Optimasi dan Manajemen Energi Kelistrikan Di Gedung City of Tomorrow
|
|
- Yenny Tedja
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 Sidang Tugas Akhir (Genap ) Teknik Sistem Tenaga Jurusan Teknik Elektro ITS Optimasi dan Manajemen Energi Kelistrikan Di Gedung City of Tomorrow Nama : Dendy Yumnun Wafi NRP : Pembimbing : 1. Ir. Sjamsjul Anam, MT. 2. Heri Suryoatmojo, ST, MT, Ph.D. Page 1
2 CITY of TOMORROW Page 2
3 LATAR BELAKANG Banyaknya konsumsi energi listrik perlu dilakukan efisiensi terhadap penggunaannya. Hampir 60% konsumsi energy listrik pada gedung City of Tomorrow dipakai untuk system pendinginan terpusat (AC sentral). Page 3
4 TUJUAN Melakukan manajemen energy. Memanfaatkan energy listrik secara optimal dan efisien. Meminimalkan biaya operasional tanpa mempengaruhi aktifitas kegiatan. Page 4
5 PERMASALAHAN Bagaimana cara mengoptimalkan pemakaian energy yang terjadi pada system pengkondisian udara. Bagaimana mengatasi pemborosan pemakaian energy listrik pada sistem penerangan gedung. Bagaimana cara melakukan penghematan energy pada sistem escalator dan travelator. Page 5
6 BATASAN MASALAH Audit dilakukan pada penggunaan energy listrik pada masing-masing kelompok beban, yaitu sistem pengkondisian udara terpusat, sistem penerangan dan sistem eskalator dan travelator. Pada system pengkondisian udara dilakukan dengan cara perbandingan kurva pemakaian energy dengan hasil simulasi software untuk penambahan variable speed drive. Manajemen energy dilakukan dalam upaya memperbaiki system sehingga meminimalkan biaya operasional tanpa mempengaruhi aktifitas kegiatan di gedung. Pada tugas akhir ini hanya dibahas pada sisi mall saja. Page 6
7 LANGKAH LANGKAH PENELITIAN START PENGUMPULAN DATA DAN OBSERVASI PERHITUNGAN BEBAN A PERENCANAAN MANAJEMEN ENERGI KESIMPULAN ANALISA END A Page 7
8 MANAJEMEN ENERGI Manajemen energi merupakan kegiatan yang terstruktur untuk mengoptimalkan penggunaan energi. Manajemen energi diterapkan dengan tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas produksi. Ada beberapa faktor mengapa diperlukan manajemen energi, diantaranya karena kenaikan harga energi, pasokan energi yang tidak menentu atau kurang handal, atau keperluan investasi peralatan energi yang ditiadakan. Sumber-sumber energy pada gedung komersial adalah energy listrik dan bahan bakar yang lain. Penggunaan energy di gedung komersial ini untuk memenuhi kebutuhan kenyamanan, kelancaran aktifitas penghuni, dan untuk memenuhi berbagai keperluan sesuai dengan fungsi bangunan. Page 8
9 SISTEM PENCAHAYAAN Pada pencahayaan ada batas/standar yang harus dipenuhi dalam penerangan untuk setiap aktifitas dalam bangunan agar tidak mengganggu produktifitas dan kenyamanan. Penerangan yang digunakan untuk bekerja berbeda dengan penerangan untuk koridor, begitu pula untuk kegiatan yang lain. Page 9
10 SISTEM PENCAHAYAAN Tabel 2.1 Tingkat Pencahayaan Minimal Page 10
11 SISTEM PENCAHAYAAN Faktor yang diperlukan dalam perhitungan, yaitu: 1. Koefisien Utilisasi ( CU = Coeffisien of Utilisation ) adalah koefisien yang menunjukkan prosentase cahaya yang dapat digunakan dari total cahaya yang dihasilkan. Harga koefisien ini antara 0 < CU < Faktor Pemeliharaan ( MF = Maintenance Factor ) adalah suatu faktor yang dipengaruhi oleh antara lain kebersihan armatur dan umur lampu. Harga faktor ini adalah 0 < MF < Untuk ruangan yang bersih dan untuk pemakaian biasa, ditetapkan harga CU = 0,6 dan MF = 0,8 atau CU x MF = 0,5. Page 11
12 SISTEM PENCAHAYAAN Tingkat pencahayaan dari suatu sistem pencahayaan dapat diperoleh dengan persamaan : dimana : F = Jumlah cahaya yang diperlukan (lumen) A = luas ruang/bidang kerja (m2) CU = Koefisien penggunaan MF = Faktor pemeliharaan N = Jumlah lampu Fl = Nilai nominal luminous pada lampu E = Tingkat pencahayaan, dalam lux (lumen/m 2 ) Page 12
13 SISTEM PENYEGARAN UDARA Pada sistem yang dibahas menggunakan sistem chiller. Pada dasarnya prinsip kerja pendingin air atau air-cooled chiller sama seperti sistem pendingin yang lain seperti AC dimana terdiri dari beberapa komponen utama yaitu evaporator, kondensor, kompresor serta alat ekspansi. Page 13
14 SISTEM PENYEGARAN UDARA Berikut adalah contoh chiller yang terpasang sebagai sistem pengkondisian udara pada mall City of Tomorrow. Page 14
15 Siklus pendinginan pada chiller SISTEM PENYEGARAN UDARA Sumber :Schneider Electric HVAC Evaporator : bahwa panas ditransfer dari udara di dalam, cairan pendingin mendidih dan berubah menjadi uap yang bertekanan rendah selanjutnya dipanaskan dalam evaporator sebelum menuju ke kompresor. Kompresor : suhu uap akan ditingkatkan dengan mengompresi ke tekanan yang lebih tinggi dan dihasilkan suhu uap yang bertekanan tinggi. Kondenser : alat penukar panas yang mentransfer panas dari uap panas zat pendingin ke udara, air atau cairan lainnya. Ketika panas dihilangkan dari uap zat pendingin maka akan mengembun dan kembali berubah ke cairan tekanan tinggi. Cairan tersebut disirkulasikan kembali menuju valve ekspansi untuk mengurangi tekanan dari zat pendingin. selanjutnya pendinginan bisa d salurkan ke ruangan Page 15
16 SISTEM PENYEGARAN UDARA Sistim Pendinginan Cooling Tower Cairan panas dari kondensor akan dialirkan kebawah melalui spray nozzles, kemudian panas dari cairan tersebut akan dibuang ke udara oleh fan. Selajutnya cairan yang sudah dibuang panasnya akan disirkulasikan kembali untuk mendinginkan kondensor pada chiller. Sumber :Schneider Electric HVAC Page 16
17 SISTEM PENYEGARAN UDARA Dari penjelasan-penjelasan diatas dapat dilihat mengenai blok keseluruhan sistem pendinginan udara pada mall City of Tomorrow. Sumber :Schneider Electric HVAC Page 17
18 FAKTOR DAYA Faktor daya sering disebut sebagai cos phi (cosine phi) dimana phi adalah sudut antara daya nyata (S) dengan daya aktif (P). P sendiri sama dengan (S*cos phi). Sedangkan Q (daya reaktif) sama dengan (S*sin phi) atau dapat juga diartikan sebagai perbandingan antara daya riil (P:MW) terhadap daya kompleks (S:MVA) pada suatu lokasi tertentu Page 18
19 PERBAIKAN FAKTOR DAYA Kapasitor adalah komponen listrik yang justru menghasilkan daya reaktif pada jaringan dimana kapasitor tersambung. Pada jaringan yang bersifat induktif dengan segitiga daya seperti ditunjukkan pada Gambar berikut, apabila kapasitor dipasang maka daya reaktif yang harus disediakan oleh sumber akan berkurang sebesar (Q koreksi ),yang merupakan daya reaktif berasal dari kapasitor. Page 19
20 PERBAIKAN FAKTOR DAYA Karena komponen daya aktif umumnya konstan (komponen KVA dan Kvar berubah sesuai dengan faktor daya), maka dapat ditulis sebagai berikut, Daya reaktif = Daya aktif x tan Q = (P x tan ) Kvar Sebagai contoh rating kompensator daya reaktif (kapasitor) yang dibutuhkan untuk memperbaiki faktor daya beban adalah sebagai berikut: Daya reaktif pada p.f awal Q1 = P1 x tan Daya reaktif pada p.f yang diperbaiki Q2 = P2 x tan ; dimana P2 = P1 = konstan Page 20
21 Q PERBAIKAN FAKTOR DAYA θ 1 θ 2 P1 = P2 P (Watt) Q2 S2 (VA) Q1 S1 (VA) Q (VAR) Sehingga rating kapasitor yang diperlukan untuk memperbaiki faktor daya adalah, Daya reaktif ( Q ) = Q1 Q2 Atau, Daya reaktif ( Q ) = P x (tan - tan ) Page 21
22 Sumber tenaga listrik utama SISTEM KELISTRIKAN Gedung City of Tomorrow mempunyai kontrak listrik PLN sebesar 8.660kVA dengan tegangan distribusi 20kV. Sumber Tenaga Listrik Cadangan Sumber tenaga listrik cadangan pada gedung menggunakan pembangkit tenaga listrik bertenaga diesel. Mall City of Tomorrow memiliki genset utama yang terdiri dari : Dua buah genset 2000kVA yang melayani supplai mall Dua buah genset 700kVA yang menyuplai anchor tenant yaitu hypermart dan matahari Page 22
23 SISTEM KELISTRIKAN Berikut sistem kelistrikan yang terpasang : Page 23
24 KELOMPOK BEBAN Pengelompokan beban yang terpasang pada mall terdiri dari 7 bagian, yaitu sebagai berikut : Page 24
25 PROSENTASE BEBAN Dari tabel tersebut dapat diketahui total kebutuhan listrik untuk melayani aktifitas mall sebesar 5,002.13kVA. Sehingga prosentase penggunaan energinya seperti gambar berikut : Page 25
26 KURVA PEMAKAIAN LISTRIK JANUARI 2012 TANGGAL Page 26
27 KURVA PEMAKAIAN LISTRIK HARIAN Page 27
28 Sistem penerangan koridor mall SISTEM PENERANGAN Page 28
29 SISTEM PENERANGAN Jenis lampu yang digunakan saat ini, yaitu PHILIP jenis PLL- 4P 36 W/840, 2900 lm Luasan wilayah tiap petak lampu = m 2 Jumlah cahaya sesuai standart penerangan yaitu : = 3456 lumen sehingga jumlah lampu diperlukan : = 1.19 (2 pasang lampu) Page 29
30 Jenis lampu yang dianjurkan, yaitu jenis LED OSRAM SubstiTUBE ST8-HA W/840, 1200lm sehingga jumlah lampu yang dibutuhkan : = 2.88 (3 pasang lampu) SISTEM PENERANGAN Pada pelaksanaannya akan tetap menggunakan 4 buah lampu agar tidak mengganggu kenyamanan pengunjung. Perancanaan jenis lampu PLL-4P PHILIP 36W LED OSRAM 12W Page 30
31 KURVA PERBANDINGAN ENERGI Perbandingan energi selama 1 bulan pada seluruh lantai : LANTAI Page 31
32 Page 32
33 Sistem eskalator yang terpasang SISTEM ESKALATOR Kondisi ini eskalator jalan terus meskipun tanpa dibebani, maka kebutuhan energy listrik bisa diturunkan dengan penambahan alat start stop otomatis. Page 33
34 Untuk menentukan jumlah energy yang diperlukan pada setiap eskalator otomatis dapat diketahui melalui perhitungan sebagai berikut : Daya motor eskalator Arus tanpa beban Tegangan operasi Waktu operasi = 7.5 kw = 30.3 A = 380 V = 12 jam / hari Asumsi traffic (15 kali pengunjung lewat) = 15 kali / jam Waktu dalam 1 kali traffic (Pengunjung naik sampai lantai berikutnya) = 50 detik Overlap traffic (jarak lewat) = 33 % Page 34
35 Analisa nyala per jam = ( 15kali x 50detik ) + 33 %(15kali x 50detik ) = = 997 detik = 16.6 menit / jam Untuk waktu tidak nyala per jam = 60 menit 16.6 menit = 43.4 menit Jam tidak nyala / hari = 43.4 x 12 = menit = 8.4 jam / hari Penghematan energy yang didapat satu unit escalator perhari yaitu : kwh = (30.3 x 380 x 0.6 x 8.4) / 1000 = kwh / hari Penghematan energy satu unit eskalator perbulan yaitu : kwh = x 30 = kwh / bulan Page 35
36 Jadi penghematan energy yang didapat untuk total semua unit escalator selama satu bulan yaitu : kwh = x 27 unit = 47,004.3 kwh / bulan Page 36
37 SISTEM TRAVELATOR Sistem travelator yang terpasang Page 37
38 Untuk menentukan jumlah energy yang diperlukan pada setiap travelator otomatis dapat diketahui melalui perhitungan sebagai berikut : Daya motor travelator = 15 kw Arus tanpa beban = 55.8 A Tegangan operasi = 380 V Waktu operasi = 12 jam / hari Asumsi traffic (10 kali pengunjung lewat) = 15 kali / jam Waktu dalam 1 kali traffic = 50 detik (Pengunjung naik sampai lantai berikutnya) Overlap traffic (jarak lewat) = 33 % Page 38
39 Analisa nyala per jam = ( 10kali x 50detik ) + 33 %(10kali x 50detik ) = = 665 detik = 11 menit / jam Untuk waktu tidak nyala per jam = 60 menit 11 menit = 49 menit Jam tidak nyala / hari = 49 x 12 = 588 menit = 9.8 jam / hari Penghematan energy yang didapat satu unit travelator perhari yaitu : kwh = (55.8 x 380 x 0.6 x 9.8) / 1000 = kwh / hari Penghematan energy yang didapat satu unit travelator perbulan yaitu : kwh = x 30 = kwh / bulan Page 39
40 Jadi penghematan energy yang didapat untuk total semua unit travelator selama satu bulan yaitu : kwh = x 8 unit = 29,923.2 kwh / bulan Page 40
41 SISTEM CHILLER Perbandingan pola pemakaian energi Page 41
42 Pemakaian rata-rata energi listrik harian pada chiller selama jam operasional kwh = = kWH / hari Kebutuhan energi dengan merubah jadwal penyalaan yaitu : KWH = = kWH / hari Dengan merubah jadwal operasional penyalaan, maka pemakaian energi chiller bisa diturunkan menjadi 12, kwh / bulan. Page 42
43 SISTEM PENYEGARAN UDARA Sistem penyegaran udara pada kondisi awal menggunakan sistem pengaturan konvensional pada setiap unit AHU yaitu dengan cara mengatur bukaan valve damper sehingga jumlah aliran udara dingin sesuai yang diinginkan. Page 43
44 Pada sistem pengaturan konvensional hanya megatur jumlah aliran udara dingin yang dihembuskan tetapi fan motor tetap bekerja maksimal, sehingga masih dibutuhkan daya yang besar selama jam operasional setiap unit AHU. Dalam pembahasan ini dilakukan peghematan energi dengan cara penambahan komponen variable speed drive pada setiap unit AHU. Untuk mengetahui konsumsi daya tiap unit AHU dengan penambahan variabel speed drive, dilakukan simulasi dengan software ECO2 yang telah terbukti digunakan oleh pihak Schneider Electric. Page 44
45 Rata-rata kunjungan pengunjung perbulan Page 45
46 Simulasi software ECO2 Page 46
47 Data jumlah AHU yang terpasang pada mall Page 47
48 Sehingga kebutuhan energi listrik AHU pada semua lantai bisa diturunkan sebesar 70% untuk pemakaian perbulan Page 48
49 Grafik hasil manajemen energi Page 49
50 PERBAIKAN FAKTOR DAYA Kondisi kelistrikan sebelum dilakukan tindakan manajemen energi menunjukkan tingkat power quality yang masih rendah sekitar Hasil simulasi etap kondisi awal yaitu : Page 50
51 Perhitungan filter kapasitor Bus PDTR-1.M cos φ = 82 % S = j997 Untuk pemasangan kapasitor digunakan cos φ 90 % Q1 = 1474 tan ( arc cos 0,82 ) = kvar Q2 = 1474 tan ( arc cos 0.9 ) = kvar Maka Qc yang digunakan untuk memperbaiki adalah sebesar Qc = Q1 Q2 = = 315 kvar Cos φ menjadi 91% Page 51
52 Sehingga dari hasil perhitungan didapat : Page 52
53 Hasil simulasi dari etap setelah pemasangan kapasitor Page 53
54 Kesimpulan 1. Konsumsi energi listrik pada sistem penerangan dapat diturunkan hingga sebesar 37,290.24kWH/bulan. Dengan dilakukannya penggantian bola lampu jenis PLL-4P menjadi jenis LED, dimana bola lampu yang terpasang pada kondisi awal dengan konsumsi daya 36 Watt dan tingkat efikasi 80.5 Lumen/Watt lebih kecil dari pada bola lampu jenis LED dengan konsumsi daya 12 Watt dan tingkat efikasi sebesar 100 Lumen/Watt. 2. Pada sistem eskalator dan travelator tidak seharusnya beroperasi secara terus-menerus, dikarenakan jumlah pengunjung yang naik jumlahnya bervariasi sehingga pada saat tidak terbebani akan beroperasi terus dan membutuhkan konsumsi energi listrik yang besar. Dari penambahan sensor didapatkan peghematan energi listrik pada sistem eskalator sebesar 47,004.3kWH/bulan sedangkan pada sistem travelator sebesar 30,163.2kWH/bulan. 3. Pada sistem chiller dapat diturunkan kebutuhan energi listriknya hingga mencapai kWH/bulan. Hal ini dilakukan dengan cara merubah jam operasional pada sistem chiller dikarenakan aktifitas pengunjungnya. 4. Pada sistem AHU dilakukan penambahan alat variable speed drive sehingga didapatkan penghematan energy listrik sebesar 70 % dari pemakaian normal dengan pemakaian energy listrik 91,003.08kWH/bulan. 5. Faktor daya pada sistem kelistrikan gedung City of Tomorrow rata-rata masih jauh dari standar yang ditetapkan PLN (lebih besar dari 85%). Pemasangan filter kapasitor yang dilakukan pada simulasi menghasilkan faktor daya rata-rata pada bus utama sebesar 90%. Page 54
55 Rekomendasi Penggantian bola lampu pada sistem penerangan koridor yang awalnya jenis PLL-4P menjadi LED. Pemasangan sensor pada sistem eskalator dan travelator. Merubah jam operasional penyalaan pada sistem chiller. Pemasangan variable speed drive pada semua unit AHU yang terpasang. Pemasangan kompensasi kapasitif pada bus utama sehingga dapat menghindari denda yang harus dibayarkan ke PLN. Page 55
56 Referensi 1. Ir. Sunarno,M.Eng., Ph.D., Dasar Teori Sistem Penyegaran Udara Gedung, Mekanikal Elektrikal Lanjutan, Juli Ir. Sunarno,M.Eng., Ph.D., Rekomedasi Pencahayaan Dalam Gedung, Mekanikal Elektrikal Lanjutan, Februari SPLN 1:1995 Ketentuan Variasi Tegangan Pelayanan. 4. CARA PERHITUNGAN DAYA ESKALATOR DAN TRAVELATOR _ PT. Bercha Schindler. 5. Diktat Sistem Penyegaran Udara (HVAC Building) Schneider Electric HVAC. 6. R. H. Miller, J.H Malinowski, Power System Operation, New York : McGraw-Hill Inc, Faktor Daya Page 56
57 SEKIAN dan TERIMA KASIH Page 57
58 JAWABAN PERTANYAAN Struktur organisasi manajemen energi Page 58
59 Tugas Manajer Energi : Memantau penggunaan energi Membuat catatan rinci penggunaan energi Membuat target, standar atau benchmark Mereview kinerja penggunaan energi Berinisiatif pada teknologi hemat energi Mencari peluang penghematan Mempersiapkan perhitungan ekonomi Menginformasikan ke seluruh bagian Page 59
60 Hasil audit yang dilakukan Page 60
61 Kebutuhan energi kondisi awal Page 61
62 Usulan dari hasil audit yaitu : Pada sistem koridor dilakukan penggantian bola lampu Pada sistem eskalator dan travelator dilakukan dengan penambahan alat sensor Pada sistem AHU dilakukan dengan penambahan komponen VSD Pada sistem Chiller dilakukan dengan merubah jadwal operasional penyalaan Page 62
63 Standar efisiensi penggunaan energi Standar ACE (Asean Centre of Energy) menyatakan bahwa gedung hemat energi bila penggunaan listriknya maksimal 200kWH per meter persegi per tahun. Page 63
64 Chiller Energi pakai saat kondisi awal Energi terpakai saat perubahan jadwal penyalaan Page 64
65 Monitoring temperatur ruangan Page 65
66 Page 66
67 Berdasarkan standar ACE Sebelum dilakukan manajemen energi Setelah dilakukan manajemen energi Page 67
68 BEP LAMPU Page 68
69 Hasil manajemen energi Page 69
70 Grafik hasil manajemen energi Page 70
71 Tagihan listrik bulan Juni 2012 Page 71
72 TARIF Berdasarkan tagihan listrik PLN bulanan : Tarif LWBP = Rp Tarif WBP = Rp.1, Keterangan : LWBP = Luar Waktu Beban Puncak (pk pk.18.00) WBP = Waktu Beban Puncak (pk pk.22.00) Page 72
Optimasi dan Manajemen Energi Kelistrikan Di Gedung City of Tomorrow
1 Optimasi dan Manajemen Energi Kelistrikan Di Gedung City of Tomorrow Dendy Yumnun Wafi, Ir. Sjamsjul Anam, MT, Heri Suryoatmojo, ST. MT. Ph.D. Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Pada dasarnya penggunaan energi listrik di industri dibagi menjadi dua pemakaian yaitu pemakaian langsung untuk proses produksi dan pemakaian untuk penunjang proses produksi.
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Umum Gedung Keuangan Negara Yogyakarta merupakan lembaga keuangan dibawah Kementrian Keuangan yang bertugas memberikan pelayanan masyarakat serta penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA. daya aktif (watt) dan daya nyata (VA) yang digunakan dalam sirkuit AC atau beda
25 BAB III PENGGUNAAN KAPASITOR SHUNT UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA 3.1 Pengertian Faktor Daya Listrik Faktor daya (Cos φ) dapat didefinisikan sebagai rasio perbandingan antara daya aktif (watt) dan daya
Lebih terperinciBAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA)
BAB IV ANALISA POTENSI UPAYA PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK PADA GEDUNG AUTO 2000 CABANG JUANDA (JAKARTA) 4.1 Pola Penggunaan Energi Daya listrik yang dipasok oleh PT PLN (Persero) ke Gedung AUTO 2000 Cabang
Lebih terperinciANALISA PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK DI KUD TANI MULYO LAMONGAN
ANALISA PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK DI KUD TANI MULYO LAMONGAN Sylvia Handriyani 2200109034 LATAR BELAKANG Rendahnya faktor daya listrik pada KUD Tani Mulyo Lamongan Besarnya
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. konsumsi energi pada bangunan gedung dan mengenali cara cara untuk
6 BAB II DASAR TEORI 2.1. AUDIT ENERGI Audit energi adalah teknik yang dipakai untuk menghitung besarnya konsumsi energi pada bangunan gedung dan mengenali cara cara untuk penghematan. Tujuan suatu audit
Lebih terperinciAnalisis Pemasangan Kapasitior Daya
Analisis Pemasangan Kapasitior Daya Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta HP: 0812 274 5354 giriwiyono@uny.ac.id Analisis Pemasangan Kapasitor
Lebih terperinciKONSENTRASI TEKNIK ENERGI ELEKTRIK
ANALISIS PENINGKATAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA SISTEM PENCAHAYAAN DAN AIR CONDITIONING (AC) DI GEDUNG PERPUSTAKAAN UMUM DAN ARSIP DAERAH KOTA MALANG JURNAL SKRIPSI KONSENTRASI TEKNIK ENERGI
Lebih terperinciANALISIS KEBUTUHAN CAPACITOR BANK BESERTA IMPLEMENTASINYA UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA LISTRIK DI POLITEKNIK KOTA MALANG
M. Fahmi Hakim, Analisis Kebutuhan Capacitor Bank, Hal 105-118 ANALISIS KEBUTUHAN CAPACITOR BANK BESERTA IMPLEMENTASINYA UNTUK MEMPERBAIKI FAKTOR DAYA LISTRIK DI POLITEKNIK KOTA MALANG Muhammad Fahmi Hakim
Lebih terperinciTarif dan Koreksi Faktor Daya
Tarif dan Koreksi Faktor Daya Dr. Giri Wiyono, M.T. Jurusan Pendidikan Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta HP: 0812 274 5354 giriwiyono @uny.ac.id Tujuan: Mahasiswa dapat: 1.
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. PEMAKAIAN LISTRIK GEDUNG PGC Konsumsi energi listrik harian di gedung Pusat Grosir Cililitan dicatat oleh PT. PLN (Persero) dalam 2 jenis waktu pemakaian yaitu Luar
Lebih terperinciSTUDI ANALISA OPTIMASI PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DI TERMINAL KARGO BANDARA SOEKARNO HATTA. Budi Yanto Husodo 1,Novitri Br Sianturi 2
STUDI ANALISA OPTIMASI PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DI TERMINAL KARGO BANDARA SOEKARNO HATTA Budi Yanto Husodo 1,Novitri Br Sianturi 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciKajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik
Kajian Tentang Efektivitas Penggunaan Alat Penghemat Listrik Rita Prasetyowati Jurusan Pendidikan Fisika-FMIPA UNY ABSTRAK Masyarakat luas mengenal alat penghemat listrik sebagai alat yang dapat menghemat
Lebih terperinciBAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA
BAB III BEBAN LISTRIK PT MAJU JAYA 3.1 Sistem Kelistrikan Sejak tahun 1989 PT Maju Jaya melakukan kontrak pasokan listrik dari PLN sebesar 865 KVA dengan tegangan kerja 20 KV, 3 phasa. Seluruh sumber listrik
Lebih terperinciANALISIS PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK. MEMENUHI PENAMBAHAN BEBAN 300 kva TANPA PENAMBAHAN DAYA PLN
ANALISIS PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK MEMENUHI PENAMBAHAN BEBAN 300 kva TANPA PENAMBAHAN DAYA PLN 1. Ir. H. Mohammad Amir., M.Eng 2. Aji Muharam Somantri Konsentrasi Teknik Tenaga Listrik, Jurusan Teknik
Lebih terperinciOptimalisasi Pemakain Daya Tersambung (KVA) Pada RSUD Dr. Abdul Aziz Singkawang
7 Optimalisasi Pemakain Daya Tersambung (KVA) Pada RSUD Dr. Abdul Aziz Singkawang Latifah Jurusan Teknik Elektro Politeknik Negeri Pontianak e-mail : latifahpolnep1@gmail.com Abstract RSUD Dr. Abdul Aziz
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 METODE PENGUMPULAN DATA Agar tujuan penelitian ini tercapai, perlu diketahui penggunaan konsumsi daya yang ada di hotel Permai ini, data-data yang akan dicari adalah data-data
Lebih terperinciSTUDI ANALISA OPTIMASI PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DI TERMINAL KARGO BANDARA SOEKARNO HATTA. Budi Yanto Husodo 1,Novitri Br Sianturi 2
STUDI ANALISA OPTIMASI PENGHEMATAN ENERGI PADA SISTEM TATA UDARA DI TERMINAL KARGO BANDARA SOEKARNO HATTA Budi Yanto Husodo 1,Novitri Br Sianturi 2 1,2 Program Studi Teknik Elektro, Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK ANALISA PENGHEMATAN POMPA AIR DIHOTEL SANTIKA SEMARANG. Jalan Prof. Sudharto S.H Tembalang, Semarang
MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK ANALISA PENGHEMATAN POMPA AIR DIHOTEL SANTIKA SEMARANG Mahadi Prasetyawan (L2F008059) 1, DR. Ir. Joko Windarto,MT. 2 1 Mahasiswa dan 2 Dosen Jurusan Teknik Elektro Fakultas
Lebih terperinciAUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X
AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Audit Energi Dan Analisa Peluang Hemat Energi AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Derry Septian1,
Lebih terperinciAUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X
Audit Energi Dan Analisa Peluang Hemat Energi AUDIT ENERGI DAN ANALISA PELUANG HEMAT ENERGI PADA BANGUNAN GEDUNG PT. X Derry Septian 1, Joko Prihartono 2, Purwo Subekti 3 ABSTRAK Dari penelitian yang telah
Lebih terperinciBAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT
BAB IV ANALISA PERANCANGAN INSTALASI DAN EFEK EKONOMIS YANG DIDAPAT 4.1. Perancangan Instalasi dan Jenis Koneksi (IEEE std 18-1992 Standard of shunt power capacitors & IEEE 1036-1992 Guide for Application
Lebih terperinciDAYA ELEKTRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC)
DAYA ELEKRIK ARUS BOLAK-BALIK (AC) 1. Daya Sesaat Daya adalah energi persatuan waktu. Jika satuan energi adalah joule dan satuan waktu adalah detik, maka satuan daya adalah joule per detik yang disebut
Lebih terperinciANALISA PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK DI KUD TANI MULYO LAMONGAN
ANALISA PERBAIKAN FAKTOR DAYA UNTUK PENGHEMATAN BIAYA LISTRIK DI KUD TANI MULYO LAMONGAN Sylvia Handriyani, Adi Soeprijanto, Sjamsjul Anam Jurusan Teknik Elektro FTI - ITS Abstrak Besarnya pemakaian energi
Lebih terperinciBERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA
No.557,2012 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 14 TAHUN 2012 TENTANG MANAJEMEN ENERGI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI
Lebih terperinciPoliteknik Negeri Sriwijaya BAB I PENDAHULUAN
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Energi listrik merupakan salah satu contoh energi yang digunakan oleh masyarakat untuk memenuhi kebutuhan hidupnya. Untuk memenuhi semua kebutuhan tersebut, energi
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK
57 BAB IV ANALISA DAN PERENCANAAN SISTEM INSTALASI LISTRIK 4.1. Sistem Instalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Talavera Suite menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai
Lebih terperinciBAB IV PEMBAHASAN. 4.1 Rangkaian Alat Uji Dan Cara Kerja Sistem Refrigerasi Tanpa CES (Full Sistem) Heri Kiswanto / Page 39
BAB IV PEMBAHASAN Pada pengujian ini dilakukan untuk membandingkan kerja sistem refrigerasi tanpa metode cooled energy storage dengan sistem refrigerasi yang menggunakan metode cooled energy storage. Pengujian
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI Prinsip Kerja Mesin Refrigerasi Kompresi Uap
4 BAB II DASAR TEORI 2.1 Sistem Pengkondisian Udara Pengkondisian udara adalah proses untuk mengkondisikan temperature dan kelembapan udara agar memenuhi persyaratan tertentu. Selain itu kebersihan udara,
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA
BAB IV ANALISA DAN EVALUASI DATA 4.1. Menghitung Intensitas Konsumsi Energi Listrik Untuk memenuhi kebutuhan di bidang kelistrikan, Gedung perkantoran Terminal Kargo disuplay dengan daya yang berasal dari
Lebih terperinciDari Gambar 1 tersebut diperoleh bahwa perbandingan daya aktif (kw) dengan daya nyata (kva) dapat didefinisikan sebagai faktor daya (pf) atau cos r.
Kehidupan modern salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya energi atau beban listrik yang dipakai ditentukan oleh reaktansi (R), induktansi (L) dan capasitansi (C). Besarnya
Lebih terperinciAUDIT ENERGI DAN ALALISIS PELUANG PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK GEDUNG MAHKAMAH KONSTITUSI JAKARTA
AUDIT ENERGI DAN ALALISIS PELUANG PENGHEMATAN ENERGI LISTRIK GEDUNG MAHKAMAH KONSTITUSI JAKARTA Joko Prihartono 1, Mulyadi 2, Purwo Subekti 3 1,2 Teknik Mesin Universitas Tama Jagakarsa Jakarta, 3 Teknik
Lebih terperinciAbstrak. 2. Studi Pustaka. 54 DTE FT USU
ANALISIS AUDIT ENERGI SEBAGAI UPAYA PENINGKATAN EFISIENSI PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK (APLIKASI PADA GEDUNG J16 DEPARTEMEN TEKNIK ELEKTRO UNIVERSITAS SUMATERA UTARA) Dewi Riska S. Barus (1), Surya Tarmizi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang Dalam kehidupan manusia, energi merupakan salah satu hal yang sangat penting dan selalu dibutuhkan dalam jumlah yang tidak sedikit. Jumlah populasi manusia yang semakin
Lebih terperinciIDENTIFIKASI PELUANG PENGHEMATAN PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA RS. DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA
IDENTIFIKASI PELUANG PENGHEMATAN PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA RS. DR. CIPTO MANGUNKUSUMO JAKARTA TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Menyelesaikan Program Pendidikan Strata Satu
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kualitas Daya Listrik Peningkatan terhadap kebutuhan dan konsumsi energi listrik yang baik dari segi kualitas dan kuantitas menjadi salah satu alasan mengapa perusahaan utilitas
Lebih terperinciBAB II AUDIT DAN MANAJEMEN ENERGI LISTRIK
BAB II AUDIT DAN MANAJEMEN ENERGI LISTRIK 2.1. KONSUMSI ENERGI PADA BANGUNAN BERTINGKAT Peningkatan jumlah konsumsi energi oleh bangunan bertingkat seperti gedung perbelanjaan, perkantoran, rumah sakit,
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Sistem Tata Udara Hampir semua aktifitas dalam gedung seperti kantor, hotel, rumah sakit, apartemen, dan pusat belanja memerlukan listrik misalnya untuk keperluan lampu penerangan,
Lebih terperinciAudit Energi pada Bangunan Gedung Direksi PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero)
Vokasi Volume 8, Nomor 3, Oktober 2012 ISSN 1693 9085 hal 184-196 Audit Energi pada Bangunan Gedung Direksi PT. Perkebunan Nusantara XIII (Persero) + ACHMAD MARZUKI DAN RUSMAN Jurusan Teknik Elektro Politeknik
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN Banyak terdapat definisi penelitian tetapi secara umum dapat dikatakan bahwa "penelitian adalah kegiatan / alat untuk memperoleh jawaban / kebenaran mengenai suatu fenomena yang
Lebih terperinciPENGARUH PEMASANGAN KAPASITOR SHUNT TERHADAP KONSUMSI DAYA AKTIF INSTALASI LISTRIK
Abstract PENGARUH PEMASANGAN KAPASITOR SHUNT TERHADAP KONSUMSI DAYA AKTIF INSTALASI LISTRIK Oleh : Winasis, Azis Wisnu Widhi Nugraha Program Sarjana Teknik Unsoed Purwokerto The application of shunt capacitor
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan tenaga listrik demikian pesatnya seiring dengan begitu
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kebutuhan akan tenaga listrik demikian pesatnya seiring dengan begitu cepatnya perkembangan di industri. Pada industri PT Kusumaputra Santosa Karanganyar membutuhkan
Lebih terperinciPEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR
PEMASANGAN KAPASITOR BANK UNTUK PERBAIKAN FAKTOR DAYA PADA PANEL UTAMA LISTRIK GEDUNG FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS IBN KHALDUN BOGOR M. Hariansyah 1, Joni Setiawan 2 1 Dosen Tetap Program Studi Teknik Elektro
Lebih terperinciMenurunkan Biaya Pemakaian Listrik 8 Unit Gedung Melalui Perbaikan Faktor Daya dan Profil Tegangan
Juli - Desember 2013 88 Menurunkan Biaya emakaian Listrik 8 Unit Gedung Melalui erbaikan Faktor Daya dan rofil Tegangan Rafael Sri Wiyardi Teknik Elektro, Universitas Negeri Semarang Kampus Sekaran Gunungpati
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Database audit energi menggunakan Program Visual Basic 6.0 Implementasi sistem merupakan tahap untuk mengimplementasikan sistem. Tahap penggunaan sistem ini dilakukan
Lebih terperinciBAB II. Landasan Teori
BAB II Landasan Teori 2.1 Pengertian Energi Energi adalah suatu yang bersifat abstrak yang sukar dibuktikan tapi dapat dirasakan keberadannya. Energi adalah kemampuan untuk melakukan kerja. Energi merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam melakukan suatu kegiatan, manusia selalu memanfaatkan energi, baik yang disadari maupun tidak disadari. Namun, setiap kegiatan yang memanfaatkan energi memiliki
Lebih terperinciBAB IV PERHITUNGAN DAN ANALISA
BAB V PERHTUNGAN DAN ANALSA 4.1 Sistem nstalasi Listrik Sistem instalasi listrik di gedung perkantoran Dinas Teknis Kuningan menggunakan sistem radial. Sumber utama untuk suplai listrik berasal dari PLN.
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI
BAB III LANDASAN TEORI 3.1 Elektrikal Listrik sangat membahayakan dan dapat membuat kebakaran serta membahayakan jiwa orang apabila jaringan listrik tersebut tidak baik. Sekitar 60% kasus kebakaran gedung
Lebih terperinciANALISA DAN PERANCANGAN AUDIT ENERGI PADA PENGGUNAAN LAMPU HOTEL CIPUTRA SEMARANG
ANALISA DAN PERANCANGAN AUDIT ENERGI PADA PENGGUNAAN LAMPU HOTEL CIPUTRA SEMARANG Nugroho Utomo ( L2F008072) Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Diponegoro Jln. Prof. Soedarto,SH, Tembalang,
Lebih terperinciMetode Penghematan Energi Listrik dengan Pola Pengaturan Pembebanan.
Metode Penghematan Energi Listrik dengan Pola Pengaturan Pembebanan. Muhammad Nasir Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknik Universitas Andalas Padang, nasirsonni@ft.unand.ac.id Abstrak Tingkat konsumsi
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. konservasi energi listrik untuk perencanaan dan pengendalian pada gedung
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tinjauan Pustaka Penelitian sebelumnya yang sebelumnya tentang kajian managemen konservasi energi listrik untuk perencanaan dan pengendalian pada gedung perkantoran PT. PHE
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Instalasi tenaga listrik adalah pemasangan komponen-komponen peralatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Instalasi tenaga listrik adalah pemasangan komponen-komponen peralatan listrik untuk melayani perubahan energi listrik menjadi tenaga mekanis dan kimia. Instalasi
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Gambaran Umum Sistem distribusi tenaga listrik di gedung Fakultas Teknik UMY masuk pada sistem distribusi tegangan menengah, oleh karenanya sistim distribusinya menggunakan
Lebih terperinciBAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
2.1 Umum BAB II JARINGAN DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK Kehidupan moderen salah satu cirinya adalah pemakaian energi listrik yang besar. Besarnya pemakaian energi listrik itu disebabkan karena banyak dan beraneka
Lebih terperinciDesain Filter Pasif Pada Sistem Kelistrikan Industri Guna Mengurangi Distorsi Harmonisa
Desain Filter Pasif Pada Sistem Kelistrikan Industri Guna Mengurangi Distorsi Harmonisa Soedibyo dan Sjamsjul Anam Jurusan Teknik Elektro Fakultas Teknologi Industri - Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Lebih terperinciAUDIT ENERGI LISTRIK PADA PT. X. Oleh : ABSTRAK
AUDIT ENERGI LISTRIK PADA PT. X Oleh : Nirita Noviyati Rahayu 1), Dede Suhendi 2), Evyta Wismiana 3) ABSTRAK Dengan adanya kebijakan pencabutan subsidi listrik dari pemerintah, dapat membuat semua sektor
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. melakukan kerja atau usaha. Daya memiliki satuan Watt, yang merupakan
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Daya Daya adalah energi yang dikeluarkan untuk melakukan usaha. Dalam sistem tenaga listrik, daya merupakan jumlah energi yang digunakan untuk melakukan kerja atau
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
6 BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Umum Untuk menjaga agar faktor daya sebisa mungkin mendekati 100 %, umumnya perusahaan menempatkan kapasitor shunt pada tempat yang bervariasi seperti pada rel rel baik tingkat
Lebih terperinciSISTEM PENGKONDISIAN UDARA (AC)
Pertemuan ke-9 dan ke-10 Materi Perkuliahan : Kebutuhan jaringan dan perangkat yang mendukung sistem pengkondisian udara termasuk ruang pendingin (cool storage). Termasuk memperhitungkan spatial penempatan
Lebih terperinciAnalisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padasistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage
Analisa Performansi Sistem Pendingin Ruangan dan Efisiensi Energi Listrik padasistem Water Chiller dengan Penerapan Metode Cooled Energy Storage Sugiyono 1, Ir Sumpena, MM 2 1. Mahasiswa Elektro, 2. Dosen
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. udaranya. Sistem tata udara pada Gedung Rektorat Universitas Lampung masih
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sistem tata udara merupakan sistem pengkondisian udara yang berfungsi untuk mengatur tingkat kenyamanan baik dari keadaan suhu maupun kelembaban udaranya. Sistem tata udara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. fungsi dan luas ruangan serta intensitas penerangannya.
I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Sistem pencahayaan digunakan ketika penerangan alami tidak dapat memenuhi persyaratan penerangan ruang dalam bangunan. Dilihat dari penggunaan energi listrik suatu bangunan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. DKI Jakarta. Beberapa gedung bertingkat, pabrik, rumah sakit, perkantoran,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bangunan atau gedung bertingkat banyak dijumpai di kota besar, seperti DKI Jakarta. Beberapa gedung bertingkat, pabrik, rumah sakit, perkantoran, bahkan sekolah / kampus
Lebih terperinciBAB IV ANALISA DATA. 4.1 Pemakaian Beban Saat Kondisi Filter Bersih. 35PK, langsung pada sub distribution panel di area ruang serbaguna.
BAB IV ANALISA DATA Berdasarkan hasil pengukuran dari panel saat dinyalakan AC dan hasil pengukuran tiap jam di panel untuk AC. Maka akan dilakukan analisa data untuk mengetahui seberapa besar energi yang
Lebih terperinciLAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL. Oleh : RIVALDI KEINTJEM
LAPORAN AKHIR PERAWATAN & PERBAIKAN CHILLER WATER COOLER DI MANADO QUALITY HOTEL Oleh : RIVALDI KEINTJEM 13021024 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL POLITEKNIK NEGERI MANADO JURUSAN TEKNIK ELEKTRO 2016 BAB
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI
BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Sistem Refrigerasi Refrigerasi merupakan suatu kebutuhan dalam kehidupan saat ini terutama bagi masyarakat perkotaan. Refrigerasi dapat berupa lemari es pada rumah tangga, mesin
Lebih terperinciBAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC)
BAGIAN II : UTILITAS TERMAL REFRIGERASI, VENTILASI DAN AIR CONDITIONING (RVAC) Refrigeration, Ventilation and Air-conditioning RVAC Air-conditioning Pengolahan udara Menyediakan udara dingin Membuat udara
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Konservasi nergi Listrik 2.1.1 Pengertian Menurut peraturan pemerintah republik Indonesia Nomor 70 tahun 2009 konservasi energi adalah upaya sistematis, terencana, dan terpadu
Lebih terperinciSTUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING
STUDI TERHADAP KONSERVASI ENERGI PADA GEDUNG SEWAKA DHARMA KOTA DENPASAR YANG MENERAPKAN KONSEP GREEN BUILDING I Wayan Swi Putra 1, I Nyoman Satya Kumara 2, I Gede Dyana Arjana 3 1.3 Jurusan Teknik Elektro,
Lebih terperinciPemakaian Thermal Storage pada Sistem Pengkondisi Udara
Pemakaian Thermal Storage pada Sistem Pengkondisi Udara (Soejono Tjitro) Pemakaian Thermal Storage pada Sistem Pengkondisi Udara Soejono Tjitro Dosen Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Mesin Universitas Kristen
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya
BAB II DASAR TEORI 2.1 Hot and Cool Water Dispenser Hot and cool water dispenser merupakan sebuah alat yang digunakan untuk mengkondisikan temperatur air minum baik dingin maupun panas. Sumber airnya berasal
Lebih terperinciBAB II DASAR TEORI. 2.1 Pengertian Sistem Heat pump
BAB II DASAR TEORI 2.1 Pengertian Sistem Heat pump Heat pump adalah pengkondisi udara paket atau unit paket dengan katup pengubah arah (reversing valve) atau pengatur ubahan lainnya. Heat pump memiliki
Lebih terperinciBAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Data yang didapat dari hasil penelitian yaitu berupa laju aliran, volume chiller, temperatur dan tekanan sebelum atau sesudah system menyala pada system
Lebih terperinciPenerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal
Penerapan Teknologi Sel Surya dan Turbin Angin Untuk Meningkatkan Efisiensi Energi Listrik di Galangan Kapal MIZZA FAHRIZA RAHMAN 4107100082 DOSEN PEMBIMBING Ir. TRIWILASWANDIO WP., M.Sc. 19610914 198701
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya
9 BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Sistem Catu Daya Listrik dan Distribusi Daya Pada desain fasilitas penunjang Bandara Internasional Kualanamu adanya tuntutan agar keandalan sistem tinggi, sehingga kecuali
Lebih terperinciConditioner Dengan Fuzzy Logic
Rancang Bangun Sistem Pengaturan Kompresi dan Distribusi Refrigrant pada Multi-split Air Conditioner Dengan Fuzzy Logic (Design Control System of Compression and Distribution Refrigrant on Multi-split
Lebih terperinciSIDANG TUGAS AKHIR. Validita R. Nisa
SIDANG TUGAS AKHIR Validita R. Nisa 2105 100 045 Latar Belakang Semakin banyaknya gedung bertingkat Konsumsi energi listrik yang besar Persediaan energi dunia semakin menipis Penggunaan energi belum efisien
Lebih terperinciMAKALAH SEMINAR HASIL KONSENTRASI TEKNIK ENERGI ELEKTRIK
ANALISIS AUDIT ENERGI PADA BEBAN HVAC (HEAT, VENTILATION, AND AIR CONDITIONING) DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. SAIFUL ANWAR MALANG MAKALAH SEMINAR HASIL KONSENTRASI TEKNIK ENERGI ELEKTRIK Disusun oleh:
Lebih terperinciBAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK
BAB III PERENCANAAN INSTALASI SISTEM TENAGA LISTRIK 3.1 Tahapan Perencanaan Instalasi Sistem Tenaga Listrik Tahapan dalam perencanaan instalasi sistem tenaga listrik pada sebuah bangunan kantor dibagi
Lebih terperinciBAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. induk agar keandalan sistem daya terpenuhi untuk pengoperasian alat-alat.
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Distribusi daya Beban yang mendapat suplai daya dari PLN dengan tegangan 20 kv, 50 Hz yang diturunkan melalui tranformator dengan kapasitas 250 kva, 50 Hz yang didistribusikan
Lebih terperinciANALISIS KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA FASILITAS INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL
ANALISIS KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA FASILITAS INSTALASI PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL Budiyono, Sumarbagiono, Sugianto*) ABSTRAK ANALISIS KONSUMSI ENERGI LISTRIK PADA FASILITAS
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang 1.2 Rumusan Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebutuhan terhadap energi listrik semakin meningkat dan penggunaan daya listrik pada sebuah bangunan bergantung pada pemakaiannya. Seperti halnya penggunaan daya listrik
Lebih terperinciKonservasi Energi Listrik di Hotel Santika Palu
46 Konservasi Energi Listrik di Hotel Santika Palu Ardy Willyanto Tanod (1), Ir. Hans Tumaliang, MT. (2), Lily S. Patras, ST., MT. (3) (1)Mahasiswa (2)Pembimbing 1 (3)Pembimbing 2 Jurusan Teknik Elektro-FT,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. Gedung Twin Building Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Penelitian ini
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN 4.1 Prinsip Kerja Alat Pada penelitian ini pengukuran dilakukan pada sebuah gedung di salah satu kampus Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. Dimana penelitian ini dilakukan
Lebih terperinciBab IV Analisis Kelayakan Investasi
Bab IV Analisis Kelayakan Investasi 4.1 Analisis Biaya 4.1.1 Biaya Investasi Biaya investasi mencakup modal awal yang diperlukan untuk mengaplikasikan sistem tata udara dan penyediaan kebutuhan air panas
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN. Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Pelaksanaan Pada pelaksanaan dalam Audit Energi yang dilakukan di Gedung Twin Building Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang mengacu pada prosedur audit energy SNI 6196
Lebih terperinciSTUDI ANALISA PEMASANGAN KAPASITOR PADA JARINGAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV TERHADAP DROP TEGANGAN (APLIKASI PADA FEEDER 7 PINANG GI MUARO BUNGO)
STUDI ANALISA PEMASANGAN KAPASITOR PADA JARINGAN UDARA TEGANGAN MENENGAH 20 KV TERHADAP DROP TEGANGAN (APLIKASI PADA FEEDER 7 PINANG GI MUARO BUNGO) Oleh : Sepanur Bandri 1 dan Topan Danial 2 1) Dosen
Lebih terperinciDesign of Power Factor Corection (PFC) with Metering and Capasitor Bank Control for Dynamic Load
1 Design of Power Factor Corection (PFC) with Metering and Capasitor Bank Control for Dynamic Load Yahya Chusna Arif ¹, Indhana Sudiharto ², Farit Ardiansyah 3 1 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri ²
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Energi Listrik, Daya Listrik dan Tarif Listrik
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Energi Listrik, Daya Listrik dan Tarif Listrik 2.1.1 Energi Listrik Energi didefenisikan sebagai suatu kemampuan untuk melakukan kerja. Ada berbagai jenis energi, misal energi
Lebih terperinciANALISA AUDIT KONSUMSI ENERGI SISTEM HVAC (HEATING, VENTILASI, AIR CONDITIONING) DI TERMINAL 1A, 1B, DAN 1C BANDARA SOEKARNO-HATTA
ANALISA AUDIT KONSUMSI ENERGI SISTEM HVAC (HEATING, VENTILASI, AIR CONDITIONING) DI TERMINAL 1A, 1B, DAN 1C BANDARA SOEKARNO-HATTA Budi Yanto Husodo 1,Nurul Atiqoh Br. Siagian 2 1,2 Program Studi Teknik
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA
BAB IV ANALISIS DATA 4.1. Pengumpulan Data Sebelum dilakukan perhitungan dalam analisa data, terlebih dahulu harus mengetahui data data apa saja yang dibutuhkan dalam perhitungan. Data data yang dikumpulkan
Lebih terperinciTENTANG PENGHE. : a. Peraturan. b. menetapkan. Gubernur : 1. Pemerintah. Menimbang. tentang. Nomor ); 4. Tahun. Prov Jatim
GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 54 TAHUN 2012 TENTANG PENGHE EMATAN PEMAKAIAN TENAGA LISTRIK DI LINGKUNGAN PEMERINTAH DAERAH PROVINSI JAWAA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR, Menimbang
Lebih terperinciPENGHEMATAN ENERGI PADA INDUSTRI SEMEN Studi Kasus : Pemasangan VSD S pada Fan
J. Tek. Ling. Vol. 10 No. 1 Hal. 62-68 Jakarta, Januari 2009 ISSN 1441-318X PENGHEMATAN ENERGI PADA INDUSTRI SEMEN Studi Kasus : Pemasangan VSD S pada Fan Teguh Prayudi Peneliti di Pusat Teknologi Lingkungan
Lebih terperinci² Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri 3 Dosen Jurusan Teknik Elektro Industri
1 Efisiensi Daya Pada Beban Dinamik Dengan Kapasitor Bank Dan Filter Harmonik Bambang Wahyono ¹, Suhariningsih ², Indhana Sudiharto 3 1 Mahasiswa D4 Jurusan Teknik Elektro Industri ² Dosen Jurusan Teknik
Lebih terperinciBAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA
BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA 3.1 UMUM Pada suatu industri, untuk menghasilkan suatu produk dibutuhkan peralatan yang memadai. Dalam pemakaian peralatan
Lebih terperinciV12 V10 V11 BAB IV BAHASAN UTAMA. 4.1 Analisa Kerja Mesin Pendingin. Gambar 4.1 Skema Distribusi Aliran Analisa Penggunaan Chiller
4.1 Analisa Kerja Mesin Pendingin BAB IV BAHASAN UTAMA G3 V1 V2 V3 V4 G2 V5 V6 V7 V8 G1 V9 V10 V11 V12 Gambar 4.1 Skema Distribusi Aliran 4.1.1 Analisa Penggunaan Chiller [Oventrop Technical Training]
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN 4.1. Pengambilan Data Pada penelitian ini penulis mengambil data di PT. Perkebunan Nusantara Pabrik Gula Pangka di Jalan Raya Pangka Slawi, Kecamatan Pangkah, Kabupaten
Lebih terperinciBAB V KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 4.1 Kesimpulan Setelah dilakukan penelitian pada SDP dan SDP AC gedung KPPN, maka dapat ditarik kesimpulan : a. SDP KPPN Pada SDP KPPN memiliki nilai frekuensi, tegangan, harmonisa
Lebih terperinci