BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. penulisan di media massa, baik cetak maupun elektronik. Perubahan makna kasar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. dan analisis, yaitu mendeskripsikan dan menganalisis verba berprefiks ber- dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa-bahasa tersebut mendapat tempat tersendiri di dalam khasanah kebudayaan Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berinteraksi antara satu

ANALISIS KLAUSA DALAM SURAT KABAR HARIAN MEDIA INDONESIA. Oleh: Rismalasari Dalimunthe ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. melalui berita-berita yang terdapat di berbagai media. Penyampaian berita (pesan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Kemiripan makna dalam suatu bentuk kebahasaan dapat menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. Konjungsi adalah kata yang berfungsi untuk menghubungkan kata dengan kata, frasa

DISFEMISME DALAM ARTIKEL TERPOPULER SEPEKAN DI BLOG MOJOK.CO (Suatu Kajian Semantik)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. terkemuka. Setiap media cetak mempunyai kolom-kolom khusus, seperti berita

BAB I PENDAHULUAN. selain itu juga berguna untuk membangun jaringan internasional. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Wihartini, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat komunikasi antaranggota masyarakat yang berupa sistem

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi secara tidak langsung yakni dalam bentuk tulisan. Pada dasarnya

BAB I PENDAHULUAN. gramatikal dalam bahasa berkaitan dengan telaah struktur bahasa yang berkaitan. dengan sistem kata, frasa, klausa, dan kalimat.

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat tutur bahasa Minangkabau dalam berinteraksi cenderung

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang efektif. Bahasa dan proses

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian

III. METODE PENELITIAN. deiksis pada wacana tulis dalam Kakilangit pada majalah Horison edisi 2012.

CAMPUR KODE DALAM BAHASA ANAK TK DHARMA WANITA VIII KECAMATAN COLOMADU KABUPATEN KARANGANYAR. NASKAH PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan

BAB I PENDAHULUAN. Idiom salah satu istilah dalam bidang kebahasaan yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar atau dapat disebut koran merupakan lembaran-lembaran kertas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. orang lain, karena dalam menjalani kehidupan sosial manusia selalu membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk ke dalam kategori ini bermacam-macam, seperti : ukemi (bentuk pasif),

BAB I PENDAHULUAN. segala bentuk gagasan, ide, tujuan, maupun hasil pemikiran seseorang kepada orang

BAB I PENDAHULUAN. dapat berupa tujuan jangka pendek, menengah, dan panjang. Dalam mata

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. Metode yang digunakan adalah metode kualitatif. Metode kualitatif yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia, dan arti atau makna yang tersirat dalam rangkaian bunyi tadi. Bunyi itu

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS WACANA PERSUASIF DALAM SPANDUK YANG TERDAPAT DI WILAYAH KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia sebagai bahasa nasional digunakan oleh sebagian besar

KEAMBIGUITASAN MAKNA DALAM BERITA PENDIDIKAN DI SURAT KABAR PADANG EKSPRES (KAJIAN SEMANTIK) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. dengan fukushi. Fukushi adalah kata yang dipakai untuk menerangkan yougen

KATA ULANG BAHASA INDONESIA PADA MAJALAH PAPIRUS EDISI JANUARI 2015

ANALISIS VARIASI MAKNA PLESETAN PADA TEKA-TEKI LUCU BANGGEDD UNTUK ANAK KARYA AJEN DIANAWATI (TINJAUAN SEMANTIK)

KESALAHAN PENGGUNAAN BAHASA INDONESIA DALAM SURAT KABAR HARIAN PAGI POSMETRO PADANG. Oleh Fatmi Amsir ABSTRAK

Artikel Publikasi Ilmiah KATEGORI DAN WUJUD CAMPUR KODE PADA BAHASA IKLAN LOWONGAN KERJA KE LUAR NEGERI: KAJIAN SOSIOLINGUISTIK

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM

PENANDA KOHESI GRAMATIKAL KONJUNGSI ANTARKALIMAT DAN INTRAKALIMAT PADA TEKS PIDATO KENEGARAAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

DISFEMIA DALAM BERITA UTAMA SURAT KABAR POS KOTA DAN RADAR BOGOR

KAJIAN CAMPUR KODE DAN ALIH KODE PADA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. kuantitatif. Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang telah

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. pembenaran atau penolakan hipotesis serta penemuan asas-asas yang mengatur

BAB I PENDAHULUAN. satu masalah diantaranya: pertama; pandangan dari objek yang utama, kedua;

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah deskriptif kualitatif. Deskriptif yaitu penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengolahan data, sampai pada tahap pengambilan kesimpulan, disesuaikan

BAB I PENDAHULUAN. benar. Ini ditujukan agar pembaca dapat memahami dan menyerap isi tulisan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. kategori leksikal, komplemen, keterangan, spesifier, dan kaidah struktur frasa.

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan komunikasi (Sutedi:2003). Modalitas merupakan kata keterangan yang

VARIASI BAHASA PADA SMS (SHORT MESSAGE SERVICE) DALAM SURAT KABAR PADANG EKSPRES: TINJAUAN SOSIOLINGUISTIK SKRIPSI

BAB 3 METODE DAN TEKNIK PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-analitis. Penggunaan. metode ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dapat mendampingi numeralia atau preposisi dalam kalimat. Adverbia dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian. sosiolinguistik. Penelitian kualitatif di sini menggunakan jenis penelitian yang

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan di dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA

KATA BESAR: BENTUK, PERILAKU, DAN MAKNA. Disusun Oleh: SHAFIRA RAMADHANI FAKULTAS ILMU BUDAYA, UNIVERSITAS DIPONEGORO, SEMARANG,50257

NASKAH PUBLIKASI PEMAKAIAN PREPOSISI PADA KOLOM POS PEMBACA DI HARIAN SOLOPOS SKRIPSI

BAB 1 PENDAHULUAN. Verba berprefiks..., Indra Haryono, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tabloid harian, tabloid mingguan, dan majalah. Media elektronik audiotif berupa

BAB I PENDAHULUAN. berinteraksi satu dengan yang lain. Dengan adanya bahasa, manusia sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. menyatakan bahwa penelitian kualitatif adalah penelitian yang bersifat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kompas edisi Senin bulan Februari Data itu diambil dari rubrik politik dan hukum, opini,

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat menggunakan bentuk lain yakni dengan menggunakan simbol-simbol.

ANALISIS STRUKTUR FUNGSIONAL PADA PERIBAHASA INDONESIA: TINJAUAN SINTAKSIS

BAB I PENDAHULUAN. Linguistik adalah ilmu tentang bahasa; penyelidikan bahasa secara ilmiah (Kridalaksana,

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan. Sejalan dengan itu, dalam pelaksanaan pembelajaran bahasa

Jurnal Ilmiah. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia selain musik, drama, anime dan lain-lain, untuk mempelajari dan

BAB I PENDAHULUAN. alat untuk menyampaikan gagasan, pikiran, maksud, serta tujuan kepada orang lain.

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. di luar bahasa, dan yang dipergunakan akal budi untuk memahami hal-hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi dengan orang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian khusus dari pengamat bahasa. Hal ini dikarenakan nominalisasi mempunyai

Oktorita Kissanti Rahayu

KOHESI DAN KOHERENSI RUBRIK BERITA MAJALAH MANDUTA TAHUN SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

PENDAHULUAN. kelaziman penggunaannya dalam komunikasi sering terdapat kesalahan-kesalahan dianggap

BAB l PENDAHULUAN. mengalami perkembangan seiring dengan pengguna bahasa. Bahasa merupakan alat

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam menjalani kehidupan sehari-hari sering menemukan banyak tanda,

BAB 5 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN. Berdasarkan analisis dokumen, analisis kebutuhan, uji coba I, uji coba II,

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. memiliki bahasa Indonesia sebagai identitas kebangsaannya. Bahasa Indonesia tidak

BAB I PENDAHULUAN. (Wijana, 2011:1). Berdasarkan pengertian tersebut dapat diketahui bahwa peran

BAB I PENDAHULUAN. Ciri-ciri surat kabar menurut Effendy (2000: ) yakni publisitas yang menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. Berbeda dengan sintaksis yang mempelajari bagaimana satuan bahasa terbentuk,

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA RUBRIK FOKUS SURAT KABAR HARIAN SOLOPOS EDISI OKTOBER 2011

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang

BENTUK KEBAHASAAN DISFEMIA DALAM WACANA OLAHRAGA PADA KORAN TEMPO EDISI BULAN SEPTEMBER-OKTOBER 2013 : KAJIAN SEMANTIK NASKAH PUBLIKASI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

57 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kualitatif karena penelitian ini bersifat deskriptif. Peneliti mencatat dengan teliti dan cermat data yang berwujud katakata, kalimat, wacana, gambar foto, catatan harian, dan memorandum. Dari data yang bersifat deskriptif itu, peneliti melakukan analisis data untuk membuat generalisasi atau kesimpulan umum (Subroto, 2007:5). Penelitian ini mendeskripsikan data tentang disfemisme yang digunakan dalam artikel dan peristiwa terpopuler sepekan di blog Mojok.Co dari sisi bentuk, referensi, dan fungsinya. B. Objek Penelitian Objek dalam penelitian ini adalah bentuk disfemisme atau disfemia yang terdapat dalam artikel pada kolom artikel dan peristiwa di blog Mojok.Co. Artikel yang diambil hanya yang terpopuler selama sepekan (seminggu). Pengambilan objek ini dilakukan dalam sepekan secara berkelanjutan. Artinya, tidak hanya mengambil data dalam satu minggu, tetapi secara berkelanjutan di mingguminggu yang telah ditentukan dalam tiga bulan, yaitu bulan Desember tahun 2015, Januari, dan Februari tahun 2016. 57

58 C. Sumber Data dan Data 1. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah media massa elektronik (internet) yaitu blog Mojok.Co. Sumber data merupakan darimana data penelitian diperoleh (Subroto, 2007:38). Blog Mojok.Co bukanlah satusatunya media online, media yang sejalan dengan blog Mojok.Co adalah Hittss.Com, Hipwee.Com, dan MalesBanget.Com. Beberapa media online tersebut hampir sama dengan blog Mojok.Co yang menyajikan artikel secara online setiap hari. Namun, blog Mojok.Co merupakan media viral yang memuat kejadian sosial, politik dengan penyajian yang santai juga nakal. Media yang lain mengangkat isu atau kejadian yang ada pada masyarakat remaja dalam kehidupan sehari-hari, misalnya tentang kisah percintaan, sehingga dimungkinkan tidak akan ditemukan bentuk disfemisme dalam media-media tersebut. Blog Mojok.Co yang termasuk dalam empat media viral online itu juga sudah mencapai kancah dunia dengan harga jual Rp 198.793.600.00 atau 14.720 dolar amerika. Selain itu, dalam kompetisi The Bobs atau kompetisi yang digelar dalam 14 bahasa blog Mojok.Co berada pada peringkat 912. Blog Mojok.Co juga menjadi bahan perbincangan di media online lainnya, seperti di Hittss.Com, Ngampuuz.Com dan Plimbi.Com yang berarti blog Mojok.Co benar-benar dikenal oleh masyarakat. Media viral merupakan media yang menyebarkan sesuatu secara cepat dengan kata lain media viral merupakan media yang menyebarkan virus dalam dunia maya (Kurniawan, <<www.kompasi-ana.com/cru1s3r/viral-

59 atauvirtual_554acb2cf47e618150-c5e75f>>). Artinya, media tersebut menyebarkan informasi secara meluas dan berkembang cepat seperti ciri virus itu sendiri. Kata viral sendiri dalam KBBI tidak ditemukan, namun sebagian netizen menyebutkan bahwa viral berdekatan dengan virus dan virtual. Dalam hal ini, mengenai media viral diasumsikan seperti virus. 2. Data Subroto (2007) menyatakan bahwa Data terdapat pada wujud pemakaian wujud bahasa, pada diri seseorang atau masyarakat, pada perilaku atau perbuatan orang atau masyarakat, pada semua kegiatan masyarakat. Data itu dapat berwujud angka-angka, perkataan-perkataan, kalimat-kalimat, wacana-wacana, gambar-gambar dan lain-lain (Subroto, 2007:38). Bentuk data dalam penelitian ini berupa kalimat yang di dalamnya mengandung kata, frasa, klausa dan kalimat disfemisme. Kalimat itu termuat dalam bentuk artikel pada kolom artikel dan peristiwa di blog Mojok.Co. Satuan lingual kata dan klausa melingkupi konteks kalimat dalam artikel sehingga dalam pencatatan data akan mengambil satu konteks kalimat yang ada dalam data tersebut. Data dalam penelitian ini tidak hanya yang menggunakan bahasa Indonesia, namun bahasa lainnya yang belum diadaptasi dalam bahasa Indonesia juga dimasukkan ke dalam data. Bahasa lain yang dimaksud di sini adalah, konteks kalimat tetap bahasa Indonesia, namun di dalam bahasa Indonesia itu di dalamnya ada data dengan menggunakan bahasa lain seperti bahasa Jawa yang memang menunjukkan disfemisme.

60 D. Metode dan Teknik Penyediaan Data Sudaryanto (2015) menyatakan bahwa Penyediaan data adalah penyediaan yang benar-benar data, penyediaan data yang terjamin sepenuhnya akan kesahihannya, penyediaan data yang sangat patut atau sangat pantas untuk dipercaya kualitas kedataannya (Sudaryanto, 2015:201). Penyediaan data digunakan untuk memperoleh data yang sesungguhnya dengan berbagai teknik yang sesuai dengan penelitian yang dilakukan. 1. Metode Penyediaan Data Penelitian ini menggunakan metode simak. Sudaryanto (2015) menjelaskan bahwa disebut metode simak atau penyimakan karena memang berupa penyimakan: dilakukan dengan menyimak, yaitu menyimak penggunaan bahasa (Sudaryanto, 2015:203). Penyimakan dimaksudkan untuk menyimak penggunaan disfemisme pada artikel dan peristiwa terpopuler sepekan di blog Mojok.Co. Penggunaan disfemisme ini dapat dilihat melalui hasil deskripsi mengenai satuan-satuan lingual yang dapat menggunakan bentuk disfemisme. Referensi juga dapat menunjukkan hubungan penggunaan disfemisme dengan kajian semantik. 2. Teknik Penyediaan Data Penyediaan data dilakukan dengan membaca artikel yang termuat pada kolom artikel dan peristiwa di blog Mojok.Co. Selanjutnya, dilakukan penyalinan artikel dari laman ke data penelitian, data yang berupa artikel tersebut dipilah dan diklasifikasikan berdasarkan jenis disfemisme.

61 Penyediaan data dimulai dengan mencatat data kebahasaan berupa kalimat yang menggunakan bentuk disfemisme. Selanjutnya, dicatat konteks yang melingkupi artikel dan satuan lingual yang menggunakan disfemisme. Penelitian ini menggunakan teknik catat. Teknik catat adalah mencatat pada kartu data yang dilanjutkan dengan klasifikasi. Dengan adanya kemajuan teknologi, pencatatan itu dapat memanfaatkan disket komputer atau alat semacamnya yang lebih canggih, dengan pembacaan dan pengecekan lewat penayangan di layar tayangan (Sudaryanto, 2015:206). Pada penelitian ini proses penyimakan dilakukan terhadap artikel terpopuler sepekan di blog Mojok.Co. Selanjutnya, mencatat data yang berupa kalimat yang di dalamnya memuat kata, frasa, klausa disfemisme dalam komputer atau laptop pada aplikasi Microsoft Word. E. Metode dan Teknik Analisis Data Metode yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang pertama adalah metode agih dengan teknik bagi unsur langsung. Metode agih memiliki alat penentu, yaitu bagian dari bahasa yang bersangkutan itu sendiri. Alat penentu dalam metode agih tersebut selalu bagian dari bahasa sasaran penelitian itu sendiri, seperti kata (kata ingkar, preposisi, adverbia, dsb.), fungsi sintaksis (subjek, predikat, objek, dsb.), klausa, silabe kata, titinada, dan yang lain (Sudaryanto, 2015: 18 19). Selanjutnya, Sudaryanto (2015:37) menjelaskan teknik BUL sebagai berikut:

62 Teknik bagi unsur langsung atau yang biasa dikenal dengan sebutan teknik BUL adalah cara yang digunakan pada awal analisis adalah dengan membagi satuan lingual datanya menjadi beberapa bagian atau unsur; dan unsur-unsur yang bersangkutan dipandang sebagai yang langsung membentuk satuan lingual yang dimaksud. Adapun alat penggerak bagi alat penentu-atau pirantinya-ialah daya bagi yang bersifat intuitif, atau secara singkat: intuisi-tentu saja intusi kebahasaan atau intuisi lingual; sedangkan alat penentunya adalah jeda, baik jeda yang silabik atau jeda yang sintaktik (Sudaryanto, 2015:37). Selain itu, dalam analisis juga menggunakan teknik lesap dan teknik ganti. Teknik lesap adalah teknik pelesapan atau penghilangan unsur satuan lingual. Teknik analisis yang berupa penghilangan atau pelesapan unsur satuan lingual data itu akan menghasilkan tuturan berbentuk ABC, ABD, ACD atau BCD bila tuturan semula adalah ABCD. Hal itu bergantung pada unsur mana yang akan dilesapkan atau dihilangkan. Unsur yang dilesapkan atau dihilangkan merupakan unsur yang justru menjadi pokok perhatian dalam analisis (Sudaryanto, 2015:49). Contoh teknik lesap adalah sebagai berikut: (6) Cih, politik devide et empera kelas kambing norak yang so last year banget. (DMC23) Ketika unsur cih yang dilesapkan maka akan menjadi seperti berikut: (6a) Politik devide et empera kelas kambing norak yang so last year banget. Mana kala kata cih dihilangkan maka makna kalimat tersebut akan bernuansa netral. Namun, dengan adanya cih seperti dalam kalimat (7) maka makna kalimat tersebut kasar karena cih termasuk dalam disfemimsme yang berupa cemoohan atau olokan. Kata cih dilesapkan karena tidak memiliki padanan kata yang bernuansa netral untuk menggantikannya. Oleh karena itu, teknik tersebut dikatakan sebagai teknik lesap.

63 Teknik analisis yang berupa penggantian unsur satuan lingual data itu akan menghasilkan tuturan berbentuk ABCS, ABSD, ASDC, atau SBCD, bila tuturan data semula berbentuk ABCD. Hal itu sepenuhnya bergantung pada unsur mana yang akan digantikan (Sudaryanto, 2015:59). Sudaryanto (2015: 37 38) menyatakan bahwa peneliti dapat membagi satuan lingual kalimat data (1) Dia baru datang ke sini tadi pagi, misalnya menjadi empat unsur atau empat konstituen, yaitu (a) dia, (b) baru datang, (c) ke sini, (d) tadi pagi. Hal tersebut dilakukan karena intuisinya memang mengenal unsur-unsur konstituen yang bersangkutan dan jeda memungkinkan ditempatkan sesudah dan sebelum unsur itu. Kata berang dikatakan sejenis dengan kata sangat marah atau marah yang didasarkan pada kenyataan atau fakta bahwa dalam satuan kalimat kekata tersebut keduanya dapat saling menggantikan atau saling digantikan. Bentuk tuturan (7a) berikut dapat diterima sebagai hasil penggantian unsur berang dari kalimat (7b) berikutnya: (7a) Sebagian nitizen semakin berang ketika salah satu pengunjung yang berfoto dan menginjak bunga itu merasa tidak bersalah dan malah menentang. (DMC5) (7b) Sebagian nitizen sangat marah ketika salah satu pengunjung yang berfoto dan menginjak bunga itu merasa tidak bersalah dan malah menentang. Kedua kalimat di atas dapat diterima baik secara gramatikal maupun secara leksikal. Kedua kalimat di atas juga menunjukkan bahwa berang dan marah dapat saling menggantikan.

64 Metode yang digunakan untuk menjawab rumusan masalah yang kedua adalah metode padan. Metode padan alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan. Metode tersebut dapat dibedakan menjadi lima sub-jenis berdasarkan alat penentunya, yaitu referen, daya pilah sebagai pembeda organ wicara, pembeda larik tulisan, pembeda reaksi, dan kadar keterdengaran (Sudaryanto, 2015: 26 29). Pada penelitian ini subjenis yang digunakan sebagai alat penentu adalah referen. Untuk membagi satuan lingual kata menjadi beberapa jenis, maka perbedaan referen atau sosok-teracu yang ditunjuk oleh kata itu harus diketahui dahulu. Selanjutnya, untuk mengetahui perbedaan referen itu, daya pilah yang bersifat mental yang dimiliki oleh setiap peneliti haruslah digunakan. Daya pilah itu lalu dapat dipandang sebagai alat, sedangkan penggunaan alat yang bersangkutan dapat dipandang sebagai tekniknya; yang dalam hal ini, lalu disebut teknik pilah unsur penentu atau teknik PUP (Sudaryanto, 2015:26). Dengan daya pilah itu, misalnya dapat diketahui bahwa referen itu ada yang berupa nomina, verba, dan adjektiva. Oleh karena itu, kata yang sifatnya memang referensial dapat dibagi menjadi kata nomina, verba, dan kata adjektiva. Referen kalimat pada umumnya adalah peristiwa atau kejadian. Padahal, peristiwa atau kejadian akan melibatkan unsur tokoh (Sudaryanto, 2015: 26 27). Referen dalam penelitian ini berupa nomina, objek, tindakan, peristiwa, perbuatan, dan lain-lain. Selain itu, kemungkinan unsur lain juga bisa masuk dalam penelitian ini sebagai referen. Bahasa tulis dalam penelitian ini berupa kata, klausa, dan kalimat.

65 Berikut ini contoh analisis dari data yang diperoleh. Data berikut dianalisis berdasarkan bentuk satuan lingual, referensi, dan fungsinya. (8) Sebaliknya, kemerdekaan kita didapatkan dari keserampangan dan kesembronoan. (DMC2) Kata disfemisme dalam kalimat di atas adalah keserampangan dan kesembrononan. Keserampangan dan kesembronoan ini termasuk dalam satuan lingual kata adjektiva. Keserampangan dapat dikatakan disfemisme karena ada bentuk yang lebih halus untuk digunakan seperti silap mata. Selain itu, makna kata serampang dalam konteks ini menunjuk pada sebuhan nasionalisme atau kemerdekaan. Makna kasar akan sangat dirasakan dengan penggunaan kata keserampangan yang berarti sembarangan, tanpa berpikir panjang dan lain-lain. Kata sembrono dapat dinilai lebih buruk atau lebih keras karena dalam bahasa Indonesia masih ada kata yang lebih bernilai halus seperti gegabah. Cita rasa yang ditimbulkan kedua kata itu bernilai kasar karena menunjukkan suatu sifat yang dimiliki seseorang yang ceroboh dalam melakukan suatu hal atau suatu tujuan yang penting. Kata keserampangan dan kesembronoan ini memiliki referen atau mengacu pada sifat. Fungsi dari penggunaan disfemisme ini untuk menunjukkan suatu ketidaksetujuan terhadap perjuangan yang dilakukan para petinggi negara dalam memperoleh kemerdekaan. Selain metode-metode yang digunakan di atas, dalam penelitian ini untuk menentukan suatu data dapat dikatakan disfemsime atau tidak dapat dilihat melalui konteks kalimat. Konteks menurut Mulyana (2005) adalah situasi atau latar terjadinya suatu komunikasi. Konteks dapat dianggap sebagai sebab dan alasan terjadinya suatu pembicaraan/dialog/ segala sesuatu yang berhubungan

66 dengan tuturan, apakah itu berkaitan dengan arti, maksud, maupun informasinya, sangat tergantung pada konteks yang melatarbelakangi tuturan itu (Mulyana, 2005:21). Konteks yang digunakan dalam penentuan data adalah konteks linguistik. Konteks linguistik menurut Syafi ie dalam Mulyana (2005) adalah kalimat-kalimat dalam percakapan. Pada penelitian ini kalimat-kalimat yang digunakan merupakan kalimat yang berada sebelum dan sesudah kalimat yang di dalamnya mengandung unsur disfemisme. Penggunaan konteks linguistik ini dilakukan untuk menunjukkan data yang akurat, sehingga beberapa data yang tampak samar bentuk disfemismenya dapat diperkuat dengan kalimat sebelum dan sesudahnya. F. Teknik Penyajian Hasil Analisis Data Dalam penelitian ini, hasil analisis data disajikan secara informal. Penyajian informal adalah perumusan dengan kata-kata biasa walaupun dengan terminologi yang teknis sifatnyanya (Sudaryanto, 1993:241). Selanjutnya, Sudaryanto menjelaskan bahwa penggunaan penyajian hasil analisis data secara informal memiliki kegunaan. Manakala metode informal digunakan, penjelasan tentang kaidah akan terkesankan rinci-terurai. Dengan demikian, rumusan atau aneka rumusan yang tersaji ada relatif panjang. Hal ini sangat baik bagi keperluan pedagogis: dalam rangka pendidikan (maha) siswa calon peneliti bahasa, (maha) siswa dapat menyerap runtut sebagian demi sebagian dan sinambung (Sudaryanto, 2015:261).