BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang"

Transkripsi

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Undang-Undang Dasar 1945 pasal 2 ayat 1 menetapkan bahwa setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. Hal tersebut mengandung makna bahwa setiap pekerja berhak atas kondisi kerja yang sehat, selamat serta bebas dari segala risiko akibat kerja, kecelakaan ataupun penyakit akibat kerja seperti halnya stres kerja (Budiono et al., 2003). Stres kerja adalah suatu reaksi fisiologis ataupun psikologis terhadap suatu kejadian yang dipersepsikan oleh individu sebagai ancaman di tempat kerja (Riggio, 2009). Oleh karena itu, stres kerja merupakan masalah serius yang bisa menimbulkan dampak negatif terhadap karyawan maupun organisasi. WHO (Word Health Organization) menyatakan bahwa stres merupakan penyakit epidemi yang menyebar bukan hanya di Amerika tetapi di seluruh dunia. Bahkan dalam laporan PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa), penyakit stres kerja ini mendapat julukan penyakit abad 20. Penelitian Northwestern National Life Insurance tahun 1993 menyimpulkan bahwa 1 juta kasus absensi pekerja berkaitan dengan masalah stres, 1/3 pekerja yang mengalami stres berniat untuk langsung mengundurkan diri, sekitar 70% menyatakan bahwa stres akibat kerja telah merusak kehidupan fisik dan mental pekerja. Selain itu, sekitar 27% aspek pekerjaan dapat menimbulkan stres kerja bagi pekerja paling tinggi, sedangkan sekitar 46% sangat atau luar biasa tinggi (Losyk, 2007). Stres di tempat kerja dapat dialami oleh setiap orang yang dapat berdampak terhadap kualitas hidup pekerja dengan tidak memandang jenis pekerjaannya. Stres kerja bisa saja dialami oleh pekerja yang ada di lingkungan perguruan tinggi. Berdasarkan Undang-Undang RI Nomor 12 Tahun 2012, perguruan tinggi merupakan suatu jenjang pendidikan yang mencakup program diploma, sarjana, magister, doktor, profesi, spesialis, yang diselenggarakan sesuai dengan 1

2 2 kebudayaan bangsa Indonesia. Perguruan tinggi bertujuan untuk mengembangkan kemampuan mahasiswa yang inovatif, responsif, kreatif, terampil, berdaya saing dan kooperatif, sehingga mampu menghasilkan lulusan yang ahli sesuai dengan kebutuhan di masyarakat. Oleh karena itu, perguruan tinggi dituntut untuk mampu meningkatkan kualitasnya. Peningkatan kualitas di perguruan tinggi dapat tercapai jika didukung oleh sumber daya manusia (SDM) yang baik (Pemerintah RI, 2012). Sumber daya manusia (SDM) di perguruan tinggi terdiri dari dosen dan staf administrasi. Dosen dan staf administrasi memiliki tugas dan fungsi masingmasing, sehingga dalam hal ini penting memperhatikan kesehatan dan keselamatan kerja karyawan. Perlindungan kesehatan dan keselamatan tersebut dilakukan agar karyawan secara aman melakukan pekerjaannya dengan kondisi kesehatan yang baik serta terhindar dari stres akibat kerja. Beberapa hasil penelitian terdahulu menunjukkan bahwa stres di universitas merupakan masalah yang mengkhawatirkan. Dari karyawan di Universitas Quebec ditemukan bahwa yang mengalami tekanan psikologis yang tinggi sekitar 40% dari 20% sampel tersebut (Biron et al., 2008). Selain itu, sebuah proyek mengenai stres pada karyawan universitas di Australia oleh Winefield tahun 2000 menemukan bahwa baik staf umum maupun staf akademik mengalami peningkatan terhadap stres dalam 5 tahun terakhir, dengan staf akademik mengalami tingkat stres yang lebih tinggi dibandingkan dengan staf umum (Winefield et al., 2002). Pada tahun 2001, survei yang dilakukan pada karyawan Australian Metropolitian University menunjukkan tingginya kadar stres psikologis yang dialami karyawan universitas (Winefield dan Jarrett, 2001). Pada tahun 2002, sekitar 50% dari karyawan Universitas Australia yang berpartisipasi dalam penelitian mengalami risiko stres kerja (Winefield et al., 2002). Selanjutnya menurut Winefield et al. (dalam Shen et al., 2014), tenaga pengajar merupakan suatu profesi yang sangat berkaitan dengan stres yang tinggi, terbukti pada penelitian yang dilakukan pada 17 universitas di Australia ditemukan bahwa 43% dari staf akademi dan 37% dari staf non akademi mengalami stres kerja. Hal ini sejalan juga dengan penelitian Catano et al. (2007)

3 3 bahwa tingkat keseluruhan stres pada staf akademik di Universitas Kanada sangat tinggi. Bahkan dalam Karihe et al. (2015) diketahui bahwa pada bulan November 2011 terjadi pemogokan besar-besaran secara nasional yang dilakukan oleh semua pekerja universitas publik di Kenya yang menyebabkan beberapa universitas tutup. Fenomena stres kerja di perguruan tinggi juga terjadi di Indonesia. Beberapa penelitian terdahulu mengenai stres kerja seperti yang dilakukan oleh Badra (2004), menemukan bahwa rata-rata stres kerja staf akademik di Akper Sorong adalah menengah (56,72). Arismunandar (dalam Safaria, 2011) menemukan bahwa 30,27% yaitu sekitar dari guru mengalami stres kerja berat. Penelitian Satriyo dan Survival (2014) menemukan bahwa terjadi pengaruh yang signifikan secara langsung antara stres kerja terhadap burnout dosen. Selanjutnya penelitian Lubis dan Budiman (2014) menyimpulkan bahwa stres kerja dapat dipengaruhi oleh faktor eksternal maupun internal. Menurut Tarwaka et al. (2004), stres kerja yang dialami seseorang dapat disebabkan karena beberapa faktor, antara lain: kondisi individu (umur, jenis kelamin, temperament, genetika, intelegensia, pendidikan, dan kebudayaan), ciri kepribadian (introver atau ekstrover, tipe A dan tipe B, tingkat emosi, kepasrahan, kepercayaan diri), sosial kognitif (dukungan sosial, hubungan sosial dengan lingkungan sekitarnya), dan strategi untuk menghadapi setiap stres yang muncul. Menurut Robin (dalam Setyawati, 1994), masa kerja merupakan faktor predisposisi yang penting dalam menentukan respon tubuh terhadap stres. Individu dengan masa kerja yang yang lebih singkat kemungkinan akan bereaksi secara lebih negatif terhadap terjadinya ketegangan dibandingkan individu dengan masa kerja yang lebih lama. Hal ini disebabkan oleh pengalaman, karena masa kerja yang tinggi akan memberikan pengalaman yang luas pada pekerja, sehingga cenderung lebih tahan terhadap tekanan-tekanan dalam pekerjaan daripada individu dengan sedikit pengalaman. Menurut Biron et al. (2008), sumber-sumber stres yang memiliki risiko tinggi terhadap gangguan kesehatan karyawan salah satunya adalah rendahnya hubungan dengan atasan, sesama karyawan maupun dengan bawahan. Hasil penelitian

4 4 Khairat (2008) menunjukkan ada pengaruh komunikasi interpersonal terhadap stres kerja karyawan, bahwa semakin baik komunikasi interpersonal, akan semakin rendah terjadinya stres kerja karyawan, dan sebaliknya jika komunikasi interpersonal kurang baik, maka stres karyawan semakin tinggi. Menurut Luthans (2006), gejala stres kerja yang dialami pekerja dibagi secara umum menjadi antara lain sebagai berikut: gejala fisik (mudah lelah secara fisik, tekanan darah tinggi, sakit kepala, sakit punggung, diare, sembelit, gangguan pernafasan, lebih sering berkeringat, kanker, ketegangan otot, gangguan tidur), gejala psikologis (kecemasan, cepat marah, gelisah, defresi, kebosanan, kesulitan berkonsentrasi, ketidakpuasan kerja), gejala perilaku (makan yang sedikit atau bahkan berlebihan sehingga bisa menurunkan atau menaikkan berat badan, mengalami kesulitan tidur, merokok, minum, penyalahgunaan obat-obatan, meningkatkan absensi, menunda atau menghindari pekerjaan, penurunan kualitas hubungan interpersonal). Munculnya gejala stres di kalangan staf akademik di perguruan tinggi akan menimbulkan masalah dan kerugian bagi institusi. Di Indonesia, perguruan tinggi dapat berbentuk akademi, institut, politeknik, sekolah tinggi, dan universitas. Perguruan tinggi dapat menyelenggarakan pendidikan akademik, profesi, dan vokasi dengan program pendidikan diploma (D1, D2, D3, D4), sarjana (S1), magister (S2), doktor (S3), dan spesialis. STIKES X merupakan suatu lembaga pendidikan di bidang kesehatan program sarjana (S1) yang pertama berdiri di Bengkulu, sesuai dengan Surat Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 147/D/O/2001 tanggal 30 Agustus 2001 tentang Pemberian Izin Penyelenggaraan Program-program Studi dan Pendirian Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) X Bengkulu. Hingga saat ini STIKES X terdiri dari Program Studi S1 Kesehatan Masyarakat, Program Studi S1 Keperawatan dan Ners, Program Studi D-III Kebidanan dan D- IV Kebidanan dengan karyawan baik dosen maupun staf administrasi seluruhnya berjumlah 55 karyawan, baik laki-laki maupun perempuan. Berdasarkan hasil wawancara pendahuluan yang telah dilakukan terhadap dosen tetap di STIKES X, diketahui bahwa ada beberapa yang merasakan mudah lelah selama bekerja, merasakan pusing yang mengakibatkan sulit berkonsentrasi

5 5 bahkan ada perasaan kurang nyaman karena interaksi interpersonal yang kurang baik, seperti adanya keengganan untuk menegur lebih dulu pada rekan kerja apabila berpapasan, ketika rekan kerja sedang menghadapi masalah dalam pekerjaan ada yang lebih cenderung untuk tidak terlalu ikut campur dan juga ada yang memberikan saran atau kritikan dengan penyampaian yang kurang baik. Apalagi profesi sebagai dosen tersebut membutuhkan kemampuan dalam mengambil keputusan yang cepat, menyeimbangkan tuntutan, serta menjalin hubungan kerja baik dengan atasan, rekan kerja maupun mahasiswa. Selain itu, beberapa dosen ada yang baru sekitar 3 tahun bekerja dan ada juga yang mereka baru saja menyelesaikan pendidikan S1 sudah diangkat untuk menjadi dosen sehingga mereka kadang-kadang merasakan gelisah, jantung berdebar ketika sedang bekerja dengan profesinya sebagai dosen, merasakan bosan, jenuh dan kurang bersemangat untuk bekerja, akibatnya ada beberapa pekerjaan yang sering tertunda. Beberapa hal yang dialami oleh dosen tetap tersebut merupakan gejala stres yang diakibatkan oleh pekerjaannya. Berdasarkan hal tersebut, penulis tertarik untuk meneliti hubungan antara masa kerja dan interaksi interpersonal dengan stres kerja pada dosen tetap di STIKES X Bengkulu. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang tersebut, rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Adakah hubungan antara masa kerja dengan stres kerja pada dosen tetap di STIKES X Bengkulu? 2. Adakah hubungan antara interaksi interpersonal dengan stres kerja pada dosen tetap di STIKES X Bengkulu? 3. Adakah hubungan antara masa kerja dan interaksi interpersonal dengan stres kerja pada dosen tetap di STIKES X Bengkulu?

6 6 C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Untuk mengetahui hubungan antara masa kerja dan interaksi interpersonal dengan stres kerja pada dosen tetap di STIKES X Bengkulu. 2. Tujuan khusus a. Untuk mengetahui hubungan antara masa kerja dengan stres kerja pada dosen tetap di STIKES X Bengkulu. b. Untuk mengetahui hubungan antara interaksi interpersonal dengan stres kerja pada dosen tetap di STIKES X Bengkulu. c. Untuk mengetahui hubungan antara masa kerja dan interaksi interpersonal dengan stres kerja pada dosen tetap di STIKES X Bengkulu D. Manfaat Penelitian 1. Bagi institusi Institusi dalam hal ini STIKES X Bengkulu dapat mengetahui sejauh mana hubungan antara masa kerja dan interaksi interpersonal dengan stres kerja pada dosen tetap di STIKES X Bengkulu. Sehingga dapat dijadikan bahan pertimbangan instansi untuk mengatasi stres kerja dosen tetap. 2. Bagi dosen tetap Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi kepada dosen tetap mengenai hubungan antara masa kerja dan interaksi interpersonal dengan stres kerja pada dosen tetap sehingga dapat dilakukan upaya penanggulangan. 3. Bagi peneliti Dapat menambah wawasan mengenai faktor yang berhubungan dengan stres kerja dan meningkatkan kemampuan dan keterampilan serta menambah wawasan dan pengalaman untuk penelitian selanjutnya. E. Keaslian Penelitian Berikut ini ada beberapa penelitian yang berkaitan dengan stres kerja: 1. Triana et al. (2015) meneliti kontribusi persepsi pada beban kerja dan kecerdasan emosi terhadap stres kerja guru SMP yang tersertifikasi. Tujuan

7 7 penelitian tersebut untuk mengetahui kontribusi persepsi pada beban kerja dan kecerdasan emosi terhadap stres kerja guru yang tersertifikasi. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan propotional random sampling dan data dianalisis dengan menggunakan regresi berganda. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah pada variabel penelitian stres kerja. Perbedaan dengan penelitian ini adalah lokasi penelitian, subjek penelitian, analisis data, teknik pengambilan sampel serta pada variabel masa kerja dan interaksi interpersonal. 2. Kusnandi (2014) meneliti hubungan antara beban kerja dan self-efficacy dengan stres kerja pada dosen universitas X. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui hubungan antara beban kerja dan self-efficacy dengan stres kerja pada dosen universitas X. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan accidental sampling dan data dianalisis dengan menggunakan pearson dan regresi berganda. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah pada variabel stres kerja. Perbedaan dengan penelitian ini adalah lokasi penelitian, analisis data, teknik pengambilan sampel serta pada variabel masa kerja dan interaksi interpersonal. 3. Safaria (2011) meneliti peran religious coping sebagai moderator dari job insecurity terhadap stres kerja pada staf akademik. Tujuan dari penelitian tersebut adalah untuk mengetahui hubungan antara job insecuruty dan religious coping sebagai moderator dengan job stress pada staf akademik sebuah universitas di Yogyakarta. Data dianalisis menggunakan teknik moderated regression. Persamaan penelitian tersebut dengan penelitian yang peneliti lakukan adalah pada variabel stres kerja. Perbedaan dengan penelitian ini adalah lokasi penelitian, analisis data, teknik pengambilan sampel serta pada variabel masa kerja dan interaksi interpersonal.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kedokteran beserta

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kedokteran beserta BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kesehatan kerja merupakan spesialisasi ilmu kedokteran beserta prakteknya yang bertujuan agar pekerja masyarakat memperoleh derajat kesehatan setinggi-tingginya, baik

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat

BAB 1 PENDAHULUAN. kepentingan diri sendiri tetapi juga untuk kepentingan yang memberi manfaat BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pada era gobalisasi seperti ini, bekerja bukan hanya menjadi kemauan tetapi menjadi sebuah tuntutan. Bekerja hakekatnya merupakan bagian dari hidup manusia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam kehidupan modern yang makin kompleks, manusia akan cenderung mengalami stres apabila ia kurang mampu mengadaptasikan keinginan-keinginan dengan kenyataan-kenyataan

Lebih terperinci

KUESIONER. Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat Di IGD RSAB Harapan Kita

KUESIONER. Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat Di IGD RSAB Harapan Kita KUESIONER Hubungan Beban Kerja dengan Stres Kerja Perawat Di IGD RSAB Harapan Kita Mohon bantuan Bapak/Ibu/Saudara/I untuk menjawab kuesioner ini. Kuesioner ini dibuat untuk kepentingan skripsi penelitian

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia merupakan aset yang paling penting bagi organisasi, dimana pada hakekatnya berfungsi sebagai faktor penggerak bagi setiap kegiatan di dalam

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (2011), pada tahun BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan derajat kesehatan dan kesejahteraan penduduk, berpengaruh terhadap peningkatan Usia Harapan Hidup (UHH) masyarakat di Indonesia. Menurut laporan Perserikatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. utama yang tidak dapat digantikan oleh unsur apapun.

BAB I PENDAHULUAN. utama yang tidak dapat digantikan oleh unsur apapun. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam suatu perusahaan unsur manusia merupakan perangkat yang paling menentukan dalam mencapai tujuan kegiatannya, terutama berkaitan erat dengan kebijaksanaan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk menjaga homeostatis dan kehidupan itu sendiri. Kebutuhan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia mempunyai kebutuhan tertentu yang harus dipenuhi secara memuaskan melalui proses homeostasis, baik fisiologis maupun psikologis. Kebutuhan merupakan suatu hal

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hasil penelitian yang memenuhi syarat-syarat ilmiah dan digunakan sebagai

BAB I PENDAHULUAN. hasil penelitian yang memenuhi syarat-syarat ilmiah dan digunakan sebagai 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan orang yang belajar di sekolah tingkat perguruan tinggi untuk mempersiapkan dirinya bagi suatu keahlian tingkat sarjana (Budiman, 2006). Syarat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah

BAB I PENDAHULUAN. sebelum dan selama menstruasi bahkan disertai sensasi mual. 1 Dalam istilah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada saat menstruasi sebagian besar perempuan sering mengalami keluhan sensasi yang tidak nyaman seperti nyeri pada perut bagian bawah sebelum dan selama menstruasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tenaga kerja sebagai sumber daya manusia tentunya sangat berperan dalam suatu perusahaan, sehingga dibutuhkan tenaga kerja yang terdidik dan siap pakai untuk mendukung

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan faktor-faktor yang dapat menimbulkan gangguan kesehatan 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia, yaitu dapat memberikan kepuasan, tantangan, bahkan dapat pula menjadi gangguan dan

Lebih terperinci

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR

PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR PENGARUH BRAIN GYM TERHADAP PENURUNAN TINGKAT STRES PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI D IV FISIOTERAPI TINGKAT AKHIR Skripsi Ini Disusun Untuk Memenuhi Persyaratan Dalam Mendapatkan Gelar Sarjana Sains Terapan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teknologi pada masa sekarang. Oleh karena itu kualitas dari sebuah organisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. teknologi pada masa sekarang. Oleh karena itu kualitas dari sebuah organisasi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hidup dalam atmosfer kerja abad ke-21 ini tidaklah mudah. Segala sesuatunya tampak saling mendesak dan menuntut untuk segera dipenuhi. Dalam sebuah organisasi,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sebuah organisasi atau perusahaan yang maju tentunya tidak lain didukung pula oleh sumber daya manusia yang berkualitas, baik dari segi mental, spritual maupun

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pekerjaan merupakan bagian yang memegang peranan penting bagi kehidupan manusia yang dapat memberikan kepuasan dan tantangan, sebaliknya dapat pula merupakan gangguan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1

HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN. Skripsi. Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 HUBUNGAN ANTARA SENSE OF HUMOR DENGAN STRES KERJA PADA KARYAWAN Skripsi Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam mencapai derajat Sarjana S-1 Diajukan Oleh : Tiara Noviani F 100 030 135 FAKULTAS PSIKOLOGI

Lebih terperinci

Work-Related Stress: Stres di Era Globalisasi dan Dampak Seriusnya

Work-Related Stress: Stres di Era Globalisasi dan Dampak Seriusnya Work-Related Stress: Stres di Era Globalisasi dan Dampak Seriusnya Era globalisasi menuntut seseorang untuk berevolusi menjadi workaholic. Banyak pekerja di negara maju atau di kota-kota besar harus bertahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. kelompok, dan masyarakat baik sehat maupun sakit. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang International Council of Nurses mendefinisikan keperawatan adalah profesi yang bertujuan melindungi, meningkatkan dan merehabilitasi kesehatan individu, keluarga, serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada era globalisasi ini teknologi berkembang semakin pesat, begitu pula dengan teknologi dibidang kesehatan. Selain itu, juga kebutuhan akan kesehatan pada masyarakat

Lebih terperinci

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016. 47 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Hasil 1. Lokasi Penelitian Penelitian tentang Hubungan Antara Faktor Demografi dengan Pada Penderita Hipertensi di Kabupaten Gunungkidul DIY telah dilakukan di Puskesmas

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit.

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan promotif dan preventif baik sehat maupun sakit. BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini akan diuraikan latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian, hipotesis penelitian, manfaat penelitian. A. Latar Belakang Pelayanan kesehatan masyarakat merupakan upaya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Keberhasilan pembangunan di berbagai bidang khususnya di bidang kesehatan, pendidikan, dan pengetahuan telah membawa kemajuan salah satunya yaitu meningkatnya usia

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pertumbuhan rumah sakit dalam 20 tahun belakangan ini meningkat dengan pesat, terutama di kota-kota besar. Banyaknya jumlah rumah sakit tersebut tentunya akan menimbulkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah

BAB I PENDAHULUAN. semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan jaman yang semakin maju menuntut masyarakat untuk semakin menyadari pentingnya mendapatkan pendidikan setinggi mungkin. Salah satu tujuan seseorang

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1. Stres Kerja 2.1.1. Pengertian Stres Menurut Vaughan dan Hogh (2002) stres adalah suatu kondisi psikologis yang terjadi ketika suatu stimulus diterima sebagai suatu hambatan atau

Lebih terperinci

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sesuai undang-undang Kesehatan RI No.23 tahun 1992, pasal 23 tentang Kesehatan Kerja, bahwa upaya kesehatan kerja harus diselenggarakan disemua tempat kerja, khususnya

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun

BAB I PENDAHULUAN. banyaknya jumlah lembaga pendidikan yang ada di Indonesia baik negeri maupun BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Persaingan dalam dunia pendidikan saat ini semakin kompetitif, tidak terkecuali persaingan dalam peningkatan kualitas di Indonesia. Hal itu ditunjukkan dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia

BAB I PENDAHULUAN. hiperkolesterolemia, dan diabetes mellitus. angka kejadian depresi cukup tinggi sekitar 17-27%, sedangkan di dunia BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam beberapa tahun terakhir, sejumalah faktor psikososial seperti stress, depresi, kelas sosial, dan kepribadian tipe A dimasukkan dalam faktor risiko klasik untuk

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus

BAB I PENDAHULUAN. dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Skripsi adalah karya ilmiah yang wajib ditulis oleh mahasiswa sebagai bagian dari persyaratan akhir pendidikan akademisnya pada program strata satu (Kamus

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit sebagai salah satu institusi pelayanan kesehatan bertanggung jawab dalam memberikan pelayanan yang bermutu kepada masyarakat sesuai standar yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, tindakan medis, dan diagnostik serta upaya rehabilitas

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan, tindakan medis, dan diagnostik serta upaya rehabilitas BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Rumah sakit merupakan salah satu bentuk instansi atau organisasi yang bergerak di bidang jasa. Rumah sakit mempunyai tujuan untuk memberikan pelayanan kesehatan,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat, karena banyakdari kaum laki-laki maupun perempuan, tua

BAB I PENDAHULUAN. bagi masyarakat, karena banyakdari kaum laki-laki maupun perempuan, tua BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pada zaman sekarang ini banyak sekali ditemui dimasyarakat Indonesia kebiasaan merokok. Rokok bukanlah suatu hal yang asing lagi bagi masyarakat, karena banyakdari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bidan merupakan salah satu sumber daya yang mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bidan merupakan salah satu sumber daya yang mempunyai peran BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bidan merupakan salah satu sumber daya yang mempunyai peran penting di rumah sakit. Bidan bertugas memberikan asuhan kebidanan. Tugas bidan sangat penting karena

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang mencakup fasilitas, peraturan yang diterapkan, hubungan sosial

BAB I PENDAHULUAN. kerja yang mencakup fasilitas, peraturan yang diterapkan, hubungan sosial BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perawat merupakan tenaga profesional yang berhadapan langsung dengan pasien selama 24 jam. Perawat dalam memberikan pelayanan kesehatan bekerja sama dengan tenaga kesehatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi di masyarakat masih menjadi sebuah masalah di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan gigi di masyarakat masih menjadi sebuah masalah di Indonesia. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan gigi di masyarakat masih menjadi sebuah masalah di Indonesia. Berdasarkan hasil wawancara oleh Departemen Kesehatan sebesar 25,9% penduduk Indonesia mempunyai

Lebih terperinci

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 1. Beban Kerja 1.1 Defenisi Beban kerja Beban kerja adalah kemampuan tubuh pekerja dalam menerima pekerjaan. Dari sudut pandang ergonomi, setiap beban kerja yang diterima seseorang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya

BAB 1 PENDAHULUAN. Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Karyawan perusahaan sebagai makhluk hidup merupakan sumber daya dinamis yang mempunyai pemikiran, perasaan dan tingkah laku yang beraneka ragam. Jika terjadi pengelolaan

Lebih terperinci

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI

PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI PEDOMAN WAWANCARA DAN OBSERVASI Pedoman Wawancara 1. Latar belakang berkaitan dengan timbulnya kecemasan - Kapan anda mulai mendaftar skripsi? - Bagaimana perasaan anda ketika pertama kali mendaftar skripsi?

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang setiap hariberhubungan dengan pasien. Rumah

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan yang setiap hariberhubungan dengan pasien. Rumah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu organisasi yang bergerak di bidang pelayanan kesehatan yang setiap hariberhubungan dengan pasien. Rumah sakit sebagai salah satu sub sistem

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang memiliki BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan yang memiliki peranan penting sebagai penunjang kesehatan masyarakat. Keberhasilan suatu rumah sakit

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan jumlah penduduk terjadi secara global, tidak terkecuali di Indonesia. Adapun peningkatan tajam terjadi pada kelompok penduduk lanjut usia (lansia), yakni

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode survey deskriptif, yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode survey deskriptif, yaitu 29 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penelitian Penelitian yang dilakukan menggunakan metode survey deskriptif, yaitu metode yang diarahkan untuk memecahkan masalah dengan cara memaparkan atau menggambarkan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pelayanan rawat inap merupakan kegiatan yang dilakukan di ruang rawat inap dalam upaya peningkatan kesehatan berupa pencegahan penyakit, penyembuhan, pemulihan serta

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Tenaga kerja menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun BAB I A. Latar Belakang PENDAHULUAN Tenaga kerja menurut Undang-Undang Republik Indonesia No. 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan

Lebih terperinci

******* Dedicated for God,pap,mum,brother and sister..

******* Dedicated for God,pap,mum,brother and sister.. Untuk mengetahui nilai Satu Tahun, Tanyakan seorang siswa yang gagal dalam ujian kenaikannya Untuk mengetahui nilai Satu Bulan, Tanyakan seorang Ibu yang melahirkan bayi prematur Untuk mengetahui nilai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah.

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan. perubahan fisik seperti meningkatnya tekanan darah. BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah Kazdin (2000) dalam American Psychological Association mengatakan kecemasan merupakan emosi yang ditandai dengan perasaan tegang, pikiran khawatir dan perubahan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi menjadi fenomena yang sangat penting dalam dunia kerja.

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi menjadi fenomena yang sangat penting dalam dunia kerja. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Modernisasi menjadi fenomena yang sangat penting dalam dunia kerja. Selain dampaknya terhadap penggunaan alat-alat produksi dan strategi pemasaran. Modernisasi juga

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumberdaya, baik modal BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Rumah sakit merupakan suatu institusi atau organisasi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang luas dan menyeluruh, padat pakar dan padat modal. Rumah sakit melaksanakan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada

BAB I PENDAHULUAN. emosional dan fisik yang bersifat mengganggu, merugikan dan terjadi pada BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Stres adalah kondisi fisik dan psikologis yang disebabkan karena adaptasi seseorang pada lingkungan. Stres kerja didefinisikan sebagai respon emosional dan fisik yang

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi

BAB 1 PENDAHULUAN. dipungkiri bahwa dengan adanya perkembangan ini, masalah yang. manusia. Menurut National Institute of Mental Health, 20% populasi BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia semakin mengalami perkembangan ke era globalisasi. Dengan adanya perkembangan zaman ini, masyarakat dituntut untuk mengikuti perkembangan modern. Tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular dan penyakit kronis. Salah satu penyakit tidak menular BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit adalah suatu keadaan abnormal tubuh atau pikiran yang menyebabkan ketidaknyamanan disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya. Ada beberapa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan alkohol pada tahun 2002, dan penyebab utama terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan alkohol pada tahun 2002, dan penyebab utama terjadinya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Data dari WHO tercatat 91 juta orang yang terjejas karena penggunaan alkohol pada tahun 2002, dan penyebab utama terjadinya kecelakaan dan tindak kriminal di dunia.

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan fisik yang tidak sehat, dan stress (Widyanto, 2014). BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan individu yang berada pada tahapan dewasa akhir yang usianya dimulai dari 60 tahun keatas. Setiap individu mengalami proses penuaan terlihat dari

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang kredit serta memberikan suatu kredit.

BAB I PENDAHULUAN. dalam lalu lintas pembayaran dan peredaran uang kredit serta memberikan suatu kredit. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Bank adalah lembaga keuangan yang usaha pokoknya adalah menghimpun dana dan menyalurkan kembali dana tersebut ke masyarakat dalam bentuk memberikan jasajasa

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Pasien dengan penyakit kronis pada stadium lanjut tidak hanya mengalami BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Penyakit kronik merupakan suatu kondisi dimana terjadi keterbatasan pada kemampuan fisik, psiologis dan kognitif dalam melakukan fungsi harian, atau kondisi yang memerlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep

BAB I PENDAHULUAN survei rutin yang dilakukan rutin sejak tahun 1991 oleh National Sleep BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Setiap tahun angka kejadian insomnia terus meningkat, diperkirakan sekitar 20% sampai 50% orang dewasa melaporkan adanya gangguan tidur atau insomnia, dan sekitar 17%

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Karyawan merupakan satu-satunya aset yang tidak dapat digandakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Karyawan merupakan satu-satunya aset yang tidak dapat digandakan oleh BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang Karyawan merupakan satu-satunya aset yang tidak dapat digandakan oleh manusia lain karena tiap-tiap orang adalah makhluk unik yang diciptakan oleh Maha Pencipta dengan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan

BAB I PENDAHULUAN. tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kanker adalah segolongan penyakit yang ditandai dengan pembelahan sel yang tidak terkendali dan kemampuan sel-sel tersebut untuk menyerang jaringan bilogis lainnya,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mahasiswa merupakan sebutan bagi seseorang yang sedang menempuh perguruan tinggi. Masa perguruan tinggi dengan masa SMA sangatlah berbeda, saat duduk dibangku perguruan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dan kekuatan tubuh yang menyebabkan aktivitas kerja terganggu, tubuh

BAB 1 PENDAHULUAN. kemampuan dan kekuatan tubuh yang menyebabkan aktivitas kerja terganggu, tubuh BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronis (GGK) merupakan gangguan fungsi ginjal yang bersifat progresif dan irreversibel. Kerusakan ginjal ini mengakibatkan masalah pada kemampuan dan kekuatan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Perawat merupakan suatu bagian dari seluruh proses pelayanan yang mempunyai peran sangat besar dalam rumah sakit. Tugas perawat secara umum adalah memberikan pelayanan

Lebih terperinci

berada dibawah tuntutan tugas yang harus dihadapinya.

berada dibawah tuntutan tugas yang harus dihadapinya. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Dalam Undang-undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. STRES KERJA 1. Definisi Stres Kerja Lazarus (dalam Lahey, 2007) menyatakan bahwa stres dapat dikatakan sebagai keadaan yang menyebabkan kemampuan individu untuk beradaptasi menjadi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Peningkatan partisipasi wanita dalam dunia kerja telah menjadi fenomena yang menarik dibanyak negara, termasuk negara-negara berkembang seperti Indonesia. Kehadiran

Lebih terperinci

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI WANITA USIA TAHUN DI PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA SKRIPSI

PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI WANITA USIA TAHUN DI PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA SKRIPSI PENGARUH TIPE KEPRIBADIAN DENGAN DERAJAT HIPERTENSI PADA PASIEN HIPERTENSI WANITA USIA 30-50 TAHUN DI PUSKESMAS GILINGAN SURAKARTA SKRIPSI Diajukan sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar Sarjana

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dengan menjadi mahasiswa di suatu perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. dengan menjadi mahasiswa di suatu perguruan tinggi. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kesuksesan merupakan tujuan paling mendasar dalam kehidupan individu, dan untuk mencapai kesuksesan tersebut banyak hal yang harus dilakukan oleh individu, salah

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam BAB I PENDAHULUAN 1. 1. LATAR BELAKANG MASALAH Perguruan Tinggi merupakan salah satu jenjang yang penting dalam pendidikan. Perguruan Tinggi diadakan dengan tujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Self Efficacy 2.1.1 Pengertian Self Efficacy Self efficacy berasal dari teori Bandura (1997) yaitu teori kognisi belajar sosial. Teori kognisi belajar sosial mengacu pada kemampuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sehari-hari manusia. Nevid (2005) berpendapat bahwa kecemasan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kehidupan sehari-hari manusia. Nevid (2005) berpendapat bahwa kecemasan BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kecemasan adalah reaksi normal terhadap stressor yang membantu seorang individu untuk menghadapi situasi yang menuntut motivasi untuk mengatasinya, tetapi ketika

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. sama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang dengan sekelompok

BAB I PENDAHULUAN. sama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang dengan sekelompok 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Organisasi adalah satu sistem, yang terdiri dari pola aktivitas kerja sama yang dilakukan secara teratur dan berulang-ulang dengan sekelompok orang untuk mencapai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Menurut WHO, jumlah perokok di dunia pada tahun 2009 mencapai 1,1 miliar yang terdiri dari 47% pria, 12% wanita dan 41% anak-anak (Wahyono, 2010). Pada tahun 2030, jumlah

Lebih terperinci

Smart, Innovative, Professional

Smart, Innovative, Professional email : politeknik@polije.ac.id Smart, Innovative, Professional 8 >> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >> 7 >> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >> 6 >> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >> 5 >> 0 >> 1 >> 2 >> 3 >> 4 >> 4 >> 0 >> 1 >> 2

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan sumber daya dengan sebaik-baiknya. Sumber daya yang paling penting

BAB I PENDAHULUAN. pengelolaan sumber daya dengan sebaik-baiknya. Sumber daya yang paling penting 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dalam organisasi bentuk aktivitas selalu diarahkan untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan. Dalam usaha untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta

BAB I PENDAHULUAN. yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Stres tidak terpisahkan dari kehidupan setiap individu, suatu fenomena yang biasa terjadi dalam kehidupan sehari-hari dan tidak dapat dihindari serta akan dialami

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lanjut usia merupakan suatu proses perubahan yang bertahap dalam jangka waktu beberapa dekade. Menurut Undang-Undang No. 13 tahun 1998 tentang kesejahterahaan lanjut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Rumah sakit Ridogalih berdiri pada tahun 1934 yang memulai pelayanan kesehatannya dengan membuka poliklinik. Pada tahun 1986 rumah sakit Ridogalih berkembang

Lebih terperinci

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Remaja 2.1.1 Pengertian remaja Remaja atau adoloscense (Inggris) berasal dari bahasa Latin adoloscere yang berarti tumbuh ke arah kematangan, yakni kematangan mental, emosional,

Lebih terperinci

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 FAKTOR-FAKTOR STRES KERJA PADA CV SUMBER HIDUP PONTIANAK

Bisma, Vol 1, No. 9, Januari 2017 FAKTOR-FAKTOR STRES KERJA PADA CV SUMBER HIDUP PONTIANAK FAKTOR-FAKTOR STRES KERJA PADA CV SUMBER HIDUP PONTIANAK Hariyanti Email: hariyanti.ng@gmail.com Program Studi Manajemen STIE Widya Dharma Pontianak ABSTRAK Stres merupakan suatu keadaan dimana seseorang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam. Tak seorang pun bisa terhindarkan dari stres. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Stres merupakan hal yang melekat pada kehidupan. Siapa saja dalam bentuk tertentu, dalam kadar berat ringan yang berbeda dan dalam jangka panjang pendek yang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah Sumber daya manusia sangat menentukan keberhasilan perusahaan. Apabila sumber daya manusia yang dimiliki tidak berkualitas maka akan dapat menghambat tujuan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah meningkatkan kesadaran dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud kesehatan masyarakat

Lebih terperinci

BAB II URAIAN TEORETIS

BAB II URAIAN TEORETIS 33 BAB II URAIAN TEORETIS A. Penelitian Terdahulu Henny (2007) melakukan penelitian dengan judul " Hubungan Stres Kerja dengan Kepuasan Kerja Karyawan Bagian Customer Care Pada PT Telekomunikasi Indonesia

Lebih terperinci

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mahasiswa adalah murid pada pendidikan tinggi dan memulai jenjang kedewasaan (Daldiyono, 2009). Mahasiswa dalam tahap perkembangannya digolongkan sebagai

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. Stres adalah realita kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres

BAB 1 PENDAHULUAN. Stres adalah realita kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Stres adalah realita kehidupan setiap hari yang tidak dapat dihindari. Stres bukan sesuatu hal yang buruk dan menakutkan, tetapi merupakan bagian dari kehidupan dan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja sebagai buruh pabrik memiliki tantangan tersendiri terutama bagi

BAB I PENDAHULUAN. Bekerja sebagai buruh pabrik memiliki tantangan tersendiri terutama bagi BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bekerja sebagai buruh pabrik memiliki tantangan tersendiri terutama bagi perempuan yang sudah menikah. Mereka memiliki tugas ganda yaitu sebagai ibu rumah tangga saat

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN I-1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kebisingan menurutpermenakertrans No. 13 Tahun 2011Nilai Ambang Batas (NAB) faktor fisika yaitu Intensitas bising adalah Suara yang tidak diinginkan akan memberikan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki beberapa aspek yang saling berkaitan, yaitu jasmani,

BAB I PENDAHULUAN. Manusia memiliki beberapa aspek yang saling berkaitan, yaitu jasmani, BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia memiliki beberapa aspek yang saling berkaitan, yaitu jasmani, ruh, dan jiwa. Manusia yang tidak memiliki jasmani maupun ruh tidak akan bisa hidup, lain halnya

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Stres Kerja

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Definisi Stres Kerja BAB II LANDASAN TEORI A. STRES KERJA 1. Definisi Stres Kerja Menurut Lazarus & Folkman (dalam Morgan, 1986) stres merupakan suatu keadaan internal yang dapat diakibatkan oleh tuntutan fisik dari tubuh

Lebih terperinci

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Kecemasan Menghadapi Ujian Nasional 2.1.1 Pengertian Kecemasan Menghadapi Ujian Kecemasan adalah perasaan campuran berisikan ketakutan dan keprihatinan mengenai masa-masa mendatang

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang. menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Lebih dari 35 tahun yang lalu burnout menjadi isu yang menarik ketika para peneliti Maslach dan Freudenberger mulai menulis tentang fenomena yang terus-menerus tidak

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. 1 UU Nomor 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja) (Kuswana,W.S, 2014). BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Tempat kerja merupakan suatu tempat yang dapat menciptakan interaksi antara manusia dengan alat-alat, mesin dan bahan dengan objek pekerjaan yang bertujuan menghasilkan

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tidak tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi nanti (Rini, 2008). Masa BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pensiun seringkali dianggap sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan sehingga menjelang masanya tiba sebagian orang sudah merasa cemas karena tidak tahu kehidupan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu karya ilmiah yaitu skripsi (Hidayat, 2008).

BAB 1 PENDAHULUAN. suatu karya ilmiah yaitu skripsi (Hidayat, 2008). BAB 1 PENDAHULUAN 1. Latar belakang Perguruan tinggi merupakan suatu penyelenggara pendidikan yang merupakan lanjutan dari pendidikan menengah dijalur pendidikan sekolah, Sedangkan orang yang belajar di

Lebih terperinci

LAMPIRAN A PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA

LAMPIRAN A PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA LAMPIRAN 193 194 LAMPIRAN A PEDOMAN OBSERVASI DAN WAWANCARA 195 LAMPIRAN A PEDOMAN OBSERVASI d. Kesan umum, meliputi keadaan fisik dan penampilan subyek e. Keadaan emosi, meliputi ekspresi, bahasa tubuh,

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dewasa kini banyak pola hidup yang kurang sehat di masyarakat sehingga menimbulkan beberapa macam penyakit dari mulai penyakit dengan kategori ringan sampai

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta memiliki

BAB I PENDAHULUAN. memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan-tujuan organisasi serta memiliki BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Sumber Daya Manusia merupakan aset yang sangat berharga dalam suatu kemajuan ilmu, pembangunan, dan teknologi. Oleh karena itu dalam era sekarang ini menuntut

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Perusahaan merupakan bentuk organisasi yang didirikan untuk memproduksi barang atau jasa, serta bertujuan untuk mendapatkan keuntungan. Tujuan organisasi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Manusia sebagai makhluk hidup senantiasa barada dalam proses pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan berakhir ketika individu memasuki masa dewasa awal, tetapi

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. bangsanya melalui pendidikan seperti di negara-negara Jepang, Eropa,

BAB I PENDAHULUAN. bangsanya melalui pendidikan seperti di negara-negara Jepang, Eropa, BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Sistem pendidikan tinggi di dunia memiliki konsep yaitu memajukan bangsanya melalui pendidikan seperti di negara-negara Jepang, Eropa, Kanada, Malaysia, Singapura, Australia,

Lebih terperinci