BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan stres kerja sampai saat ini masih menjadi tren di berbagai belahan bumi. Di Eropa, permasalahan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berpengaruh terhadap kemajuan perusahaan adalah karyawan yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan tenaga kerja yang berkualitas dan produktif.kebijakan yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti

BAB 1 : PENDAHULUAN. menyelesaikan atau mengatasi stres dengan efektif maka stres tersebut berpotensi

BAB I. A. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mencakup ilmu kedokteran jiwa. Universitas Diponegoro Semarang, Jawa Tengah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pelayanan kesehatan masyarakat memiliki peran besar dalam pelayanan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

PENGARUH BEBAN KERJA DENGAN TINGKAT STRES PADA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG PENYAKIT DALAM RUMAH SAKIT WILLIAM BOOTH SURABAYA

BAB 1 : PENDAHULUAN. jangka panjang terutama terhadap kesehatan, salah satunya perilaku berisiko NAPZA

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini akan di laksnakan di Kelurahan Paguyaman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian kuantitatif

ANALISIS HUBUNGAN BEBAN KERJA DAN LAMA MASA KERJA DENGAN STRES PADA PERAWAT DI PUSKESMAS BLOOTO KOTA MOJOKERTO. Arief Fardiansyah 1 *)

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat ini industrialisasi berkembang dengan pesat. Untuk lebih menjamin

BAB 1 : PENDAHULUAN. membuktikan secara tuntas bahwa konsumsi rokok dan paparan terhadap asap rokok berbahaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB 6 HASIL PENELITIAN

Bab 1 PENDAHULUAN. Rokok adalah salah satu permasalahan kesehatan terbesar yang dialami

BAB III METODE PENELITIAN. antar variabel bebas dan variabel terikat dengan menggunakan pendekatan cross

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan Beban..., Dyah, Fakultas Psikologi 2016

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kalangan masyarakat seperti di lingkungan keluarga, kantor, fasilitas kesehatan, cafe,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Kondisi perekonomian saat ini menunjukkan bahwa perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan cairan empedu, dinding sel, vitamin dan hormon-hormon tertentu, seperti hormon seks dan lainnya (Gondosari, 2010).

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan WTO (World Trade Organization) tahun 2007

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR JENIS KELAMIN DAN DUKUNGAN SOSIAL DENGAN TINGKAT KECEMASAN PADA LANSIA DI DESA LUWANG, GATAK, SUKOHARJO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Sumber daya manusia adalah faktor yang menentukan keberhasilan suatu

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 2, Oktober 2014 ISSN ANALISIS KARAKTERISTIK PEKERJA DENGAN GANGGUAN KETULIAN PEKERJA PABRIK KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. bermacam-macam, berkembang dan berubah. Seseorang bekerja karena

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. daya yang dimiliki seoptimal mungkin, dalam arti perusahaan harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. higiene perusahaan dan kesehatan kerja, memiliki segi-segi khusus yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan kesehatan di Rumah sakit yang diberikan kepada pasien

BAB I PENDAHULUAN. dapat menghasilkan barang atau jasa sebagai produknya (Munandar, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdiri dari berbagai macam individu yang berasal dari berbagai status yang

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 1, April 2016 ISSN

Perbedaan Stres Kerja Antara Pekerja Shift I Dan Shift III Bagian Produksi Di PT. Nusantara Building Industries

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KECEMASAN PADA LANJUT USIA DI PANTI WREDHA DHARMA BHAKTI KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. utama yang tidak dapat digantikan oleh unsur apapun.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan aset berharga, tidak hanya bagi individu tetapi juga

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen Sumber Daya manusia dapat diartikan sebagai pendayagunaan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Pertambahan jumlah hotel di Yogyakarta semakin meningkat. Data Badan

BAB I PENDAHULUAN. corporate governance ini diharapkan ada regulasi serta aturan mengenai

Journal Industrial Servicess Vol. 3 No. 1b Oktober 2017

2015 HUBUNGAN AKTIVITAS FISIK DENGAN KOMPOSISI TUBUH (INDEKS MASSA TUBUH) SISWA KELAS XI SMK NEGERI SE-KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bidan merupakan salah satu sumber daya yang mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 : PENDAHULUAN. tahun itu terus meningkat, baik itu pada laki-laki maupun perempuan. Menurut The

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional yaitu mencari hubungan antara dua variabel dimana dalam

BAB V PEMBAHASAN. Sehingga jenis kelamin, merokok dan trauma tidak memiliki kontribusi terhadap

BAB I PENDAHULUAN. bahwa secara kuantitas, pekerja wanita merupakan faktor tenaga kerja yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan laba pada tingkat yang diinginkannya. Angka profitabilitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Makna hidup seseorang turut ditentukan, sejauh mana seseorang dapat

BAB I PENDAHULUAN. yang hidup dalam lingkungan yang sehat. Lingkungan yang diharapkan adalah yang

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

HUBUNGAN KELAINAN LETAK JANIN DAN PARITAS DENGAN KEJADIAN KETUBAN PECAH SEBELUM WAKTUNYA DI KAMAR BERSALIN RSUD DR. IBNU SUTOWO BATURAJA TAHUN 2015

BAB 5 HASIL PENELITIAN Distribusi Frekuensi Tingkat Kecemasan Dental Anak Usia 6 Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya manusia yang memiliki peran vital dalam. memberikan pelayanan di rumah sakit adalah perawat yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. yakni setelah Cina (200 juta), India (100 juta) dan menyusul

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di masing-masing ruangan operator Sistem

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 : PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat, terutama pada kondisi lingkungan yang di bawah standar. (1)

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menjalankan tugas dan pekerjaanya. SDM merupakan modal dasar pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Mata merupakan organ penting dalam tubuh kita. Sebagian besar

BAB 1 PENDAHULUAN. memperoleh gelar sarjana (Sugiyono, 2013). Skripsi adalah muara dari semua

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi yang berorientasi pada keuntungan finansial maupun organisasi yang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya. Kebutuhan itu dapat bermacam-macam, berubah dan. berkembang dan sering kali tidak disadari oleh pelakunya.

BAB I PENDAHULUAN. dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat. kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya (DepKes RI, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. riskan pada perkembangan kepribadian yang menyangkut moral,

Rina Indah Agustina ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Work-Related Stress: Stres di Era Globalisasi dan Dampak Seriusnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan diperhatikan. Akhir-akhir ini masalah tersebut menjadi hangat lagi setelah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN LAMA WAKTU TANGGAP PERAWAT PADA PENANGANAN ASMA DI INSTALASI GAWAT DARURAT RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

BAB 5 PENUTUP. Determinan unmet..., Muhammad Isa, FE UI, Universitas Indonesia

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di Puskesmas Wonosari Kabupaten. Gunungkidul DIY pada bulan September-Oktober 2016.

HUBUNGAN ANTARA BEBAN KERJA PERAWAT DENGAN PENERAPAN KOMPENSASI PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP RSUD MUNTILAN NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia tidak terlepas dari stres, masalahnya adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. pekerja maupun pihak yang menyediakan pekerjaan. Hal ini sesuai dengan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Permasalahan stres kerja sampai saat ini masih menjadi tren di berbagai belahan bumi. Di Eropa, permasalahan stres kerja menempati urutan ke-2 setelah gangguan muskuloskeletal (Petreanu dkk., 2013). Laporan EU-OSHA (2013) menjelaskan bahwa 51% pekerja melaporkan stres yang berhubungan dengan pekerjaan merupakan hal umum di tempat kerja dan 4 dari 10 pekerja menyatakan bahwa permasalahan stres kerja tidak dikelola dengan baik di lingkungan organisasi mereka. Tingginya angka stres kerja di Eropa menyebabkan pemerintah anggota UNI Eropa turut mengambil bagian untuk menyelesaikan permasalahan yang terjadi. Berdasarkan rapat anggota parlemen dihasilkan sebuah undangundang tata kelola permasalahan, pembuatan standar praktik kerja terbaik, perjanjian antara pemangku kepentingan dalam membuat strategi umum, promosi melalui dialog sosial, penyebaran pengetahuan ilmiah terkait dengan pekerjaan, dan faktor-faktor psikososial, yang kemudian diadopsi sebagai langkah-langkah dalam pengambilan tindakan serta bahan untuk mengevaluasi dan mengelola risiko yang terjadi (European Parliament, 2013). Di kawasan Asia Pasifik tren stres kerja melebihi rata-rata global yang berkisar 48%. Berdasarkan hasil survei Regus pada tahun 2012 yang diperoleh dari CFO Innovation Asia Staff (2016), tingkat stres kerja di negara-negara seperti Malaysia mencapai 57%, Hongkong 62%, Singapura 63%, Vietnam 71%, Cina 73%, Indonesia 73%, dan Thailand 75%. Indonesia mengalami peningkatan sebesar 9% dari tahun sebelumnya yang hanya berada di tingkat 64%. Tingginya persentase stres kerja di Indonesia, selain dipengaruhi oleh faktor di dalam negeri, juga terkait dengan faktor individu dan pekerjaan (Timah, 2014). Kejadian stres kerja erat kaitannya dengan faktor pekerjaan, seperti jadwal kerja, beban kerja, konflik peran, dan konflik interpersonal. Pertama, menurut Winarsunu (2008, dalam Marchelia, 2014) jadwal kerja yang selalu berubah-ubah dapat menyebabkan kelelahan fisik dan mental atau stres kerja. Kedua, beban kerja dapat menyebabkan stres kerja ketika proporsi tugas yang diberikan telalu 1

2 berlebihan dan target kerja yang diberikan oleh pimpinan kepada pekerja kurang adil atau tidak wajar (Fathoni, 2009 dalam Hatmawan, 2015). Ketiga, Konflik peran merupakan konflik yang terjadi akibat pertentangan tanggung jawab dan tugas yang harus dikerjakan, dalam kondisi tertentu hal ini dapat berpengaruh negatif terhadap kesehatan pekerja seperti stres kerja (Rahim, 2002 dalam Giovanni dkk., 2015). Keempat, konflik interpersonal merupakan perselisihan akibat perbedaan pendapat dan pandangan yang dapat melibatkan semua unsur individu di dalam organisasi kerja. Menurut Sliter (2011), konflik interpersonal merupakan salah satu di lingkungan kerja yang dapat menyebabkan stres kerja. Selain faktor pekerjaan, risiko pekerja mengalami stres kerja akan ditentukan oleh faktor individual dari pekerja itu sendiri. Menurut Handoko (2001, dalam Taufiqurrahman dkk., 2014) faktor individual berperan penting dalam proses psikologis untuk menilai suatu pekerjaan. Menurut Notoatmodjo (2007, dalam Febriandini dkk., 2016), faktor individual seperti jenis kelamin, umur, dan masa kerja merupakan faktor internal pekerja yang dapat menyebabkan stres kerja. Pertama, berkaitan dengan jenis kelamin, antara laki-laki dan perempuan mengalami reaksi stres yang berbeda, baik fisik maupun mental, tetapi pada umumnya perempuan lebih sering melaporkan gejala stres, baik secara fisik maupun mental (APA, 2010). Kedua, umur merupakan variabel yang sering memberikan perbedaan tingkat stres pada pekerja. Scott dkk. (2014) merujuk pada penelitiannya membuktikan bahwa pekerja umur dewasa muda lebih rentan mengalami stres kerja dibandingkan dengan pekerja umur dewasa lebih tua. Hal tersebut dipengaruhi oleh pengalaman sehari-hari dan kemampuan mengelola stres kerja. Ketiga, masa kerja merupakan faktor yang dapat berkontribusi terhadap peningkatan stres kerja. Pada umumnya, pekerja yang telah lama bekerja diperusahaan akan semakin betah dengan pekerjaannya. Ketika pekerjaan yang dilakukan bersifat monoton, maka akan menyebabkan kejenuhan, sehingga pekerja menjadi stres (Munandar, 2001). Dari hasil studi pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti di PT Borneo Melintang Buana (BMB) Export pada bulan Maret 2016 terhadap 15 pekerja, diketahui beberapa gejala stres yang ditandai oleh perubahan psikologis dan

3 fisiologis. Secara psikologis, pekerja mengalami penurunan motivasi kerja, kurang percaya diri, berbicara lebih sedikit dari biasanya, dan nafsu makan berkurang. Secara fisiologis, pekerja sering merasa pusing, sakit kepala, otot terasa kaku dan tegang, dan mulut terasa kering. Berdasarkan hasil temuan ini, penting untuk dilakukan penelitian terkait dengan faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja pada pekerja di unit produksi PT. BMB Export tahun 2016. B. Perumusan Masalah Rumusan masalah penelitian ini adalah Apakah jenis kelamin, umur, masa kerja, jadwal kerja, beban kerja, konflik peran, dan konflik interpersonal mempengaruhi stres kerja pada pekerja di Unit Produksi PT. BMB Export tahun 2016? C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja pada pekerja di Unit 2. Tujuan khusus a. Mengetahui pengaruh jenis kelamin terhadap stres kerja pada pekerja di Unit b. Mengetahui pengaruh umur terhadap stres kerja pada pekerja di Unit c. Mengetahui pengaruh masa kerja terhadap stres kerja pada pekerja di Unit d. Mengetahui pengaruh jadwal kerja terhadap stres kerja pada pekerja di Unit e. Mengetahui pengaruh beban kerja terhadap stres kerja pada pekerja di Unit f. Mengetahui pengaruh konflik peran terhadap stres kerja pada pekerja di Unit Produksi PT. BMB Export tahun 2016 g. Mengetahui pengaruh konflik interpersonal terhadap stres kerja pada pekerja di Unit

4 h. Mengetahui pengaruh secara bersama-sama jenis kelamin, umur, masa kerja, jadwal kerja, beban kerja, konflik peran, dan konflik interpersonal terhadap stres kerja pada pekerja di Unit Produksi PT. BMB Export tahun 2016. D. Manfaat Penelitian 1. Bagi perusahaan a. Sebagai bahan evaluasi untuk menilai permasalahan stres kerja pada pekerja di Unit b. Sebagai masukan untuk pencegahan dan pengendalian stres kerja pada pekerja di Unit 2. Bagi pekerja a. Sebagai evaluasi diri untuk mengukur tingkat stres kerja yang mereka alami. b. Sebagai langkah pengendalian untuk menurunkan tingkat stres kerja yang dialami para pekerja serta mencegah dampak yang akan ditimbulkan. 3. Bagi akademik a. Sebagai bahan literatur penelitian mengenai stres kerja pada unit produksi. b. Sebagai langkah awal untuk membentuk kerja sama antara pihak akademisi dengan pihak perusahaan guna menambah wawasan dan pengetahuan mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja. 4. Bagi peneliti Sebagai tambahan pengalaman dan pengetahuan peneliti mengenai permasalahan stres kerja yang dialami oleh pekerja di unit produksi PT BMB Export. E. Keaslian Penelitian Berdasarkan hasil penelusuran literatur yang dilakukan peneliti mengenai jurnal dan hasil studi penelitian sebelumnya berkaitan dengan stres kerja, ditemukan beberapa penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan, antara lain: 1. Aujada, dkk. (2015) melakukan penelitian mengenai pengaruh beban kerja, lingkungan kerja, dan pengawasan terhadap stres kerja di PT. Daya Manunggal Salatiga Semarang. Persamaan penelitian ialah menggunakan disain studi cross

5 sectional. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan adalah pada penelitian terdahulu stres kerja diukur berdasarkan beban kerja, lingkungan kerja, dan pengawasan, sedangkan pada penelitian yang dilakukan stres kerja diukur berdasarkan jenis kelamin, umur, dan masa kerja, jadwal kerja, beban kerja, konflik peran, dan konflik interpersonal. 2. Febriana (2013) melakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi stres kerja pada pekerja lapangan PT. Hasnur Riung Sinergi Tapin. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan ialah menilai hubungan shift kerja dengan stres kerja. Perbedaan penelitian yang terdahulu dengan yang dilakukan terdapat pada teknik analisis data (penelitian terdahulu menggunakan analisis korelasi dan penelitian yang dilakukan menggunakan analisis chi-square). Selain itu, terdapat perbedaan variabel independen untuk menilai penyebab stres kerja, penelitian terdahulu menilai penyebab stres kerja berdasarkan kebisingan, shift kerja, dan kelelahan kerja, sedangkan pada penelitian yang dilakukan mengukur stres kerja berdasarkan jenis kelamin, umur, masa kerja, jadwal kerja, beban kerja, konflik peran, dan konflik interpersonal. 3. William (2014) melakukan penelitian mengenai pengaruh stres kerja terhadap kinerja karyawan bagian produksi di PT. Cahaya Kalbar Tbk Pontianak. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang dilakukan ialah mengukur tingkat stres kerja dengan disain studi cross sectional. Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang dilakukan terdapat pada tujuan penelitian. Penelitian terdahulu mengukur stres kerja untuk mengetahui kinerja karyawan, sedangkan penelitian yang dilakukan bertujuan untuk mengukur stres kerja tanpa memelihat pengaruh terhadap faktor yang lain. Berdasarkan beberapa penelitian terkait dengan stres kerja di atas, terdapat kebaruan pada varibel independen yang diteliti. Pada penelitian sebelumnya, variabel independen jenis kelamin dan umur belum diteliti, sedangkan pada penelitian yang dilakukan, varibel independen yang belum diteliti tersebut diukur secara bersamaan dengan masa kerja, beban kerja, konflik peran, serta konflik interpersonal yang dapat mempengaruhi variabel dependen (stres kerja).