BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELTIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Keterangan : : kelas IV SD Kebonagung 03 yang dijadikan kelompok eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Tabel 4 Non Equivalent Control Group Design Kelompok Pretest Perlakuan Posttest Eksperimen 1 X 1.2 X 1.1 Y 1 Eksperimen 2 X 2.2 X 2.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Jenis dan Setting Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. data, (6) uji instrumen, (7) teknik analisis data dan pengujian hipotesis. yang lain dalam kondisi yang terkendalikan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Nonequivalent Control Group Design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Metode Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian kuasi eksperimen (eksperimen semu). Populasi tidak dapat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Kelas Eksperimen O 1 X O 2. Kelas Kontrol O 3 O 4. Sugiyono (2010)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Quasi Eksperimental Design atau desain eksperimental semu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah Eksperimen Semu (quasi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian Jenis Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimen,

BAB III METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode Eksperimental. Di dalam penelitian ini tes

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu (quasi experiment)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian menurut Sugiyono (2012: 3) adalah cara ilmiah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

Desain Nonequivalent Control Group Design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mengetahui tujuan penelitian tercapai atau tidak, maka dipergunakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode merupakan cara yang ditempuh dalam suatu penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis dan Lokasi Penelitian 3.1.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian eksperimen Quasi Exsperimental Design. Quasi exsperimental ini merupakan sebuah eksperimen semu dalam sebuah penelitian karena melibatkan penggunaan kelompok subjek utuh dalam eksperimen yang secara alamiah sudah terbentuk dalam kelas. Selain itu yang dijadikan subjek dalam penelitian ini adalah siswa SD. Quasi exsperimental ini digunakan karena dalam bidang pendidikan seringkali peneliti sulit melakukan eksperimen secara murni dikarenakan dalam hal ini subjek bukanlah sesuatu yang dapat dipindahkan, diperlakukan dan di atur secara tepat atau pas sebagaimana pada penelitian murni (Sugiyono, 2011:114). 3.1.2 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan SD Negeri Watuagung 01 dan SD Negeri Watuagung 02 Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang, dan subjek yang akan diteliti adalah siswa kelas 4 SD Negeri Watuagung 02 sebagai kelas eksperimen yang berada di Dusun Watuagung, Desa Watuagung, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan subjek kelas 4 yang akan diteliti sebagai kelas kontrol yang berada di Dusun Rembes, Desa Watuagung, Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang, Propinsi Jawa Tengah. 3.2 Desain Eksperimen dan Prosedur Penelitian 3.2.1 Desain Penelitian Desain eksperimen yang digunakan dalam penelitian ini adalah Nonequivalent Control Group Design desain ini hampir sama dengan Pretest- Postest Control Group Design, hanya pada desain ini kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol tidak dipilih secara random. Kemudian salah satu kelompok diberi perlakuan (X) kelas yang diberi perlakuan dengan menggunakan 29

30 model pembelajaran STAD disebut kelas eksperimen dan kelompok yang tidak diberikan perlakuan disebut kelas kontrol. Kemudian diberikan postest untuk mengetahui pengaruh dengan penggunaan model STAD terhadap hasil belajar. R 0 1 X 0 ₂ 0₃ (Sugiyono, 2011: 112) Gambar 3.1 Desain penelitian eksperimen 0 ₄ Berdasarkan gambar 3.1 dalam desain penelitian ini terdapat dua kelompok yang diberi pretest untuk mengetahui keadaan awal adakah perbedaan kelompok eksperimen (0 1 ) dan kelompok kontrol (0 3 ). Hasil pretest yang baik bila nilai kelompok eksperimen tidak berbeda atau signifikan. Perlakuan yang diberikan kepada kelompok eksperimen (X), ada pengaruh pembelajaran (0 2 dan 0 4 ) terhadap hasil belajar. Keterangan: R : kelompok eksperimen dan kelompok kontrol 0 1 : Pretest untuk kelompok eksperimen. 0 2 : Postest untuk kelompok eksperimen. 0₃ : pretest untuk kelompok kontrol. 0 4 : Postest untuk kelompok kontrol. X : Perlakuan untuk kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. 0 1 dan 0 3 : Kedua kelas diberi pretest untuk mengetahui kondisi awal kelas tersebut apakah kedua kelompok itu homogen atau tidak. 0 2 : Hasil belajar belajar dari test kelas eksperimen setelah mengikuti pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran STAD. 0 4 : Hasil belajar dari test kelas kontrol tidak diberikan model pembelajaran STAD.

31 X : Perlakuan. Dari gambar 3.1 pada tabel pertama sebagai kelas eksperimen diberikan perlakuan yaitu pada pembelajaran dengan model pembelajaran STAD, sedangkan tabel kedua sebagai kelas kontrol pembelajaran konvensional 3.2.2 Prosedur Eksperimen 1) Memilih sebuah subjek penelitian, yaitu SD Negeri Watuagung 01 dan SD Negeri Watuagung 02. 2) Menggolongkan subjek menjadi dua kelompok antara kelompok eksperimen, yaitu SD Negeri Watuagung 02 yang dikenai variabel perlakuan menggunakan model pembelajaran cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dan kelompok kontrol, yaitu SD Negeri Watuagung 01 menggunakan model pembelajaran konvensional. 3) Menyusun kisi-kisi yang dikembangkan dalam instrument pretest dan postest. 4) Mengujicobakan instrument pretest pada kelas uji coba, yaitu SD Negeri Tlogo Tuntang. 5) Menganalisis data hasil pretest untuk menguji apakah instrument valid dan reliabel. 6) Memberikan pretest kepada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 7) Menganalisis hasil pretest yang dilakukan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. 8) Melaksanakan pembelajaran di kelas kontrol dan kelas eksperimen. 9) Melaksanakan postest pada kelas kontrol dan kelas eksperimen. 10) Hitung perbedaan antara hasil pretest postest kelas kontrol dan kelas eksperimen. 11) Membandingkan hasil pretest postest kelas kontrol dan kelas eksperimen untuk melihat pengaruh perlakuan pada kedua kelompok.

32 Kemampuan awal kelompok eksperimen Pre Test Model Pembelajaran Student Teams- Achievement Division (STAD) Post Test Hasil Belajar Perbedaan Hasil Belajar Kemampuan awal kelompok kontrol Pembelajaran Konvensional Hasil Belajar Gambar 3.2 Rancangan Penelitian 3.3 Waktu Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2013 sampai dengan bulan Mei 2013 dan dilakukan secara bertahap yaitu sebagai berikut: 1) Tahap persiapan penelitian dilaksanakan pada bulan Januari Februari 2013. Tahap ini mencakup penyusunan judul, penyusunan proposal penelitian, penyusunan instrumen penelitian, permohonan izin serta survey di sekolah yang direncanakan sebagai tempat penelitian. 2) Tahap pelaksanaan penelitian dilakukan pada bulan Maret - April 2013. Tahap ini mencakup kegiatan-kegiatan yang dilakukan di sekolah yang meliputi uji coba instrumen penelitian dan pengambilan data di SD Negeri Tlogo. 3) Tahap penyusunan laporan penelitian dilakukan pada bulan April - Mei 2013. Tahap pengelolaan data dan konsultasi yang diikuti penyusunan laporan serta persiapan ujian.

33 3.4 Variabel Penelitian Arikunto, 2006:116 menyebut variabel sebagai sebuah konsep. Hadi mendefinisikan variabel sebagai gejala yang sangat bervariasi. Sementara itu, variabel yang akan digunakan dalam penelitian ini ada 2 Jenis variabel, yaitu variabel bebas atau variabel independen dan variabel terikat atau variabel dependen. 3.4.1 Variabel Bebas (X) Variabel bebas atau independen adalah variabel yang diteliti pengaruhnya atau variabel yang diduga memberikan suatu pengaruh. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel bebas adalah model pembelajaran cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) adalah model pembelajaran yang lebih menekankan kepada pembentukan kelompok, sehingga kelompok yang dibentuk nantinya akan berdiskusi untuk menyelesaikan suatu permasalahan. Oleh karena itu model pembelajaran cooperative learning tipe Student Teams Achievement Division (STAD) dapat membuat siswa untuk saling membantu dalam menyelesaikan suatu permasalahan. 3.4.2 Variabel Terikat (Y) Variabel terikat adalah variabel yang keberadaannya tergantung pada variabel bebas. Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar. 3.5 Subjek Penelitian Dalam penelitian ini yang menjadi subjek penelitian adalah siswa kelas 4. Subjek penelitian ini diambil dari 1 Gugus sekolah yaitu Gugus Perkutut yang letaknya berada di daerah pedesaan Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang. Dalam 1 Gugus tersebut digolongkan subjek menjadi dua kelompok antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Yang menjadi kelompok eksperimen yaitu SD Watuagung 02 kelas 4 yang menggunakan model pembelajaran sesuai dengan model yang diterapkan dan mempunyai jumlah siswa sebanyak 15 siswa. Sedangkan kelompok kontrolnya subjek penelitian nya yaitu

34 SD Watuagung 01 kelas 4 yang menggunakan model pembelajaran konvensional dan dengan jumlah siswa sebanyak 14 siswa. Kemudian untuk mengujicobakan instrument pretes pada kelas uji coba yaitu SD Negeri Tlogo Tuntang. Dengan demikian jumlah dari subjek penelitian yang diambil berjumlah 29 siswa. 3.6 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.6.1 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1) Dokumentasi Dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, legger, agenda dan sebagainya (Arikunto, 1998:36). Dengan metode dokumentasi diharapkan dapat mengetahui hasil belajar siswa, yaitu melalui nilai yang diperoleh dari buku KKM. Dalam hal ini data yang diperoleh adalah daftar nilai raport mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada semester II di SD Negeri Watuagung 01 dan Watuagung 02. 2) Observasi Observasi dalam penelitian ini adalah observasi langsung, yaitu peneliti dan pengamat melihat dan mengamati secara langsung kemudian mencatat perilaku dan kejadian yang terjadi pada keadaan yang sebenarnya saat proses belajar mengajar berlangsung. Observasi dilakukan selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir. Observasi adalah instrument yang sering dijumpai dalam penelitian pendidikan. Instrument observasi akan lebih efektif jika informasi yang hendak diambil berupa kondisi atau fakta alam yang ada, tingkah laku dan hasil kerja responden dalam situasi alami. Sebaliknya, instrument observasi mempunyai keterbatasan dalam menggali informasi yang berupa persepsi dari subjek yang diteliti. 3) Tes Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar. Tes yang digunakan dalam bentuk tes pilihan ganda. Adapun tes yang digunakan dalam teknik pengumpulan data pada penelitian ini adalah:

35 a. Tes Awal (pretes), yaitu tes yang dilaksanakan sebelum kegiatan belajar mengajar dengan suatu perlakuan yang diberikan. Tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat pengetahuan awal siswa sebelum materi yang diberikan pada program pembelajaran yang bersangkutan. b. Tes Akhir (postes), yaitu tes yang dilakukan setelah proses belajar mengajar selesai, tujuannya adalah untuk mengetahui sejauh mana peningkatan kesiapan siswa terhadap materi yang telah diberikan. Berikut adalah kisi-kisi tes soal IPA kelas 4.

36 Tabel 3.1 Kisi-kisi Tes Soal IPA Kelas 4 SD Standar kompetensi Memahami gaya dapat mengubah gerak dan/ atau bentuk suatu benda Kompetensi dasar Menyimpulka n hasil percobaan bahwa gaya (dorongan dan tarikan) dapat mengubah gerak suatu benda Indikator No Item Jumah item soal o Menyebutka n pengaruh gaya terhadap bentuk benda o Menyebutka n pengaruh gaya terhadap gerak benda 9, 19, 20, 22, 37, 40 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 11, 12, 13, 14, 40 soal 15, 16, 17, 18, pilihan 21, 23, 24, 27, ganda 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 38 o Menyebutka n pengaruh gaya benda terapung dan tenggelam 10, 25, 26, 28, 39 3.6.2 Teknik Analisis Data Instrumen tes yang telah diuji cobakan tersebut selanjutnya akan dianalisis untuk menentukan validitas dan reliabilitas, tingkat kesukaran dan daya pembeda dari soal soal yang telah diberikan. Adapun langkah langkah yang digunakan untuk menganalisis instrumen hasil uji coba tersebut adalah sebagai berikut:

37 3.6.3. Uji Validitas Tes Priyatno (2010 : 90) Validitas adalah ketepatan atau kecermatan suatu instrumen dalam mengukur apa yang ingin diukur. Uji validitas yang digunakan adalah uji validitas item. Validitas item ditunjukan dengan adanya korelasi atau dukungan terhadap item total (skor total), perhitungan dilakukan dengan cara mengkorelasikan antara skor item dengan skor total item. Dari hasil perhitungan korelasi akan didapat suatu koefisien korelasi yang digunakan untuk mengukur tingkat validitas suatu item soal dan untuk menentukan apakah suatu item soal layak digunakan atau tidak. Menurut Sugiyono (2011:126) bila item yang mencapai koefisien korelasi di bawah 0,30, maka dapat disimpulkan bahwa butir setiap instrumen tersebut tidak valid, sehingga harus diperbaiki atau dibuang. Untuk kriteria koefisien korelasi yang > 0,30 dinyatakan item soal tersebut valid dan sebaliknya jika koefisien korelasinya < 0,30 maka item soal tersebut tidak valid. Uji coba item instrumen diterapkan pada 32 siswa kelas 4 SD Negeri Tlogo Tuntang pada tanggal 04 April 2013. Dari 40 item soal yang diujikan validitasnya berjumlah 23 item soal valid dan 17 item soal tidak valid. Adapun untuk soal yang valid dan tidak valid dapat dilihat pada tabel 3.2 dan perhitungan validitas soal dapat dilihat pada tabel dibawah ini: Tabel 3.2 Validitas Instrumen Penelitian (Analyze-Scale-Reliabilty Analyze.) Valid Tidak Valid 1, 2, 3, 4, 5, 9, 10, 12, 14, 18, 21, 22, 23, 25, 27, 29, 31, 32, 33,34, 35, 36, 39 6, 7, 8, 11, 13, 15, 16, 17, 19, 20, 24, 26, 28, 30, 37, 38, 40

38 3.6.4 Uji Reliabilitas Tes Reliabilitas (ajeg) tes adalah kemampuan alat ukur untuk memberikan hasil pengukuran yang konstan atau ajeg. Tujuan utama menghitung reliabilitas skor tes adalah untuk mengetahui tingkat ketepatan dan keajegkan skor tes Naniek dan Slameto, 2012 : 86. ketetapan atau keajegan alat tersebut dalam menilai apa yang dinilainya. Artinya kapan pun alat penilaian tersebut digunakan akan memberikan hasil yang relatif sama Sudjana (2010:16). Dapat diartikan sejauh mana instrument dapat diandalkan. Untuk mengukur reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan SPSS 20. Kriteria yang digunakan untuk menentukan reliabilitas instrument digunakan pedoman George dan Malley (1995) yang didasarkan pada nilai koefisien Alpha Cronbach (a) sebagai berikut: α > 0,9 = Sangat bagus α > 0,8 = Bagus α > 0,7 = Dapat diterima α > 0,6 = Diragukan α < 0,5 = Tidak dapat diterima Berdasarkan teknik alpha diatas, nilai reliabilitas yang diperoleh hasil reliabilitas dapat diterima oleh peneliti > 0,7 yaitu sebesar 0,719. Karena instrumen valid dan reliabel maka layak digunakan untuk penelitian yang akan dilakukan di SD tersebut. Hasil perhitungan yang reliabilitas dapat dilihat tabel dibawah ini: Tabel 3.3 Reliability Statistics Cronbach's Alpha N of Items,719 41 3.6.5 Analisis Taraf Kesukaran Item Istrumen Analisis tingkat kesukaran soal merupakan pengkajian terhadap soal-soal tes dari segi kesulitannya sehingga dapat diperoleh soal-soal mana yang termasuk mudah, sedang, dan sukar Sudjana (2011:135). Asumsi yang digunakan untuk

39 memperoleh kualitas soal yang baik, disamping memenuhi validitas dan reliabilitas, adalah adanya keseimbangan dari tingkat kesulitan soal tersebut. Keseimbangan yang dimaksudkan adalah adanya soal-soal instrumen yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan atau kemampuaan siswa dalam menjawab soal, bukan dilihat dari sudut guru sebagai pembuat soal. Untuk melakukan analisis tingkat kesukaran soal adalah penentuan proporsi dan kriteria soal yang termasuk mudah, sedang, dan sukar. Dalam penelitian ini analisis tingkat kesukaran soal yang digunakan adalah menentukan kriteria soal dengan menggunakan rumus sebagai berikut: I = B N Keterangan: I = Indeks kesulitan untuk setiap butir soal. B = Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal. N = Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang dimaksudkan. Kriteria yang digunakan adalah makin kecil indeks yang diperoleh, makin sulit soal tersebut. Sebaliknya, makin besar indeks yang diperoleh, makin mudah soal tersebut. Kriteria indeks kesulitan soal adalah sebagai berikut: 0,00 0,30 = soal kategori sukar; 0,30 0,70 = soal kategori sedang; 0,70 1,00 = soal kategori mudah. Tabel 3.4 Analisis Taraf Kesukaran Instrumen No Soal N B I Kriteria 1 32 24 0,75 Mudah 2 32 23 0,71 Mudah 3 32 24 0,75 Mudah 4 32 28 0,87 Mudah

40 5 32 25 0,78 Mudah 9 32 27 0,84 Mudah 10 32 9 0,28 Sukar 12 32 24 0,75 Mudah 14 32 28 0,87 Mudah 18 32 18 0,56 Sedang 21 32 12 0,37 Sedang 22 32 28 0,87 Mudah 23 32 14 0,43 Sedang 25 32 25 0,78 Mudah 27 32 26 0,81 Mudah 29 32 14 0,43 Sedang 31 32 30 0,93 Mudah 32 32 25 0,78 Mudah 33 32 20 0,62 Sedang 34 32 21 0,65 Sedang 35 32 22 0,68 Sedang 36 32 28 0,87 Mudah 39 32 14 0,43 Sedang Berdasarkan tabel di atas dapat disimpulkan bahwa kriteria taraf kesukaran setiap soal yaitu kriteria sukar, sedang dan mudah, dengan perbandingan untuk soal sukar 1 soal atau 4,3%, dan soal untuk yang sedang 8 soal atau 34,7% dan soal mudah 14 soal atau 60,8%. 3.6.6 Uji Homogenitas Uji homogenitas varian bertujuan untuk menentukan apakah varian kedua kelompok homogen (sama) atau tidak. Homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah data dari masing-masing kelompok sampel mempunyai varian yang sama atau berbeda sehingga dapat ditentukan rumus T-test mana yang akan dipilih untuk pengujian hipotesis. Priyatno, (2010: 76) sebagai kriteria pengujian, jika

41 nilai signifikansi lebih dari 0,05 maka dapat dikatakan bahwa varian dari dua atau lebih kelompok data adalah sama (homogen). Pengujian homogenitas varian dapat menggunakan bantuan SPSS 20 (statistical product and service solution, yaitu dengan langkah-langkah sebagai berikut: Analyze-Compermean-Oneway Anova. 3.6.7 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan data atau menggambarkan data yang sudah terkumpul sebagaimana adanya (Sugiyono, 2011:207). 3.6.8 Uji Normalitas Data Menurut Priyatno (2010: 71) uji normalitas digunakan untuk mengetahui hasil belajar dari kelompok eksperimen dan kelompok kontrol apakah berdestribusi normal atau tidak berdestribusi normal. Untuk ujinormalitas digunakan uji One-Sample Kolmogorov-Smimov tes dengan menggunakan bantuan program SPSS 20. 3.6.9 Uji Hipotesis dengan T-Test Uji T ini digunakan untuk menguji pengaruh pada variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Pengujian yang dilakukan sebelum analisis independen sampel T-test, uji asumsi varian (uji levene s) untuk mengetahui apakah varian sama atau berbeda. Setelah uji asumsi varian kemudian dilakukan uji Independent Samples T-test. Untuk pengambilan keputusan dapat dilihat setelah dilakukan analisisa data, adalah sebagai berikut: 1) Jika signifikansi < 0,05 maka H 1 diterima 2) Jika signifikansi > 0,05 maka H 1 ditolak Taraf signifikansi uji sampel bebas (Independent Sample T-test) adalah 0,05 (convidence interval 95%). Uji T digunakan untuk menguji ada tidaknya perbedaan dan ada tidaknya pengaruh. Adapun cara interprestasi hasil yang setelah data dianalisa adalah:

42 1) Lihat dan interprestasi hasil signifikannya Probabilitas = antara 0,014 s/d 0,05 maka hasil sangat signifikan Probabilitas = di atas 0,05 maka hasilnya nir-signifikan 2) Lihat nilai rata-rata pada setiap masing-masing kelompok, mana yang lebih tinggi. Bila nilai kelompok treatment lebih tinggi dari pada kelompok nontreatment maka hasilnya signifikan (hipotesis diterima). Sebaliknya bila nilai kelompok treatment lebih rendah dari pada kelompok nontreatment maka hasilnya nir-signifikan (hipotesis ditolak).