ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING PK-GGF

dokumen-dokumen yang mirip
KERJA PEAKTEK BAB III MANAJEMEN PEMELIHARAN SISTEM KERJA POMPA OLI PADA PESAWAT PISTON ENGINE TIPE TOBAGO TB-10

COOLING SYSTEM ( Sistim Pendinginan )

LUBRICATING SYSTEM. Fungsi Pelumas Pada Engine: 1. Sebagai Pelumas ( Lubricant )

Session 11 Steam Turbine Protection

FUEL SYSTEM. Oleh: Muhammad Agung Prabowo, S.Pd Instructure of Aircraft Maintenance Engineer

STEAM TURBINE. POWER PLANT 2 X 15 MW PT. Kawasan Industri Dumai

TERJADINYA LOW PRESSURE HYDRAULIC SYSTEM PADA ENGINE DRIVEN PUMP ( EDP ) ENGINE NO.2 PESAWAT BOEING NG PK-GEP

Dua orang berkebangsaan Jerman mempatenkan engine pembakaran dalam pertama di tahun 1875.

ADE PUTRI AULIA WIJHARNASIR

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

COOLING WATER SYSTEM

TURBOCHARGER BEBERAPA CARA UNTUK MENAMBAH TENAGA

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB VIII PELUMAS. Pelumas adalah suatu zat (media) yang berfungsi untuk melumasi bagian bagian yang bergerak.

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Komponen mesin pendingin

BAB IV ANALISA DAN HASIL DATA. Flight controls hydraulic modular package adalah suatu komponen yang

SISTEM KERJA HIDROLIK PADA EXCAVATOR TIPE KOMATSU PC DI PT. UNITED TRACTORS TBK.

BAB II DASAR TEORI. Laporan Tugas Akhir. Gambar 2.1 Schematic Dispenser Air Minum pada Umumnya

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PELUMASAN SILINDER UNTUK MENGETAHUI OSF (OIL STRESS FACTOR) PADA MOTOR DIESEL 2-STROKE

Sistem Hidrolik. Trainer Agri Group Tier-2

LAMPIRAN. Universitas Sumatera Utara

STANDAR LATIHAN KERJA DAFTAR MODUL

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO KONSENTRASI TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI UNIVERSITAS GUNADARMA

BAGIAN-BAGIAN UTAMA MOTOR Bagian-bagian utama motor dibagi menjadi dua bagian yaitu : A. Bagian-bagian Motor Utama yang Tidak Bergerak

Gerak translasi ini diteruskan ke batang penghubung ( connectiing road) dengan proses engkol ( crank shaft ) sehingga menghasilkan gerak berputar

1. Air Inlet Housing, merupakan tempat udara masuk dimana didalamnya terdapat peralatan pembersih udara.

Sistem Bahan Bakar. Sistem Bahan Bakar

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

BAB III PROSES PENGUJIAN APU GTCP36-4A

Diah Permata Sari S1 Pendidikan Teknik Mesin Produksi, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

ANALISIS KERUSAKAN KOMPRESSOR TYPE ZT ATLAS COPCO

Material : Stainless Steel AISI 304; Besi karbon yang dicat (penutup depan & belakang)

PENYEBAB PATAHNYA SHAFT WATER PUMP PADA COOLING SYSTEM HD PT. UNITED TRACTOR BATU KAJANG

BAB III PROSEDUR PENGUJIAN

Aku berbakti pada Bangsaku,,,,karena Negaraku berjasa padaku. Pengertian Turbocharger

"CAP COMBI 2600 CL" (10,000 L tangki lumpur L air, total 15,250 L)

Spesifikasi Oli dan Cairan Pendingin Untuk Kendaraan RIV

PENGUJIAN KEBOCORAN SISTEM PENDINGIN GENSET BRV20 RSG-GAS DENGAN MENGGUNAKAN PRESSURE TEST PUMP

PERENCANAAN PERAWATAN PREVENTIVE DAN CORRECTIVE PADA KOMPONEN SISTEM HIDROLIK EXCAVATOR KOMATSU PC200-8

ANALISA KERUSAKAN SHAFT PADA TURBOCHARGER ENGINE 3406 S/N:7N7723

BERKURANGNYA KINERJA AIR CONDITIONING SYSTEM PESAWAT AIRBUS A PK-AXU

BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Refrigerant Refrigeran adalah zat yang mengalir dalam mesin pendingin (refrigerasi) atau mesin pengkondisian udara

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR DAFTAR TABEL DAFTAR BAGAN DAFTAR NOTASI DAFTAR LAMPIRAN BAB I PENDAHULUAN

BUKU PETUNJUK DWP 375A - 1 -

BAB I PENDAHULUAN. Pembangkit Listrik Tenaga Air Panglima Besar Soedirman. mempunyai tiga unit turbin air tipe Francis poros vertikal, yang

Pengoperasian pltu. Simple, Inspiring, Performing,

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GAS (PLTG) Prepared by: anonymous

BAB IV PELAKSANAAN DAN PEMBAHASAN

LAMPIRAN A: Skematik diagram APU GTCP85 (ref 2)

BAB II KAJIAN TEORI. luar yang memungkinkan kendaraan dapat bergerak serta dapat mengatasi

LUBRICATION SYSTEM PADA AUXILIARY POWER UNIT (APU) GTC P PESAWAT BOEING /400/500

BAB III ANALISIS SISTEM PELUMASAN ENGINE 1TR-FE

MEMBUAT STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PADA UNIT WATER TRUCK

BAB I PENDAHULUAN. gesekan pada saat rotor turbin berputar, maka bantalan-bantalan. penyangga tersebut harus dilumasi dengan minyak pelumas.

Session 13 STEAM TURBINE OPERATION

BAB II. LANDASAN TEORI

ANALISA PENYEBAB KERUSAKAN KOMPONEN HEAT EXCHANGER PADA SISTEM PENDINGIN ENGINE MARINE 3306 CATERPILLAR

BAB III TURBIN UAP PADA PLTU

MAKALAH. SMK Negeri 5 Balikpapan SISTEM PENDINGIN PADA SUATU ENGINE. Disusun Oleh : 1. ADITYA YUSTI P. 2.AGUG SETYAWAN 3.AHMAD FAKHRUDDIN N.

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

SISTEM ALIRAN BAHAN BAKAR PADA MESIN DIESEL MELALUI PENGATURAN M DEC ( MONITORING AND CONTROL SYSTEM )

Mesin Diesel. Mesin Diesel

telah aus 3) Penggantian Komponen {Discard Task) dan Intervalnya Pekerjaan Penggantian

Penggunaan sistem Pneumatik antara lain sebagai berikut :

Air conditioner memelihara udara di dalam ruangan agar temperatur dan kelembabannya menyenangkan dengan cara :

BAB III 2.1. Prosedur sebelum dan sesudah melakukan "overhaul" Mesin Induk di kapal, ialah: Sebelum overhaul:

Prinsip kerja PLTG dapat dijelaskan melalui gambar dibawah ini : Gambar 1.1. Skema PLTG

Pratama Akbar Jurusan Teknik Sistem Perkapalan FTK ITS

BAB III METODE PENELITIAN

Mekatronika Modul 11 Pneumatik (1)

Air induction System. Jalur udara masuk

I. PENDAHULUAN. masih awam akan mesin sepeda motor, sehingga apabila mengalami masalah atau

BAB III METODE PENELITIAN DAN PENGUMPULAN DATA

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

PRAKTIKUM DAC HIDROLIK

Bab III CUT Pilot Plant

mengikuti petunjuk yang diberikan oleh pihak

Assalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Gambar struktur fungsi solenoid valve pneumatic

TROUBLE SHOOTING SISTEM INJEKSI MESIN DIESEL MITSUBISHI L300 DAN CARA MENGATASINYA

BAB II PESAWAT PENGUBAH PANAS (HEAT EXCHANGER )

SESSION 3 GAS-TURBINE POWER PLANT

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LINGKUP KERJA PRAKTEK

SESSION 12 POWER PLANT OPERATION

BAB 9 MENGIDENTIFIKASI MESIN PENGGERAK UTAMA

Rencana Pembelajaran Kegiatan Mingguan (RPKPM).

BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM

Terbakar spontan pada 350 C, sedikit dibawah temperatur bensin yang terbakar sendiri sekitar 500 C.

TOPIK 3 CATERPILLAR NEW SCROLL FUEL SYSTEM

Daftar Isi. Halaman judul... Lembar Nomor Persoalan... Lembar Pengesahan... Lembar Motto... Lembar Persembahan... Kata Pengantar... Intisari...

MODUL IV B PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA DIESEL

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

KERINGANAN BEA MASUK ATAS IMPOR BARANG DAN BAHAN UNTUK PEMBUATAN KOMPONEN, PERALATAN DAN KAROSERI KENDARAAN BERMOTOR KHUSUS

BAB III PENGGUNAAN ENERGI LISTRIK PADA INDUSTRI MAKANAN PT. FORISA NUSAPERSADA

2.3.1.PERBAIKAN BAGIAN ATAS MESIN. (TOP OVERHAUL)

Teknologi Injeksi Pada Sepeda Motor (Konstruksi Dasar Injection Suzuki Fl 125 FI)

Transkripsi:

ANALISIS TERJADINYA HIGH OIL CONSUMPTION PADA LUBRICATION SYSTEM PESAWAT BOEING 737-500 PK-GGF Eko Yuli Widianto 1, Herry Hartopo 2 Program Studi Motor Pesawat Fakultas Teknik Universitas Nurtanio Bandung ABSTRAKSI Pesawat Boeing 737-500 PK-GGF mengalami permasalahan pada lubrication system, yaitu terjadinya high oil consumption. Dari hasil pemeriksaan terhadap beberapa faktor penyebab terjadinya masalah tersebut, ternyata ditemukan kebocoran pada oil tank filler cap. Akibat dari kebocoran tersebut menyebabkan keausan pada bearing dan komponen-komponen yang bergerak serta tidak dapat mendinginkan komponen-komponen yang saling bergesekan. Selain itu, jumlah oli yang terdapat pada oil tank selalu berkurang sehingga harus selalu menambah oli agar engine dalam keadaan aman saat terbang. Meningkatnya penggunaan jumlah oli secara terus menerus dapat mengakibatkan tingginya biaya dalam penggunaan oli tersebut. Dari hasil pemeriksaan terhadap komponen oil tank filler cap ternyata ditemukan seal yang telah rusak, sehingga dilakukan penggantian seal pada oil tank filler cap dengan seal yang baru. Pendahuluan Setiap pesawat terbang membutuhkan suatu sistem yang dapat membantu kinerja pesawat terbang. Pesawat Boeing 737-500 PK- GGF merupakan salah satu jenis pesawat yang digunakan PT. Garuda Indonesia. Pada pesawat Boeing 737-500 PK-GGF terdapat beberapa subsistem, salah satunya adalah oil system atau yang biasa disebut lubrication system. Sistem ini berfungsi untuk melumasi komponen yang saling bergesekan dan mencegah atau mengurangi keausan yang terjadi akibat adanya kontak langsung antara permukaan logam dengan logam lainnya, contohnya pada accessory drive, compressor bearing, turbine bearing, dan generator bearing yang terus menerus bergerak. Disamping itu, juga untuk mengurangi panas yang terjadi pada sistem pelumasan akibat putaran tinggi pada engine. Pentingnya peranan sistem pelumasan pada engine sehingga apabila mengalami gangguan maka pelumasan akan berkurang dan aliran oli menjadi tidak lancar. Hal ini dapat mengakibatkan keausan pada komponen gear dan bearing yang dilumasi serta menyebabkan bagian-bagian yang memerlukan pelumasan tidak mendapat suplai oli dengan baik, sehingga 9

kerja engine tidak maksimal dan dapat merusak engine. Tipe Lubrikasi Pada dasarnya terdapat 2 tipe lubrication system menurut tempat penampungan oli, yaitu sistem pelumasan basah (wet sump system) dan sistem pelumasan kering (dry sump system). a. Sistem Pelumasan Basah (Wet Sump System) Sistem pelumasan basah (wet sump system) merupakan sistem pelumasan dimana bagian yang dilumasi terendam oleh minyak pelumas. Sebagai contoh pada bagian gear box dan crank case pada piston engine. b. Sistem Pelumasan Kering (dry sump system) Dalam sistem pelumasan kering (dry sump system) oli ditampung dalam tempat tersendiri (oil tank) terpisah dari bagian yang dilubrikasi. Oli kemudian disirkulasi melalui pipa menuju bagianbagian engine yang akan dilubrikasi melalui engine lubrication system. Pelumasan pada pesawat Boeing 737-500 PK-GGF termasuk sistem pelumasan kering (dry sump system). Metode Pendistribusian Lubrikasi Dalam pendistribusian lubrication system terdapat 3 macam metode yang digunakan, yaitu: a. Metode Gravity Adalah metode pendistribusian lubrication system dengan cara menetesi atau membasahi komponen dengan oli pelumas, metode ini tidak diterapkan pada engine pesawat, tetapi metode gravity hanya digunakan sebagai tambahan metode pressure. b. Metode Pressure Adalah metode pendistribusian lubrication system bertekanan, metode ini menggunakan oil pump untuk menghasilkan tekanan dalam pendistribusian oli pelumas. c. Metode Kombinasi Pressure dan Gravity Adalah metode pendistribusian lubrication system yang merupakan penggabungan antara metode pressure dan gravity. Fungsi Lubrikasi Sistem pelumasan merupakan salah satu sistem yang ada pada engine pesawat disamping sistem yang lainnya. Karena engine memerlukan sistem pelumasan yang bertujuan untuk mencegah terjadinya keausan suatu komponen yang berupa logam, meringankan, dan mempermudah gerak putar engine. Fungsi dari pelumasan, yaitu: a. Sebagai pendingin b. Untuk mencegah korosi pada material. c. Mencegah terjadinya keausan pada komponen. 10

d. Melumasi komponen-komponen yang saling bergesekan. Spesifikasi Oli Oli yang akan digunakan pada motor turbine gas harus mempunyai ketentuan dan keterangan yang jelas tentang sifat-sifat fisik dan faktor kemampuannya. Sifat oli sering dinyatakan dalam spesifik militer (MIL Specification). Pada engine CFM-56-3 pesawat Boeing 737-500 PK-GGF menggunakan oli jenis EXXON TURBO OIL 2380. Oli yang digunakan pada turbine gas harus masih dapat mempertahankan sifatnya pada suhu -50 C sampai 200 C, misalnya oli masih mencair cukup baik pada temperatur rendah sehingga engine masih ringan untuk beroperasi dan oli masih dapat mudah mengalir kebagian yang memerlukan pelumasan. Adapun jenis-jenis synthetic lubricants, yaitu MIL-L-7808 (Type I), dan MIL-L-23699 (Type II). Komponen-Komponen Oil System Oil system terdiri dari beberapa komponen yang saling mendukung. Komponenkomponen tersebut diantaranya adalah oil tank, oil pump, oil scavenge pump, oil filter, oil filter bypass valve, check valve, pressure regulating valve, magnetic chip detector, oil cooler, oil pressure transmiter, oil temperatur bulb, oil pressure indicator dan oil temperatur indicator. Cara Kerja Lubrication System Pelumasan pada pesawat Boeing 737-500 PK-GGF ini menggunakan tipe dry sump system, dimana oli ditampung dalam tempat tersendiri (oil tank) terpisah dari bagian yang dilubrikasi. Oli dalam oil tank tersebut dihisap oleh suplpy pump dilanjutkan menuju ke filter untuk disaring partikel-partikel atau kotoran dari pelumasan, sehingga oli yang akan digunakan untuk melumasi engine bersih dari partikel-partikel sisa pelumasan sebelumnya. Apabila filter tersebut tersumbat maka, dengan otomatis oli akan mengalir melewati bypass valve, kemudian oil mengalir menuju oil pressure switch dan oil pressure transmitter yang saling berhubungan untuk dihubungkan pada Engine Instrument System (EIS). Apabila terjadi high oil pressure, maka switch yang terdapat pada low oil pressure warning switch ini akan digerakan oleh tekanan oil tersebut untuk memutus arus electric dan oil pressure indicator pada Engine Instrument System (EIS) akan berwarna hijau dan berkedip mengindikasi adanya kenaikan oil lebih dari 15,25 psi. Low oil pressure warning switch berfungsi mengubah tekanan oil menjadi signal electric. Pada tekanan oil yang normal, maka switch yang terdapat pada low oil pressure warning switch ini akan digerakan oleh tekanan oil tersebut untuk memutus arus electric dan oil pressure indicator pada Engine Instrument System (EIS) akan berwarna hijau mengindikasi oil pressure dalam keadaan normal. Apabila terjadi low oil pressure, maka switch yang terdapat pada low oil pressure warning switch yang ada di 11

dalamnya akan menghubungkan arus electric dan oil pressure indicator pada Engine Instrument System (EIS) akan berwarna merah mengindikasi adanya penurunan oilkurang dari 12,25 psi dan juga indikasi low oil pressurepada Engine Instrument System (EIS) akan menyala menandakan adanya low oil pressure. Kemudian oli tersebut didistribusikan ke accessory gearbox, forward sump, dan aft sump. Setelah itu, oli yang telah digunakan untuk pelumasan tersebut akan di sirkulasikan kembali dan dihisap oleh scavenge pump, dari scavenge pump tersebut oli dipompa melewati magnetic chip detector untuk mengetahui ada atau tidaknya metal particle yang terbawa dalam aliran oli. Scavenge pump selain berfungsi mengembalikan atau menguras oil dari accecsory gearbox, forward sump, dan aft sump juga untuk memompa oil dikembalikan ke dalam oil tank yang melalui scavenge filter yang berfungsi sebagai penyaring untuk mencegah kotoran atau oil yang terkontaminasi setelah pelumasan di dalam bearing compartment dan accessories drive, agar oil tetap dalam keadaan bersih sebelum oil masuk ke dalam oil tank. Dari scavenge filter mengalir menuju check valve yang berguna untuk menahan aliran balik apabila tekanannya melebihi dari tekanan yang dihasilkan oli scavenge pump. Selain itu, scavenge filter juga dilengkapi dengan scavenge filter by-pass valve dan clogging indicator, dimana berfungsi untuk menjaga kelebihan tekanan atau menjaga aliran apabila ada kotoran pada scavenge filter, apabila scavenge filter kotor maka aliran oil tidak lancar dan akan berakibat pada kenaikan tekanan, sehingga aliran oil tersebut akan mengalir melalui scavenge filter by-pass valve dan juga oil filter by-pass light pada Engine Instrument System (EIS) akan menyala menandakan oil melewati filter by-pass valve dan clogging indicator akan membuka penuh apabila tekanannya lebih 39,2 psid. Setelah itu, oil masuk ke dalam main oil/fuel heat exchanger untuk didinginkan sebelum masuk kembali ke dalam oil tank. Oil yang telah digunakan untuk pelumasan, akan menjadi panas karena akibat gesekan pada bearing compartment dan accessories drive secara terus-menerus. Bila oil temperature terlalu tinggi akan berpengaruh terhadap sifat-sifat oil, sehingga daya pelumasannya akan berkurang. Maka dari itu agar oil temperature tidak terlalu tinggi, oil didinginkan oleh oil cooler. Oil yang berasal dari scavenge filter terus mengalir melalui main oil/fuel heat exchanger. Pada main oil/fuel heat exchanger terdapat tube fuel dan oil tube yang saling beketergantungan. Tube tersebut berfungsi untuk mengalirkan fuel sebagai media pendingin oil dan oil sebagai pemanas fuel, fuelini mengalir sebelum fuel nozzle. Bagian main oil/fuel heat exchanger dilengkapi dengan main oil/fuel heat exchanger by-pass valve yang mengalirkan oil, jika tekanan oilmencapai 130 12

psid. Apabila oil pressure di dalam accesssories drive dan oil tank bertambah, maka tekanan yang berlebih tersebut akan di supply melalui vent tube yang terletak pada oil tank dan accesssories drive menuju center vent tube yang terdapat di dalam engine guna membuang tekanan berlebih ke atmosphere. Setelah oil didinginkan, oil terus mengalir ke dalam oil tank dan akan bersirkulasi kembali. (lihat gambar 1) Gambar 1 Lubrication System Schematic Faktor Penyebab Terjadinya High Oil Consumption Pada Lubrication System Pesawat Boeing 737-500 PK-GGF. Meningkatnya konsumsi oli (high oil consumption) pada lubrication system pesawat Boeing 737-500 PK-GGF dapat disebabkan oleh beberapa faktor. Untuk dapat mengetahui penyebab utama dari tingginya konsumsi oli tersebut perlu dilakukan suatu analisis berupa pemeriksaan terhadap komponen sistem pelumasan yang berhubungan dengan masalah tersebut maupun tingginya konsumsi oli. Selanjutnya akan dibahas tentang beberapa faktor kemungkinan penyebab terjadinya high oil consumption. Akibat kebocoran dari Accessory PAD Drain Accessory pad drain terdiri dari constant speed drive drain, hydraulic pump drain, dan generator drain yang terletak pada bagian bawah engine. Kebocoran oli pada accessory pad drain dapat mengakibatkan terjadinya high oil consumption, karena jumlah oli yang terdapat pada oil tank selalu berkurang sehingga harus selalu menambah oli dalam setiap operasinya. Setelah melakukan pemeriksaan terhadap accessory pad drain tersebut, ternyata tidak ditemukan kebocoran pada constant speed drive drain, hydraulic pump drain, dan generator drain. 13

Akibat kebocoran dari Aft Sump Drain Gambar 1 ccessory PAD Drain Akibat kebocoran dari Forward Sump Drain Forward sump drain adalah sistem drainase yang terletak pada bagian bawah engine (lihat gambar 2). Apabila terjadi kebocoran pada forward sump drain dapat mengakibatkan high oil consumption karena jumlah oli yang terdapat pada oil tank selalu berkurang sehingga harus selalu menambah oli dalam setiap operasinya. Setelah melakukan pemeriksaan terhadap forward sump drain, ternyata tidak ditemukan kebocoran pada bagian ini. Gambar 2 Forward Sump Drain After sump drain adalah sistem drainase yang terletak pada bagian bawah belakang engine (lihat gambar 3). Apabila terjadi kebocoran pada forward sump drain dapat mengakibatkan high oil consumption karena jumlah oli yang terdapat pada oil tank selalu berkurang sehingga harus selalu menambah oli dalam setiap operasinya. Setelah melakukan pemeriksaan terhadap after sump drain, ternyata tidak ditemukan kebocoran pada bagian ini.. Gambar 3 After Sump Drain Akibat kebocoran dari oil tank filler cap Setelah melakukan pemeriksaan pada sistem pelumasan di pesawat, ternyata ditemukan kebocor pada oil tank filler cap yang terjadi karena rusaknya seal pada oil tank filler cap yang mengakibatkan oli di dalam tangki naik keluar karena adanya tekanan di dalam tangki sehingga oli di dalam tangki menjadi berkurang. Apabila seal pada oil tank filler cap tidak langsung diperbaiki, maka akan selalu 14

terjadi kenaikan penambahan oli dalam setiap operasinya. Setelah melakukan analisa dan pemeriksaan dari faktor-faktor di atas, yang menyebabkan terjadinya high oil consumption ternyata sumber permasalahan dari high oil consumption adalah akibat adanya kebocoran dari oil tank filler cap yang disebabkan rusaknya seal pada oil tank filler cap. (lihat gambar 4) Gambar 3 Oil Tank Filler Cap Akibat High Oil Consumption High oil consumption pada sistem lubrikasi dapat menyebabkan keausan pada gear dan bearing serta komponen-komponen yang terlumasi. Disamping itu juga tidak dapat melumasi komponen-komponen yang saling bergesekan. Hal ini juga dapat berpengaruh secara tidak langsung pada performa engine itu sendiri. Untuk mencegah hal itu terjadi maka, kebocoran pada oil tank filler cap yang diakibatkan oleh rusaknya seal harus segera ditanggulangi. Pengaruh kebocoran oil tank filler cap pada pesawat Boeing 737-500 PK-GGF menyebabkan terjadinya high oil consumption karena jumlah oli yang terdapat pada oil tank selalu berkurang sehingga pada setiap operasi engine selalu mengalami penambahan oli secara terus-menerus serta meningkatnya biaya dalam pemakaian oli pada engine tersebut. Seperti telah dibahas sebelumnya, penyebab dari menigkatnya konsumsi oli pada lubrication system pesawat Boeing 737-500 PK-GGF adalah kebocoran pada oil tank filler cap yang terjadi karena rusaknya seal pada oil tank filler cap. untuk menanggulangi permasalahan tersebut dengan cara mengganti seal yang ada di tank filter cap. KESIMPULAN Dari pembahasan yang dilakukan dapat diambil kesimpulan sebagai berikut: 1. Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan dalam penulisan Tugas Akhir ini, bahwa faktor yang menyebabkan terjadinya high oil consumption pada lubrication system pesawat Boeing 737-500 PK-GGF adalah akibat kebocoran dari oil tank filler cap yang disebabkan rusaknya seal pada oil tank filler cap. 2. Akibat dari high oil consumption pada sistem lubrikasi dapat menyebabkan keausan pada gear dan bearing serta komponen-komponen yang terlumasi. Disamping itu juga tidak dapat melumasi komponen-komponen yang saling 15

bergesekan. Hal ini juga dapat berpengaruh secara tidak langsung pada performa engine itu sendiri 3. Cara penanggulangan terjadinya kebocoran dari oil tank filler cap adalah dengan mengganti seal yang baru pada oil tank filler cap. Saran Pada dasarnya seluruh part atau komponen yang dibuat oleh manufacture sangat mungkin dapat mengalami kerusakan, oleh sebab itu dalam penjelasan ini merupakan saran dan upaya pencegahan yang dapat dilakukan agar kondisi komponen di dalam lubrication system engine CFM 56-3 selalu dalam kondisi normal atau serviceable. Pada setiap beroperasi dengan cara selalu melakukan operasional check atau engine monitoring setiap kali daily check dan bila menemukan kerusakan atau kelainan dari kondisi normal khusunya di dalam lubrication system harus segera melakukan preventive maintenance, agar dalam setiap kali operasionalpesawat selalu dalam kondisi airworthiness. Berdasarkan tinjauan tentang permasalahan terjadinya High Oil Consumption pada Lubrication System Pesawat Boeing 737-500 PK-GGF milik PT. Garuda Indonesia, penulis memberikan saran demi tercapainya safety dalam operasional pesawat Boeing 737-500 PK-GGF milik PT. Garuda Indonesia ke depannya. Hendaknya lebih teliti dalam memberikan perhatian khusus pada komponenkomponen di dalam lubrication system engine CFM 56-3 yang sangat berperan penting, agar terjadinya permasalahan high oil consumption dapat dicegah sebelum terjadinya permasalahan tersebut terulang kembali pada saat beroperasi. DAFTAR PUSTAKA 1. Boeing Commercial Airplanes, Aircraft Maintenance Manual Boeing 737-500 2. Boeing Commercial Airplanes, Engine Training Manual CFM 56-3 3. Jeppesen Sanderson, A & P TECHICIAN AIRFRAME TEXTBOOK, Englewood Colorado 2002, 2003. 16