FORMULASI STRATEGI BISNIS BARAYA TRAVEL BANDUNG TAHUN 2011

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. diberikan antara satu penyedia jasa (service provider) dengan pemberi jasa

BAB I PENDAHULUAN. mobilitas diberbagai tempat, tidak heran jika manusia selalu membutuhkan sarana

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Tinjauan Terhadap Objek Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak sekali kategori yang telah disebutkan diatas tersedia pula di kota ini.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan meningkatnya pertumbuhan jumlah penduduk dari desa ke kota,

BAB I PENDAHULUAN. baik transportasi darat, laut maupun udara. Perkembangan ini diiringi dengan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan teknologi dan industri membawa pengaruh besar bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan bisnis transportasi saat ini semakin meningkat, salah

Balai Pendidikan dan Pelatihan Tambang Bawah Tanah APA ITU STRATEGI? Oleh: M. Nashiruddin Haramaini, S.T. MBA.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

ANALISIS SWOT DALAM MENCIPTAKAN SRATEGI BISNIS UNTUK MENINGKATKAN DAYA SAING PERUSAHAAN PT. ELECTRONIC INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil PT. Cipaganti Citra Graha Tbk (Cipaganti Group

BAB I PENDAHULUAN. merupakan andalan utama dalam menghasilkan devisa di berbagai negara. Kota

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah service to service point to point, service to service point to point

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

PENERAPAN E-MARKETING PADA PT. PUM UTAMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Penelitian Sejarah Singkat Perusahaan

ANALISA METODE SWOT DAN PERENCANAAN STRATEGI GUNA MENENTUKAN STRATEGI BISNIS PERUSAHAAN PANEL LISTRIK PADA PT. LAKSANA PANEL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Panjaitan dkk, 2010:01)

SILABUS MATA KULIAH. 1. Nama mata kuliah : Manajemen Strategik Pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. Transportasi Laut, dan Transportasi Udara, namun transportasi yang paling

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Umum. Transportasi mempunyai peranan penting dalam kehidupan. manusia, karena transportasi mempunyai pengaruh besar terhadap

1. Strategi bersaing yang digunakan oleh Merdeka Motor dalam menjual

PENERAPAN METODE QUALITY FUNCTION DEPLOYMENT (QFD) DALAM UPAYA PENINGKATAN KUALITAS LAYANAN JASA SEWA BIS PARIWISATA PO.

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Terkait dengan pertumbuhan industri jasa, di sisi lain juga semakin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN merupakan jasa transportasi di Kota Bandung yang melayani jasa

FORMULASI STRATEGI UNTUK PENGEMBANGAN PASAR INDUSTRI SELULER DI PEKANBARU (STUDI KASUS PERUSAHAAN XXX)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Business Assignment

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bandung merupakan salah satu kota terbesar di Indonesia. Sebagai kota besar

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam era globalisasi saat ini, perkembangan dunia bisnis sangat

BAB I PENDAHULUAN. para pembelian hingga purna pembelian (unikom.ac.id). Dewasa ini masyarakat

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II KAJIAN TEORI. bagi suatu perusahaan untuk tetap survive di dalam pasar persaingan untuk jangka panjang. Daya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Kotler Keller. Marketing Management. Donald Picauly, S.E., M.M.

DAFTAR PUSTAKA. Anonim-2. Pengertian Analisis. Answer.com Inc., Tanggal akses : 11 Oktober 2006.

BAB 1 PENDAHULUAN. transportasi. Peningkatan kebutuhan ini mendorong tumbuhnya bisnis jasa

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

market penetration, product development, dan diversification. Perseroan

BAB 1 PENDAHULUAN. internet dikawasan Asia, khususnya Indonesia. Diskominfo mencatat bahwa

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN. PT TAJUR merupakan perusahaan yang bergerak dibidang jasa angkutan/ekspedisi, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. dan keinginan untuk melakukan kegiatan wisata ke suatu daerah.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Data Angkutan Shuttle Kota Bandung Tayek Bandung Jakarta

Universitas Kristen Maranatha 1 BAB I PENDAHULUAN. lebih baik. Menurut data dari BPS.go.id, jumlah pertumbuhan penduduk DKI Jakarta dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. belakangan ini sangat menunjukan perkembangan yang sangat berarti, hal ini terlihat

ANALISIS STRATEGI BISNIS DALAM MENINGKATKAN DAYA SAING PADA PT. CITRA VAN TITIPAN KILAT (TIKI)

Pengembangan Ekonomi Lokal Batik Tegalan: Pendekatan Swot Analisis Dan General Electrics

BAB I PENDAHULUAN. Bandung sebagai Ibu Kota Jawa Barat dan sebagai kota ketiga terbesar di

BAB 2 DATA DAN ANALISA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN (SAP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Jenis Usaha, Nama Perusahaan, dan Lokasi Perusahaan Gambar 1.

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XXIV Program Studi MMT-ITS, Surabaya 23 Januari 2016

KERANGKA RINGKASAN PENELITIAN. JUDUL PENELITIAN : Analisis Strategi Bisnis pada PT. Indovickers Furnitama

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi informasi di era globalisasi yang begerak cepat telah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh masing masing travel untuk menarik para konsumennya.

BAB I PENDAHULUAN. menggunakan lintasan rel. Sementara Bus dan shuttle Travel menggunakan jalanan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang akan selalu berusaha untuk terus memenuhi kebutuhannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. total dalam memenuhi kebutuhan daerahnya sendiri, daerah tersebut

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. maka penulis menyimpulkan beberapa kesimpulan sebagai berikut : restoran yang sudah ada sebelumnya di Kota Bandung.

PENENTUAN STRATEGI BISNIS DI ATMOSPHERE CAFÉ DENGAN MENGGUNAKAN METODE QSPM

BAB 7 SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan perpindahan dari satu tempat ketempat lain. Dengan adanya

BAB 6 SIMPULAN DAN SARAN

Bab 6. Kesimpulan dan Saran

PERENCANAAN STRATEGI SISTEM DAN TEKNOLOGI INFORMASI PADA BENGKEL TISKY S MOTOR

BAB I PENDAHULUAN. cepat, baik itu perkembangan usaha yang bergerak di bidang manufaktur maupun di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seperti yang kita ketahui bahwa beberapa tahun terakhir kondisi

4. Bagaimana pengaruh perceived quality atas produk Pertamax di SPBU Pertamina Pasteur terhadap tingkat kepuasan konsumen? Berdasarkan hasil analisa r

BAB I PENDAHULUAN. Keberadaan karyawan sebagai ujung tombak perusahaan, merupakan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan Ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta sering disebut sebagai kota

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR ISI. HALAMAN PENGESAHAN... i DAFTAR ISI... i DAFTAR LAMPIRAN... iv Sistematika Pembahasan BAB III... Error! Bookmark not defined.

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Mobilitas manusia sudah dimulai sejak jaman dahulu, dimana kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. keinginan dan kebutuhan konsumen maka produsen perlu memahami perilaku

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat sekarang ini menyebabkan banyak

Analisis lingkungan eksternal terdiri dari lingkungan makro dan lingkungan industri. Lingkungan makro terdiri dari ekonomi, alam, teknologi, politik

KAJIAN KINERJA PELAYANAN BUS AKDP PATAS DAN EKONOMI PADA TRAYEK SURABAYA - MALANG

ANALISIS STRATEGI BISNIS PADA PT INDO JAYA SUKSES MAKMUR

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku inovatif yang dijadikan dasar, sumber daya, tenaga penggerak tujuan, siasat

BAB I PENDAHULUAN. yang tetap ingin survive dalam menciptakan keunggulan kompetitif yang UKDW

BAB I PENDAHULUAN. penerbangan untuk masuk berkompetisi di industri penerbangan Indonesia. Data

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS PADJADJARAN PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM DOKTOR ILMU MANAJEMEN BISNIS SILABI PERKULIAHAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Sejarah Singkat Cipaganti

Transkripsi:

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) FORMULASI STRATEGI BISNIS BARAYA TRAVEL BANDUNG TAHUN 2011 Radinal¹, Prodi Mbti² Universitas Telkom Abstrak Saat ini bisnis shuttle service dengan tujuan Jakarta-Bandung telah menjadi bisnis yang menarik, terutama karena banyaknya permintaan akan transportasi yang cepat dan banyak pilihan waktunya. Hal ini didukung dengan dibukanya jalur tol Cipularang pada bulan April 2005 yang membuat jarak tempuh perjalanan antar kedua kota menjadi lebih singkat, yaitu sekitar 2,5 jam. Akan tetapi semakin banyaknya perusahaan operator shuttle service akan membuat persaingan di bidang ini menjadi sangat ketat. Skripsi ini dibuat dengan tujuan untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan yang dimiliki Baraya Travel untuk menghadapi peluang dan ancaman dalam bisnis shuttle service di kota Bandung. Gambaran kondisi lingkungan eksternal dan internal diperoleh melalui in-depth interview kepada manajemen Baraya travel dan analisis persepsi konsumen dilakukan dengan kuesioner kepada penumpang shuttle service. Setelah itu dilakukan perumusan strategi bisnis berdasarkan potensi lingkungan eksternal dan internal perusahaan menggunakan analisis SWOT. Metode yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode deskriptif untuk menggambarkan setiap variabel yang di analisis. Alat ukur yang digunakan dalam skripsi ini adalah Matriks EFE untuk mengetahui kondisi lingkungan eksternal perusahaan, Matriks IFE untuk mengetahui kondisi internal perusahaan dan Perceptual Map untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap Baraya. Kemudian dipetakan kedalam Matriks SWOT yang menunjukkan 4 alternatif strategi yang dapat dilakukan Baraya. Kemudian hasil perhitungan Matriks EFE dan IFE dipetakan kedalam Diagram Analisis SWOT. Berdasarkan Diagram Analisis SWOT, Baraya berada pada kuadran III. Posisi ini menunjukkan bahwa Baraya cocok dengan strategi generik intensif, khususnya strategi product development dan Strategi WO pada matriks SWOT. Keywords: shuttle service, Baraya Travel, in-depth interview, analisis SWOT, perceptual map, matriks EFE/IFE, product development, strategi WO.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Objek Penelitian 1.1.1 Baraya Travel 1.1.1.1 Sekilas Baraya Travel Baraya Travel (Baraya) adalah salah satu perusahaan travel yang menyediakan layanan transportasi antara Jakarta-Bandung dengan menggunakan shuttle bus di tengah maraknya industry travel dengan dibangunnya tol Cipularang sejak tahun 2004. Baraya Travel juga merupakan salah satu travel yang menawarkan harga murah dalam layanan tersebut karena, travel baraya ini adalah travel termurah diantara semua perusahaan layanan transportasi Jakarta-Bandung. Harga tarif travel baraya adalah Rp. 50.000,-, lebih murah jika dibandingkan dengan travel lain seperti Cipaganti, Xtrans, Citi Trans atau Day Trans dengan tarif Rp. 70.000,-. Sehingga target market mereka merupakan pelanggan kelas menengah dan ke bawah. Saat ini Baraya memiliki 50 armada dengan kapasitas armada sebanyak 12 orang penumpang. Layanan travel Baraya menggunakan konsep Low Cost Carrier, dengan harga tiket yang lebih murah dibanding operator shuttle service lain. Low Cost Carrier adalah perusahaan transportasi yang diidentifikasi industri sebagai perusahaan yang beroperasi dengan model bisnis biaya rendah, seringnya menggunakan jenis perjalanan point-topoint (Thompson, Strickland & Gamble, 2008: C-183). Konsep ini merupakan keunggulan tersendiri bagi Baraya, karena dengan harga tiket yang murah sudah menjadi competitive advantage tersendiri bagi Baraya. Competitive advantage menurut Thompson, Strickland dan Gamble (2008: 150) adalah kemampuam untuk meningkatkan atribut 1

(produk) dengan biaya yang lebih rendah dibandingkan dengan pesaing yang produknya memiliki atribut yang dapat dibandingkan atau serupa. Meskipun merupakan angkutan dengan tarif yang murah, Baraya tetap menjamin keamanan penumpangnya dengan memberikan asuransi Jasa Raharaja. Baraya memiliki dua layanan utama dalam bisnisnya, yaitu shuttle service dan delivery service. 1.1.1.2 Struktur Organisasi GAMBAR 1.1 STRUKTUR ORGANISASI BARAYA CABANG BANDUNG Manajer Cabang Bandung Bumbung Tarekat Ka.Bag Operasional dan Keuangan Ririn Ka.Bag Perawatan dan Penjadwalan Migo Indra Staff Operasional Mia Staff Operasional Sri Staff Perawatan Yakup Staff Kargo dan Pengiriman Dede Sumber: Internal Baraya (2011) 1.1.1.3 Produk a. Shuttle Service Shuttle service Baraya adalah sebuah layanan transportasi penumpang tujuan Jakarta-Bandung PP dengan sistem point-topoint. 2

b. Delivery Service Delivery service Baraya adalah sebuah layanan pengiriman paket tujuan Jakarta-Bandung PP dimana paket dikirimkan melalui armada shuttle sehingga konsumen dapat mengirim/mengambil paket di pool-pool baraya terdekat. 1.1.2 Penumpang Shuttle Service Penumpang shuttle service menjadi bagian penting bagi operasional operator shuttle service. Persepsi penumpang dapat membantu atau menghambat kinerja perusahaan. Oleh karena itu penulis mencoba mencari tahu persepsi penumpang dengan melakukan penyebaran kuesioner skala rating perceptual map kepada penumpang operator shuttle service di kota Bandung. 1.2 Latar Belakang Penelitian Pada era modern ini waktu sangatlah berharga, dimana mobilitas masyarakat perkotaan di Indonesia sangat tinggi. Masyarakat membutuhkan sarana transportasi yang cepat dan tepat agar pekerjaanpekerjaan dapat diselesaikan dengan segera. Terlebih lagi untuk menangani bisnis yang ada di kota lain. Hal tersebut menciptakan peluang bisnis transportasi, dalam hal ini bisnis shuttle service. Sesuai dengan namanya, shuttle service menggunakan sistem pointto-point. Sistem point-to-point adalah sistem dimana tiap armada shuttle sudah memiliki rute yang telah ditentukan, sehingga tiap armada langsung menuju destinasi masing-masing. Sistem ini berbeda dengan travel service, dimana armada travel harus menjemput dan mengantarkan tiap penumpang ke tujuannya masing-masing. 3

Transportasi shuttle memungkinkan waktu keberangkatan dan waktu tiba dengan kemungkinan ketepatan waktu yang lebih besar. Dengan armada yang kecil memungkinkan operator shuttle service membuka outlet-outlet di tempat-tempat strategis di tengah kota, sehingga lebih mudah dan cepat untuk dicapai dibandingkan moda transportasi lain seperti bus atau kereta api yang harus berhenti di terminal dan stasiun yang biasanya berada di pinggiran kota. Jalur Jakarta-Bandung pulang pergi adalah jalur yang gemuk dengan banyaknya calon penumpang untuk shuttle service. Hal ini dikarenakan : a. Bandung merupakan kota tujuan wisata yang dekat dari Jakarta, hal ini didukung dengan adanya jalan tol. b. Banyaknya perguruan tinggi yang ada di kota Bandung, yang menyebabkan banyaknya mahasiswa asal Jakarta yang berkuliah di Bandung. c. Banyaknya kantor perusahaan besar yang memiliki kantor pusat di Bandung, seperti PT. Telkom, PT. Pos Indonesia, PT. Dirgantara Indonesia, PT. Inti, PT. KAI dan lain-lain. Saat ini shuttle service dengan tujuan Jakarta-Bandung telah menjadi bisnis yang menarik, terutama karena banyaknya permintaan akan transportasi yang cepat dan banyak pilihan waktunya. Hal ini didukung dengan dibukanya jalur tol Cipularang pada bulan April 2005 yang membuat jarak tempuh perjalanan antar kedua kota menjadi lebih singkat, yaitu sekitar 2,5 jam. Waktu tempuh yang lebih singkat serta armada yang nyaman membuat shuttle service lebih diminati dibanding dengan kereta api yang memakan waktu tempuh rata-rata 3,5 jam. Dengan beberapa keunggulan tersebut, wajar apabila semakin banyak orang yang mulai beralih menggunakan jasa shuttle terutama untuk tujuan Jakarta-Bandung PP. Hal ini mendorong terjadinya 4

peningkatan permintaan akan shuttle service untuk tujuan tersebut. Banyaknya permintaan jasa transportasi shuttle Jakarta-Bandung PP menarik banyak pemain kedalam bisnis ini. Akan tetapi semakin banyaknya perusahaan operator shuttle service akan membuat persaingan di bidang ini menjadi sangat ketat. Tarif yang ditawarkan oleh tiap-tiap operator shuttle service seperti yang dijabarkan oleh Tabel 1.1. TABEL 1.1 PERBANDINGAN HARGA OPERATOR SHUTTLE SERVICE Operator Reguler Mahasiswa Member Cipaganti Rp. 70.000,- Rp. 60.000,- - Xtrans Rp. 70.000,- Rp. 60.000,- - Citi Trans Rp. 70.000,- - - Day Trans Rp. 70.000,- Rp. 60.000,- Rp. 54.000,- Baraya Rp. 50.000,- - - Sumber : Pengamatan penulis (2011) Kondisi tersebut membuat persaingan usaha di bidang shuttle service di Bandung cukup tinggi. Tiap operator shuttle service harus bersaing dalam kualitas layanan dan harga agar dapat mempertahankan pelanggan, atau mungkin untuk menarik pelanggan operator lain untuk beralih. Namun untuk menarik lebih banyak pelanggan dibutuhkan biaya yang lebih besar dibandingkan dengan biaya yang dibutuhkan untuk mempertahankan pelanggan yang sudah ada. Seperti yang dikemukakan oleh Kotler (2008: 46), yaitu biaya untuk menarik pelanggan baru lebih mahal dari biaya mempertahankan pelanggan yang ada. 5

Jumlah pelanggan Baraya dari tahun 2008-2010 adalah sebagai berikut (gambar 1.1). Pada tahun 2008, 39.750 penumpang; tahun 2009, 41.520 penumpang dan tahun 2010, sebanyak 42.070 penumpang. GAMBAR 1.2 GRAFIK JUMLAH PELANGGAN BARAYA (2008-2010) 45,000 40,000 35,000 30,000 Jumlah Pelanggan/Tahun 25,000 2008 2009 2010 Sumber: Ibu Ririn (Internal Baraya, 2011) Jumlah pelanggan Baraya mengalami peningkatan, meskipun bukan merupakan peningkatan yang signifikan. Dari tahun 2008 ke 2009 jumlah penumpang meningkat sebesar 1.770 orang, pada tahun 2009 ke 2010 jumlah penumpang hanya meningkat sebesar 550 orang. Hal ini bisa disebabkan perusahaan kalah bersaing dengan operator shuttle service yang lain. Terlebih lagi semakin banyaknya operator shuttle service baru, yang membuat persaingan di bidang transportasi shuttle semakin ketat. Jika dibandingkan dengan jumlah pelanggan Citi Trans pada tahun yang sama Baraya belum mampu bersaing untuk mendapatkan penumpang. Jumlah penumpang Citi Trans (gambar 1.2) dengan rincian 6

sebagai berikut; tahun 2008, 48.350 penumpang; tahun 2009, 62.520 penumpang dan tahun 2010, sebanyak 79.660 penumpang. Pada tahun 2009 jumlah penumpang bertambah 14.170 orang dan pada tahun 2010 bertambah sebesar 17.140 orang. GAMBAR 1.3 GRAFIK JUMLAH PELANGGAN CITI TRANS (2008-2010) 90000 80000 70000 60000 50000 Jumlah Pelanggan/Tahun 40000 30000 2008 2009 2010 Sumber: Bapak Budi (Internal Citi Trans, 2011) Maka untuk dapat meraih keunggulan bersaing operator shuttle service harus menerapkan strategi yang tepat dan harus diimplementasikan dengan tepat pula. Formulasi strategi sehebat apapun tidak akan berguna apabila tidak di implementasikan dengan tepat. Seperti yang disebutkan oleh David (2009:260) berikut ini : Even the most technically perfect strategic plan will serve little purpose if it is not implemented. Many organizations tend to spend an inordinate amount of time, money, and effort on developing the strategic plan... Change comes through implementation and evaluation, not through the plan. 7

Setiap perusahaan yang bersaing dalam sebuah industri mempunyai strategi bersaing, eksplisit maupun implisit (Porter, 1998:19). Strategi ini mungkin dikembangkan secara eksplisit melalui proses perencanaan atau mungkin juga telah berkembang secara implisit melalui berbagai kegiatan dari berbagai departemen fungsional perusahaan. Jika dibiarkan pada cara mereka masing-masing, setiap departemen fungsional akan menggunakan pendekatan yang ditentukan oleh orientasi fungsionalnya dan insentif dari mereka bekerja. Namun demikian gabungan dari pendekatan-pendekatan departemen ini jarang sekali yang merupakan strategi terbaik. Karena banyaknya operator shuttle service persaingan yang terjadi membuat perusahaan harus bekerja keras untuk mempertahankan pangsa pasar. Seperti yang dikemukakan Porter (1998: 253) berikut ini, suatu lingkungan struktural yang penting di mana banyak perusahaan bersaing merupakan industri yang terfragmentasi di mana tak satu perusahaan pun mempunyai bagian pasar yang besar dan dapat mempengaruhi hasil industri secara kuat. Dilihat dari latar belakang di atas, penulis tertarik untuk mencoba memformulasikan strategi bisnis Baraya Travel (Baraya). Formulasi strategi bisnis dilakukan dengan menganalisis faktor lingkungan internal perusahaaan dan faktor lingkungan eksternal perusahaan. Oleh karena itu, penelitian ini diberi judul FORMULASI STRATEGI BISNIS BARAYA TRAVEL (BARAYA) DAN ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN TERHADAP OPERATOR SHUTTLE SERVICE DI KOTA BANDUNG. 8

1.3 Perumusan Masalah 1. Apa yang menjadi SWOT shuttle service Baraya? 2. Bagaimanakah persepsi konsumen terhadap shuttle service Baraya? 3. Formulasi strategi seperti apakah yang sebaiknya dilakukan operator shuttle service Baraya di masa mendatang? 1.4 Tujuan Penelitian 1. Untuk mengetahui SWOT shuttle service Baraya. 2. Untuk mengetahui persepsi konsumen terhadap shuttle service Baraya. 3. Untuk mengetahui formulasi strategi seperti apakah yang sebaiknya dilakukan operator shuttle service Baraya di masa mendatang. 1.5 Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi : 1. Kegunaan Akademis Penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi bagi penelitian lain dengan tema yang sama. 2. Kegunaan Praktis Hasil penlitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat sebagai masukan bagi perusahaan untuk menyusun strategi bisnis di masa mendatang. 1.6 Lingkup Penelitian Penelitian ini memiliki ruang lingkup formulasi strategi bisnis perusahan dengan menggunakan analisis SWOT dan analisis persepsi konsumen bagi Baraya Travel. Lingkup geografis penelitian ini sebatas wilayah kota Bandung. 9

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) 1.7 Sistematika Penulisan Sistematika penulisan dibuat untuk memberikan gambaran umum tentang penelitian yang dilakukan dan untuk kejelasan penulisan hasil penelitian. Dengan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini menjelaskan tentang tinjauan objek penelitian, latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, lingkup penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Bab ini menjelaskan mengenai teori-teori yang berkaitan dengan masalah yang dibahas dan teori penunjang dalam memecahkan masalah. BAB III METODE PENELITIAN Bab ini membahas metode penelitian yang digunakan, jenis penelitian, jenis data, teknik pengumpulan data dan teknik analisis data. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini membahas mengenai analisisa dari data-data yang telah didapatkan dari wawancara dan konsultasi menggunakan metode analisis yang telah ditetapkan sebelumnya. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini akan menyimpulkan hasil penelitian serta memberikan saransaran kepada perusahaan. 10

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan Dari hasil analisis SWOT Baraya Travel berada pada Kuadran III. Baraya memiliki peluang pasar yang besar namun Baraya juga memiliki kelemahan yang harus diperbaiki. Strategi yang tepat bagi perusahaan yang berada di kuadran III adalah Strategi Generik Intensif. 5.2 Saran a. Bagi Baraya Travel Berdasarkan pembahasan mengenai permasalahan yang ada dan dari kesimpulan diatas penulis memberikan saran kepada Baraya Travel sebagai berikut: 1. Sejalan dengan strategi generik intensif Baraya sebaiknya melakukan perbaikan dengan menggunakan strategi product development. Hal tersebut juga sesuai dengan strategi WO pada matriks SWOT. Oleh karena Baraya sebaiknya meningkatkan jumlah pool, sehingga calon penumpang bisa lebih mudah terjangkau. Dan dengan jumlah pool yang lebih banyak di kedua kota maka jangkauan Baraya akan semakin luas. Baraya juga sebaiknya mengurangi kapasitas armadanya agar tingkat kenyamanan dan keamanan meningkat. 2. Membuat infrastrukur IT agar Baraya memiliki database untuk menyimpan data-data yang ada. Sehingga bisa digunakan lagi jika dibutuhkan di masa yang akan datang. Dan membuat website, dan membuat akun di jejaring sosial agar Baraya lebih dikenal oleh para pengguna shuttle service. 84

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Hal tersebut juga dapat digunakan untuke mengembangkan kemampuan e-commerce Baraya. b. Bagi Peneliti Selanjutnya 1. Untuk penelitian selanjutnya, disarankan untuk menambah analisis terhadap kompetitor dan kondisi persaingan agar didapatkan analisis yang lebih lengkap terhadap lingkungan strategis perusahaan. 2. Menambahkan atribut pada perceptual map agar posisi perusahaan menurut persepsi konsumen akan lebih jelas. 3. Menambah jumlah responden untuk perceptual map agar dapat menangkap persepsi konsumen dengan cakupan yang lebih luas. 85

DAFTAR PUSTAKA David, Fred R. (2009). Strategic Management Concept and Cases, New Jersey: Pearson Prentice Hall. Porter, Michael E. (2007). Strategi Bersaing Teknik Menganalisis Industri dan pesaing (terjemahan), Tangerang: Karisma Publishing Group. Rangkuti, Freddy. (2008). Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis: Reorientasi Konsep Perencanaan Strategi Untuk Menghadapi Abad 21, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, Bandung: Alfabeta. Sugiyono. (2008). Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta. Sekaran, Uma. (2006). Research Methods for Business : Metodologi Penelitian Untuk Bisnis, Jakarta: Salemba Empat. Thompson, Jr, Arthur A; Strickland III, A.J. & Gamble, John E. (2008). Crafting & Executing Strategy: The Quest for Competitive Advantage: Concepts and Cases, New York: McGraw-Hill/Irwin. Mullins, John W.; Walkers, Jr, Orville C. & Boyd, Jr, Harper W. (2008). Marketing Management, 6 th edition, New York: McGraw-Hill/Irwin Kotler, Phillip & Keller, Kevin Lane (2009). Marketing Management, 13 th edition, New Jersey: Prentice Hall. Ireland, R. Duane; Hoskisson, Robert E. & Hitt, Michael A. (2009). The Management of Strategy: Concepts and Cases, 8 th edition, Mason (Ohio): South-Western Cengage Learning. Skripsi Romanti, Sofi. (2007). Analisa Preferensi Konsumen Dalam Memilih Jasa Shuttle Service, Bandung: STMB Telkom.

Muldini, Delena Gadis (2008). Formulasi Strategi Bisnis Prefere72 Untuk Meraih Keunggulan Bersaing, Bandung: IM Telkom. Wirahman, R. Ridha (2008). Formulasi Strategi Bersaing Cafe Halaman Di Kota Bandung, Bandung: IM Telkom. Sykriah Mathory, Eljihad Akbari (2008). Pemanfaatan Potensi Kota Bandung Sebagai Dasar Penyusunan Kebijakan Strategi PT. Batara Titian Kencana, Bandung: IM Telkom. Febrino, Henry (2007). Formulasi Strategi Bisnis Jasa Shuttle Service PT. Cipaganti Citra Graha Divisi Otojasa Jurusan Bandung-Jakarta (PP) Tahun 2007, Bandung: STMB Telkom. Jurnal Anggawaedi, Benny (2004). Memenangkan Persaingan Bisnis Melalui Strategi Berbasis Kapabilitas: Jurnal Indonesia Membangun (volume: 2, no: 3). Adiwijaya, Michael (2007). Analisa Strategi Reposisi Merek Dalam Persaingan Pasar: Jurnal Manajemen Pemasaran (volume: 2, no: 2). Sembiring, Carolina (2006). Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif: Buletin Ekonomi (volume: 10, no: 2). Dharmayanti, Diah (2006). Analisa Sensitivitas Respon Konsumen Terhadap Ekstensifikasi Merek Brand Extension Pada Margarine Merek Filma di Surabaya: Jurnal Manajemen Pemasaran (volume: 1, no: 2). Hsu, Yen (2011). Design Innovation and Marketing Strategy in Successful Product Competition: Journal of Business & Industrial Marketing (volume: 26, issue: 4). Mitchel, Cleo & Imrie, Brian C. (2011). Consumers Tribes: Membership, Consumption and Building Loyalty: Asia Pacific Journal of Marketing and Logistics (volume: 23, issue: 1).

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org) Leavy, Brian (2010) Design Thinking A New Mental Model of Value Innovation: Journal of Strategy & Leadership (volume: 38, issue: 3). Pimenta da Gama, Antonio (2011) A renewed Approach to Service Marketing Effectiveness: Measuring Business Excellence (volume: 15, issue: 2). www.cipaganti.co.id www.xtrans.co.id www.cititrans.co.id www.daytrans.co.id www.emeraldinsight.com