BAB IV ANALISA DAN HASIL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERFORMANSI PUBLIC ADDRESS SYSTEM

BAB I PENDAHULUAN. 1. Fasilitas Pelayanan Elektronika Pengamanan terdiri dari X-Ray, Walk

ANALISA PENGARUH KEBISINGAN TERHADAP PERFORMANSI PUBLIC ADDRESS SYSTEM TERMINAL 1 BANDARA SOEKARNO HATTA

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. dan jasa penunjang bandara di kawasan Barat Indonesia sejak tahun 1984.

Evaluasi dan Perencanaan Posisi Parkir Pesawat pada Apron Bandara Husein Sastranegara Bandung

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KALIWARON-KALIKEPITING SURABAYA

BAB IV HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN 4.2 ANALISIS PENGUKURAN DENGAN PARAMETER GAIN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Profil Bandara Internasional Adisucipto Yogyakarta

SIMULASI PENENTUAN JUMLAH DAN KOMPOSISI PESAWAT MAKSIMUM PADA DUA PARALEL RUNWAY SATRIO REKSO W

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

DAILY MAPPING AIRCRAFT NOISE LEVEL IN UNIT APRON AHMAD YANI AIRPORT, SEMARANG, CENTRAL JAVA, USING CONTOUR NOISE METHOD

ANALISIS PENGARUH VOLUME DAN KECEPATAN KENDARAAN TERHADAP TINGKAT KEBISINGAN PADA JALAN DR. DJUNJUNAN DI KOTA BANDUNG

Rhaptyalyani Fakultas Teknik Univeristas Sriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan.

ABSTRAK. Kata Kunci : Kebisingan, Jalan Raya.

BUKU LAPORAN HARIAN (LOG BOOK) MAHASISWA PKL 2011

BAB III METODE STUDI

JURNAL TEKNIK POMITS Vol. 1, No. 1, (2013) 1-4 1

Desain Sumber Bunyi Titik

PRISMA FISIKA, Vol. II, No. 2 (2014), Hal ISSN : TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS MANUSIA DI RUANG INAP RUMAH SAKIT

PERENCANAAN SISTEM PENANGANAN BAGASI PADA TERMINAL 1B DI BANDAR UDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Bandar udara merupakan lapangan terbang yang dipergunakan untuk. tidak dapat di jangkau oleh transportasi darat dan laut.

Evaluasi Kinerja Gate Assignment pada Terminal 1 Keberangkatan Domestik Bandar Udara Internasional Juanda Surabaya

Analisis Tingkat Kebisingan Di Kawasan Bandara Internasional Sultan Syarif Kasim II Pekanbaru

BAB III METODE EVALUASI. Metode evaluasi adalah tahapan-tahapan yang penjabarannya secara rinci

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Waktu dan Tempat Alat dan Bahan. Generated by Foxit PDF Creator Foxit Software For evaluation only.

Evaluasi Kinerja Akustik Dari Ruang Kedap Suara Pada Laboratorium Rekayasa Akustik Dan Fisika Bangunan Teknik Fisika ITS

BLOK 3 Jam Senin Ruang Selasa Ruang Rabu Ruang Kamis Ruang Jumat Ruang Sabtu Ruang Minggu 1 (6 Februari - 11 Februari ) P1 M1

EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG 1A BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO-HATTA

ARDHINA NUR HIDAYAT ( ) Dosen Pembimbing: Ir. Didik Bambang S, MT.

ANALISIS SISTEM ANTRIAN DI PT.KERETA API INDONESIA (KAI) STASIUN HALL BANDUNG

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN KERTAJAYA INDAH TIMUR- DARMAHUSADA INDAH TIMUR-DARMAHUSADA INDAH UTARA, SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. Bintaro Utama 3 Jalan Bintaro Utama 3A Jalan Pondok Betung Raya Jalan Wr

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan jasa pelayanan maskapai penerbangan dari tahun ke tahun

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA KEPUTUSAN GUBERNUR PROPINSI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR : 176 TAHUN 2003

PENGUKURAN KEBISINGAN DI AREA KOMPRESSOR GUNA MENENTUKAN JAM KERJA PEGAWAI SELAMA BEROPERASI

JADWAL KULIAH/RESPONSI/PRAKTIKUM MATRIKULASI T.A 2014/2015 TINGKAT PERSIAPAN BERSAMA - INSTITUT PERTANIAN BOGOR

ANALISA KEBISINGAN DAERAH PERUMAHAN ANGKASA PURA I AKIBAT FLYOVER PESAWAT TERBANG DI BANDAR UDARA SEPINGGAN BALIKPAPAN

NIK NO PESERTA SESI Tanggal Jam Lokasi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Model System Antrian di halte bus transjakarta koridor 1 Blok M - Kota

ANALISA TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN RAYA DITINJAU DARI BAKU TINGKAT YANG DIIJINKAN

BAB III METODOLOGI PERMASALAHAN PERUMUSAN MASALAH STUDI LITERATURE PENGUMPULAN DATA PENGOLAHAN DATA - VOLUME PARKIR - DURASI PARKIR

ANALISIS KELAYAKAN TERMINAL PENUMPANG 1A BANDAR UDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA

EVALUASI KINERJA TERMINAL PENUMPANG BANDAR UDARA SENTANI JAYAPURA

PEMETAAN TINGKAT KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN MULYOREJO-SUTOREJO SURABAYA

BAB II DASAR TEORI. dikuatkan. Pengaturan tersebut meliputi pengaturan mikropon-mikropon, kabelkabel,

ANALISA KEBISINGAN AKIBAT AKTIVITAS TRANSPORTASI DI JALAN AHMAD YANI KOTA SORONG

BAB I PENDAHULUAN.

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN LALU LINTAS DI JALAN TUANKU TAMBUSAI PEKANBARU

Data hasil pengukuran RTA speaker SS 29 agus 2011

BAB I PENDAHULUAN I.1

SD kelas 4 - MATEMATIKA BAB 11. GEOMETRI DAN PENGOLAHAN DATALatihan Soal 11.1

IV. DATA PENELITIAN. Beberapa data primer yang diperoleh melalui survei langsung di lapangan meliputi kondisi

III. METODOLOGI PENELITIAN. mengumpulkan literature baik berupa buku buku transportasi, artikel, jurnal

ELECTRICIAN Jurnal Rekayasa dan Teknologi Elektro 141

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMROGRAMAN KOMPUTER UNTUK MENGANALISIS TINGKAT KEBISINGAN ELLA DESYNATA S

Metoda pengukuran intensitas kebisingan di tempat kerja

BAB IV HASIL PENELITIAN. bidang penggilingan padi. Penggilingan Padi Karto terletak di Desa Bangun

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PRESENSI DOSEN DIPEKERJAKAN KOPERTIS WILAYAH V

BAB IV METODE PENELITIAN

KEBUTUHAN FREKUENSI PENERBANGAN RUTE JAKARTA JOGYAKARTA JAKARTA PT INDONESIA AIR ASIA

Kajian Kapasitas Jalan dan Derajat Kejenuhan Lalu-Lintas di Jalan Ahmad Yani Surabaya

D4 TEKNIK SIPIL POLITEKNIK NEGERI BANDUNG BAB I PENDAHULUAN

ANALISIS PENINGKATAN KAPASITAS TERMINAL BANDARA INTERNASIONAL SOEKARNO HATTA DENGAN VARIASI SISTEM PEMROSESAN

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN SIANG MALAM DI PERKAMPUNGAN BUNGURASIH AKIBAT KEGIATAN TRANSPORTASI TERMINAL PURABAYA SURABAYA

ANALISIS TINGKAT KEBISINGAN PADA KAWASAN PERMUKIMAN SEKITAR BANDARA SULTAN HASANUDDIN DAN DAMPAKNYA TERHADAP LINGKUNGAN

USER MANUAL BEL SEKOLAH

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dengan pesatnya pembangunan yang berwawasan nasional maka prasarana

Dosen Konsultasi : Ir. Hera Widiastuti, MT. Ayu Aprilischa ( )

TINGKAT KEBISINGAN PETUGAS GROUND HANDLING DI BANDARA NGURAH RAI BALI

Rhaptyalyani FakultasTeknik UniveristasSriwijaya Jl. Raya Prabumulih- Palembang km 32 Indralaya, Sumatera Selatan. Abstract

Di bawah ini adalah tabel tanggapan frekuensi dari alat-alat music.

STUDI ANALISIS KETERLAMBATAN PERJALANAN KERETA API PARAHYANGAN BANDUNG JAKARTA. Petra Rayu Indrapratama NRP:

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sarana transportasi yang menunjang proses kehidupan ekonomi

PENGARUH PENAMBAHAN JARAK TERHADAP SUMBER BUNYI BIDANG DATAR BERBENTUK LINGKARAN

TAHUN PELAJARAN 2015/2016 TAHUN PELAJARAN 2015/2016 BULAN JULI 2015 AGUSTUS 2015 SEPTEMBER 2015 BULAN JANUARI 2016 FEBRUARI 2016 MARET 2016

BAB I PENDAHULUAN. kondisi kesehatan, aktivitas karyawan perlu dipertimbangkan berbagai potensi

BAB IV PENGAMATAN PEKERJAAN PERENCANAAN BANGUNAN TERMINAL DI BANDARA JAPURA RENGAT

BAB IV PENGUJIAN DAN EVALUASI SISTEM. keras dan perangkat lunak yang telah dibuat. Berdasarkan data-data dan bukti

BAB I PENDAHULUAN. dan tentu saja akan meningkatkan kebutuhan akan transportasi.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENENTUAN TINGKAT KEBISINGAN PADA PABRIK KELAPA SAWIT PT TASMA PUJA KECAMATAN KAMPAR TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. kepada kebutuhan yang paling mewah sekalipun. Kebutuhan mendasar adalah

PENGARUH KEBISINGAN DARI AKTIFITAS BANDARA INTERNASIONAL JUANDA SURABAYA

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN Model Sistem Antrian Bank Central Asia Cabang Mall Taman Anggrek

Revitalisasi adalah suatu proses atau cara dan perbuatan untuk menghidupkan kembali suatu hal yang sebelumnya terberdaya sehingga revitalisasi berarti

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 19,45 km dari kota Jakarta yang memiliki koordinat 06 o Lintang

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mengumpulkan data akan dilaksanakan pada hari senin, hari kamis dan hari

TINJAUAN EFEKTIFITAS PELAYANAN LAMPU PENGATUR LALULINTAS PADA PERSIMPANGAN PAAL DUA MENGGUNAKAN METODE MKJI 1997

No Hari/Tanggal Waktu Agenda Kegiatan

BAB III SLOT TIME DAN IDSC (INDONESIA SLOT COORDINATOR) tersibuk nomor tiga setelah Bandara Internasional Soekarno Hatta Jakarta

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Tes pengujian penguatan tegangan

DAMPAK PENERAPAN SLOT TIME BANDARA INTERNASIONAL ADISUTJIPTO YOGYAKARTA TERHADAP ARUS LALU LINTAS PARIWISATA DI DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

SISTEM TATA SUARA PADA BANDARA STUDI KASUS BANDARA AHMAD YANI SEMARANG

Transkripsi:

BAB IV ANALISA DAN HASIL 4.1 Analisa Pengukuran Kepadatan Penumpang Analisa pengukuran kepadatan penumpang adalah menganalisa seberapa besar pengaruh kebisingan yang disebabkan kepadatan penumpang di suatu area berdasarkan data hasil pengukuran dan perhitungan untuk menentukan level kebisingan tertinggi dan terendah dilihat dari jam sibuk (peak hour). Jam sibuk dapat ditentukan dari jumlah jadwal beberapa penerbangan dimana waktu penerbangannya hampir bersamaan ataupun bersamaan dengan penerbangan maskapai yang lain, dapat dilihat jadwal penerbangan per hari pada lampiran A. Berikut adalah jumlah penerbangan domestik tiap 1 jam dalam 1 hari, pada Tabel 4.1. 52

53 Tabel 4.1 Jumlah Penerbangan Domestik Per Jam Nama Maskapai Waktu Berangkat (Hour) Jumlah Penerbangan (Flight) Sriwijaya 00.01-01.00 1 Sepi Xpress & Sriwijaya 01.01-02.00 2 Sepi Keterangan - 02.01-03.00 0 No Flight - 03.01-04.00 0 No Flight Sriwijaya & Lion Air 04.01-05.00 5 Normal Sriwijaya, Nam & Lion Air 05.01-06.00 7 Peak Sriwijaya & Lion Air 06.01-07.00 12 Peak Sriwijaya & Lion Air 07.01-08.00 4 Normal Sriwijaya & Lion Air 08.01-09.00 8 Peak Sriwijaya & Lion Air 09.01-10.00 11 Peak Sriwijaya & Lion Air 10.01-11.00 9 Peak Sriwijaya & Lion Air 11.01-12.00 5 Normal Sriwijaya & Lion Air 12.01-13.00 11 Peak Sriwijaya & Lion Air 13.01-14.00 7 Peak Sriwijaya & Lion Air 14.01-15.00 9 Peak Sriwijaya & Lion Air 15.01-16.00 4 Normal Sriwijaya & Lion Air 16.01-17.00 8 Peak Sriwijaya & Lion Air 17.01-18.00 9 Peak Sriwijaya & Lion Air 18.01-19.00 5 Normal Sriwijaya & Lion Air 19.01-20.00 5 Normal Lion Air 20.01-21.00 4 Normal Lion Air 21.01-22.00 1 Sepi Sriwijaya & Lion Air 22.01-23.00 3 Sepi Sriwijaya & Lion 23.01-00.00 0 No Flight Pada Tabel 4.1, terdapat 4 (empat) kondisi penerbangan yaitu no flight, sepi, normal dan sibuk. Dikatakan kondisi no flight, tidak adanya jadwal operasional penerbangan, kondisi sepi adanya jadwal penerbangan dengan jumlah 1 3 penerbangan, kondisi normal adanya jadwal penerbangan dengan jumlah 4 5 penerbangan, sedangkan kondisi sibuk, tingginya jumlah penerbangan tiap jam di atas 6 (enam) jadwal penerbangan yang bersamaan. Dari data Tabel

00.01-01.00 01.01-02.00 02.01-03.00 03.01-04.00 04.01-05.00 05.01-06.00 06.01-07.00 07.01-08.00 08.01-09.00 09.01-10.00 10.01-11.00 11.01-12.00 12.01-13.00 13.01-14.00 14.01-15.00 15.01-16.00 16.01-17.00 17.01-18.00 18.01-19.00 19.01-20.00 20.01-21.00 21.01-22.00 22.01-23.00 23.01-00.00 Jumlah Flight 54 4.1 di atas, kondisi tertinggi jumlah penerbangan pada jam 06.01 07.00 sebanyak 12 (dua belas) penerbangan. Berdasarkan data Tabel 4.1, maka diperoleh grafik hubungan waktu terhadap jadwal penerbangan per jam dalam sehari, ditunjukkan pada gambar 4.1. 14 12 10 8 6 4 2 0 Kondisi Jadwal Penerbangan Per Jam Peak / Normal Sepi Flight Schedule Gambar 4.1 Grafik Hubungan Waktu Terhadap Jadwal Penerbangan Dari Tabel 4.1 dan Grafik 4.1 di atas, diperoleh rentang jam penerbangan untuk kondisi no flight, sepi, normal, dan sibuk. Rentang kondisi no flight pada jam 02.01 04.00 dan 23.01 00.00. Rentang kondisi sepi pada jam 00.01 02.00 dan 21.01 23.00. Rentang kondisi normal pada jam 04.01 05.00 ; 07.01 08.00 ; 11.01 12.00 ; 15.01 16.00 dan 18.01 21.00. Sedangkan kondisi padat penerbangan (sibuk) pada jam 05.01 07.00 ; 08.01 11.00 ; 12.01 15.00 ; 16.01 18.00. Puncak tertinggi kepadatan penumpang ada pada jam 06.01 07.00 sebanyak 12 penerbangan, jam 09.01 11.00 dan 12.01 13.00 sebanyak 11 penerbangan dalam waktu bersamaan. Diasumsikan pada kondisi

55 (jam) sibuk, akan diperoleh hasil db kebisingan yang tertinggi sedangkan db kebisingan yang terendah pada kondisi no flight dan sepi. Pengukuran level kebisingan tertinggi dan terendah dapat dilakukan dengan menggunakan alat Sound Level Meter (SLM). Hasil pengukuran dengan alat Sound Level Meter adalah dalam satuan decibel (db). Pengukuran dilakukan dalam waktu 1 (satu) minggu yaitu dimulai dari hari kerja (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat) dan hari libur (Sabtu dan Minggu). Berikut hasil pengukuran kebisingan kepadatan penumpang dalam waktu sepekan pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Hasil Pengukuran Kebisingan Kepadatan Penumpang Waktu Berangkat (Hour) Kebisingan Hasil Penelitian (dba) Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu Minggu 00.01-01.00 64.5 61.3 66.3 61.2 63.8 66.1 66.6 01.01-02.00 64.5 61.4 66.1 61.2 63.7 66.3 64.1 02.01-03.00 60.3 60.2 60.5 60.1 60.4 60.2 60.3 03.01-04.00 60.5 60.4 60.5 60.2 60.7 60.2 60.3 04.01-05.00 74.9 72.5 74.2 77.5 80.9 72.9 77.9 05.01-06.00 90.5 88.9 94.7 92.4 95.5 93.7 93.7 06.01-07.00 93.7 94.9 91.7 90.9 95.7 94.2 93.7 07.01-08.00 72.6 72.2 73.1 73.7 72.8 73.7 70.8 08.01-09.00 83.2 90.5 81.1 91.7 89.6 90.3 88.9 09.01-10.00 93.7 94.9 91.5 89.9 93.4 94.2 95.5 10.01-11.00 88.7 85.3 83.7 89.6 89.9 87.3 86.7 11.01-12.00 74.8 72.5 74.5 77.7 80.5 72.3 77.9 12.01-13.00 93.7 94.9 91.5 89.9 93.4 94.2 95.1 13.01-14.00 86.7 90.6 87.6 88.9 78.9 90.9 77.9 14.01-15.00 88.7 85.3 83.7 89.6 89.9 87.3 87.7 15.01-16.00 72.4 72.2 73.3 73.7 72.7 73.7 70.8 16.01-17.00 83.2 90.5 81.3 91.7 89.6 82.1 88.7 17.01-18.00 83.4 90.5 81.1 91.8 89.6 92.3 88.7 18.01-19.00 74.6 72.5 74.5 77.7 78.4 72.3 77.9 19.01-20.00 74.5 72.5 74.2 77.7 80.9 72.3 77.9 20.01-21.00 72.6 72.2 73.1 73.7 72.1 73.7 70.8 21.01-22.00 68.7 67.7 65.6 64.7 63.7 69.4 67.9 22.01-23.00 67.3 65.4 64.6 62.7 64.3 65.4 66.4 23.01-00.00 60.2 60.4 60.5 60.4 60.1 60.3 60.2

56 Note : jam sibuk level kebisingan terendah level kebisingan tertinggi Dari tabel 4.2 di atas, diperoleh level kebisingan tertinggi dan terendah dalam per hari. Level kebisingan terendah ditandai dengan warna merah muda, ada pada rentang jam 02.01 03.00 dan 23.01 00.00 dengan nilai kebisingan 60,1 db pada kondisi no flight. Sedangkan level kebisingan tertinggi ditandai dengan warna ungu, ada pada jam 06.00 07.00 dengan nilai kebisingan 95.7 db, kemudian diikuti hari Jumat pada jam 05.00-06.00 dan hari Minggu pada jam 09.00 10.00, dengan nilai kebisingan 95.5 db pada kondisi sibuk / peak dapat dilihat pada tabel warna kuning. Sedangkan besar kebisingan kepadatan penumpang terhadap lokasi penelitian yang diteliti sebanyak 10 (sepuluh) tempat, yaitu Lobby Keberangkatan 1 (B1), Lobby Keberangkatan 2 (B2), Lobby Keberangkatan 3 (B3), Hall Keberangkatan 1 (B4), Hall Keberangkatan 2 (B5), Lobby Kedatangan 1 (B6), Lobby Kedatangan 2 (B7), Lobby Kedatangan 3 (B8), Hall Kedatangan 1 (B9), Hall Kedatangan 2 (B10) dalam waktu sepekan dapat dilihat pada lampiran B (terlampir). Pada lampiran 4.2 dapat dilihat tingkat kebisingan tertinggi dan terendah dalam waktu seminggu (Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu dan Minggu) untuk masing-masing lokasi penelitian yang diteliti. Untuk mengetahui besar kebisingan rerata (L eq ) untuk masing-masing lokasi penelitian dapat dihitung sesuai persamaan 3.1 sebagai berikut :

57 dimana : L eq T L 1 L 2 L n : tingkat kebisingan rerata dalam interval pengukuran tertentu (dba) : interval lama pengukuran (hari) = 7 hari : tingkat kebisingan sesaat t 1 (dba) : tingkat kebisingan sesaat t 2 (dba) : tingkat kebisingan sesaat t n (dba) t 1 - t 7 : waktu pengukuran (detik) = 2 detik Misalkan : 1. Data level kebisingan pada kondisi no flight, pada jam 02.00 03.00 di lokasi B1. ( lampiran 4.2) L eq = = = 10 log. 2 {[ 10 6,01 + 10 6,03 + 10 6,05 + 10 6,03 + 10 6,05 + 10 6,03 + 10 6,03 ]} = 10 log 2,15 x 10 6 L eq = 63,3 db 2. Data level kebisingan pada kondisi sepi, pada jam 00.00 01.00 di lokasi B2. ( lampiran 4.2) L eq =

58 = = 10 log. 2 {[ 10 6,45 + 10 6,13 + 10 6,63 + 10 6,12 + 10 6,38 + 10 6,61 + 10 6,66 ]} = 10 log 5,94 x 10 6 L eq = 67,7 db 3. Data level kebisingan pada kondisi normal, pada jam 20.00 21.00 di lokasi B2. ( lampiran 4.2) L eq = = = 10 log. 2 {[ 10 7,56 + 10 7,98 + 10 7,34 + 10 7,89 + 10 7,53 + 10 7,74 + 10 7,69 ]} = 10 log 1,054 x 10 8 L eq = 80,2 db 4. Data level kebisingan pada kondisi sibuk pada jam 06.00 07.00 di lokasi B1. ( lampiran 4.1) L eq = =

59 = 10 log. 2 {[ 10 9,37 + 10 9,49 + 10 9,15 + 10 9,09 + 10 9,34 + 10 9,42 + 10 9,58 ]} = 10 log 4,77 x 10 9 L eq = 96,7 db Dari hasil persamaan 3.1, diperoleh hasil kebisingan rerata tertinggi dan terendah untuk masing-masing lokasi penelitian, dapat dilihat pada tabel 4.3. Tabel 4.3 Perhitungan Kebisingan Rerata (L eq ) LOKASI PENELITIAN KONDISI KEBISINGAN (db) LOKASI PENELITIAN KONDISI KEBISINGAN (db) B1 - LOBBY KEBERANGKATAN 1 B2 - LOBBY KEBERANGKATAN 2 B3 - LOBBY KEBERANGKATAN 3 B4 - HALL KEBERANGKATAN 1 B5 - HALL KEBERANGKATAN 2 No Flight 63,3 B6 - LOBBY No Flight 63,2 Sepi 67,3 ARRIVAL 1 Sepi 64,9 Normal 75,8 Normal 80,2 96,6 No Flight 62,8 B7 - LOBBY ARRIVAL 2 96,5 No Flight 63,1 Sepi 67,7 Sepi 65,6 Normal 80,2 Normal 80,3 96,7 No Flight 64,8 B8 - LOBBY ARRIVAL 3 96,7 No Flight 63,2 Sepi 67,7 Sepi 64,3 Normal 80,7 Normal 73,8 96,6 No Flight 63 B9 - HALL ARRIVAL 1 96,1 No Flight 63,2 Sepi 67,7 Sepi 64,6 Normal 84,6 Normal 79,2 93,3 No Flight 63 B10 - HALL ARRIVAL 2 86,7 No Flight 63,1 Sepi 67,7 Sepi 64,5 Normal 84,6 Normal 77,8 92,5 87,1

60 Dari tabel di atas, maka diperoleh besar kebisingan kepadatan penumpang berdasarkan kondisi no flight, sepi, normal dan padat penerbangan (sibuk). 4.2 Analisa Perhitungan Nilai Total SPL Pada Speaker Analisa perhitungan nilai total SPL speaker adalah mengukur besar SPL speaker untuk masing-masing lokasi penelitian dan menghitung total SPL speaker terhadap jarak pengukuran dari sensor suara yang terpasang. Berikut adalah data hubungan SPL speaker terhadap jarak pengamatan sensor suara dapat dilihat pada Tabel 4.4. Tabel 4.4 Hubungan SPL Speaker Terhadap Jarak Sensor Suara LOKASI PENELITIAN JARAK DARI SENSOR SUARA (meter) SPL SPEAKER (db) B1 LOBBY KEBERANGKATAN 1 10 89 B2 LOBBY KEBERANGKATAN 2 20 88 B3 LOBBY KEBERANGKATAN 3 30 87 SENSOR SUARA (Buah) 1 (area lobby keberangkatan) B4 HALL KEBERANGKATAN 1 17 86 1 B5 HALL KEBERANGKATAN 2 20 87 (area hall keberangkatan) B6 LOBBY KEDATANGAN 1 7.5 90 B7 LOBBY KEDATANGAN 2 18 89 B8 LOBBY KEDATANGAN 3 27 88 1 (area lobby kedatangan) B9 HALL KEDATANGAN 1 20 86 1 B10 HALL KEDATANGAN 2 15 85 (area hall kedatangan) Semakin besar nilai SPL speaker terhadap jarak dari sensor suara, maka semakin besar atau tinggi speaker mengeluarkan suara, dan sebaliknya semakin kecil nilai SPL speaker terhadap jarak dari sensor suara yang terpasang, maka semakin kecil speaker mengeluarkan suara. Rincian jumlah speaker dan amplifier untuk masing - masing lokasi penelitian dapat dilihat pada lampiran C.

61 Perhitungan total SPL speaker dilakukan per sensor suara, dimana di area lobby keberangkatan sebanyak 3 lokasi penelitian, area hall keberangkatan sebanyak 2 lokasi penelitian, area lobby kedatangan sebanyak 3 lokasi penelitian dan area hall kedatangan sebanyak 2 lokasi penelitian. Untuk mengetahui total SPL speaker (L total speaker ) dan kebisingan kepadatan penumpang (L bising ) untuk masing - masing lokasi penelitian dapat dihitung sesuai persamaan 3.2 berikut. 1. SPL Speaker a. Area lobby keberangkatan = 10 log ( 10 89/10 + 10 88/10 + 10 87/10 ) = 10 log ( 794328234 + 630957344 + 501187233 ) = 10 log 1926472811 = 92,84 db b. Area hall keberangkatan = 10 log ( 10 86/10 + 10 87/10 ) = 10 log ( 398107170 + 501187233 ) = 10 log 899294403 = 89,53 db c. Area lobby kedatangan = 10 log ( 10 90/10 + 10 89/10 + 10 88/10 )

62 = 10 log ( 1000000000 + 794328234 + 630957344 ) = 10 log 2425285578 = 93,84 db d. Area hall kedatangan = 10 log ( 10 86/10 + 10 85/10 ) = 10 log ( 398107170 + 316227766 ) = 10 log 7143349636 = 88,54 db 2. Kebisingan Kepadatan Penumpang a. Area lobby keberangkatan = 10 log ( 10 63,3/10 + 10 62,8/10 + 10 64,8/10 ) = 10 log ( 2137962 + 1905461 + 3019952 ) = 10 log 7063375 = 68,49 db (no flight) = 10 log ( 10 67,3/10 + 10 67,7/10 + 10 67,7/10 ) = 10 log ( 5370318 + 5888437 + 5888437 ) = 10 log 17147192 = 72,34 db (sepi) = 10 log ( 10 75,8/10 + 10 80,2/10 + 10 80,7/10 )

63 = 10 log ( 38018940 + 104712855 + 117489755 ) = 10 log 260221550 = 84,15 db (normal) = 10 log ( 10 96,6/10 + 10 96,7/10 + 10 96,6/10 ) = 10 log ( 4,57 x 10 10 + 4,67 x 10 10 + 4,57 x 10 10 ) = 10 log 13,81 x 10 10 = 111,4 db (sibuk) b. Area hall keberangkatan = 10 log ( 10 63/10 + 10 63/10 ) = 10 log ( 1995262 + 1995262 ) = 10 log 3990524 = 66,01 db (no flight) = 10 log ( 10 67,7/10 + 10 67,7/10 ) = 10 log ( 5888434 + 5888434 ) = 10 log 11776868 = 70,71 db (sepi) = 10 log ( 10 84,6/10 + 10 84,6/10 ) = 10 log ( 288403151 + 288403151 ) = 10 log 576806302 = 87,61 db (normal)

64 = 10 log ( 10 93,3/10 + 10 92,5/10 ) = 10 log ( 213796209 + 177827941 ) = 10 log 391624150 = 105,9 db (sibuk) c. Area lobby kedatangan = 10 log ( 10 63,2/10 + 10 63/10 + 10 63,2/10 ) = 10 log ( 2089296 + 1995263 + 2089296 ) = 10 log 6173855 = 67,91 db (no flight) = 10 log ( 10 64,9/10 + 10 65,6/10 + 10 63,2/10 ) = 10 log ( 30902954 + 36307805 + 2089296 ) = 10 log 69300054 = 78,41 db (sepi) = 10 log ( 10 80,2/10 + 10 80,3/10 + 10 73,8/10 ) = 10 log (104712855 + 107151931 + 23988329 ) = 10 log 235853115 = 83,72 db (normal) = 10 log ( 10 96,5/10 + 10 96,7/10 + 10 96,1/10 ) = 10 log ( 4,47 x 10 10 + 4,67 x 10 10 + 4,07 x 10 10 )

65 = 10 log 13,21 x 10 10 = 111,21 db (sibuk) d. Area hall kedatangan = 10 log ( 10 63,2/10 + 10 63,1/10 ) = 10 log ( 2089296 + 2041738 ) = 10 log 4131034 = 66,16 db (no flight) = 10 log ( 10 64,6/10 + 10 64,5/10 ) = 10 log ( 2884032 + 2818383 ) = 10 log 5702415 = 67,56 db (sepi) = 10 log ( 10 79,2/10 + 10 77,8/10 ) = 10 log ( 83176377 + 60255959 ) = 10 log 143432336 = 81,57 db (normal) = 10 log ( 10 86,7/10 + 10 87,1/10 ) = 10 log ( 4677351413 + 5128613840 ) = 10 log 9805965253 = 99,91 db (sibuk)

66 Berikut hasil total SPL speaker dan kebisingan kepadatan penumpang untuk seluruh lokasi penelitian dan kondisi operasional penerbangan, dapat dilihat pada Tabel 4.5. Tabel 4.5 Perhitungan Total SPL Speaker dan Kebisingan Tabel Perhitungan SPL Speaker dan Kebisingan Lokasi Penelitian Speaker Kondisi Kebisingan (db) Penerbangan (db) Lobby Keberangkatan 92,84 no flight 68,49 sepi 72,34 normal 84,15 sibuk 111,4 Hall Keberangkatan 89,53 no flight 66,01 sepi 70,71 normal 87,61 sibuk 105,9 Lobby Kedatangan 93,84 no flight 67,91 sepi 78,41 normal 83,72 sibuk 111,21 Hall Kedatangan 88,54 no flight 66,16 sepi 67,56 normal 81,57 sibuk 99,91 Dari tabel di atas, maka dapat ditentukan batas bawah dan batas atas Automatic Volume Control (AVC) sehingga diperoleh level range alat tersebut yaitu berada pada level 66 db 88 db untuk kondisi no flight dan normal penerbangan. Tetapi pada jam sibuk, nilai kebisingan rata-rata melebihi batas atas AVC sehingga volume suara PAS menjadi mengecil. Hal ini disebabkan jarak speaker dengan sensor suara berbeda beda sehingga tidak dapat mencakup keseluruhan kebisingan penumpang secara maksimal maka diperlukan penambahan SPL AVC untuk mengatasi kebisingan tersebut.

67 4.3 Analisa Perhitungan SPL Automatic Volume Control (AVC) Analisa perhitungan SPL Automatic Volume Control (AVC) adalah menganalisa seberapa besar penambahan atau penurunan SPL oleh Automatic Volume Control terhadap total nilai SPL speaker dan pengaruh kebisingan kepadatan penumpang pada lokasi penelitian yang diteliti sehingga keluaran suara Public Address System lebih optimal. Dari data Tabel 4.4, sudah jelas bahwa pengaruh kebisingan kepadatan penumpang sangat mempengaruhi performansi keluaran suara Public Address System Terminal 1 Bandara Soekarno Hatta. Oleh sebab itu, perlu adanya pengaturan volume kontrol Automatic Volume Kontrol (AVC) dengan cara penambahan SPL AVC ( SPL) untuk mengoptimalkan volume suara PAS tersebut. Besar penambahan SPL AVC ( SPL) dalam desibel maupun daya yang harus ditransmisikan ke speaker, yaitu berdasarkan tingkat kebisingan tertinggi dan total SPL speaker untuk masing-masing posisi sensor suara yang terpasang, dengan mengacu sesuai persamaan 3.3 yaitu menghitung SPL yang harus ditransmisikan ke speaker, persamaan 3.4 yaitu menaikkan besar daya (P 2 ) yang harus ditransmisikan ke speaker. Misalkan : Area Lobby Keberangkatan Diketahui : Range level AVC L bising L total speaker : 66 db 88 db : 111,4 db : 92,84 db

68 Persamaan 3.3, menghitung SPL yang harus ditransmisikan ke speaker : SPL = L bising L total speaker = 111,4 db 92,84 db = + 18,56 db Persamaan 3.4, untuk menaikkan besar daya (P 2 ) yang harus ditransmisikan ke speaker dari besar penambahan SPL : SPL = 10 log ( P 2 / P 1 ) 18,56 = 10 log ( P 2 / 1 W ) log ( P 2 / 1 W ) = 1,856 P 2 = 10 1,856 = 71,77 Watt Berikut hasil penambahan SPL AVC untuk seluruh lokasi penelitian dapat dilihat pada Tabel 4.6. Tabel 4.6 Perhitungan Penambahan SPL AVC Tabel Perhitungan SPL Automatic Volume Control (AVC) Lokasi Penelitian Speaker (db) Kebisingan (db) Penambahan SPL (db) Lobby Keberangkatan 92,85 111,4 + 18,56 Hall Keberangkatan 89,54 105,9 +16,36 Lobby Kedatangan 93,85 111,21 +17,36 Hall Kedatangan 88,55 99,21 +11,36 Kenaikan SPL AVC sebesar +18,56 db di area lobby keberangkatan adalah untuk mengurangi kebisingan sebesar 111,4 db dari total SPL speaker sebesar 92,85 db. Terjadi penguatan daya sebesar 71,74 Watt dan kenaikan sinyal tegangan sebesar 16,94 Volt yang diberikan ke speaker. Hasil perhitungan penambahan SPL AVC bertujuan menaikkan nilai total SPL speaker yang

69 terpasang untuk mengatasi tingkat kebisingan yang tinggi sehingga menghasilkan performansi PAS yang optimal. Besar persentase performansi Public Address System setelah menggunakan AVC dapat dihitung dengan persamaan 3.8. Misalkan : Area Lobby Keberangkatan = = 83,34 % Sedangkan untuk menghitung performansi PAS terhadap kebisingan rata-rata dapat dihitung dalam persamaan : = = 85,28 % Berikut performansi Public Address System, dapat dilihat pada Tabel 4.7. Tabel 4.7 Performansi Public Address System (PAS) Lokasi Penelitian Tabel Performansi Public Address System (PAS) Kebisingan (db) Sebelum Speaker (db) Sesudah Speaker (db) Performansi PAS (%) Lobby Keberangkatan 111,41 92,85 111,41 83,34 Hall Keberangkatan 105,9 89,54 105,9 84,55 Lobby Kedatangan 111,21 93,85 111,21 84,39 Hall Kedatangan 99,21 88,55 99,21 89,25 Rata - rata 106,93 91,19 106,93 85,28

70 Dari Tabel 4.7 di atas, diperoleh seberapa besar pengaruh Automatic Volume Control (AVC) terhadap performansi unjuk kerja Public Address System. Performansi PAS terhadap kebisingan terendah ada pada area hall kedatangan yaitu 89,25%, performansi PAS terhadap kebisingan tertinggi ada pada area lobby keberangkatan yaitu 83,34% dan performansi PAS terhadap kebisingan rata-rata yaitu 85,28% dengan kebisingan sebesar 106,93 db mendapat penambahan SPL AVC +15,74 db. Setelah melakukan analisa, baik dilihat dari hasil statistik maupun perhitungan, maka dapat diambil suatu kesimpulan untuk mengetahui pengaruh hasil akhir dari kebisingan kepadatan penumpang, hubungan SPL speaker terhadap jarak dan penambahan SPL ( SPL) terhadap unjuk kerja PAS pada bab selanjutnya.