HUBUNGAN ANTARA PERASAAN KELELAHAN KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA PADA PEKERJA BAGIAN AVIATION SECURITY BANDAR UDARA SAM RATULANGI MANADO Putri Wulandari Djaman*, Nova H. Kapantow*, Rahayu H. Akili* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Produktivitas kerja adalah ukuran yang menunjukan pertimbangan antara input dan output yang dikeluarkan perusahaan serta peran tenaga kerja yang dimiliki persatuan waktu. Setiap jenis pekerjaan dapat menimbulkan kelelahan kerja pada pekerja, hal ini dapat menyebabkan menurunnya kinerja dan bertambahnya kesalahan kerja, sehingga memberikan peluang terjadinya penurunan produktivitas kerja. Di Bandar Udara Sam Ratulangi Manado Terdapat personel keamanan penerbangan atau Aviation Security yang beresiko mengalami perasaan kelelahan kerja karena pekerja di tuntut harus Stand by dalam waktu 24 jam. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara perasaan kelelahan kerja dengan produktivitas kerja pada pekerja bagian Aviation Security Bandar Udara Sam Ratulangi Manado. Jenis penelitian yang di lakukan adalah metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2017 - Januari 2018. Populasi dalam penelitin ini adalah pekerja di bagian Aviation Security Bandar Udara Sam Ratulangi manado yang berjumlah 148, Sampel penelitian ini di ambil dengan menggunakan rumus Slovin sebanyak 60 responden. Alat ukur yang di gunakan yaitu Kuesioner. Penelitian ini menunjukan terdapat hubungan antara Perasaan Kelalahan Kerja dan Produktivitas kerja dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,013 dengan demikian probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari 0,05 (0,034<0,05). Kata Kunci: Produktivitas Kerja, Perasaan Kelelahan Kerja ABSTRACT Work productivity is a measurement that indicates balance between input and output that is issued by the company also the role of workers that owned by time unity. Each type of job will cause work fatigue on the workers, this can cause the decline of performance and increased of work errors, so it can give the opportunity of the decline of the work productivity. There are members of Aviation Security at Sam Ratulangi Airport Manado who have risk of experiencing the feeling of work fatigue because the workers are required to Stand by for 24 hours. This study aimed to find out the relationship between the feelings of work fatigue with work productivity on the workers in the department of Aviation Security at Sam Ratulangi Airport Manado. This study is analytical survey method with approach of cross sectional study. This study conducted on December 2017 to January 2018. The population in this research is the officers in the division of the aviation security at Sam Ratulangi Airport Manado totaling 148, samples of this study taken by using Slovin formula amounted to 60 respondents. Measuring instrument used questionnaires. This study showed that there is relationship between the feelings of work fatigue between work productivity seen from the significant value amounted to 0,013, thus the probability (significance) is less than 0,05 (0,034<0,05). Keywords: Work Productivity, Feelings of Work Fatigue PENDAHULUAN Era globalisasi yang berlangsung saat ini, dunia seakan menempatkan pembangunan sumber daya manusia menjadi sangat penting. Era globalisasi ini tentu sangat menguntungkan dalam hal peningkatan proses produksi, juga memberikan dampak yang merugikan yaitu seperti terjadinya penurunan efektivitas kerja yang di akibatkan oleh 17
kelelahan kerja dan berdampak pada produktivitas kerja pada pekerja. Produktivitas memiliki dua dimensi, yaitu suatu efektivitas yang mengarah pada pencapaian kerja yang maksimal, pernacapaian target yang berkaitan dengan kualitas, kuantitas dan waktu dan efisiensi yang berkaitan dengan upaya pembandingan masukan dengan realisasi penggunaannya atau bagaimana pekerjaan tersebut dilaksanakan. Secara sederhana produktivitas diartikan sebagai perbandingan antara hasil kerja dengan apa yang telah di kerjakan (Husein Umar, 2008 dalam Makawimbang Jerry, 2012). Kelelahan adalah suatu mekanisme perlindungan tubuh agar tubuh terhindar dari kerusakan lebih lanjut sehingga terjadi pemulihan setelah istirahat. Kelelahan berbeda bagi setiap individu, tetapi semuanya bermuara ke pada kehilangan efisiensi dan penuruhan kapasitas kerja serta ketahanan tubuh (Tarwaka, 2015). Data dari International Labour Organisation (ILO) tahun 2003 menyebutkan hampir setiap tahun sebanyak dua juta pekerja meninggal dunia karena kecelakaan kerja yang disebabkan oleh faktor kelelahan. Penelitian tersebut menyatakan dari 58115 sampel, 32,8% diantaranya atau sekitar 18828 sampel menderita kelelahan (Baiduri, 2008). Bandar Udara Sam Ratulangi manado yang terletak di kecamatan Mapanget ini beroperasi selama 24 jam non-stop yang sangat berpotensi terjadinya kelelahan kerja pada pekerja yang berpengaruh pada produktivitas kerja. Terdapat personel keamanan penerbangan atau Aviation Security yang bertugas untuk menjaga keamanan dan keselamatan penerbangan di Bandar Udara Sam Ratulangi Manado. Para petugas Aviation Security dituntut harus tegas tetapi harus dengan perilaku santun. Jika petugas mengalami perasaan kelelahan kerja karena lama pekerja itu berdiri dalam melakukan tugasnya dapat berpotensi terjadinya penurunan produktivitas tenaga kerja dalam bekerja yang dapat menyebabkan segi keamanan terganggu. Berdasarkan uraian latar belakang tersebut peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan antara perasaan kelelahan kerja dengan produktivitas kerja pada pekerja bagian Aviation Security Bandar udara Sam Ratulangi Manado. METODE PENELITIAN Jenis penelitian yang di lakukan adalah metode survei analitik dengan pendekatan cross sectional study. Penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2017 - Januari 2018. Populasi dan Sampel penelitian ini di ambil 18
dengan menggunakan rumus Slovin sebanyak 60 responden. Alat ukur yang di gunakan yaitu Kuesioner. Untuk Mengetahui hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat menggunakan uji Chi-square. HASIL DAN PEMBAHASAN Karakteristrik Responden Tabel 1. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Umur n % < 26 Tahun 18 30,0 26-35 Tahun 26 43,3 36-45 Tahun 14 23,3 46-55 Tahun 2 3,4 Dari Tabel 1 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden berusia 26-35 tahun yaitu sebanyak 43,4%, berumur kurang dari 26 tahun sebanyak 30,0%, berumur 36-45 tahun 23,3%, dan berumur 46-55 tahun sebanyak 3,4%. Tabel 2. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Pendidikan n % Terakhir SMA D 3 S 1 48 2 10 80,0 3,3 17,7 Dari Tabel 2 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki tingkat pendidikan SMA sebanyak 80,0% dan Perguruan Tinggi sebanyak 20,0%. Tabel 3. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masa Kerja Masa Kerja N % < 5 Tahun 5-10 ahun > 10 Tahun 36 13 11 60,0 21,7 18,3 Dari Tabel 3 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden memiliki masa kerja kurang dari 5 tahun sebanyak 60,0%, masa kerja 5-10 tahun sebanyak 21,7% dan lebih dari 10 tahun sebanyak 18,3%. Analisis Univariat 1. Perasaan Kelelahan Kerja Tabel 4. Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan perasaan kelelahan kerja Perasaan N % Kelelahan Kerja Sering Lelah Jarang Lelah 47 13 78,3 21,7 Dari Tabel 4 di atas dapat diketahui bahwa sebagian besar responden mengalami perasaan sering lelah sebanyak sebanyak 78,3% dan karang lelah sebanyak 21,7%. Kelelahan kerja dapat menimbulkan efek yang kurang baik bagi pekerja namun efek tersebut dapat dicegah akan tetapi memerlukan adanya kesadaran diri dari responden dan pihak bandar udaraa. Contohnya para responden diperbiasakan untuk melakukan peregangan otot seperti menggerakkan kepala, tangan dan kaki disela-sela pekerjaan ataupun saat istirahat. Tujuan dari kegiatan ini supaya tubuh tidak 19
terlalu lama dalam keadaan statis yang terjadi berulang kali. Selain itu juga responden sebaiknya membiasakan diri untuk menggunakan waktu istirahat yang telah diberikan dengan baik. Waktu istirahat jangan hanya digunkana untuk mengobrol dengan rekan kerja akan tetapi digunakan dengan beristirahat yang baik pula. Untuk mengurangi perasaan kelelahan kerja pada pekerja di bagian Aviation Security selama bekerja dapat melakukan modifikasi sikap kerja untuk lebih memperhatikan waktu istirahat atau jeda saat merasakan kelelahan karena posisi bekerja yang sebagian besar adalah berdiri. Pekerja juga, bila diizinkan, dapat menggunakan kursi duduk di tempat kerja sehingga bisa istirahat dengan nyaman tanpa meninggalkan lokasi kerja. 2. Produktivitas Kerja Tabel 5. Distribusi Katagori Produktivitas Kerja Produktivitas n % Kerja Rendah Tinggi 42 18 70,0 30,0 Dari Tabel 5 di atas dapat diketahui bahwa produktivitas kerja dalam katagori rendah. Dimana dari 60 responden dalam penelitian ini, sebanyak 42 responden (70,0%) memiliki produktivitas kerja yang rendah sedangkan 18 responden (30,0%) memiliki produktivitas kerja yang tinggi. Produktivitas secara umum diartikan sebagai hubungan antara keluaran (barang dan jasa) dengan masukan (tenaga kerja, bahan, dan uang). Produktivitas itu sendiri adalah ukuran efisiensi produktif. Suatu perbandingan antara hasil keluaran dan masukan. Masukan sering dibatasi dengan tenaga kerja, sedangkan keluaran diukur dalam kesatuan fisik, bent membutuhkan waktu yang relatif cepat/tepat waktu untuk menyelesaikan suatu pekerjaan rutin maupun yang diperintah langsung tasan uk dan nilai. Perumusan ini berlaku untuk perusahaan, industri dan menunda pekerjaan yang harus segera diselesaikan ekonomi secara keseluruhan. Lebih sederhana, maka produktivitas adalah perbandingan secara ilmu hitung, antara jumlah yang dihasilkan dan jumlah setiap sumber daya yang dipergunakan selama proses berlangsung (Budiono, dkk, 2016). 20
Analisis Bivariat Tabel 6. Hubungan antara Perasaan Kelelahan Kerja dengan Produktivitas Kerja. Produktivitas Kerja Perasaan Rendah Tinggi OR (95% Total % Nilai p Keleahan Kerja CI) Sering Lelah Jarang Lelah N % n % 37 78,8 10 21,2 5 38,4 8 61,6 47 13 Total 42 70 18 30 60 100,0 100,0 100,0 0,013 5,92 (1,6-22,1) Data pada Tabel 6 di atas menunjukkan bahwa dari 13 responden yang jarang mengalami perasaan kelelahan kerja, 61,6% responden memiliki produktivitas kerja yang tinggi sedangkan yang produktivitas kerja rendah 38,4%. Dari 47 responden yang sering mengalami perasaan kelelahan kerja, 78,8% responden memiliki produktivitas kerja yang rendah sedangkan sebanyak 21,2% memiliki produktivitas kerja yang tinggi. Dilihat dari nilai signifikansi sebesar 0,013 dengan demikian probabilitas (signifikansi) lebih kecil dari 0,05 (0,034<0,05), maka ada hubungan antara perasaan kekelahan kerja dengan produktivitas kerja. Berdasarkan nilai OR menunjukkan 5,92 menunjukkan bahwa jika responden sering mengalami kelelahan kemungkinan responden memiliki peroduktivitas kerja rendah sebesar 5,9 kali dibandingkan dengan responden yang jarang mengalami perasaan kelelahan kerja. Perasaan lelah yang secara terusmenerus dapat menyebabkan seseorang menghentikan pekerjaanya atau mengambil waktu istirahat. Kelelahan yang semakin bertambah sangat mengganggu kelancaran pekerjaannya dan juga dapat berefek buruk kepada tenaga kerja. Perasaan lelah yang dialami oleh responden menunjukkan berkurangnya tenaga dalam melakukan suatu pekerjaan. Berkurangnya tenaga untuk bergerak dapat mengurangi kinerja kerja yang dicapai yang berakibat menurunnya produktivitas kerja. Kelelahah kerja juga bisa meningkatkan resiko terjadinya kecelakaan kerja sehingga dapat merugikan diri pekerja maupun perusahaan. Terdapat keterkaitan yang erat antara kelelahan kerja dengan produktivitas kerja, atau lebih tepatnya kelelahan yang dialami tenaga kerja dengan kinerja perusahaan. Jika tingkat produktivitas seorang tenaga kerja terganggu dikarenakan adanya faktor kelelahan fisik maupun psikis, maka ini akan berdampak juga pada perusahaan yang berupa penurunan produktivitas perusahaan (Budiono, dkk, 2016). 21
KESIMPULAN 1. Sebagian besar responden di bagian Aviation Security Bandar Udara Sam Ratulangi Manado memiliki perasaan sering lelah sebanyak 47 responden (78,3%). 2. Sebagian besar responden di bagian Aviation Security Bandar Udara Sam Ratulangi Manado memiliki produktivitas kerja yang rendah sebanyak 42 responden (70,0%)` 3. Ada hubungan antara perasaan kelelahan kerja dengan produktivitas kerja pekerja di bagian Aviation Security Bandar Udara Sam Ratulangi Manado. SARAN 1. Bagi PT. Angkasa Pura 1 (Persero) bisa melakukan pengawsan dan evaluasi dalam rangka mencegah terjadinya penurunan produktivitas kerja terutama karena faktor kelelahan kerja. Serta para pekerja di sarankan lebih memperhatikan waktu istirahat dan menjaga kesehatan. 2. Untuk Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Prov. Sulawesi Utara agar bekerja sama dengan perusahaan dalam rangka peningkatan kesehatan maupun pencegahan masalah kesehatan dan keselamatan kerja di tempat kerja 3. Untuk peneliti selanjutnya agar dapat melakukan penelitian lebih lanjut terkait produktivitas kerja di bagian Aviation Security Bandar Udara Sam Ratulangi Manado dengan menggunakan faktor-faktor lain. DAFTAR PUSTAKA Ali Regina Fegi, 2017, Hubungan antara shift kerja dan kelelahan kerja dengan produktivitas kerja pada perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Monompia Kotamobagu, Jurnal Media Kesehatan, Vol 9, No 3. Baiduri, 2008, Kaidah Dasar Penerapan Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Jakarta. Universitas Indonesia Press. Budiono, dkk. 2016, Bunga Rampai Hiperkes & KK. Semarang, Badan Penerbit Universitas Diponegoro Semarang. Makawimbang Jerry, 2012, Kepemimpinan Pendidikan yang Bermutu, Bandung, Alfabeta Palar Jilly, 2017, Hubungan Antara Stres Kerja dan Kelelahan Kerja dengan Produktivitas Kerja pada Pekerja PT. Timurjaya Dayatama Sonder, Media Kesehatan, Vol 9, no 3. Pengertian umum Bandar Udara. UU No.1 Tentang penerbangan dan PM.69 tahun 2013 tentang Tatanan Kebandarudaraan Nasional. 22
Tarwaka. 2015. Dasar-Dasar pengetahuan Ergonomi Dan Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta, Harapan Press. Sedarmayanti, 2009, Sumber Daya Manusia dan Produktivitas, Bandung, CV Mandar Maju. 23