KARAKTERISTIK ANGKUTAN UMUM PERDESAAN DI KABUPATEN KATINGAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencakup benda hidup dan benda mati dari satu tempat ke tempat lainnya.

TINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERSEPSI DAN TINGKAT KEPUASAN PENGGUNA JASA KERETA API PRAMEKS

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia. Analisis faktor..., Agus Imam Rifusua, FE UI, 2010.

BAB III LANDASAN TEORI. mengetahui pelayanan angkutan umum sudah berjalan dengan baik/ belum, dapat

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Transportasi di Indonesia mengalami perkembangan sangat pesat pada saat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Konsep transportasi didasarkan pada adanya perjalanan ( trip) antara asal ( origin) dan tujuan

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

JURNAL ANALISIS KINERJA RUAS JALAN STUDI KASUS : JALAN WATURENGGONG DI KOTA DENPASAR

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan

Analisis Pelayanan Penumpang Kereta Api Prambanan Ekspres (Prameks) Trayek Yogyakarta - Solo

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebutuhan masyarakat akan transportasi semakin lama semakin meningkat seiring

POTENSI PENERAPAN ANGKUTAN UMUM PERKOTAAN TANPA BAYAR DI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. sangat kompleks terhadap kehidupan masyarakat termasuk diantaranya

EVALUASI TARIF ANGKUTAN UMUM PEDESAAN (Studi Kasus Minibus PO. Garuda Tiga jurusan Baturetno - Wonogiri) Tugas Akhir

Evaluasi Kinerja Angkutan Umum (Bis) Patas dan Ekonomi Jurusan Surabaya - Malang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek

BAB I PENDAHULUAN. penduduk. Untuk mendukung kelancaran pergerakan dan interaksi penduduk

KAJIAN KEBUTUHAN ANGKUTAN SEKOLAH BAGI SISWA SEKOLAH DASAR DI KOTA BEKASI

BAB III. tahapan penelitian yang dilakukan sebagai pendekatan permasalahan yang ada. MULAI SURVEY

Kata Kunci : Biaya Operasional Kendaraan, Kenaikan Tarif, Kenaikan Harga BBM, 2015

KINERJA TEKNIS DAN ANALISIS ATP WTP ANGKUTAN TRANS JOGJA

BAB V PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Prediksi tarikan perjalanan yang terjadi akibat adanya pusat pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kereta api, angkutan air, dan angkutan udara (Warpani,1990). ke tahun 2014 yaitu hingga 10 juta unit dengan rata-rata rata-rata

BAB IV ANALISIS KINERJA TRANSPORTASI DI KOTA SOREANG BERDASARKAN INDIKATOR EKONOMI DALAM TRANSPORTASI BERKELANJUTAN

BAB I TINJAUAN PUSTAKA BAB I PENDAHULUAN

PENILAIAN MASYARAKAT NON PENUMPANG TERHADAP ANGKUTAN PERKOTAAN

BAB I PENDAHULUAN. Letak secara geografis Kabupaten Sleman yang sangat strategis yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dan rasa aman kepada pengguna jasa angkutan umum di dalam melakukan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan manusia dalam membantu kegiatannya sehari-hari.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR PENYUSUNAN RENCANA INDUK BANDAR UDARA KABUPATEN BLITAR

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil penelitian diperoleh dari survei primer dan sekunder terhadap ketersediaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Warpani ( 2002 ), didaerah yang tingkat kepemilikan kendaraaan

ANALISIS KINERJARUAS JALAN PERINTIS KEMERDEKAAN JATI - PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Tetapi sebaliknya, bila transportasi tidak ditata dengan baik maka mengakibatkan

TERMINAL TOPIK KHUSUS TRANSPORTASI

BAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya penduduk seiring dengan berjalannya waktu, berdampak

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan masyarakat, di samping berbagai indikator sosial ekonomi lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk

JURNAL EVALUASI KINERJA ANGKUTAN UMUM DESA SIMPANG PERIUK KOTA LUBUKLINGGAU. Oleh Wawan Alamsyah INTISARI

KAJIAN MANAJEMEN LALU LINTAS SEKITAR KAWASAN PASAR SINGOSARI KABUPATEN MALANG

BAB I PENDAHULUAN. terpencil yang merupakan sentral produksi pertanian. Usaha penataan ruang kota dan daerah ditujukan sebagai wadah dari fungsi

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk. Perkembangan transportasi pada saat ini sangat pesat. Hal ini

KARAKTERISTIK PENGOPERASIAN ANGKUTAN OJEK SEBAGAI SARANA ANGKUTAN DI KOTA GUBUG TUGAS AKHIR

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN DAN TINGKAT KEPUASAN 8 KORIDOR TRANSJAKARTA

Evaluasi Operasional Angkutan Umum Kota Pariaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. transportasi makro perlu dipecahkan menjadi sistem transportasi yang lebih kecil

ANALISIS TINGKAT PELAYANAN ANGKUTAN PEDESAAN KABUPATEN SLEMAN. ( Studi Kasus Jalur D6 )

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu tempat ke tempat lain untuk berbagai aktivitasnya, dan semua manusia

EVALUASI KINERJA SIMPANG BERSINYAL (STUDI KASUS : JLN. RAYA KARANGLO JLN. PERUSAHAAN KOTA MALANG)

IV. GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. Berdasarkan Sekampung Udik dalam Angka (2012), Kecamatan

BAB I PENDAHULUAN. keseharian sampai saat ini masih menjadi andalan, khususnya pemenuhan. dalam peningkatan pelayanan angkutan publik.

BAB I PENDAHULUAN. Dishubkominfo DIY dalam hal ini UPTD Jogja Trans dalam penyelenggaraan

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan pertambahan penduduk dan perkembangan zaman,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pergerakan manusia dan barang. Pergerakan penduduk dalam memenuhi kebutuhannya terjadi

I-1 BAB I PENDAHULUAN

EVALUASI PENGANGKUTAN SAMPAH DAN PENGEMBANGAN SARANA PERSAMPAHAN DI KOTA PALANGKA RAYA

BAB I PENDAHULUAN I.1

ANALISA KARAKTERISTIK MODA TRANSPORTASI ANGKUTAN UMUM RUTE MANADO TOMOHON DENGAN METODE ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK)

DESAIN PENETAPAN TARIF BUS PATAS AC JURUSAN SURAKARTA JOGJAKARTA (Studi Kasus P.O. Suharno)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angkutan umum khususnya di provinsi D.I. Yogyakarta dalam

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. Jalan raya merupakan salah satu sarana transportasi darat, di samping sarana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

ANALISIS TARIF ANGKUTAN PEDESAAN BERDASARKAN BIAYA OPERASI KENDARAAN (BOK) (Studi Kasus Kabupaten Gayo Lues Nanggroe Aceh Darussalam)

EVALUASI KINERJA TRAYEK LYN BM SURABAYA JURUSAN BRATANG MENANGGAL DISUSUN OLEH : BIMA PUTRA

EKSISTENSI ANGKUTAN PLAT HITAM PADA KORIDOR PASAR JATINGALEH GEREJA RANDUSARI TUGAS AKHIR

KAJIAN KINERJA PELAYANAN ANGKUTAN UMUM DALAM KOTA DI PURWOKERTO. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Muhammadiyah Purwokerto 2

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Ibnu Sholichin Mahasiswa Pasca Sarjana Manajemen Rekayasa Transportasi Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya

Teknika; Vol: 2, No: 4, September 2012 ISSN:

BAB I PENDAHULUAN. dari masyarakat kuno sampai pada masyarakat modern saat ini. Aktivitas yang

STUDI ANALISA JUMLAH KEBUTUHAN ARMADA TAKSI DI KOTA BATU

BAB I PENDAHULUAN. nasional. Kendaraan bermotor dalam perkembangannya setiap hari

KINERJA LAYANAN BIS KOTA DI KOTA SURABAYA

ANALISIS KINERJA ANGKUTAN UMUM PERDESAAAN KABUPATEN SIDOARJO (Studi Kasus Trayek Sidoarjo - Krian)

BAB 4 PENGARUH PEMBANGUNAN PASUPATI TERHADAP KARAKTERISTIK PERGERAKAN CIMAHI-BANDUNG

EVALUASI PERMINTAAN DAN PENYEDIAAN (DEMAND AND SUPPLY) ARMADA ANGKUTAN UMUM DI KOTA MALANG (STUDI KASUS : ANGKUTAN UMUM JALUR AG ARJOSARI-GADANG)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

KINERJA OPERASI ANGKOT RUTE CIUMBULEUIT ST. HALL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Tingkat aksesibilitas dapat dikategorikan sebagai aksesibilitas tinggi, karena dari hasil pengolahan data diperoleh :

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini

BAB III LANDASAN TEORI. memenuhi kriteria-kriteria yang distandardkan. Salah satu acuan yang dapat

BAB III METODOLOGI MULAI. Studi Pustaka. Perumusan Masalah dan Tujuan. Persiapan dan Pengumpulan Data

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sistem transportasi seimbang dan terpadu, oleh karena itu sistem perhubungan

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 32 TAHUN 2011 TENTANG MANAJEMEN DAN REKAYASA, ANALISIS DAMPAK, SERTA MANAJEMEN KEBUTUHAN LALU LINTAS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. melakukannya. Pergerakan dikatakan juga sebagai kebutuhan turunan, sebab

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 126 KARAKTERISTIK ANGKUTAN UMUM PERDESAAN DI KABUPATEN KATINGAN (Studi Kasus Rute Kasongan-Kecamatan Sanaman Mantikei) Oleh: Aditya Bustren Balinga 1), Supiyan 2), dan Salonten 3) Angkutan umum pedesaan adalah pelayanan angkutan penumpang yang melayani trayek dari dan ke terminal tetapi jarak pelayanan tidak ditentukan. Angkutan umum perdesaan yang masih baru berjalan mendorong peneliti untuk melakukan studi kasus terhadap karakteristik angkutan umum perdesaan, termasuk tingkat pelayanannya terhadap pemakai jasa angkutan tersebut. Dalam analisis data penelitian ini dilakukan metodologi dengan cara mengumpulkan data primer yaitu data survai di lapangan (wawancara langsung dengan penumpang angkutan perdesaan) dan data sekunder yang diambil langsung dari instansi-instansi terkait. Selanjutnya melakukan pemilihan sampel untuk memperoleh data kuesioner dan kemudian data tersebut dianalisis dengan analisis deskriptif untuk mengkaji karakteristik angkutan umum perdesaan selama ini. Dari penelitian langsung di lapangan dengan melakukan pendekatan teknik diperoleh bahwa masih ada desa-desa yang belum terjangkau oleh angkutan. Hal ini diketahui dengan adanya hanya 1 trayek ataupun jalur lintasan yang ada di wilayah kabupaten tersebut, yaitu trayek Tumbang Manggu -Tumbang Kaman-Buntut Bali-Kasongan. Berdasarkan analisis data yang dilakukan diperoleh pada umumnya pengguna angkutan umum perdesaan lebih banyak dilakukan oleh penduduk yang memiliki tujuan berladang yaitu sebesar 12 orang (30%). Selain itu dapat diperoleh perbedaan jumlah persentase menurut tanggapan penumpang terhadap angkutan yang ditinjau dari kecepatan angkutan, ongkos perjalanan, tingkat kenyamanan, tingkat keamanan dan tingkat keselamatan. Adapun akhir dari hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa kinerja pelayanan angkutan umum yang beroperasi di Kabupaten Katingan belum memuaskan. Kata kunci: Angkutan Umum, Karakteristik, Trayek PENDAHULUAN Salah satu unsur yang sangat besar perannya dalam pembangunan nasional adalah transportasi. Transportasi yang baik sangat menentukan pembangunan suatu wilayah, karena dapat memperlancar pergerakan manusia, barang, jasa, serta informasi dari suatu daerah ke daerah lainnya. Salah satu kendala yang sangat mendasar dalam upaya meningkatkan angkutan umum perdesaan adalah citra angkutan umum sendiri yang terlanjur buruk. Oleh karena itu, untuk meningkatkan pelayanan angkutan umum yang melayani daerah perdesaan maka diperlukan penelitian tentang karakteristik angkutan umum perdesaan saat ini, termasuk tingkat pelayanannya terhadap pemakai jasa angkutan tersebut. Sebagai salah satu kabupaten yang masih baru terbentuk, Kabupaten Katingan kini sedang melaksanakan pembangunan di segala bidang. Segala kegiatan pertanian, perdagangan, perindustrian, pendidikan dan sebagainya yang berkembang sedemikan pesatnya menurut penyediaan saran dan prasarana yang baik dan cukup demi menunjang segala aktivitas pada kabupaten tersebut. Hal tersebut mendasari keinginan penulis untuk mengetahui dan mengevaluasi transportasi angkutan umum pedesaan di Kabupaten Katingan. Tujuan penelitian: (1) Menganalisis karakteristik angkutan umum perdesaan di Kabupaten Katingan. (2) Mengetahui kelebihan dan kekurangan angkutan yang menyangkut ketepatan, lama perjalanan, serta keteraturan perjalanan di Kabupaten Katingan. (3) Mengetahui kinerja angkutan umum perdesaan serta bagaimana jika dilakukan perubahan/pengembangan angkutan perdesaan yang ada saat ini. Manfaat penelitian: (1) Mendapatkan perbedaan pada tiap daerah perdesaan mengenai karakteristik pemilihan moda transportasi yang mulai meningkat. (2) Memberikan masukan kepada instansi terkait dalam mengatasi masalah-masalah dalam perhubungan, secara khusus untuk pengguna moda transportasi angkutan pribadi agar tercipta kelancaran dalam penggunaan jalan. 1) Aditya Bustren Balinga adalah mahasiswa Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya. 2) Ir. Supiyan, M.T. adalah staf pengajar di Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya. 3) Salonten, S,T., M.T. adalah staf pengajar di Jurusan/Program Studi Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas Palangka Raya.

PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 127 (3) Melalui penelitian ini dapat digunakan sebagai dasar untuk mempelajari lebih dalam tentang karakteristik angkutan umum perdesaan di dalam pengembangan ilmu rekayasa transportasi lebih lanjut. Penelitian ini menganalisis tentang rute angkutan umum perdesaan dari Kasongan ke Kecamatan Sanaman Mantikei (Desa Tumbang Kaman) Kabupaten Katingan Provinsi Kalimantan Tengah. bus besar. Armada adalah aset berupa kendaraan yang merupakan tanggung jawab perusahaan, baik yang dalam keadaan siap guna dalam konservasi. Untuk melakukan perjalanan maka manusia memerlukan angkutan umum. Adapun alasanalasan yang menyebabkan orang melakukan perjalanan dibagi atas beberapa bagian seperti berikut: 1. Perjalanan untuk bekerja 2. Perjalanan untuk ke sekolah atau kuliah 3. Perjalanan untuk berbelanja 4. Perjalanan untuk rekreasi 5. Perjalanan dengan alasan sosial Kelembagaan Angkutan Umum Sistem kelembagaan angkutan umum didefinisikan sebagai hal-hal yang berkaitan dengan siapa yang bertanggung jawab terhadap aspek apa dan bagaimana mekanisme kerja dari masing-masing aspek yang dikerjakan. Aspek kegiatan penyelenggaraan angkutan umum terbagi empat yakni tata laksana perencanaan, pengoperasian, administrasi, dan regulasi. Tabel 1. Klasifikasi Trayek Gambar 1. Lokasi Penelitian TINJAUAN PUSTAKA Angkutan Umum Angkutan adalah perpindahan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan. Kendaraan adalah suatu alat yang dapat bergerak di jalan, terdiri dari kendaraan bermotor atau kendaraan tidak bermotor. Kendaraan bermotor merupakan kendaraan yang digerakkan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan tersebut. Kendaraan umum adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh umum dengan dipungut bayaran. Kendaraan umum dapat berupa mobil penumpang, bus kecil, bus sedang, dan Ciri Permasalahan Transportasi Permasalahan ini tidak hanya terbatas pada jalan raya saja. Pertumbuhan ekonomi menyebabkan mobilitas seseorang meningkat sehingga kebutuhan pergerakannya pun meningkat melebihi kapasitas prasarana transportasi yang ada. Kurangnya investasi pada suatu sistem jaringan dalam waktu yang cukup lama dapat mengakibatkan sistem prasarana transportasi menjadi sangat rentan terhadap kemacetan apabila volume lalu lintas melebihi dari rata-rata. Kebutuhan akan pelayanan transportasi bersifat sangat kualitatif dan mempunyai ciri

PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 128 yang berbeda-beda sebagai fungsi dari waktu, tujuan perjalanan, frekuensi, dan lain-lain. Pelayanan transportasi yang tidak sesuai dengan kebutuhan pergerakan menyebabkan sistem transportasi tersebut tidak berguna. Pemenuhan kebutuhan merupakan kegiatan yang biasanya harus dilakukan setiap hari, misalnya pemenuhan kebutuhan akan pekerjaan, pendidikan, kesehatan, dan olah raga. Kita sebenarnya tidak perlu bergerak kalau semua kebutuhan tersebut tersedia di tempat kita berada (tempat tinggal). Metode Penelitian Dalam penelitian ini untuk mencapai tujuan dari analisis pada daerah studi, dilakukan beberapa tahapan sebagai berikut: 1. Tahap pertama adalah melakukan studi literatur dalam usaha memperoleh teoriteori yang berhubungan dengan penyelesaian tugas akhir ini. 2. Tahap kedua adalah menemukan jumlah dan distribusi sampel yang sesuai dengan daerah penelitian. 3. Tahap ketiga adalah pengorganisasian data yang dibutuhkan, metode pengumpulan data yang diperoleh dari survai. 4. Tahap akhir adalah analisis data dari hasil survai untuk mengambil kesimpulan dari tujuan ini. Pengambilan Data Data sekunder yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data kependudukan, data geografis, data sosial, data armada angkutan. Data primer diperoleh dengan melakukan survai langsung ke lapangan atau ke lokasi penelitian serta mengajukan pertanyaan (quiz) dengan pendekatan teknis serta mengambil asumsi dari persepsi masyarakat (penumpang angkutan umum) terhadap angkutan umum, adapun data yang akan diambil meliputi data angkutan dan data penumpang. Pembuatan Data Quesioner Daftar yang akan digunakan dalam penelitian ini dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan pewawancara dalam melakukan pendataan dan mempermudah tiap masyarakat dalam pengisian tabel quesioner. Daftar yang dibuat berdasarkan variabelvariabel yang terdiri dari: 1. Daftar karakteristik responden yang tinggal di perdesaan, yang berisi: nama, usia, pekerjaan, pendidikan terakhir 2. Daftar variabel-variabel yang mempengaruhi transportasi angkutan umum perdesaan pada daerah Kabupaten Katingan, yang ditinjau dari segi ketersediaan angkutan umum, kondisi jalan, pelayanan angkutan umum, kemudahan dalam transportasi dan usulan terhadap pemerintah untuk peningkatan transportasi angkutan umum perdesaan. Metode Analisis 1. Metode Literatur Metode literatur yaitu studi banding dari data dan metode yang akan digunakan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengumpulan data: jenis data, jumlah data, tempat data diperoleh, dan waktu pengambilan data. 2. Metode Deskriptif Metode ini merupakan metode penelitian yang digunakan dalam mengumpulan suatu informasi mengenai keadaan yang sedang berlangsung pada saat penelitian. Analisis deskriptif ini digunakan untuk mengkaji keberadaan angkutan umum selama ini. a. Analisis karakteristik angkutan umum perdesaan berdasarkan kebijakan pemerintah b. Analisis sistem tarif angkutan umum perdesaan c. Analisis karakteristik penggunaan angkutan umum perdesaan Data dan Analisis Deskripsi Wilayah dan Data Kabupaten Katingan adalah salah satu kabupaten di Provinsi Kalimantan Tengah. Kabupaten yang beribu kota di Kasongan ini memiliki luas wilayah 17.800 km² dan berpenduduk sebanyak 157.654 jiwa (BPS, 2015). Secara topografis, kemiringan tanah Kabupaten Katingan yang tergolong datar hanya 5%, bukit sebesar 26% dan gunung 69 %. Mayoritas penduduk Katingan adalah petani. Komoditas pertanian terbesar adalah padi dengan luas panen 15.034 Ha. Selain

PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 129 padi, kabupaten ini juga kaya dengan jagung, cabe, ubi kayu, dan lain-lain. Jumlah penduduk Kabupaten Katingan sebanyak 157.654 jiwa yang tersebar pada 13 kecamatan. Tabel 2. Daftar Trayek Angkutan Umum Perdesaan Gambar 2. Skema Rute Angkutan Umum Perdesaan Tumbang Kaman Tabel 3. Daftar Jumlah Armada Angkutan Umum Perdesaan Kabupaten Katingan Trayek Tumbang Kaman-Kasongan Untuk trayek Tumbang Kaman-Kasongan dengan kecepatan rata-rata 80 km/jam dengan waktu tempuh 2 jam setiap harinya dan belum mempunyai jadwal keberangkatan yang tetap, karena jumlah penumpang masih sedikit yang menggunakan angkutan. Angkutan berangkat apabila penumpang paling sedikit 5 orang dari stasiun keberangkatan. Khususnya pada hari Sabtu dan hari Minggu merupakan akhir pekan di Tumbang Manggu, di mana jumlah penumpang yang melakukan perjalanan menuju Kasongan hampir tidak dapat terlayani dengan baik, karena dari jumlah angkutan yang tersedia tidak dapat lagi menampung jumlah penumpang yang ada. Setiap harinya, angkutan hanya beroperasi sebanyak 2 trip, dengan tarif ongkos Rp. 50.000,-. Pada umumnya, pergerakan penumpang yang paling banyak dari Tumbang Manggu menuju Kasongan. Karakteristik Angkutan Umum Perdesaan Dari hasil pengamatan di lapangan angkutan umum perdesaan yang digunakan adalah tipe minibus semmi-bonnet yang biasa disebut carry serta pick up untuk mengangkut barang-barang hasil pertanian dan perkebunan milik masyarakat. Kapasitas angkut penumpang untuk minibus semmibonnet maksimum memang sekitar 7 orang, dengan asumsi 1 orang berbobot 65-70 kg, dan kadang hal ini dimaksimalkan lebih oleh pemilik jasa angkutan. Sedangkan untuk pick up mampu menampung 2 orang dengan posisi di depan, serta penggunaan bak pick up untuk barang-barang. Analisis Data Analisis data dalam penelitian ini adalah data pengguna angkutan perdesaan yang diperoleh dari instansi terkait dan survai lapangan di tiap kecamatan yang ada pada wilayah studi. Karakteristik Pengguna Angkutan Umum Perdesaan Berdasarkan hasil analisis yang diperoleh dari penyebaran quesioner, maka dapat disimpulkan bahwa karakteristik penumpang angkutan umum perdesaan di Katingan sebagai berikut: a. Penumpang yang melakukan perjalanan menurut usia dan tujuan perjalanan. Tabel 4. Tabel Penumpang Menurut Umur dan Tujuan Perjalanan b. Penumpang yang melakukan perjalanan menurut tingkat pendidikan terakhir. Tabel 5. Pendidikan Terakhir

PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 130 c. Penumpang yang melakukan perjalanan menurut jenis pekerjaan Tabel 6. Jenis Pekerjaan f. Persepsi Terhadap tingkat keselamatan Tabel 12. Keselamatan Persepsi masyarakat terhadap angkutan umum a. Alasan penggunaan angkutan umum Tabel 7. Alasan Penggunaan Angkutan Umum Dari persepsi penumpang angkutan umum yang berdasarkan kecepatan angkutan, ongkos perjalanan, tingkat keamanan dan tingkat keselamatan, maka layanan angkutan umum perdesaan di Kabupaten Katingan adalah tidak memuaskan, dan dapat dilihat dari Tabel 13, 14, dan 15 berikut: Tabel 13. Layanan Angkutan Umum b. Persepsi terhadap kecepatan angkutan Tabel 8. Kecepatan Angkutan Umum Tabel 14. Alasan Angkutan Perdesaan Memuaskan c. Persepsi terhadap ongkos perjalanan Tabel 9. Ongkos Perjalanan Tabel 15. Alasan Angkutan Perdesaan Tidak Memuaskan d. Persepsi terhadap kenyamanan angkutan perdesaan Tabel 10. Kenyamanan Angkutan Tabel 16. Harapan Masyarakat Terhadap Pemerintah e. Persepsi terhadap keamanan angkutan Tabel 11. Keamanan

PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 131 PENUTUP Kesimpulan Dari hasil analisis yang dilakukan maka dapat disimpulkan bahwa 1. Karateristik angkutan umum perdesaan di Kabupaten Katingan adalah tipe minibus semmi-bonnet dengan kapasitas penumpang 7 orang dan pick up dengan kapasitas penumpang 2 orang. Karakteristik penumpang angkutan umum perdesaan di Kabupaten Katingan sebagai berikut: a. Umur penumpang angkutan umum perdesaan yang paling banyak melakukan perjalanan menurut tujuan perjalanan berkisar antara 21-30 tahun sebanyak 12 orang (30%), dengan tujuan untuk bekerja. b. Dari keseluruhan responden, yang melakukan perjalanan menurut tingkat pendidikan adalah 23 orang (57,6%) yang berpendidikan tinggi, dan 17 orang (42,5%) yang berpendidikan rendah. Di mana golongan tingkat pendidikan tinggi mencakup SLTA, diploma, dan sarjana, dan golongan tingkat pendidikan rendah mencakup yang tidak sekolah, SD, dan SLTP. c. Persepsi penumpang angkutan umum perdesaan berdasarkan kecepatan angkutan adalah sedang, ongkos perjalanan cukup memuaskan, keamanan cukup bagus, keselamatan dan kenyamanan cukup memuaskan. d. Pertimbangan dalam memilih angkutan umum adalah faktor ongkos dalam hal ini faktor ongkos memuaskan karena cukup terjangkau oleh masyarakat. e. Kinerja pelayanan angkutan umum di Kabupaten Katingan adalah kurang memuaskan, di mana hal ini dapat dilihat dari hasil data-data yang diperoleh rata-rata dari tanggapan penumpang di mana 10 orang yang mengatakan memuaskan, dan 13,3 orang yang mengatakan kurang memuaskan. 2. Adapun kelebihan dari angkutan umum perdesaan ialah membantu masyarakat mempermudah dalam melakukan pengiriman barang, menjual hasil perkebunan, menuju lokasi kerja, serta bepergian ke luar daerah. Adapun kekurangan dari angkutan umum perdesaan ialah jalur akses yang masih belum memadai, unit kendaraan masih kurang, dan jadwal keberangkatan yang belum terkoordinasi dengan baik. 3. Untuk rute di wilayah Kabupaten Katingan ditentukan oleh pemerintah desa dengan kode trayek, yang mana pada Kabupaten Katingan ada 1 kode trayek untuk angkutan umum perdesaan khususnya untuk Kecamatan Sanaman Mantikei. Angkutan perdesaan belum dapat menjangkau keseluruhan desa wilayah Katingan. Semua desa dilalui oleh angkutan yang beroperasi di wilayah tersebut tetapi hanya 4 desa yang sudah aktif beroperasi. Saran Beberapa rekomendasi sebagai tindak lanjut studi ini adalah 1. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia dalam menangani permasalahan angkutan umum khususnya angkutan umum perdesaan dengan mengadakan penyuluhan, kursus, dan pelatihan aparat pemerintah daerah untuk meningkatkan teknis dan tenaga kerja yang ada. 2. Penambahan dan peningkatan infrastruktur transportasi angkutan umum perdesaan, khususnya perbaikan kondisi jalan pada daerah Kabupaten Katingan. 3. Diharapkan agar pemerintah daerah setempat dapat meningkatkan pelayanan angkutan umum perdesaan dengan melakukan beberapa perubahan dan pengembangan sistem transportasi yang ada saat ini. 4. Hendaknya untuk memaksimumkan wilayah pelayanan angkutan umum perdesaan yang ada, perlu dilakukan studi penentuan trayek-trayek baru didasarkan analisis terhadap lokasi-lokasi penumpang angkutan umum. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 1997. Modul Perencanaan Sistem Angkutan Umum. Bandung: ITB. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Penerbit Rineka Cipta.

PROTEKSI (Proyeksi Teknik Sipil) 132 Badan Pusat Statistik. 2015. Katingan dalam Angka 2015 (Katingan in Figures 2015). Kasongan: Badan Pusat Statistik Kabupaten Katingan. Direktorat Jenderal Bina Marga. 1997. Manual Kapasitas Jalan Indonesia (MKJI). Departemen Pekerjaan Umum. Morlock, Edward. 1995. Pengantar Teknik & Perencanaan Transportasi. Jakarta: Erlangga. Nasution, H. M. N. 1996. Manajemen Transportasi. Jakarta: Ghalia. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Angkutan Jalan. Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor PM 98 Tahun 2013 Tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Orang dengan Kendaraan Bermotor Umum dalam Trayek. Santoso, Idwan dkk. 1997. Manajemen Lalulintas Perkotaan. Bandung: Badan Penerbit ITB. Santoso, Idwan dkk. 1996. Perencanaan Sistem Angkutan Umum. Bandung: Badan Penerbit ITB. Soemargono, K, dkk. 1992. Profil Provinsi Republik Indonesia. Jakarta: Yayasan Bakti Wawasan Nusantara. Sugiyono. 2005. Statistik Untuk Penelitian. Bandung: CV Alfabeta. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2009 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.