BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Undang Undang No. 20 tahun 2003 pasal 1 disebutkan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya,masyarakat, bangsa dan negara. Untuk dapat mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran aktif maka perlu menggunakan media pembelajaran yang efektif maka setiap guru harus memiliki pengetahuan yang memadai berkenaan dengan konsep dan cara-cara pengimplementasian media pembelajaran tersebut dalam proses pembelajaran. Daryanto (2013: 6), mengemukakan bahwa media pembelajaran yang efektif memiliki keterlibatan dengan tingkat pemahaman guru terhadap perkembangan dan kondisi siswa di kelas. Demikian juga pentingnya sarana dan fasilitas sekolah yang tersedia terkait dengan pembelajaran. Sedangkan media yang digunakan oleh guru masih kurang meningkatkan peran serta siswa secara optimal maka guru seharusnya menggunakan media-media maupun model-model pembelajaran yang menarik. Sebagian besar guru juga masih menggunakan cara-cara lama, seperti menggunakan metode ceramah dan tanya jawab dalam memberikan pengalaman belajar kepada siswa, meskipun sudah banyak dikemukakan metode dan model pembelajaran inovatif yang akan membuat siswa lebih aktif mengikuti proses pembelajaran. Namun ada juga guru yang sudah meneggunakan media LCD tapi belum melibatkan siswa secara menyeluruh. Hal tersebut tentunya akan mempengaruhi hasil belajar yang diterima oleh siswa khususnya hasil pembelajaran IPA. Hakikat dari pembelajaran IPA yaitu pemberian pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan ketrampilan proses dan sikap ilmiah. IPA bukan hanya merupakan penguasaan kumpulan pengetahuan yang 1
2 berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. Sehingga di dalam pembelajaran IPA di SD siswa harus mengalami atau berbuat dan menemukan pengetahuannya sendiri dengan bimbingan dari guru agar dapat dipertanggung jawabkan. Komponen yang mempengaruhi keberhasilan suatu proses pembelajaran salah satunya adalah model pembelajaran. Pemilihan model pembelajaran yang tepat akan mampu menarik perhatian siswa untuk ikut aktif mengikuti proses pembelajaran. Siswa yang aktif mengikuti proses pembelajaran akan berusaha mengembangkan segala potensi yang dimilikinya guna mencapai tujuan pembelajaran yang diharapkan. Selain itu siswa yang berpartisipasi aktif dalam mengikuti proses pembelajaran akan mempunyai rasa ingin tahu yang lebih, sehingga dia senantiasa berusaha untuk mencari tahu bukan hanya sekedar untuk diberi tahu. Maka dalam menggunakan model pembelajaran kita harus sebisa mungkin membuat siswa aktif, tertarik untuk mengikuti pembelajaran serta mneingkatkan hasil belajar siswa. Berikut ini adalah beberapa jurnal yang menunjukkan bahwa model pembelajarn yang digunakan dapat meningkatkan hasil belajar. Dari Penelitian yang dilakukan oleh Penelitian Eviana Ayu Nugroho Perbedaan Hasil Belajar Siswa Antara Model pembelajaran NHT (Numbered Head Together) Dengan STAD (Student Team Achievment Division) Pada Konsep Laju Reaksi Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan model cooperative learning tipe NHT dengan tipe STAD terhadap hasil belajar. Penelitian ini dilakukan di MA Al-Ahliyah Kota Baru pada bulan Oktokber hingga bulan November 2010. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperimen, sampel diambil secara purposive sampling dari 62 siswa dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Desain penelitian yang digunakan adalah nonequivalent control group design. Instrument yang digunakan adalah instrument tes hasil belajar. Hasil belajar kelompok eksperimen (rata-rata 73,9 dan simpangan baku 9,88) lebih tinggi daripada kelompok kontrol (rata-rata 60,6 dan simpangan baku 8,68) dan setelah dilakukan uji t diperoleh nilai thitung sebesar 2,40 sedangkan ttabel pada taraf signifikansi
3 0,05 sebesar 1,99 atau thitung > ttabel. Maka dapat disimpulkan menolak Ho dan Ha menyatakan terdapat perbedaan hasil belajar kimia antara siswa yang diberi model NHT dengan STAD pada pokok bahasan laju reaksi diterima. Hal ini menunjukkan bahwa penggunaan model pembelajaran NHT memberikan pengaruh yang signifikan dibandingkan dengan model STAD terhadap hasil belajar kimia siswa pada konsep laju reaksi. Penelitian Helga Fitriyani, Dadang Kurnia, Saur M Tampubolon yang berjudul Perbedaan Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam dengan Menerapkan Model Pembelajaran Kooperatif Numbered Heads Together dan Model Pembelajaran Kooperatif Jigsaw. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar IPA dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together dan model pembelajaran kooperatif Jigsaw. Subyek penelitian adalah siswa kelas V Sekolah Dasar Negeri Kaumpandak 04 yang terdiri dari 96 siswa. Sebelum melakukan penelitian,dilakukan ujicoba instrumen pada 37 orang siswa yang pernah menerima materi pembelajaran sesuai dengan yang akan diujikan. Setelah dilakukan ujicoba tersebut, data dihitung menggunakan Software anates,dari 40 soal diperoleh 25 soal yang valid dan memiliki reliabilitas yang tinggi. Soal tersebut digunakan untuk penelitian dikelas eksperimen dan kelas kontrol. Setelah dilakukan penelitian dengan melakukan pretes dan post tes pada jumlah sampel yang sama sebanyak 32 orang pada kelas eksperimen 1, kelas eksperimen 2 dan kelas kontrol, setelah mendapatkan hasil dilakukan analisis uji normalitas, uji homogenitas dan uji t. Pada uji normalitas hasil belajar kelas eksperimen 1 menunjukan harga Xhitung= 0.89, dan pada kelas eksperimen 2 harga Xhitung = 3,2, sedangkan pada kelas kontrol menunjukkan harga Xhitung= 2,42. adapun harga Xtabel pada taraf signifikasi α=0,05 dengan n= 32 adalah 7,81. Karena ketiga harga Xhitung hasil pengujian normalitas kurang dari Xtabel, kesimpulannya adalah data ketiga kelas berdistribusi normal. Uji homogenitas menunjukan harga Xhitung sebesar 2,31 sedangkan harga Xtabel pada taraf signifikasi α=0,05 dan dk = 31 adalah 5,99. Karena Xhitung kurang dari Xtabel (2,31,<5,99) sehingga ketiga kelas tersebut homogen.uji hipotesis dilakukan pada
4 kelas eksperimen 1 dan kelas eksperimen 2 dengan menggunakan uji-t dan diperoleh harga thitung sebesar 2,88 sedangkan harga ttabel pada taraf signifikasi 5% dan dk = 62 adalah 2,00. Karena thitung lebih besar dari ttabel, (2,88>2,00) maka H0 ditolak dan H1 diterima yang berarti terdapat perbedaan hasil belajar ilmu pengetahuan alam yang signifikasi antara siswa yang menggunakan model pembelajaran kooperatif Numbered Heads Together dan Jigsaw. Penelitian Hendra yang berjudul Perbedaan Hasil Belajar Matematika yang diajar dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dan Model Pembelajaran CTL (Contextual Teaching And Learning) pada Materi Kubus dan Balok Kelas IV SD Negeri 01 Sumogawe Kecamatan Getasan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar yang signifikan antara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD (Student Teams Achievement Division) dan model pembelajaran CTL (Contextual Teaching and Learning). Penelitian ini merupakan eksperimental yang dilakukan pada siswa kelas IV SD Negeri Sumogawe 01 Kecamatan Getasan. Uji t digunakan untuk menguji signifikansi perbedaan hasil belajar matematika diantara kedua kelas. Hasil penelitian menunjukkan ada perbedaan hasil belajar matematika yang signifikan diantara siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran CTL. Hasil belajar siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD lebih baik dari pada siswa yang diajar menggunakan model pembelajaran CTL. Penelitian Hadi Widodo Perbedaan Hasil Belajar Antara Pendekatan Matematika Realistik Melalui Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD Dengan Pembelajaran Konvensional Dalam Pembelajaran Matematika Pada Siswa Kelas IV SD Semester II Desa Sugihan Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012 tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan hasil belajar antara pendekatan matematika realistik melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pembelajaran konvensional dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas IV SD semester II desa sugihan kabupaten grobogan tahun ajaran 2011/2012. Jenis penelitian ekperimen yang digunakan adalah quasi-experimental
5 research dengan menggunakan desain penelitian two-groups posttest only design. pemilihan ini didasarkan pada asumsi bahwa pada kedua kelastersebut memiliki kemampuan yang setara. subjek penelitian terdapat dari dua sdn 3 sugihan dan sd n 4 sugihan dengan masing kelas memiliki 26 siswa. dalam penelitian ini teknik pengumpulan data menggunakan teknik tes dan observasi. dari teknik pengumpulan data dibuat intrumen pengumpulan data berupa lembar observasi dan tes hasil belajar. Untuk menganalisis data menggunakan tenik analisis data menggunaka uji t independent samples test.berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan ada perbedaan hasil belajar antara pendekatan matematika realistik melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pembelajaran konvensional dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas IV SD semester II desa sugihan kabupaten grobogan tahun ajaran 2011/2012. Hal ini dapat dilihat dari hasil analisis data yang telah dilakukan menggunakan uji t independent samples test menunjukkan hasil t-hitung diperoleh signifikasi 0,031. karena signifikasi lebih kecil dari 0,05 (0,031 < 0,05) maka h0 ditolak. Jadi kesimpulannya hα diterima. Dari hasil analisis data yang diperoleh ada perbedaan hasil belajar antara pendekatan matematika realistik melalui pembelajaran kooperatif tipe STAD dengan pembelajaran konvensional dalam pembelajaran matematika pada siswa kelas IV SD semester II desa sugihan Kabupaten Grobogan Tahun Ajaran 2011/2012. Penelitian yang dilakukan oleh Ika Rinawati Dewi dengan judul Eksperimentasi Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) dan Numbered Heads Together (NHT) Pada Materi Persamaan Linier Satu Variabel Terhadap Hasil Belajar Siswa Kelas VII Smp Se-Kecamatan Tempuran, tujuan penelitian ini untuk mengetahui: apakah hasil belajar siswa yang dikenai model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) lebih baik dibandingkan dengan siswa yang dikenai dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) siswa kelas VII SMP Se-Kecamatan Tempuran. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes untuk data prestasi belajar matematika siswa dan dokumentasi untuk data kemampuan awal siswa. Uji
6 hipotesis dengan uji t dengan Ú=5% menyatakan tobs sebesar 0,953 sedangkan t 0,05;57 =1,67203. Karena t obs < t tabel sehingga Ho diterima. Dengan demikian hasil belajar siswa yang dikenai dengan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD) tidak lebih baik daripada hasil belajar siswa yang dikenai dengan model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Heads Together (NHT) pada materi persamaan linier satu variabel terhadap hasil belajar siswa kelas VII SMP Se-Kecamatan Tempuran. Berdasarkan latar belakang masalah ini maka peneliti ingin melakukan eksperimen pembelajaran yang masih tersebut perlu dilakukan eksperimen tentang pendekatan pembelajaran NHT (Numbered Heads Together), maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Perbedaan Model Pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) Dengan Model STAD (Student Teams Achievement Division) Terhadap Hasil Belajar IPA Pada Siswa Kelas IV SD Negeri Tuntang 02 dan SD Negeri Tuntang 04 Semester II Tahun 2015/2016. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang permasalahan di atas, dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: Apakah terdapat perbedaan model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) dengan model STAD (Student Teams Achievement Division) terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Tuntang 02 dan 04 semester II tahun 2015/2016? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) dengan model STAD (Student Teams Achievement Division) terhadap hasil belajar IPA pada siswa kelas IV SD Negeri Tuntang 02 dan SD Negeri Tuntang 04 semester II tahun 2015/2016. 1.4 Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan penelitian terdapat kegunaan manfaat. Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Manfaat Teoristis
7 Penelitian ini bermanfaat untuk menambah teori atau pengetahuan tentang ilmu pengetahuan yaitu IPA di Sekolah Dasar dengan menggunakan model NHT (Numbered Heads Together) dan STAD (Student Teams Achievement Division). 2. Manfaat Praktis a. Manfaat bagi siswa 1. Melalui model dalam penelitian ini siswa dapat berfikir kritis, menumbuhkan kerjasama dan bekerja sama dengan temannya. 2. Meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran sehingga siswa dapat menguasai materi pelajaran dengan baik. 3. Memberikan pengalaman langsung bagi siswa. b. Bagi guru 1. Melalui penggunaan model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) dan STAD (Student Teams Achievement Division) maka pembelajaran yang dilakukan guru menjadi lebih variatif sehingga tidak terpaku dengan pembelajaran konvensional atupun teacher center. 2. Dengan digunakannya model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) dan STAD (Student Teams Achievement Division) dapat digunakan sebagai sarana membangkitkan minat siswa terhadap mata pelajaran IPA. c. Manfaat bagi sekolah 1. Model pembelajaran NHT (Numbered Heads Together) dan STAD (Student Teams Achievement Division) dapat diterapkan untuk mempermudah pembelajaran IPA. 2. Menjadi masukan dalam peningkatan kualitas hasil belajar siswa di setiap kelas. Sehingga, kualitas pendidikan semakin berkembang dan maju.