PERHITUNGAN JUMLAH TENAGA KERJA YANG OPTIMAL PADA CLEANING PABRIK PERSONAL WASH PT. UNILEVER INDONESIA Alvin Hidayat, Sri Gunani Partiwi Jurusan Teknik Industri Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya Kampus ITS Sukolilo Surabaya 60 Email: alvinhidayat0@ymail.com; srigunani@ie.its.ac.id Abstrak Produktivitas perusahaan merupakan hal yang penting bagi semua perusahaan. Kenaikan dan penurunan produktivitas perusahaan memiliki korelasi positif dengan besaran profit yang diperoleh perusahaan. Peningkatan produktivitas menjadi salah satu hal penting bagi PT. Unilever Indonesia. Salah satu cara meningkatkan produktivitas adalah dengan melakukan efisiensi. Efisiensi dapat dilakukan di bagian manapun yang dianggap kurang efisien. Pada kenyataan dilapangan, bagian cleaning service yang dipercayakan kepada pihak ketiga dilihat kurang optimal. Bukan karena hasil yang kurang bersih, namun karena dilapangan sangat sering pekerja cleaning service terlihat menganggur. Ini menimbulkan pemikiran bahwa beban kerja para pekerja cleaning service terlalu rendah. Perlu dilakukan efisiensi agar dapat menurunkan anggaran perusahaan untuk pihak ketiga. Namun, untuk melakukan efisiensi diperlukan sebuah dasar acuan yang kuat. Maka, penelitian ini diperlukan sebagai acuan peninjauan kontrak cleaning dengan pihak ketiga. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah perhitungan beban tugas per jabatan sesuai dengan KEP/75/M.PAN/7/004 untuk perhitungan beban kerja. Perhitungan beban tugas tersebut membutuhkan nilai waktu penyelesaian tugas yang dapat diperoleh menggunakan metode stopwatch time study. Setelah diketahui hasil beban kerja cleaning seluruh area pabrik, maka dilakukan efisiensi menggunakan ECRS. Hasil dari efisiensi adalah alternatif penggabungan beban kerja. Hasil alternatif penggabungan yang pertama adalah dengan menggabungkan area packing line, lorong-locker, toilet-nst, dan area GHJ. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah karyawan. Alternatif penggabungan kedua adalah dengan menggabungkan area engineering dan area drier 6. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah karyawan. Alternatif penggabungan ketiga adalah dengan menggabungkan area CMS/Proses dan area BDM. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah karyawan. Alternatif penggabungan keempat adalah dengan menggabungkan area boiler dan substore. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah karyawan. Alternatif penggabungan kelima adalah dengan menggabungkan area boiler dan RMS. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah karyawan. Semua alternatif penggabungan dapat dilakukan bersamaan kecuali alternatif keempat dan kelima. Kata Kunci : Stopwatch Time Study, Efisiensi ECRS, Beban Kerja Per Area, NASA-TLX, Jumlah Optimal Karyawan.. Pendahuluan Produktivitas perusahaan merupakan hal yang penting bagi semua perusahaan. Kenaikan dan penurunan produktivitas perusahaan memiliki korelasi positif dengan besaran profit yang diperoleh perusahaan. Profit perusahaan yang menurun tentu akan menjadi ancaman bagi perusahaan tersebut. Upaya untuk melakukan peningkatan profit dapat dilakukan melalui salah satu faktornya yaitu peningkatan produktivitas. Peningkatan produktivitas menjadi salah satu hal penting untuk PT. Unilever Indonesia. Efisiensi adalah salah satu cara meningkatkan produktivitas. Efisiensi dapat dilakukan dibagian yang dianggap kurang efisien dalam menggunakan sumberdaya. Pada kenyataan di lapangan, bagian cleaning service yang dipercayakan kepada pihak ketiga dilihat kurang optimal. Bukan karena hasil yang kurang bersih, namun karena dilapangan sangat sering pekerja cleaning service terlihat menganggur. Ini menimbulkan pemikiran bahwa beban kerja para pekerja cleaning service terlalu rendah. Perlu dilakukan efisiensi agar dapat menurunkan anggaran perusahaan untuk pihak ketiga. Karena sudah terjadi kesepakatan dalam kontrak, maka hanya bisa dilakukan perubahan pada kontrak selanjutnya. Namun, peninjauan terhadap kontrak perlu dilakukan lebih awal. Kesepakatan dalam kontrak tersebut tercantum besaran biaya kontrak cleaning, dan jumlah pekerja dalam kontrak. Dalam kenyataan, cleaning pabrik personal wash dilakukan oleh orang karyawan PT.ISS pada shift pertama. Jumlah karyawan tersebut membersihkan area pabrik personal wash seluas.54.35,43 meter persegi. PT. Unilever Indonesia ingin melakukan efisiensi melalui pengurangan karyawan PT. ISS di pabrik personal wash, akan tetapi PT. Unilever Indonesia belum memiliki perhitungan jumlah pekerja optimal untuk melakukan pekerjaan tersebut. Pembaruan kontrak sebelumnya akan dilakukan PT. Unilever Indonesia dengan
menghitung jumlah karyawan yang optimal sebagai bahan dasar penentuan nilai kontrak. Jumlah karyawan optimal untuk cleaning sangat penting nilainya bagi PT. Unilever Indonesia. Apabila karyawan yang ada melebihi jumlah optimal, maka terjadi pemborosan input selama kontrak berlangsung. Besarnya nilai pemborosan tersebut bergantung pada selisih jumlah karyawan dan lama kontrak. Apabila karyawan yang ada kurang dari jumlah optimal, maka telah terjadi pembebanan pekerjaan yang melebihi kapasitas pekerja. Akibat yang mungkin terjadi adalah pembersihan kurang optimal, titik-titik kotor terus bertambah, probabilitas kecelakaan kerja meningkat, stress karyawan meningkat. Akibat fatal yang mungkin terjadi adalah demo karyawan yang salah arah, seperti yang terjadi di daerah bekasi, karyawan pihak ketiga menuntut kepada perusahaan yang memberikan kontrak. Jonder sihotang (0) menuliskan di berita SH News tentang demonstrasi salah arah tersebut. Akibatnya kebijakan pemerintah membatasi karyawan outsourcing di beberapa bagian tertentu. Menurut keputusan pemerintah hanya ada lima jenis pekerjaan yang boleh menggunakan pihak ketiga yaitu cleaning service, keamanan, transportasi, katering dan pemborongan pertambangan. Hal tersebut tercantum dalam peraturan menteri tenaga kerja dan transmigrasi republik indonesia nomor 9 tahun 0 tentang syarat-syarat penyerahan sebagian pelaksanaan pekerjaan kepada perusahaan lain Bab 3, bagian kesatu, pasal 7 nomor 3. PT. Unilever Indonesia mengalami perubahan yaitu pengurangan karyawan outsourcing pada gudang dan penambahan jumlah karyawan tetap. Hal tersebut membuat PT. Unilever Indonesia melakukan penambahan anggaran. Bukan hal yang tidak mungkin jika terjadi kericuhan kembali akan mengarahkan kebijakan pemerintah untuk mengurangi bagian yang boleh diserahkan kepada pihak ketiga atau kemungkinan terburuk pemerintah dapat melarang penggunaan karyawan outsourcing secara keseluruhan.. Data dan Metodologi Penelitian Berikut merupakan gambaran kerangka berpikir dalam pelaksanaan penelitian yang terdiri dari empat tahapan utama. Tahapan-tahapan ini tersusun secara berurutan dimulai dari tahap identifikasi, tahap pengumpulan dan pengolahan data, tahap analisa dan interpretasi dan yang terakhir yaitu tahap penarikan kesimpulan dan saran.. Pada tahap identifikasi akan dilakukan penentuan perumusan masalah yang ada pada PT. Unilever Indonesia dan tujuan penelitian.tujuan dari penelitian ini adalah Menghitung workload karyawan cleaning pabrik personal wash dan menentukan jumlah optimal karyawan cleaning pabrik personal wash.. Pada langkah pengumpulan data, akan dilakukan pengambilan data primer dan data sekunder.data primer disini merupakan data pengukuran waktu kerja karyawan. Data pengukuran waktu kerja didapatkan dengan melakukan pengamatan langsung dan wawancara.sedangkan data sekunder merupakan data yang diperoleh dengan pengamatan tidak langsung yang diperoleh dari pihak objek penelitian PT.Unilever Indonesia yaitu data profil perusahaan, data jumlah karyawan, data alur pekerjaan dan peta area pabrik personal wash. 3. Pada tahap pengolahan data, terdapat tiga tahap yang harus dilakukan yaitu tahap perhitungan waktu standar menggunakan Stopwatch time study, tahap perhitungan beban kerja area sesuai KEP/75/M.PAN/7/004 dan tahap efisiensi jumlah karyawan menggunakan metode ECRS. Dari tahapan ini diperoleh alternatif efisiensi yang dimungkinkan pelaksanaannya. 4. Tahap analisis dan interpretasi akan diberikan penjelasan mengenai hasil pengolahan data. Penjelasan berupa penerjemahan hasil dan korelasinya dengan tujuan penelitian. 5. Tahap yang terakhir yaitu tahap penarikan kesimpulan. Pada tahap ini dilakukan penarikan kesimpulan dari dilakukannya penelitian ini. 3. Metode Stopwatch Time Study Stopwatch time study adalah pengukuran waktu kerja secara langsung yang dilakukan dengan alat ukur waktu stopwatch. Menurut Sritomo (008) penelitian dengan stopwatch time study memiliki beberapa tahapan yang harus dilakukan. Berikut ini adalah urutan langkah dalam stopwatch time study. Definisi pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur waktunya dan beritahukan maksud dan tujuan pengukuran ini kepada pekerja yang dipilih untuk diamati dan supervisor yang ada. Catat semua informasi yang berkaitan erat dengan penyelesaian pekerjaan seperti lay out, karakteristik/spesifikasi mesin atau peralatan kerja lain yang digunakan, dan lain-lain Bagi operasi kerja dalam elemen kerja sedetail-detailnya tapi masih dalam batas-batas kemudahan untuk pengukuran waktunya Amati, ukur dan catat waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan elemen-elemen kerja tersebut Tetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan dicatat. Teliti apakah jumlah siklus kerja yang dilaksanakan ini sudah memenuhi syarat atau tidak? Tes pula keseragaman data yang diperoleh Tetapkan rate of performance dari operator saat melaksanakan aktivitas kerja yang diukur dan dicatat waktunya tersebut. Rate of performance ini ditetapkan untuk setiap elemen kerja yang ada dan hanya ditujukan untuk performance operator. Untuk elemen kerja yang secara penuh dilakukan oleh mesin maka performance dianggap normal (00%). Pada uji kecukupan data menggunakan rumus sebagai berikut. Dengan N = Jumlah sampel yang dibutuhkan N = Jumlah data yang diambil X = Data waktu yang dibaca oleh stopwatch untuk tiap-tiap individu pengamatan Pada Uji Keseragaman data menggunakan Rumus berikut.
Dengan BKA = Batas kontrol atas BKB = Batas kontrol bawah Xbar = Rata-rata data q = Standar deviasi data P = performance rating Xi = data ke-i n = jumlah data Pada Perhitungan waktu normal digunakan rumus sebagai berikut. = Total Aktual x Performace Rating Pada perhitungan waktu standar digunakan rumus sebagai berikut. WWWW = WWWWWWWWWW NNNNNNNNNNNN xx ( + aaaaaaaaaaaaaaaaaa) Berikut ini adalah hasil perhitungan waktu standar menggunakan Stopwatch time study. Tabel 3. Perhitungan Standar Menyapu Elemen Kerja Rata-rata Rating Sweeping (sapu biasa),546,083,44 6%,838593 Mengambil hasil menyapu 7,7656,083 9,4609 6%,354688 Menyapu dengan kapi 7,83,67 0,780 6% 4,07404 Tabel 4.46 Perhitungan Standar Moping Elemen Kerja Rata-rata Rating Mempersiapkan alat dan air 67,65 67,65 % 75,7704 Pel Basah 4,489 4,489 6% 5,074 mengumpulkan air 7,634074 7,634074 6% 8,8555596 mengeruk air 4,39739 4,39739 6% 5,0944739 pel kering 7,09594 7,09594 6% 8,305476 Pembersihan alat 43,95 43,95 6% 50,033 peras pel 6,4037 6,4037 6% 9,08368 poles 43,95 43,95 8% 50,9675 Tabel 4.47 Perhitungan Standar Dusting Elemen Kerja Rata-rata Rating RA Menyiapkan alat,70933333,083333333 4,6077778 % 30,046889 Mengelap 9,894056,083333333 0,787807 %,00497544 membersihkan alat,978405,083333333,97668 % 5,834798 Tabel 4.48 Perhitungan Standar Toilet Elemen Kerja Rata-rata Rating Mengambil sampah 5,0804,667 7,5938 6% 0,408808 membuang kumpulan sa 3,65947,667 38,07 6% 44,99544 membersihkan kloset 8,47875,667 96,5 6%,64 menggosok lantai 50,00964,667 58,34458 6% 67,679767 menyiram 57,43308,667 67,0056 6% 77,760974 siram pendahuluan 3,09848,667 37,4483 6% 43,4399495 wastafel 4,4333,667 6,67 6% 9,759778 handsoap 40,7878,667 47,5799 6% 55,9696 cermin,4708,667 3,00493 6% 5,085794 urinoir 87,986,667 0,6503 % 3,9487 alat lap cermin 4,538,667 6,93 6% 9,6400889 4. Metode Pengukuran Beban Kerja berdasarkan KEP/75/M.PAN/004 Beban kerja dapat diperoleh dengan pendekatan tugas per tugas jabatan sesuai dengan keputusan menteri pendayagunaan aparatur negara nomor KEP/75/M.PAN/7/004. Metode ini tepat digunakan untuk pekerjaan dengan hasil yang beragam. Pekerjaan cleaning memiliki keberagaman, antara lain menyapu, mengepel, dan mengelap (dusting).sehingga, sangat cocok dilakukan pengukuran workload dengan metode ini. Berdasarkan keputusan menteri pendayagunaan aparatur negara nomor KEP/75/M.PAN/7/004 terdapat beberapa hal yang harus diketahui terlebih dahulu agar dapat dilakukan perhitungan dengan metode ini. Berikut ini adalah informasi yang diperlukan. Uraian tugas beserta jumlah beban setiap tugas penyelesaian tugas Jumlah waktu per hari rata-rata Setelah diketahui informasi diatas, langkah selanjutnya adalah menghitung dengan rumus yang sudah ditetapkan. Berikut ini adalah rumus penentuan jumlah tenaga kerja. ΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣ (WWWWWW) JJJJJJJJJJh KKKKKKKKKKKKKKKK = ΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣΣiiii (WWWWWW) penyelesaian tugas diperoleh dari waktu standar penyelesaian kerja. Sedangkan kerja efektif diperoleh dari total waktu kerja yang disediakan perusahaan dalam satu hari. Sehingga dapat digunakan rumus sebagai berikut. WWWWWWWWWW ssssssssssssss Jumlah Karyawan = TTTTTTTTTT wwwwwwwwww kkkkkkkkkk Berikut ini adalah rekap hasil perhitungan beban kerja area Area (Menit) Beban Kerja Packline -3 4,85359 534% Lorong-Locker 44,008486 % Toilet-NST 0,476767 4% GHJ PW 54,54385 37% Engineering 48,7048 35% Drier 6 7,6545 7% CMS/Proses 50,943903 % BDM 43,7978093 58% Boiler 80,078805 9% Substore 479,0706745 4% RMS PW 78,4309 66% MILL 384,650 9% Office PW 363,99355 87% Drier 37,87895 88% 5. Konsep ECRS Konsep ECRS adalah suatu metode untuk melakukan improvement pada suatu proses tertentuk. ECRS merupakan kepanjangan dari Eliminte, Combine, Rearrange, dan Simplify. Eliminate adalah pengurangan terhadap sesuatu yang tidak diperlukan. Combine adalah mengkombinasikan dua hal atau lebih agar lebih efisien. Rearrange adalah penataan kembali terhadap beberapa proses agar lebih efisien dan efektif. Simplify adalah penyederhanaan suatu proses sehingga lebih efisien. Berikut ini adalah hasil kombinasi beban kerja area. 3
Tabel 4.65 Hasil Kombinasi Area Menggunakan ECRS Kombinasi Area Eksisting Workload Perhitungan ECRS Hasil Manning Packline -3 4 4,854 534% 6 Lorong-Locker 44,008 % Toilet-NST 0,477 4% C 605% 7 GHJ PW 54,544 37% Engineering CMS/Proses Boiler 48,704 50,944 80,0788 35% % 9% Drier 6 BDM Substore 7,65 43,7978 479,0707 7% 58% 4% C C3 C4 5% 80% 34% RMS PW 78,43 66% ------------- 66% MILL 384,65 9% ------------- 9% Office PW 363,99 87% ------------- 87% Drier 37,873 88% ------------- 88% Team Leader/ ----------- ------------ ------------- ------ Supervisor Total 7 Tabel 4.66 Alternatif Kombinasi Untuk Penggabungan Cleaning Area Boiler Dan RMS Boiler 80,0788 9% RMS PW 78,43 66% C4. 6. Analisis Alternatif Kombinasi Efisiensi dengan ECRS ini diperoleh menggunakan kombinasi beban kerja area yang memungkinkan untuk digabungkan. Kombinasi yang dicoba dilakukan ada 4 kombinasi yaitu C, C, C3, C4, dan C4.. kombinasi dilakukan dengan berbagai pertimbangan selain besaran beban kerja, seperti faktor jarak, kesamaan elemen kerja, dan sebagainya. Kombinasi C menggabungkan packing line dengan lorong-locker, toilet-nst, dan GHJ. Penggabungan 4 area tersebut dapat mengurangi jumlah tenaga kerja hingga orang. Kombinasi ini dilakukan karena faktor kedekatan jarak area. Empat area tersebut dilantai yang sama, dan tidak ada pintu yang membatasi antar area. Sehingga, dimungkinkan dilakukan penggabungan beban kerja dengan kombinasi C. Kombinasi C menggabungkan area engineering dan drier 6. Penggabungan C dapat mengurangi jumlah tenaga kerja orang. Kombinasi ini dilakukan dengan pertimbangan beban kerja dan karakteristik area yang sama, sehingga banyak elemen kerja yang sama. Kombinasi C3 menggabungkan CMS dan BDM. Penggabungan C3 dapat mengurangi jumlah tenaga kerja sebanyak orang. Kombinasi ini dilakukan karena faktor kedekatan area, dan kondisi yang hampir sama yaitu suhu di kedua area ini lebih tinggi dibandingkan dengan area lainnya. Kondisi tersebut berlaku juga untuk jenis lantai yang sama disebabkan antisipasi suhu yang tinggi. Kombinasi ini sangat mungkin dilakukan dengan pertimbangan tersebut. Kombinasi C4 menggabungkan area boiler dengan substore. Penggabungan area pada C4 dapat mengurangi jumlah karyawan sebanyak orang. Kombinasi ini hanya didasarkan pada besarnya beban kerja. Perbedaan yang signifikan adalah kondisia area boiler diluar pabrik sehingga terbuka tanpa dinding, sedangkan substore berada di lantai 3 dalam pabrik. Sehingga perlu dilakukan perhitungan movement boiler-substore. Setelah dilakukan perhitungan beban kerja movement dan dijumlahkan, hasilnya masih bisa dilakukan kombinasi area ini. Kombinasi C4. adalah alternatif lain penggabungan boiler, namun dengan RMS. Kombinasi C4. dilakukan 87% 4 dengan alasan yang sama dengan kombinasi C4 yaitu peleburan beban area boiler. Jadi, hasil antara C4. dan C4 hanya satu yang dapat dilaksanakan. Kesimpulan Berdasarkan pengolahan data serta analisis yang telah dilakukan sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal terkait dengan penelitian ini, yaitu antara lain :. Berdasarkan metode pengukuran beban kerja sesuai KEP/75/M.PAN/7/004 diperoleh beban kerja eksisting untuk masing-masing area. Pada area packing line workload area sebesar 534%, area lorong-locker workload area sebesar %, area toilet-nst workload area sebesar 4%, area GHJ workload area sebesar 37%, area engineering workload area sebesar 35%, area drier 6 workload area sebesar 7%, area CMS/Proses workload area sebesar %, area BDM workload area sebesar 58%, area boiler workload area sebesar 9%, area substore workload area sebesar 4%, area RMS workload area sebesar 66%, area mill workload area sebesar 9%, area office PW workload area sebesar 87%, area drier workload area sebesar 88%.. Jumlah optimal karyawan yang diperoleh menggunakan metode ECRS dengan mengkombinasikan area yang beban kerjanya kurang optimal. Hasil alternatif penggabungan yang pertama adalah dengan menggabungkan area packing line, lorong-locker, toilet- NST, dan area GHJ. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah karyawan. Alternatif penggabungan kedua adalah dengan menggabungkan area engineering dan area drier 6. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah karyawan. Alternatif penggabungan ketiga adalah dengan menggabungkan area CMS/Proses dan area BDM. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah karyawan. Alternatif penggabungan keempat adalah dengan menggabungkan area boiler dan substore. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah karyawan. Alternatif penggabungan kelima adalah dengan menggabungkan area boiler dan RMS. Hasilnya dapat dilakukan efisiensi sejumlah karyawan. Semua alternatif penggabungan dapat dilakukan bersamaan kecuali alternatif keempat dan kelima. Jadi total karyawan optimal untuk pekerjaan cleaning pabrik personal wash adalah 7 karyawan. Daftar Pustaka Arumsari, Rahadiani. (009). Perhitungan Kebutuhan Jumlah Karyawan berdasarkan Analisis Beban Kerja untuk Meningkatkan Produktivitas Kerja. Laporan Tugas Akhir. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember Asri, Raras Mayang. (0). Analisa Beban Kerja dan Job Analysis untuk Menentukan Jumlah Optimal Karyawan dan Pemetaan Karyawan Berdasar pada Karakteristik dan Kemampuan Kerja. Laporan Tugas Akhir. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember Depnakertrans. (0). Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor Tahun 0. [Online] Available at :
http://www.depnakertrans.go.id/uploads/doc/perunda ngan/9438070350ab0fa438fa.pdf [Accessed 5 September 03] Didomenico, A dan Nussbaum, A.M. (008). Interactive effects of physical and mental workload on subjective workload assessment, Science Direct, Vol.38, hal. 977 983 MENPAN. (004). Pedoman Perhitungan Kebutuhan Pegawai Berdasarkan Beban Kerja Dalam Rangka Penyusunan Formasi Pegawai Negeri Sipil. Keputusan Nomor : KEP/75/M.PAN/7/004, Jakarta Meyers, E.F. (99). Motion Study and Time Study. New Jersey : Prentice Hall Nawawi, Hadari. (000). Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press Pratama, Hanif Galih. (03). Penentuan Alokasi Jumlah Pekerja Melalui Study Kerja dan Simulasi pada Proses Canner (Study Kasus : PT Great Giant Pineapple, Lampung). Laporan Tugas Akhir. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember Sihotang, Jonder. (0). Nasib Buruh Kontrak Menyedihkan. [Online] Available at: www.shnews.co/detile-8887- nasib-buruh-kontrak-yang-menyedihkan-.html [Accessed 7 September 03] Sophiana, Tiffany. (006). Perancangan standar waktu kerja dan perhitungan jumlah tenaga kerja optimal pada bagian medical equipment.laporan Tugas Akhir. Surabaya : Institut Teknologi Sepuluh Nopember Wignjosoebroto, Sritomo. (008). Ergonomi Studi Gerak dan : Teknik Analisis Untuk Peningkatan Produktivitas Kerja. Surabaya : Guna Widya 5