BAB I PENDAHULUAN. konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk
|
|
- Teguh Pranata
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Kondisi geografis Indonesia sebagai negara kepulauan membawa konsekuensi logis yaitu timbulnya lalu lintas pergerakan antar pulau untuk pemenuhan kebutuhan barang dan jasa. Demikian pula yang terjadi pada pergerakan Sibolga Gunung Sitoli. Secara geografis wilayah Sibolga dan Gunung Sitoli berada dipantai barat Sumatera Utara dan terpisahkan oleh laut. Seperti yang terlihat pada Gambar 1.1, hubungan transportasi untuk mencapai Gunung Sitoli, Pulau Nias bisa dilalui dengan dua cara yakni : 1. Jalur Udara, menggunakan moda transportasi Pesawat Terbang 2. Jalur Laut, menggunakan moda transportasi Kapal Laut Untuk Jalur 1 yakni Jalur Udara, ketersediaan moda pesawat terbang untuk rute ke Gunung Sitoli hingga saat ini hanya bisa diakses lewat Bandara Polonia, Kota Medan. Pesawat Terbang yang melayani rute ini termasuk tipe pesawat kecil dengan kapasitas 35 penumpang. Dengan kisaran harga tiket normal Rp Rp , membuat moda transportasi ini relatif tergolong untuk mereka yang berpendapatan tinggi. Sementara untuk Jalur 2 yakni Jalur laut, tersedia moda Kapal Laut yang merupakan akses utama transportasi untuk mencapai Gunung Sitoli, yang bisa diakses dari Kota Sibolga. Hal ini dikarenakan, pelayaran Kapal Laut rute Sibolga Gunung Sitoli telah lama dibuka. Moda Kapal laut ini juga bisa menampung lebih banyak penumpang yakni sekitar penumpang. Dengan kisaran harga tiket
2 normal kelas ekonomi Rp dan kelas bisnis Rp Rp , membuat Cost (Biaya) moda Kapal laut relatif tergolong sedang dan bisa dijangkau dari golongan menengah ke atas bahkan yang berpendapatan rendah sekalipun. 1 2 Gambar 1.1 Hubungan Transportasi Gunung Sitoli, Nias dalam Peta Wilayah Sumatera Utara.
3 Ketersediaan Kapal Laut untuk rute Sibolga Gunung Sitoli yang telah lama dikelola oleh PT. ASDP, baru beberapa tahun terakhir ini telah mendapatkan pesaing dari pihak swasta yakni PT. Surya Gemilang yang telah diberi izin oleh pemerintah setempat untuk mengoperasikan Kapal Laut dengan rute yang sama. Armada yang dioperasikan oleh PT.ASDP berupa Kapal Feri atau Kapal Roro (roll on roll off), sementara armada yang dioperasikan pihak perusahaan swasta PT. Surya Gemilang berupa Kapal Cepat. Kapal Cepat ini merupakan moda transportasi baru yang hadir dalam pelayaran laut rute Sibolga Gunung Sitoli. Kehadiran Kapal Cepat yang dikelola oleh pihak swasta ini secara langsung memberikan alternatif pilihan moda transportasi Kapal Laut kepada calon penumpang transportasi laut rute tersebut. Antara Kapal Feri yang dikelola PT. ASDP dan Kapal Cepat yang dikelola Perusahaan Swasta masing-masing memiliki karakteristik dalam hal jasa yang ditawarkan kepada calon penumpang. Akan tetapi, probabilitas terpilihnya moda antara Kapal Feri dan Kapal Cepat tersebut sangat bergantung pada preferensi pengguna jasa angkutan umum terhadap beberapa atribut perjalanan dalam hubungannya dengan jasa angkutan yang ditawarkan masing-masing kapal tersebut. Dengan kata lain, dalam hal ini terjadi kompetisi antara Kapal Feri dan Kapal Cepat untuk memperoleh penumpang. Berkaitan dengan hal adanya kompetisi tersebut, penulis tertarik untuk mengetahui Bagaimanakah Kompetisi antara Kapal Feri dan Kapal Cepat dalam memperoleh penumpang?. Oleh karena itu, penulis ingin melakukan penelitian untuk mendapatkan Model Pemilihan Moda Angkutan Penumpang antara Kapal Feri (PT. ASDP) dan Kapal Cepat (Swasta) dengan Metode Stated Preference. Untuk maksud tersebut penulis mengambil kasus pada rute Sibolga Gunung Sitoli.
4 Hal ini dikarenakan layanan Kapal Feri (Kelas Bisnis) dan Kapal Cepat untuk wilayah pantai barat Sumatera Utara terdapat dan dirintis pada rute Sibolga Gunung Sitoli. Selain itu, penulis juga sudah tidak asing lagi dengan wilayah penelitian karena penulis merupakan penduduk asli Sibolga, sehingga diharapkan dapat menghemat waktu, biaya dan tenaga. Kapal Laut yang dijadikan sampel disini adalah Kapal Feri (Kelas Bisnis) dan Kapal Cepat yang dianggap berimbang pelayanannya, terutama dari segi Biaya dan Kenyamanannya. I.2 Permasalahan Sebagai penyedia jasa angkutan umum penting bagi perusahaan angkutan untuk mengetahui perilaku calon penumpang untuk rute yang dilayaninya. Terlebih bila dalam suatu pasar atau rute terdapat beberapa pesaing yang memberikan pelayanan yang hampir-hampir sama. Perilaku penumpang yang dimaksud adalah preferensinya terhadap suatu moda yang dipilih. Preferensi tersebut muncul dari perbandingan atribut-atribut perjalanan yang dimiliki moda-moda yang tersedia. Dalam hal ini, perbandingan moda yang akan diteliti adalah antara Kapal Laut yakni antara Kapal Feri (Kelas Bisnis) dan Kapal Cepat. Penelitian ini akan mengambil survei atas penumpang Kapal Cepat dan Kapal Feri (kelas bisnis), karena kedua kapal tersebut memiliki beberapa atribut atribut perjalanan yang hampirhampir sama dan bersaing dalam hal penawaran jasa angkutan seperti biaya (cost), frekuensi, service (kenyamanan) dan juga safety (keamanan/keselematan), sebagaimana terlihat dari tabel Perbandingan atribut perjalanan antara Kapal Feri (Kelas Bisnis) dan Kapal Cepat berikut ini :
5 Tabel 1.1 Perbandingan atribut perjalanan Kapal Feri (Kelas Bisnis) dan Kapal Cepat Atribut Perjalanan Kapal Feri (Kelas Bisnis) Kapal Cepat Cost (Biaya) Rp Rp Time (Total Waktu Perjalanan) Frekuensi 9-10 jam 4 5 jam 1 kali sehari 1 kali sehari (Banyaknya Perjalanan) Departure (Jadwal Keberangkatan) Service (Tingkat Kenyamanan) Jam Malam TV, AC, Toilet, Kafe, Space Luas Jam Pagi TV, AC, Toilet Safety (Tingkat Keselamatan) Life raft, Pelampung, Pemadam api Life raft, Pelampung, Pemadam api Dari atribut perjalanan kedua kapal diatas bisa dilihat masing-masing memiliki kelebihan ataupun kekurangan. Bila kita menganalisa atribut perjalanan yang dimiliki kapal cepat, beberapa kekurangan kapal cepat yakni :
6 1. Segi biaya perjalanan, penumpang yang memilih kapal cepat harus mengeluarkan biaya yang lebih besar dari biaya bila memilih kapal feri (kelas bisnis) dengan selisih Rp lebih mahal kapal cepat. 2. Segi service ataupun fasilitas kenyamanan yang ditawarkan, kapal cepat yang memiliki dimensi fisik yang lebih kecil hanya bisa memberikan fasilitas TV, AC dan Toilet. Namun, keunggulan yang dimiliki oleh kapal cepat adalah di point Time yakni waktu tempuh perjalanan, bila menggunakan kapal cepat hanya membutuhkan waktu 4-5 jam untuk mencapai daerah Gunung Sitoli Pulau Nias dari Pelabuhan Sibolga. Kemudian, bila kita menganalisa atribut perjalanan yang dimiliki oleh Kapal Feri, beberapa kelebihanya yakni : 1. Segi Biaya Perjalanan, Biaya Perjalanan Kapal Feri (kelas bisnis) lebih murah Rp bila dibandingkan dengan biaya perjalanan kapal cepat. 2. Segi Service Perjalanan, Dengan dimensi fisik kapal yang lebih besar kapal feri (kelas bisnis) menawarkan fasilitas kenyamanan yang lebih dibandingkan kapal cepat, selain TV, AC, Toilet, kapal feri juga menyediakan Kafe yang melayani kebutuhan makanan dan minuman penumpang. Ditambah dengan kebebasan ruangan (space) yang lebih luas dibandingkan dengan kapal cepat. Namun, kapal feri juga memiliki kekurangan yakni dari segi Time ataupun waktu perjalanan. Kapal feri (kelas bisnis) membutuhkan waktu perjalanan yang lebih lama atau lambat dibanding kapal cepat yakni 9 10 jam untuk mencapai daerah Gunung Sitoli dari Pelabuhan Sibolga.
7 Disamping Point Kelebihan dan Kekurangan masing-masing kapal diatas terdapat beberapa point atribut perjalanan kapal yang berimbang yakni : 1. Frekuensi, banyaknya perjalanan dalam satu hari. Masing-masing kapal, baik Kapal feri (kelas bisnis) maupun kapal cepat hanya mengoperasikan satu unit kapal perhari untuk melayani rute Sibolga Gunung Sitoli. 2. Departure, Jadwal keberangkatan. Meskipun berbeda jadwal keberangkatan, dimana Kapal Feri berangkat pada malam hari dan Kapal Cepat pada pagi hari, keduanya dianggap berimbang karena pemilihan berdasarkan Jadwal keberangkatan sangat bergantung dari kebutuhan calon penumpang bisa saja ingin berangkat pagi bisa juga ingin berangkat malam hari. 3. Safety, Keamanan. Fasilitas keamanan kedua kapal juga dianggap berimbang karena masing-masing memiliki Life raft (rakit penolong), pemadam api, dan juga pelampung tentunya. Dari Point Kelebihan, Kekurangan, dan Berimbang diatas ingin dilihat preferensi ataupun karakteristik perilaku pelaku perjalanan terhadap pilihan moda yang dipilihnya dilakukan survey pendekatan terhadap perilaku individu dengan menggunakan metode Stated Preference. Adapun kapal-kapal yang melayani rute penelitian ini yakni rute Sibolga Gunung Sitoli adalah Kapal Feri (Kelas Bisnis) yakni Kapal Feri (Kelas Bisnis) Belanak dan Kapal Feri (Kelas Bisnis) Barau yang dikelola oleh PT. ASDP, sementara itu Kapal Cepat, yakni Kapal Cepat Surya Gemilang II dan Kapal Cepat Ocean Mikonata yang dikelola oleh pihak swasta dalam hal ini PT.Surya Gemilang. Dari beberapa atribut perjalanan yang ada, penulis ingin mengetahui faktor apakah yang mempengaruhi penumpang transportasi laut rute Sibolga Gunung
8 Sitoli dalam memilih moda kapal laut yang dipilihnya serta melihat bagaimanakah karakteristik kondisi sosial ekonomi penumpang kedua jenis kapal tersebut. I.3 Tujuan dan Manfaat Tujuan dalam penelitian ini adalah : 1. Untuk memperoleh suatu model pemilihan moda yang dapat menjelaskan probabilitas pemilihan masing-masing moda. 2. Untuk menguji sensitivitas pelaku perjalanan dalam penentuan pemilihan moda apabila dilakukan perubahan terhadap atribut perjalanannya. 3. Untuk mengetahui variabel identitas diri atau karakteristik penumpang yang menggunakan moda dalam hubungan dengan terpilihnya suatu moda. Manfaat dari penelitian ini adalah : Penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan atau pertimbangan bagi perencana transportasi setempat dan juga bagi penyedia jasa angkutan transportasi laut baik itu dari pemerintah ataupun pihak perusahaan swasta dalam usaha untuk meningkatkan kinerja dan pelayanan angkutan Kapal Laut rute Sibolga Gunung Sitoli. I.4 Ruang Lingkup Studi Pada penulisan Tugas Akhir ini, penulis membatasi masalah pada penentuan Model Pemilihan Moda Angkutan Penumpang antara Kapal Feri dan Kapal Cepat rute Sibolga Gunung Sitoli, berdasarkan pada data preferensi pengguna jasa
9 angkutan umum terhadap atribut perjalanan. Dengan pertimbangan tersebut maka ruang lingkup studi dibatasi pada : Studi ini hanya mengambil pergerakan satu arah yakni Sibolga Gunung Sitoli. Moda transportasi dibatasi pada angkutan umum Kapal Feri dan Kapal Cepat yang melayani rute Sibolga Gunung Sitoli. Responden yang dipilih adalah penumpang Kapal Feri (Kelas Bisnis) dan penumpang Kapal Cepat. Pengambilan data dilakukan di Pelabuhan utama Kota Sibolga, langsung diatas Kapal Feri (kelas bisnis) dan Kapal Cepat. Atribut perjalanan yang dipakai adalah Cost (Biaya), Time (Waktu Tempuh), Frekuensi Perjalanan, Departure (Jadwal Keberangkatan), Service (Kenyamanan), dan Safety (Keamanan). Penelitian ini tidak membahas pentarifan angkutan umum. Penelitian ini tidak membahas fungsi kapal sebagai alat angkutan umum barang maupun kelengkapan Kapal Laut dengan fasilitasnya. Analisis dilakukan dengan menggunakan Teknik Stated Preference. I.5 Metodologi Penelitian 1) Kajian Pustaka atau Studi Literatur yaitu dengan mengumpulkan bahanbahan yang berhubungan dengan Tugas Akhir ini yang bersumber dari bukubuku, masukan dari dosen, serta referensi lainnya sebagai pendekatan teori maupun sebagai perbandingan untuk mengkaji penelitian ini. Dalam hal ini yaitu teori-teori mengenai pemilihan moda kendaraan yang diperoleh dari
10 buku Perencanaan dan Pemodelan Transportasi oleh Ofyar Z. Tamin dan buku Perencanaan Transportasi oleh Fidel Miro serta tulisan-tulisan mengenai pemilihan moda transportasi yang berasal dari beberapa tugas akhir, jurnal, maupun thesis. 2) Pengambilan data, dalam penelitian ini digunakan dua data sumber yaitu : Data Primer yaitu data yang diperoleh melalui metode pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik stated preference yang didapat dengan pengamatan langsung. Data ini berupa dokumentasi pengamatan langsung dilapangan dengan melakukan wawancara langsung kepada pengguna kapal laut baik kapal feri (kelas bisnis) dan kapal cepat. Hasil kuesioner diperoleh melalui dua tahap yakni : a. Dalam pelaksanaannya, surveyor membawa lembar kuesioner dan menyebar kuisioner kepada responden secara acak pada kedua kapal tinjauan, dalam hal ini penumpang angkutan umum Kapal Laut Sibolga Gunung Sitoli. b. Survei dengan teknik wawancara langsung kepada pengguna moda angkutan kapal feri (kelas bisnis) dan kapal cepat yang dilakukan oleh surveyor. Format kuesioner disusun sedemikian rupa sehingga mudah dipahami dan tidak menimbulkan keraguan responden untuk menjawab. Data yang dikumpulkan akan terangkum dalam lembar kuisioner yang meliputi datadata : a. Karakteristik Penumpang, yang mencakup data-data :
11 Jenis Kelamin ; Pendapatan Perbulan ; Usia ; Pendidikan ; Pekerjaan ; Maksud perjalanan yang dapat berupa bekerja, berdagang, sekolah, rekreasi, ataupun sosial ; Frekuensi perjalanan ; Kapal Laut yang digunakan. b. Persepsi penumpang apabila dilakukan perubahan terhadap atribut perjalanan yang dapat dibagi menjadi 5 kategori : Pasti pilih Kapal Feri, Mungkin pilih Kapal Feri, Pilihan berimbang, Mungkin pilih Kapal Cepat, dan Pasti pilih Kapal Cepat. Data Sekunder yaitu data yang sudah tersusun yang didapat dari instansi instansi tertentu. Data ini berupa data mengenai operator-operator Kapal laut yang melayani rute Sibolga Gunung Sitoli, Jumlah rata-rata penumpang dalam satu kali keberangkatan, Kapasitas muatan penumpang dalam angkutan umum, tarif angkutan. 3) Penganalisaan data. Data yang didapat kemudian diolah dan disajikan menyangkut hasil penelitian di lapangan menggunakan Metode Stated Preference. Adapaun data yang dianalisa adalah : a. Pengolahan data pertama menyangkut kompilasi data hasil karakteristik sosial/ekonomi pengguna kapal feri (kelas bisnis) ataupun kapal cepat, yang merupakan jawaban responden pada lembar satu kuesioner. Penyajian data ini diselesaikan dengan Program Excel.
12 b. Pengolahan data yang kedua menyangkut kompilasi data hasil Stated Preference, yang merupakan jawaban dari hasil kuesioner lembar kedua. Penyajian data ini diselesaikan dengan Program SPSS Pembahasan data, setelah didapat analisa data berupa kompilasi data hasil maka langkah selanjutnya adalah : a. Validasi uji statistik, dengan program SPSS 13, kompilasi data hasil diuji untuk mendapatkan model utilitas pemilihan moda kapal feri (kelas bisnis) dan kapal cepat dengan nilai R 2 yang tertinggi. Validasi terhadap model dilakukan untuk menguji tingkat kepercayaan terhadap model yang diperoleh, yaitu dengan mengukur kemampuannya dalam mengestimasi nilai utilitas pemilihan moda. Sehingga dengan model tersebut bisa didapat probabilitas terpilihnya masing-masing kapal tersebut, yakni antara Kapal Feri (kelas bisnis) dan Kapal Cepat. b. Uji sensitifitas, dengan program Excel, Uji sensitivitas dilakukan untuk memahami perubahan nilai probabilitas pemilihan Kapal Feri seandainya dilakukan perubahan nilai atribut pelayanannya. Untuk menggambarkan sensitivitas ini dilakukan beberapa perubahan atribut terhadap model pada masing-masing kelompok, yakni : Biaya Perjalanan dikurangi atau ditambah Waktu Tempuh Perjalanan diperlambat atau dipercepat Frekuensi Perjalanan dikurangi atau ditambah Jadwal Keberangkatan diubah Tingkat Pelayanan dikurangi atau ditingkatkan
13 Tingkat keamanan/keselamatan dikurangi atau ditingkatkan. Enam atribut dalam kasus ini diuji sensitivitasnya dengan memasukkan nilai rata-rata atribut kapal feri(kelas bisnis) dan kapal cepat terhadap model yang telah didapatkan dari validasi uji statistik. Dengan demikian didapatkan perubahan probabilitas pemilihan moda akibat sensitivitas yang dilakukan yakni perubahan atribut perjalanan. 5. Kesimpulan dan Saran Kesimpulan disini menyangkut temuan hasil studi yakni model pemilihan moda, karakteristik sosial-ekonomi pengguna kapal feri(kelas bisnis) dan kapal cepat rute Sibolga Gunung Sitoli, dan juga hasil analisa Sensitivitasnya. Disamping kesimpulan, tentunya diberikan beberapa saran ataupun masukan penelitian berdasarkan pengalaman meneliti.
14 Gambar 1.2 Diagram Alir (Flow Chart) Penelitian Mulai Kajian Pustaka Pengumpulan bahan dan studi literatur DATA PRIMER Data hasil kuesioner berupa Data karakteristik penumpang Data Stated Preference DATA SEKUNDER Data operator kapal trayek Sibolga-Gunung Sitoli Data rata-rata penumpang Sekali berangkat Kapasitas penumpang ANALISA DATA Pengolahan Data Hasil Survei Lapangan dengan menggunakan Metode Stated Preferensi PEMBAHASAN Validasi dengan uji statistik (t-test, f-test, dan R 2 ) Uji sensitivitas pelaku perjalanan Kesimpulan dan Saran Selesai
MODEL PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG KAPAL ROLL ON ROLL OFF (PT.ASDP) & KAPAL CEPAT (SWASTA)
MODEL PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG KAPAL ROLL ON ROLL OFF (PT.ASDP) & KAPAL CEPAT (SWASTA) RUTE SINGKIL SINABANG TUGAS AKHIR Diajukan untuk melengkapi tugas tugas dan melengkapi syarat untuk menempuh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dengan mengidentifikasi beberapa pertanyaan yang terdiri dari segi keamanan,
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Umum Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di tempat lain objek tersebut lebih bermanfaat
Lebih terperinci1. PERUBAHAN BIAYA PERJALANAN (COST) ANTARA KAPAL RORO & KAPAL CEPAT. Pasti Pilih Kapal Roro. Mungkin Pilih Kapal Roro
Untuk setiap pertanyaan dibawah ini, silahkan anda memilih jawaban yang sesuai dengan pilihan terbaik anda Dengan cara memberi tanda ( ) pada kotak yang tersedia. 1. PERUBAHAN BIAYA PERJALANAN (COST) ANTARA
Lebih terperinciMODEL PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG KAPAL ROLL ON ROLL OFF (PT.ASDP) & KAPAL CEPAT (SWASTA) RUTE SINGKIL SINABANG
MODEL PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG KAPAL ROLL ON ROLL OFF (PT.ASDP) & KAPAL CEPAT (SWASTA) RUTE SINGKIL SINABANG Surya Rizki Ilmar 1, dan Jeluddin Daud 2 1 Departemen Teknik Sipil Universitas Sumatera
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Umum Metodologi penelitian merupakan suatu cara peneliti bekerja untuk memperoleh data yang dibutuhkan yang selanjutnya akan digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang terjadi bukan hanya disebabkan oleh terbatasnya sistem
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Banyak negara sedang berkembang menghadapi permasalahan transportasi. Permasalahan yang terjadi bukan hanya disebabkan oleh terbatasnya sistem prasarana transportasi yang ada,
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI DAN PENELITIAN. tinjauan pustaka yaitu melakukan kegiatan mengumpulkan literatur-literatur yang
BAB III METODOLOGI DAN PENELITIAN 3.1. Umum Metode penelitian merupakan penjelasan tentang pelaksanaan penelitian yang akan dilakukan. Dalam hal ini studi pendahuluan dengan mengidentifikasi masalah tinjauan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. negara sedang berkembang, maka perencanaan transportasi sangat erat
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Sistem Transportasi merupakan bagian yang tak terpisahkan dari infrastruktur setiap daerah, baik daerah perkotaan maupun pedesaan, negara maju ataupun negara sedang berkembang,
Lebih terperinciANALISIS PEMILIHAN MODA ANTARA BUS DAN KERETA API (STUDI KASUS : MEDAN TANJUNGBALAI) A. Diisi oleh surveyor
FORMAT KUISIONER PENELITIAN ANALISIS PEMILIHAN MODA ANTARA BUS DAN KERETA API (STUDI KASUS : MEDAN TANJUNGBALAI) A. Diisi oleh surveyor 1. Lokasi Survey : Kereta Api Stasiun Bus KUPJ Tour 2. Tanggal :...
Lebih terperinciALTERNATIF PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UMUM (STUDI KASUS: BUS DAN KERETA API TRAYEK KOTA PADANG- KOTA PARIAMAN)
ALTERNATIF PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI UMUM (STUDI KASUS: BUS DAN KERETA API TRAYEK KOTA PADANG- KOTA PARIAMAN) Oktaviani 1, Andre Yudi Saputra 2. 1,2 Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. suatu bandara perlu didukung oleh sarana angkutan umum yang handal dan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bandar udara merupakan salah satu simpul transportasi yang memiliki peranan penting dalam penyelenggaraan transportasi antarmoda, khususnya antara moda udara, moda
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini
III. METODOLOGI PENELITIAN A. Umum Metodologi penelitian merupakan suatu cara peneliti bekerja untuk memperoleh data yang dibutuhkan yang selanjutnya akan digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. I.1. Umum. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan. manusia, karena transportasi mempunyai pengaruh besar terhadap
BAB I PENDAHULUAN I.1. Umum Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, karena transportasi mempunyai pengaruh besar terhadap perorangan, masyarakat, pembangunan ekonomi, dan sosial
Lebih terperinciBAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Hasil survei kuisioner memberikan hasil sebagai berikut:
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN VI.1 Kesimpulan 1. Hasil survei kuisioner memberikan hasil sebagai berikut: a. Hasil kuisioner rating Stated Preference menunjukkan atribut-atribut yang lebih diutamakan oleh
Lebih terperinciTHESIS ABDUL GAUS NRP :
THESIS ABDUL GAUS NRP : 3108206009 PROGRAM MAGISTER BIDANG KEAHLIAN MANAJEMEN DAN REKAYASA TRANSPORTASI JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN INSTITUT TEKNOLOGI SEPULUH NOPEMBER SURABAYA
Lebih terperinciLAMPIRAN 1 FORMAT KUESIONER PENELITIAN
LAMPIRAN 1 FORMAT KUESIONER PENELITIAN Nomor Form Kuesioner ini diberikan kepada responden untuk mendapatkan data masukan mengenai karakteristik pelaku perjalanan dan karakteristik perjalanan penduduk
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bandar Udara Internasional Kuala Namu adalah sebuah bandara baru untuk
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sejak beroperasinya Bandara Internasional Kuala Namu tanggal 25 Juli 2013 yang lalu sebagai pengganti Bandara Polonia, menyebabkan semakin meningkatnya mobilitas (pergerakan)
Lebih terperinciKAJIAN POTENSI PENUMPANG ANGKUTAN KERETA API LINTAS MADURA (BANGKALAN SUMENEP PP) DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE
KAJIAN POTENSI PENUMPANG ANGKUTAN KERETA API LINTAS MADURA (BANGKALAN SUMENEP PP) DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE Gilang Satrio, M. Zainul Arifin, dan Achmad Wicaksono Jurusan Sipil, Fakultas
Lebih terperinciBAB III. tahapan penelitian yang dilakukan sebagai pendekatan permasalahan yang ada. MULAI SURVEY
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 2.1 Bagan Alir Penelitian Agar penelitian lebih sistematis maka pada bab ini dijelaskan mengenai tahapan penelitian yang dilakukan sebagai pendekatan permasalahan yang ada.
Lebih terperinciDENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,
PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 70 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KEWAJIBAN PELAYANAN PUBLIK UNTUK ANGKUTAN BARANG DARI DAN KE DAERAH TERTINGGAL, TERPENCIL, TERLUAR, DAN PERBATASAN DENGAN
Lebih terperinci2017, No c. bahwa untuk mempercepat penyelenggaraan kewajiban pelayanan publik untuk angkutan barang di laut, darat, dan udara diperlukan progr
No.165, 2017 LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA PELAYANAN PUBLIK. Daerah Tertinggal, Terpencil, Terluar, Perbatasan. Angkutan Barang. Penyelenggaraan. Pencabutan. PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN I.1
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transportasi perkotaan adalah bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan masyarakat saat ini. Perkembangan moda transportasi pribadi yang semakin pesat,ternyata berbanding
Lebih terperinciSTUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS KECIL. ( Studi Kasus Trayek Medan-Tarutung ) TUGAS AKHIR. Diajukan Untuk Memenuhi Syarat
STUDI PENENTUAN TARIF PENUMPANG ANGKUTAN BUS KECIL ( Studi Kasus Trayek Medan-Tarutung ) TUGAS AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Sidang Sarjana Teknik Sipil Disusun Oleh : IMMANUEL A. SIRINGORINGO NPM
Lebih terperinciTUGAS AKHIR. Disusun Oleh : SEKAR PANDAN ARUM NPM
EVALUASI KEPUASAN PENUMPANG TERHADAP KERETA API KELAS EKONOMI JURUSAN SURABAYA JAKARTA DI STASIUN GUBENG SURABAYA DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE TUGAS AKHIR Untuk memenuhi sebagian persyaratan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. transportasi. Peningkatan kebutuhan ini mendorong tumbuhnya bisnis jasa
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pertambahan jumlah penduduk serta mobilitas penduduk yang semakin tinggi, terutama antar-kota, telah mendorong peningkatan kebutuhan akan jasa transportasi.
Lebih terperinciANALISA PROBABILITAS PENGGUNA JEMBATAN SURAMADU DAN KAPAL FERRY PADA RUTE SURABAYA MADURA
ANALISA PROBABILITAS PENGGUNA JEMBATAN SURAMADU DAN KAPAL FERRY PADA RUTE SURABAYA MADURA Dina Pramita Dewi 1, dan Hera Widyastuti 2 1 Mahasiswa Pascasarjana Teknik Sipil FTSP ITS Surabaya Kampus ITS Surabaya
Lebih terperinciANALISA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI BUS DENGAN METODE STATED PREFERENCE (STUDI KASUS MEDAN - SIDIKALANG) LEO GANDA SILALAHI
ANALISA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI BUS DENGAN METODE STATED PREFERENCE (STUDI KASUS MEDAN - SIDIKALANG) TUGAS AKHIR Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat untuk Menempuh Ujian Sarjana
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi telah menjadi bagian penting dalam roda kehidupan. Memindahkan manusia atau barang dalam waktu cepat dengan jarak yang cukup jauh menjadi tantangan tersendiri
Lebih terperinciBAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA
BAB 5 KESIMPULAN DAN REKOMENDASI STUDI DALAM PENGEMBANGAN KA BANDARA SOEKARNO-HATTA Pada bab sebelumnya telah dilakukan analisis-analisis mengenai karakteristik responden, karakteristik pergerakan responden,
Lebih terperinciDAFTAR ISI HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN LEMBAR PERNYATAAN INTISARI ABSTRACT
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii LEMBAR PERNYATAAN... iii INTISARI... iv ABSTRACT... v KATA PENGANTAR... vi DAFTAR ISI... x DAFTAR TABEL... xii DAFTAR GAMBAR... xiii DAFTAR LAMPIRAN...
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. bermanfaat atau dapat berguna untuk tujuan tujuan tertentu. Karena dalam
BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Arti Transportasi Miro (2005 : 4) menyebutkan bahwa transportasi dapat diartikan sebagai usaha memindahkan, menggerakan, mengangkut atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1. LokasiPengamatan Lokasi pengamatan berada pada terminal Arjosari Kota Malang dan terminal Blitar. Sedangkan survei statis dilakukan di dalam bus sepanjang rute Malang-Blitar.
Lebih terperinciBAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Umum Metodologi penelitian merupakan suatu cara peneliti bekerja untuk memperoleh data yang dibutuhkan yang selanjutnya akan digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh
Lebih terperinciIII. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian. Untuk mendapatkan data-data yang diperlukan dalam penelitian ini
25 III. METODOLOGI PENELITIAN A. Umum Metodologi penelitian merupakan suatu cara peneliti bekerja untuk memperoleh data yang dibutuhkan yang selanjutnya akan digunakan untuk dianalisa sehingga memperoleh
Lebih terperinciPROBABILITAS PERPINDAHAN MODA DARI BUS KE KERETA API DALAM RENCANA RE-AKTIVASI JALUR KERETA API JEMBER-PANARUKAN
PROBABILITAS PERPINDAHAN MODA DARI BUS KE KERETA API DALAM RENCANA RE-AKTIVASI JALUR KERETA API JEMBER-PANARUKAN Willy Kriswardhana 1 dan Hera Widyastuti 2 1 Mahasiswa Program Pascasarjana Teknik Sipil
Lebih terperinciPEMODELAN PEMILIHAN MODA ANTARA BUS DAN TRAVEL DENGAN METODE STATED PREFERENCE RUTE PALANGKARAYA BANJARMASIN
PEMODELAN PEMILIHAN MODA ANTARA BUS DAN TRAVEL DENGAN METODE STATED PREFERENCE RUTE PALANGKARAYA BANJARMASIN Yanda Christian, A. Wicaksono, Rahayu Kusumaningrum Jurusan Teknik Sipil Fakultas Teknik Universitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam pengembangan suatu wilayah, yaitu memudahkan interaksi antar wilayah yang akan membawa manfaat ekonomi dan
Lebih terperinciANALISA PROBABILITAS PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI ANTARA SEPEDA MOTOR DENGAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA LHOKSEUMAWE
ANALISA PROBABILITAS PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI ANTARA SEPEDA MOTOR DENGAN ANGKUTAN UMUM DI KOTA LHOKSEUMAWE Herman Fithra 1) Burhanuddin 2) Fauzan 3) Cut 4) Dosen Jurusan Teknik Sipil,Universitas Malikussaleh
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pengamatan Lapangan. Operasional Bus Damri Trayek Perumnas Banyumanik - Johar. Pengumpulan Data
25 BAB III METODOLOGI PENELITIAN III.1. Bagan Alir Penelitian Pengamatan Lapangan Studi Pustaka Operasional Bus Damri Trayek Perumnas Banyumanik - Johar Pengumpulan Data Data Primer 1. Load Factor 2. Waktu
Lebih terperinciMODEL PEMILIHAN MODA KERETA REL LISTRIK DENGAN JALAN TOL JAKARTA BANDARA SOEKARNO-HATTA
MODEL PEMILIHAN MODA KERETA REL LISTRIK DENGAN JALAN TOL JAKARTA BANDARA SOEKARNO-HATTA Kevin Harrison 1 dan Najid 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Let. Jend S. Parman No.1 Jakarta
Lebih terperinciKAJIAN POTENSI PERPINDAHAN PENUMPANG DARI BUS PATAS KE KERETA API EKSEKUTIF BIMA (RUTE MALANG-SURABAYA)DENGAN METODE STATED PREFERENCE
KAJIAN POTENSI PERPINDAHAN PENUMPANG DARI BUS PATAS KE KERETA API EKSEKUTIF BIMA (RUTE MALANG-SURABAYA)DENGAN METODE STATED PREFERENCE Budi Utomo, Fadhana Anggara Putra, Achmad Wicaksono, dan Rahayu Kusumaningrum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pesawat terbang merupakan moda transportasi tercepat yang ada saat ini. Dengan kecepatan berkisar 500-900 km/jam, transportasi udara menggunakan pesawat terbang merupakan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Transportasi Transportasi adalah pemindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kinerja (performance) dalam memfasilitasi mobilitas orang dan barang. Hal ini
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Sektor transportasi pada umumnya dan jasa angkutan umum di perkotaan pada khususnya merupakan hal yang sangat penting terutama berkaitan dengan kinerja (performance)
Lebih terperinciMODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KERETA API DAN BUS RUTE MAKASSAR PAREPARE DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE
MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KERETA API DAN BUS RUTE MAKASSAR PAREPARE DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE Andi Hadid Septi Nugraha Djoeddawi, M. Ruslin Anwar, Rahayu Kusumaningrum Jurusan Teknik
Lebih terperinciSTUDI POTENSI JUMLAH PENUMPANG BUS PEMADU MODA RUTE MALANG BANDAR UDARA JUANDA PP ABSTRAK
STUDI POTENSI JUMLAH PENUMPANG BUS PEMADU MODA RUTE MALANG BANDAR UDARA JUANDA PP Gefrin K.R. Yuniar, Anindya Tasha M.P., Achmad Wicaksono, Rahayu K. Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. ekonomi yang bersangkut paut dengan pemenuhan kebutuhan manusia dengan
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Transportasi Transportasi diartikan sebagai perpindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan, dan tranportasi atau perangkutan adalah bagian kegiatan ekonomi yang
Lebih terperinciSTUDI KEBUTUHAN TAKSI DI KOTA MALANG DENGAN TEKNIK STATED PREFERENCE
STUDI KEBUTUHAN TAKSI DI KOTA MALANG DENGAN TEKNIK STATED PREFERENCE ABSTRAK LALU MUHAMAD GIAN FARISKY, APRIANSYAH SAPUTRA, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Brawijaya, Juni 2015, STUDI
Lebih terperinciBAB. I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang
1 BAB. I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Keinginan membangun jaringan Trans Sumatera dengan maksud memberdayakan sumber daya alam yang melimpah dimiliki oleh Sumatera utara dan Riau telah lama direncanakan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. akan jasa transportasi, bukanlah merupakan kebutuhan langsung ( tujuan akhir yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Permintaan transportasi, atau dengan kata lain kebutuhan manusia dan barang akan jasa transportasi, bukanlah merupakan kebutuhan langsung ( tujuan akhir yang diinginkan
Lebih terperinciPERBANDINGAN PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI LAUT MENUJU PELABUHAN SIMEULUE
PERBANDINGAN PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI LAUT MENUJU PELABUHAN SIMEULUE (Studi Kasus : Rute Meulaboh Simeulue dan Labuhan Haji - Simeulue) HARDIANTO NIM. 09C0203030 Komisi Pembimbing. Veranita, S.T., M.T
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia, yang terdiri dari ribuan pulau yang besar dan kecil, sehingga tanpa sarana angkutan transportasi yang memadai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. adalah suatu kebutuhan mendasar bagi manusia untuk melakukan kegiatannya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Seiring dengan perkembangan jaman, dalam era sekarang transportasi adalah suatu kebutuhan mendasar bagi manusia untuk melakukan kegiatannya sehari-hari. Saat
Lebih terperinciTINJAUAN PUSTAKA Transportasi. Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut,
II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Transportasi Transportasi adalah usaha memindahkan, menggerakkan, mengangkut, atau mengalihkan suatu objek dari suatu tempat ke tempat lain, dimana di tempat ini objek tersebut
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. satu tempat ke tempat lain untuk berbagai aktivitasnya, dan semua manusia
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Transportasi Pergerakan dan perjalanan adalah hasil dari kebutuhan manusia untuk bergerak dari satu tempat ke tempat lain untuk berbagai aktivitasnya, dan semua manusia melakukannya.
Lebih terperinciKOMPETISI PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG BERDASARKAN MODEL LOGIT-BINOMIAL-SELISIH DAN LOGIT-BINOMIAL-NISBAH
KOMPETISI PEMILIHAN MODA ANGKUTAN PENUMPANG BERDASARKAN MODEL LOGIT-BINOMIAL-SELISIH DAN LOGIT-BINOMIAL-NISBAH Dwi Novi Wulansari, ST., MT. Email : dwi.novi@uta45jakarta.ac.id Universitas 17 Agustus 1945
Lebih terperinciNILAI WAKTU PENGGUNA PESAWAT TERBANG STUDI KASUS: RUTE PADANG-JAKARTA
NILAI WAKTU PENGGUNA PESAWAT TERBANG STUDI KASUS: RUTE PADANG-JAKARTA Yosritzal, MT. Kelompok Bidang Keahlian Rekayasa Transportasi Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Andalas Phone: +62-751-72664,
Lebih terperinciBAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN 1.1 Kesimpulan Hasil penelitian mengenai analisis preferensi calon penumpang pada kasus reaktifasi kereta api Megelang -Yogyakarta-Bantul dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut.
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Marlok (1981), transportasi berarti memindahkan atau. mengangkut sesuatu dari satu tempat ke tempat yang lain.
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Arti Transportasi Menurut Warpani (1990), transportasi atau perangkutan adalah kegiatan perpindahan orang dan barang dari satu tempat (asal) ke tempat lain (tujuan) dengan menggunakan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Transportasi mempunyai peran yang sangat penting dalam perkembangan suatu kota ataupun wilayah. Adanya perbedaaan potensi dan tata ruang suatu daerah menyebabkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Halmahera Utara, Kabupaten Halmahera Selatan, Kabupaten Kepulauan Sula,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Sanana saat ini adalah Ibu Kota Kabupaten Kepulauan Sula Provinsi Maluku Utara berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun 2008 tentang
Lebih terperinciKATA PENGANTAR DAFTAR ISI. Kata Pengantar... i Daftar Isi... ii
KATA PENGANTAR Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas karunia-nya Buku Informasi Transportasi Kementerian Perhubungan 2012 ini dapat tersusun sesuai rencana. Buku Informasi Transportasi
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan negara kepulauan/maritim yang dua pertiga
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia merupakan negara kepulauan/maritim yang dua pertiga wilayahnya adalah perairan dan terletak pada lokasi yang strategis karena berada dipersinggahan rute
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Tenggara Timur yang terletak di daratan Pulau Flores. Wilayah Kabupaten
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kabupaten Sikka dengan ibu kotanya bernama Maumere merupakan salah satu kabupaten yang merupakan bagian dari wilayah Propinsi Nusa Tenggara Timur yang terletak di daratan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Bertambahnya penduduk seiring dengan berjalannya waktu, berdampak
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Bertambahnya penduduk seiring dengan berjalannya waktu, berdampak terhadap perkembangan kota-kota di Indonesia. Penduduk merupakan faktor utama dalam perkembangan kota sebagai
Lebih terperinciKAJIAN POTENSI PENGGUNA JEMBATAN SELAT SUNDA MENGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE
Penyeberangan Ferry Merak - Bakauheni KAJIAN POTENSI PENGGUNA JEMBATAN SELAT SUNDA MENGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE oleh : Sasana Putra, M.T. Paul A. Halomoan, MSc. Jembatan Selat Sunda ± 31 km Latar
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan oleh manusia atau mesin.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Peranan tersebut menjadikan angkutan umum perkotaan sebagai aspek
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angkutan umum perkotaan merupakan bagian dari sistem transportasi perkotaan yang memegang peranan sangat penting dalam mendukung mobilitas masyarakat. Peranan tersebut
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi merupakan salah satu komponen yang sangat penting bagi kebutuhan manusia untuk menunjang kehidupan perekonomian di masyarakat. Meningkatnya kebutuhan dan
Lebih terperinciSTUDI POTENSI PENUMPANG PADA RENCANA PEMBANGUNAN BANDAR UDARA DI TULUNGAGUNG NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL
STUDI POTENSI PENUMPANG PADA RENCANA PEMBANGUNAN BANDAR UDARA DI TULUNGAGUNG NASKAH PUBLIKASI TEKNIK SIPIL Diajukan untuk memenuhi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Teknik RAHMASARI KHAIRUNNISA NIM.
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Umum Metode penelitian pada dasarnya merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, secara umum data yang telah diperoleh dari penelitian
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan akan transportasi bermula dari suatu penyebaran kegiatan sosial dan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN I.1 Umum Kebutuhan akan transportasi bermula dari suatu penyebaran kegiatan sosial dan kegiatan ekonomi di suatu wilayah.transportasi merupakan suatu sarana yang berkorelasi positif terhadap
Lebih terperinciII. TINJAUAN PUSTAKA. dan tranportasi atau perangkutan adalah bagian kegiatan ekonomi yang. dan penumpang dari suatu tempat ke tempat lain.
II. TINJAUAN PUSTAKA A. Transportasi Menurut Drs. H. M. N. Nasution, M. S. Tr. (1996) transportasi diartikan sebagai perpindahan barang dan manusia dari tempat asal ke tempat tujuan, dan tranportasi atau
Lebih terperinciANALISA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI MEDAN-RANTAU PRAPAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE
ANALISA PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI MEDAN-RANTAU PRAPAT DENGAN MENGGUNAKAN METODE STATED PREFERENCE Rizyak Wale Simanjuntak 1, Medis S Surbakti 2 1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara,
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Angkot Angkutan adalah mode transportasi yang sudah tidak asing lagi bagi masyarakat di Indonesia khususnya di Purwokerto. Angkot merupakan mode transportasi yang murah dan
Lebih terperinciANALISIS PROYEKSI PENUMPANG BANDARA PERINTIS SERAI LAMPUNG BARAT - PROVINSI LAMPUNG
ANALISIS PROYEKSI PENUMPANG BANDARA PERINTIS SERAI LAMPUNG BARAT - PROVINSI LAMPUNG Aleksander Purba 1 Abstrak Bandara perintis Serai Lampung Barat yang mulai dibangun dua tahun lalu di pesisir pantai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan atau mesin. Transportasi merupakan fasilitas yang sangat penting dalam perkembangan suatu
BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Transportasi adalah suatu usaha pemindahan manusia, hewan atau barang dari satu tempat ke tempat lainnya dengan menggunakan sebuah wahana yang digerakkan oleh manusia
Lebih terperinciRp ,- (Edisi Indonesia) / Rp ,- (Edisi Inggris) US$ 750 Harga Luar Negeri
Hubungi Kami (021) 3193 0108 (021) 3193 0109 (021) 3193 0070 (021) 3193 0102 marketing@cdmione.com www.cdmione.com A ngkutan barang memegang peranan penting dalam menunjang keberhasilan pembangunan suatu
Lebih terperinciMODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KENDARAAN PRIBADI DAN BUS KAMPUS Ronny Esha 1, Reza Aipassa 2, Rudy Setiawan 3
MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA KENDARAAN PRIBADI DAN BUS KAMPUS Ronny Esha 1, Reza Aipassa 2, Rudy Setiawan 3 ABSTRAK : Peningkatan mahasiswa yang menggunakan kendaraan pribadi dipengaruhi oleh kurangnya
Lebih terperinciKAJIAN KINERJA DAN PREFERENSI PENGGUNA JASA TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA
KAJIAN KINERJA DAN PREFERENSI PENGGUNA JASA TERMINAL PENUMPANG KAPAL LAUT DI PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA Assessment Of Performance And Preferences Of Service Users Terminal Passenger Ships At The
Lebih terperinciTINGKAT PEMAHAMAN PENUMPANG LCC (LOW COST CARRIER) TERHADAP PENGEMBALIAN UANG (REFUND) DI BANDARA INTERNASIONAL ADI SOETJIPTO YOGYAKARTA
TINGKAT PEMAHAMAN PENUMPANG LCC (LOW COST CARRIER) TERHADAP PENGEMBALIAN UANG (REFUND) DI BANDARA INTERNASIONAL ADI SOETJIPTO YOGYAKARTA Meartisari STTKD Yogyakarta ABSTRAK Refund merupakan bagian pelayanan
Lebih terperinciAnggri Apriyawan NIM : D NIRM :
i ANALISIS PENETAPAN TARIF BUS PATAS AC JURUSAN TEGAL-PURWOKERTO (Studi Kasus PO. Indah Putri) Tugas Akhir disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Sarjana S-1 Teknik Sipil disusun
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kota Semarang merupakan ibu kota propinsi Jawa Tengah. Kota Semarang dapat ditempuh melalui jalan laut, udara dan darat. Namun demikian pelayanan transportasi darat
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara
BAB 1 PENDAHULUAN I.1. Umum Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan manusia, karena transportasi mempunyai pengaruh besar terhadap perorangan, masyarakat, pembangunan ekonomi, dan sosial
Lebih terperinciBAB III METODOLOGI PENELITIAN
26 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Alur Penelitian Alur penelitian dalam penulisan skripsi ini menjelaskan mengenai tahapan atau prosedur penelitian untuk menganalisa besarnya willingness to pay (WTP)
Lebih terperinciMODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN MOBIL PRIBADI DI JAKARTA
MODEL PEMILIHAN MODA ANTARA LIGHT RAIL TRANSIT (LRT) DENGAN MOBIL PRIBADI DI JAKARTA Yumen Kristian Wau 1 dan Najid 2 1 Jurusan Teknik Sipil, Universitas Tarumanagara, Jl. Let. Jend S. Parman No.1 Jakarta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. laju pertumbuhan penduduk maka semakin banyak kebutuhan masyarakat. mampu menampung arus pergerakan tersebut.
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kota Yogyakarta merupakan kota besar di Indonesia dengan kondisi geografis yang strategis dan memiliki karekteristik manusia yang berbeda-beda. Selain disebut dengan
Lebih terperinciBAB II TINJAUAN PUSTAKA
BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Angkutan Umum Angkutan pada dasarnya adalah sarana untuk memindahkan orang dan atau barang dari satu tempat ke tempat lain. Tujuannya membantu orang atau kelompok orang menjangkau
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. kebutuhan akan transportasi dan merangsang perkembangan suatu wilayah atau
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Transportasi pada dasarnya mempunyai dua fungsi utama, yaitu melayani kebutuhan akan transportasi dan merangsang perkembangan suatu wilayah atau daerah tertentu. Masalah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. juga meningkat bahkan melebihi kapasitas sarana dan prasarana transportasi yang
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Dalam kehidupan sehari-hari manusia dituntut untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, pemenuhan kebutuhan hidup harus melaksanakan aktivitas yang tidak hanya dalam suatu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berbagai aktivitas yang tidak perlu berada pada satu tempat. Untuk melakukan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, manusia harus melaksanakan berbagai aktivitas yang tidak perlu berada pada satu tempat. Untuk melakukan aktivitas tersebut memerlukan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Kota kota di Indonesia berkembang dengan pesat dalam pengertian
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kota kota di Indonesia berkembang dengan pesat dalam pengertian intensitas aktivitas sosio ekonomi juga luas wilayah perkotaannya, seiring kemajuan ekonomi pola aktivitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Salah satu dari lima Kota Besar di Indonesia adalah Kota Medan dengan luas wilayah 265 km 2 dan jumlah penduduk 2.602.612 pada tahun 2013. Pertumbuhan Kota Medan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pemerintah, yang dapat digunakan oleh siapa saja dengan cara membayar atau
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Angkutan umum adalah kendaraan umum untuk mengangkut barang atau orang dari satu tempat ke tempat lain, yang disediakan oleh pribadi, swasta, atau pemerintah, yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Transportasi adalah hal yang sangat penting untuk menunjang pergerakan manusia dan barang, meningkatnya ekonomi suatu bangsa dipengaruhi oleh sistem transportasi yang
Lebih terperinciANALISA PEMILIHAN MODA KERETA API DAN BUS (STUDI KASUS: MEDAN PEMATANG SIANTAR)
ANALISA PEMILIHAN MODA KERETA API DAN BUS (STUDI KASUS: MEDAN PEMATANG SIANTAR) Dapot Adiatma Sihombing, Medis S. Surbakti 2 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. Kampus
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Perjalanan melalui jalur udara merupakan salah satu alternatif bagi seseorang untuk melakukan perjalanan jarak jauh. Salah satu hal dipilihnya perjalanan jalur udara
Lebih terperinciKAJIAN PERPINDAHAN MODA (MODE SHIFTING) DARI PENGGUNA KENDARAAN PRIBADI KE KENDARAAN UMUM (STUDI KASUS: KOTA BANDUNG)
KAJIAN PERPINDAHAN MODA (MODE SHIFTING) DARI PENGGUNA KENDARAAN PRIBADI KE KENDARAAN UMUM (STUDI KASUS: KOTA BANDUNG) Tilaka Wasanta Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Katolik Parahyangan
Lebih terperinciBAB III LANDASAN TEORI. International Airport akan melibatkan partisipasi dari stakeholders termasuk
BAB III LANDASAN TEORI 3.1. Konsep 3.1.1. Konsep partisipasi Kegiatan Perencanaan Angkutan Pemadu Moda New Yogyakarta International Airport akan melibatkan partisipasi dari stakeholders termasuk masyarakat
Lebih terperinciTransportasi terdiri dari dua aspek, yaitu (1) prasarana atau infrastruktur seperti jalan raya, jalan rel, bandar udara dan pelabuhan laut; serta (2)
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Wilayah mengalami perkembangan sebagai akibat adanya kegiatan atau aktivitas manusia yang terjadi di dalamnya. Kegiatan yang dilakukan oleh manusia atau masyarakat
Lebih terperinci