Studi Perencanaan Kapasitas Daya Listrik Pada Gedung Bank Nagari Capem Siteba Padang Antonov, ST, MT * Mendriadi * *)Dosen Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri Institut Teknologi Padang **) Mahasiswa Jurusan Teknik Elektro Jl. Gajah Mada, Kandis nanggalo, Padang Abstrak Perencanaan instalasi listrik sebuah bangunan merupakan suatu hal yang membutuhkan akurasi yang tepat, perancangan instalasi sebuah bangunan juga mempertimbangkan fungsi utama dari bangunan tersebut serta memperhitungkan kemungkinan adanya renovasi pada masa mendatang. Sehingga instalasi jaringan tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhannya. Hasil studi perencanaan kapasitas daya listrik pada gedung Bank Nagari Capem Siteba adalah daya pada lantai satu sebesar 74,088 KVA dan daya daya pada lantai dua sebesar 45,040 KVA serta daya pada pompa adalah 40,117 KVA. Maka daya total atau beban total pada gedung Bank Nagari Capem Siteba adalah 159,245 KVA atau 135,358 KW. Kelaikan instalasi penerangan pada gedung yang memenuhi standard dan peraturan PUIL 2000 serta peraturan lainnya, sudah dapat dikategorikan laik, namun ada beberapa hal yang harus disempurnakan sesuai dengan peraturan yang berlaku, seperti; instalasi listrik dapat dioperasikan dengan baik, terjamin keselamatan manusia, gedung dan peralatannya. Key words:perencanaan, Instalasi Listrik 1. Pendahuluan Perencanaan instalasi listrik sebuah bangunan merupakan suatu hal yang membutuhkan akurasi yang tepat, hal tersebut diperlukan bukan hanya untuk mendapatkan efektifitas kinerja dari jaringan yang akan dirancang, dan bukan juga demi mendapatkan efisiensi ekonomis yang serendah-rendahnya. Namun perancangan instalasi sebuah bangunan juga mempertimbangkan fungsi utama dari bangunan tersebut serta memperhitungkan kemungkinan adanya renovasi pada masa mendatang. Sehingga instalasi jaringan tersebut dapat disesuaikan dengan kebutuhannya. Salah satu jenis bangunan yang membutuhkan konsentrasi dan tingkat ketelitian lebih dalam perancangan instalasinya adalah gedung perbankan. Penggunaan sistem paralatan yang handal sangat dibutuhkan, karena dengan adanya system peralatan yang handal akan berpengaruh terhadap kelancaran operasi kerja suatu industri, instansi, perkantoran, perbankan dan sektor lain yang membutuhkan system tersebut. Seiring dengan perkembangan teknologi diberbagai sektor, kebutuhan akan tenaga listrik semakin besar, terutama disektor industri atau tempat yang memerlukan peralatan dan mesin-mesin yang handal seperti di mall, hotel dan perbankan. Daya yang dibutuhkan sebagai penggerak mesin-mesin tersebut juga semakin meningkat. Sehingga dalam hal sistem tenaga listrik konsumen menuntut keandalan dan kemampuan yang maksimal dalam pensuplaian tenaga listrik yang dibebankan pada PT. PLN selaku BHMN 9
yang mengelola pensuplaian tenaga listrik ke perusahaan atau instansi tersebut. Suplai tenaga listrik sangat diperlukan oleh instansi atau perbankan dalam menjalankan aktivitasnya. Sebagai contohnya Kantor Bank Nagari Capem Siteba Padang merupakan salah satu Bank daerah di Sumatera Barat yang memerlukan tenaga listrik yang cukup besar untuk kelancaran operasinya. Sebuah perbankan pasti sangat memperhatikan tingkat pencahayaan yang bagus supaya para konsumen merasa nyaman dengan fasititas yang telah disediakan. Pencahayaan tersebut tentunya membutuhkan daya yang lebih, sistem pengamanan yang handal sehingga tidak terjadi gangguan saat menjalankan aktifitasnya. Bank Nagari Cabang Pembantu (Capem) Siteba Padang yang dibangun di atas lahan seluas 2400 m2, merupakan bangunan bank yang bernuansa mewah, dimana bangunan perbankan ini terdiri atas 2 lantai. Kantor Bank Nagari Capem Siteba Padang memerlukan perancangan instalasi listrik yang baik dan handal. Untuk mensuplai tenaga listrik di Kantor Bank Nagari Capem Siteba Padang disuplai dengan dua sistem, yaitu dari PLN dan Genset (generator set). Sehingga jika PLN padam maka suplai tenaga listrik tetap ada yang disuplai oleh Genset. Oleh karena itu perencanaan daya yang dibutuhkan memerlukan akurasi yang tepat agar seluruh sistem peralatan masih tetap beroperasi dan aktifitas konsumen tidak akan terganggu. 2. Metodologi Penelitian Jalannya penelitian atau Studi tentang perencanaan instalasi listrik dan tenaga pada gedung Bank Nagari Capem Siteba sebagai berikut; 10
Vol.12.No.1. Februari 2012 Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X 3. Hasil Diskusi Gambar 2 Jumlah Daya Stop Kontak Pada Lantai Satu Gambar 1 Jumlah Daya PeneranganPada Lantai Satu Gambar 3 Jumlah Daya Exhaust Fan Pada Lantai Satu 11
Grafik 4 Jumlah Daya AC Pada Lantai Satu Gambar 6 Grafik Jumlah Daya Penerangan Lantai Dua 3.1 Lantai Satu Berdasarkan grafik 1 terlihat bahwa Jumlah titik lampu pada suatu ruangan ditentukan oleh luas ruangan, indeks ruangan, umur lampu serta ketinggian cahaya diatas bidang kerja dengan ketinggian cahaya diatas bidang Gambar 5 Grafik Jumlah Daya Pompa Selain factor diatas, jumlah titik lampu pada suatu ruangan tergantung pada; fungsi dari ruangan tersebut, luas dan ukuran dari ruangan, semakin luas ruangan, semakin banyak lampu yang diperlukan, keadaan dinding, langit-langit dan lantai ruangan tersebut, apakah menyerap cahaya atau memantulkan cahaya serta jenis dan ukuran lampu yang akan digunakan. Seperti pada grafik 1 terlihat bahwa, pada lantai satu area yang paling luas di gunakan untuk area parker seluas 723,75 m2, maka 12
jumlah titik lampu terbanyak terdapat juga pada area parkir sebesar 20 titik lampu. Begitu juga dengan luas area yang paling kecil pada lantai satu terdapat pada Junitor seluas 8 m2 dengan jumlah titik lampu yang paling terendah juga sebesar 1 titik lampu. maka daya AC yang dibutuhkan juga lebih besar yakni luas ruangan seluas 37,5 m2 yang menggunakan 3 buah AC dengan daya sebesar 3825 Watt pada lantai satu. 3.2 Lantai Dua Berdasarkan grafik 2 terlihat bahwa Jumlah daya lampu pada suatu ruangan ditentukan oleh luas ruangan, indeks ruangan, umur lampu serta ketinggian cahaya diatas bidang kerja dengan ketinggian cahaya diatas bidang Selain faktor diatas, jumlah daya lampu pada suatu ruangan sangat tergantung pada; fungsi dari ruangan tersebut, kuat cahaya pada ruangan tersebut atau luminisasi dan armature. Seperti pada grafik 2 terlihat bahwa, pada lantai satu jumlah daya terbesar digunakan pada ruangan kerja staf, karena pada ruangan kerja staf membutuhkan luminisasi yang tinggi dan tingkat pencahayaan yang tinggi (lux) dibandingkan dengan ruangan-ruangan lainnya, sebesar 350 lux. Tingginya tingkat pencahyaan akan mempengaruhi jumlah kebutuhan daya, karena semain tinggi tingkat pencahayaan (lux) akan menyebabkan daya yang dibutuhkan semakin besar sebesar 108 Watt, lebih tinggi dari pada kebutuhan daya di ruangan lainnya pada lantai satu. Berdasarkan grafik 3 terlihat bahwa Jumlah daya AC oleh panjang ruang, tinggi ruang, dan kondisi ruangan serta lebar ruangan. Seperti pada grafik 3 terlihat bahwa, pada lantai satu jumlah daya AC terbesar digunakan pada ruangan kerja staf, karena pada ruangan kerja staf mempunyai luas yang lebih besar dari pada ruangan lainnya. Karena semakin besar ruangan (panjang dan lebar ruangan ) 13 Berdasarkan grafik 6 terlihat bahwa Jumlah titik lampu pada suatu ruangan ditentukan oleh luas ruangan, indeks ruangan, umur lampu serta ketinggian cahaya diatas bidang kerja dengan ketinggian cahaya diatas bidang Selain faktor diatas, jumlah titik lampu pada suatu ruangan tergantung pada; fungsi dari ruangan tersebut, luas dan ukuran dari ruangan, semakin luas ruangan, semakin banyak lampu yang diperlukan, keadaan dinding, langit-langit dan lantai ruangan tersebut, apakah menyerap cahaya atau memantulkan cahaya serta jenis dan ukuran lampu yang akan digunakan. Seperti pada grafik 6 terlihat bahwa, pada lantai dua area yang paling luas di gunakan untuk area banking hall seluas 180 m2, maka jumlah titik lampu terbanyak terdapat juga pada area banking hall sebesar 32 titik lampu. Begitu juga dengan luas area yang paling kecil pada lantai dua terdapat pada mushalla seluas 5 m2 dengan jumlah titik lampu yang paling terendah juga sebesar 1 titik lampu. Berdasarkan grafik 7 terlihat bahwa Jumlah daya lampu pada suatu ruangan ditentukan oleh luas ruangan, indeks ruangan, umur lampu serta ketinggian cahaya diatas bidang kerja dengan ketinggian cahaya diatas bidang Selain faktor diatas, jumlah daya lampu pada suatu ruangan sangat tergantung pada; fungsi dari ruangan tersebut, kuat cahaya pada ruangan tersebut atau luminisasi dan armature.
Seperti pada grafik 7 terlihat bahwa, pada lantai dua jumlah daya terbesar digunakan pada ruangan kerja staf, karena pada ruangan Apartemen Bersubsidi Puncak Permai Tower B. Brosur PT. Surya Bumimegah Sejahtera. Surabaya,2009. kerja staf membutuhkan luminisasi yang tinggi Babbitt, H.E. 1960. Plumbing. New York: Mc-Graw Hill Book Company. dan tingkat pencahayaan yang tinggi (lux) Departemen Pekerjaan Umum. 1998. dibandingkan dengan ruangan-ruangan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum lainnya, sebesar 350 lux. Tingginya tingkat Nomor:441/KPTS/1998 tentang pencahyaan akan mempengaruhi jumlah Persyaratan Teknis Bangunan Gedung. kebutuhan daya, karena semain tinggi tingkat pencahayaan (lux) akan menyebabkan daya yang dibutuhkan semakin besar sebesar 10.200 Jakarta: Departemen Pekerjaan Umum Republik Indonesia. Departemen Pekerjaan Umum. 2000. Watt, lebih tinggi dari pada kebutuhan daya di Keputusan Menteri Negara Pekerjaan Umum Republik Indonesia Nomor: ruangan lainnya pada lantai dua. 10/KPTS/2000 tentang Ketentuan Teknis Pengamanan terhadap Bahaya Berdasarkan grafik 8 terlihat bahwa Jumlah Kebakaran pada Bangunan Gedung dan daya AC oleh panjang ruang, tinggi ruang, dan Lingkungan. Jakarta: Departemen kondisi ruangan serta lebar ruangan. Pekerjaan Umum Republik Indonesia. Haris, M. 2007. Tugas Akhir: Seperti pada grafik 8 terlihat bahwa, pada Pengolahan Air Limbah Anaerobic lantai dua jumlah daya AC terbesar digunakan Baffled Reactor (Abr) Pada Program pada ruangan kerja staf, karena pada ruangan Sanimas Di Mojokerto. Surabaya: tunggu mempunyai luas yang lebih besar dari Jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS pada ruangan lainnya. Karena semakin besar Kustiyono, A. 2008. Tugas Akhir: ruangan (panjang dan lebar ruangan ) maka Perencanaan Sistem Plambing dan Sistem Fire Hydrant di Mall City of daya AC yang dibutuhkan juga lebih besar Tomorrow Surabaya. Surabaya: Jurusan yakni luas ruangan seluas 33 m2 yang Teknik Lingkungan FTSP ITS. menggunakan 3 buah AC dengan daya sebesar 9.562,5 Watt pada lantai dua. Morimura, T. dan Noerbambang, S.M. 2000. Perancangan dan Pemeliharaan Sistem Plambing. Jakarta: PT. Pradnya Paramita. 15 PUIL 2000. Peraturan Umum Instalasi Sedangkan untuk teknik pemasangan Listrik 2000 penghantar dan komponen telah memenuhi Rizki, D.P. 2009. Desain Sistem standar PUIL 200, dari observasi lapangan. Untuk penyambungan penghantar dapat Plambing dan Sistem Fire Hydrant di Tower Topaz Apartement Eastcoast dikategorikan telah memenuhi standar yang telah ditetapkan.sehingga dapat memenuhi maksu dan tujuan PUIL 2000, yakni instalasi listrik yang direncanakan, dipasang, harus; dapat dioperasikan dengan baik, terjamin keselamatan manusia, terjamin keamanan gedung dan peralatan yang ada didalamnya. Residence Surabaya. Surabaya: Jurusan Teknik Lingkungan FTSP ITS Sularso dan Tahara H. 2000. Pompa dan Kompresor. Jakarta: PT.Pradnya Paramitha. www.apartemenpuncakpermai.com DAFTAR PUSTAKA 14