenia a. Definisi Skizofrenia berasal dari kata Yunani yang bermakna schizo artinya terbagi, terpecah dan phrenia artinya pikiran. Jadi pikirannya terbagi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Gangguan jiwa merupakan bentuk gangguan dalam fungsi alam pikiran. Gangguan tersebut dapat berupa disorganisasi (kekacauan) isi pikiran, yang ditandai antara lain
Lebih terperinciDefinisi Suatu reaksi organik akut dengan ggn utama adanya kesadaran berkabut (clouding of consciousness), yg disertai dengan ggn atensi, orientasi, m
DELIRIUM Oleh : dr. H. Syamsir Bs, Sp. KJ Departemen Psikiatri FK-USU 1 Definisi Suatu reaksi organik akut dengan ggn utama adanya kesadaran berkabut (clouding of consciousness), yg disertai dengan ggn
Lebih terperinciPERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA
PERAN DUKUNGAN KELUARGA PADA PENANGANAN PENDERITA SKIZOFRENIA SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : ESTI PERDANA PUSPITASARI F 100 050 253 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penyakit jiwa sampai saat ini memang masih dianggap sebagai penyakit yang memalukan, menjadi aib bagi si penderita dan keluarganya sendiri. Masyarakat kita menyebut
Lebih terperinciSKIZOFRENIA. Ns. Wahyu Ekowati, MKep., Sp.J. Materi Kuliah Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman (unsoed)
SKIZOFRENIA Ns. Wahyu Ekowati, MKep., Sp.J Materi Kuliah Keperawatan Universitas Jenderal Soedirman (unsoed) www.unsoed.ac.id 1 Tujuan Menyebutkan kembali pengertian skizofrenia Menjelaskan kembali penyebab
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki. suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data Badan Kesehatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Menurut Chaplin,gangguan jiwa adalah ketidakmampuan menyesuaikan diri yang mengakibatkan orang menjadi tidak memiliki suatu kesanggupan (Sunaryo, 2007).Menurut data
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia adalah suatu penyakit yang mempengaruhi otak dan menyebabkan timbulnya pikiran, persepsi, emosi, gerakan dan perilaku yang aneh dan terganggu. Penyakit ini
Lebih terperinciGAMBARAN POLA PENGGUNAAN ANTIPSIKOTIK PADA PASEN SKIZOFRENIA DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA
p-issn: 2088-8139 e-issn: 2443-2946 Jurnal Manajemen dan Pelayanan Farmasi GAMBARAN POLA PENGGUNAAN ANTIPSIKOTIK PADA PASEN SKIZOFRENIA DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT JIWA THE DESCRIPTION OF ANTIPSYCHOTICS
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan disability (ketidakmampuan) (Maramis, 1994 dalam Suryani,
BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Skizofrenia merupakan salah satu gangguan kejiwaan berat dan menunjukkan adanya disorganisasi (kemunduran) fungsi kepribadian, sehingga menyebabkan disability (ketidakmampuan)
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. menjelaskan skizofrenia sebagai suatu sindrom klinis dengan variasi
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Skizofrenia 1.1 Pengertian Skizofrenia Luana (2007) dalam Simposium Sehari Kesehatan Jiwa IDI Jakarta Barat, menjelaskan skizofrenia sebagai suatu sindrom klinis dengan variasi
Lebih terperinciGANGGUAN MOOD. dr. Moetrarsi SKF., DTM&H, Sp.KJ
GANGGUAN MOOD dr. Moetrarsi SKF., DTM&H, Sp.KJ Gangguan Mood Mood adalah pengalaman emosional individual yang bersifat menyebar. Gangguan mood adalah suatu kelompok kondisi klinis yang ditandai oleh hilangnya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gejala negatif merupakan suatu gambaran defisit dari pikiran, perasaan atau perilaku normal yang berkurang akibat adanya gangguan otak dan gangguan mental (Kring et
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bergaul, beraktivitas, dan lain-lain dengan kesehatan yang baik. Kesehatan
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesehatan merupakan aset yang berharga dalam kehidupan setiap manusia. Seseorang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya, seperti bekerja, bergaul, beraktivitas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gangguan jiwa atau mental menurut DSM-IV-TR (Diagnostic and Stastistical Manual of Mental Disorder, 4th edition) adalah perilaku atau sindrom psikologis klinis
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan kehidupan sehari-hari, hampir 1 % penduduk dunia mengalami
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia merupakan gangguan jiwa yang paling banyak terjadi, gejalanya ditandai dengan adanya distorsi realita, disorganisasi kepribadian yang parah, serta ketidakmampuan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. stressor, produktif dan mampu memberikan konstribusi terhadap masyarakat
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sehat jiwa adalah keadaan mental yang sejahtera ketika seseorang mampu merealisasikan potensi yang dimiliki, memiliki koping yang baik terhadap stressor, produktif
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. gangguan jiwa yang paling menimbulkan kerusakan dalam psikiatri. Skizofrenia
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Skizofrenia adalah gangguan jiwa yang sering dijumpai dan termasuk gangguan jiwa yang paling menimbulkan kerusakan dalam psikiatri. Skizofrenia juga merupakan salah
Lebih terperinciGANGGUAN PSIKOTIK I. PENDAHULUAN
GANGGUAN PSIKOTIK I. PENDAHULUAN Penderita gangguan psikotik sering mendapat stigma dan diskriminasi yang lebih besar dari masyarakat di sekitarnya dibandingkan individu yang menderita penyakit medis lainnya.
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM).
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Diabetic foot merupakan salah satu komplikasi Diabetes Mellitus (DM). Diabetic foot adalah infeksi, ulserasi, dan atau destruksi jaringan ikat dalam yang berhubungan
Lebih terperinciBIPOLAR. oleh: Ahmad rhean aminah dianti Erick Nuranysha Haviz. Preseptor : dr. Dian Budianti amina Sp.KJ
BIPOLAR oleh: Ahmad rhean aminah dianti Erick Nuranysha Haviz Preseptor : dr. Dian Budianti amina Sp.KJ Definisi Bipolar Gangguan bipolar (GB) merupakan gangguan jiwa yang bersifat episodik dan ditandai
Lebih terperinci