KARAKTERISTIK LISTRIK KERAMIK FILM Fe 2 O 3 DENGAN VARIASI KETEBALAN YANG DIBUAT DARI MINERAL LOKAL DI ATMOSFIR UDARA DAN ATMOSFIR ALKOHOL

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan teknologi material semikonduktor keramik,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Untuk mendapatkan jawaban dari permasalahan penelitian ini maka dipilih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini menggunakan metode screen printing melalui proses :

KARAKTERISTIK LISTRIK KERAMIK FILM TEBAL SnO 2 YANG DITAMBAH Ta 2 O 5 UNTUK SENSOR GAS ETANOL

KARAKTERISASI STRUKTUR MIKRO DAN STRUKTUR KRISTAL FILM TEBAL FETIO 3 DARI BAHAN MINERAL INDONESIA

THERMISTOR Thermally Sensitive Resistor. KARAKTERISTIK NTC CONTOH PRODUK APLIKASI. R vs T- THERMISTOR. Inkubator. Termistor Pembatas Arus.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

Studi Awal Pembuatan Keramik Film Tebal (Thick Film) Berbasis Fe 2 O 3 dari Bahan Dasar Lokal untuk Sensor Gas Alkohol

PENGARUH PENAMBAHAN NiO TERHADAP KARAKTERISTIK KERAMIK FILM TEBAL Fe 2 O 3

BAB I PENDAHULUAN. Telah disadari bahwa kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi harus

BAB III METODE PENELITIAN

2016 PENGARUH SUHU PEMBAKARAN TERHADAP KARAKTERISTIK LISTRIK KERAMIK FILM TEBAL BERBASIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan di Kelompok Bidang Bahan Dasar PTNBR-

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan modern ini manusia tidak bisa dilepaskan dari peranan dan

Wahana Fisika, 1(2), Pengaruh Suhu Pembakaran terhadap Karakteristik Listrik Keramik Film Tebal Berbasis Fe 2 O 3 MnO ZnO untuk Termistor NTC

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik komposit CSZ-Ni dengan

BAB III METODE PENELITIAN

KARAKTERISTIK LISTRIK KERAMIK FILM TEBAL CuFe 2 O 4 : 10% MOL MgO YANG DIBAKAR PADA SUHU 800 O C DI MEDIA UDARA DAN GAS ETANOL

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan metode eksperimen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang berada dikawasan Asia

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan material keramik komposit LSM-YSZ-GDC

KARAKTERISASI KERAMIK FILM TEBAL CuFe 2 O 4 UNTUK TERMISTOR NTC YANG DIBUAT DENGAN MENGGUNAKAN Fe 2 O 3 DARI MINERAL YAROSIT ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik CSZ-NiO untuk elektrolit padat

PENGARUH FRIT GELAS TERHADAP KARAKTERISTIK KERAMIK FILM TEBAL FeTiO 3 DARI MINERAL YAROSIT UNTUK APLIKASI TERMISTOR NTC

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah metoda eksperimen

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) dibutuhkan oleh setiap negara

Sintesis Nanopartikel ZnO dengan Metode Kopresipitasi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini dilakukan pembuatan keramik Ni-CSZ dengan metode kompaksi

Sintesis Komposit TiO 2 /Karbon Aktif Berbasis Bambu Betung (Dendrocalamus asper) dengan Menggunakan Metode Solid State Reaction

BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode eksperimen

BAB I PENDAHULUAN. Penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang industri

Pengaruh Heat Treatment Terhadap Karakteristik Listrik Termistor NTC Berbasis (Cu x Mn y Zn z Ni t )Fe 2 O 4

I. PENDAHULUAN. Al yang terbentuk dari 2 (dua) komponen utama yakni silika ( SiO ) dan

KARAKTERISTIK KERAMIK TERMISTOR NTC DARI PASIR YAROSIT YANG BERSTRUKTUR HEMATIT DENGAN PENAMBAHAN OKSIDA MANGAN

PASI NA R SI NO L SI IK LI A KA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN. Cordierite adalah material zat padat dengan formula 2MgO.2Al 2 O 3.5SiO 2 yang

Bab III Metodologi Penelitian

BAB 4 DATA DAN ANALISIS

I. PENDAHULUAN. karakteristik dari pasir besi sudah diketahui, namun penelitian ini masih terus

Bab III Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Metodologi Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN. didalamnya dilakukan karakterisasi XRD. 20%, 30%, 40%, dan 50%. Kemudian larutan yang dihasilkan diendapkan

Karakterisasi Sensor TiO 2 Didoping ZnO untuk Mendeteksi Gas Oksigen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah dengan metode eksperimen murni.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu dan teknologi nuklir yang pesat di zaman sekarang ini

BAB I PENDAHULUAN. disamping memberikan dampak positif yang dapat. dirasakan dalam melakukan aktifitas sehari hari, juga dapat memberikan beberapa

PENGARUH SUHU SINTER TERHADAP KARAKTERISTIK DIELEKTRIK KERAMIK CALCIA STABILIZIED ZIRCONIA (CSZ) DENGAN PENAMBAHAN 0.5% BORON TRIOXIDE (B 2 O 3 )

Hariadi Aziz E.K

PENGARUH PENAMBAHAN ZrO 2 TERHADAP KARAKTERISTIK TERMISTOR NTC BERBAHAN DASAR Fe 2 O 3 DARI MINERAL YAROSIT

PENGARUH PENAMBAHAN BORON TRIOXIDE (B 2 O 3 ) TERHADAP KARAKTERISTIK DIELEKTRIK KERAMIK CALCIA STABILIZED ZIRCONIA (CSZ)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Suhu Sinter Terhadap Struktur Kristal

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi yang semakin maju dalam beberapa dekade ini

Bab IV. Hasil dan Pembahasan

1 BAB I PENDAHULUAN. Salah satu industri yang cukup berkembang di Indonesia saat ini adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL dan PEMBAHASAN

PENGARUH KONSENTRASI CuO DAN ZnO TERHADAP KARAKTERISTIK TERMISTOR NTC BERBASIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Mulai. Persiapan alat dan bahan. Meshing AAS. Kalsinasi + AAS. Pembuatan spesimen

BAB I PENDAHULUAN. Oksida konduktif transparan atau transparent conductive oxide (TCO)

2014 PEMBUATAN BILAYER ANODE - ELEKTROLIT CSZ DENGAN METODE ELECTROPHORETIC DEPOSITION

PENGARUH PENAMBAHAN FRIT GELAS TERHADAP KARAKTERISTIK DIELEKTRIK KAPASITOR KERAMIK FILM TEBAL BATIO 3

I. PENDAHULUAN. kimia yang dibantu oleh cahaya dan katalis. Beberapa langkah-langkah fotokatalis

I. PENDAHULUAN. rumah tangga dan bahan bangunan, yang selanjutnya keramik tersebut dikenal

Bab IV Hasil dan Pembahasan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan energi di dunia akan terus meningkat. Hal ini berarti bahwa

Gambar 10. Skema peralatan pada SEM III. METODE PENELITIAN. Untuk melaksanakan penelitian digunakan 2 jenis bahan yaitu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai dengan Juni 2013 di

Stefanus Haryo Nugroho Dosen Pembimbing : Diah Susanti, ST, MT, Ph.D Hariyati Purwaningsih, SSi, MSi

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh waktu annealing terhadap diameter dan jarak antar butir

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Ketika mendengar kata keramik, umumnya orang menghubungkannya dengan

I. PENDAHULUAN. dan kebutuhan bahan baku juga semakin memadai. Kemajuan tersebut memberikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

dengan panjang a. Ukuran kristal dapat ditentukan dengan menggunakan Persamaan Debye Scherrer. Dilanjutkan dengan sintering pada suhu

Bab III Metodologi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB IV DATA DAN ANALISIS

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah metode eksperimen yang dilakukan di

PENGARUH TEMPERATUR KALSINASI PADA PEMBENTUKAN LITHIUM IRON PHOSPHATE (LFP) DENGAN METODE SOLID STATE

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. luar biasa dalam penerapan nanosains dan nanoteknologi di dunia industri. Hal ini

KARAKTERISTIK LUMPUR SIDOARJO

PENGEMBANGAN METODE SINTESIS UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS ZEOLIT ALAMI DI INDONESIA

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset Kimia dan Laboratorium

Sintesis Nanopartikel MnO 2 dengan Metode Elektrolisa Larutan KMnO 4

2 SINTESIS DAN KARAKTERISASI NANOSTRUKTUR ZnO

SINTESIS DAN KARAKTERISASI KALSIUM FERIT MENGGUKAN PASIR BESI DAN BATU KAPUR

I. PENDAHULUAN. Seiring kemajuan teknologi dan ilmu pengetahuan. dibutuhkan suatu material yang memiliki kualitas baik seperti kekerasan yang

BAB III METODE PENELITIAN

DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR ISTILAH DAFTAR SINGKATAN DAN LAMBANG BAB I

BAB III METODE PENELITIAN. Tahapan Penelitian dan karakterisasi FT-IR dilaksanakan di Laboratorium

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada September hingga Desember 2015 di

HASIL DAN PEMBAHASAN

Transkripsi:

KARAKTERISTIK LISTRIK KERAMIK FILM Fe 2 O 3 DENGAN VARIASI KETEBALAN YANG DIBUAT DARI MINERAL LOKAL DI ATMOSFIR UDARA DAN ATMOSFIR ALKOHOL Endi Suhendi 1, Hera Novia 1, Dani Gustaman Syarif 2 1) Jurusan Pendidikan Fisika FPMIPA UPI Jl. Setiabudhi 229, Bandung, Indonesia. 2) PTNBR-BATAN Jl. Tamansari 71, Bandung, Indonesia. E-mail:endis@upi.edu Abstrak Dalam upaya memberikan nilai tambah dari bahan/material lokal yang melimpah, pembuatan keramik film tebal berbasis Fe 2 O 3 dari bahan lokal mineral yarosit dengan ketebalan bervariasi telah dilakukan. Karakteristik listrik dari hasil film tebal yang telah dibuat juga dipelajari. Serbuk Fe 2 O 3 diperoleh dari mineral yarosit dengan menggunakan metode pelarutan pengendapan. Serbuk Fe 2 O 3 hasil pelarutan pengendapan dicampur dengan organic vehicle (OV) berupa alfa terpineol and etil selulose agar membentuk pasta. Dengan metode screen printing, pasta yang dihasilkan ditumbuhkan pada substrat alumina dengan ukuran screen yang bervariasi yaitu 183 mesh, 225 mesh dan 375 mesh. Film tebal-film tebal yang dihasilkan kemudian dibakar pada suhu 950 o C selama 90 menit. Film tebal-film tebal hasil pembakaran dianalisis dengan menggunakan x-ray diffractometer (XRD) untuk mengetahui struktur kristalnya dan dianalisis dengan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) untuk mengetahui struktur morfologinya. Resistansi film tebal-film tebal yang dihasilkan diukur pada suhu yang bervariasi dalam udara dan udara yang mengandung gas alkohol. Penampakan secara visual dari film tebal-film tebal yang telah dipanaskan menunjukkan bahwa film-film tersebut telah dibuat cukup baik. Data hasil analisis XRD menunjukkan bahwa film tebal-film tebal yang dihasilkan memiliki struktur kristal hematit. Data hasil analisis SEM juga menunjukkan bahwa film tebal-film tebal yang dihasilkan sangat berporos dengan ukurannya yang relatif kecil. Resistansi film tebal-film tebal yang dihasilkan menunjukkan bahwa ketika berada di udara resistansinya lebih besar dari pada ketika berada dalam udara yang mengandung gas alkohol. Hasil ini menunjukkan bahwa film tebal-film tebal yang dihasilkan dari bahan lokal berpotensi untuk diaplikasikan sebagai sensor gas alkohol. Kata kunci: Film tebal, Fe 2 O 3, alkohol, sensor gas 180

PENDAHULUAN Dalam rangka memberikan nilai ekonomi yang tinggi dari bahan mineral yang melimpah di Indonesia, diperlukan upaya untuk mengkonversi bahan mineral yang melimpah tersebut menjadi produk menghasilkan perbedaan karakteristik film. Disini, pengaruh ukuran screen yang berbeda pada karakteristik listrik dari film tebal di udara dan di udara yang mengandung gas alkohol telah dipelajari dan didiskusikan. yang bernilai tinggi seperti sensor gas. Sensor gas dapat dibuat dari berbagai macam keramik semikonduktor seperti MgFe 2 O 4 [1], ZnO [2] dan Fe 2 O 3 [3] yang dapat diperoleh dari mineral. Upaya untuk mewujudkan hal tersebut telah dilakukan dengan pembuatan keramik film tebal berbasis Fe 2 O 3 dari bahan lokal mineral yarosit yang berasal dari bahan mineral di Indonesia. Film tebal dibuat dengan menggunakan metode screen printing. Karakteristik film khususnya karakteristik listrik bergantung pada beberapa parameter yang salah satunya adalah ukuran screen. Perbedaan ukuran screen akan menghasilkan perbedaan ketebalan ukuran film. Perbedaan ketebalan dapat METODE Penelitian dilakukan menggunakan metode eksperimental murni. Keramik film tebal berbasis Fe 2 O 3 dibuat dengan menggunakan yarosit hasil proses pelarutan-pengendapan. Untuk proses pemurnian, serbuk yarosit dipanaskan pada suhu 1000 o C selama 4 jam, lalu dilarutkan di dalam HCl dan disaring. Ke dalam larutan yang telah disaring ditambahkan NH 4 OH untuk mendaptkan endapan Fe(OH) 3. Endapan yang diperoleh dibersihkan, lalu dipanaskan pada suhu 80 o C hingga kering. Serbuk yang telah kering kemudian dikalsinasi pada suhu 700 o C selama 2 jam untuk mendapatkan serbuk Fe 2 O 3. Serbuk Fe 2 O 3 yang diperoleh dianalisis kimia untuk 181

memperoleh komposisi kimianya dan dianalisis dengan XRD untuk mengetahui sekitar 50 o sampai 400 o dalam udara dan udara yang mengandung gas alkohol. struktur kristalnya. Serbuk Fe 2 O 3 yang telah dihasilkan kemudian dicampur dengan organic vehicle berupa alfa terpineol (90%) and etil selulose (10%) untuk membentuk pasta. Dengan metode screen printing, pasta yang dihasilkan ditumbuhkan pada substrat alumina dengan ukuran screen yang bervariasi yaitu 183 mesh, 225 mesh dan 375 mesh. Film tebal-film tebal yang dihasilkan kemudian dibakar pada suhu 950 o C selama 90 menit. Film tebal-film tebal hasil pembakaran dianalisis dengan menggunakan x-ray diffractometer (XRD) untuk mengetahui struktur kristalnya dan dianalisis dengan menggunakan Scanning Electron Microscope (SEM) untuk mengetahui struktur morfologinya. Pasta perak diprint screen pada permukaan film tebal untuk membuat elektroda. Resistansi film tebal-film tebal yang dihasilkan diukur pada suhu yang bervariasi dari HASIL DAN PEMBAHASAN Sintesis Serbuk Fe 2 O 3 Gambar 1 memperlihatkan secara visual bubuk Fe 2 O 3 yang diperoleh dengan menggunakan metode pelarutan pengendapan. Komposisi kimia serbuk diperlihatkan pada tabel 1. Terlihat bahwa terdapat material lain seperti SiO 2 dan TiO 2 yang memiliki konsentrasi lebih besr dari material pengotor lainnya. Material inilah sebenarnya yang membuat keramik film tebal yang dihasilkan aplikabel untuk dijadikan sensor. Profil XRD dari serbuk Fe 2 O 3 ditunjukkan oleh gambar 4.2. Hasil analisis profil tersebut memperlihatkan bahwa serbuk memiliki struktur kristal hematit (JCPDS No. 33-0664). Ukuran partikel serbuk adalah sekitar 30 nm yang dihitung menggunakan metode Debye Scherrer [4,5]. 182

Tabel 1. Komposisi kimia serbuk Fe 2 O 3 dari hasil pemurnian mineral Yarosit No. Material Konsentrasi (%) 1. Fe 2 O 3 93,80 2. SiO 2 1,02 3. MgO 0,09 4. CaO 0,19 5. TiO 2 1,15 6. MnO 0,12 7. Na 2 O 0,59 8. K 2 O 0,50 Gambar 1. Penampakan visual serbuk Fe 2 O 3 hasil proses pemurnian mineral Yarosit 183

2000 1600 104 Intensity (Cps) 1200 110 800 400 012 113 116 024 214 300 018 1010 0 20 30 40 50 60 70 80 2q (Degree) Gambar 2 Pofil XRD serbuk Fe 2 O 3 hasil pemurniam mineral Yarosit Pembuatan dan Karakterisasi Film Tebal Fe 2 O 3 Penampakan visual (representatif) film tebal Fe 2 O 3 yang telah dipanaskan ditunjukkan pada gambar 4.3. Keramik film tebal yang dihasilkan sangat baik, terlihat tanpa adanya retakan. Ketebalan keramikkeramik film tebal yang dihasilkan berturutturut adalah 20 m (screen size 375 mesh), 184

30 m (screen size 225 mesh) dan 60 m (screen size 183 mesh). Profil XRD film-film yang dihasilkan adalah ditunjukkan pada gambar 4 6. Analisis profil XRD menunjukkan bahwa struktur kristal film-film yang dihasilkan memiliki struktur yang sama yaitu hematit (JCPDS No. 33-0664). Beberapa puncak dari substrat alumina (yang dicirikan dengan A) ditemukan pada profil XRD film yang dibuat berukuran 375 mesh. Hal ini terjadi karena film yang dihasilkan lebih tipis dari film-film yang lain. Hasil ini menunjukkan bahwa ketebalan film tidak mempengaruhi struktur kristal yang terbentuk. Gambar 3 Penampakan visual film tebal Fe 2 O 3 yang telah dipanaskan 185

I n t e n s i t y ( C p s ) 1200 1000 800 600 400 200 0 104 110 024 116 214 113 300 012 018 1010 220 20 30 40 50 60 70 80 2q (Degree) Gambar 4 Profil XRD film tebal Fe 2 O 3 yang dipanaskan pada suhu 950 o C selama 90 menit dengan ukuran screen 183 mesh I n te n s i ty (C p s ) 1200 1000 800 600 400 200 0 012 104 110 113 024 116 20 30 40 50 60 70 80 2q (Degree) 214 300 018 1010 Gambar 5 Profil XRD film tebal Fe 2 O 3 yang dipanaskan pada suhu 950 o C selama 90 menit dengan ukuran screen 225 mesh 186

1400 1200 1000 I n t e n s i t y ( C p s ) 800 600 400 200 0 012 104 110 113 A 116 018 024 214 20 30 40 50 60 70 80 A 2q (Degree) A 300 1010 A Gambar 6 Profil XRD film tebal Fe 2 O 3 yang dipanaskan pada suhu 950 o C selama 90 menit dengan ukuran screen 375 mesh Gambar hasil analisis SEM yang ditunjukkan pada gambar 7 9 menunjukkan bahwa semua film yang dihasilkan berporos dengan ukuran grain yang kecil (sub 187

micron). Porositas meningkat dengan kenaikan ukuran screen. Ukuran grain screen meskipun kenaikan ini tidak berpengaruh. sedikit lebih besar seiring kenaikan ukuran Gambar 7 Gambar morfologi hasil SEM film tebal Fe 2 O 3 yang dipanaskan pada suhu 950 o C selama 90 menit dengan ukuran screen 183 mesh 188

Gambar 8 Gambar morfologi hasil SEM film tebal Fe 2 O 3 yang dipanaskan pada suhu 950 o C selama 90 menit dengan ukuran screen 225 mesh Gambar 9 Gambar morfologi hasil SEM film tebal Fe 2 O 3 yang dipanaskan pada suhu 950 o C selama 90 menit dengan ukuran screen 375 mesh 189

Karakteristik Listrik Sampel didisain menurut gambar 10. Karakteristik listrik dari film tebal Fe 2 O 3 di udara dan di udara yang mengandung gas alkohol adalah ditunjukkan pada gambar 11. Kita bisa melihat dari gambar tersebut bahwa resistansi film yang dibuat dengan ukuran screen 183 mesh lebih kecil dari resistansi film yang dibuat dengan ukuran screen 225 mesh dan 375 mesh. Makin besar ukuran screen maka makin besar pula resistansi film. Hal ini berarti pula makin tipis film maka resistansinya makin besar. Kecenderunagn ini mengikuti hubungan antara resistansi dan volume bulk keramik untuk resistivitas yang sama. Tetapi, perubahan resistansi juga dipengaruhi oleh porositas keramik film. Resistansi film dalam atmosfer yang mengandung gas alkohol lebih rendah dibandingkan dalam atmosfer berisi udara. Hal ini terjadi karena adanya interaksi antara gas alkohol dengan keramik film. Gas alkohol mentransfer elektron pada keramik sehingga meningkatkan jumlah elektron konduksi pada keramik yang mengakibatkan menurunnya resistansi keramik film. Respon keramik film terhadap gas alkohol secara kuantitatif dinyatakan oleh sensitivitas yang dihitung dengan menggunakan persamaan 1 [6,7] di bawah ini: S = [(Re Ro)/Ro] x 100 % (1) dimana S adalah sensitivitas keramik film, Ro adalah resistansi keramik film di udara dan Re adalah resistansi keramik film di atmosfer udara yang mengandung gas alkohol. Suhu yang diopersikan diperolah dari data sensitivitas dimana nilai sensitivitas terbesar ketika kisaran suhu yang rendah. Suhu yang dioperasikan untuk tiap film tebal ditunjukkan pada tabel 2. Berdasarkan tabel 2 kita dapat melihat 190

bahwa keramik film paling baik diperoleh dari pembuatan dengan ukuran screen 183 yang relatif rendah (120 o C) dengan sensitivitas yang tinggi (65%). mesh. Film ini dapat dioperasikan pada suhu Gambar 10 Disain sampel untuk sensor gas alkohol Electrical Resistance (M.Ohm) 40 30 20 10 0 183 mesh Air 225 mesh air 375 mesh Air 183 mesh ethanol 0 200 400 600 Temperature ( o C) Gambar 11 Resistansi sebagai fungsi suhu film tebal di udara dan udara yang mengandung gas alkohol 191

Tabel 2 Suhu operasi dan sensitivitas dari film tebal Ketebalan film ( m) / Ukuran Screen (mesh) Suhu operasi ( o C) Sensitivitas (%) 60/183 120 65 30/225 210 50 20/375 240 55 Kesimpulan Keramik film tebal berbasis Fe 2 O 3 yang berasal dari bahan lokal mineral yarosit yang melimpah telah dibuat dengan menggunakan metode screen printing. Keramik yang dibuat dengan metode ini bervariasi dalam atmosfir yang mengandung gas alkohol lebih rendah dibandingkan resistansi keramik-keramik film dalam udara. Hasil ini mengindikasikan bahwa keramik-keramik film yang telah dibuat berpotensi menjadi sensor gas alkohol. ukuran screen 183 mesh, 225 mesh dan 375 mesh. Keramik film tebal yang dihasilkan memiliki sifat semikonduktor. Resistansi (listrik) dari keramik-keramik film tebal yang dihasilkan menurun seiring dengan kenaikan suhu dan ketebalan keramik. Resistansi keramik-keramik film dalam UCAPAN TERIMAKASIH Peneliti mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada Universitas Pendidikan Indonesia atas suport dana penelitian melalui DIPA UPI SK No. 1710/PL/2010 tanggal 5 Mart 2010. 192

DAFTAR PUSTAKA 1. C. Doroftei, E. Rezlescu, N. Rezlescu, P. D. Popa, Rom. Journ. Phys., Vol. 51, 7. A. Reungchaiwat, T.Wongchanapiboon, S. Liaruangrath, S. Phanichphant, Sensors, 7, pp. 201-213 (2007). Nos. 5 6, pp. 631 640, 2006. 2. C. Liewhiran, S. Phanichphant, Sensors 7, pp.1159-1184, 2007. 3. G.S. Guo, Y. Wang,W. Ren, F. Gu, H.Y.Guo, Solid State Phenomena Vols 121-123, pp 61-64,2007. 4. B. Cela, D. A. de Macedo, G. L. de Souza, R. M. do Nascimento, A. E. Martinelli, C. A. Paskocimas, J. New Mater. Electrochem. Sys. 12,109-113 (2009). 5. K. S. Rathore, D. Patidar, Y. Janu, N. S. Saxena, K. Sharma, T. P. Sharma, Chalcogenide Lett. 5 (6), 105-110 (2008). 6. D. R. Patil, L.A. Patil, D.P.Amalnerkar, Bull. Mater. Sci. Vol.30,No.6, pp.553-559 (2007). 193

194