BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

X f fx Jumlah Nilai rata-rata 61 Keterangan :

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dimulai pada tanggal 7 Januari 2013 dan diawali dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di MI Miftahul Ulum Kecamatan Tutur

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Bab IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. pengamat maupun dari peneliti sendiri berdasarkan fokus penelitian

Sebelum pelaksanaan penelitian dengan Pendekatan Kooperatif Learning. NO Indikator Keterangan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Banjarmasin Timur, subjek penelitian adalah siswa kelas V yang berjumlah 31

Tri Muah ABSTRAK. SMP Negeri 2 Tuntang Kabupaten Semarang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Tingkat kemampuan A B C D 1 Apersepsi 10 2 Motivasi 12 3 Revisi 12

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Selanjutnya data yang terkumpul diuraikan melalui analisa deskriptif. Yaitu analisa

Lampiran 1 : Refleksi Pembelajaran Pra Siklus REFLEKSI PEMBELAJARAN PRA SIKLUS

IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL MAKE A MATCH DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI HITUNG BILANGAN.

Kata-kata Kunci : Model Numbered Head Together (NHT), Media Manik-manik, Aktifitas, Hasil Belajar, Pembelajaran Matematika, Sekolah Dasar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. No Ketuntasan Belajar Jumlah Siswa Jumlah Persentase 1 Tuntas 8 36 % 2 Belum Tuntas % Jumlah %

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

B b a IV H s a i s li Pe P n e e n l e iltiita i n a Da D n a Pe P m e b m a b h a a h s a a s n 4 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. yang berjumlah 29 siswa, terdiri dari 12 siswa laki-laki dan 17 siswa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Budhi Karya Kecamatan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pada bab ini akan diuraikan secara rinci mengenai hasil penelitian yang

Hasmiati, Baharuddin, dan Sukayasa. Mahasiswa Program Guru Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Tadulako ABSTRAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Biologi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MELALUI MODEL NUMBERED HEAD TOGETHER (NHT) PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SEKOLAH DASAR

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR KENAMPAKAN PERMUKAAN BUMI MELALUI PEMBUATAN MINIATUR MUKA BUMI PADA SISWA KELAS 3 SD NEGERI SIDOMULYO 03

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENGGUNAAN METODE DISKUSI DALAM MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI 349 TANJUNG KAPA MANDAILING NATAL

49 Lampiran Lampiran

2. Hasil Penelitian Siklus I Penelitian yang dilaksanakan di MI Sendangkulon Kecamatan Kangkung Kabupaten Kendal pada siswa kelas IV ini merupakan

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Siklus I Penelitian tindakan kelas (PTK) ini dilaksanakan di SD Negeri Plelen 04 yang dilaksanakan dalam 2 siklus. Siklus I dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, tiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran. Dalam siklus terdiri dari tahap perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi. 4.1.1 Tahap Perencanaan Sebelum pelaksanaan pembelajaran peneliti telah menyiapkan / menyusun perangkat pembelajaran antara lain: 1. Menyusun rencana pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran materi menentukan besar sudut. 2. Menyusun lembar kerja siswa sebagai bahan diskusi kelompok bagi siswa: menyusun lembar observasi yang digunakan untuk mengamati pelaksanaan proses pembelajaran. 3. Menyusun kisi-kisi soal penelitian sebagai acuan pembuatan soal evaluasi dan soal penelitian. 4. Membuat kelompok diskusi dengan membagi siswa kedalam 5 kelompok. 5. Menyusun lembar observasi yang digunakan untuk mengamati pelaksanaan proses pembelajaran. 6. Menyusun soal evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kompetensi dasar menentukan besar sudut. 4.1.2 Tahap Pelaksanaan 1. Kegiatan awal meliputi : 1) Guru mengucapkan salam di depan kelas. 2) Mengabsen siswa dan menyiapkan bahan pelajaran. 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. Guru juga memberikan motivasi siswa untuk belajar. 4) Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (berpasangan) 30

31 5) Guru menyampaikan informasi kepada siswa cara menentukan besar sudut menggunakan model pembelajaran matematika realistik. 6) Guru mengadakan tanya jawab tentang besar sudut dengan tujuan untuk merangsang siswa agar termotivasi. 2. Kegiatan inti meliputi : 1) Secara singkat guru menjelaskan tentang menentukan besar sudut. 2) Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran matematika realistik. 3) Guru memberikan lembar diskusi kepada 5 kelompok. 4) Guru menyampaikan kepada informasi kepada siswa cara menentukan besar sudut dengan cara demonstrasi menggunakan alat peraga. 3. Penutup 1) Guru membantu siswa mengkaji ulang hasil diskusi, kemudian guru memberikan penguatan terhadap hasil diskusi. 2) Guru menyuruh siswa untuk kembali ke tempat duduk masing-masing. 3) Guru memberikan tes akhir siklus I pada akhir pembelajaran siklus I. 4.1.3 Pengamatan Pada Siklus I Hasil pengamatan siklus I dicatat dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan pengamatan sikus I diperoleh hasil sebagai berikut: 1. Data hasil tes Pada siklus I dalam pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran matematika realistik mencapai Perbandingan nilai hasil belajar siswa sebelum dan akhir siklus I dapat dilihat dalam tabel berikut. Tabel 4.1 Data Hasil Belajar Awal dan Akhir Siklus I No. Hasil tes Skor awal Skor siklus I 1. 2 3 4 Nilai tertinggi Nilai terendah Rata-rata nilai tes Prosentase ketuntasan belajar 75 25 52,39 30,43% 85 45 66,52 78,26%

32 4.1.4 Lembar observasi siswa Tabel 4.2 Hasil Observasi Siswa Siklus I kriteria Jumlah siswa Rata-rata skor Sangat baik - - Baik 18 2,1 Cukup 5 1,9 Kurang - - Hasil observasi atau pengamatan yang diperoleh selama proses pembelajaran Matematikaa, siswa memperoleh rata-rata skor rata-rata aktivitas belajar Matematika melalui model pembelajaran matematika realistik adalah sebesar 2,4 dengan kriteria baik. Pada saat awal dimulai pembelajaran siswa masih terlihat bingung dan canggung pada saat akan dimulai pembelajaran. Akan tetapi setelah diberi penjelasan oleh guru mengenai model pembelajaran matematika realistik, siswa sedikit banyak mengetahui pembelajaran yang akan dilaksanakan. Rata-rata skor yang diperoleh dalam mendengarkan penjelasan guru adalah 2,0 dengan kriteria baik, siswa sudah banyak yang mendengarkan penjelasan guru walaupun masih banyak juga siswa yang tidak memperhatikan dan lebih suka bemain sendiri. Karena pembelajaran dengan model pembelajaran matematika realistik ini masih tergolong baru bagi siswa, maka siswa mengalami peningkatan dalam hal mendengarkan penjelasan guru. Hal ini terjadi terutama pada saat guru melaksanakan demonstrasi alat peraga di depan kelas, anak-anak sangat antusias mendengarkan penjelasan guru tersebut. Gambaran lain mengenai aktivitas siswa dalam pembelajaran Matematika adalah dalam pembentukan kelompok, siswa mendapatkan rata-rata skor 2,4 dengan kriteria baik. Dalam siklus I ini siswa tidak begitu senang dengan pembentukan kelompok yang ditentukan guru, siswa lebih suka memilih teman yang mereka sukai. Dalam diskusi kelompok, siswa mendapatkan rata-rata skor 2,4 dengan kriteria baik. Untuk siklus I ini mereka agak kesulitan dalam diskusi kelompok, hal ini dikarenakan siswa masih belum terbiasa belajar dengan menggunakan pola diskusi kelompok, serta dalam pembelajaran sebelumnya mereka terbiasa dengan pembelajaran yang konvensional yakni dengan metode ceramah, selain itu siswa yang pintar menjadi dominan dalam kelompok dan siswa yang kurang pandai tidak mau terlibat karena pendapat mereka tidak didengarkan oleh siswa yang pintar.

33 Dalam hal kedisiplinan, siswa mendapatkan rata-rata skor 1,9 dengan kriteria cukup. Para siswa mematuhi segala aturan yang diperintahkan oleh guru, namun ada juga siswa yang belum disiplin dalam pembelajaran, diantaranya siswa tidak menjalankan model pembelajaran yang ditentukan guru dengan tidak memakai nomor pada kepala mereka, ada juga siswa yang sibuk bermain sendiri dan tidak aktif dalam pembelajaran. Usaha siswa dalam memecahkan masalah yang diberikan guru mendapatkan ratarata skor 2,2 dengan kriteria baik. Meskipun ada beberapa jawaban yang belum tepat dengan pertanyaan yang diberikan, akan tetapi ada juga beberapa kelompok yang mampu merumuskan jawabannya dengan benar. Hasil lain yang dapat dilihat adalah siswa dalam mengemukakan pendapat mendapat rata-rata skor 1,9 dengan kriteria cukup. Ada beberapa siswa yang aktif mengemukakan pendapat mereka. Tetapi ada juga yang masih takut mengutarakan pendapat, karena mereka takut salah. Dalam hal bertanya siswa mendapat rata-rata skor 1,8 dengan kriteria baik. Ada beberapa siswa yang berani bertanya hal-hal yang kurang jelas, tetapi masih banyak siswa yang tidak mau bertanya padahal mereka belum paham, karena mereka tidak tahu apa yang akan mereka tanyakan. Dalam menyimpulkan hasil kegiatan mendapat rata-rata skor 2,0 dengan kriteria baik. Laporan siswa sudah ada yang sesuai kegiatan, akan tetapi ada kelompok yang belum tepat menyimpulkan hasil kegiatannya. Dalam hal mempresentasikan laporan hasil kerja sebagian siswa sudah melaksanakan dengan baik. Mereka mendapatkan rata-rata skor 1,8 dengan kriteria cukup, akan tetapi ada juga siswa yang malu-malu dan belum terbiasa dalam melaporkan hasil kegiatannya. Sehingga dapat dilihat bahwa keberanian dalam melaporkan hasil percobaan sangat perlu untuk ditingkatkan. Dalam mengerjakan evaluasi siswa mendapat rata-rata skor 2,4 dengan kriteria baik. Masih banyak siswa yang saling melihat pekerjaan teman. Siklus pertama merupakan siklus awal, suasana dlam proses belajar mengajar belum ada perkembangan yang cukup berarti. Artinya siswa masih banyak yang ramai dan kurang memperhatikan penjelasan dari guru. Di bawah ini dipaprkan kelebihan dan kelemahan siswa dan guru dalam proses pembelajaran menentukan besar sudut melalui model pembelajaran matematika realistik paska siklus I sebagai berikut:

34 1. Aspek Keberhasilan Setelah peneliti mengumpulkan hasil observasi dan hasil evaluasi, maka peneliti menyimpulkan bahwa pembelajaran yang telah dilakukan pada pembelajaran siklus I belum tampak keberhasilannya. 2. Aspek Kelemahannya Secara garis besar kegiatan pembelajaran dalam siklus I ini sudah cukup baik. Akan tetapi tingkat keberhasilan belum terlihat secara signifikan.hal ini disebabkan karena 1) Dalam mendengarkan penjelasan guru siswa kurang baik, masih terlihat siswa yang asik bermain sendiri dan tidak memperhatikan penjelasan guru. 2) Siswa kurang aktif dalam kerjasama kelompok, karena kerjasama dalam kelompok belum terlaksana dengan baik, siswa yang pandai mendominasi jawaban kelompok dan tidak mau mendengarkan pendapat siswa lain yang dianggap kurang pandai, sehingga siswa yang kurang pandai tidak mau mengeluarkan pendapat mereka. 3) Keaktifan siswa dalam pembelajaran, dalam mengeluarkan pendapat siswa masih malu-malu karena mereka takut salah. 4) Peran guru masih kurang maksimal dalam memberinkan rangsangan berfikir pada kelompok, memberikan bimbingan kegiatan berdiskusi dan menginformasikan tujuan pembelajaran karena hanya disampikan secara lisan. Sehingga untuk siklus berikutnya perlu dilakukan perbaikan. 4.2 Pelaksanaan Pada Siklus II Siklus II dilaksanakan dalam dua kali pertemuan, masing-masing petemuan terdiri dari dua jam pelajaran. Pelaksanaan siklus II melalui 4 tahap yaitu tahap perencanaan, implementasi tindakan, observasi, dan refleksi. Adapun rincian tahap tersebut adalah sebagai berikut. 4.2.1 Perencanaan Perencanaan dalam penelitian ini yaitu menyiapkan instrument yang diperlukan, antara lain: 1. Silabus, yang memuat standar kompetensi, kompetensi dasar, hasil belajar,indikator, pengalaman belajar, alokasi waktu, sumber/ alat/ bahan belajar dan penilaian.

35 2. Rencana pembelajaran, yang memuat mata pelajaran, kelas/ semester, materi pokok, alokasi waktu, kompetensi dasar, langkah- langkah pembelajaran, sarana, sumber, bahan belajar dan penilaian. 3. Menyusun rencana pembelajaran sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran materi menentukan besar sudut. 4. Menyusun lembar kerja siswa sebagai bahan diskusi kelompok bagi siswa: menyusun lembar observasi yang digunakan untuk mengamati pelaksanaan proses pembelajaran. 5. Menyusun kisi-kisi soal penelitian sebagai acuan pembuatan soal evaluasi dan soal penelitian. 6. Membuat kelompok diskusi dengan membagi siswa kedalam 5 kelompok. 7. Menyusun lembar observasi yang digunakan untuk mengamati pelaksanaan proses pembelajaran. 8. Menyusun soal evaluasi untuk mengetahui hasil belajar siswa pada kompetensi dasar menentukan besar sudut. 9. Lembar penilaian proses, lembar pengamatan dan lembar soal tes. 4.2.2 Pelaksanaan 1. Pendahuluan 1) Guru mengucapkan salam di depan kelas. 2) Guru mengabsen siswa dan menyiapkan bahan pelajaran. 3) Guru membagi siswa menjadi kelompok-kelompok kecil (berpasangan) 4) Guru mengadakan tanya jawab tentang menentukan besar sudut dengan tujuan untuk merangsang siswa agar termotivasi. 2. Kegiatan inti 1) Secara singkat guru menjelaskan tentang menentukan besar sudut. 2) Guru menginformasikan model pembelajaran yang akan digunakan yaitu model pembelajaran matematika realistik. 3) Guru memberikan lembar diskusi kepada 5 kelompok. 4) Guru menyampaikan kepada informasi kepada siswa cara menentukan besar sudut dengan cara demonstrasi menggunakan alat peraga.

36 3. Penutup 1) Pengecekan keterampilan siswa, tentang penggunaan lidi dalam menjumlah bilangan bulat dengan cara tanya jawab. 2) Guru menyuruh siswa untuk kembali ke tempat duduk masing-masing dan membimbing siswa untuk membuat rangkuman dari materi yang baru dibahas. 3) Guru memberikan tes akhir siklus II pada akhir pembelajaran siklus II. 4.2.3 Observasi Hasil pengamatan siklus II dicatat dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan. Pengamatan sikus II diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Data hasil tes Berdasarkan hasil belajar, nilai rata-rata hasil tes pada siklus II adalah 75,29 dengan ketuntasan klasikal 94,11%. Perbandingan nilai hasil belajar siswa prasiklus, siklus I dan II dapat dilihat dalam tabel berikut: Tabel 4.3 Data Hasil Belajar Awal, Siklus I dan siklus II No. Hasil Tes Skor Awal Siklus I Siklus II 1 2 3 4 Nilai Tertinggi Nilai Terendah Rata-rata nilai tes Prosentase ketuntasan belajar 75 25 52,39 30,43% 85 45 66,52 78,26% 100 50 75,29 95,65% 2. Lembar Observasi Siswa Dalam sikus II terdapat perubahan-perubahan yaitu siswa sudah banyak yang paham dengan materi penjumlahan bilangan bulat menggunakan model pembelajaran matematika realistik. Siswa sudah banyak yang mampu merangkai konsep. Siswa sudah berani bertanya jika kurang jelas. Kemampuan siswa dalam menganalisa masalah dan mengevaluasi soal yang diberikan guru juga sudah baik. Bobot pertanyaan yang diajukan siswa sudah baik dan sudah banyak siswa yang bertanya jika ada yang belum dipahami. Dalam siklus kedua ini diskusi yang dilakukan siswa dan tingkat kerjasama siswa sudah sangat baik, hal ini tampak pada kesungguhan semua siswa dalam mendiskusikan soal latihan yang diberikan oleh guru pada kelompoknya masing-masing. Intensitas komunikasi

37 siswa antar anggota kelompok sudah sangat baik, hal ini tampak pada waktu tanya jawab jika ada anggota kelompok yang belum mengerti maka dijelaskan kembali oleh anggota kelompok yang sudah mengerti. Hasil observasi siswa dengan model pembelajaran matematika realistik pada siklus II dapat dilihat dalam tabel berikut ini : Tabel 4.4 Hasil Observasi Siswa Siklus II kriteria Jumlah siswa Rata-rata skor Sangat baik 23 3,39 Baik - - Cukup - - Kurang - - Berdasarkan hasil pengamatan terhadap aktivitas siwa maka dipaparkan hasil yang dicapai, pada umumnya aktivitas siswa sampai pada siklus II ini sudah aktif dalam mengikuti proses belajar-mengajar yang disampaikan guru secara baik dan tertib. Peningkatan prestasi Nampak dengan adanya perubahan-perubahan terutama tingkah laku seperti yang tadinya pemalu atau pendiam sekarang sudah mau mengemukakan pendapat, berani bertanya kepada guru mengenai materi pelajaran yang belum jelas, dapat menerima pendapat orang lain, menghargai sesama teman. Kegiatan yang dilaksanakan pada siklus II secara keseluruhan sudah baik dan mencapai target yang diinginkan. Guru memahami dan mampu menerapkan model pembelajaran matematika realistik dengan baik, sehingga kegiatan pembelajaran menyenangkan. Hal ini memyebabkan siswa aktif dalam kegiatan pembelajaran. Akan tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran berikutnya, antara lain 1) Penerapan model pembelajaran matematika realistik belum dilaksanakan secara maksimal, 2) Keaktifan siswa dalam mendengarkan penjelasan guru perlu ditingkatkan, 3) Pengelolaan waktu pembelajaran belum maksimal. Karena hasil peneliti pada siklus II sudah sesuai dengan harapan, maka tidak dilanjutkan untuk siklus berikutnya.

38 4.3 Pembahasan 80 70 60 50 40 30 20 10 0 75,21 66,52 52,39 pra siklus siklus I siklus II Diagram garis 4.1 rata-rata hasil belajar siswa Apabila dilihat dari posttest yang dilaksanakan setelah akhir siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 65,52 dengan ketuntasan klasikal 78,26%. Dalam siklus ini masih ada siswa yang belum memahami dan menguasai semua materi yang disampaikan sehingga siklus I harus disampaikan pada siklus II. Pelaksanaan pembelajaran pada siklus II menunjukan peningkatan. Hasil refleksi pada siklus II menunjukan bahwa guru dan siswa mulai kreatif dan komunikatif dalam pembelajaran. Proses pembelajaran dapat berlangsung dengan lancar dan skenario pembelajaran dapat berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Siswa juga mulai terbisa dengan pola belajar bersama, sehingga siswa benar-benar memiliki tanggung jawab dalam kelompoknya dan segala sesuatu yang ada dalam kelompoknya merupakan tanggung jawab bersama. Selain itu siswa juga mulai terampil dan lancar dalam menyampaikan informasi. Hasil tes siklus II diperoleh rata-rata nilai sebesar 75,21 dengan ketuntsan belajar klasikal sebesar 95,65%. Berdasarkan hasil belajar pada akhir siklus II telah mengalami peningkatan jika dibandingkan dengan siklus I. Oleh karena itu maka tindakan dalam PTK ini cukup dilaksanakan sampai siklus II. Berdasarkan kajian dan pembahasan pada siklus I dan siklus II terdapat temuan-temuan sebagai berikut : 1. Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh adaanya peningkatan terhadap hasil pembelajaran siswa. Nilai rata-rata kelas pada siklus I adalah 66,52 dengan

39 ketuntasan belajar 78,26% dan pada siklus II nilai rata-rata kelas adalah 75,21 dengan ketuntasan belajar klasikal sebesar 95,65%. Hal ini menunjukan adanya peningkatan hasil belajar siswa pada materi luas bangun datar serta tercapainya indikator keberhasilan. 75,21 80 66,52 70 60 52,39 50 40 30 20 10 0 pra siklus siklus I siklus II Grafik 4.1 rata-rata nilai belajar siswa 120 95,65% 100 80 60 40 20 33,43% 78,26% 0 pra siklus siklus I siklus II Grafik 4.2 ketuntasan belajar siswa 2. Berdasarkan hasil penelitian terhadap aktivitas siswa, diperoleh adanya peningkatan dari siklus I ke siklus II. Hal ini ditunjukan dari hasil pengamatan siswa pada siklus I rata-rata mencapai 2,8 (baik) dan pada siklus II rata-rata mencapai 3,39 (sangat baik). Dengan demikian setelah pembelajaran siklus II, indikator keberhasilan telah tercapai. Dalam penelitian yang telah dilakukan jelas bahwa terjadi adanya peningkatan baik itu berupa hasil belajar, aktivitas siswa, maupun aktivitas guru dalam pembelajaran. Hal ini dapat membuktikan bahwa model pembelajaran matematika realistik sangat cocok untuk diterapkan dalam pembelajaran terutama mata pelajaran matematika. Karena dalam

40 model pembelajaran matematika realistik terdapat komponen-komponen yang sangat lengkap, sehingga dengan menggunakan model pembelajaran matematika realistik lebih memaksimalkan proses pembelajaran. Hasil belajar siswa meningkat setelah menggunakan model pembelajaran matematika realistik. Hal ini dikarenakan semangat siswa mulai terpacu untuk rajin dalam belajar. Dengan pendekatan kontekstual materi yang di dapatkan oleh siswa didapatkan dari mereka sendiri bukan dari guru sehingga dalam evaluasi pembelajaran siswa akan lebih mudah mengingat materi yang telah diajarkan. Menurut Suprijono ( 2009: 5) hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara keseluruhan mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Aktivitas siswa yang sebelumnya dalam pembelajaran masih kurang, setelah menggunakan model pembelajaran matematika realistik terjadi adanya peningkatan aktivitas pembelajaran. Siswa yang sebelumnya tidak aktif dalam bertanya, setelah menggunakan model pembelajaran matematika realistik mereka menjadi aktif dalam bertanya. Kerja sama yang terjalin antar siswa menjadi lebih erat lagi, karena dalam pembelajaran kooperatif kerja sama sangat diperlukan untuk memecahkan suatu permasalahan yang sedang dihadapi. Model pembelajaran matematika realistik juga menuntun siswa untuk lebih berpikir secara logis dan sistematis yang artinya mereka dituntut dalam memecahkan suatu masalah harus mengikuti langkah-langkah yang telah ditentukan. Maka jelaslah bahwa model pembelajaran matematika realistik mengajak para siswa untuk berpikir setingkat lebih tinggi dalam pembelajaran, dan selanjutnya keterampilan tersebut dapat diterapkan dalam kehidupannya kelak, sehingga dalam pembelajaran selanjutnya mereka dapat menyelesaikan masalah dengan sebaik-baiknya. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Isjoni (2009: 112) yang menyatakan bahwa pembelajaran matematika realistik memberi kesempatan pada siswa untuk saling mengembangkan ide-ide dan pertimbangan jawaban yang paling tepat. Selain itu model pembelajaran matematika realistik mendorong siswa untuk meningkatkan kerjasama siswa. Melalui model pembelajaran matematika realistik memacu guru agar lebih kreatif dalam proses pembelajaran. Kreatif dalam arti aktif dalam membimbing siswanya untuk dapat menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang sedang dihadapi. Dengan model

41 pembelajaran matematika realistik keterampilan guru dalam mengajar akan lebih terasah. Hal ini juga sesuai dengan pendapat Isjoni (2009: 92) peran guru dalam pembelajran adalah sebagai fasilitator diantaranya adalah kemampuan guru dalam menciptakan suasana kelas yang lebih menyenangkan, sehingga dalam pembelajaran siswa tidak akan merasa bosan. Peningkatan keterampilan bertanya guru, dapat memacu siswa agar lebih kreatif dalam proses pembelajaran, sehingga suasana kelas akan lebih hidup, serta tujuan pembelajaran yang telah dibuat dapat tercapai dengan maksimal.