ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) Metode Kuantitatif. 102
POKOK BAHASAN VIII ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) Sub Pokok Bahasan : Perencanaan dan Pengendalian Proyek. Jalur Kritis (dengan Float dan CPM) Perpendekan Waktu Proyek. Tujuan Instruksional Khusus : Setelah mempelajari Bab VIII ini mahasiswa diharapkan mampu : 1. Memahami, menjelaskan manfaat analisis network. 2. Memahami, menjelaskan dan menyelesaikan perencanaan dan pengendalian proyek dengan network planning, menggunakan perhitungan maju dan perhitungan mundur. 3. Memahami, menjelaskan dan menyelesaikan permasalahan memperpendek waktu penyelesaian proyek. Metode Kuantitatif. 103
POKOK BAHASAN VIII. ANALISIS PERENCANAAN JARINGAN KERJA (NETWORK PLANNING) 8.1. Pendahuluan Konsep perencanaan jaringan kerja mulai dikembangkan setelah dirasakan perlu adanya koordinasi dan pengurutan kegiatan-kegiatan perusahaan yang semakin kompleks, yang saling berhubungan dan saling tergantung satu sama lain. Hal ini dilakukan agar perencanaan dan pengawasan semua kegiatan dapat dilakukan secara sistematis, sehingga dapat diperoleh efisiensi kerja. Awal mulanya analisis jaringan kerja ini diterapkan pada pelaksanaan suatu proyek. Seperti kita ketahui proyek adalah suatu kegiatan yang jelas awal dimulainya proyek dan jelas kapan berakhirnya proyek. Pengelolaan proyek berskala besar memerlukan perencanaan, penjadwalan dan pengkoordinasian yang hati-hati dan teliti dari berbagai aktifitas yang saling berkaitan. Analisis Kegiatan 1. Perencanaan Urutan Kegiatan Waktu Pelaksanaan (Duration Time) E S T 2. Penjadwalan L S T E F T L F T Gambar 8.1: Perencanaan dan Penjadwalan Proyek Metode Kuantitatif. 104
Prosedur yang paling utama dikenal dengan PERT (Program Evaluation and Review Technique) dan CPM (Critical Path Method). Analisis network adalah analisis yang dilakukan terhadap rencana pelaksanaan suatu proyek dengan menggunakan suatu bagan network yang menggambarkan serangkaian kegiatan dari pelaksanaan proyek tersebut. Analisis network ini dapat digunakan dalam bidang : Pembangunan fisik jembatan, irigasi, dan sebagainya. Kegiatan penelitian. Kegiatan marketing. Perbaikan, pembongkaran dan pemasangan mesin-mesin pabrik., dan sebagainya. 8.2. Manfaat Analisis Network Manfaat yang dapat diperoleh dengan penggunaan analisis network adalah : 1. Dapat mendorong perencanaan suatu proyek menjadi lebih detail. Dengan memperhitungkan waktu, terjadinya tiap-tiap kegiatan atau event yang ditimbulkan oleh satu atau beberapa kegiatan, maka dapat diketahui dengan pasti kesulitankesulitan yang akan timbul jauh sebelumnya sehingga dapat dengan segera diadakan tindakan pencegahan seperlunya. 2. Dengan diagram network dimungkinkan diketahui dengan jelas suatu kegiatan dimana waktu penyelesaiannya sangat kritis. 3. Memungkinkan dapat dicapainya pelaksanaan proyek yang lebih ekonomis dipandang dari sudut biaya langsung, ketidakragu-raguan dalam penggunaan sumber-sumber tenaga, biaya dan sebagainya. Metode Kuantitatif. 105
4. Dengan analisis network didapatkan gambaran yang tepat, lebih teliti dan lebih positif dipandang dari sudut logika dan waktu sehingga memerlukan banyak keringanan dalam pengawasan suatu proyek. 8.3. Simbol-Simbol dan Notasi-Notasi Yang Digunakan Sebelum diuraiakan lebih lanjut, kita bahas dahulu simbol-simbol yang digunakan dalam analisis network. Diantara simbol-simbol dan notasi yang digunakan itu adalah: 1. Node / simpul, menyatakan sebiah kejadian (peristiwa = event). 2. Arrow / anak panah, menyatakan sebuah kegiatan (aktivitas). Kegiatan ini difinisikan sebagai hal yang memerlukan waktu (durasi), sejumlah sumber (resouece), tenaga, peralatan, material, biaya dansebagainya. Panjang pendeknya anak panah tidak ada hubungannya dengan waktu (durasi). 3. Kegiatan/aktivitas dummy, menyatakan kegiatan semu, gunanya untuk membatasi mulainya kegiatan atau mengakhiri kegiatan. Kegiatan dummy tidak mempunyai waktu (durasi) Notasi yang digunakan : 1. E E T : Waktu tercepat terjadinya event (kejadian). 2. E F T : Waktu tercepat selesainya kegiatan (aktivitas). 3. L E T : Waktu paling lambat terjadinya event. 4. L F T : Waktu paling lambat selesainya kegiatan. 5. E S T : Waktu tercepat dimulainya kegiatan. 6. L S T : Waktu paling lambat dimulainya kegiatan. 7. t : Waktu yang diperlukan untuk suatu kegiatan. Metode Kuantitatif. 106
8.4. Aturan-Aturan Dalam Analisis Network Beberapa aturan yang digunakan dalam analisis network antara lain : 1. Diantara 2 kejadian (event) hanya boleh digambarkan 1 anak panah saja. 2. Nama suatu kegiatan (aktivitas) dinyatakan dengan huruf atau nomor (angka). 3. Kegiatan (aktivitas) harus bergerak dari kejadian (event) bernomor kecil ke kejadian (event) bernomor besar. 4. Diagram network dimulai dari 1 kejadian awal (initial event) dan diakhiri dengan 1 kejadian akhir (terminal event). 5. Suatu kegiatan dapat dimulai hanya apabila kegiatan-kegiatan sebelumnya (kegiatan yang mendahuluinya) semuanya sudah selesai. 6. Lintasan (jalur) adalah rangkaian dari beberapa kegiatan (aktivitas) dan kejadian (event). 1 2 3 Contoh : Suatu proyek terdiri dari beberapa kegiatan. Gambarlah diagram networknya jika spesifikasi dari masing-masing kegiatan adalah sebagai berikut : No. Kegiatan Kegiatan yang mendahului 1. a - 2. b - 3. C b 4. D a 5. E c,d 6. F a 7. G b 8. H e,f Metode Kuantitatif. 107
Jawab : a d f e h b c g Gambar 8.2: Jaringan Kerja (Network) 8.5. Perencanaan dan Pengendalian Proyek Setelah network suatu proyek digambarkan, langkah berikutnya adalah mengestimasi waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan masing-masing kegiatan (aktivitas) dan menganalisis seluruh diagram network untuk menentukan waktu terjadinya masing-masing kejadian (event). Dalam mengestimasi dan menganalisis waktu ini, akan diperoleh 1 atau beberapa lintasan tertentu dari kegiatan-kegiatan pada diagraam network tersebut yang menentukan jangka waktu penyelesaian seluruh proyek. Lintasan seperti ini disebut lintasan kritis. Kegiatan yang tidak terdapat dalam lintasan kritis mempunyai waktu bisa terlambat penyelesaiannya, yang disebut dengan float. Float terbagi atas 2 jenis yaitu : total float dan free float. Cara untuk menghitung waktu selesainya proyek terdiri atas 2 cara perhitungan, yaitu cara perhitungan maju (forward computation) dan perhitungan mundur (backward computation). Pada cara perhitungan maju, perhitungan bergerak dimulai dari initial event menuju ke terminal event. Tujuannya adalah menghitung Metode Kuantitatif. 108
saat yang paling cepat terjadinya event dan saat paling cepat dimulainya serta diselesaikannya aktivitas-aktivitas. Pada perhitungan mundur, perhitungan bergerak dari terminal event menuju ke initial event. Tujuannya adalah untuk menghitung saat paling lambat terjadinya event dan saat paling lambat dimulainya atau diselesaikannya aktivitas-aktivitas. Perhitungan float baru akan dilaksanakan setelah kedua perhitungan ini dilakukan. Untuk melakukan perhitungan maju/mundur, lingkaran kejadian (node) dibagi menjadi 3 bagian : a b a : no urut kejadian (event) c b : EET (saat paling cepat terjadinya suatu kejadian (event) c : LET (saat paling lambat terjadinya suatu kejadian (event). a). Perhitungan Maju dengan Node (Event) Ada 3 langkah yang harus dilakukan untuk perhitungan maju yaitu : 1. Saat tercepat terjadinya initial event ditentukan pada hari ke 0 sehingga EET untuk kejadian ini adalah = 0. 0 (1,2) 1 2 A t(ij) 2. Kalau initial event terjadi pada hari ke 0 maka : i (i,j) d(ij) j EETj = 0 EFT = EETi + t(ij) Metode Kuantitatif. 109
3. Kejadian-kejadian (event) yang menggabung beberapa aktivitas : E F T (1,j) E F T (2,j) j E F T (3,j) Saat paling cepat terjadinya sebuah kejadian (event) sama dengan nilai terbesar dari saat tercepat untuk menyelesaikan kegiatan (aktivitas) yang berakhir pada kejadian (event) tersebut. EETj = max (EETi + t(ij) = max (EFT (i1,j), EFT (i2,j),., EFT (in,j) ). b). Perhitungan Mundur dengan Node (Event) Seperti halnya dengan perhitungan maju, pada perhitungan mundur juga memperhatikan 3 langkah yang harus dilakukan yaitu : 1. Pada terminal event berlaku LET = EET 2. Saat paling lambat untuk memulai suatu kegiatan = saat paling lambat untuk menyelesaikan kegiatan itu dikurangi dengan waktu (durasi) kegiatan tersebut. i (i,j) d(ij) j LETi = LETj - t (i,j) 3). Event yang mengeluarkan beberapa aktifitas Metode Kuantitatif. 110
E F T (1,j) i E F T (2,j) E F T (3,j) LETi = min (LETj - t(ij) = min (LST (i1,j), LST (i2,j),., LST (in,j) ). Contoh : Hitunglah EET dan LET masing-masing kegiatan dalam diagram network berikut : 4 c 4 5 f 2 7 a d g i 5 6 6 4 1 5 8 b 4 4 h 3 e 7 6 Jawab : EET 1 = 0 EET 2 = 0 + 5 = 5 EET 3 = 0 + 4 = 4 EET 4 = 5 + 4 = 9 EET 5 = 5 + 6 = 11 EET 6 = 4 + 7 = 11 EET 7 = max (9, 11) = 11 EET 8 = max {(11 + 4 ), (17 + 4)} = 21 Metode Kuantitatif. 111
Sedangkan perhitungan LET adalah sebagai berikut : LET 8 = 21 LET 6 = 21-4 = 17 LET 7 = 21-4 = 17 LET 5 = 17-6 = 11 LET 4 = 17-5 = 12 LET 3 = min {(17 7),(11 0) = 10 LET 2 = min {(12 4), (11 6)} = 5 LET 1 = min {(10 4), (5 5)} = 0 Sehingga EET dan LET pada diagram network dapat digambarkan sebagai beriku : 9 4 12 c f 4 5 5 17 2 7 5 17 a d g i 5 6 6 4 1 0 0 5 11 21 11 8 21 b h 4 4 3 4 e 11 6 10 7 17 8.6. Menentukan Lintasan Kritis dengan Float dan CPM Lintasan kritis adalah rangkaian kegiatan yang apabila salah satu kegiatan terlambat penyelesaian pekerjaannya, akan menyebabkan selesainya keseluruhan proyek akan terlambat. Setelah perhitungan maju dan mundur selesai, maka dapat dihitung kelonggaran waktu (float) yaitu Total Float (TF) dan Free Float (FF). Total float dan free float dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut : Metode Kuantitatif. 112
TFij = LETij - (EETi + t ij) FFij = EETj - (EETi + t ij) Kegiatan dimana total floatnya (TF) = 0 disebut lintasan kritis. Contoh : Kegiatan mana saja dalam contoh diatas yang merupakan lintasan kritis? Jawab : Kegiatan t (ij) EET I EET j LET j FF TF Lintasan kritis A 5 0 5 5 0 0 Kritis B 4 0 4 10 0 6 - C 4 5 9 12 0 3 - D 6 5 11 11 0 0 Kritis E 7 4 11 17 0 6 - F 5 9 17 17 3 3 - G 6 11 17 17 0 0 Kritis H 4 11 21 21 6 6 - I 4 17 21 21 0 0 Kritis Jadi lintasan kritisnya adalah kegiatan-kegiatan : a d g i Penentuan lintasan kritis juga dapat dilakukan dengan metode CPM (Critical Path Method). Dengan CPM lintasan kritis dapat ditentukan dengan melihat diagram networknya. Kegiatan-kegiatan dimana kejadian yang dilaluinya EET dan LETnya sama termasuk lintasan kritis. Dalam diagram lintasan kritis anak panah kegiatannya Metode Kuantitatif. 113
dibuat lebih tebal dari pada lintasan yang bukan kritis. Sehingga untuk contoh diatas lintasan kritisnya adalah : a d g i. 9 4 12 c f 4 5 5 17 2 7 5 17 a d g i 5 6 6 4 0 11 21 1 5 8 0 11 21 b 4 4 h 4 e 11 3 6 10 7 17 8.7. Memperpendek Waktu Selesainya Proyek Memperpendek waktu selesainya proyek, pasti akan disertai dengan tambahan biaya, baik itu tambahan biaya untuk tenaga kerja, upah lembur, dansebagainya. Untuk ini perpendekan waktu harus dipilih yang dapat meminimumkan biaya tambahan. Perpendekan waktu penyelesaian proyek disini diasumsikan bahwa tambahan biaya mempunyai hubungan yang linear dengan berkurangnya waktu penyelesaian kegiatan. Misalnya jika waktu diperpendek 1 hari memerlukan biaya tambahan Rp. 5000, maka jika diperpendek 2 hari maka akan memerlukan tambahan biaya Rp. 1000. Jika digambarkan maka dapat dilihat seperti gambar di bawah ini. Metode Kuantitatif. 114
Biaya Cc Titik Percepatan Cn Titik Normal Dc Dn Duration (Waktu) Gambar 8.3: Hubungan Perpendekan Waktu dengan Biaya Di dalam memperpendek waktu selesainya proyek, kita tidak perlu memperpendek pada semua kegiatan yang ada pada proyek tersebut, tetapi hanya kita pilih kegiatan-kegiatan yang ada pada jalur kritis. Karena jika kita memperpendek waktu kegiatan yang ada di luar jalur kritis, maka hanya akan menambah waktu tunggu (float) saja, dan itu tidak ada gunanya dan hanya memboroskan biaya saja. Tetapi jika kita memperpendek kegiatan yang ada di jalur kritis, kita harus hati-hati, karena jnganjangan-jangan jalur kritisnya akan berubah. Jika demikian kita harus memperpendek lagi pada kegiatan-kegiatan di jalur kritis yang baru. Tetapi juga harus diperhatikan apakah perpendekan waktu tersebut memungkinkan secara teknis. Secara matematis perpendekan waktu dapat ditulis sebagai berikut : Kegiatan yang dikurang duration = Min dari Pertambahan Biaya Biaya Biaya = (Cc - Cn) (Dn - Dc) Metode Kuantitatif. 115
Contoh : Suatu proyek mempunyai kegiatan, waktu, dan rencana perpendekan waktu kegiatan (dalam satuan minggu dan rupiah) sebagai berikut : Aktivitas (i,j) Normal Dipercepat Biaya Tambahan Waktu Biaya Waktu Biaya a 10 500.000 10 500.000 - b 2 5.000.000 1 6.000.000 1.000.000 c 4 4.000.000 2 6.500.000 1.250.000 d 8 700.000 4 1.500.000 200.000 e 3 2.000.000 2 2.500.000 500.000 f 1 1.000.000 1 1.000.000 - g 5 500.000 5 600.000 100.000 Jawab : 1 0 0 12 3 d 12 20 b 8 6 2 20 a 10 2 f 5 10 10 1 4 c 17 14 e 5 4 19 16 3 g 7 25 25 Misalkan saja proyek akan diperpendek dari 25 minggu menjadi 23 minggu, atau keseluruhan proyek diperpendek 2 minggu, maka kegiatan yang diperpendek harus dipilih diantara kegiatan yang ada di jalur kritis : a - b - d - g yang dapat memberikan biaya perpendekan paling murah. Kegiatan (a) tidak dapat diperpendek. Jadi yang dapat diperpendek adalah kegiatan-kegiatan (b), (c), atau (g). Jadi ada beberapa alternatif perpendekan waktu yang dapat dipilih (yaitu perpendekan waktu dengan biaya paling murah) sebagai berikut : Metode Kuantitatif. 116
Alternatif Perpendekan pada Kegiatan Biaya Tambahan I. 1 minggu pada kegiatan b dan 1 minggu pada kegiatan d 1.200.000 II. 2 minggu pada kegiatan d 400.000 III. IV. 1 minggu pada kegiatan b dan 1 minggu pada kegiatan g 1 minggu pada kegiatan d dan 1 minggu pada kegiatan g 1.100.000 300.000 Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa ada 4 alternatif yang dapat ditempuh untuk memperpendek waktu selesainya proyek 2 minggu lebih cepat. Dari keempat alternatif tersebut terlihat bahwa alternatif ke IV ternyata yang dapat memberikan tambahan biaya yang paling murah, meskipun sama-sama dapat memberikan perpendekan waktu selama 2 minggu. 8.8. Ringkasan 1. Analisis jaringan kerja (network) berguna untuk merencanakan suatu proyek dengan detail dan lebih teliti. 2. Apabila terjadi penyimpangan dengan rencana yang telah dibuat dapat dengan cepat diantisipasi penanggulangannya. 3. Waktu selesainya proyek dapat dihitung dengan perhitungan maju dan perhitungan mundur. 4. Metode jalur kritis dapat digunakan untuk menghitung perpendekan waktu selesainya proyek yang dapat menggunakan tambahan biaya yang paling minimum. Metode Kuantitatif. 117
8.9. Soal-Soal 1. Suatu proyek mempunyai kegiatan-kegiatan dan durasi waktu sebagai berikut : Kegiatan Kegiatan yang mendahului Waktu (hari) a - 8 b - 6 c b 5 d a 4 e c,d 7 f a 8 g b 2 h e,f 5 a) Gambarlah jaringan kerjanya! b) Tunjukkan jalur kritisnya! c) Berapa lama waktu penyelesaian proyeknya! 2. Sama dengan soal diatas, jika kegiatan proyek seperti di bawah ini : Kegiatan Kegiatan yang mendahului Waktu (hari) a - 3 b - 3 c - 4 d a 9 e c 5 f b,d,e 6 g a 4 h c 3 3. Suatu proyek mempunyai kegiatan, waktu dan biaya untuk masing-masing kegiatan sebagai berikut : Metode Kuantitatif. 118
Kegiatan Kegiatan yang mendahului Waktu (minggu) Normal Biaya (juta Rp) Waktu (minggu) Cepat Biaya (juta Rp) A - 8 100 6 200 B - 4 150 2 350 C A 2 50 1 90 D B 5 100 1 200 E A 10 100 5 400 F C,D 3 80 1 100 Berapa waktu dan biaya jika waktu dipercepat! a) Gambarlah jaringan kerjanya! b) Tunjukkan jalur kritisnya! c) Berapa lama waktu penyelesaian proyeknya! d) Berapa biaya seluruh proyek sampai selesai? e) Jika proyek akan diselesaikan 2 minggu lebih cepat, kegiatan mana yang sebaiknya dipercepat, dan berapa tambahan biaya yang paling minimum? Daftar Pustaka 1. Hani Yuraningsih, Linda Kurniawati, 1995, Riset Operasional, Sekolah Tinggi Informatika & Teknik Komputer, Surabaya. 2. Johannes Supranto, 1998, Riset Operasi Untuk Pengambilan Keputusan, UI Press, Jakarta. 3. Sofwan Badri, 1998, Dasar-Dasar Network Planning (Dasar-dasar Perencanaan Jaringan Kerja), Rineka Cipta, Jakarta. 4. Tjutju Tarliah Dimyati, Ahmad Dimyati, 2003, Operations Research Model-Model Pengambilan Keputusan, Sinar Baru Algensindo, Bandung. Metode Kuantitatif. 119