BAB I PENDAHULUAN. Mustapa (2014: 129) Pembaruan di bidang pendidikan merupakan upaya mutlak untuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. memunculkan pembaharuan dalam bidang pendidikan. meningkatkan kualitas pendidikan. Pemerintah dalam rangka meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kualitas sumber daya manusia merupakan salah satu penentu kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. yaitu tingkatan kelas rendah yang terdiri dari kelas 1 sampai kelas III dan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan zaman. Menurut UU Nomor 20 tahun 2003 (Sudrajat, 2010),

BAB I PENDAHULUAN. siswa sesuai dengan tujuan. Tujuan pembelajaran menurut Undang-Undang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang berupa fakta, konsep dan prinsip saja, tetapi juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dasar merupakan fondasi dari semua jenjang pendidikan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam merupakan sasaran utama, sedangkan peranan teori-teori

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi para peserta didik mencapai tujuan pendidikan yang telah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sebagai sumber belajar. Pemanfaatan lingkungan akan menghasilkan. dipertanggungjawabkan (Rusman, 2012:251).

Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis, yang dilakukan orang-orang. yang diserai tanggung jawab untuk mempengaruhi peserta didik agar mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. dirinya, masyarakat, bangsa, dan negara (Undang-Undang RI No. 20 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. dalam wujud the four pillars education, yaitu belajar untuk mengetahui

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui (learning to know), belajar berbuat (learning to do), belajar

PENDAHULUAN. Masing-masing anak memiliki bakat dan potensi yang telah dibawanya dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. a. Pengertian Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODE PENGEMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. lebih lanjut dalam menerapkannya di dalam kehidupan sehari-hari. Sedangkan

BAB I PENDAHULUAN. didik dalam pertumbuhan jasmani maupun rohaninya untuk mencapai tingkat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Undang-Undang Dasar 1945 menyatakan bahwa pendidikan adalah

Tema Cita-citaku Pada penelitian ini mengambil tema 7 cita-citaku subtema 3 giat berusaha meraih cita-cita pembelajaran 3. Penelitian ini men

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MAKET EKOSISTEM TEMA EKOSISTEM UNTUK KELAS V SD YAMASTHO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi berkembangan IPTEK yang semakin berkembang pesat, sangat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses interaksi yang baik didasari oleh

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Muhamadiyah 3 Bandar Lampung

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional, dengan jelas dikatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dasar adalah bagian terpadu dari sistem pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran IPA. Selain itu mata pelajaran IPA sebagai objek penelitian.

I. PENDAHULUAN. rendahnya daya serap siswa, kesalahan pemahaman dan rendahnya. kemampuan siswa dalam menerapkan konsep-konsep baik dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. berbasis karakter (competency and character based curriculum), yang dirancang

HARGA NEGOSIASI/KESEPAKATAN E-KATALOG BUKU KURIKULUM 2013 Revisi 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan syarat mutlak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan yang penting bagi kehidupan

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. menggunakan metode simulasi melalui media gambar. Adapun metode

BAB I PENDAHULUAN. aspek kurikulum, dan aspek belajar mengajar (Majid, 2014: 86). Dari pernyataan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan di SMP Negeri 1 Natar pada bulan Mei 2011

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pentingnya penelitian dan pengembangan, keterbatasan penelitian pengembangan,

BAB I PENDAHULUAN. lain dan meningkatkan kemampuan intelektual. Pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. matematika diajarkan di taman kanak-kanak secara informal (Susanto, 2013:183).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran dengan mata pelajaran lain dalam satu tema. Alasannya adalah

BAB I PENDAHULUAN. terlepas dari belajar kosakata, karena vocabulary mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku siswa pada saat proses

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2 Kemampuan belajar peserta didik dapat berkembang dari aspek kognitif, afektif dan psikomotor. Mengembangkan kemampuan peserta didik dapat dilakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Perubahan dan perkembangan aspek kehidupan perlu direspon oleh. kinerja pendidikan yang profesional dan bermutu tinggi.

PENGEMBANGAN MEDIA PUZZLE RANTAI MAKANAN UNTUK MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM SD ARTIKEL JURNAL

laku baik intelektual, moral maupun sosial.

1) Contoh pembelajaran yang saya pilih sesuai jenjang kelas yang diajarkan di sekolah. : Pertumbuhan dan Perkembangan Makhluk Hidup

BAB I PENDAHULUAN. Masa usia dini merupakan periode emas (golden age) bagi perkembangan. diperlukan untuk mengoptimalkan kemampuan anak.

I. PENDAHULUAN. semakin berkembang, Hal ini menuntut setiap individu untuk dapat. kemampuan memperoleh, memilih dan mengolah informasi.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan nasional sedang mengalami perubahan yang cukup mendasar,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan yang sangat penting bagi perkembangan

P 22 MEMBANGUN KARAKTER SISWA SEKOLAH DASAR (SD) MELALUI PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA BENDA KONKRET

BAB I PENDAHULUAN. adalah pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). Pembelajaran Ilmu

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB 1 PENDAHULUAN. Kabupaten Banyumas yang menjadi sekolah dasar untuk Pilot Project yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. berupaya untuk meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Berikut ini merupakan tahap-tahap perencanaan pembelajaran tematik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penelitian yaitu latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan pengembangan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum di Sekolah Dasar (SD) yang digunakan saat ini yaitu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. trobosan demi peningkatan mutu pendidikan. Hal itu ditandai dengan hadirnya

KURIKULUM Perangkat Pembelajaran RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) TEMA 6 : ORGAN TUBUH MANUSIA DAN HEWAN. Kelas / Semester : V / 2

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada saat ini telah menjadi kebutuhan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. bagaimana cara agar semua siswa dapat menaruh perhatian terhadap apa yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dan pembaharuan pendidikan di Indonesia dewasa ini mengalami

BAB I PENDAHULUAN. siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah sebagai pelaksana pendidikan akan terkena dampak dari setiap perubahan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Pendidikan adalah investasi masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/perilaku, dan

BAB I PENDAHULUAN. berkembang secara optimal. Dalam era globalisasi yang ditandai dengan. masyarakat, dan berdaya saing tinggi dalam kehidupan global.

BAB I PENDAHULUAN. potensi siswa untuk menghadapi tantangan hidup dimasa mendatang.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. pelajaran matematika secara tuntas di setiap jenjang pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Usia rata-rata anak Indonesia saat masuk sekolah dasar adalah 6

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan memiliki sifat yang dinamis mengikuti perkembangan zaman. Pendidikan dapat mengalami dinamika yang semakin lama semakin berkembang, sehingga banyak memunculkan pembaharuan dalam bidang pendidikan. Menurut Mustapa (2014: 129) Pembaruan di bidang pendidikan merupakan upaya mutlak untuk meningkatkan kualitas pendidikan karena pendidikan merupakan hal yang sangat urgen dan tidak bisa lepas dari kehidupan. Salah satu pembaharuan dalam bidang pendidikan tersebut yakni pada Kurikulum. Menurut Ladjid (2005: 2) Kurikulum dapat diartikan sebagai tujuan pengajaran, pengalaman belajar, alat-alat pelajaran dan cara-cara penilaian yang direncanakan dan digunakan dalam pendidikan. Kurikulum di Indonesia juga mengalami pembaharuan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman. Pada tahun 2013 kurikulum di Indonesia mengalami perubahan dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi kurikulum baru yakni Kurikululum 2013, pada pembelajaran Kurikulum 2013 di sekolah saat ini sangat membutuhkan inovasi baru, khususnya inovasi media pembelajaran, seperti ketepatan media pembelajaran dengan kurikulum baru yang sesuai. Pembelajaran dengan menggunakan media disekolah khususnya Sekolah Dasar pada saat ini masih sedikit, kebanyakan sekolah yang sudah menggunakan media pembelajaran 1

2 tematik menggunakan media seadanya sesuai dengan buku tematik. Oleh karena itu inovasi-inovasi baru media pembelajaran dibutuhkan dalam kegiatan belajar mengajar dengan tujuan menciptakan media yang sesuai karakteristik siswa Sekolah Dasar dan mencapai tujuan pembelajaran. Menurut Piaget (dalam Mulyani, Nana, 2011 : 35) siswa SD pada usia 7 11 tahun merupakan tahap operasi konkret, dimana siswa dapat berfikir logis tentang suatu hal. Akan tetapi cara masing-masing siswa dalam berfikir logis terhadap sesuatu memiliki perbedaan. Oleh karena itu guru dapat menggunakan berbagai benda konkret seperti media pembelajaran yang dapat membantu dalam menyampaikan materi, akan membuat siswa lebih cepat mengerti. Berdasarkan hasil wawancara dan observasi yang dilakukan peneliti di SD Yamastho Surabaya dengan guru kelas V pada pembelajaran semester ganjil pada bulan Desember 2016, saat kegiatan pembelajaran berlangsung siswa sudah aktif. Namun, hanya beberapa siswa yang aktif dalam pembelajaran dan siswa yang lain terlihat gaduh sendiri, hal tersebut terjadi dikarenakan alat bantu pembelajaran yang digunakan oleh guru kelas menggunakan media visual seperti pada tema sebelumnya yakni tema 7 (Sejarah Peradaban Indonesia), guru menggunakan gambar seperti gambar pahlawan dan barang peninggalannya yang terdapat pada buku siswa, kelebihan media yang digunakan oleh guru tersebut adalah semua siswa memiliki media tersebut, karena terdapat pada buku siswa, dan kekurangan media tersebut adalah gambar yang digunakan kurang bervariasi dan kurang banyak sehingga pada saat pembelajaran siswa cenderung kurang aktif, bosan dan gaduh sendiri. Berdasarkan

3 observasi dilapangan yang dilakukan oleh peneliti pengajaran yang dilakukan guru kelas kurang sesuai dengan kurikulum 2013 yakni dengan menerapkan pendekatan saintifik dalam pembelajaran, dikarenakan pada saat pembelajaran guru dominan memberikan ceramah. Maka dari itu, dibutuhkan suatu alat pendamping pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa yakni dengan menggunakan media pembelajaran yang inovatif. Ketika peneliti melakukan observasi di lapangan, peneliti melihat pada jam istirahat mayoritas siswa kelas V bermain mainan yang berbentuk 3 dimensi seperti robot dan hewan. Media 3 dimensi merupakan media benda asli maupun tiruan yang diskalakan yang ditampilkan secara nyata untuk membantu guru mengarahkan imajinasi siswa lebih terarah dibandingkan mengandalkan daya hayal siswa (Septian, 2015: 73). Media 3 dimensi juga memiliki keuntungan karena mewakili bentuk aslinya, lebih mudah dipelajari, dan kekonkretan yang tidak langsung, sehingga siswa dapat menanamkan konsep secara langsung. Berdasarkan penemuan tersebut peneliti memiliki gagasan untuk melakukan pengembangan media yang menyerupai mainan yang dimainkan siswa yakni berbasis tiga dimensi. Media yang akan dikembangkan peneliti tersebut dirancang sesuai dengan minat siswa terhadap mainan yang mereka mainkan, untuk menumbuhkan minat belajar siswa khususnya pada tema ekosistem. Hal yang perlu diperhatikan tentang bagaimana menciptakan media yang inovatif, dan mengaktifkan bagi siswa dalam pembelajaran yakni menyesuaikan dengan kebutuhan siswa saat ini. Karena media pembelajaran merupakan alat yang membawa informasi dan pengetahuan dalam interaksi yang berlangsung antara pendidik dengan siswa Sutikno, (dalam Haryono, 2014: 48) pada buku tematik khususnya kelas V

4 semester II Tema 8 : Ekosistem, Subtema 2: Hubungan Makhluk Hidup dalam Ekosistem, Pembelajaran 2 pokok bahasan peran dan fungsi rantai makanan dan jaringjaring makanan di dalam sebuah ekosistem, pada umumnya proses pembelajaran pada pokok bahasan tersebut banyak dilakukan dengan menggunakan buku siswa dan media gambar ekosistem, tentunya hal tersebut sudah umum bagi siswa sedangkan untuk memahami sesuatu idealnya memerlukan pengalaman langsung yang melibatkan fisik maupun psikis siswa. Proses belajar mengajar pada anak sekolah dasar sebaiknya dilakukan sesuai dengan karakteristik anak usia Sekolah Dasar, yaitu dalam proses penemuan dan penanaman konsep dengan hal-hal yang konkrit (Danim, 2011 : 106). Oleh karena itu pembelajaran pada kurikulum 2013 kelas V SD memerlukan media pembelajaran seperti Maket Ekosistem, yaitu sebuah media pembelajaran yang dapat digunakan secara mandiri atau kelompok untuk membantu siswa dalam penemuan dan pemahaman konsep ekosistem dan keterkaitannya dengan peran dan fungsi rantai makanan dan jaring-jaring makanan. Media Maket Ekosistem merupakan media pembelajaran tematik kelas V semester II Tema 8 : Ekosistem, Subtema 2: Hubungan Makhluk Hidup dalam Ekosistem, Pembelajaran 2. Seperti penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya yaitu Pengembangan Media Panduan (Papan Dunia Hewan) pada Pembelajaran Tematik Tema Benda Hewan dan Tanaman Disekitar untuk Kelas 1 SD pokok bahasan hewan dan tumbuhan, dan penelitian sebelumnya oleh Buana Eka Meylasari yaitu Pemanfaatan Media Maket untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA di Sekolah Dasar pokok bahasan ekosistem. Tidak jauh berbeda dengan

5 produk sebelumnya media pembelajaran Maket Ekosistem juga memiliki kriteria sendiri yaitu media memuat materi peran dan fungsi rantai makanan dan jaring-jaring makanan di dalam sebuah ekosistem, sehingga pada media ini tidak hanya membahas tentang ekosistem saja melainkan dapat digunakan sebagai alat bantu menemukan konsep tentang rantai makanan dan jaring jaring makanan, serta membuat kesimpulan baik secara mandiri maupun kelompok. Perbedaan media yang dikembangkan oleh peneliti dengan penelitian terdahalu pada peneliti terdahulu pertama media yang dikembangkan adalah media dua dimensi, sedangkan pada media yang akan dikembangkan oleh peneliti menggunakan media tiga dimensi serta materi yang diambil oleh peneliti adalah materi tentang Ekosistem, sedangkan pada penelitian terdahulu kedua media yang dikembangkan oleh peneliti terdahulu adalah media tiga dimensi tentang ekosistem, akan teteapi pada pengembangan tersebut memiliki perbedaan pada penelitian pengembangan yang akan dilakukan saat ini, perbedaannya terletak pada materi dan penggunaan media yang akan dikembangkan. Berdasarkan penjelasan diatas peneliti memberikan solusi melalui pengembangan media, dimana peneliti mengambil satu materi yang sesuai dengan buku tematik kelas V semester II Tema 8 : Ekosistem, Subtema 2: Hubungan Makhluk Hidup dalam Ekosistem, Pembelajaran 2 agar pembelajaran lebih menarik minat siswa untuk belajar dan mencapai tujuan pembelajaran. oleh karena itu peneliti mengambil judul Pengembangan Media Pembelajaran Maket Ekosistem Tema Ekosistem untuk Kelas V SD Yamastho Surabaya.

6 B. Rumusan Masalah 1. Bagaimana pengembangan media Maket Ekosistem pada Tema Ekosistem di kelas V SD? 2. Bagaimana kelayakan media Maket Ekosistem pada Tema Ekosistem di kelas V SD? 3. Bagaimana respon siswa terhadap media Maket Ekosistem pada Tema ekosistem di kelas V SD? C. Tujuan Penelitian dan Pengembangan 1. Untuk menghasilkan produk media Maket Ekosistem pada Tema Ekosistem di kelas V SD. 2. Untuk mengetahui kelayakan media Maket Ekosistem pada Tema Ekosistem di kelas V SD. 3. Untuk mengetahui respon siswa terhadap media Maket Ekosistem pada Tema ekosistem di kelas V SD D. Spesifikasi Media Media pembelajaran ini bernama Maket Ekosistem merupakan media berupa maket tiga dimensi dan memiliki spesifikasi khusus dari pengembangan media Maket Ekosistem adalah sebagai berikut : 1. Media Maket Ekosistem merupakan media maket dan tiga dimensi, secara fisik dibuat dalam bentuk menyerupai balok yang dapat dibuka dan ditutup. Media Maket Ekosistem terbuat dari bahan dasar berupa papan kayu atau triplek yang

7 berukuran panjang 50 cm, lebar 40 cm, dan tinggi 12 cm serta terdapat tiang penyangga yang dapat difungsikan untuk menyangga papan saat dibuka. Media tersebut di dibagi menjadi dua bagian yakni bagian bawah atau alas dan atas atau penutupnya. Pada bagian bawah terdapat tiruan ekosistem tiga dimensi, yang terdiri dari ekosistem darat dan ekosistem air. adapun pewarnaan pada ekosistem darat seperti dataran tinggi, daun pada pohon, dan sawah, berwarna hijau, serta hewan yang terdapat pada ekosistem binatang disesuaikan dengan warna binatang tersebut, sedangkan pewarnaan pada ekosistem air pada tiruan sungai peneliti menggunakan warna biru, serta binatang yang terdapat pada ekosistem air warna disesuaikan dengan warna binatang tersebut. Ekosistem darat pada papan maket terdiri dari tiruan makhluk hidup seperti binatang darat, pohon, rumput, dan bunga, sedangkan makhluk tak hidup seperti batu, dan tanah. Ekosistem air terdiri dari tiruan makhluk hidup seperti binatang air, dan tumbuhan hidup di air, sedangkan tiruan makhluk tak hidupnya seperti air, dan batu. Selain itu pada bagian bawah tiruan makhluk hidup dan makhluk tidak hidup tersebut dilekatkan oleh magnet. Sedangkan pada bagian tutup atau atasnya terdapat bagan untuk membentuk sebuah rantai makanan dan jaringjaring makanan. Pada bagan tersebut juga dilekatkan oleh magnet sehingga tiruan tiga dimensi pada ekosistem tersebut dapat ditempelkan pada bagan. 2. Media Maket Ekosistem ini disesuaikan dengan buku Kurikulum 2013 Kelas V Tema 8: Ekosistem, Subtema 2: Hubungan Makhluk Hidup dalam Ekosistem, Pembelajaran 2 yang membahas tentang rantai makanan dan jaring-jaring makanan pada ekosistem. Media ini dapat mengubah cara berfikir siswa dari

8 abstrak ke konkrit, dan mengubah cara belajar siswa yang biasanya mempelajari materi dari buku atau gambar saja beralih pada sebuah media yang menarik minat belajar siswa. E. Pentingnya Penelitian dan Pengembangan 1. Bagi pendidik Media pembelajaran yang dihasilkan dapat digunakan oleh guru sebagai sarana dalam menyampaikan pembelajaran. 2. Bagi siswa Media pembelajaran yang dihasilkan dapat digunakan untuk siswa sebagai sumber belajar baik mandiri maupun bersama-sama, sehingga mampu meningkatkan hasil belajar siswa dengan proses belajar menyenangkan. 3. Bagi peneliti Menambah pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman dalam mengembangkan media pembelajaran, sehingga dapat bermanfaat bagi peneliti sebagai calon pendidik nantinya. F. Asumsi dan Keterbatasan Penelitian dan Pengembangan Menurut Piaget tahapan perkembangan anak SD usia 7-11 tahun, masuk ke dalam tahapan operasional konkret, yaitu belajar dari hal yang konkret seperti penggunaan media pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Media pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk memahami materi dengan mudah, oleh karena itu media pembelajaran sebaiknya dibuat semenarik seperti

9 penggunaan media maket tiga dimensi, sehingga pada media tiga dimensi siswa dapat melihat secara langsung tiruan dari materi yang akan dibahas. Adapun penelitian media maket tiga dimensi ini dilakukan secara prosedural dengan 10 tahapan. Adapun karena luasnya masalah yang ada dan untuk memungkinkan peneliti dapat mencapai tujuan maka penelitian dibatasi pada. 1. Pengembangan media yang digunakan adalah media pembelajaran Tematik Kelas V Semester II Tema 8 : Ekosistem, Subtema 2: Hubungan Makhluk Hidup dalam Ekosistem, Pembelajaran 2, menggunakan Maket Ekosistem 2. Materi penelitian dibatasi pada pokok bahasan rantai makanan dan jaring-jaring makanan pada ekosistem 3. Peneliti menggunakan model penelitian dan pengembangan Borg and Gall, yang terdiri dari 10 tahap pengembangan akan tetapi pada penelitian pengembangan yang dilakukan peneliti hanya menggunakan 7 tahapan dikarenakan peneliti masih pada jenjang S1, sedangkan menurut Hasyim (2016:91) menyatakan bahwa bagi mahasiswa yang sedang menulis skripsi diperbolehkan membatasi dari 10 langkah menjadi 7 langkah dikarenakan keterbatasan biaya dan waktu penelitian. Jika penelitian pengembangan dilakukan dalam proyek skala besar dengan waktu multi tahun dan dana cukup dari pemerintah atau swasta, maka sepuluh langkah dapat dilakukan.

10 G. Definisi Operasional Agar tidak terjadi kesalahan penafsiran oleh pembaca, maka perlu ada beberapa batasan istilah sebagai berikut : 1. Penelitian dan pengembangan adalah suatu tahap yang digunakan sebagai pengaturan untuk mengembangkan dan memvalidasi suatu produk pendidikan yang harus sesuai dengan kriteria dan keefektifannya 2. Media adalah alat bantu yang digunakan sebagai perantara untuk menyalurkan maksud dan tujuan yang ingin disampaikan. 3. Materi pada media adalah Tema 8 : Ekosistem, Subtema 2: Hubungan Makhluk Hidup dalam Ekosistem, Pembelajaran 2. Pokok bahasan yang terdapat didalammya yaitu mengintegrasikan 4 mata pelajaran yaitu PJOK, SBDP, IPA dan Bahasa Indonesia, akan tetapi dalam pengembangan media ini hanya mencakup mata pelajaran IPA dan Bahasa Indonesia. 4. Media maket ekosistem merupakan media alat peraga tiga dimensi, karena secara fisik media ini berbentuk tiruan ekosistem tiga dimensi yang di dalamnya memaparkan materi jaring-jaring makanan dan rantai makanan dalam ekosistem.