LAMPIRAN. Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai September 2015 dengan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Gambar 1. Talus Segar Rumput Laut Gracilaria verrucosa (Hudson) Papenfus. Universitas Sumatera Utara

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pangan

Lampiran 1. Prosedur Analisis Karakteristik Pati Sagu. Kadar Abu (%) = (C A) x 100 % B

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS. A.1. Pengujian Daya Serap Air (Water Absorption Index) (Ganjyal et al., 2006; Shimelis el al., 2006)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Jurusan Pendidikan Kimia dan

METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN 1 DATA PENGAMATAN. Tabel 7. Data Pengamtan Hidrolisis, Fermentasi Dan Destilasi. No Perlakuan Pengamatan

Lampiran 1. Hasil identifikasi tumbuhan singkong

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

DATA PENGAMATAN. Volume titran ( ml ) ,5 0,4 0,5 6

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

TATA CARA PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Penelitian ini telah dilakukan di Laboratorium Pasca Panen Universitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Universitas Muhammadiyah Malang mulai bulan April 2014 sampai Januari 2015.

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Mei sampai dengan Agustus 2014, yang

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) faktorial yang terdiri dari dua faktor. Faktor

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 11 sampai 28 November 2013

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

Lampiran 1. Penentuan kadar ADF (Acid Detergent Fiber) (Apriyantono et al., 1989)

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

LAMPIRAN A PROSEDUR ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. pertama terdiri dari jenis pati bahan edible coating dan faktor kedua terdiri

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Juli sampai bulan Oktober 2011 di

LAMPIRAN A DATA PENGAMATAN. A. Pemanfaatan Rumput Ilalang Sebagai Bahan Pembuatan Bioetanol Secara Fermentasi.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada Bulan November Desember 2016 di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan November 2014 sampai dengan bulan

III. BAHAN DAN METODE. Aplikasi pengawet nira dan pembuatan gula semut dilakukan di Desa Lehan Kecamatan

BAB V METODOLOGI. No. Alat Ukuran Jumlah

LAMPIRAN I DATA PENGAMATAN. 1.1 Hasil Pengamatan Analisa Analisa Protein dengan Metode Kjeldahl Tabel 6. Hasil Pengamatan Analisa Protein

BAB III METODE PENELITIAN. ulangan. Faktor pertama adalah jenis pati bahan edible coating (P) yang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Balai Riset dan Standarisasi Industri Bandar

Lampiran 1. Gambar tanaman dan wortel. Tanaman wortel. Wortel

LAMPIRAN 1. PROSEDUR ANALISIS CONTOH TANAH. Pertanian Bogor (1997) yang meliputi analisis ph, C-organik dan P-tersedia.

III. METODOLOGI PENELITIAN

Gambar sekam padi setelah dihaluskan

BAB V METODOLOGI. digester, kertas ph secukupnya, cawan porselin 3 buah, kurs porselen 3 buah,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. furnace, desikator, timbangan analitik, oven, spektronik UV, cawan, alat

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Tepung Empulur Sagu

BAB III METODE PENELITIAN. mengujikan L. plantarum dan L. fermentum terhadap silase rumput Kalanjana.

I. PERANAN AIR DI DALAM BAHAN PANGAN. terjadi jika suatu bahan pangan mengalami pengurangan atau penambahan kadar air. Perubahan

Lampiran 1. Hasil identifikasi sampel

Dalam proses ekstraksi tepung karaginan, proses yang dilakukan yaitu : tali rafia. Hal ini sangat penting dilakukan untuk memperoleh mutu yang lebih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Alur penelitian ini seperti ditunjukkan pada diagram alir di bawah ini:

Percobaan pendahuluan dilakukan pada bulan Januari - Maret 2012 dan. pecobaan utama dilakukan pada bulan April Mei 2012 dengan tempat percobaan

METODE PENGUJIAN. 1. Kadar Oksalat (SNI, 1992)

BAB V METODOLOGI. 5.1 Bahan dan Alat yang Digunakan dan Tahapan-tahapan dalam Penelitian

APPENDIKS A PROSEDUR KERJA DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN

x100% LAMPIRAN PROSEDUR ANALISIS A.1. Pengujian Daya Serap Air (Ganjyal et al., 2006; Shimelis et al., 2006)

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian, Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

= ( ) + + ( ) 10 1

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2014 di Laboratorium

DAFTAR LAMPIRAN. No. Judul Halaman. 1. Pelaksanaan dan Hasil Percobaan Pendahuluan a. Ekstraksi pati ganyong... 66

III. BAHAN DAN METODE. Lampung Timur, Laboratorium Teknologi Hasil Pertanian Politeknik Negeri

1.Penentuan Kadar Air. Cara Pemanasan (Sudarmadji,1984). sebanyak 1-2 g dalam botol timbang yang telah diketahui beratnya.

Lampiran 1. Gambar Kertas HVS Bekas, ᾳ selulosa, dan SMKHB. Gambar 1. Gambar 2. Keterangan : Gambar 1 : Kertas HVS bekas. Gambar 2 : Alfa Selulosa

METODE. Materi. Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. laboratorium jurusan pendidikan biologi Universitas Negeri Gorontalo. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN. di panaskan. dan selama 15 menit. dituangkan dalam tabung reaksi. didiamkan dalam posisi miring hingga beku. inkubator

BAB III METODE PENELITIAN. Ubi jalar ± 5 Kg Dikupas dan dicuci bersih Diparut dan disaring Dikeringkan dan dihaluskan Tepung Ubi Jalar ± 500 g

BAB III METODE PENELITIAN

Kentang. Dikupas, dicuci bersih, dipotong-potong. Diblender hingga halus. Residu. Filtrat. Endapan. Dibuang airnya. Pati

Lampiran 1. Hasil analisis proksimat pakan perlakuan (udang rebon) Tabel 3. Analisis proksimat pelet udang rebon

LAMPIRAN A A.1 Pengujian Total Padatan Terlarut (SNI yang dimodifikasi*) Dengan pengenceran A.2 Pengujian Viskositas (Jacobs, 1958)

MATERI DAN METODE PENELITIAN

bio.unsoed.ac.id METODE PENELITIAN A. Materi, Lokasi, dan Waktu Penelitian 1. Materi Penelitian 1.1 Bahan

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Tatacara karakterisasi limbah tanaman jagung

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan THP

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan berdasarkan bagan alir yang ditunjukkan pada gambar 3.1

METODOLOGI PENELITIAN

Lampiran 1. Prosedur Analisa Karakteristik Bumbu Pasta Ayam Goreng 1. Kadar Air (AOAC, 1995) Air yang dikeluarkan dari sampel dengan cara distilasi

III. METODE PENELITIAN. Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Lampung mulai Agustus September

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. lengkap (RAL) pola faktorial yang terdiri dari 2 faktor. Faktor pertama adalah variasi

Lampiran 1. Hasil Identifikasi Tumbuhan

BAB III METODE PENELITIAN

Lampiran 1. Kriteria penilaian beberapa sifat kimia tanah

Lampiran 1. Gambar Sampel Sayur Sawi

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

Lampiran 2. Prosedur Analisis Logam Dalam Sedimen dengan metode USEPA 3050B (APHA, 1992)

BROWNIES TEPUNG UBI JALAR PUTIH

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI. 1. Analisis Kualitatif Natrium Benzoat (AOAC B 1999) Persiapan Sampel

BAB III. BAHAN DAN METODE

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

Transkripsi:

LAMPIRAN Lampiran 1. Umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) Lampiran 2. Pati umbi talas (Xanthosoma sagittifolium (L.) Schott) 47

Lampiran. Oven Lampiran 4. Autoklaf 48

Lampiran 5. Tanur Lampiran 6. Orbital shaker 49

Lampiran 7. Melting point Lampiran 8. ph meter 50

Lampiran 9. Hasil identifikasi tumbuhan LIPI 51

Lampiran 10. Sertifikat analisis enzim α-amilase 52

Lampiran 11. Skema pembuatan pati umbi talas Umbi talas 8 kg Dikupas dan dicuci dengan air bersih Dipotong melintang dengan ukuran ± 1 cm Dimasukkan ke dalam blender dan tambahkan akuades secukupnya hingga menutupi permukaan talas (1 kg : 5 L) Diblender hingga halus Disaring dengan saringan kain halus sambil diperas hingga didapatkan suspensi pati Filtrat I Ampas Ditambahkan sisa akuades sambil diperas Disaring dan diperas lagi hingga air sarian bening Filtrat II Ampas Pati umbi talas Digabungkan filtrat I dan II Dibiarkan hingga mengendap selama ± 24 jam Dibuang bagian atas yang keruh dan ditambahkan dengan 2L akuades, biarkan selama ± 24 jam Dibuang cairan bening bagian atas Dikeringkan endapan yang diperoleh pada suhu ruangan Diperoleh pati kering dan dihaluskan dengan blender dan ayak dengan ayakan 80 mesh Dilakukan pengujian kualitatif dengan larutan lugol 5

Lampiran 12. Skema pembuatan dekstrin metode katalis asam Pati umbi talas Dibuat suspensi pati 20 % (00 gr ad 1,5 L akuades) Ditambahkan HCl 1 N 150 ml dan diaduk hingga homogen Dipanaskan dalam autoklaf selama 10 menit pada suhu 110 o C Ditambahkan Na 2 CO 1 N (217 ml) sampai ph=7 dan didinginkan pada suhu ruangan Ditambahan etanol absolut p.a sebanyak 00 ml (1:1) dan diaduk Didinginkan dalam freezer selama ±12 jam hingga terbentuk dua lapisan dan disaring Filtrat Endapan Dikeringkan dalam oven pada suhu 80 o C selama jam Dihaluskan dengan blender dan ayak dengan ayakan 80 mesh Dilakukan pengujian kualitatif dengan larutan lugol Serbuk Dekstrin 54

Lampiran 1. Skema pembuatan dekstrin metode enzimatis Pati umbi talas Gelatinisasi Likuifaksi Serbuk Dekstrin Dibuat suspensi pati 20 % (50 g ad 250 ml akuades) Dilakukan cek ph (ph=6,8) Dipanaskan suspensi pati diatas hot plate stirer pada suhu 95 o C Diaduk hingga didapat gel bening Diturunkan suhu hingga 40 o C dan tambahkan enzim α-amilase 0,025 g/50 g pati Dilakukan hidrolisis selama 24 jam sambil terus diaduk Dilakukan pengujian kualitatif dengan larutan lugol tiap jam Dirusak enzim dengan memanaskan dekstrin hingga mendidih Dikeringkan dalam oven pada suhu 80 o C selama 7 jam Dihaluskan dengan blender dan ayak dengan ayakan 80 mesh 55

Lampiran 14. Pengujian kualitatif dengan larutan lugol pati umbi talas Warna Biru 56

Lampiran 15. Perhitungan rendemen Rendemen = bb aa x 100 % Dimana : a = Berat pati yang digunakan (g) b = Berat dekstrin yang diperoleh (g) a. Secara metode katalis asam Berat pati : 00,0012 g Berat dekstrin : 125,1999 g Randemen = bb aa x 100 % = 125,1999 g 00,0012 g x 100 % = 41,7 % b. Secara metode enzimatis Berat pati : 50,0015 g Berat dekstrin :,5522 g Randemen = bb aa x 100 % =,5522 g 50,0015 g x 100 % = 67,10 % 57

Lampiran 16. Warna dekstrin Dekstrin metode katalis asam Dekstrin metode enzimatis A B Keterangan : Gambar A : Dekstrin kekuning-kuningan Gambar B : Dekstrin putih 58

Lampiran 17. Pengujian kualitatif dengan larutan lugol Dekstrin metode katalis asam Dekstrin metode enzimatis 1 2 4 5 6 7 8 A B Keterangan : Gambar A : Ungu kecoklat-coklatan Gambar B : Ungu kecoklat-coklatan 59

Lampiran 18. Perhitungan kehalusan 80 mesh Kehalusan 80 mesh = (100 a) % Dimana: a= persentase dari bagian yang tidak melewati ayakan 80 mesh a. Secara metode katalis asam 1. Berat serbuk dekstrin : 10,0674 g Serbuk dekstrin yang tidak melewati ayakan : 0,5278 g a = 0,5278 g x 100 % = 5,24 % 10,0774 g Kehalusan 80 mesh = (100 5,24) % = 94,76 % 2. Berat serbuk dekstrin : 10,041 g Serbuk dekstrin yang tidak melewati ayakan : 0,524 g a = 0,524 g x 100 % = 5,0 % 10,041 g Kehalusan 80 mesh = (100 5,0) % = 94,7 %. Berat serbuk dekstrin : 10,0211 g Serbuk dekstrin yang tidak melewati ayakan : 0,579 g a = 0,579 g x 100 % = 5,7 % 10,0211 g Kehalusan 80 mesh = (100 5,7) % = 94,6 % Kehalusan 80 mesh rata-rata = 94,76 % + 94,7 % + 94,6 % = 94,7 % 60

Lampiran 18. (Lanjutan) b. Secara metode enzimatis 1. Berat serbuk dekstrin : 10,06 g Serbuk dekstrin yang tidak melewati ayakan : 0,6040 g a = 0,6040 g x 100 % = 6,02 % 10,06 g Kehalusan 80 mesh = (100 6,02) % = 9,98 % 2. Berat serbuk dekstrin : 10,0215 g Serbuk dekstrin yang tidak melewati ayakan : 0,6062 g a = 0,6062 g x 100 % = 6,05 % 10,0215 g Kehalusan 80 mesh = (100 6,05) % = 9,95 %. Berat serbuk dekstrin : 10,0150 g Serbuk dekstrin yang tidak melewati ayakan : 0,6067 g a = 0,6067 g x 100 % = 6,06 % 10,0150 g Kehalusan 80 mesh = (100 6,06) % = 9,94 % Kehalusan 80 mesh rata-rata = 9,98 % + 9,95 % + 9,94 % = 9,96 % 61

Lampiran 19. Perhitungan kadar air Kadar air = Penyusutan bobot serbuk dekstrin (g) Bobot serbuk dekstrin (g) X 100 % a. Secara metode katalis asam 1. Bobot serbuk dekstrin : 2,0177 g Penyusutan bobot : 0,1805 g Kadar air = 0,1805 g 2,0177 g x 100 % = 8,94 % 2. Bobot serbuk dekstrin : 2,0040 g Penyusutan bobot Kadar air = 0,1761 g 2,0040 g : 0,1761 g x 100 % = 8,79 %. Bobot serbuk dekstrin : 2,0097 g Penyusutan bobot Kadar air = 0,177 g 2,0097 g : 0,177 g x 100 % = 8,64 % Kadar air rata-rata = 8,94 % + 8,79 % +8,64 % = 8,79 % b. Secara metode enzimatis 1. Bobot serbuk dekstrin : 2,0081 g Penyusutan bobot Kadar air = 0,151 g 2,0081 g : 0,151 g x 100 % = 7,62 % 62

Lampiran 19. (Lanjutan) 2. Bobot serbuk dekstrin : 2,0055 g Penyusutan bobot Kadar air = 0,1575 g 2,0055 g : 0,1575 g x 100 % = 7,85 %. Bobot serbuk dekstrin : 2,0089 g Penyusutan bobot Kadar air = 0,1485 g 2,0089 g : 0,1485 g x 100 % = 7,9 % Kadar air rata-rata = 7,62 % + 7,85 % + 7,9 % = 7,62 % 6

Lampiran 20. Perhitungan kadar abu Kadar abu = Bobot abu (g) Bobot serbuk dekstrin (g) x 100 % a. Secara metode katalis asam 1. Bobot serbuk dekstrin : 2,0028 g Bobot abu : 0,0091 g Kadar abu = 0,0091 g 2,0028 g x 100 % = 0,45 % 2. Bobot serbuk dekstrin : 2,0018 g Bobot abu : 0,0085 g Kadar abu = 0,0085 g 2,0018 g x 100 % = 0,42 %. Bobot serbuk dekstrin : 2,006 g Bobot abu : 0,0094 g Kadar abu = 0,0094 g 2,006 g x 100 % = 0,47 % Kadar abu rata-rata = 0,45 % + 0,42 % + 0,47 % x 100 % = 0,45 % b. Secara metode enzimatis 1. Bobot serbuk dekstrin : 2,002 g Bobot abu : 0,008 g Kadar abu = 0,008 g 2,002 g x 100 % = 0,9 % 64

Lampiran 20. (Lanjutan) 2. Bobot serbuk dekstrin : 2,0015 g Bobot abu : 0,008 g Kadar abu = 0,008 g 2,0015 g x 100 % = 0,41 %. Bobot serbuk dekstrin : 2,0016 g Bobot abu : 0,009 g Kadar abu = 0,009 g 2,0016 g x 100 % = 0,46 % Kadar abu rata-rata = 0,9 % + 0,41 % + 0,46 % x 100 % = 0,42 % 65

Lampiran 21. Perhitungan kelarutan dalam air dingin Kelarutan dalam air dingin = a (g) Bobot serbuk dekstrin (g) X fp x 100 % Dimana : a = Bobot kering dari 10 ml larutan fp= Faktor pengenceran = 50/10 ml = 5 Kelarutan dalam air dingin pati umbi talas 1. Bobot serbuk dekstrin : 0,5008 g Bobot kering : 0,004 g Kelarutan dalam air dingin = 0,004 g 0,5008 g x 5 x 100 % =,9 % 2. Bobot serbuk dekstrin : 0,5008 g Bobot kering : 0,007 g Kelarutan dalam air dingin = 0,007 g 0,5008 g x 5 x 100 % =,69 %. Bobot serbuk dekstrin : 0,5008 g Bobot kering : 0,008 g Kelarutan dalam air dingin = 0,008 g 0,5008 g x 5 x 100 % =,79 %,9 % +,69 % +,79 % Kelarutan dalam air dingin rata-rata= =,62 % 66

Lampiran 21. (Lanjutan) a. Secara metode katalis asam 1. Bobot serbuk dekstrin : 0,5069 g Bobot kering : 0,058 g Kelarutan dalam air dingin = 0,058 g 0,5069 g x 5 x 100 % = 57,21 % 2. Bobot serbuk dekstrin : 0,5069 g Bobot kering : 0,058 g Kelarutan dalam air dingin = 0,058 g 0,5069 g x 5 x 100 % = 57,5 %. Bobot serbuk dekstrin : 0,5069 g Bobot kering : 0,0585 g Kelarutan dalam air dingin = 0,0585 g 0,5069 g x 5 x 100 % = 57,7 % 57,21 % + 57,5 % + 57,7 % Kelarutan dalam air dingin rata-rata= = 57,47 % b. Secara metode enzimatis 1. Bobot serbuk dekstrin : 0,5056 g Bobot kering : 0,068 g Kelarutan dalam air dingin = 0,068 g 0,5056 g x 5 x 100 % = 6,09 % 67

Lampiran 21. (Lanjutan) 2. Bobot serbuk dekstrin : 0,5056 g Bobot kering : 0,069 g Kelarutan dalam air dingin = 0,069 g 0,5056 g x 5 x 100 % = 6,19 %. Bobot serbuk dekstrin : 0,5056 g Bobot kering : 0,067 g Kelarutan dalam air dingin = 0,067 g 0,5056 g x 5 x 100 % = 62,99 % 6,09 % + 6,19 % + 62,99 % Kelarutan dalam air dingin rata-rata= = 6,09 % 68

Lampiran 22. Perhitungan kadar dekstrosa ekuivalen (DE) Faktor Fehling (FF) = Kebutuhan titran (ml )x berat glukosa (g) 1000 Kebutuhan titran Berat glukosa : 10,1 ml : 2,5 g 10,1 ml x 2.5 gram Faktor Fehling (FF) = 1000 = 0,02525 DE = FF X 100 konsentrasi larutan dekstrin (g/ml ) x kebutuhan titran (ml ) a. Secara metode katalis asam 1. FF : 0,02525 Konsentrasi pati Kebutuhan titran : 2,5 g/50 ml :,6 ml DE = 0,02525 x 100 2,5 g = 14,02 x,6 ml 50 ml 2. FF : 0,02525 Konsentrasi pati Kebutuhan titran : 2,5 g/50 ml :,7 ml DE = 0,02525 x 100 2,5 g = 1,65 x,7 ml 50 ml 69

Lampiran 22. (Lanjutan). FF : 0,02525 Konsentrasi pati Kebutuhan titran : 2,5 g/50 ml :,8 ml DE = 0,02525 x 100 2,5 g = 1,29 x,8 ml 50 ml 14,02 + 1,65 + 1,29 DE rata-rata = =1,65 b. Secara metode enzimatis 1. FF : 0,02525 Konsentrasi pati Kebutuhan titran : 2,5 g/50 ml :,2 ml DE = 0,02525 x 100 2,5 g = 15,78 x,2 ml 50 ml 2. FF : 0,02525 Konsentrasi pati Kebutuhan titran : 2,5 g/50 ml :, ml DE = 0,02525 x 100 2,5 g = 15,0 x, ml 50 ml 70

Lampiran 22. (Lanjutan). FF : 0,02525 Konsentrasi pati Kebutuhan titran : 2,5 g/50 ml :,4 ml DE = 0,02525 x 100 2,5 g = 14,85 x,4 ml 50 ml 15,78 + 15,0 + 14,85 DE rata-rata = = 15,1 71

Lampiran 2. Hasil pengujian titik lebur a. Secara metode katalis asam 1. Titik lebur serbuk dekstrin = 184 o C 2. Titik lebur serbuk dekstrin = 185 o C. Titik lebur serbuk dekstrin = 186 o C (184 + 185 + 186) Titik lebur dekstrin rata-rata = = 185 o C Sebelum Sesudah b. Secara metode enzimatis 1. Titik lebur serbuk dekstrin = 182 o C 2. Titik lebur serbuk dekstrin = 182 o C. Titik lebur serbuk dekstrin = 18 o C (182 + 182 + 18) Titik lebur dekstrin rata-rata = = 182 o C Sebelum Sesudah 72

Lampiran 24. Perhitungan derajat asam Derajat asam = fp x ml titrasi x N NaOH x 100 g bobot serbuk dekstrin (g) Dimana : fp = faktor pengenceran = 100/50 ml = 2 a. Secara metode katalis asam 1. Bobot serbuk dekstrin : 5,0052 g Hasil titrasi : 0,75 ml Derajat asam = 2 x 0,75 ml x 0,1 N x 100 g 5,0052 g = 2,99 2. Bobot serbuk dekstrin : 5,0078 g Hasil titrasi : 0,65 ml Derajat asam = 2 x 0,65 ml x 0,1 N x 100 g 5,0078 g = 2,59. Bobot serbuk dekstrin : 5,0081 g Hasil titrasi : 0,75 ml Derajat asam = 2 x 0,75 ml x 0,1 N x 100 g 5,0081 g = 2,99 2,99 + 2,59 + 2,99 Derajat asam rata-rata = = 2,86 7

Lampiran 24. (Lanjutan) b. Secara metode enzimatis 1. Bobot serbuk dekstrin : 5,0042 g Hasil titrasi : 1 ml Derajat asam = 2 x 1 ml x 0,1 N x 100 g 5,0042 g =,99 2. Bobot serbuk dekstrin : 5,0092 g Hasil titrasi : 1,1 ml Derajat asam = 2 x 1,1 ml x 0,1 N x 100 g 5,0092 g = 4,9. Bobot serbuk dekstrin : 5,000 g Hasil titrasi : 1,2 ml Derajat asam = 2 x 1,2 ml x 0,1 N x 100 g 5,000 g = 4,79,99 + 4,9 + 4,79 Derajat asam rata-rata = = 4,9 74