BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 4 Rencana Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

LAMPIRAN 1. Surat Izin dan Surat Keterangan Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Februari Maret April Observasi Penyusunan proposal dan 2 soal-soal untuk uji validitas 3

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Setting dan Subjek Penelitian Setting penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas III SD negeri 2 Ngaren,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 3.1 Kegiatan Penelitian Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bulan Februari Maret April Mei

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENILITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah PTK atau Penelitian Tindakan Kelas. Menurut Jean Me Niff di kutip dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN TINDAKAN KELAS. menawarkan cara dan prosedur baru untuk memperbaiki dan meningkatkan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PENDEKATAN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 3. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif yaitu penelitian yang dilaksanakan dengan berkerjasama bersama guru kelas dan observer. Penelitian ini menggunakan model Kemmis dan Mc Mc Taggart dengan langkah perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi yang dilaksanakan dengan beberapa siklus. Peneliti fokus untuk meneliti mata pelajaran IPA kelas 4 di SDN Dologan, Kecamatan Karanggede, Kabupaten Boyolali semester II tahun pelajaran 203/204. Penelitian dilakukan secara 2 siklus pada bulan Maret sampai dengan bulan April 204. Subjek penelitian ini adalah jumlah siswa kelas 4 sebanyak 20 siswa yang terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 2 siswa perempuan. Mereka mempunyai karakter yang berbeda-beda. Beberapa mempunyai sifat egois, individualis, kurang memperhatikan guru, jarang mengerjakan tugas rumah, kurangnya kesadaran untuk belajar, dan pendiam. Beberapa juga berasal dari latar belakang pekerjaan orang tua yang berbeda-beda diantaranya 50% swasta, 25% buruh, 20% petani, dan 5% PNS. Sebagian besar berasal dari keluarga yang memiliki orang tua berpendidikan rendah. Hanya siswa yang orang tuanya PNS selebihnya hanya sebatas SD dan SMP sehingga hal tersebut berdampak pada pendidikan siswa. Orang tua siswa tidak terlalu memperhatikan proses belajar baik di sekolah maupun di rumah. Terutama bagi beberapa siswa yang tinggal dengan wali yaitu nenek dan kakeknya. Semua hal itu jelas mempengaruhi hasil belajar setiap siswa. Rendahnya hasil belajar yang mendapatkan nilai di bawah KKM sekolah. Sehingga peneliti dapat melakukan penelitian tindakan kelas dari data tersebut. 3.2 Variabel Penelitian Variabel PTK ini terdiri dari dua variabel yaitu variabel model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan hasil serta motivasi belajar IPA. Variabel 20

2 bebas (x) atau variabel pengaruh yaitu penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT dan variabel terikat (y) atau variabel terpengaruh yaitu hasil dan motivasi belajar siswa yang berfokus pada mata pelajaran IPA kelas 4 SDN Dologan Karanggede Kabupaten Boyolali semester II tahun pelajaran 203/204. Adapun penjelasan secara rinci berikut ini. ) Variabel bebas (x) atau variabel pengaruh Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran kooperatif tipe TGT. TGT merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang menggunakan turnamen akademik dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota tim lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperti mereka (Slavin, 200: 3). Langkah-langkah pembelajaran TGT antara lain: presentasi materi, pembentukan kelompok, game turnamen, dan penghargaan kelompok. Kriterian skor yaitu kelompok yang mendapat skor 45 mendapat julukan Super Team, rata-rata skor 40-45 mendapat julukan Great Team, dan rata-rata skor 30-40 mendapat julukan Good Team. 2) Variabel terikat (y) atau variabel terpengaruh Variabel terikat dalam penelitian ini adalah motivasi dan hasil belajar IPA. Motivasi belajar merupakan kesadaran seseorang yang timbul untuk melakukan suatu tindakan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Terdapat dua aspek motivasi yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik. Motivasi intrinsik berasal dari dalam diri siswa berupa keinginan untuk maju karena adanya pemikiran positif bahwa dimana semua mata pelajaran yang dipelajari sangat dibutuhkan dan sangat berguna hingga mendatang, sedangkan motivasi ekstrinsik berasal dari luar yaitu diawali dengan motivasi dari guru, pemberian angka, pujian, hadiah, hukuman, ulangan, kompetisi, dan mengetahui hasil ulangan. Hasil belajar merupakan suatu kemampuan setiap siswa yang dituangkan dalam pengalaman dan dapat diukur dengan angka-angka melalui post test berupa tes formatif. Cara untuk meningkatkan motivasi dan hasil belajar yaitu peneliti memerlukan suatu model pembelajaran yang berpengaruh pada hasil sekaligus

22 motivasi belajar dari siswa. Pada penelitian ini, hasil dan motivasi belajar siswa dipengaruhi oleh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. 3.3 Rencana Tindakan Penelitian ini menggunakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) dengan menggunakan model C. Kemmis dan Mc.Taggart (Wijaya Kusuma dan Dedi Dwitagama, 202:44). PTK ini adalah jenis kolaboratif yang dalam pelaksanaannya dilakukan oleh peneliti yang bekerja sama dengan guru kelas dan observer. Penelitian ini dilaksanakan dengan 2 siklus dimana setiap siklus terdiri dari 4 tahap yaitu tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Perencanaan Refleksi Tindakan Pengamatan Perencanaan Refleksi Tindakan Pengamatan Perubahan Gambar 3 Model Siklus PT oleh Kemmis & Mc Taggart (dimodifikasi oleh Wijaya Kusuma, dkk) Model penelitian pada gambar 3 di atas ini akan dilaksanakan beberapa siklus hingga hasil belajar mencapai target yang telah ditetapkan peneliti. Diawali dengan perencanaan yang matang sebelum diimplementasikan kemudian peneliti

23 akan melaksanakan suatu tindakan dari rancangan pembelajaran. Selama kegiatan pembelajaran berlangsung, peneliti juga akan melalukan pengamatan secara langsung. Pada akhir pembelajaran, akan dilakukan refleksi untuk mengkaji kekurangan pada pelaksanaan penelitian di siklus I dan membuat perencanaan tindak lanjut untuk siklus selanjutnya. Berdasarkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT, maka kegiatan setiap siklus dapat dilakukan dengan tahaptahap sebagai berikut. Pada siklus pertama dilaksanakan dalam 3 kali pertemuan dengan alokasi waktu setiap pertemuan 2x35 menit melalui tahap perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Tahap-tahap setiap siklus sebagai berikut:. Tahap Perencanaan ) Merancang RPP IPA dengan materi pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan sesuai indikator yang telah ditetapkan dan skenario pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. 2) Mempersiapkan sumber belajar dan media pembelajaran berupa contoh erosi, abrasi, banjir, dan longsor. 3) Menyiapkan materi dan lembar diskusi untuk setiap kelompok dan kartu soal. 4) Membuat daftar 5 kelompok secara heterogen yang masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa. 5) Membuat lembar observasi guru dan siswa selama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. 6) Menyusun soal pretes dan post test untuk melakukan uji validitas. 7) Menyusun soal post test siklus I dan soal post test siklus II untuk mengetahui hasil belajar yang telah dilaksanakan. 8) Menyusun angket untuk mengetahui motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA.

24 2. Tahap Tindakan Pertemuan Pertama ) Guru menyiapkan bahan ajar dan media sesuai dengan materi yang telah disusun pada RPP dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. 2) Guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab mengenai berita di televisi mengenai banjir di Jakarta. 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 4) Guru memotivasi siswa agar siap belajar. 5) Presentasi materi: a. Guru menjelaskan secara detail mengenai kegiatan yang dilaksanakan beserta aturan-aturannya. b. Guru menjelaskan materi secara lisan dengan media gambar tentang perubahan lingkungan fisik. 6) Pembentukan kelompok: a. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok secara heterogen. b. Guru membagikan materi dan lembar diskusi pada setiap kelompok. c. Siswa secara berkelompok saling bekerja sama untuk menguasai materi. d. Guru membimbing siswa dengan berkeliling kelas. 7) Game turnamen: a. Guru menyuruh siswa untuk berkelompok secara homogen di meja turnamen. b. Guru mengadakan turnamen berupa pertanyaan yang harus dijawab secara individu. c. Guru memeriksa jawaban. d. Guru menulis skor yang diperoleh setiap siswa yang menjawab dengan benar. 8) Guru bertanya tentang materi yang belum dipahami. 9) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi dan menyuruh siswa mencatat. 0) Guru melakukan refleksi mengenai pembelajaran yang telah dilakukan.

25 ) Penghargaan kelompok: Pemberian penghargaan berupa sertifikat atau hadiah pada tim yang menang dengan skor tertinggi. 2) Guru menjelaskan tentang materi yang akan dibahas di pertemuan selanjutnya yaitu pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor terhadap daratan. Pertemuan Kedua ) Guru menyiapkan bahan ajar dan media sesuai dengan materi yang telah disusun pada RPP dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. 2) Guru melakukan apersepsi dengan tanya jawab mengenai pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor terhadap daratan. 3) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 4) Guru memotivasi siswa agar siap belajar dan memperhatikan pelajaran. 5) Presentasi materi: a. Guru menjelaskan secara singkat mengenai kegiatan turnamen beserta aturan-aturannya. b. Guru menjelaskan materi secara lisan dengan media gambar mengenai pengaruh erosi, abrasi, banjir, dan longsor terhadap daratan. 6) Pembentukan kelompok: a. Guru membagi siswa menjadi 5 kelompok seperti pertemuan pertama. b. Guru membagikan materi dan lembar diskusi pada setiap kelompok. c. Siswa secara berkelompok saling bekerja sama untuk menguasai materi. d. Guru membimbing kelompok dengan berkeliling kelas. 7) Game turnamen: a. Guru menyuruh siswa untuk berkelompok secara homogen di meja turnamen seperti pertemuan pertama. b. Guru mengadakan turnamen berupa pertanyaan yang harus dijawab secara individu. c. Guru memeriksa jawaban. d. Guru menulis skor yang diperoleh setiap siswa yang menjawab dengan benar.

26 8) Guru bertanya tentang materi yang belum dipahami. 9) Siswa dengan bimbingan guru menyimpulkan materi dan menyuruh siswa mencatat. 0) Guru melakukan refleksi mengenai pembelajaran yang telah dilakukan. ) Penghargaan kelompok: Pemberian penghargaan berupa sertifikat atau hadiah pada tim yang menang dengan skor tertinggi. 2) Guru menjelaskan secara garis besar tentang kegiatan pembelajaran di pertemuan selanjutnya. Pertemuan Ketiga ) Guru memberikan salam dan melakukan doa bersama. 2) Guru mengabsen siswa. 3) Guru melakukan apersepsi dengan bertanya jawab mengenai materi perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan. 4) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran. 5) Guru memotivasi siswa agar siap belajar dan memperhatikan pelajaran. 6) Guru menjelaskan materi secara garis besar dari pertemuan-pertemuan sebelumnya. 7) Guru membagikan soal postes pada siswa. 8) Siswa mengerjakan post test berupa soal pilihan ganda sebanyak 20 soal secara individu. 9) Guru bersama siswa mencocokan lembar jawaban siswa. 0) Guru mengumumkan nilai kepada siswa. ) Guru bertanya jawab kepada siswa tentang soal belum dipahami. 2) Guru memberikan hadiah kepada seorang siswa yang mendapat nilai tertinggi. 3) Guru menjelaskan tentang rencana pembelajaran di pertemuan berikutnya. 3. Tahap Pengamatan Kegiatan pengamatan dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung dan fokus pengamatan ditunjukkan pada aktivitas siswa dan pengajar selama pembelajaran IPA dengan menggunakan model pembelajaran

27 kooperatif tipe TGT. Pengamatan ini juga fokus pada proses pembelajaran dan motivasi belajar siswa selama pembelajaran berlangsung. Penilaian akhir proses pembelajaran bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA dan motivasi belajar pada siswa kelas 4 semester II SDN Dologan Karanggede Kabupaten Boyolali. 4. Tahap Refleksi Refleksi ialah perbuatan merenungkan atau memikirkan sesuatu atau upaya evaluasi yang dilakukan oleh para kolaborator atau partisipan yang terkait dengan suatu PTK yang dilaksanakan. Refleksi ini dilakukan dengan kolaboratif, yaitu adanya diskusi terhadap terhadap berbagai masalah yang terjadi di kelas penelitian (Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, 202:40). Adapun tahap refleksi sebagai berikut: a) Menganalisis hambatan dan kekurangan dalam pelaksanaan pembelajaran pada siklus I. b) Merencanakan perencanaan tindak lanjut ke siklus II. Pada siklus II, kegiatan dan tahapannya sama dengan siklus I dengan 3 kali pertemuan namun terdapat penambahan sebagai penyempurnaan dari siklus I. 3.4 Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data 3.4. Teknik Pengumpulan Data Pada penelitian ini terdapat tiga teknik pengumpulan data. Ketiga teknik tersebut adalah pengamatan/ observasi, tes, dan angket. Penjelasan ketiga teknik tersebut sebagai berikut: a) Pengamatan/ Observasi Teknik observasi bertujuan untuk mengetahui perkembangan dari pembelajaran guru dan siswa dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT. Pengamat/ observer bertugas untuk melakukan pengamatan dan penilaian melalui pengisian lembar observasi guru dan siswa selama kegiatan belajar mengajar berlangsung pada setiap pertemuan. b) Tes

28 Tes merupakan pertanyaan yang harus dijawab siswa untuk mengetahui atau mengukur tingkat pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan siswa selama proses pembelajaran. Tes yang digunakan dalam PTK ini adalah tes formatif berupa pilihan ganda sebanyak 20 soal dengan tujuan peneliti dapat mengetahui hasil belajar siswa, melihat peningkatan hasil belajar, dan memperbaiki permasalahan yang terjadi terutama dalam menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. c) Angket Angket bertujuan untuk mengumpulkan data mengenai motivasi belajar siswa yang dinilai dari aspek dan indikator yang telah ditentukan. Peneliti menggunakan angket tertutup dan langsung karena siswa tinggal memilih jawaban sangat setuju/ setuju/ tidak setuju/ sangat tidak setuju yang telah disediakan dengan nilai masing-masing 4, 3, 2, dan diberikan secara langsung pada siswa. Angket terdiri dari 35 pernyataan. Hal ini termasuk teknik non tes yang dilakukan untuk mengetahui motivasi belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA. 3.4.2 Instrumen Pengumpulan Data Instrumen merupakan suatu alat yang dipakai untuk mengumpulkan data penelitian. Instrumen pengumpulan data yang digunakan adalah lembar observasi, butir soal tes, dan lembar angket. Penjelasan mengenai instrumen pengumpulan data sebagai berikut. a) Lembar Observasi Lembar observasi merupakan lembar yang digunakan untuk menilai penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TGT pada aktivitas siswa dan guru selama pembelajaran IPA berlangsung. Observasi berjalan sesuai tahaptahap yang sudah direncanakan dan pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan lembar instrumen observasi yang telah disediakan. Pengisian lembar observasi tersebut menggunakan tanda checklist ( ) pada kolom yang tersedia. Berikut ini kisi-kisi observasi guru dan siswa.

29 Tabel Kisi-Kisi Lembar Observasi Guru No. Aspek Indikator No. Item Jumlah. Presentasi materi a. Mengawali pembelajaran b. Menyampaikan tujuan pembelajaran dan apersepsi c. Memberikan motivasi d. Menjelaskan gambar e. Tanya jawab tentang materi 2 3 4 5 2. Pembentukan a. Membagi kelompok secara 6 kelompok heterogen b. Memberi lembar diskusi c. Memberi waktu kepada siswa 7 8 untuk berdiskusi 3. Game turnamen a. Menjelaskan peraturan dalam turnamen. b. Menyediakan meja turnamen dan kartu soal c. Membimbing selama turnamen berlangsung d. Mencocokan jawaban siswa e. Menggeser tempat duduk 9 0 2 3 4. Penghargaan kelompok a. Menghitung skor b. Memberikan penghargaan 4 5 kelompok Jumlah 5

30 Tabel 2 Kisi-Kisi Lembar Observasi Siswa No. Aspek Indikator No. Item Jumlah. Presentasi materi a. Memperhatikan penjelasan guru b. Mencatat materi c. Bertanya pada guru 2 3 2. Pembentukan a. Membentuk kelompok 4 heterogen kelompok b. Memperhatikan tentang aturan turnamen c. Menguasai materi d. Mengerjakan lembar diskusi 5 6 7 3. Game turnamen a. Maju mewakili kelompok b. Mengikuti turnamen c. Menjawab soal turnamen d. Bergeser tempat duduk 8 9 0 4. Penghargaan a. Menerima penghargaan 2 kelompok Jumlah 2 b) Butir Soal Tes Butir soal tes merupakan suatu alat untuk mengumpulkan data berupa pertanyaan-pertanyaan yang disajikan guna mengukur tingkat kemampuan dan pemahaman siswa terhadap materi yang telah dipelajari. Butir soal tes ini berupa pilihan ganda yang berjumlah 30 soal pada pra siklus, siklus I, dan siklus II. Berikut ini kisi-kisi dari butir soal pada tabel 3, 4, dan 5:

3 Standar Kompetensi 0. Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan. Kompetensi Dasar 0. Mendeskripsi kan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut). Tabel 3 Kisi-Kisi Soal Pretes IPA Indikator. Menyebutkan penyebab perubahan lingkungan fisik. 2. Menjelaskan terjadinya hujan, angin, dan gelombang air laut. 3. Menyebutkan manfaat dari angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut. 4. Menyebutkan dampak negatif dari angin, hujan, cahaya matahari, dan gelombang air laut Item pada Jumlah Tes Item,5,6,7,9, 0,3,5, 4 7,8,9, 2,24,27 2,4,30 3 3,4,2,6, 5 28 9,,20, 22,23,25, 8 26,29 Jumlah 30

32 Tabel 4 Kisi-Kisi Soal Postes IPA Siklus I Standar Kompetensi 0. Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan. Kompetensi Dasar 0.2 Menjelaskan pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor). Indikator. Menjelaskan peta konsep mengenai pengaruh perubahan lingkungan fisik bumi. 2. Menyebutkan penyebab yang mempengaruhi daratan. 3. Menjelaskan pengertian erosi, sedimen, denudasi, dan korasi. 4. Menyebutkan perbuatan yang menyebabkan erosi. 5. Menjelaskan pengertian abrasi. 6. Menyebutkan perbuatan yang menyebabkan abrasi. 7. Menjelaskan pengertian banjir. 8. Menyebutkan perbuatan yang menyebabkan banjir. 9. Menjelaskan pengertian longsor. 0. Menyebutkan faktor penyebab terjadinya tanah longsor. Item pada Tes Jumlah Item,4 2 5,0 2 2,5,7, 26 4 2, 2 8,9 2 20,2,28 3 7,23 2 6,27 2 25,29 2 3. Menjelaskan proses terjadinya erosi. 6,8 2 2. Menjelaskan proses terjadinya abrasi. 9,24 2 3. Menjelaskan proses terjadinya banjir. 4,22 2 4. Menjelaskan proses terjadinya longsor. 3,30 2 Jumlah 30

33 Tabel 5 Kisi-Kisi Soal Postes IPA Siklus II Standar Kompetensi 0. Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhnya terhadap daratan. Kompetensi Dasar 0.3 Mendeskripsi kan cara pencegahan kerusakan lingkungan (erosi, abrasi, banjir, dan longsor). Indikator Item pada Tes Jumlah Item. Menyebutkan contoh kerusakan 5,26 2 lingkungan. 2. Menjelaskan cara pencegahan 5,6,8,3, kerusakan lingkungan 8,25,30 yang disebabkan 7 erosi. 3. Menjelaskan cara pencegahan 2,3,4,9,2, kerusakan lingkungan 4,2,27 yang disebabkan 8 abrasi. 4. Menjelaskan cara pencegahan 0,7,22, kerusakan lingkungan 23,24,28 6 yang disebabkan banjir. 5. Menjelaskan cara pencegahan,7,,6, kerusakan lingkungan 9,20,29 yang disebabkan 7 longsor. Jumlah 30

34 Butir soal diujikan terlebih dahulu di kelas 5 SDN Dologan Karanggede dengan jumlah 20 siswa dan soal berupa pilihan ganda sebanyak 30 soal. Butir soal tes ini diuji cobakan dan dihitung menggunakan program SPSS 7.0 yang bertujuan untuk mengukur tingkat validitas dan reliabilitas. Instrumen harus dibuat dengan baik untuk mendapatkan hasil yang baik. Instrumen yang baik adalah instrumen yang terbukti valid dan reliabel. Namun, pada butir soal tes akan diuji tingkat kesukaran masing-masing untuk mengetahui kesetaraan soal. Kata lain dari valid adalah tepat. Instrumen yang valid merupakan alat ukur berupa soal yang dapat mengukur secara tepat sesuai dengan materi yang telah dipelajari. Tingkat validitas dapat dilihat dengan melihat angka pada Corrected Item-Total Correlation. Hasil nilai pada kolom Corrected Item-Total Correlation dibandingkan dengan nilai r tabel. Penelitian ini menggunakan r tabel dengan taraf signifikan 0,05 melalui uji 2 sisi dan jumlah data (n)=20, maka didapat r tabel sebesar 0,444. Butir soal valid apabila nilai r hitung pada kolom Corrected Item-Total Correlation r tabel, butir soal dikatakan tidak valid apabila nilai r hitung pada kolom Corrected Item-Total Correlation < r tabel. Salah satu metode pengujian reliabilitas adalah dengan menggunakan metode Cronbach s Alpha, apabila pengujian reliabilitas dilakukan dengan menggunakan metode Cronbach s Alpha maka (r) hitung diwakili oleh nilai Alpha. Apabila Alpha hitung > r tabel dan Alpha hitung bernilai positif, maka butir soal dapat dikatakan reliabel (Sugiyono, 200). Berikut ini tabel tingkat Korelasi Cronbach s Alpha. Tabel 6 Reliabilitas Berdasarkan Nilai Alpha Alpha Tingkat Reliabilitas 0,00 0,20 Kurang Reliabel 0,20 0,40 Agak Reliabel 0,40 0,60 Cukup Reliabel 0,60 0,80 Reliabel 0,80,00 Sangat Reliabel

35 Hasil yang diperoleh melalui SPSS 7.0 dapat dilihat pada tabel Reliability Statistics. Hasil uji tingkat reliabilitas pada soal pretes dari 5 soal, diperoleh nilai Alpha sebesar 0,949. Hasil ini dapat dikatakan bahwa butir soal yang diujikan masuk pada tingkat sangat reliabel sehingga dapat digunakan untuk pretes pada siswa kelas 4. Pada butir soal siklus I diperoleh nilai Alpha sebesar 0,962 yang menyatakan bahwa butir soal sebanyak 20 dapat digunakan untuk postes pada pembelajaran siklus I. Pada 22 butir soal untuk siklus II diperoleh nilai Alpha sebesar 0,968 setelah melalui 2 tahap. Nilai Alpha tersebut masuk dalam tingkat reliabilitas sangat reliabel sehingga soal tersebut dapat dugunakan dalam penelitian siklus II. Menurut Slameto (202) dalam Wardani, dkk, (202:338) tingkat kesukaran adalah angka yang menunjukkan proporsi peserta didik yang menjawab betul suatu butir soal. Semakin besar tingkat kesukaran berarti semakin mudah, sebaliknya semakin rendah tingat kesukaran berarti soal makin sukar. Indeks tingkat kesukaran (P) dihitung dengan rumus sebagai berikut: Keterangan: P = Indeks tingkat kesukaran B = jumlah peserta didik yang menjawab betul N = Jumlah peserta didik Ukuran baik tidaknya soal tes yang disusun, umumnya didasarkan pada pertimbangan bahwa soal tes itu harus seimbang antara soal mudah, soal sedang, dan soal sukar. Menentukan tingkat kesukaran butir soal dapat menggunakan rentang nilai tingkat kesukaran menurut Wardani, dkk (202:339) yang dapat dilihat pada tabel 7 sebagai berikut: Tabel 7 Rentang Nilai Tingkat Kesukaran Rentang Nilai Tingkat Kesukaran 0,00 0,25 0,26 0,75 0,76,00 Sukar Sedang Mudah

36 Hasil uji tingkat kesukaran soal pretes dari 5 soal terdiri dari soal sukar sebanyak 3 yaitu butir soal nomor 3, 8, dan 28. Soal sedang sebanyak soal yaitu butir soal nomor, 2, 4, 6, 9,, 3, 5, 2, 24, dan 27. Soal mudah sebanyak soal yaitu butir soal nomor 20. Pada butir soal siklus I telah dihitung tingkat kesukarannya dan dari 20 soal terdiri dari 4 soal sukar yaitu butir soal nomor, 5, 7, dan 2. Soal sedang sebanyak 2 soal yaitu butir soal nomor 3, 4, 4, 9, 20, 22, 23, 24, 25, 28, 29, dan 30. Soal mudah sebanyak 4 yaitu butir soal nomor 6,7,0, dan 2. Diperoleh hasil uji tingkat kesukaran soal siklus II dari 22 soal terdiri dari soal sukar sebanyak 4 yaitu butir soal nomor 4, 7, 9, dan 29. Soal sedang sebanyak 4 soal yaitu butir soal nomor, 2, 3, 8, 9, 0, 3, 4, 6, 7, 2, 22, 25, dan 30. Soal mudah sebanyak 4 yaitu butir soal nomor 6, 5, 20, dan 24. c) Lembar Angket Lembar angket digunakan untuk pengumpulan data mengenai motivasi belajar siswa. Terdapat kisi-kisi angket motivasi belajar siswa dimana ada 35 pernyataan yang dijawab oleh siswa. Berikut ini penjelasan kisi-kisi angket motivasi belajar siswa. Tabel 8 Kisi-Kisi Angket Motivasi Belajar Siswa No. Aspek Indikator No. Item. Intrinsik Kemauan menaati peraturan sekolah 2 Keinginan kuat untuk belajar IPA,3,4,5, Senang terhadap mata pelajaran IPA 7,8 Pengajaran dari guru 2,3,4,5, 6,7,8,9, 20,2,22,24 Kemauan dalam mengerjakan PR IPA 3 Kemauan dalam belajar IPA 6,9,27,30 Kemauan berprestasi 0,23 Kemauan belajar terstruktur sesuai jadwal yang dibuatnya 28,29 2. Ekstrinsik Mengerjakan tugas sekolah 32,33 Dorongan dari orang tua/ wali 34,35 Dorongan mendapat pujian/ hadiah/ hukuman 25,26 Jumlah 35

37 Acuan menggunakan skor tertinggi adalah 4 dengan mengacu pada skala Likert dengan ketentuan jawaban jika subyek menjawab Sangat Setuju (SS) memiliki nilai 4, Setuju (S) bernilai 3, Tidak Setuju (TS) bernilai 2, dan Sangat Tidak Setuju (STS) bernilai. Untuk penelitian ini, skor tertinggi tiap butir soal adalah 4, jumlah butir pernyataan sebanyak 35 butir, dan jumlah siswa sebanyak 20 siswa. Nilai maksimal yang diperoleh setiap siswa dapat dihitung dengan mengalikan jumlah pernyataan dan skor tertinggi yaitu 35 x 4 = 40, sedangkan nilai minimal yang diperoleh siswa dapat dihitung dengan mengalikan jumlah pernyataan dan skor terendah yaitu 35 x = 35. Untuk melihat kriteria nilai dapat disajikan pada tabel 9 dibawah ini. Tabel 9 Kriteria Penilaian Motivasi Belajar Nilai Kriteria Nilai 6 40 Sangat Tinggi 89 5 Tinggi 62 88 Rendah 35 6 Sangat Rendah 3.5 Indikator Kinerja Indikator kinerja adalah keinginan dan harapan terjadi kenaikan pada hasil belajar dan motivasi belajar siswa yang digunakan untuk menentukan keberhasilan dalam penelitian. Indikator keberhasilan kinerja ini dalam bentuk hasil dan motivasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Target keberhasilan sebagian besar siswa harus tuntas dengan standar Kriteria Ketuntasan Minimun (KKM) adalah 60 dan adanya peningkatan motivasi belajar yang mencapai lebih dari target skor tinggi. Ada 2 indikator kinerja yaitu indikator proses dan indikator hasil. Penjelasan sebagai berikut. ) Indikator Proses Indikator proses merupakan sesuatu yang dapat memberikan keterangan selama terjadinya proses. Indikator proses dalam penelitian ini adalah indikator ketercapaian selama proses pembelajaran dari guru dan siswa

38 dengan menggunakan model TGT. Keberhasilan pembelajaran kooperatif tipe TGT ini tercapai apabila rata-rata 90% pada lembar observasi guru dan siswa. Artinya, dalam pelaksanaan pembelajaran sudah sesuai dengan langkah-langkah pembelajaran dan tidak ada masukan atau perbaikan dari observer. 2) Indikator Hasil Indikator hasil dari penelitian ini dilihat dari motivasi dan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. Motivasi belajar dikatakan berhasil apabila mencapai nilai minimal 89 (kategori motivasi tinggi). Hasil belajar dikatakan berhasil apabila minimal 80% siswa dapat mencapai nilai KKM yaitu 60. 3.6 Teknik Analisis Data Pada saat melakukan penelitian dilakukan juga analisis data untuk memperoleh data yang valid yang dilakukan sejak awal sampai selesainya proses penelitian. Teknik dalam penelitian ini menggunakan teknik deskriptif dan komparatif. Teknik deskriptif yaitu meningkatkan hasil belajar dalam mencapai KKM 60 dengan menerapkan langkah-langkah model pembelajaran TGT. Sedangkan teknik komparatif yaitu membandingkan nilai motivasi belajar antar siklus dengan 4 kriteria nilai (sangat tinggi, tinggi, rendah, dan sangat rendah).