BAB I PENDAHULUAN. beragam, berdasarkan letak geografis yang meliputi pertemuan antara Samudra

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PERUBAHAN DAN VARIABILITAS IKLIM TERHADAP DINAMIKA FISHING GROUND DI PESISIR SELATAN PULAU JAWA

V. GAMBARAN UMUM PERAIRAN SELAT BALI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4. KEADAAN UMUM 4.1 Kedaan Umum Kabupaten Banyuwangi Kedaan geografis, topografi daerah dan penduduk 1) Letak dan luas

BAB I PENDAHULUAN. terpanjang di dunia) memiliki potensi perairan yang sangat besar (KKP, 2011;

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 4, Nomor 4, Tahun 2015, Halaman Online di :

EVALUASI CUACA BULAN JUNI 2016 DI STASIUN METEOROLOGI PERAK 1 SURABAYA

DAMPAK KEJADIAN INDIAN OCEAN DIPOLE TERHADAP INTENSITAS UPWELLING DI PERAIRAN SELATAN JAWA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengaruh Sebaran Konsentrasi Klorofil-a Berdasarkan Citra Satelit terhadap Hasil Tangkapan Ikan Tongkol (Euthynnus sp) Di Perairan Selat Bali

6. TlNGGl PARAS LAUT

PENDAHULUAN Latar Belakang

1.PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. di negara ini berada hampir di seluruh daerah. Penduduk di Indonesia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DAMPAK PERUBAHAN IKLIM TERHADAP KONDISI OSEANOGRAFI DAN LAJU TANGKAP TUNA MATA BESAR (Thunnus obesus) DI SAMUDRA HINDIA BAGIAN TIMUR

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Adaptasi Perikanan Tangkap terhadap Perubahan dan Variabilitas Iklim di Wilayah Pesisir Selatan Pulau Jawa Berbasis Kajian Resiko MODUL TRAINING

BAB I PENDAHULUAN. hortikultura,dan 12,77 juta rumah tangga dalam perkebunan. Indonesia

FENOMENA UPWELLING DAN KAITANNYA TERHADAP JUMLAH TANGKAPAN IKAN LAYANG DELES (Decapterus Macrosoma) DI PERAIRAN TRENGGALEK

VII. POTENSI LESTARI SUMBERDAYA PERIKANAN TANGKAP. Fokus utama estimasi potensi sumberdaya perikanan tangkap di perairan

Tinjauan Pustaka. II.1 Variabilitas ARLINDO di Selat Makassar

PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2017 REDAKSI

VARIASI SEBARAN SUHU, SALINITAS DAN KLOROFIL TERHADAP JUMLAH TANGKAPAN LEMURU DI PERAIRAN SELAT BALI SAAT MUSON TENGGARA

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRAKIRAAN MUSIM 2017/2018

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Prakiraan Musim Kemarau 2018 Zona Musim di NTT KATA PENGANTAR

KATA PENGANTAR KUPANG, MARET 2016 PH. KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI LASIANA KUPANG CAROLINA D. ROMMER, S.IP NIP

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENDAHULUAN. Sumberdaya perikanan di laut sifatnya adalah open acces artinya siapa pun

JURNAL OSEANOGRAFI. Volume 5, Nomor 4, Tahun 2016, Halaman Online di :

KATA PENGANTAR. Semarang, 22 maret 2018 KEPALA STASIUN. Ir. TUBAN WIYOSO, MSi NIP STASIUN KLIMATOLOGI SEMARANG

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan dan pengelolaan sumber daya air (Haile et al., 2009).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Potensi perikanan laut meliputi perikanan tangkap, budidaya laut dan

6 PEMBAHASAN 6.1 Produksi Hasil Tangkapan Yellowfin Tuna

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

4. GAMBARAN UMUM WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. memiliki dua musim yaitu musim penghujan dan musim kemarau. paling terasa perubahannya akibat anomali (penyimpangan) adalah curah

5 HASIL PENELITIAN 5.1 Jumlah Produksi YellowfinTuna

Lokasi penelitian di UPPPP Muncar dan PPN Pengambengan Selat Bali (Bakosurtanal, 2010)

4 KEADAAN UMUM. 25 o -29 o C, curah hujan antara November samapai dengan Mei. Setiap tahun

PRAKIRAAN KONDISI IKLIM DI INDONESIA (UPDATE APRIL 2017)

3 METODOLOGI PENELITIAN

1. PENDAHULUAN. Tabel 1. Volume dan nilai produksi ikan lemuru Indonesia, tahun Tahun

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 1 (2014), Hal ISSN :

Pengaruh Dipole Mode dan El Nino Southern Oscillation Terhadap Awal Tanam dan Masa Tanam di Kabupaten Mempawah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

Oleh Tim Agroklimatologi PPKS

ANALISIS KORELASI MULTIVARIABEL ARLINDO DI SELAT MAKASSAR DENGAN ENSO, MONSUN, DAN DIPOLE MODE TESIS

8 SELEKSI ALAT TANGKAP DAN TEKNOLOGI YANG TEPAT DALAM PEMANFAATAN SUMBERDAYA LEMURU (Sardinella lemuru Bleeker 1853) DI SELAT BALI

ABSTRAK. Kata kunci: Selat Bali, IOD, SPL, Ikan Tongkol (Euthynnus sp.).

BAB I PENDAHULUAN. kepulauan terbesar di dunia, dengan luas laut 5,8 juta km 2 atau 3/4 dari total

PENENTUAN DAERAH POTENSIAL PENANGKAPAN IKAN CAKALANG(Katsuwonus pelamis) BERDASARKAN SEBARAN SPL DAN KLOROFIL DI LAUT FLORES SKRIPSI

PRAKIRAAN KONDISI IKLIM DI INDONESIA (UPDATE NOVEMBER 2016)

Dinamika Oseanografi Terhadap Hasil Tangkapan Ikan Pelagis PPN Pengambengan dari Data Satelit MODIS

4 KONDISI UMUM KABUPATEN HALMAHERA UTARA

Propinsi Banten dan DKI Jakarta

PRAKIRAAN KONDISI IKLIM DI INDONESIA (UPDATE MARET 2017)

Kata kunci: Citra satelit, Ikan Pelagis, Klorofil, Suhu, Samudera Hindia.

INFORMASI IKLIM UNTUK PERTANIAN. Rommy Andhika Laksono

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2. TINJAUAN PUSTAKA. Suhu menyatakan banyaknya bahang (heat) yang terkandung dalam suatu

Laporan Perjalanan Dinas Chief BRKP-DKP Bagus Hendrajana, Chief FIO Mr Jianjun Liu

POLA ARUS PERMUKAAN PADA SAAT KEJADIAN INDIAN OCEAN DIPOLE DI PERAIRAN SAMUDERA HINDIA TROPIS

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Variabilitas Suhu dan Salinitas Perairan Selatan Jawa Timur Riska Candra Arisandi a, M. Ishak Jumarang a*, Apriansyah b

PENDAHULUAN Latar Belakang

POSITRON, Vol. IV, No. 2 (2014), Hal ISSN :

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

5 PEMBAHASAN 5.1 Fluktuasi Hasil Tangkapan ( Catch ) Ikan Lemuru

KATA PENGANTAR REDAKSI. Pengarah : Wandayantolis, S. SI, M. Si. Penanggung Jawab : Subandriyo, SP. Pemimpin Redaksi : Ismaharto Adi, S.

KATA PENGANTAR PANGKALPINANG, APRIL 2016 KEPALA STASIUN METEOROLOGI KLAS I PANGKALPINANG MOHAMMAD NURHUDA, S.T. NIP

MENGHITUNG DIPOLE MODE INDEX (DMI) DAN KORELASINYA DENGAN KONDISI CURAH HUJAN

4 KONDISI UMUM DAERAH PENELITIAN

KATA PENGANTAR TANGERANG SELATAN, MARET 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI PONDOK BETUNG TANGERANG. Ir. BUDI ROESPANDI NIP

Vertical structure of upwelling downwelling in South of Java and Bali Seas of Indian Ocean based on seasonal salinity during period of

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang.

PRAKIRAAN KONDISI IKLIM DI INDONESIA (UPDATE FEBRUARI 2017)

PRAKIRAAN KONDISI IKLIM DI INDONESIA (UPDATE SEPTEMBER 2017)

2. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Musim Hujan dan Monsun

KATA PENGANTAR. Pontianak, 1 April 2016 KEPALA STASIUN KLIMATOLOGI SIANTAN PONTIANAK. WANDAYANTOLIS, S.Si, M.Si NIP

TINGKAT PEMANFAATAN DAN POLA MUSIM PENANGKAPAN IKAN LEMURU DI PERAIRAN SELAT BALI ABSTRAK

4 KEADAAN UMUM LOKASI PENELITIAN

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

seine yang digunakan sebagai sampel, ada 29 (97%) unit kapal yang tidak

4 HASIL. Gambar 4 Produksi tahunan hasil tangkapan ikan lemuru tahun

I. PENDAHULUAN. interaksi proses-proses fisik dan kimia yang terjadi di udara (atmosfer) dengan permukaan

PENDAHULUAN. Malaysia, ZEE Indonesia India, di sebalah barat berbatasan dengan Kab. Pidie-

EVALUASI MUSIM HUJAN 2007/2008 DAN PRAKIRAAN MUSIM KEMARAU 2008 PROVINSI BANTEN DAN DKI JAKARTA

PENGARUH FENOMENA GLOBAL DIPOLE MODE POSITIF DAN EL NINO TERHADAP KEKERINGAN DI PROVINSI BALI

KONDISI PERIKANAN TANGKAP DI WILAYAH PENGELOLAAN PERIKANAN (WPP) INDONESIA. Rinda Noviyanti 1 Universitas Terbuka, Jakarta. rinda@ut.ac.

2. TINJAUAN PUSTAKA. sebaran dan kelimpahan sumberdaya perikanan di Selat Sunda ( Hendiarti et

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Indonesia memiliki keanekaragaman hayati dan non hayati yang sangat beragam, berdasarkan letak geografis yang meliputi pertemuan antara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia. Total perairan yang mencapai dua per tiga dari luas wilayah Indonesia membuat sumber daya laut Indonesia menjadi sumber daya devisa yang sangat besar (KKP, 2011). Potensi perikanan laut Indonesia berupa ikan ikan pelagis kecil, demersal dan pelagis besar. Berdasarkan data statistik perikanan tangkap Indonesia pada tahun 2012, potensi perikanan Indonesia sebesar 6,4 juta ton/tahun namun belum termanfaatkan secara optimal, pemanfatannya masih dibawah 80%. Produk perikanan yang menjadi unggulan antara lain tuna, tongkol, cakalang, layang dan lemuru (KKP, 2010). Ikan lemuru merupakan salah satu komoditas perikanan yang cukup penting di Selat Bali selain tongkol dan layang (Susilo, 2015). Pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya perikanan di Selat Bali sesuai peraturan dan perundang-undangan yang berlaku dikelola oleh dua Provinsi yaitu Provinsi Jawa Timur dan Bali dalam hal pembatasan jumlah armada yang beroperasi di Selat Bali (Setyaningrum,2014). Pemanfaatan sumber daya ikan lemuru telah mengalami over eksploitasi sehingga melebihi jumlah tangkapan yang diperbolehkan dan dapat mengakibatkan overfishing (Wahyudi, 2010).

Pratama, et al (2015) menyatakan, berkurangnya hasil tangkapan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Muncar diakibatkan oleh perkembangan jumlah armada Purse Seine pada tahun 2014 yang mencapai 218 unit, sedangkan dari ketentuan yang berlaku hanya diperbolehkan sebanyak 190 unit. Data statistik Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Kabupaten Banyuwangi menyatakan jumlah tangkapan ikan lemuru di Selat Bali yang didaratkan di PPP Muncar mengalami fluktuasi dan penurunan yang signifikan, puncak produksi terjadi pada tahun 2006 2007 mencapai 54.000 ton dan mengalami fluktuasi penurunan hingga mencapai 6.000 ton pada tahun 2012. Fluktuasi jumlah pendaratan ikan lemuru juga berkaitan dengan variabilitas faktor lingkungan dan kondisi oseanografi perairan (Rintaka, et al, 2013). Menurut Hendiarti, et al (2005), Selat Bali dipengaruhi oleh siklus musim yaitu musim timur (southeast monsoon) dan musim barat (northwest monsoon) yang dapat mempengaruhi faktor oceanografi di sekitar perairan Selat Bali. Siklus musim di Indonesia termasuk Selat Bali meskipun terjadi secara periodik tetapi terjadinya awal musim tidak selalu sama. Hal ini dipengaruhi oleh fenomena global seperti El Nino Southern Oscillation (ENSO) dan Indian Ocean Dipole (IOD) (Yamagata, et al, 2002). Pengaruh intraseasonal seperti fenomena iklim regional ENSO (El-Nino dan La-Nina) serta IOD juga mempengaruhi kondisi oseanografi perairan di Selat Bali (Ghofar, 2000). Menurut Susanto, et al (2001) secara umum perubahan suhu dan klorofil-a di laut dipengaruhi oleh fenomena ENSO dan IOD. ENSO dan IOD merupakan gejala anomali Suhu Permukaan Laut (SPL). Kenaikan dan

penurunan SPL akan berpengaruh terhadap hasil tangkapan, dikarenakan ikan lemuru lebih menyukai daerah perairan dengan suhu rendah berkisar 23 0-26 0 C (Indrawati, 2000). Fenomena ENSO dan IOD juga dirasakan oleh perikanan tuna mata besar di Perairan Samudra Hindia Bagian Timur. Gaol, et al (2014) menunjukkan bahwa peningkatan Hook Rate (HR) tuna selama El-Nino dan IOD positif disebabkan pendangkalan lapisan termoklin akibat induksi upweling yang kuat sehingga mata pancing longline lebih banyak menjangkau fishing layer. Suhu dan ketersediaan makanan merupakan faktor lingkungan yang membatasi distribusi ikan pelagis kecil, termasuk lemuru (Rintaka, et al, 2013). Menurut Sartimbul, et al (2010) pendaratan lemuru di Selat Bali tertinggi pada tahun 2006 sampai awal tahun 2007 erat kaitannya dengan tingginya konsentrasi klorofil-a di Selat Bali yang disebabkan oleh El-Nino yang kuat di Samudra Pasifik dan IOD positif di Samudra Hindia. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yang menyatakan pengaruh fenomena La-Nina terhadap hasil tangkapan lemuru di Selat Bali tidak memiliki pengaruh yang kuat sedangkan El-Nino memiliki pengaruh yang kuat (Suardana, 2016). Secara umum perubahan suhu permukaan laut di pengaruhi oleh fenomena ENSO dan IOD dimana perubahan suhu permukaan laut akan berdampak pada hasil tangkapan ikan lemuru, dalam penelitian ini penulis menganalisis pengaruh fenomena ENSO dan IOD terhadap jumlah hasil tangkapan per-satuan upaya serta faktor yang mempengaruhinya berupa Suhu Permukaan Laut (SPL) untuk

mengetahui kelestarian atau ancaman sumber daya ikan lemuru (Sardinella lemuru) di Selat Bali. 1.2. Rumusan Masalah Fenomena ENSO dan IOD merupakan anomali suhu yang akan berdampak terhadap fluktuasi penurunan hasil tangkapan ikan lemuru. Fenomena ENSO dan IOD ini dapat mengakibatkan peningkatan dan penurunan SPL, untuk itu pada penilitian ini dapat dirumuskan masalah yaitu : 1. Berapakah jumlah hasil tangkapan sumber daya ikan lemuru (Sardinella lemuru) di Selat Bali Periode tahun 2007 2016. 2. Bagaimanakah hubungan fenomena ENSO dan IOD terhadap jumlah hasil tangkapan ikan lemuru di Selat Bali. 1.3. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang ada, maka tujuan yang akan dicapai dalam penelitian ini adalah : 1. Mengetahui jumlah hasil tangkapan sumber daya ikan lemuru (Sardinella lemuru) di Selat Bali Periode tahun 2007 2016. 2. Mengetahui hubungan fenomena ENSO dan IOD yang mempengaruhi SPL hubungannya terhadap jumlah hasil tangkapan ikan lemuru di Selat Bali. 1.4. Manfaat Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat berupa :

a. Manfaat Akademik Untuk mengetahui hubungan ENSO dan IOD serta terhadap perubahan Suhu Permukaan Laut (SPL) yang berdampak terhadap jumlah hasil tangkapan sumber daya ikan lemuru (Sardinella lemuru) di Selat Bali. b. Manfaat Praktis Bagi pemerintah daerah dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam pembuatan atau penyusunan kebijakan khususnya dalam pemanfaatan dan pengelolaan ikan lemuru (Sardinella lemuru) di Selat Bali dalam mempertahankan kelestariannya. Bagi peneliti dapat dijadikan sebagai referensi bagi penelitian sejenis dan pengembangan penelitian selanjutnya.