BAB I PENDAHULUAN. Sutiadi (2003:6) dalam Ida Ayu dan Suprayetno (2008) mendefinisikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Stres Kerja

BAB I PENDAHULUAN. keunggulan kompetitif melalui peningkatan pengetahuan (knowlage), pengalaman

BAB I. Perusahaan merupakan suatu organisasi formal yang memiliki tujuan

BAB I PENDAHULAN. A. Latar Belakang Masalah. Sumber Daya Manusia (SDM) dalam suatu organisasi merupakan penentu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia (karyawan) merupakan aset yang paling penting

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Karyawan atau pekerja ada bermacam-macam jenisnya yaitu pekerja lepas, pekerja operasional,

BAB I PENDAHULUAN. MSDM adalah mengelola unsur manusia secara baik agar diperoleh karyawan yang

BAB I PENDAHULUAN. buah karya yang dapat dinikmati oleh manusia yang bersangkutan. Faktor

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. timbulnya tuntutan efisiensi dalam menyelesaikan suatu pekerjaan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tersebut dan tujuan atau akhir daripada gerakan atau perbuatan. Motivasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Organizational Citizenship Behavior. Menurut Organ, Podsakoff, & MacKinzie (2006), organizational

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Teori motivasi Vroom (1964) tentang cognitive of motivation menjelaskan mengapa

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Pengertian Komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan sebagai suatu organisasi mempunyai tujuan yang ingin dicapai,

BAB I PENDAHULUAN. pergeseran industri dan perubahan perilaku karyawan. Sumber daya manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. dan dilaksanakan oleh seorang auditor yang sifatnya sebagai jasa pelayanan.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Teori yang mendukung penelitian ini adalah role theory (teori peran) yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia merupakan aset penting bagi sebuah perusahaan, dan merupakan

BAB II TELAAH LITERATUR DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Path-goal theory menjelaskan dampak gaya kepemimpinan pada motivasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. kerja yang dimilikinya (Djastuti, 2011). Handayani (2008) berpendapat bahwa

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN RUMUSAN HIPOTESIS. mengevaluasi atau menilai prestasi kerja karyawan. Ruky (2001) menyebutkan

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat, sumber daya manusia yang mampu dan berkualitas merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. dan memenuhi fungsi sosialnya. Tujuan tersebut dipengaruhi oleh motivasi dan

BAB I PENDAHULUAN. berperan penting bagi perekonomian dan dianggap sebagai aktivitas dengan

PERILAKU ORGANISASI (ORGANIZATIONAL BEHAVIOUR) Disusun: IY

BAB II URAIAN TEORITIS. Imatama (2006) yang berjudul Pengaruh Stress Kerja Terhadap kinerja

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi adalah hal yang sangat penting dalam berorganisasi. Komunikasi

BAB. I PENDAHULUAN. dapat berprestasi sebaik mungkin demi mencapai tujuan organisasi. Karyawan

BAB I PENDAHULUAN. ataupun sebuah perusahaan. Agar seluruh aktivitas perusahaan berjalan dengan baik,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kompetitif dengan mendorong sebuah lingkungan kerja yang positif (Robbins dan

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja (job satisfaction) merupakan sasaran penting dalam. yang memiliki lebih sedikit jumlah pegawai yang puas.

BAB I PENDAHULUAN. harus mengembangkan lebih dahulu perencanaan strategis. Melalui perencanaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. semakin kompleksnya permasalahan-permasalahan yang dihadapi oleh

BAB I PENDAHULUAN. tujuan organisasi. Pengelolaan sumber daya manusia yang baik akan. kemampuan karyawan agar dapat berkembang secara produktif.

BAB I PENDAHULUAN. Kepuasan kerja ( job satisfaction) adalah keadaan emosional yang menyenangkan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Secara etimologi, kinerja berasal dari kata prestasi kerja (performance).

BAB I PENDAHULUAN. dengan sangat dinamis, sangat memerlukan adanya sistem manajemen yang

BAB I PENDAHULUAN. banyak pula organisasi-organisasi baik yang bersifat sosial maupun formal di. akan mempermudah organisasi dalam mencapai tujuannya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terkait dengan apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang semakin meningkat (Kotter, 1995). Dalam iklim persaingan usaha

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula

BAB I PENDAHULUAN. individu yang ditempatkan pada konidisi-kondisi lingkungan yang sama

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kepuasan Kerja. sebuah evaluasi karakteristiknya. Rivai & Sagala (2009) menjelaskan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya manusia adalah faktor yang menentukan keberhasilan suatu

BAB I PENDAHULUAN. strategis dan sangat vital, meskipun berbagai faktor lain yang dibutuhkan itu telah

BAB II LANDASAN TEORI. sebaiknya kita perlu mengetahui definisi auditing terlebih dahulu. Ada

BAB I PENDAHULUAN. dengan teknologi dibidang kesehatan. Selain itu juga kebutuhan akan

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. yang positif dari individu yang disebabkan dari penghargaan atas sesuatu

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. tindakan-tindakan dan kejadian-kejadian ekonomi secara obyektif untuk

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedang membangun, khususnya di bidang industri. Oleh karena itu, banyak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. hasil penelitian sebelumnya yang bersifat mutakhir yang memuat teori, konsep,

BAB I PENDAHULUAN. kemasyarakatan dan pemerintah. Bakotic (2013) kepuasan kerja sering ditunjukan

BAB I PENDAHULUAN. banyak memberikan perhatian pada kontribusi dari fungsi masing-masing individu

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perbankan memiliki pesaing yang banyak di era globalisasi saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. dan Kuncoro, 2013). Tingkat turnover yang tinggi dapat menimbulkan dampak

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah. Dalam sebuah organisasi, khususnya organisasi perbankan, semestinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

Teori Keadilan (Equity Theory)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terhadap setiap individu yang berada dalam organisasi. Setiap individu yang

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya, koperasi juga merupakan wadah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan

terdahulu, maka kesimpulan peneliti sebagai berikut: semaka makin tinggi motivasi berprestasi guru.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi ini menuntut sikap profesionalisme dalam segala

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Anggaran merupakan kata benda, yaitu hasil yang diperoleh setelah menyelesaikan

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. karyawan perusahaan yang perlu sekali diperhatikan agar pencapaian tujuan

PENGARUH KETIDAKAMANAN KERJA, KEPUASAN KERJA, DAN KOMITMEN ORGANISASIONAL TERHADAP PENGUNDURAN DIRI PEKERJA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Menurut Terry (2006), manajemen adalah sebuah proses yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi maupun industri. Dengan adanya globalisasi maka dunia usaha mau

PENGARUH MOTIVASI TERHADAP KINERJA PEGAWAI DENGAN VARIABEL PEMEDIASI KEPUASAAN KERJA PADA PDAM KOTA MADIUN

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Disamping itu pula, pekerjaan semakin sulit untuk didapatkan.

BAB I PENDAHULUAN. berkembang sangat luas. Manusia di dalam hidupnya harus berkomunikasi, karena

PENGARUH MOTIVASI, PERILAKU PEMIMPIN, DAN KESEMPATAN PENGEMBANGAN KARIR TERHADAP KINERJA PEGAWAI

BAB I PENDAHULUAN. bertahan dan berkembang di dalam masyarakat. Kekuatan pertama dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS. Konsep tentang Locus of control pertama kali dikemukakan oleh Rotter

BAB I PENDAHULUAN. produktivitas yang tinggi dalam melakukan pekerjaannya. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan jumlah penduduk yang cukup banyak, hal tersebut juga akan. Kondisi tersebut mendatangkan peluang-peluang bisnis yang dapat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah persepsi kita terhadap situasi atau kondisi di dalam lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah pesat. Setiap organisasi berlomba-lomba dalam mencapai target yang

BAB I PENDAHULUAN. money (uang), material (bahan baku), machine (peralatan/mesin), method

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keberhasilan suatu perusahaan tak luput oleh peran sumber daya

Definisi Stres Kerja

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

IKLIM KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KEPUASAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. untuk menarik para wisatawan agar mau berkunjung. Hal ini penting dilakukan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kepuasan kerja merupakan salah satu studi yang secara luas dipelajari

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Sumber Daya manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. penggerak utama atas kelancaran kegiatan sebuah organisasi. Kemajuan dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORI. mengoreksi apakah sebelumnya ada peneliti yang pernah menulis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di era globalisasi yang modern sekarang ini, sumber daya manusia

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Kualitas suatu perusahaan ditentukan oleh kinerja pekerjaan dari karyawan pada perusahaan tersebut. Untuk itu, perusahaan harus meningkatkan kinerja pekerjaan karyawan yang dimiliki. Hasibuan dan Sutiadi (2003:6) dalam Ida Ayu dan Suprayetno (2008) mendefinisikan kinerja adalah suatu hasil kerja yang dicapai seorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya yang didasarkan atas kecakapan, pengalaman dan kesungguhan serta waktu. Baron dan Greenberg (1990) dalam Ida Ayu dan Suprayetno (2008) menyatakan bahwa kinerja pada individu juga disebut dengan job performance, work outcomes, task performance. Kinerja sering disebut dengan performance atau result yang diartikan dengan apa yang telah dihasilkan oleh individu karyawan (Cash dan Fischer, 1987 dalam Ida Ayu dan Suprayetno, 2008). Ada empat unsur-unsur kinerja, yaitu: hasil-hasil fungsi pekerjaan, faktor-faktor yang berpengaruh terhadap prestasi karyawan, pencapaian tujuan organisasi, dan periode waktu tertentu (Tika, 2006 dalam Ida Ayu dan Suprayetno, 2008). Faktor-faktor kinerja dibedakan menjadi dua: faktor 1

2 internal dan faktor eksternal. Faktor internal yaitu faktor yang dihubungkan dengan sifat-sifat seseorang. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja seseorang yang berasal dari lingkungan seperti perilaku; sikap; tindakan-tindakan rekan kerja, bawahan atau pimpinan; fasilitas kerja; dan iklim organisasi. Namun, ada hal-hal yang menghambat kinerja pekerjaan karyawan, salah satunya adalah stres kerja. Hasil jangka pendek stres kerja memiliki efek fisiologis dan mengarah keperilaku kinerja pekerjaan yang buruk ( Williams et al., 2001 dalam Wahyuni, 2009). Stres kerja dapat menurunkan kinerja pekerjaan karyawan dalam bekerja dan berakibat pada menurunnya kualitas suatu perusahaan. Stres kerja merupakan beban kerja yang berlebihan, perasaan susah dan ketegangan emosional yang menghambat performance individu (Robbins, 2004 dalam Almasitoh, 2011). Perusahaan harus mengurangi tingkat stres pada karyawan untuk meningkatkan kualitas dari perusahaan itu sendiri. Stres sebagai kondisi dinamik yang didalamnya individu menghadapi peluang, kendala (constrains), atau tuntutan (demands) yang terkait dengan apa yang sangat diinginkan dan yang hasilnya dipersepsikan sebagai tidak pasti tetapi penting (Robbins, 2003 dalam Setyono, 2007). Dalam kaitannya dengan pekerjaan, semua dampak dari stres tersebut akan menjurus pada menurunnya performansi, efisiensi dan produktivitas kerja yang bersangkutan. Stres yang dihadapi oleh karyawan berkorelasi dengan

3 penurunan prestasi kerja, peningkatan ketidakhadiran kerja, serta keinginan untuk berpindah pekerjaan. Mangkunegara (2007:28) dalam Ranu (2014) secara singkat mengatakan bahwa stres kerja adalah suatu perasaan yang menekan atau rasa tertekan yang dialami karyawan dalam menghadapi pekerjaannya. Stres merupakan interaksi antara seseorang dengan lingkungannya dengan ciri ketegangan emosional yang mempengaruhi kondisi fisi dan mental seseorang. Para ahli merumuskan tiga kelompok faktor stressor, yaitu: faktor-faktor lingkungan, faktor-faktor organisasional, dan faktor-faktor individual. Namun, stres pada tingkat rendah atau moderat diperlukan karena bersifat fungsional yang berperan sebagai pendorong peningkatan kinerja karyawan. Manajemen perlu mengambil tindakan jika gejala yang timbul akan berakibat pada stres yang berat atau stres yang diperkirakan berlangsung lama sehingga dikhawatirkan para karyawan tidak mampu mengatasi dan menurunkan kinerjanya. Faktor lingkungan yang menjadi sumber stres adalah peran. Hasil penelitian dari Katz & Kahn (1978) dalam Ida Ayu dan Suprayetno (2008) menjelaskan bahwa peran yang dimainkan oleh individu adalah sumber stres, terutama apabila terjadi ketidakjelasan peran (role ambiquity), konflik dalam menjalankan peran (role conflict), atau beban peran yang berlebih maupun terlalu sedikit (role overload-underload). Stres kerja dipengaruhi oleh kondisi organisasi, seperti penetapan arah dan kebijaksanaan organisasi, perubahan

4 strategi organisasi, dan keuangan, tuntutan kerja, tanggung jawab atas orang lain, perubahan waktu kerja, hubungan yang kurang baik antar kelompok kerja dan konflik peran (Sheridan dan Radmacher, 1992 serta Gibson, Ivancevich, dan Donnely, 1994 dalam Almasitoh, 2011). Namun, menurut penelitian Chen et al., 2006 tingkat stres tidak berhubungan baik dengan komunikasi organisasi atau kinerja pekerjaan. Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat stres tidak berkurang dengan adanya peningkatan komunikasi organisasi dan memiliki dampak yang kecil pada kinerja pekerjaan. Hal ini menandakan bahwa stres dalam bidang akuntansi mungkin memiliki peran yang berbeda dengan bidang professional lainnya. Secara keseluruhan, ditemukan sedikit dukungan untuk hipotesis yang berhubungan dengan stres kerja. Hasil penelitian Chen et al., 2006 menunjukan bahwa stres kerja dan komunikasi organisasi merupakan variabel independen yang tidak berdampak satu sama lain. Komunikasi yang terjadi di dalam organisasi disebut komunikasi organisasi. Price (1997) dalam Wahyuni (2009) mendefinisikan komunikasi organisasi sebagai sejauh mana informasi tentang pekerjaan ditularkan oleh organisasi untuk para anggota dan antar anggota pada suatu organisasi. Komunikasi merupakan sebuah pentransferan makna maupun pemahaman makna kepada orang lain dalam bentuk lambang- lambang, simbol, atau bahasa-bahasa tertentu sehingga orang yang menerima informasi memahami maksud dari informasi tersebut (Robbins, 1996 dalam Luthfi, 2010). Bidang

5 yang termasuk dalam komunikasi organisasi adalah arus komunikasi formal dan informal dalam organisasi (Greebaunm, 2004:3 dalam Puput, dkk). Komunikasi organisasi sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan diantara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi tertentu (Pace dan Faules, 2006:31 dalam Puput, dkk). Penelitian tentang proses organisasi menunjukan bahwa kepuasan anggota dan praktik komunikasi organisasi telah diabaikan. Tujuan komunikasi organisasi adalah untuk membentuk saling pengertian sehingga terjadi kesetaraan kerangka referensi dan kesamaan pengalaman diantara anggota organisasi. Komunikasi yang baik dari organisasi kepada para anggota dan antar anggota guna mencapai kesamaan makna diharapkan dapat memperlancar pekerjaan dan mengurangi stres kerja yang terjadi akibat kesalahan makna pesan yang diterima. Menurut Luthans (1998) dalam Almasitoh (2011), akibat dari stres kerja dapat membuat konsentrasi kerja terganggu, kinerja kurang memuaskan dan individu tidak dapat memenuhi tuntutan pekerjaannya karena kurangnya dukungan sosial. Dukungan sosial bisa bersumber dari lingkungan keluarga maupun lingkungan kerja karyawan itu sendiri. Hasil penelitian Newsom dan Schultz (1996) dalam Almasitoh (2010) menemukan bahwa kelemahan fisik seseorang dikaitkan dengan sedikitnya dukungan keluarga, dukungan rekan kerja dan berkurangnya perasaan saling memiliki dan tidak adanya dukungan meterial dari orang lain.

6 Dukungan sosial didefinisikan sebagai rasa nyaman, bantuan, atau informasi yang diterima seseorang melalui kontak formal atau informal dengan individu atau kelompok. Dukungan sosial berbentuk dukungan emosi, dukungan penilaian, atau dukungan informasi. Dukungan sosial adalah suatu kesenangan, perhatian, penghargaan, atau bantuan yang dirasakan dari orang lain atau kelompok (Sarafino, 1994 dalam Ranu, 2014). Dukungan yang diberikan rekan kerja seperti rasa tolong menolong, bersahabat dan bekerja sama akan menciptakan situasi lingkungan kerja yang kondusif dan menimbulkan kepuasan dalam bekerja. Dukungan tersebut akan menurunkan efek dari stres kerja. Dukungan yang diberikan kepada orangorang yang mengalami stres kerja dapat berupa dukungan instrumen, nasehat dan emosi (Rook, 1987 dalam Almasitoh, 2011). Dukungan sosial dinilai efektif dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan untuk mengurangi tingkat stres kerja yang dialami karyawan karena menggunakan langkah persuasif. Dalam penelitian Adinda (2011) dalam Ranu (2014), dukungan sosial dapat menimbulkan pengaruh yang positif bagi karyawan guna mengurangi stres kerja di kantor. Namun jika tidak ada dukungan sosial yang diberikan, maka stres kerja yang dialami para karyawanpun akan tinggi. Pemilihan dukungan sosial sebagai variabel yang dapat mengurangi stres kerja sesuai dengan penelitian French dalam Wijono yang menemukan bahwa dukungan sosial dapat mencegah terjadinya psychological distress di lingkungan kerja dan selanjutnya prestasi kerja akan meningkat. Dukungan

7 sosial dianggap efektif sebagai variabel moderasi stres karena dukungan sosial menyangga dampak negatif dari stressor dengan menyediakan tingkat perkiraan, tujuan, serta harapan dalam situasi yang menyedihkan dan mengancam. Dukungan sosial telah terbukti mengurangi stres di antara individu yang bekerja, dari pekerja yang tidak terampil hingga professional yang sangat terlatih, hal tersebut secara konsisten dianggap sebagai teknik efektif dalam menghadapi stres dan dikaitkan dengan keluhan kesehatan yang lebih sedikit selama periode stres yang tinggi. Selain dapat mengurangi stres kerja, dukungan sosial membantu menciptakan lingkungan kerja yang mendukung dengan cara mendorong komunikasi terbuka dan pertukaran informasi yang maksimum. Penulis ingin mengkaji pengaruh dukungan sosial sebagai moderator komunikasi organisasi terhadap stres kerja sehingga dapat meningkatkan kinerja pekerjaan. Komunikasi dari organisasi kepada para anggota dan antar anggota yang terjalin dengan baik mencerminkan terciptanya dukungan sosial yang baik dalam suatu organisasi dan diharapkan dapat mengurangi stres kerja. Selanjutnya, stres kerja yang menurun dapat meningkatkan kinerja pekerjaan karyawan. Dari paparan di atas, penulis ingin melakukan penelitian yang berjudul Efek Moderasi Dukungan Sosial pada Hubungan Komunikasi Organisasi dan Stres Kerja serta Efeknya terhadap Kinerja Karyawan.

8 1.2. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian tersebut, penulis merumuskan rumusan masalah penelitian sebagai berikut: 1.2.1. Apakah dukungan sosial dapat memoderasi hubungan antara komunikasi organisasi dengan stres kerja? 1.2.2. Apakah stres kerja memediasi hubungan antara komunikasi organisasi dengan kinerja karyawan? 1.3. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1.3.1. Tujuan Penelitian 1.3.1.1. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah dukungan sosial dapat memoderasi hubungan antara komunikasi organisasi dengan stres kerja. 1.3.1.2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah stres kerja memediasi hubungan antara komunikasi organisasi dengan kinerja karyawan. 1.3.2. Manfaat Penelitian 1.3.2.1. Manfaat Praktik Manfaat praktik dengan dilakukannya penelitian ini adalah dapat mengurangi tingkat stres kerja melalui komunikasi organisasi dengan pendekatan dukungan sosial untuk meningkatkan kinerja

9 pekerjaan yang juga akan berdampak baik bagi peningkatan kualitas perusahaan. 1.3.2.2. Manfaat Teori Manfaat teori yang bisa didapat dalam penelitian ini adalah mendukung Person Environment Fit Theory mengenai stres yang muncul pada pekerjaan sehingga dapat sejalan dengan keinginan, tujuan, dan kemampuan karyawan sehingga dapat meningkatkan kinerja karyawan. 1.4. Sitematika Penulisan Sistematika penulisan dalam penelitian ini dibagi menjadi lima bab, yaitu: 1.4.1. Bab I, Pendahuluan yang meliputi: latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, dan sistematika penulisan dalam penelitian ini. 1.4.2. Bab II, Landasan Teori yang meliputi: landasan teori dan pengembangan hipotesis yang akan menguraikan teori-teori, konsep, dan pengembangan dari penelitian sebelumnya yang relevan dengan hipotesis yang akan dikembangkan dalam penelitian ini, kerangka piker, dan definisi operasional dalam penelitian ini. 1.4.3. Bab III, Metode Penelitian yang meliputi: objek dan lokasi penelitian, populasi dan sampel penelitian, metode pengumpulan data, pengujian alat pengumpulan data, dan kriteria pengujian hipotesis.

10 1.4.4. Bab IV, Hasil dan Analisis yang meliputi: gambaran umum responden, hasil perhitungan, dan analisis untuk menjawab rumusan masalah yang diajukan dalam penelitian ini. 1.4.5. Bab V, Kesimpulan dan Saran yang meliputi: kesimpulan, keterbatasan, dan implikasi dari analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya pada penelitian ini sehingga memberi gambaran nyata bagi pembaca dan untuk penelitian selanjutnya.