Feri Hartini 1 dan Yahdi 2 1 Jurusan Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram 2 Dosen Jurusan Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. negeri maupun untuk ekspor. Komoditas sayuran dapat tumbuh dan berproduksi di

PENGARUH EKSTRAK DAUN SIRSAK Annona muricata L TERHADAP MORTALITAS LARVA Helicoverpa armigera H. PADA JAGUNG

BAB I PENDAHULUAN. Vektor demam berdarah adalah Aedes aegypti dan Aedes Albopictus.

I. PENDAHULUAN. mengganggu kenyamanan hidup manusia karena meninggalkan bau yang

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu

PENGARUH KONSENTRASI EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annonamuricata L.) TERHADAP MORTALITAS LARVA Crocidolomiabinotalis (Lepidoptera :Pyrolidae) E-JURNAL

TINJAUAN PUSTAKA. 1. Biologi Sitophilus oryzae L. (Coleoptera: Curculionidae)

PENGARUH EKSTRAK ETANOL CABAI MERAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. penyediaan bahan pangan pokok terutama ketergantungan masyarakat yang besar

BAB I PENDAHULUAN. dataran tinggi pada lahan basah dan lahan kering. Hasil produksi tomat di Indonesia dari tahun

UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata L) SEBAGAI PESTISIDA NABATI TERHADAP PENGENDALIAN HAMA TANAMAN SAWI (Brassica juncea L)

HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Variabel Hama. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak daun pepaya dengan berbagai

BAB I PENDAHULUAN. kedelai dan industri pakan ternak. Rata rata kebutuhan kedelai setiap tahun sekitar ± 2,2 juta

BAB I PENDAHULUAN. dikarenakan Indonesia merupakan negara tropik yang mempunyai kelembaban

Pestisida Nabati dan Aplikasinya. Oleh: YULFINA HAYATI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

VI. PEMBUATAN PESTISIDA NABATI. Yos. F. da Lopes, SP, M.Sc & Ir. Abdul Kadir Djaelani, MP

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Pengaruh Halusan Biji Sirsak ( Annona muricata L.) Terhadap Angka Kematian Larva Nyamuk Culex sp. Riyanto *) Abstrak

BAB I PENDAHULUAN. satu hama daun yang penting karena hama ini bersifat polifag atau mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. provinsi dan 2 kota, menjadi 32 kasus (97%) dan 382 kasus (77%) kabupaten/kota pada

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan produksi kubis di Indonesia banyak mengalami hambatan, di

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian dilakukan pada bulan Mei-Juni 2016 di Laboratorium Proteksi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. sirih hijau (Piper betle L.) sebagai pengendali hama Plutella xylostella tanaman

ABSTRAK. NILAWATI SURYA DARMA. Aplikasi Insektisida Nabati Daun Sirsak. (Annona Muricata L) Pada Konsentrasi yang Berbeda Untuk Mengendalikan

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Deman Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. perlakuan ekstrak daun kenikir, yang terdiri dari konsentrasi 3,3% (K 1 ),

UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK NIKOTIN FORMULA 1 (PELARUT ETHER) TERHADAP MORTALITAS Aphis gossypii (HOMOPTERA; APHIDIDAE)

UJI BEBERAPA KONSENTRASI TEPUNG DAUN GAMAL (Gliricidia sepium Jacq.) TERHADAP HAMA Sitophilus zeamais M. PADA BIJI JAGUNG DI PENYIMPANAN

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat di Indonesia dan menempati urutan pertama di Asia. Pada

Concentrations Test Of Tuba Root Powder (Derris elliptica Benth) Against Aphis glycines Matsumura (Homoptera: Aphididae) Mortality on Soybean Plants

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) Spodoptera litura F. dapat diklasifikasikan

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Kecepatan Kematian. nyata terhadap kecepatan kematian (lampiran 2a). Kecepatan kematian Larva

Mahasiswa Fakultas Pertanian UR.

I. PENDAHULUAN. Kepik hijau (Nezara viridula L.) merupakan salah satu hama penting pengisap

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sayuran sawi sehari-harinya relatif cukup tinggi, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. menyerang produk biji-bijian salah satunya adalah ulat biji Tenebrio molitor.

KISARAN HAMA SASARAN FORMULASI INSEKTISIDA BOTANI FTI-1 DAN KEAMANANNYA PADA BIBIT BEBERAPA FAMILI TANAMAN

Teodora Ballos, Sonja V. T Lumowa, Helmy Hassan Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mulawarman

Insektisida sintetik dianggap sebagai cara yang paling praktis untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. petani dan dikonsumsi masyarakat karena sayuran tersebut dikenal sebagai

PESTISIDA ALAMI MENDUKUNG BUDIDAYA STROBERI ORGANIK

BAB I PENDAHULUAN. mudah ditembus oleh alat-alat pertanian dan hama atau penyakit tanaman

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. pestisida nabati perasan daun kayu kuning (Arcangelisia flava L.) terhadap

BAB I PENDAHULUAN. hama. Pertanian jenis sayuran kol, kubis, sawi dan sebagainya, salah satu

PENDAHULUAN. Di seluruh dunia, produksi kentang sebanding dengan produksi gandum,

I. PENDAHULUAN. Tanaman lada (Piper nigrum L) merupakan salah satu komoditi ekspor.

Oleh: Nur Alindatus Sa Diyah

EFEKTIVITAS EKSTRAK DAUN MOJO (Aegle marmelos L.) TERHADAP KEMATIAN LARVA NYAMUK Aedes aegypti INSTAR III

Lalat rumah (Musca domestica) adalah lalat yang banyak terdapat di Indonesia. Lalat ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut padi atau beras mengalami proses penurunan kualitas dan kuantitas.

I. PENDAHULUAN. bagi manusia, seperti demam berdarah, malaria, kaki gajah, dan chikungunya

BAB I PENDAHULUAN. tanaman perkebunan. Akan tetapi banyak juga diantara serangga-serangga

PERLUASAN HAMA SASARAN FORMULASI INSEKTISIDA NABATI RSA1 PADA TIGA SPESIES SERANGGA HAMA SAYURAN NUR ASYIYAH

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2014 di Laboratorium. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

PENGARUH BIJI SRIKAYA DAN DAUN SIRSAK TERHADAP MORTALITAS Spodoptera litura di LABORATORIUM I. PENDAHULUAN

Pembuatan Pestisida Nabati

I. PENDAHULUAN. Aedes aegypti L. merupakan jenis nyamuk pembawa virus dengue,

I. PENDAHULUAN. lebih dari setengah penduduk menggantungkan hidupnya pada beras yang

PESTISIDA NABATI, MUDAH, MURAH, DAN RAMAH LINGKUNGAN UNTUK MENGENDALIKAN ORGANISME PENGGANGGU TANAMAN HORTIKULTURA. Oleh Ir. Pasetriyani, MP.

HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian dengan pemberian ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN BIOPESTISIDA TERHADAP DAYA KENDALI SERANGAN HAMA KUTU PADA TANAMAN CABE RAWIT OLEH : HENDRI YANDRI, SP (WIDYAISWARA PERTAMA)

I. PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue (DBD) merupakann penyakit yang. berkaitan erat dengan kenaikan populasi vektor Aedes aegypty.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang perlu dikembangkan adalah produk alam hayati (Sastrodiharjo et al.,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanaman sawi (Brassica juncea L.) merupakan salah satu jenis

PENGARUH INSEKTISIDA NABATI EKSTRAK BAWANG PUTIH

BAB I PENDAHULUAN. oleh para petani sayuran dan umum dikonsumsi oleh masyarakat luas di

Cetakan I, Agustus 2014 Diterbitkan oleh: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. adalah lalat bibit (Atherigona sp.), penggerek batang (Ostrinia furnacalis),

PEMBUATAN PESTISIDA NABATI DAUN PEPAYA UNTUK PENGEDALIAN ULAT DAN SERANGGA PENGHISAP TANAMAN Oleh Robinson Putra, SP

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. daerah tropika. Tumbuhan yang termasuk suku polong-polongan ini memiliki

BAB I PENDAHULUAN. masih tergantung pada penggunaan pestisida sintetis yang dianggap

I. PENDAHULUAN. kalorinya dari beras. Ketersediaan beras selalu menjadi prioritas pemerintah. karena menyangkut sumber pangan bagi semua lapisan

RENDAMAN DAUN PEPAYA (Carica papaya) SEBAGAI PESTISIDA NABATI UNTUK PENGENDALIAN HAMA ULAT GRAYAK (Spodoptera litura) PADA TANAMAN CABAI

BAB I PENDAHULUAN. Perlindungan tanaman secara preventif dan kuratif merupakan bagian yang

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai nilai ekonomis tinggi serta mempunyai peluang pasar yang baik.

BAB I PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max L.Mer) merupakan salah satu komoditi pangan

BAB I PENDAHULUAN. (OPT). Pestisida nabati bersifat mudah terurai (bio-degradable) di alam. dan ternak peliharaan karena residu mudah hilang.

PEMERINTAH KABUPATEN PROBOLINGGO

Uji Toksisitas Potensi Insektisida Nabati Ekstrak Kulit Batang Rhizophora mucronata terhadap Larva Spodoptera litura

tersebut mencapai miliaran rupiah setiap tahun (Setiawati et al., 2008).

PENGARUH KONSENTRASI DAN WAKTU APLIKASI EKSTRAK KULIT BUAH MAHONI

PENGARUH EKSTRAK DAUN MIMBA (Azedirachta indica) TERHADAP MORTALITAS ULAT DAUN (Plutella xylostella) PADA TANAMAN BAWANG MERAH (Allium ascalonicum L)

SKRIPSI. Oleh. Husni Mubarok NIM

HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. menghasilkan tingkat penolakan yang tidak berbeda nyata dibandingkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor pembatas proses produksi pertanian adalah hama. Hama timbul dan

I. PENDAHULUAN. diperkirakan, pengendalian hama pun menjadi sulit dilakukan.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanaman sayuran, kacang-kacangan, tomat, jagung dan tembakau. Helicoverpa

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Pengaruh Dosis Pestisida Nabati Tapak Liman terhadap Mortalitas Larva Ulat Tritip Instar III pada Tanaman Sawi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Jarak cina (Jatropha multifida Linn) sebagai pestisida nabati pengendali hama

PENGARUH EKSTRAK BUNGA KENANGA

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Filariasis limfatik atau lebih dikenal dengan. penyakit kaki gajah adalah salah satu masalah kesehatan

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Tempat : Penelitian ini dilaksanakan di Green House Kebun. Biologi FMIPA UNY.

I. HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. A. Uji Penolakan. terhadap penolakan hama kutu beras. Namun perlakuan serbuk

Transkripsi:

POTENSI EKSTRAK DAUN SIRSAK (Annona muricata, L.) SEBAGAI INSEKTISIDA KUTU DAUN PERSIK (Myzus persicae, Sulz) PADA DAUN TANAMAN CABAI RAWIT (Capsicum frutescens) Feri Hartini 1 dan Yahdi 2 1 Jurusan Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram 2 Dosen Jurusan Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram Abstrak Sirsak merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dan berbuah sepanjang tahun jika kondisi air tanah terpenuhi selama pertumbuhannya. Di dalam tanaman ini terkandung senyawa acetogenins yang bermanfaat. Senyawa ini tidak hanya terkandung pada buah, tetapi juga hampir seluruh bagian pada tanaman sirsak baik itu daun, batang, akar maupun bijinya. Kandungan acetogenins yang ada pada ekstrak daun sirsak dapat dimanfaatkan sebagai insektisida nabati yang ramah lingkungan. Pada penelitian ini dilakukan uji potensi ekstrak daun sirsak sebagai insektisida kutu daun persik (Myzus persicae, Sulz). Penelitian ini menggunakan penelitian jenis eksperimen kuantitaif dengan menggunakan analisis uji proporsi. Analisis ini digunakan untuk mengetahui seberapa besar potensi ekstrak daun sirsak sebagai insektisida kutu daun persik. Dari hasil penelitian ini diketahui bahwa ekstrak daun sirsak (Annona muricata, L) memiliki potensi sebagai insektisida kutu daun persik. Kekuatan aktivitas ekstrak daun sirsak terhadap kutu daun persik mencapai 100% pada konsentrasi 8% dan 10%. Potensi dari ekstrak daun sirsak sebagai insektisida kutu daun persik termasuk sangat tinggi yaitu 100%. Kata kunci: potensi, ekstrak daun sirsak, kutu daun persik.

FERI HARTINI DAN YAHDI PENDAHHULUAN Cabai merupakan salah satu jenis tanaman holtikultura yang banyak diminati konsumen di Indonesia. Tingkat konsumsi cabai cukup tinggi dan cenderung meningkat setiap tahun. Hama dan penyakit merupakan salah satu kendala terbesar dalam usaha budi daya cabai. Menurut Direktorat Perlindungan Tanaman, Ditjen Hortikultura, penurunan produksi dan meroketnya harga cabai pada Januari 2011 terjadi akibat serangan hama dan penyakit. Jenis hama yang banyak menyerang, diantaranya thrips, lalat buah, dan kutu persik (Neni Rostini. 2011 ). Salah satu hama penting yang menyerang tanaman cabai ialah kutu daun persik atau disebut dengan bahasa ilmiah Myzus persicae, Sulz. Serangga hama ini ditemukan pada bagian bawah daun. Kutu daun persik menghisap cairan sel sampai daun berwarna kekuningan. Akibatnya pertumbuhan tanaman terhambat, daun berkeriput, layu, kemudian mati. Hama ini juga bertindak sebagai vector penyakit virus. Tak jarang para petani cabai mengeluhkan hal ini. Kerugian akibat keberadaan hama ini ialah pertumbuhan cabai tidak bagus, bahkan gagal panen (Anonim, 2013). Untuk mengatasi masalah tersebut dapat dilakukan pembasmian atau pengusiran. Pembasmian dan pengusiran yang tidak tepat atau tidak ramah lingkungan dapat merusak lingkungan. Oleh karena itu, perlu dilakukan pembasmian atau pengusiran dengan cara yang ramah lingkungan seperti pestisida alami. Salah satu tanaman yang bisa dijadikan sebagai pestisida nabati yaitu sirsak (Annona muricata, L). Daun dan biji sirsak dapat berperan sebagai insektisida, larvasida, revellent (penolak serangga), dan antifeedant (penghambat makanan) dengan cara kerja sebagai racun kontak dan racun perut. Ekstrak daun sirsak dapat dimanfaatkan untuk menanggulangi hama belalang dan hama-hama lainnya. Kandungan aktif yang terdapat pada sirsak yaitu buah yang mentah, biji, daun dan akarnya mengandung senyawa kimia annonain yang bersifat racun pada serangga (Agus Kardinan. 2002 ). 108 BIOTA: Jurnal Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram

Potensi Ekstrak Daun Sirsak... Senyawa aktif dari daun A. muricata yaitu tanin dan acetogenin mulai bekerja ketika sampai di usus. Tanin menghambat aktivitas enzim pada saluran pencernaan serangga sedangkan senyawa acetogenin meracuni sel-sel saluran pencernaan akhirnya serangga uji mengalami kematian. Menurut Dadang (1999), tanin merupakan senyawa yang dapat menghambat ketersedian protein dengan membentuk kompleks yang kurang bisa dicerna oleh serangga, sedangkan menurut Mulyaman, dkk (2000), bahwa senyawa acetogenin bersifat sebagai toksin yang dapat meracuni sel-sel lambung (A. Tenrirawe. 2011 ). Adapun maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi ekstrak daun sirsak (Annona muricata, L.) sebagai insektisida kutu daun persik (Myzus persicae, Sulz) pada daun tanaman cabai rawit (Capsicum frutescens). METODE Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimen dengan pendekatan kuantitatif. Dalam penelitian ini terdapat beberapa tahapan antara lain pembuatan ekstrak, pembiakan kutu, dan uji insektisida. Pembuatan ekstrak Daun sirsak (200-250 gram) ditumbuk atau dihaluskan menggunakan blender atau alat penggerus. Kemudian dilakukan maserasi pada serbuk daun sirsak. Penguapan serbuk daun sirsak menggunakan rotary evaporator. Pengenceran ekstrak daun sirsak sesuai dengan konsentrasi yang dibutuhkan yaitu 0%, 2%, 4%, 6%, 8%, dan 10%. Pembiakan kutu daun persik (Myzus persicae, Sulz) Pembiakannya dilakukan dengan melepaskan imago kutu daun persik pada tanaman cabai yang telah ditanam sebelumnya. Membiarkan kutu daun persik selama 20-25 hari sesuai siklus hidupnya untuk memperoleh kutu dengan umur yang sama. Volume VIII, Nomor 1, Januari Juni 2015 109

FERI HARTINI DAN YAHDI Mempersiapkan sampel hama kutu daun persik cabai yang sudah dibiakkan. Memberikan label pada masing-masing daun tanaman cabai sesuai dengan perlakuan dan ulangan yang diberikan. Uji insektisida ekstrak daun sirsak Mengamati jumlah kutu daun persik (Myzus persicae, Sulz) pada setiap daun cabai yang telah diberi label dengan bantuan lup atau kaca pembesar. Mencatat jumlah kutu daun pada setiap daun yang telah diberi label sebelum penyemprotan dilakukan. Menyemprotkan ekstrak daun sirsak ke daun tanaman cabai yang telah diberi label tersebut, dengan ketentuan 0% (P1), 2% (P2), 4% (P3), 6% (P4), 8% (P5), 10% (P6). Masing-masing tiga kali semprotan. Mendiamkan selama 5 hari untuk melihat reaksi yang terjadi. Menghitung mortalitas harian kutu daun persik pada setiap tanaman cabai. Mendata hasil yang didapatkan dalam tabel data kematian hama kutu daun akibat pemberian perlakuan dalam ulangan pada hari pertama sampai hari ke-5 pada tabel pengamatan. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Parameter amatan yang dilakukan pada penelitian ini adalah menghitung jumlah awal kutu daun yang hidup sebelum dilakukan penyemprotan ekstrak daun sirsak dan menghitung jumlah mortalitas dan hilang kutu daun pada setiap perlakuan setelah dilakukan penyemprotan dengan ekstrak daun sirsak selama 5 (lima) hari. Berikut tabel hasil pengamatan. 110 BIOTA: Jurnal Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram

Potensi Ekstrak Daun Sirsak... Tabel 1 Data hasil pengamatan awal sebelum penyemprotan Jumlah awal kutu daun Total Sampel daun (Jumlah P1 P2 P3 P4 P5 P6 awal) 1 9 7 11 7 11 10 55 2 11 7 9 7 15 10 59 3 12 7 8 5 9 5 46 Perlakuan P1 P2 P3 P4 P5 P6 4 10 10 6 5 13 5 49 5 8 5 5 17 5 5 45 Total 50 36 39 41 53 35 254 Tabel 2 Data mortalitas kutu Daun Persik Selama 5 hari Ket Pengamatan Hari Ke- 1 2 3 4 5 Total Persentase (%) Hidup 49 46 32 32 32 191 75 Hilang 1 6 15 - - 22 9 Mati - - - - - - 0 Hidup 29 20 18 18 15 100 39 Hilang 5 5 2-2 14 6 Mati 2 4 - - - 6 2 Hidup 10 5 5 5 4 29 11 Hilang 19 3 - - 3 25 10 Mati 9 3 - - - 12 5 Hidup 11 6 2 1 10 30 12 Hilang 20 4 1 - - 25 10 Mati 8 3 3 1-15 6 Hidup 3 - - - - 3 1 Hilang 20 3 - - - 23 9 Mati 26 4 - - - 30 12 Hidup 1 1 - - - 2 1 Hilang 10 - - - - 10 4 Mati 25 - - - - 25 10 Total 252 113 78 57 66 566 Volume VIII, Nomor 1, Januari Juni 2015 111

FERI HARTINI DAN YAHDI Untuk mengetahui potensi anti serangga atau insektisida ekstrak daun sirsak maka data-data yang diperoleh tersebut dihitung persentase aktivitas anti serangganya dengan persamaan % = x 100% Keterangan: Q% = Persentase potensi (aktivitas) insektisida ekstrak daun sirsak M = Jumlah sampel kutu yang mati dan hilang N = Jumlah awal kutu daun persik (Myzus persicae, Sulz) Untuk melihat lebih jelas kekuatan atau aktivitas anti serangga berdasarkan persentase hilang dan kematian kutu daun pada setiap perlakuan, maka dibuatkan kategori tingkat aktivitasnya. Kategori tingkat aktivitas atau kekuatan insektisida yang ada dalam ekstrak daun sirsak sebagai berikut: Gambar 1 Kurva Normal 112 BIOTA: Jurnal Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram

Potensi Ekstrak Daun Sirsak... Keterangan : μ : Rerata (Mean) SR : Sangat Rendah s : Standar Baku R : Rendah μ-1,5 : Luas Rata-rata (Mean) Ke Kiri C : Cukup μ+1,5 : Luas Rata-rata (Mean) Ke Kanan T : Tinggi ST : Sangat Tinggi Rumus penentuan kategori tingkat potensi sebagai berikut: S = = 16,7 0 x 50 1,5 (16,7) = 25% (Sangat Rendah) 25 < x 50 0,5 (16,7) = 41,7% (Rendah) 41,5 < x < 50 + 0,5 (16,7) = 58,4% (Cukup) 58,4 < x 50 + 1,5 (16,7) = 75% (Tinggi) 75% < x 100% (Sangat Tinggi) Prosentase aktivitas anti serangga dikonversi ke data kategori, diperoleh hasil seperti pada tebel 3 di bawah ini: Tabel 3 Hasil Persentase Kekuatan Aktivitas Anti Serangga Setelah Lima Hari Perlakuan Persentase (%) Kategori tingkat potensi P1 44 % Cukup P2 55,6 % Cukup P3 94,9 % Sangat tinggi P4 97,6 % Sangat tinggi P5 100 % Sangat tinggi P6 100 % Sangat tinggi Volume VIII, Nomor 1, Januari Juni 2015 113

FERI HARTINI DAN YAHDI PEMBAHASAN Berdasarkan hasil data mortalitas dan hilang kutu daun persik (Myzus persicae, Sulz) menunjukkan semakin tinggi konsentrasi ekstrak daun A. muricata maka semakin tinggi pula mortalitas dan hilang dari kutu daun persik tersebut. Semakin tinggi konsentrasi maka senyawa bahan aktif yang terdapat pada ekstrak daun sirsak juga akan semakin tinggi. Pendapat ini diperkuat oleh Harborne (1979) dalam Nursal dkk. (1997) dalam Ahmad Daud, dkk. (2011) menyatakan bahwa konsentrasi ekstrak yang lebih tinggi maka pengaruh yang ditimbulkan semakin tinggi pula, di samping itu daya kerja suatu senyawa sangat ditentukan oleh besarnya konsentrasi. Hal ini terjadi karena adanya kandungan zat isoquanalin alkaloid yang bersifat sebagai antifeedant yang menyebabkan serangga mengalami kematian. Menurut Claus (1962) dalam Padang (2001), tanaman A. muricata mengandung isoquanolin yang termasuk golongan alkaloid. Alkaloid merupakan senyawa yang bersifat basa yang terdapat dalam tanaman tertentu dalam jumlah yang relative kecil dan mempengaruhi aktivitas biologi. Lebih lanjut Panda dan Gurdev (1995), menyatakan bahwa isoquanolin alkaloid merupakan senyawa yang menyebabkan serangga tidak makan, dalam hal ini bersifa antifeedant. Ditambahkan oleh Dadang (1999), bahwa antifeedant merupakan senyawa yang secara substansi tidak memberikan penolakan aktivitas makan tetapi memberikan rasa ketidaksukaan pada serangga. Dari hasil pengamatan penelitian ini juga dapat dilihat bahwa semua kutu daun pada P5 dan P6 setelah pengamatan hari kedua menunjukkan sampel kutu mati semua. Dapat dikatakan bahwa konsentrasi yang optimum untuk digunakan sebagai insektisida nabati daun sirsak adalah konsentrasi 8% atau lebih. karena konsentrasi lebih besar dari 8% membutuhkan waktu lebih singkat. 114 BIOTA: Jurnal Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram

KESIMPULAN DAN SARAN Simpulan Potensi Ekstrak Daun Sirsak... Berdasarkan hasil penelitian ini, maka dapat disimpulkan bahwa ekstrak daun sirsak berpotensi sebagai insektisida kutu daun persik (Myzus persicae, Sulz). Kategori tingkat potensi ekstrak daun sirsak sebagai insektisida kutu daun mencapai 100% (sangat tinggi). Saran Saran-saran yang peneliti sampaikan dari penelitian ini, antara lain: 1. Untuk penelitian selanjutnya, sebaiknya penelitian yang akan dilakukan tidak hanya terbatas pada mortalitas saja, akan tetapi lebih mendalam pada proses gangguan fisiologi atau pertumbuhan hama serangga dan sebaiknya menggunakan konsentrasi ekstrak daun sirsak yang lebih tinggi lagi. 2. Peneliti berharap kepada peneliti selanjutnya agar menguji potensi ekstrak daun sirsak sebagai insektisida alami pada jenis serangga lainnya. DAFTAR PUSTAKA Ahmad Daud, dkk. 2011. Uji Beberapa Konsentrasi Ekstrak Tepung Buah Sirih Hutan (Piper aduncum L) Untuk Mengendalikan Hama Kutu Daun Persik Myzus persicae Sulzer (Homoptera: Aphididae) Pada Tanaman Cabai (Capsicum annum L.) dalam http//jurnal kutu daun.pdf. Diakses pada hari Senin 17 Juni 2013 jam 14.30. Agus Kardinan. 2002. Pestisida Nabati Ramuan dan Aplikasi. Jakarta: Penebar Swadaya. Anonim, Perlu Penelitian Lebih Lanjut Mengenai Hama Daun Persik. Redirected from http://www.kalanews.com/teliti/item/268-perlu- Volume VIII, Nomor 1, Januari Juni 2015 115

FERI HARTINI DAN YAHDI penelitian-lebih-lanjut-mengenai-hama-daun-persik. Diakses tanggal 19 juni 2013 jam 17.01 WITA. A. Tenrirawe. 2011. Seminar Nasional Serelia Pengaruh Ekstrak Daun Sirsak Annona muricata L Terhadap Mortalitas Larva Helicoverpa armigera H Pada Jagung. Balai Penelitian Tanaman Serelia. Neni Rostini. 2011. 6 Jurus Bertanam Cabai Bebas Hama dan Penyakit. Jakarta: AgroMedia Pustaka. 116 BIOTA: Jurnal Tadris IPA Biologi FITK IAIN Mataram