PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) TERHADAP KETERAMPILAN MEMAHAMI HIKAYAT SISWA KELAS XI SMK NEGERI 1 RAO SELATAN KABUPATEN PASAMAN Siti Maryam, Indriani Nisja, Putri Dian Afrinda Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia STKIP PGRI Sumatera Barat Sitimaryam100695@gmail.com ABSTRACT The background of this research is interest and willingness of student in subtances in story. Thus student is difficult to find intrinsik and ekstrinsik subtances in story, and the languange that used in history is hard to understand, in attion, the lack of variety in style of learning become one of some reason student doesnt interesting in learning about story. The result of using Cooperative Composition model learning in comprehension abour story at Kabupaten Pasaman are. First, the procces learning without using CIRC model that reveal student has a more than enough ability in compehend story or in good qualification is 75,33 percentage in range 66-75%. Second, the procces learning using CIRC model that reveal the increasing of comphension qualification 82,92 percentage in range 76-85%. This phenomenon that proofed by tcount (4,04) > ttable (1,67), so hyptheses could be accepted. Keywords: Cooperative type Cooperative Composition (CIRC), understand story PENDAHULUAN Kegiatan membaca merupakan interaksi tidak langsung antara pembaca dengan penulis. Interaksi ini akan semakin baik apabila pembaca memiliki kemampuan membaca yang lebih baik. Pembaca yang memiliki kemampuan pemahaman yang baik akan mudah menyerap gagasangagasan yang diperlihatkan penulis dalam bacaan. Hal tersebut juga diungkapkan oleh Dalman (2013:5) menyatakan bahwa membaca adalah proses berpikir untuk memahami isi teks yang dibaca. Hal tersebut sesuai yang tercantum dalam kurikulum(ktsp) SMK mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI. Dapat dilihat dari Standar Kompetensi (SK) yang berhubungan dengan keterampilan memahai hikayat yaitu SK 7 yakni memahai berbagai hikayat, novel Indonesia/novel. Kompetensi Dasar (KD) yaitu 7.1 menemukan unsur-
unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat. Berdasarkan SK dan KD tersebut, hasil belajar yang diharapkan adalah siswa terampil dalam memahami. Namun kenyataannya di lapangan belum seperti yang diharapkan. Hasil wawancara dengan guru mata pelajaran Bahasa Indonesia kelas XI Kabupaten Pasaman yaitu Resita, S.Pd diperoleh informasi bahwa Masalah yang ditemukan adalah siswa kesulitan dalam menemukan unsur-unsur intrinsik dalam hikayat, siswa kurang memahami materi, sulit mengembangkan ide atau gagasan yang akan dikembangkan dalam bentuk lisan, sulit untuk memahami bahasanya dan dalam pembelajaran memahami hikayat ini model pembelajaran yang tidak bervariasi. Untuk mengatasi masalah ini sebaiknya guru model pembelajaran yang dapat menarik perhatian siswa dalam belajar. Salah satu model yang digunakan dalam penelitian ini yaitu model pembelajaran Cooperative Composition (CIRC). Model pembelajaran ini dapat digunakan dalam pembelajaran membaca. Istarani (2011:112) mangatakan bahwa pengertian Cooperative Composition (CIRC) adalah salah satu tipe dari model pembelajaran kooperatif dengan menggunakan kelompokkelompok kecil dengan jumlah anggota tiap kelompok 4-5 orang siswa secara heterongen. Dengan Cooperative Composition (CIRC) ini dapat mempermudah siswa dalam menemukan unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam hikayat. Berdasarkan masalah di atas, maka penelitian ini memiliki tujuan sebagai berikut: Pertama, untuk mendeskripsikan keterampilan Kabupaten Pasaman sebelum Cooperative Composition (CIRC). Kedua, untuk mendeskripsikan keterampilan Kabupaten Pasaman sesudah
Cooperative Composition (CIRC). Ketiga, untuk mendeskripsikan pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Composition (CIRC) terhadap keterampilan memahami hikayat Selatan Kabupaten Pasaman. METODE PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode eksperimen. Ibnu (2003:48) menjelaskan bahwa penelitian kuantitatif adalah penelitian yang datanya dinyatakan dalam angka dan dianalisis dengan teknik statistik. Data penelitian yang berupa angkaangka, dimulai dari pengumpulan data, kemudian penafsiran dalam penelitian ini dimulai dari nilai-nilai yang diperoleh siswa dalam memahami hikayat, sampai tahap terakhir yaitu melakukan uji hipotesis yang berbentuk angkaangka. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen.sugiyono (2013: 160) mengungkapkan bahwa metode eksperimen adalah metode penelitian yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen (treatment/perlakuan) terhadap variabel dependen (hasil) dalam kondisi yang terkendalikan. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Pasaman.Data penelitian ini dikumpulkan tanggal 27 November 2017 pada kelas kontrol satu kali pertemuan, sedangkan pada pertemuan kedua dikelas eksperimen sebanyak dua kali pertemuan. Pada tanggal 28-29 November 2017.Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan desain Posttest Only Control Desing. Sugiyono (2013: 165) mengemukakan bahwa dalam desain ini terdapat dua kelompok yang masing-masing dipilih secara random (R). Kelompok pertama diberi perlakuan (X) dan kelompok yang lain tidak. Kelompok yang diberi perlakuan disebut kelompok eksperimen dan kelompok yang tidak diberi perlakuan disebut kelompok kontrol.
Populasi merupakan seluruh siswa kelas XI SMK N 1 Rao Selatan yang terdaftar pada tahun ajaran 2017/2018 yang berjumlah 170 orang siswa yang tersebar dalam 6 kelas. Sampel merupakan bagian populasi yang akan diteliti. Teknik penarikan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik simple random sampling. Sugiyono (2013: 64) menjelaskan bahwa teknik simple random sampling dikatakan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi. Sampel pada penelitian ini yaitu kelas XI TKJ 1 yang berjumlah 28 orang dan XI TKJ 3 yang berjumlah 33 orang.pengumpulan data dalam penelitian dilakukan sebanyak tiga kali pertemuan satu kali pertemuan pada kelas kontrol dan dua kali pertemuan pada kelas eksperimen. Pada kelas kontrol dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. Pertama, guru menjelaskan materi tentang hikayat. Kedua, Siswa diberikan tes awal yang berupa tes objektif dengan ditugaskan untuk menemukan unsur-unsur intrinsik dan ekstrinsik dalam hikayat yang berjudul Si Miskin, Hikayat Bunga Kemuning, Hikayat Sri Rama, Ibnu Hasan dan Hikayat Bayan Budiman. Ketiga, setelah siswa selesai mengerjakan tes, hasil tes tersebut dikumpulkan dan diperiksa oleh guru sesuai dengan kunci jawaban yang sudah ada. Keempat, refleksi. Pada kelas ekperimen dilakukan dua kali pertemuan pertemuan pertama guru menjelaskan materi tentang hikayat kemudian guru membentuk kelompokkelompok belajar siswa secara heterogen. Kemudian guru membagikan salah satu cerita hikayat yang berjudul Perkara Si Bungkuk dan Si Panjang pada setiap kelompok untuk menemukan unsurunsur intrinsik dan ekstrinsiknya. Selanjutnya salah satu perwakilan dari masing-masing kelompok maju kedepan kelas untuk memperentasikan hasil temuannya. Pertemuan kedua pada kelas ekperimen secara individu guru memberikan tes objektif dengan menemukan unsur-unsur intrinsik
dan ektrinsik dalam hikayat yang berjudul Si Miskin, Hikayat Bunga Kemuning, Hikayat Sri Rama, Ibnu Hasan dan Hikayat Bayan Budiman.Selanjutnya setelah siswa selesai mengerjakan tes, hasil tes tersebut dikumpulkan dan diperiksa oleh guru sesuai dengan kunci jawaban yang sudah ada. HASILDAN PEMBAHASAN Keterampilan memahami hikayat tanpa menggunakan model pembelajaran Cooperative Composition (CIRC) siswa kelas XI Kabupaten Pasaman Kemampuan menemukan unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat tanpa menggunakan model Selatan Kabupaten Pasaman memperoleh nilai 60-84. Data selengkapnya tentang memahami hikayat tanpa menggunakan model Selatan Kabupaten Pasaman adalah sebagai berikut. Pertama,Siswa yang memperoleh nilai 60 sebanyak 1 orang (3,03%). Kedua,siswa yang memperoleh nilai 66 sebanyak 4 orang (12,12%). Ketiga, siswa yang memperoleh nilai 68 sebanyak 2 orang (6,06%). Keempat,siswa yang memperoleh nilai 70 sebanyak 2 orang (6,06%). Kelima,siswa yang memperoleh nilai 72 sebanyak 1 orang (3,03%). Keenam,siswa yang memperoleh nilai 74 sebanyak 3 orang (9,09%). Ketujuh, siswa yang memperoleh nilai 76 sebanyak 2 orang(6,06%). Kedelapan,siswa yang memperoleh nilai 78 sebanyak 7 orang(21,21%). Kesembilan,siswa yang memperoleh nilai 80 sebanyak 6 orang (18,19%). Kesepuluh,siswa yang memperoleh nilai 82 sebanyak 3 orang (9,09%). Kesebelas,siswa yang memperoleh nilai 84 sebanyak 2 orang (6,06%).
buruk sekali buruk kurang sekali kurang hampir cukup cukup lebih dari baik baik sekali sempurna Frekuensi Tabel 1 Distribusi Frekuensi Keterampilan memahami hikayat Siswa Tanpa Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Composition No X F FX 1 60 1 60 2 66 4 264 3 68 2 136 4 70 2 140 5 72 1 72 6 74 3 222 7 76 2 152 8 78 7 546 9 80 6 480 10 82 3 246 11 84 2 168 33 2486 \M = FX N 33 (CIRC) Berdasarkan tabel di atas, diperoleh gambaran bahwa rata-rata hitung keterampilan memahami hikayat siswa tanpa menggunakan model pembelajran Cooperative Integrated berniali sebesar 75,33 Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat penguasaan keterampilan memahami hikayat tanpa Cooperative Composition (CIRC) siswa kelas XI Kabupaten Pasaman berada pada tingkat penguasaan 66-75% berkualifikasi lebih dari cukup. Gambar 1 Diagram Keterampilan memahi hikayat tanpa Menggunakan Pembelajaran Model Cooperative Composition (CIRC) Siswa Kelas XI Kabupaten Pasaman 33 30 27 24 21 18 15 12 9 6 3 0 0 0 0 0 0 1 Keterampilan memahami hikayat dengan menggunakan model pembelajaran Cooperative Composition (CIRC) siswa kelas XI Kabupaten Pasaman Kemampuan 12 20 0 0 menemukan unsur intrinsik dan ekstrinsik hikayat tanpa menggunakan model
Selatan Kabupaten Pasaman memperoleh nilai 70-100. Data selengkapnya tentang memahami hikayat dengan menggunakan model Selatan Kabupaten Pasaman adalah sebagai berikut. Pertama, siswa yang memperoleh nilai 70 sebanyak 4 orang (14,28%). Kedua, siswa yang memperoleh nilai 74 sebanyak 2 orang (7,14%). Ketiga,siswa yang memperoleh nilai 76 sebanyak 2 orang (7,14%). Keempat,siswa yang memperoleh nilai 80 sebanyak 4 orang (14,28%). Kelima,siswa yang memperoleh nilai 84 sebanyak 3 orang (10,71%). Keenam,siswa yang memperoleh nilai 86 sebanyak 5 orang (17,85%). Ketujuh, siswa yang memperoleh nilai 88 sebanyak 1 orang(3,57%). Kedelapan,siswa yang memperoleh nilai 90 sebanyak 2 orang(7,15%). Kesembilan, siswa yang memperoleh nilai 92 sebanyak 3 orang (10,71%). Kesepuluh,siswa yang memperoleh nilai 96 sebanyak 1 orang (3,57%). Kesebelas,siswa yang memperoleh nilai 100 sebanyak 1 orang (3,57%). Tabel 2 Distribusi Frekuensi Keterampilan memahami hikayat Siswa dengan Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Composition (CIRC) No X F FX 1 70 4 280 2 74 2 148 3 76 2 152 4 80 4 320 5 84 3 252 6 86 5 430 7 88 1 88 8 90 2 180 9 92 3 276 10 96 1 96 11 100 1 100 28 2322 M = FX N = 2322 28 = 82,92 Berdasarkan tabel di atas, diperoleh gambaran bahwa rata-rata hitung keterampilan memahami hikayat siswa dengan menggunakan model pembelajran Cooperative Integrated berniali sebesar 82,92 Maka dapat disimpulkan bahwa tingkat penguasaan keterampilan memahami hikayat dengan menggunakan model
buruk sekali buruk kurang sekali kurang hampir cukup cukup lebih dari cukup baik baik sekali sempurna Frekuensi Selatan Kabupaten Pasaman berada pada tingkat penguasaan 76-85%% berkualifikasi baik. Gambar 2 Diagram Keterampilan memahi hikayat dengan Menggunakan Model Pembelajaran Cooperative Composition (CIRC) Siswa Kelas XI Kabupaten Pasaman 28 24 20 16 11 12 9 8 6 4 2 0 0 0 0 0 0 0 Pengaruh Keterampilan Menulis Teks Eksplanasi tanpa Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif TipeGroup Investigationdandengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif TipeGroup Investigation Siswa Kelas XI SMAN 2 Lubuk Basung. Berdasarkan hasil uji t antara keterampilan memahami hikayattanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Composition (CIRC)dan dengan kooperatif tipecooperative Composition (CIRC) siswa kelas XI SMK Negeri 1 Rao Selatan Kabupaten Pasaman, maka diperoleh nilai t hitung 4,04 dan perolehan nilai t tabel 1,67 karena nilai t hitung lebih besar dari t tabel pada derajat kebabasan (dk)= n1+ n2-2 dan (α)=0,05 taraf signifikan 95% (4,04 >1,67). Berdasarkanujitersebut, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative
Composition (CIRC)terhadap keterampilan Kabupaten Pasaman.Hal tersebut berarti penggunaan model pembelajaran kooperatif tipecooperative Integrated Reading and Composition (CIRC)perpengaruh terhadap keterampilan memahami hikayat Selatan Kabupaten Pasaman. KESIMPULAN Berdasarkan penelitian dan pembahasan keterampilan Kabupaten Pasaman diperoleh dua kesimpulan. Pertama, keterampilan Kabupaten Pasaman tanpa Cooperative Composition (CIRC) secara keseluruhan termasuk dalam kualifikasi lebih dari cukup dengan rata-rata hitung 75,33 berada pada rentangan 66-75%. Kedua,keterampilan Negeri 1 Rao Selatan Kabupaten Pasaman dengan Cooperative Composition (CIRC) secara keseluruhan termasuk dalam kualifikasi baik dengan rata-rata hitung 82,92 berada pada rentangan 76-85%. Hal ini dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa nilai thitung (4,04) > ttabel (1,67), sehingga hipotesis diterima. DAFTAR PUSTAKA Abdurrahman dan Ellya Ratna.2003.Evaluasi Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia.Padang: UNP Press. Dalman. 2013. Keterampilan Membaca. Jakarta: Rajawali Pres. Ibnu, Suhadi, ddk. 2003. Dasardasar Metodologi Penelitian. Surabaya: Universitas Negeri Malang. Istarani. 2012. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada. Sugiyono. 2013. Cara Mudah Menyusun Skripsi, Tesis, dan Disertasi. Bandung:Alfabet.