HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DAN DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH DI PANGKALAN CV. TOTABUAN INDAH MANADO

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA MASA KERJA DAN DURASI MENGEMUDI DENGAN KELUHAN NYERI PUNGGUNG BAWAH DI PANGKALAN CV. TOTABUAN INDAH MANADO 2014 Siti Ardiana A. Sangadji* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Data World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa 2%-5% dari karyawan di negara industri tiap tahun mengalami Nyeri Punggung Bawah (NPB), dan 15% dari absenteisme di industri baja serta industri perdagangan disebabkan karena nyeri punggung bawah. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Dalope (2013) menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara durasi mengemudi dengan nyeri pinggang. Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara masa kerjadan durasi mengemudi dengan keluhan nyeri punggung bawah pada sopir angkutan Kota Manado Kotamobagu di Pangkalan CV. Totabuan Indah Manado. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional study metode survey analitik. Penelitian ini dilaksanakan di Pangkalan CV. Totabuan Indah Manado pada bulan November Desember 2014 dengan sampel yang berjumlah 38. Uji statistik yang digunakan yaitu Chi-Square test pada CI 95% dan tingkat signifikansi (α) = 5% atau 0,05. H0 di tolak jika p value < α dan H0 di terima jika p value α. Pengukuran menggunakan kuesioner. Hasil penelitian menunjukan bahwa masa kerja >13 tahun sebanyak 50,0%, masa kerja 13 tahun sebanyak 50,0%, durasi mengemudi >5 jam sebanyak 52,6%, durasi mengemudi 5 jam sebanyak 47,4%, yang mengalami keluhan nyeri punggung bawah sebanyak 34,2% dan yang tidak mengalami keluhan nyeri punggung bawah sebanyak 65,8%. Terdapat hubungan antara masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah dan terdapat hubungan antara durasi mengemudi dengan keluhan nyeri punggung bawah. Kata Kunci : Masa Kerja, Durasi Mengemudi, Keluhan Nyeri Punggung Bawah ABSTRACT The World Health Organization (WHO) states that 2%-5% of the employees in industrial country suffer from lower back pain (NPB) every year, and 15% of the absenteeism in steel industry and trade industry is caused by lower back pain. The research result which is conducted by Dalope (2013) showed that there is correlation between driving duration with waist pain. This study aims to determine the correlation between working period and driving duration with lower back pain complaint on the driver of Manado-Kotamobagu City Transport at CV. Totabuan Indah Manado. This study used cross sectional study design with analytic survey method. This study was conducted at CV. Totabuan Indah Manado in November-December 2014 with the number of sample was 38. The statistic test used Chi-Square test on CI 95% and significance level (α)= 5% or Hois denied if p value < α, and Ho is accepted if p value α. The measurement used questionnaires. The study result showed that the respondents who have >13 years working period were 50.0% and the respondents who have 13 years working period were 50.0%, the respondents who have > 5 hours driving duration were 52.6%, 5 hours driving duration were 47.4%, and the respondents who suffer from lower back pain complaint were 34.2% and the respondents who don t suffer from lower back pain complaint were 65.8%. There correlation between working period with lower back pain complaint and there is correlation between driving duration with lower back pain complaint. Keywords : Working Period, Driving Duration, Lower Back Pain Complaint

2 PENDAHULUAN Nyeri Punggung Bawah (Low Back Pain) adalah keluhan rasa nyeri, ketegangan otot, atau rasa kaku didaerah pinggang yaitu dipinggir bawah iga sampai lipatan bawah bokong (plica glutea inferior), dengan atau tanpa disertai penjalaran rasa nyeri kedaerah tungkai (sciatica). (Harrianto, 2009). Muheri, (2010) dalam Sakinah dkk, (2013) World Health Organization (WHO) mengatakan bahwa 2%-5% dari karyawan di negara industri tiap tahun mengalami Nyeri Punggung Bawah (NPB), dan 15% dari absenteisme di industri baja serta industri perdagangan disebabkan karena NPB. Data statistik Amerika Serikat memperlihatkan angka kejadian sebesar 15%-20% per tahun.sebanyak 90% kasus nyeri punggung bukan disebabkan oleh kelainan organik, melainkan oleh kesalahan posisi tubuh dalam bekerja. Nyeri pinggang menyebabkan lebih banyak waktu hilang dari pada pemogokan kerja sebanyak 20 juta hari kerja karenanya. Hasil studi Depkes tentang profil masalah kesehatan di Indonesia tahun 2005 menunjukkan bahwa sekitar 40,5 % penyakit yang diderita pekerja berhubungan dengan pekerjaannya, gangguan kesehatan yang dialami pekerja, menurut studi yang dilakukan tehadap pekerja di 12 kabupaten/kota di Indonesia, umumnya berupa penyakit musculoskeletal (16%), kardiovaskuler (8 %), gangguan syaraf (6 %), gangguan pernapasan (3 %), dan gangguan THT (1,5 %). (Kantana, 2010). Farida, 2009 dalam Khaizun, 2013 Posisi duduk yang kurang baik dan didukung desain kursi yang buruk, dapat menyebabkan kekakuan dan kesakitan pada pinggang. Desain kursi yang nyaman akan memberikan tingkat kenyamanan pada pekerjanya. Jika sikap kerjadengan posisi duduk dengan frekuensi yang lama pada kursi yang kurang ergonomis akan menimbulkan masalah kesehatan pada pekerja, serta kontraksi otot akan lebih statis the load patten lebih kuat dibandingkan kontraksi dinamis. Masa kerja merupakan akumulasi aktivitas kerja seseorang yang dilakukan dalam jangka waktu panjang. Apabila aktivitas tersebut dilakukan terus-menerus dalam jangka waktu bertahun-tahun tentunya dapat mengakibatkan gangguan pada tubuh. Durasi adalah lamanya pajanan dari faktor risiko. Durasi selama bekerja akan berpengaruh terhadap tingkat kelelahan. Kelelahan akan menurunkan kinerja, kenyamanan dan konsentrasi sehingga dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Hasil penelitian yang dilakukan oleh Fathoni dkk (2009) yang melakukan penelitian tentang adanya hubungan masa kerja dengan keluhan low back pain. Rata rata masa kerja responden adalah 9,28 tahun dimana masa kerja reseponden terendah adalah 1 tahun sedangkan masa kerja tertinggi responden adalah 20 tahun. Sebagai salah satu faktor

3 terjadi keluhan low back pain yang mungkin bisa mempengaruhi hasil penelitian, melakukan uji korelasi antara masa kerja dengan keluhan low back pain. Pada hasil penelitian ini menunjukan bahwa prevalensi masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah berjumlah 59,38%. Dari hasil uji korelasi didapatkan nilai p-value 0,018 karena p<0,05 sehingga dalam penelitian ini faktor masa kerja responden memiliki hubungan dengan keluhan low back pain. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dalope (2013) dengan judul hubungan durasi mengemudi dan faktor ergonomi dengan keluhan nyeri pinggang pada sopir bus trayek Manado Langowan di Terminal Karombasan. Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi nyeri pinggang pada sopir bus trayek Manado-Langowan di terminal Karombasan yaitu sebesar 62,5% dan berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square dengan α = (0,05) menunjukkan adanya hubungan antara keluhan nyeri pinggang dengan durasi mengemudi (p value = 0,003), faktor ergonomi (p value = 0,000). Pangkalan CV. Totabuan Indah Manado terletak di Jl. Ahmad Yani 17 No. 93. Pangkalan CV. Totabuan Indah Manado merupakan salah satu angkutan exspress dari beberapa angkutan exspress Manado Kotamobagu. Sesuai dengan hasil observasi dan pengamatan, Pangkalan CV. Totabuan Indah Manado merupakan angkutan exspress yang banyak digunakan oleh masyarakat sebagai angkutan antar Kota Manado Kotamobagu ataupun sebaliknya. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu dilakukan penelitian apakah ada hubungan antara masa kerja dan durasi mengemudi dengan keluhan nyeri punggung bawah pada sopir angkutan Kota Manado- Kotamobagu di Pangkalan CV. Totabuan Indah Manado. METODE PENELITAN Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian survey analitik dengan rancangan cross sectional study. (Budiman, 2011) Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Pangkalan CV. Totabuan Indah Manado pada November Desember 2014 Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Sopir Angkutan Kota Manado-Kotamobagu di Pangkalan CV. Totabuan Indah Manado. Pengambilan sampel pada penelitian ini adalah total populasi terjangkau dalam rentang waktu pengumpulan data penelitian. Perhitungan jumlah sampel ditentukan sesuai kriteria inklusi dan ekslusi. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 38 orang.

4 Instrumen Penelitian Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, Mikrotoise staturmeter (alat ukur tinggi badan) bermerek GEA model SH-2A high meter 2M Depkes RI YF /2/467/2009 dengan ketelitian 0,1 cm dan timbangan badan digital (alat ukur berat badan badan) bermerek GEA model BR9807 ISO 9001:2008. Jenis dan Cara Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan menggunakan data primer, sekunder dan tersier. Data primer adalah data yang diperoleh dari responden melalui kuesioner dengan wawancara langsung serta pengukuran berat badan dan tinggi badan untuk menilai indeks massa tubuh. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari pangkalan CV. Totabuan Indah Manado. Data tersier adalah data yang diperoleh dari textbook, skripsi, tesis dan jurnal ilmiah. Analisis Data Analisis data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat. Analisis univariat digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik responden sekaligus variabel penelitian (masa kerja dan indeks durasi mengemudi sebagai variabel bebas dan keluhan nyeri punggung bawah sebagai variabel terikat). Analisis bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara masa kerja dan durasi mengemudi dengan keluhan nyeri punggung bawah pada sopir angkutan Kota Manado-Kotamobagu di Pangkalan CV. Totabuan Indah Manado. menggunakan uji statistik Chi-Square, dengan nilai α = 0,05, Confidence Interval (CI) = 95% dan perhitungan Rasio Prevalens (RP). HASIL DAN PEMBAHASAN Deskripsi Karakteristik Sampel Distribusi karakteristik responden berdasarkan masa kerja, durasi mengemudi dan keluhan nyeri punggung bawah dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini. Masa kerja responden pada penelitian ini yaitu 1 34 tahun yang dikategorikan menjadi >13 Tahun dan 13 Tahun. Durasi mengemudi responden 4 jam 5 menit 5 jam 35 menit yang dikategorikan menjadi >5 Jam dan 5 Jam. Sedangkan keluhan nyeri punggung bawah dikategorikan menjadi ada dan tidak ada keluhan. Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden Karakterisktik n % Masa (tahun) > , ,0 Durasi Mengemudi (jam) > , ,4 Keluhan Nyeri Punggung Bawah Ada 13 34,2 Tidak Ada 25 65,8 Tabel 1 menunjukkan bahwa masa kerja respondon >13 tahun dan 13 tahun sama yaitu sebanyak 50,0%. Durasi mengemudi responden terbanyak yaitu > 5 jam sebesar 52,6%

5 sedangkan terkecil yaitu 5 jam sebanyak dan variabel dependepen. 47,4%. Sedangkan responden yang memiliki keluhan nyeri punggung bawah sebesar 34,2% dan yang tidak memiliki keluhan nyeri punggung bawah sebesar 65,8%. Hasil Analisis Statistik Hasil analisis hubungan antara masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah dapat dilihat pada tabel 2 sedangkan hasil analisis hubungan antara durasi mengemudi dengan keluhan nyeri punggung bawah dapat pada Hasil analisis stastistik digunakan untuk tabel 3. mencari hubungan antara variabel independen Tabel.2. Hasil Analisis Hubungan Antara Masa Kerja Dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah. Keluhan Nyeri Punggung Bawah Masa Kerja Ada Keluhan Tidak Ada Keluhan Total n % n % n % > 13 Tahun 11 57,9 8 42, Tahun 2 10, , Jumlah 13 34, , p- value 0,002 RP (95% CI) 5,500 (1,403-21,555) Tabel 3. Hasil Analisis Hubungan Antara Durasi Mengemudi dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah. Keluhan Nyeri Punggung Bawah Durasi Tidak Ada RP Ada Keluhan Total p-value Mengemudi Keluhan (95% CI) n % n % n % > 5 Jam 11 50,0 9 45, ,950 5 Jam 2 11, , ,004 (1,264 19,392) Jumlah 13 34, , Tabel 2 menunjukkan bahwa responden yang masa kerjanya > 13 Tahun yang mengalami keluhan nyeri punggung bawah sebanyak 57,9% (11 responden) dan yang tidak mengalami nyeri punggung bawah sebanyak 42,1% (8 responden). Sedangkan responden yang masa kerjanya 13Tahun yang mengalami nyeri punggung bawah sebanyak 10,5% (2 responden) dan yang tidak mengalami nyeri punggung bawah sebanyak 89,5% (17 responden). Hasil uji menggunakan Chi-Square test nilai probalilitas didapatkan sebesar 0,002 nilai lebih kecil dari pada α=0,05. Hal ini menunjukan hipotesis Ha di terima yang berarti ada hubungan antara masa

6 kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada sopir angkutan Kota Manado- Kotamobagu di pangkalan CV. Totabuan Indah Manado. Nilai rasio prevalens (RP) adalah 5,500 dan pada nilai CI 95% diperoleh nilai 1,403-21,555. Maka masa kerja merupakan faktor risiko karena nilai RP > 1 (5,500) dan nilai CI 95% lebih dari 1 (1,403-21,555) sehingga rasio prevalens bermakna. Ini berarti masa kerja > 13 Tahun mempunyai risiko 5,500 lebih besar menimbulkan keluhan nyeri punggung bawah dibandingkan responden yang masa kerjanya 13 Tahun. Hasil penelitian yang dilakukan sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Fathoni dkk (2009) yang melakukan penelitian tentang adanya hubungan masa kerja dengan keluhan low back pain. Rata rata masa kerja responden adalah 9,28 tahun dimana masa kerja reseponden terendah adalah 1 tahun sedangkan masa kerja tertinggi responden adalah 20 tahun. Sebagai salah satu faktor terjadi keluhan low back pain yang mungkin bisa mempengaruhi hasil penelitian, melakukan uji korelasi antara masa kerja dengan keluhan low back pain. Pada hasil penelitian ini menunjukan bahwa prevalensi masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah berjumlah 59,38%. Dari hasil uji korelasi didapatkan nilai p-value 0,018 karena p<0,05 sehingga dalam penelitian ini faktor masa kerja responden memiliki hubungan dengan keluhan low back pain. Penelitian juga dilakukan oleh Putri dkk (2014) tentang hubungan masa kerja dan posisi kerja dengan kejadian low back pain (LBP) pada pekerja pembersih kulit bawang di unit dagang (UD) bawang lanang Kelurahan Iringmulyo Kota Metro terdapat hasil masa kerja dari 42 responden data masa kerja lebih dari 10 tahun sebanyak 18 responden (42,9%) dan data paling sedikit pada masa kerja kurang dari 5 tahun sebanyak 8 responden (19,0%). dengan nilai p = 0,001 (p<0,05). Tabel 3 menunjukkan bahwa responden yang durasi mengemudi >5 Jam yang mengalami keluhan nyeri punggung bawah sebanyak 55,0% (11 responden) dan yang tidak mengalami nyeri punggung bawah sebanyak 45,0% (9 responden). Sedangkan responden yang durasi mengemudi 5 Jam yang mengalami keluhan nyeri punggung bawah sebanyak 11,1% (2 responden) dan yang tidak mengalami nyeri punggung bawah sebanyak 88,9% (16 responden). Hasil uji menggunakan Chi-Square test nilai probalilitas didapatkan sebesar 0,004 nilai lebih kecil dari pada α=0,05. Hal ini menunjukan hipotesis Ha di terima yang berarti ada hubungan antara durasi mengemudi dengan keluhan nyeri punggung bawah pada sopir angkutan Kota Manado-Kotamobagu di pangkalan CV. Totabuan Indah Manado. Nilai rasio prevalens (RP) adalah 4,950 dan pada nilai CI 95% diperoleh nilai 1,264-19,392. Maka durasi mengemudi merupakan faktor risiko karena nilai RP > 1 (4,950) dan nilai CI 95% lebih dari

7 1 (1,264-19,392) sehingga rasio prevalens bermakna. Ini berarti durasi mengemudi > 5 Jam mempunyai risiko 4,950 lebih besar menimbulkan keluhan nyeri punggung bawah dibandingkan responden yang durasi mengemudinya 5 Jam. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Dalope (2013) yang melakukan penelitian tentang hubungan durasi mengemudi dan faktor ergonomi dengan keluhan nyeri pinggang pada sopir bus trayek Manado Langowan di Terminal Karombasan. Dengan hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi nyeri pinggang pada sopir bus trayek Manado-Langowan di terminal Karombasan yaitu sebesar 62,5% dan berdasarkan hasil uji statistik dengan menggunakan uji chi square dengan α = (0,05) menunjukkan adanya hubungan antara keluhan nyeri pinggang dengan durasi mengemudi (p value = 0,003). Selain itu penelitian juga yang dilakukan oleh Tama dkk (2014) tentang evaluasi pengaruh pola kerja terhadap fatique untuk mengurangi jumlah kecelakaan terdapat hubungan antara durasi mengemudi dengan kecelakaan dengan nilai p = 0,006 (p<0,05). KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini disimpulkan bahwa: 1. Terdapat hubungan antara masa kerja dengan keluhan nyeri punggung bawah pada sopir angkutan Kota Manado Kotamobagu di Pangkalan CV. Totabuan Indah Manado dengan p value 0,002. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi square menunjukkan bahwa masa kerja > 13 Tahun mempunyai risiko 5,500 lebih besar menimbulkan keluhan nyeri punggung bawah dibandingkan responden yang masa kerjanya 13 Tahun. 2. Terdapat hubungan antara durasi mengemudi dengan keluhan nyeri punggung bawah pada sopir angkutan Kota Manado Kotamobagu di Pangkalan CV. Totabuan Indah Manado dengan p value 0,004. Hasil analisis statistik dengan menggunakan uji Chi square menunjukkan bahwa durasi mengemudi > 5 Jam mempunyai risiko 4,950 lebih besar menimbulkan keluhan nyeri punggung bawah dibandingkan responden yang durasi mengemudinya 5 Jam. SARAN 1. Bagi Pekerja a. Mendeteksi dini keluhan nyeri punggung bawah serta istirahat yang cukup. b. Memperbanyak kegiatan olahraga punggung atau melakukan peregangan otot untuk pencegahan terhadap keluhan nyeri punggung bawah. c. Menyesuaikan posisi mengemudi terhadap kendaraan, sehingga pengemudi merasa nyaman dan meminimalisir resiko terjadinya nyeri punggung bawah. d. Menghindari posisi yang statis.

8 2. Bagi Pangkalan a. Mengadakan pendidikan atau pelatihan tentang tata cara mengemudi yang baik dan benar. b. Mengadakan kegiatan olahraga secara rutin kepada seluruh pengemudi. c. Melakukan pengecekan terhadap kendaraan agar kondisi kendaraan selalu terjaga. 3. Bagi Penelitian Selanjutnya Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk mengetahui korelasi antara keluhan nyeri punggung bawah dengan variabel variabel yang berbeda lainnya. DAFTAR PUSTAKA Budiman Metodologi Penelitian Kesehatan. Bandung: PT Refika Aditama. Dalope M Hubungan Durasi Mengemudi dan Faktor Ergonomi dengan Keluhan Nyeri Pinggang pada Sopir Bus Trayek Manado-Langowan di Terminal Karombasan. Skripsi tidak diterbitkan. Manado: Fakultas Kesehatan Masyarakat. Universitas Sam Ratulangi. Fathoni H dkk Hubungan Sikap dan Posisi Kerja dengan Low Back Pain pada Perawat di RSUD Purbalingga, Jurnal Keperawatan Soedirman, Vol.4 No.3, November 2009, Halaman: (online) (download.portalgaruda.org/ article.php?article=10472&val=715, diakses pada tanggal 1 desember 2014). Harrianto R Buku Ajar Kesehatan Kerja. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Khaizun Faktor Penyebab Keluhan Subyektif pada Punggung Pekerja Tenun Sarung ATBM di Desa Wanarejan Utara Pemalang. Skripsi, Semarang: Universitas Negeri Semarang. Putri AS dkk Hubungan Masa Kerja dan Posisi Kerja dengan Kejadian Low Back Pain (LBP)pada Pekerja Pembersih Kulit Bawang di Unit Dagang (UD) Bawang Lanang Kelurahan Iringmulyo Kota Metro, Skripsi tidak terbitkan, Lampung: Universitas Lampung. Sakinah dkk Faktor yang Berhubungan dengan Keluhan Nyeri Punggung Bawah pada Pekerja Batu Bata di Kelurahan Lowowai Kabupaten Sidrap. Skripsi tidak terbitkan. Makassar: Universitas Hasanuddin Makassar. Tama IP dkk Evaluasi Pengaruh Pola Kerja terhadap Fatique untuk Mengurangi Jumlah Kecelakaan, Jemis, Vol.2 No.2, 2014, Halaman: (online) (download. jemis.ub.ac.id/index.php/jemis/article/d ownload/143/150, diakses pada tanggal 1 desember 2014).