BAB I PENDAHULUAN. serupa. Ragam bahasa menurut Pateda (1987:52) terbagi menjadi berbagai jenis

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. bahasa pria (danseigo) dan ragam bahasa wanita (joseigo). Sudjianto dan Dahidi

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai alat menyampaikan sesuatu ide, pikiran, hasrat dan

Bab 4. Simpulan dan Saran. maka bisa disimpulkan bahwa penggunaan partikel kashira dan kana dalam manga yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Partikel dalam bahasa Jepang disebut joshi. Joshi adalah kelas kata yang

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. sebagainya. Kalimat- kalimat bahasa sebagai ungkapan sikap, perasaan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB 1 PENDAHULUAN. Setiap bahasa mempunyai keunikannya masing-masing. Baik dari segi penulisan,

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

BAB IV KESIMPULAN. pergeseran joseigo dalam lagu berbahasa Jepang adalah sebagai berikut: 1. Pola pikir feminisme yang mempengaruhi gaya bahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. speaks), dengan siapa (with whom), dimana (where), kapan (when), dan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. membutuhkan mitra tutur. Melalui bahasa, pikiran, perasaan, dan keinginan

BAB I PENDAHULUAN. dikembangkan melalui bahasa. Di dunia terdapat bermacam-macam bahasa

Abstraksi. Kata kunci: Danjo, joseigo, danseigo

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

Bab 1. Pendahuluan. dengan sesama kita, manusia. Bahasa merupakan salah satu sarana yang

Penyimpangan Penggunaan Danseigo dan Joseigo Terhadap Shuujoshi dalam Serial Animasi Kantai Collection SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang memiliki karakter yang berbeda dengan bahasa asing lainnya terutama

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa berperan antara lain dalam membentuk pengalaman sehubungan

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa pertamanya untuk tujuan tertentu. Salah satu bahasa asing yang

BAB 1. Pendahuluan. Bahasa di dalam wacana linguistik diberi pengertian sebagai sistem simbol bunyi

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media komunikasi yang digunakan oleh manusia untuk mengerti

BAB 5 RINGKASAN. memanggil atau menyebut lawan bicara yang sudah kita kenal ataupun yang belum kita

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB 4 SIMPULAN DAN SARAN. terdapat beberapa pronomina persona pertama dan kedua yang fungsinya berada di luar

BAB I PENDAHULUAN. serius, karena terdapat perbedaan yang signifikan dengan bahasa. ibu pembelajar yang didasari oleh berbagai hal.

BAB I. PENDAHULUAN. digunakan oleh kelompok sosial untuk bekerja sama, berinteraksi, dan

BAB I PENDAHULUAN. lambang tertentu ada yang dilambangkan maka yang dilambangkan adalah sesuatu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi dengan sesama manusia baik dalam menyampaikan pesan, informasi,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kelas kata dalam bahasa Jepang yang dapat berdiri sendiri dan dipakai untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kata tunjuk atau pronomina demonstratif dalam bahasa Jepang disebut shiji

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. Partikel sering digunakan dalam ragam lisan maupun tulisan. Penggunaan

PENGGUNAAN SHUUJOSHI JOSEIGO DAN DANSEIGO DALAM KOMIK NIHONJIN NO SHIRANAI NIHONGO VOLUME 1 DAN 2 KARYA HEBIZOU DAN UMINO NAGIKO SKRIPSI

Bab 1. Pendahuluan. dari bahasa. Dirgandini (2004:1), mengemukakan bahwa masyarakat berinteraksi sosial

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

Seseorang yang menyampaikan suatu maksud tertentu sering dilakukan. ketersinggungan seseorang dengan adanya ujaran tertentu. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa yang banyak dipelajari di

BAB I PENDAHULUAN. asing khususnya bahasa Jepang ialah adanya pengaruh Bl (bahasa ibu)

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran bahasa Jepang sebagai bahasa asing pada tingkat SMA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP, DAN KERANGKA TEORI. Shuujoshi Danseigo Pada Komik One Piece Volume 1 Karya Eiichiro Oda

(Asari-chan buku no: 28, halaman: 40) あさり ガンバレ! bersemangat. Berusaha Asari! Pada situasi di atas, penggunaan katakana ada pada kata ガンバレ.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Mirharatulisa Dyah Amoendria, 2013

BAB I PENDAHULUAN. selalu akan ditemukan peraturan-peraturan berbahasa yang disebut juga dengan tata

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa sebagai sistem lambang bunyi yang arbitrer, yang digunakan oleh anggota

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi utama untuk saling berinteraksi satu sama lain. Bahasa adalah sistem

BAB I PENDAHULUAN. bahasa Jepang, ungkapan disebut dengan hyougen. Menurut Ishimori (1994:710),

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi namun juga media untuk melakukan tindakan dan cerminan

JENDER, WANITA, DAN BAHASA JEPANG Sudjianto (Universitas Pendidikan Indonesia)

ANALISIS PENGGUNAAN DANSEIGO DAN JOSEIGO DALAM NOVEL SEKAI KARA NEKO GA KIETA NARA KARYA KAWAMURA GENKI

Pendahuluan. Bahasa adalah alat untuk menyampaikan suatu ide, pikiran, hasrat dan

BAB I PENDAHULUAN. hormat yang digunakan untuk membuat kata-kata menjadi lebih indah. Ciri dari

PENGGUNAAN BAHASA RAGAM PRIA DANSEIGO OLEH TOKOH- TOKOH UTAMA WANITA DALAM KOMIK CHIBI MARUKO CHAN KARYA MOMOKO SAKURA

PENGGUNAAN SHUUJOSHI RAGAM BAHASA WANITA DALAM DRAMA SHOKOJO SEIRA EPISODE 1,2,3 SKRIPSI OLEH: ANINDYA PURI PRIMASWARI NIM

BAB II SOFTWERE JLOOK UP. Softwere kamus Jlook up adalah softwere kamus Jepang yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. bunyi yang arbitrer yang di gunakan oleh para anggota kelompok sosial untuk bekerja

BAB I PENDAHULUAN. adalah alat komunikasi, manusia dapat saling memahami satu sama lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik tertentu seperti huruf yang dipakainya, kosakata, sistem pengucapan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Setiap bahasa memiliki aturan gramatikal yang memuat kaidah-kaidah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hal ini disebabkan karena keunikan dari bahasa-bahasa tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

Bab 1. Pendahuluan. digunakan dalam berkomunikasi pada saat bersosialisasi dengan orang lain sehingga

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

BAB I PENDAHULUAN. subdisiplin diantaranya: sosiolinguistik, psikolinguistik, dialektologi dan

BAB IV KESIMPULAN. Dari analisis kontrastif verba tingkat tutur dalam 敬語 bahasa Jepang dan

Bab 1. Pendahuluan. tidak menyebabkan gangguan pada komunikasi yang terjadi, sehingga komunikasi yang

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Adverbia yang menirukan bunyi atau suara disebut giseigo, sedangkan adverbia yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan karena

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Muthi Afifah,2013

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan bahasa. Bahasa merupakan sistem lambang bunyi yang arbitrer

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sebuah sistem dari simbol vokal yang arbiter yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengolahan data, sampai pada tahap pengambilan kesimpulan, disesuaikan

PENGGUNAAN RAGAM BAHASA PRIA OLEH TOKOH WANITA DALAM ANIME KAICHOU WA MAID SAMA. (Kajian Sosiolinguistik) 会長はメイド様 のアニメにおける女性によって使用されている男性語

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa di dunia memiliki gaya bahasa yang spesifik dan unik sesuai

BAB 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan berbahasanya. Salah satunya bahasa Jepang, Dewasa ini semakin

BAB I PENDAHULUAN. beberapa faktor, salah satunya ialah akibat masuknya pengaruh dari bahasa asing. memiliki kata-kata pinjaman dalam kosakata mereka.

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan ungkapan manusia yang dilafalkan dengan kata-kata dalam. dan tujuan dari sebuah ujaran termasuk juga teks.

BAB I PEDAHULUAN. ujar (speech situations) yang meliputi unsur-unsur penyapa dan yang disapa,

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Bahasa Jepang merupakan salah satu contoh bahasa yang memiliki ragam bahasa dengan ciri khas dan keunikan tersendiri. Menurut Hudson dalam Pateda (2008) ragam bahasa adalah satu kumpulan butir bahasa dengan distribusi yang serupa. Ragam bahasa menurut Pateda (1987:52) terbagi menjadi berbagai jenis ragam bahasa yang dapat dilihat dari segi tempat, waktu, pemakai, situasi, dialek, status, dan pemakaiaannya. Salah satu ragam bahasa yang dibahas pada penelitian ini adalah ragam bahasa berdasarkan pemakai. Ragam bahasa berdasarkan pemakai di antaranya ada pemakai berdasarkan kelamin atau gender. Ragam bahasa gender adalah penutur bahasa yang dapat dibagi atas pria dan wanita (Pateda, 1987:57). Bahasa gender dalam bahasa Jepang, penutur bahasa pria dikenal dengan istilah danseigo dan penutur bahasa wanita disebut dengan joseigo. Sudjianto (2004:204) menjelaskan bahasa 男性語 (danseigo) yang diambil dari kata 男性 (dansei) berarti pria atau laki-laki dan 語 (go) yang berarti bahasa. Danseigo adalah bahasa yang biasa dipakai oleh penutur pria yang tegas, langsung, kasar dan sering kali seperti atasan kepada bawahan. Danseigo sering digunakan pada situasi tidak formal. Bahasa danseigo memiliki pemarkah atau penanda gender. Penanda gender danseigo terdiri dari ninshou daimeishi (pronomina persona/kata ganti orang), shuujoshi (partikel akhir), kandoushi (interjeksi), doushi (kata kerja), dan meishi (kata benda). Penanda danseigo sangat terlihat jelas perbedaannya dengan joseigo dapat dilihat dari penggunaan ninshou daimeishi dan shuujoshi.

Bentuk ninshou daimeishi yang digunakan oleh pria seperti kata ore, boku, omae, dan sebagainya. Contoh penggunaan pronomina yang digunakan oleh pria sebagai berikut: (1) 品川 : なんで俺に聞くんだよ Shinagawa : Nande ore ni kikundayo. Shinagawa : Mengapa lu tanya ke gue? (YTM, 00:18:27, Ep. 06) Contoh kalimat (1) yang menjadi pemarkah atau penanda danseigo adalah ore. Ore merupakan pronomina persona pertama yang memiliki arti saya. Ore sering digunakan oleh pria untuk menunjukkan kemaskulinan, kegarangan dan menunjukkan kedekatan hubungan orang tersebut dengan lawan bicara. Penanda danseigo dilihat dari bentuk partikel akhir (shuujoshi) atau yang biasa digunakan pria adalah shuujoshi さ (sa), ぞ (zo), ぜ (ze), な (na), ( よ ) dan lain-lain. Contoh penggunaan shuujoshi sebagai berikut: (2) 和泉 : 遅刻だぞ早く入れ Izumi : Chikokudazo hayaku haire. Izumi : Sudah terlambat ayo cepat masuk. (YTM, 00:20:51, Ep. 06 ) Contoh kalimat (2) yang menjadi pemarkah atau penanda danseigo adalah shuujoshi zo. Shuujoshi zo merupakah partikel akhir yang sering digunakan dalam bahasa pria saat ingin menegaskan pembicaraan. Penggunaan contoh-contoh kalimat di atas dapat menjadi pemarkah atau penanda dari bahasa gender pria (danseigo), serta status sosial yang dimiliki seorang pria, dan juga terlihat perbedaanya dengan bahasa gender yang biasa digunakan oleh wanita (joseigo). Penggunaan bahasa gender danseigo tidak hanya digunakan oleh pria saja, namun banyak juga ditemukan wanita menggunakan danseigo yang berfungsi untuk

memperlihatkan kemaskulinanan seorang wanita dan sebagai bahasa pergaulan sesama teman akrab. Seperti contoh-contoh kalimat berikut. (3) リンカ : おまえ踊る相手いないんだろ? Rinka : Omae odoru aiteindaro? Rinka : Lu tidak punya pasangan untuk menari kan? (YTM, 00:30:25, Ep. 09) Contoh kalimat (3) di atas dapat dilihat bahwa Rinka menggunakan pronomina persona kedua omae yang biasa dipakai oleh bahasa pria (danseigo). Kemudian Rinka juga menggunakan shuujoshi darou di akhir kalimat. Shuujoshi darou merupakan salah satu penanda bahasa pria (danseigo). Rinka adalah seorang wanita, tetapi menggunakan bahasa pria. Berdasarkan penanda danseigo omae dan darou yang digunakan menunjukkan adanya ketidaksesuaian penggunaa bahasa danseigo dengan gender penutur. Ketidaksesuaian penggunaan bahasa danseigo dengan gender penutur menyebabkan terjadinya penyimpangan bahasa. Penyimpangan bahasa memunculkan permasalahan pada ragam bahasa karena masyarakat tidak menghendaki perilaku kebahasaan yang tidak sesuai dengan norma-norma sosial. Penyimpangan bahasa sudah menjadi hal yang biasa pada perkembangan bahasa saat ini. Seperti halnya untuk ragam bahasa pria yang digunakan oleh wanita atau ragam bahasa wanita yang digunakan oleh pria (Sudjianto dan Ahmad dahidi, 2004:210). Berdasarkan hal tersebut peneliti tertarik untuk meneliti mengenai penggunaan bahasa danseigo yang tidak sesuai dengan gender penuturnya. Sumber data dalam penelitian ini diambil dalam sebuah drama berjudul Yankee Cun to Megane Chan. Drama Yankee Kun to Megane Chan merupakan karya Kawashima Ryutaro yang terdiri dari 10 episode. Drama ini bercerita mengenai kehidupan siswa SMA Monshiro yang berstatus yankee (preman), ingin menjadi anak normal sama seperti anak sekolah lainya. Yankee adalah sebutan bagi remaja berandalan di Jepang.

Orang-orang beranggapan bahwa yankee merupakan preman yang sukanya berkelahi, tidak memperdulikan sekolah, maupun keluarga. Ada empat orang siswa yang berstatus yankee di sekolah tersebut yaitu Shinagawa, dia adalah seorang siswa ditakuti di sekolah Monshiro, karena ia merupakan seorang yankee yang sangat kasar dan garang. Yankee lainnya yaitu Hana, seorang siswi berkacamata yang telah meninggalkan dunia yankee karena dia ingin berubah menjadi anak normal dan menjalankan kehidupan yang normal. Selain Hana, Izumi juga merupakan pemimpin yankee ketika duduk dibangku SMP. Dia meninggalkan kehidupan yankee yang dianggap membosankan. Siswi lainnya yang menjadi yankee adalah Rinka, yang berteman dengan Hana. Mereka mejalani kehidupan di sekolah Monshiro yang awalnya menentang yankee bersekolah di sana, hingga akhirnya orang-orang mulai menerima mereka. Peneliti memilih drama Yankee Kun to Megane Chan sebagai sumber penelitian karena cerita drama ini berlatar belakang kehidupan yankee (preman). Yankee biasanya jarang sekali bersifat lembut sehingga danseigo sangat dipergunakan dalam percakapan sehari-hari dari tokoh yankee. Tokoh yankee dalam drama ini bukan hanya pria tetapi ada juga wanita yang menjadi yankee. sehingga wanita yankee banyak menggunakan ragam bahasa danseigo sebagai penyebab penyimpangan bahasa, walaupun bahasa itu tidak sesuai dengan gendernya sendiri.

1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut. 1. Apa sajakah pemarkah atau penanda danseigo dalam drama Yankee Kun to Megane Chan? 2. Bagaimanakah penggunaan danseigo yang terdapat dalam drama Yankee Kun to Megane Chan? 1.3 Batasan Masalah Berdasarkan dari rumusan masalah di atas perlu dibuat batasan permasalahan. Hal ini dilakukan agar pembahasannya tidak terlalu luas sehingga objek yang akan dibahas akan semakin jelas dan konkrit. Pada penelitian ini akan dibahas mengenai pemarkah dan penggunaan danseigo yang dilihat dari kajian sosiolinguistik. Pemarkah danseigo dan penggunaan danseigo dianalisis dengan menggunakan teori yang dikemukakan oleh Sudjianto dan Ahmad Dahidi. Sumber data penelitian diperoleh dari drama Jepang berjudul Yankee Kun to Megane Chan dari episode 1 sampai episode 10, masing-masing episode dalam drama ini memiliki durasi 45 menit. Data yang diambil berupa kalimat yang mengandung danseigo berdasarkan pronomina persona/kata ganti orang (ninshou daimeishi), partikel akhir (shuujoshi), interjeksi (kandoushi), kata kerja (doushi ), dan kata benda (meishi) pada seluruh tokoh pria dan wanita. Pada penelitian ini tidak hanya menganalisis pemarkah danseigo saja tetapi juga menganalisis mengenai penggunaan danseigo oleh wanita. Data yang peneliti kumpulkan dalam drama Yankee Kun to Megane Chan sebanyak 50 buah, di mana data tersebut diambil berdasarkan kesamaan jenis, situasi sosial dan fungsi dari

pemarkah yang terdapat dalam drama tersebut. Data yang penulis analisis adalah sebanyak 36 buah yang merupakan perwakilan data yang telah dikumpulkan. 1.4 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Menjelaskan pemarkah atau penanda danseigo yang terdapat dalam drama Yankee Kun to Megane Chan. 2. Menjelaskan penggunaan danseigo yang terdapat dalam drama Yankee Kun to Megane Chan. 1.5 Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian ini ada dua yaitu manfaat praktis dan manfaat teoritis. 1. Manfaat Praktis Penelitian ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan bagi penulis dan para pembelajar bahasa Jepang mengenai danseigo dalam drama Yankee Kun to Megane Chan. 2. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan wawasan bagi pengembagan pembelajaran linguistik bahasa Jepang di Indonesia.

1.6 Metode Penelitian Menurut Mardaly (1994:14), metode penelitian adalah suatu metode ilmiah yang memadukan sistematika dan prosedur yang harus ditempuh dengan tidak mungkin meninggalkan setiap unsur, komponen yang diperlukan dalam suatu penelitian. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif bersifat deskriptif. Menurut Mahsun (2007:90) Metode kualitatif yang bersifat deskriptif adalah penelitian yang dilakukan untuk menggambarkan, menjabarkan suatu fenomena yang terjadi saat ini dengan menggunakan prosedur ilmiah untuk menjawab masalah secara aktual. Proses penelitian ini dilakukan dengan tiga langkah metode dan teknik penelitian sesuai yang dikemukakan oleh Sudaryanto (2015:6-8) yaitu pengumpulan data, analisis data, dan penyajian data. 1. Pengumpulan data Pada tahap pengumpulan data peneliti menggunakan metode simak dengan teknik simak bebas libat cakap dalam pemerolehan data. Menurut Mahsun (2005:90), metode simak adalah cara yang digunakan untuk memperoleh data yang dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa, baik secara lisan maupun tertulis. Metode simak memiliki teknik dasar, teknik sadap (menyimak) serta teknik lanjutan (Mahsun, 2007:92-93 ). Teknik dasar dari metode simak yang peneliti gunakan adalah teknik sadap. Teknik sadap dilakukan dengan cara menonton drama Yankee Kun to Megane Chan. Peneliti menyadap penggunaan bahasa baik secara lisan maupun tulisan untuk mengambil data pemarkah atau penanda danseigo yang digunakan oleh pria maupun wanita dalam drama Yankee Kun to Megane Chan. Teknik lanjutan yang peneliti gunakan terbagi dalam dua tahapan. Tahapan pertama adalah teknik SBLC (Simak Bebas Libat Cakap). Pada tahap pengumpulan data peneliti tidak terlibat

langsung dalam penggunaan bahasa melainkan hanya sebagai penyimak penggunaan bahasa dalam drama Yankee Kun to Megane Chan. Tahapan kedua pada teknik lanjutan adalah teknik catat. Pada tahapan ini peneliti melakukan pencatatan atas penggalan percakapan yang sebelumnya sudah disimak. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini terdapat 50 buah, sedangkan data yang dianalisis 36 buah. 2. Analisis data Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode agih. Menurut Sudaryanto (2015:18) metode agih adalah metode analisis yang alat penentunya justru bagian dari bahasa itu sendiri. Teknik lanjutan yang digunakan adalah teknik baca markah. Menurut Kesuma (2007:66) teknik baca markah merupakan teknik analisis data dengan cara membaca pemarkah atau penanda dalam suatu konstruksi. Pemarkah tersebut nampak sebagai bagian yang akan dianlisis (Sudaryanto, 2015:135). Seperti pemarkah yang dianalis dalam penelitan ini adalah ninshou daimeishi (pronomina persona/kata ganti orang) yaitu ore, boku, dan sebagainya. shuujoshi (partikel akhir) yaitu partikel ze, zo, sa dan lainnya. Kandoushi (interjeksi) yaitu oi, kora, dan sebagainya. Meishi (kata benda) yaitu bentou dan sushi. Doushi (kata kerja) yaitu kuu. Langkah-langkah yang digunakan dalam penelitian ini yaitu mengelompokkan atau mengklasifikasikan percakapan-percakapan yang menggunakan ragam bahasa danseigo berdasarkan penanda atau pemarkah danseigo yaitu ninshou daimeishi (pronomina persona/kata ganti orang), shuujoshi (partikel akhir), kandoushi (interjeksi), doushi (kata kerja), dan meishi (kata benda). Kemudian menerjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Langkah selanjutnya menganalisis pemarkah danseigo dan penggunaan danseigo yang terdapat dalam drama Yankee Kun to Megane Chan. Langkah terakhir adalah menyimpulkan hasil penelitan.

3. Penyajian hasil analisis data Penyajian data merupakan penyajian hasil analisis data yang dapat dilakukan dengan dua cara yaitu metode formal dan metode informal. Pada penelitian ini digunakan metode informal. Menurut Sudaryanto (2015:135) meteode penyajian informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa. Data disajikan dalam bentuk deskriptif yaitu dengan cara mendeskripsikan analisis danseigo dalam drama Yankee Kun to Megane Chan. 1.7 Sistematika Penulisan Penelitian ini menggunakan sistematika penulisan yang terdiri dari empat bab, yaitu Bab I adalah bab pendahuluan yang menjelaskan gambaran penelitian ini secara umum yang terdiri dari latar belakang, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Bab II berisi tinjauan pustaka dan landasan teori. Bab III mengenai analisis pemarkah dan penggunaan danseigo. Bab IV meupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran.