BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Kinerja Metode Ekstraksi Metode ekstraksi natrium benzoat yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode ekstraksi cair-cair.prinsip dari ekstraksi cair-cair ini adalah pemisahan senyawa dalam sampel berdasarkan perbedaan sifat kelarutan dalam pelarut tertentu sehingga terjadi distribusi komponen, dimanasebagian komponen larut dalam fase pertama dan fase kedua.dalam ekstraksi ini digunakan sistem pelarut air eter, dimana dietil eter memiliki sifat non polar sehingga saat dilakukan ekstraksi tidak terjadi pencampuran antara dua pelarut tersebut.sistem ini digunakan karena asam benzoat berada dalam matriks kecap yang bersifat larut dalam air,sementara asam benzoat sukar larut dalam air dan mudah larut dalam eter. Dengan demikian, asam benzoat yang terdapat pada sampel akanterekstraksi dari matriks kecap. Sebelum dilakukan ekstraksi, sampel kecap dilarutkan dalan NaCl jenuh dengan tujuan untuk menurunkan kelarutan dari natrium benzoat dalam air karena NaCl lebih bersifat polar dibandingkan natrium benzoat sehingga air akan cenderung mengikat NaCl dibanding natrium benzoat. Karena air lebih banyak mengikat NaCl, maka natrium benzoat akan lebih banyak terdistribusi dalam dietil eter.penambahan NaOH berfungsi dalam pembentukan garam, sedangkan penambahan HCl untuk menetralkan kelebihan basa yang disebabkan akibat penambahan NaOH serta untuk pembentukan asam benzoat.sampel diekstraksi bertingkat sebanyak tiga 27
28 kalimasing-masing 15 mluntuk mendapatkan pemisahan asam benzoat yang lebih sempurna.jumlah total ekstrak yang diperoleh sebanyak 45 ml. B. Hasil Analisis Kualitatif Analisis kualitatif bahan pengawet natrium benzoat pada ketiga sampel kecap menggunakan reagen FeCl 3 5% menunjukkan bahwa ketiga sampel kecap terbukti positif mengandung natrium benzoat. Hal ini ditunjukkan dengan timbulnya endapan berwarna merah kecoklatan yang terjadi akibat adanya reaksi antara asam benzoat dengan FeCl 3 sehingga menghasilkan endapan besi (III) benzoat yang berwarna merah kecoklatan [Fe(C 6 H 5 COO) 3 ] (Svehla, 1979), sebagaimana reaksi dibawah ini. 3C 6 H 5 COOH + FeCl 3 Fe(C 6 H 5 COO) 3 + 3 HCl (coklat) Tabel 3. Hasil uji kualitatif natrium benzoat dalam kecap Sampel Pengamatan Hasil A Timbul endapan merah kecoklatan Positif B Timbul endapan merah kecoklatan Positif C Timbul endapan merah kecoklatan Positif C. Optimasi Metode Spektrofotometri UV-Vis 1. Penentuan panjang gelombang maksimum Penentuan panjang gelombang maksimal dilakukan untuk mengetahui pada gelombang berapa analit dapat menghasilkan absorbansi yang optimum pada spektofotometer UV-Vis. Penentuan panjang gelombang
Absorbansi perpustakaan.uns.ac.id 29 maksimumdilakukan dengan metode scanning pada rentang gelombang 400 200 nm.rentang tersebut dipilih karena analit tidak berwarna sehingga scanning dilakukan pada daerah UV.Pengukuran panjang gelombang maksimum menghasilkan 3 puncak dengan absorbansi yang berbeda.dari ketiga puncak yang dihasilkan dipilih puncak yang menghasilkan absorbansi yang tertinggi dan ditetapkan sebagai panjang gelombang maksimum.puncak yang menghasilkan absorbansi tertinggiberada pada panjang gelombang 225,6 nm. Menurut Manurung (2012), panjang gelombang maksimum dari asam benzoat adalah 228 nm. Panjang gelombang maksimum yang dihasilkan hanya berbeda 2,4 nm sehingga memenuhi syarat kurang dari 3 nm (Anonim, 1994). Spektra panjang gelombang maksimum dapat dilihat pada gambar 5. 0.79 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 A 0.2 0.1 0.0-0.1-0.2-0.3-0.36 200.0 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400.0 NM x (nm) Gambar 5. Penentuan panjang gelombang maksimum
30 2. Validasi metode spektrofotometri UV-Vis a. Kecermatan Pengujian kecermatan dilakukan dengan membandingkan dua sampel dengan perlakuan yang berbeda yaitu antaraspiked sample pada level penambahan 4 mg/l dengan senyawa standar. Hasil pembacaan absorbansi tersebut digunakan untuk menghitung nilai % recovery sehingga dapat diketahui berapa besar jumlah analit yang diperoleh selama proses ekstraksi. Pengujian kecermatan menghasilkan nilai % recovery sebesar 91,8%. Data tersebut menunjukkan bahwa nilai % recovery memenuhi rentang syarat yaitu sebesar 80 110%, sehingga jumlah kadar yang hilang selama proses ekstraksi dapat ditoleransi. b. Batas deteksi dan batas kuantitasi Metode yang digunakan dalam penentuan LOD dan LOQ yaitu menggunakan metodesignal to niose ratio (S/N ratio) dari kurva kalibrasi, dimana untuk LOD ditetapkan nilai S/N = 3 dan LOQ nilai S/N = 10. Dari data tersebut dilakukan perhitungan nilai LOD dan LOQ dan menghasilkan nilai LOD dan LOQ sebesar 0,09 dan 0,31 mg/l. Makna dari hasil tersebut yaitu apabila konsentrasi analit berada dibawah 0,09 mg/l maka alat tidak mampu membedakan antara analit dan blangko, sedangkan apabila konsentrasi analit berada dibawah 0,31 mg/l maka tingkat kuantifikasi dari analit tidak akurat.dengan demikian, untuk pembuatan kurva standar, konsentrasi terkecil yang digunakan dipilih diatas nilai LOQ tersebut.dalam hal ini, konsentrasi terendah yang
Absorbansi perpustakaan.uns.ac.id 31 digunakan dalam kurva standar adalah 1 mg/l yaitu sudah berada diatas dari nilai LOQ. D. Hasil Analisis Kuantitatif Analisis kuantitatif bahan pengawet natrium benzoat dilakukan dengan metode spektrofotometri UV-Vis pada panjang gelombang 225,6 nm. Analisis ini didahului dengan pembuatan kurva standar yang selanjutnya dicari persamaan regresi linearnya. Persamaan regresi yang diperoleh digunakan untuk menghitung kadar natrium benzoat dalam sampel. Pada pembuatan kurva standar diperoleh data seperti yang tertera pada gambar 6. 1 0.9 0.8 0.7 0.6 0.5 0.4 0.3 0.2 0.1 0 0 2 4 6 8 10 Konsentrasi (mg/l) Gambar 6. Hasil pembuatan kurva standar Dari data tersebut diperoleh persamaan y = 0,1019x + 0,1436 dengan nilai r = 0,9995. Nilai r yang mendekati 1yaitu lebih dari 0,997 (Chan et al., 2004)menunjukkan bahwa kurva mempunyai linearitas yang baik. Dalam analisis kuantitatif sampel, absorbansi yang diperoleh dari pembacaan sampel disubstitusikan kedalam rumus persamaan regresi linear
32 tersebut.hasil dari penentuan kadar natrium benzoat pada kecap dapat dilihat dalam tabel 6. Tabel 4. Hasil penentuan kadar natrium benzoat pada kecap No 1 2 3 Sampel Kadar rata-rata (mg/kg berat basah) A 91,18 0,66 B 74,79 2,41 C 151,79 3,69 Dari data di atas diperoleh bahwa kecap C memiliki kadar natrium benzoat tertinggi yaitu antara 151,79mg/kg berat basah. Kecap B memiliki kadar natrium benzoat terendah yaitu antara 74,79mg/kg berat basah. Dari ketiga sampel kecap di atas, kadar natrium benzoat dalam kecap masih memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan oleh BPOM dalam Peraturan Kepala BPOM Nomor 36 Tahun 2013 yaitu batas maksimal penggunaan natrium benzoat dalam kecap adalah 500 mg/kg. Dengan demikian, penelitian ini dapat memberikan informasi kepada masyarakat bahwa kecap A, B, dan C aman untuk dikonsumsi.