Studi Perencanaan Kapasitas Daya Listrik Pada Gedung Bank Nagari Capem Siteba Padang. Antonov, ST, MT * Mendriadi * Abstrak

dokumen-dokumen yang mirip
PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN FIRE HYDRANT DI TOWER B APARTEMEN BERSUBSIDI PUNCAK PERMAI SURABAYA

INSTALASI PENERANGAN AC DAN PENANGKAL PETIR WISMA ATLET KAWASAN SPORT CENTRE RUMBAI PEKAN BARU

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Maksud dan Tujuan

PERENCANAAN MEKANIKAL ELEKTRIKAL DAN PENANGKAL PETIR PADA GEDUNG POLI GIGI UMS 5 LANTAI NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: Manusa putra D

YUNANTO KURNIAWAN D

NASKAH PUBLIKASI PERENCANAAN SISTEM MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING (MEP) PADA GEDUNG FARMASI STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

BAB IV HASIL PERANCANGAN INSTALASI PENERANGAN

Abstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

BAB I PENDAHULUAN. perencana (arsitek, struktur & MEP) dan tim pelaksana (lapangan). Tim perencanaan

BAB III SISTEM KELISTRIKAN DI GEDUNG PT.STRA GRAPHIA TBK

PERANCANGAN INSTALASI LISTRIK PADA BLOK PASAR MODERN DAN APARTEMEN DI GEDUNG KAWASAN PASAR TERPADU BLIMBING MALANG JURNAL JURUSAN TEKNIK ELEKTRO

BAB I PENDAHULUAN. Instalasi tenaga listrik adalah pemasangan komponen-komponen peralatan

PENGARUH PEMASANGAN ARMATURE PADA LAMPU LHE TERHADAP PENINGKATAN EFISIENSI PENCAHAYAAN.

BAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA

WAHYU PRIHANTORO D

BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK

NASKAH PUBLIKASI PERANCANGAN SISTEM MEKANIKAL ELEKTRIKAL PLUMBING (MEP) PADA GEDUNG PERAWAT STIKES MUHAMMADIYAH KLATEN

SISTEM KELISTRIKAN PADA GEDUNG KANTOR BANK SUMSEL CABANG PANGKALPINANG DI PT. PEMBANGUNAN PERUMAHAN (Persero). Tbk

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

SISTEM DISTRIBUSI ENERGI LISTRIK PADA KERETA API KELAS EKONOMI, BISNIS DAN EKSEKUTIF

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN FIRE HYDRANT DI TOWER B APARTEMEN BERSUBSIDI PUNCAK PERMAI SURABAYA

BAB III METODE PENELITIAN

PERENCANAAN MEP PADA GEDUNG REKTORAT POLTEKKES KEMENTRIAN KESEHATAN PROVINSI BANTEN

SISTEM PENDISTRIBUSIAN DEBIT AIR BERSIH PADA GEDUNG BERTINGKAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Perhitungan Kebutuhan Air Bersih Rata Rata Pusat Perbelanjaan, Studi Kasus Sepuluh Pusat Perbelanjan di Kota Surabaya

ANALISA KEANDALAN SISTEM KELISTRIKAN 3 FASE PADA HOTEL BISANTA BIDAKARA SURABAYA

BAB V PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN RELOKASI PASAR IKAN HIGIENIS REJOMULYO SEMARANG

kondisi jalur di pusat perbelanjaan di jantung kota Yogyakarta ini kurang BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

ABSTRAKSI Anggie Saputra Analisa Kinerja GENSET (Generator-Set) Pada Fungsi BTS (Base Transceiver Station) DI PT.PLN (PERSERO) PI.Jurusan Tek

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA

Oleh Asep Sodikin 1), Dede Suhendi 2), Evyta Wismiana 3) ABSTRAK

Bab V. PROGRAM PERENCANAAN dan PERANCANGAN MARKAS PUSAT DINAS KEBAKARAN SEMARANG. No Kelompok Kegiatan Luas

BAB II DESKRIPSI GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (PT ASTRA INDONESIA)

BAB V PROGRAM DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

Pemeriksaan Keandalan dan Kelaikan Bangunan Gedung

PERENCANAAN SISTEM PLAMBING DAN SISTEM FIRE HYDRANT DI TOWER SAPHIRE DAN AMETHYS APARTEMEN EASTCOAST RESIDENCE SURABAYA

Optimasi dan Manajemen Energi Kelistrikan Di Gedung City of Tomorrow

Perencanaan Sistem Plambing Dan Sistem Fire Hydrant Di Gedung Tower. A Apartemen Bersubsidi Puncak Permai Surabaya

BAB III METODE PEMBAHASAN

BAB III KEBUTUHAN GENSET

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

HARI KRISTIANTO D

PERENCANAAN ULANG SISTEM PLAMBING DAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN DI MX MALL KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia industri, pemukiman, rumah sakit, perkantoran dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah , 2014

BAB III METODE PENELITIAN. Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building

BAB IV ANALISIS DAN PERHITUNGAN

PENGARUH TEKANAN TERHADAP PENGKONDISIAN UDARA SISTEM EKSPANSI UDARA

BAB III PERANCANGAN INSTALASI

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)

ANALISA KEBUTUHAN DAYA LISTRIK DI GEDUNG PERKULIAHAN 10 LANTAI UNIVERSITAS PAKUAN BOGOR

PUSAT PERBELANJAAN, KANTOR SEWA DAN APARTEMENT DI MEGA KUNINGAN JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. listrik dengan kualitas yang baik. Agar kontinyuitas pelayanan energi listrik

Menghitung kebutuhan jumlah titik lampu dalam ruangan

Optimasi dan Manajemen Energi Kelistrikan Di Gedung City of Tomorrow

BAB V KONSEP. perencanaan Rumah Susun Sederhana di Jakarta Barat ini adalah. Konsep Fungsional Rusun terdiri dari : unit hunian dan unit penunjang.

TUGAS MAKALAH INSTALASI LISTRIK

PELUANG PENGHEMATAN ENERGI PADA GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

ANALISIS SISTEM JARINGAN DISTRIBUSI TEGANGAN RENDAH DI KECAMATAN BENTENG KAB. KEPULAUAN SELAYAR TAHUN 2010

BAB III PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS RENCANA SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

Muhamad Fahri Iskandar Teknik Mesin Dr. RR. Sri Poernomo Sari, ST., MT

Bab V Konsep Perancangan

TUGAS AKHIR EVALUASI PERENCANAAN SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK PADA BANGUNAN KANTOR 25 LANTAI. Diajukan guna melengkapi sebagian syarat

PERANCANGAN ULANG SISTEM PENYEDIAAN AIR BERSIH PADA BANGUNAN GEDUNG TWIN BUILDING UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA TUGAS AKHIR

PROPOSAL INSTALASI PERUMAHAN. MERANCANG INSTALASI LISTRIK BANGUNAN SEDERHANA (Rumah Tinggal, Sekolah dan Rumah Ibadah)

Perencanaan Sistem Plambing dan Fire Hydrant di Tower Saphire dan. Tower Amethys Apartemen EastCoast Rasidence Surabaya

PENGENALAN OBYEK RANCANG PENJELASAN

BAB IV ANALISIS HASIL PEKERJAAN. Sebelum suatu instalasi listrik dinyatakan layak untuk dapat digunakan,

EVALUASI RUGI-RUGI JARINGAN YANG DILAYANI OLEH JARINGAN PLTS TERPUSAT SIDING

TEMA DAN KONSEP. PUSAT MODE DAN DESAIN Tema : Dinamis KONSEP RUANG KONSEP TAPAK LOKASI OBJEK RANCANG

ANALISA BEBAN LISTRIK MAKSIMUM DI DERMAGA III UJUNG SURABAYA

BAB II TINJAUAN UMUM PROYEK

STUDI OPTIMASI SISTEM PENCAHAYAAN RUANG KULIAH DENGAN MEMANFAATKAN CAHAYA ALAM

Sistem Utilitas Bangunan Gedung Bertingkat

BAB IV HASIL PERANCANGAN DIAGRAM SATU GARIS SISTEM DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK

BAB I PENDAHULUAN. lama semakin pesat. Seiring dengan itu konsumsi daya listrik pun semakin besar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat

PERENCANAAN ULANG SISTEM PLAMBING DAN PENGOLAHAN AIR BUANGAN DI MX MALL KOTA MALANG

SATUAN ACARA PERKULIAHAN. Sub pokok bahasan dan Rincian materi

Plumbing class PLUMBING. Sistem plambing. Rancangan Pembelajaran. Rancangan Pembelajaran. Rancangan Pembelajaran 16/02/2011 RE

BAB I PENDAHULUAN. Seiring pesatnya kemajuan dan perkembangan daerah - daerah di Indonesia, memicu

Mei Van Bostang Nainggolan Nrp : NIRM : Pembimbing : Ir. V. Hartanto M.Sc

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

PRAKTIK PLAMBING DAN SANITER NS1634 1

UTILITAS BANGUNAN. Tjahyani Busono

BAB V KONSEP PERANCANGAN

Prosedur Energi Listrik

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Analisa Instalasi Listrik Pada Rusunawa Dengan Metode Studi Deskriptif Kasus Rusunawa Universitas Islam Lamongan

PERENCANAAN INSTALASI LISTRIK RUMAH SAKIT UMUM PKU MUHAMMADIYAH KEDIRI ZONA B TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Melengkapi Salah Satu Syarat

Kata kunci: gedung perkantoran, analisa teknis dan finansial, Kabupaten Kapuas

UTILITAS 02 ELECTRICAL SYSTEM PROGRAM STUDI TEKNIK ARSITEKTUR UNIVERSITAS GUNADARMA. Veronika Widi Prabawasari

SIRKUIT INTERNASIONAL SENTUL

Transkripsi:

Studi Perencanaan Kapasitas Daya Listrik Pada Gedung Bank Nagari Capem Siteba Padang Antonov, ST, MT * Mendriadi * *)Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang **) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Jl. Gajah Mada, Kandis nanggalo, Padang Abstrak Perencanaan instalasi listrik sebuah bangunan merupakan suatu hal yang membutuhkan akurasi yang tepat, perancangan instalasi sebuah bangunan juga mempertimbangkan fungsi utama dari bangunan tersebut serta memperhitungkan kemungkinan adanya renovasi pada masa mendatang. Sehingga instalasi jaringan tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhannya. Hasil studi perencanaan kapasitas daya listrik pada gedung Bank Nagari Capem Siteba adalah daya pada lantai satu sebesar 74,088 KVA dan daya daya pada lantai dua sebesar 45,040 KVA serta daya pada pompa adalah 40,117 KVA. Maka daya total atau beban total pada gedung Bank Nagari Capem Siteba adalah 159,245 KVA atau 135,358 KW. Kelaikan instalasi penerangan pada gedung yang memenuhi standard dan peraturan PUIL 2000 serta peraturan lainnya, sudah dapat dikategorikan laik, namun ada beberapa hal yang harus disempurnakan sesuai dengan peraturan yang berlaku, seperti; instalasi listrik dapat dioperasikan dengan baik, terjamin keselamatan manusia, gedung dan peralatannya. Key words:perencanaan, Instalasi Listrik 1. Pendahuluan Perencanaan instalasi listrik sebuah bangunan merupakan suatu hal yang membutuhkan akurasi yang tepat, hal tersebut diperlukan bukan hanya untuk mendapatkan efektifitas kinerja dari jaringan yang akan dirancang, dan bukan juga demi mendapatkan efisiensi ekonomis yang serendah-rendahnya. Namun perancangan instalasi sebuah bangunan juga mempertimbangkan fungsi utama dari bangunan tersebut serta memperhitungkan kemungkinan adanya renovasi pada masa mendatang. Sehingga instalasi jaringan tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhannya. Salah satu jenis bangunan yang membutuhkan konsentrasi dan tingkat ketelitian lebih dalam perancangan instalasinya adalah gedung perbankan. Penggunaan sistem paralatan yang handal sangat dibutuhkan, karena dengan adanya system peralatan yang handal akan berpengaruh terhadap kelancaran operasi kerja suatu industri, instansi, perkantoran, perbankan dan sektor lain yang membutuhkan system tersebut. Seiring dengan perkembangan teknologi diberbagai sektor, kebutuhan akan tenaga listrik semakin besar, terutama disektor industri atau tempat yang memerlukan peralatan dan mesin-mesin yang handal seperti di mall, hotel dan perbankan. Daya yang dibutuhkan sebagai penggerak mesin-mesin tersebut juga semakin meningkat. Sehingga dalam hal sistem tenaga listrik konsumen menuntut keandalan dan kemampuan yang maksimal dalam pensuplaian tenaga listrik yang dibebankan pada PT. PLN selaku BHMN 9

yang mengelola pensuplaian tenaga listrik ke perusahaan atau instansi tersebut. Suplai tenaga listrik sangat diperlukan oleh instansi atau perbankan dalam menjalankan aktivitasnya. Sebagai contohnya Kantor Bank Nagari Capem Siteba Padang merupakan salah satu Bank daerah di Sumatera Barat yang memerlukan tenaga listrik yang cukup besar untuk kelancaran operasinya. Sebuah perbankan pasti sangat memperhatikan tingkat pencahayaan yang bagus supaya para konsumen merasa nyaman dengan fasititas yang telah disediakan. Pencahayaan tersebut tentunya membutuhkan daya yang lebih, sistem pengamanan yang handal sehingga tidak terjadi gangguan saat menjalankan aktifitasnya. Bank Nagari Cabang Pembantu (Capem) Siteba Padang yang dibangun di atas lahan seluas 2400 m2, merupakan bangunan bank yang bernuansa mewah, dimana bangunan perbankan ini terdiri atas 2 lantai. Kantor Bank Nagari Capem Siteba Padang memerlukan perancangan instalasi listrik yang baik dan handal. Untuk mensuplai tenaga listrik di Kantor Bank Nagari Capem Siteba Padang disuplai dengan dua sistem, yaitu dari PLN dan Genset (generator set). Sehingga jika PLN padam maka suplai tenaga listrik tetap ada yang disuplai oleh Genset. Oleh karena itu perencanaan daya yang dibutuhkan memerlukan akurasi yang tepat agar seluruh sistem peralatan masih tetap beroperasi dan aktifitas konsumen tidak akan terganggu. 2. Metodologi Penelitian Jalannya penelitian atau Studi tentang perencanaan instalasi listrik dan tenaga pada gedung Bank Nagari Capem Siteba sebagai berikut; 10

Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X 3. Hasil Diskusi Gambar 2 Jumlah Daya Stop Kontak Pada Lantai Satu Gambar 1 Jumlah Daya PeneranganPada Lantai Satu Gambar 3 Jumlah Daya Exhaust Fan Pada Lantai Satu 11

Grafik 4 Jumlah Daya AC Pada Lantai Satu Gambar 6 Grafik Jumlah Daya Penerangan Lantai Dua 3.1 Lantai Satu Berdasarkan grafik 1 terlihat bahwa Jumlah titik lampu pada suatu ruangan ditentukan oleh luas ruangan, indeks ruangan, umur lampu serta ketinggian cahaya diatas bidang kerja dengan ketinggian cahaya diatas bidang Gambar 5 Grafik Jumlah Daya Pompa Selain factor diatas, jumlah titik lampu pada suatu ruangan tergantung pada; fungsi dari ruangan tersebut, luas dan ukuran dari ruangan, semakin luas ruangan, semakin banyak lampu yang diperlukan, keadaan dinding, langit-langit dan lantai ruangan tersebut, apakah menyerap cahaya atau memantulkan cahaya serta jenis dan ukuran lampu yang akan digunakan. Seperti pada grafik 1 terlihat bahwa, pada lantai satu area yang paling luas di gunakan untuk area parker seluas 723,75 m2, maka 12

jumlah titik lampu terbanyak terdapat juga pada area parkir sebesar 20 titik lampu. Begitu juga dengan luas area yang paling kecil pada lantai satu terdapat pada Junitor seluas 8 m2 dengan jumlah titik lampu yang paling terendah juga sebesar 1 titik lampu. maka daya AC yang dibutuhkan juga lebih besar yakni luas ruangan seluas 37,5 m2 yang menggunakan 3 buah AC dengan daya sebesar 3825 Watt pada lantai satu. 3.2 Lantai Dua Berdasarkan grafik 2 terlihat bahwa Jumlah daya lampu pada suatu ruangan ditentukan oleh luas ruangan, indeks ruangan, umur lampu serta ketinggian cahaya diatas bidang kerja dengan ketinggian cahaya diatas bidang Selain faktor diatas, jumlah daya lampu pada suatu ruangan sangat tergantung pada; fungsi dari ruangan tersebut, kuat cahaya pada ruangan tersebut atau luminisasi dan armature. Seperti pada grafik 2 terlihat bahwa, pada lantai satu jumlah daya terbesar digunakan pada ruangan kerja staf, karena pada ruangan kerja staf membutuhkan luminisasi yang tinggi dan tingkat pencahayaan yang tinggi (lux) dibandingkan dengan ruangan-ruangan lainnya, sebesar 350 lux. Tingginya tingkat pencahyaan akan mempengaruhi jumlah kebutuhan daya, karena semain tinggi tingkat pencahayaan (lux) akan menyebabkan daya yang dibutuhkan semakin besar sebesar 108 Watt, lebih tinggi dari pada kebutuhan daya di ruangan lainnya pada lantai satu. Berdasarkan grafik 3 terlihat bahwa Jumlah daya AC oleh panjang ruang, tinggi ruang, dan kondisi ruangan serta lebar ruangan. Seperti pada grafik 3 terlihat bahwa, pada lantai satu jumlah daya AC terbesar digunakan pada ruangan kerja staf, karena pada ruangan kerja staf mempunyai luas yang lebih besar dari pada ruangan lainnya. Karena semakin besar ruangan (panjang dan lebar ruangan ) 13 Berdasarkan grafik 6 terlihat bahwa Jumlah titik lampu pada suatu ruangan ditentukan oleh luas ruangan, indeks ruangan, umur lampu serta ketinggian cahaya diatas bidang kerja dengan ketinggian cahaya diatas bidang Selain faktor diatas, jumlah titik lampu pada suatu ruangan tergantung pada; fungsi dari ruangan tersebut, luas dan ukuran dari ruangan, semakin luas ruangan, semakin banyak lampu yang diperlukan, keadaan dinding, langit-langit dan lantai ruangan tersebut, apakah menyerap cahaya atau memantulkan cahaya serta jenis dan ukuran lampu yang akan digunakan. Seperti pada grafik 6 terlihat bahwa, pada lantai dua area yang paling luas di gunakan untuk area banking hall seluas 180 m2, maka jumlah titik lampu terbanyak terdapat juga pada area banking hall sebesar 32 titik lampu. Begitu juga dengan luas area yang paling kecil pada lantai dua terdapat pada mushalla seluas 5 m2 dengan jumlah titik lampu yang paling terendah juga sebesar 1 titik lampu. Berdasarkan grafik 7 terlihat bahwa Jumlah daya lampu pada suatu ruangan ditentukan oleh luas ruangan, indeks ruangan, umur lampu serta ketinggian cahaya diatas bidang kerja dengan ketinggian cahaya diatas bidang Selain faktor diatas, jumlah daya lampu pada suatu ruangan sangat tergantung pada; fungsi dari ruangan tersebut, kuat cahaya pada ruangan tersebut atau luminisasi dan armature.

Seperti pada grafik 7 terlihat bahwa, pada lantai dua jumlah daya terbesar digunakan pada ruangan kerja staf, karena pada ruangan Apartemen Bersubsidi Puncak Permai Tower B. Brosur PT. Surya Bumimegah Sejahtera. Surabaya,2009. kerja staf membutuhkan luminisasi yang tinggi Babbitt, H.E. 1960. Plumbing. New York: Mc-Graw Hill Book Company. dan tingkat pencahayaan yang tinggi (lux) Departemen Pekerjaan Umum. 1998. dibandingkan dengan ruangan-ruangan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum lainnya, sebesar 350 lux. Tingginya tingkat Nomor:441/KPTS/1998 tentang pencahyaan akan mempengaruhi jumlah Persyaratan Teknis Bangunan Gedung. kebutuhan daya, karena semain tinggi tingkat pencahayaan (lux) akan menyebabkan daya yang dibutuhkan semakin besar sebesar 10.200 Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia. Departemen Pekerjaan Umum. 2000. Watt, lebih tinggi dari pada kebutuhan daya di Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor: ruangan lainnya pada lantai dua. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Berdasarkan grafik 8 terlihat bahwa Jumlah Kebakaran pada Bangunan Gedung dan daya AC oleh panjang ruang, tinggi ruang, dan Lingkungan. Jakarta: Departemen kondisi ruangan serta lebar ruangan. Pekerjaan Umum Republik Indonesia. Haris, M. 2007. Tugas Akhir: Seperti pada grafik 8 terlihat bahwa, pada Pengolahan Air Limbah Anaerobic lantai dua jumlah daya AC terbesar digunakan Baffled Reactor (Abr) Pada Program pada ruangan kerja staf, karena pada ruangan Sanimas Di Mojokerto. Surabaya: tunggu mempunyai luas yang lebih besar dari Jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS pada ruangan lainnya. Karena semakin besar Kustiyono, A. 2008. Tugas Akhir: ruangan (panjang dan lebar ruangan ) maka Perencanaan Sistem Plambing dan Sistem Fire Hydrant di Mall City of daya AC yang dibutuhkan juga lebih besar Tomorrow Surabaya. Surabaya: Jurusan yakni luas ruangan seluas 33 m2 yang Teknik Lingkungan FTSP ITS. menggunakan 3 buah AC dengan daya sebesar 9.562,5 Watt pada lantai dua. Morimura, T. dan Noerbambang, S.M. 2000. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. 15 PUIL 2000. Peraturan Umum Instalasi Sedangkan untuk teknik pemasangan Listrik 2000 penghantar dan komponen telah memenuhi Rizki, D.P. 2009. Desain Sistem standar PUIL 200, dari observasi lapangan. Untuk penyambungan penghantar dapat Plambing dan Sistem Fire Hydrant di Tower Topaz Apartement Eastcoast dikategorikan telah memenuhi standar yang telah ditetapkan.sehingga dapat memenuhi maksu dan tujuan PUIL 2000, yakni instalasi listrik yang direncanakan, dipasang, harus; dapat dioperasikan dengan baik, terjamin keselamatan manusia, terjamin keamanan gedung dan peralatan yang ada didalamnya. Residence Surabaya. Surabaya: Jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS Sularso dan Tahara H. 2000. Pompa dan Kompresor. Jakarta: PT.Pradnya Paramitha. www.apartemenpuncakpermai.com DAFTAR PUSTAKA 14