Penggunaan Fukushi Omowazu, Tsui Dan Ukkari Dalam Bahasa Jepang Sehari-Hari Oleh Orang Jepang Di Sisi, Pengosekan, Ubud

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dengan fukushi. Fukushi adalah kata yang dipakai untuk menerangkan yougen

BAB I PENDAHULUAN. Untuk berkomunikasi, masyarakat sebagai makhluk sosial membutuhkan

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan maupun tertulis. Dalam komunikasi secara lisan, makna yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang banyak diminati, karena memiliki keunikan tersendiri. Sama

PROGRAM TAHUNAN. Kompetensi Dasar Materi Pokok Alokasi Waktu. Salam. Mengucapkan salam : おはようございます こんにちは こんばんは. Mengucapkan salam ketika berpisah :

BAB I PENDAHULUAN. Dedi Sutedi, bahasa adalah alat pengungkap pikiran maupun perasaan. Melalui

Bab 2. Landasan Teori. Istilah sintaksis dalam bahasa Jepang disebut dengan togoron 続語論 atau

TEMA 5 JADWAL PELAJARAN じかんわり

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2006/2007

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam suatu bahasa terdapat bermacam macam jenis kata, di antaranya,

Bab 2. Landasan Teori. perubahan dan dengan sendirinya dapat menjadi predikat. Contoh : 歩く 倒れる 話す.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam gramatika suatu bahasa, terdapat penggunaan adverbia. Adverbia

BAB I PENDAHULUAN. Dalam bahasa Jepang terdapat banyak sekali kata-kata yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bermasyarakat luas dan dapat juga membantu seseorang untuk

BAB I PENDAHULUAN. Aspek atau aspect adalah kategori gramatikal verba yang menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu alat komunikasi yang penting dalam kontak

3. Dimasa mendatang, saya bermaksud menjadi pelukis terkenal. ~ つもりです. 4. Sekarang, pertandingan baseball dapat ditonton di televisi.

BAB I PENDAHULUAN. Kelas kata dalam bahasa Jepang (hinshi bunrui) diklasifikasikan ke dalam 10

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Seperti yang diketahui komunikasi adalah sesuatu yang telah dilakukan

ANALISIS PEMAKAIAN PARTIKEL ~NI DAN ~DE DALAM BAHASA JEPANG (Studi kasus pada Mahasiswa Semester III)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Alat komunikasi paling sederhana dan bersifat universal yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Bab 1. Pendahuluan. Sejak zaman dahulu kala, manusia menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN PERCAKAPAN BAGI PENGAJAR BAHASA JEPANG

BAB 1 PENDAHULUAN. Pengertian bahasa dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (1989) adalah sistem

UJIAN NASIONAL TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BAB I PENDAHULUAN. pemikirannya, maka manusia menciptakan bahasa. Bahasa adalah sistem lambang

BAB I PENDAHULUAN. dapat menyampaikan informasi yang ingin disampaikan kepada orang. salah satunya adalah mempelajari bahasa Asing.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga dapat dimengerti oleh lawan bicara. Kata-kata tersebut terkadang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan sistem informasi dan sistem komunikasi. Dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian adalah tatacara bagaimana suatu penelitian dilaksanakan. (method =

PDF created with FinePrint pdffactory trial version YUK BELAJAR NIHONGO

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam kehidupan manusia, bahasa merupakan salah satu unsur yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dipelajari sebagai ilmu dasar bagi ilmu-ilmu lain seperti kesusastraan, filologi,

BAB I PENDAHULUAN. satu keunikan bahasa Jepang adalah penggunaan partikel sebagai pemarkah yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang adalah salah satu bahasa di dunia yang memiliki ciri dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KONSEP DAN KERANGKA TEORI. penelitian mengenai fukushi yang terkait dengan penelitian ini.

BAB I PENDAHULUAN. Jodoushi dantei terdiri dari dua buah kata yaitu jodoushi dan dantei. Sudjianto

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memegang peranan penting dalam kehidupan manusia, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang terbagi dalam 10 jenis kelas kata. Partikel merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. lengkap (Chaer, 2007:240). Menurut Widjono (2005:141) kalimat merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa yang ada di dunia ini pasti memiliki perbedaan tersendiri jika dibandingkan

BAB 1. Pendahuluan. Manusia merupakan makhluk sosial, di mana bahasa merupakan alat

ANALISIS MAKNA ADVERBIA TABI TABI, SHIBA SHIBA DAN YOKU DALAM BAHASA JEPANG 日本語の副詞 たびたび しばしば よく の意味と用法 ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan hal yang sangat penting dalam berkomunikasi sesuai

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian seseorang, baik kepribadian tersebut adalah kepribadian yang baik

Bab 1. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Setiap bahasa terdiri dari unsur kalimat, klausa, frase dan kata. Salah satu

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi dalam kehidupan sehari-hari manusia sebagai makhluk sosial

Bab 2. Landasan Teori. dasar analisis yang akan diuraikan pada bab selanjutnya.

Seseorang yang menyampaikan suatu maksud tertentu sering dilakukan. ketersinggungan seseorang dengan adanya ujaran tertentu. Sama halnya dengan

BAB I PENDAHULUAN. terkadang masyarakat lebih memilih menggunakan idiom untuk menyampaikan

BAB 1 PENDAHULUAN. sosial tidak dapat hidup tanpa adanya komunikasi dengan sesama. seseorang dengan status sosial dan budaya dalam masyarakat itu

BAB 3 ANALISIS DATA. instrumen. Dan kemudian akan dilanjutkan dengan pemaparan hasil jawaban setiap soal

Bab 2. Landasan Teori. Pada bab ini penulis akan menjabarkan teori-teori yang akan digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Definisi bahasa menurut Kridalaksana (2001 : 27) adalah sistem lambang

Bab 2. Landasan Teori. Dalam KBBI, definisi dari tanda baca adalah tan da n 1 yang menjadi alamat

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kata sifat, kata kerja bantu, partikel, dan kata keterangan.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai alat komunikasi, membantu manusia menyampaikan atau mengungkapkan

2015 ANALISIS MAKNA ASPEKTUAL HOJODOUSHI TE IKU DAN TE KURU

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak pernah lepas dari apa yang dinamakan interaksi atau

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. tteyuuka~, yabai~, mecha~, sugoi~, maji~, dan zenzen~ semuanya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Melalui bahasa, seseorang dapat mengungkapkan apa yang dipikirkan atau apa yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Dalam kehidupan sosial, manusia tidak terlepas dari aktivitas komunikasi untuk

Bab 5. Ringkasan. Sutedi (2003, hal.2), menjelaskan bahwa bahasa adalah alat komunikasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. Termasuk salah satunya bahasa Jepang. Bahasa Jepang mempunyai sifat universal

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jepang seperti layaknya bahasa lain pada umumnya, memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Belajar bahasa lain mungkin menjadi penting dalam aktivitas intelektual manusia

ビナ ヌサンタラ大学日本語科三年生にみられる ~ てある と ~ ておく という動詞の使用能力の分析

BAB I PENDAHULUAN. akan merasa kesulitan jika harus menghapal kanji. Di tambah lagi satu kanji bisa

Bab 2. Landasan Teori. Mengenai definisi kelas kata Jepang (hinshi) Noda (1991 : 38) mengatakan :

Fitria Sanimah Rahmawati*Sri Wahyu Widiati**Merri Silvia Basri*** Program Studi Pendidikan Bahasa Jepang

Bab 5. Ringkasan. Saat ini banyak orang yang mempelajari bahasa Jepang dan mulai tertarik dengan

Bab 1. Pendahuluan. Bahasa adalah identitas diri dari suatu negara. Suatu negara dapat kita identifikasikan

BAB IV KESIMPULAN. Penulis berkesimpulan bahwa di dalam penerjemahan kata tanya doko dan

BAB II GAMBARAN UMUM TENTANG JOSHI

BAB I PENDAHULUAN. Onomatope yang berasal dari Bahasa Yunani ονοματοποιία adalah kata atau

BAB I PENDAHULUAN. ajektiva (keiyoushi), nomina (meishi), pronomina (rentaishi), adverbia (fukushi), interjeksi

MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA JEPANG

Bab 1. Pendahuluan. Manusia sebagai makhluk hidup sangat memerlukan komunikasi. Menurut Trenholm

BAB I PENDAHULUAN. yang menjadi modal dasar manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial di lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Ketika kita menyampaikan ide, pikiran, hasrat dan keinginan kepada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. termasuk bahasa Jepang. Salah satu keunikan bahasa Jepang ialah adanya. 助詞は 単独で用いられず 名詞や動詞などの他の語に後接する 活用のない語です (Iori, 2000 : 345)

BAB 1. Pendahuluan. Manusia berinteraksi dengan manusia lain dengan menggunakan bahasa. Bahasa merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. Sutedi (2003:2) mengatakan, Bahasa digunakan sebagai alat untuk

Hasil Technical Meeting Lomba Benron Umum Nihongo no Hi 2018

BAB IV PENGGUNAAN DIALEK OSAKA PADA KOMIK YOZAKURA QUARTET JILID KE-1 KARYA YASUDA SUZUHITO

Bab 3. Analisis Data. Sebagaimana yang telah diceritakan secara singkat mengenai dongeng Urashima

BAB I PENDAHULUAN. ide, atau perasaan tersebut dapat secara harfiah atau metaforis, secara langsung atau tidak

PENDAHULUAN. dari pada makhluk lain dimuka bumi ini. Bahasa memegang peranan penting

BAB I PENDAHULUAN. manusia untuk berkomunikasi dalam pengungkapan gagasan atau perasaan yang ingin

SILABUS. Kegiatan Pembelajaran

Transkripsi:

Penggunaan Fukushi Omowazu, Tsui Dan Ukkari Dalam Bahasa Jepang Sehari-Hari Oleh Orang Jepang Di Sisi, Pengosekan, Ubud Tinjauan Sintaksis Dan Semantik I Wayan Wahyu Cipta Widiastika 1*, Ngurah Indra Pradhana 2, Ni Luh Kade Yuliani Giri 3 123 Program Studi Sastra Jepang Fakultas Sastra dan Budaya Universitas Udayana 1 [wahyucipta60@yahoo.com] 2 [indra_suteki@yahoo.com] 3 [giri222000@yahoo.com] * Corresponding Author Abstract The research of how to use the adverb of omowazu, tsui and ukkari in daily Japanese language by Japanese people in Shishi, Pengosekan, Ubud aims to know the use, structure, meaning and substitution of the adverb of omowazu, tsui and ukkari from the questionnaire. The analysis of structure uses Contextual theory applied by Verhaar (2012), meanwhile, the analysis of meaning uses theory applied by Pateda (2001). According to the result of the analysis, omowazu explains something that occurs by sudden, or something that is not planned and thought. Tsui indicates that something is done unconscious, without intention, and indicates period of activities. Moreover, ukkari also has the same meaning with the adverb tsui. However, the meaning of ukarri prefers to reckless. Key Words: Structure, Meaning, Substitution. 1. Latar Belakang Dalam bahasa Jepang kata keterangan atau adverb disebut dengan fukushi. Bagi orang Jepang, ketika mendengar fukushi dalam percakapan sehari-hari, mereka akan langsung mengerti maksud dari lawan bicara. Sementara bagi yang bukan penutur asli bahasa Jepang, kalau hanya mengandalkan melihat kamus saja, pasti akan menemui kesulitan untuk memahami maksud dari kata-kata tersebut. Jenis fukushi adverbia yang utama adalah teido no fukushi, hindo no fukushi, ryou no fukushi, tensuasupekuto no fukushi dan joutai no fukushi, sedangkan kata yang berfungsi sebagai kata keterangan terhadap keseluruhan kalimat disebut bunshuushoku fukushi, yang dianggap sebagai salah satu jenis adverbia. Yang termasuk pada kelompok jenis ini adalah chinjutsu no fukushi, hyouka no fukushi dan hatsugen no fukushi (Masuoka dan Takubo, 1989:38). Fukushi yang sering ditemukan dalam pemakaian kalimat bahasa Jepang baik 118

tulisan maupun lisan, salah satunya fukushi omowazu, tsui dan ukkari yang berarti : tanpa sengaja, tiba-tiba, spontan, tanpa dipikirkan, tidak direncanakan, tidak sadar dan secara ceroboh. Fukushi omowazu, tsui dan ukkari termasuk jenis joutai no fukushi yang digunakan untuk menerangkan ada atau tidak adanya suatu hasrat atau keinginan dari si pelaku aktifitas. Pemahaman tentang penggunaan fukushi dalam sebuah kalimat sangatlah penting. Jika fukushi dapat digunakan dengan baik dan benar, maka akan menghasilkan kalimat atau percakapan yang lebih hidup dan menarik. Sehingga dalam penelitian ini memfokuskan pada struktur, makna dan substitusi fukushi omowazu, tsui dan ukkari dalam bahasa Jepang sehari-hari orang Jepang di Sisi, Pengosekan, Ubud tinjaun sintaksis dan semantik. 2. Pokok Permasalahan Berdasarkan uraian latar belakang tersebut, dapat dikemukakan beberapa masalah dalam penelitian ini yang dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Bagaimanakah struktur dan makna fukushi omowazu, tsui dan ukkari oleh orang Jepang di Sisi, Pengosekan, Ubud? 2. Bagaimanakah substitusi fukushi omowazu, tsui dan ukkari oleh orang Jepang di Sisi, Pengosekan, Ubud? 3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk menambah pemahaman dan pengetahuan pembaca terhadap fukushi bahasa Jepang khususnya mengenai struktur, makna dan substitusi fukushi omowazu, tsui dan ukkari dalam bahasa Jepang sehari-hari. Serta untuk menambah kazanah penelitian dalam bidang linguistik mengenai fukushi dalam bahasa Jepang. 4. Metode Penelitian Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode simak dan teknik catat (Sudaryanto, 1988:2-5). Pada tahap analisis data, digunakan metode deskriptif dengan teknik ganti atau substitusi (Sudaryanto, 1993:48-62). Sedangkan dalam penyajian analisis data digunakan metode formal berupa tabel dan 119

informal dengan menyajikan hasil analisis data dengan kata-kata dalam bentuk laporan (Sudaryanto, 1993:145). Teori yang digunakan untuk memecahkan permasalahan adalah mengacu pada pendapat yang dikemukakan oleh Makino dan Tsutsui (2008) dan Pateda (2001). 5. Hasil dan Pembahasan Berikut adalah pembahasan mengenai struktur, makna dan substitusi fukushi omowazu, tsui dan ukkari berdasarkan hasil analisis. 5.1 Menerangkan kata kerja bentuk selesai waktu lampau dan penyesalan, serta menyatakan sesuatu yang dilakukan secara tidak disengaja. (1) 思わず 大声を出してしまった Omowazu oogoe wo dashite shimatta tanpa disengaja, saya berbicara dengan suara yang keras. (kuesioner 11) Pada data (1), kata kerja dasar yang digunakan adalah dasu mengeluarkan yang merupakan verba godan doshi yang diakhiri dengan bentuk kamus -su. Kemudian kata kerja dasu berubah menjadi bentuk te menjadi dashite, dan ditambahkan dengan shimatta. Jadi pada data (1) di atas, fukushi omowazu berfungsi untuk menerangkan kata kerja yang menunjukkan suatu penyesalan yang dilakukan oleh pembicara dengan mengeluarkan suara yang keras. Pembicara sama sekali tidak ada maksud untuk berbicara dengan suara yang keras, tetapi tanpa sengaja pembicara malah mengeluarkan suara yang besar. Hal tersebut dilakukan tanpa kesadaran oleh pembicara sebelumnya sehingga secara alami dilakukan. 5.2 Menerangkan kata kerja bentuk lampau biasa, kata kerja bentuk selesai waktu lampau, serta menyatakan sesuatu dilakukan secara tiba-tiba spontan. (2) 野良犬はよってきて 思わず 飛び退いた Nora inu wa yotte kite, omowazu, tobinoita dan 120

anjing liar tiba-tiba datang mendekat ke arah saya. Secara spontan saya mundur ke belakang karena diserang oleh anjing tersebut (kuesioner 14) Pada data (2), kata kerja dasar yang digunakan adalah tobinoku mundur ke belakang yang merupakan verba godan doshi yang diakhiri dengan bentuk kamus -ku. Kemudian kata kerja tobinoku berubah menjadi bentuk lampau biasa menjadi tobinoita. Pada data di atas, kata kerja yang menerangkan fukushi omowazu tidak menggunakan bentuk te yang ditambahkan dengan shimatta, tetapi hanya menggunakan kata kerja lampau bentuk biasa tobinoita. Jadi pada data di atas, fukushi omowazu hanya berfungsi untuk menerangkan kata kerja yang menunjukkan suatu kejadian yang sudah terjadi. Fukushi omowazu menunjukkan sesuatu yang terjadi secara tiba-tiba dan cepat. Seekor anjing liar secara perlahan-lahan mendekat ke arah pembicara, tetapi diluar dugaan anjing tersebut malah menyerang pembicara. Pembicara pun secara spontan terkejut dan mundur ke belakang untuk menghindari serangan anjing liar tersebut. Kejadian tersebut di luar dugaan pembicara dan sama sekali tidak diharapkan. 5.3 Menerangkan kata kerja bentuk selesai lampau dan penyesalan, serta menyatakan sesuatu dilakukan tanpa sengaja. (3) 面白いテレビ番組があったので つい 見てしまった Omoshiroi terebi bangumi ga atta node tsui mite shimatta karena ada acara televisi yang menarik, tanpa sadar saya malah menontonnya (kuesioner 33) Pada data (3) digunakan kata kerja dasar miru melihat yang merupakan verba ichidan doshi yang diakhiri dengan bentuk kamus -iru. Kemudian kata kerja miru berubah menjadi bentuk te menjadi mite, dan ditambahkan dengan shimatta. Jadi pada data (3), fukushi tsui mempunyai fungsi yang hampir sama dengan fukushi omowazu yang dijelaskan sebelumnya, yakni berfungsi untuk menerangkan kata kerja yang menunjukkan suatu ketidaksengajaan yang dilakukan oleh pembicara. Fukushi tsui di atas menunjukkan ketidaksengajaan pembicara. Sebelumnya pembicara sama sekali tidak ada maksud untuk menonton televisi. Karena ada acara televisi yang menarik, tanpa sadar dan tidak sengaja pembicara malah menjadi asyik dengan acara tersebut. 121

5.4 Menerangkan kata kerja bentuk selesai lampau dan penyesalan, serta menyatakan sesuatu yang dilakukan secara tidak sengaja. (4) 美味しかったので つい 食べ過ぎてしまった Oishikatta node, tsui tabesugite shimatta karena enak, tanpa sengaja saya terlalu banyak makan (kuesioner 33) Pada data (4), kata kerja dasar yang digunakan adalah taberu makan yang merupakan verba ichidan doushi yang diakhiri dengan bentuk kamus -eru. Kemudian kata kerja taberu berubah menjadi bentuk te menjadi tabete, dan ditambahkan dengan shimatta. Jadi pada data (4) di atas, fukushi tsui berfungsi untuk menerangkan kata kerja yang menunjukkan suatu penyesalan yang dilakukan oleh pembicara dengan makan terlalu banyak. Pada data (4), menunjukkan ketidaksadaran pembicara. Padahal pembicara tidak ada maksud untuk makan terlalu banyak, tetapi karena makanannya enak jadi tanpa sadar pembicara malah makan terlalu banyak 5.5 Menerangkan kata kerja bentuk selesai lampau dan penyesalan, serta diikuti dengan fukushi yang digandakan. (5) 煙草をやめていたのに つい うっかり 吸ってしまった Tabako wo yamete ita noni, tsui ukkari sutte shimatta. padahal sudah berhenti merokok, tetapi tanpa sadar dan tanpa sengaja pembicara malah menghisap rokok lagi. (kuesioner 29) Pada data (5), kata kerja dasar yang digunakan adalah suu menghisap yang merupakan verba godan doshi yang diakhiri dengan bentuk kamus -u. Kemudian kata kerja suu berubah menjadi bentuk te menjadi sutte, dan ditambahkan dengan shimatta. Berbeda dengan data-data sebelumnya, fukushi tsui pada data (5) diikuti oleh fukushi ukkari yang berfungsi untuk lebih menekankan makna dan memperkuat fungsi tsui yang menjelaskan kata kerja sutte shimatta. Jadi pada data (5), fukushi tsui ukkari berfungsi untuk menerangkan kata kerja yang menunjukkan suatu penyesalan yang lebih kuat yang dilakukan oleh pembicara dengan menghisap rokok secara tidak sadar. Pada data (5), pembicara sudah bermaksud untuk berhenti merokok dan mungkin pembicara sudah tahu bahwa merokok itu tidak baik untuk kesehatan. 122

Mungkin kebetulan melihat orang lain merokok atau ditawarkan merokok oleh orang lain, tanpa sadar pembicara malah merokok lagi. Pada data (5), fukushi tsui diikuti oleh fukushi ukkari yang menunjukkan suatu penekanan terhadap kata kerja sutte shimatta dan lebih menguatkan arti dari fukushi tsui. 5.6 Menerangkan kata kerja positif biasa, kata kerja bentuk selesai lampau, kata kerja bentuk selesai biasa, serta menunjukkan sesuatu yang dilakukan tanpa sadar. (6) うっかりものとよく言われる Ukkari mono to yoku iwareru. tanpa sadar, saya sering mengucapkan sesuatu yang tidak seharusnya diucapkan. (kuesioner 11) Pada data (6), kata kerja dasar yang digunakan adalah iu mengatakan yang merupakan verba godan doshi yang diakhiri dengan bentuk kamus -u. Kemudian kata kerja iu berubah menjadi bentuk pasif positif menjadi iwareru. Jadi pada data (6) di atas, fukushi ukkari berfungsi untuk menerangkan kata kerja pasif positif yang menunjukkan suatu penyesalan yang dilakukan oleh pembicara dengan sering mengucapkan sesuatu yang tidak seharusnya diucapkan. Fukushi ukkari pada data (6), menunjukkan suatu kebiasaan yang diucapkan secara tidak sadar oleh pembicara. Kadang-kadang pembicara secara tidak sengaja mengucapkan hal-hal yang seharusnya tidak perlu diucapkan. 5.7 Menerangkan kata kerja bentuk selesai lampau, serta menunjukkan sesuatu dilakukan dengan ceroboh. (7) うっかり 水を零してしまった Ukkari mizu wo koboshite shimatta dengan ceroboh saya menumpahkan air. (kuesioner 33) Pada data (7), kata kerja dasar yang digunakan adalah kobosu menumpahkan yang merupakan verba godan doshi yang diakhiri dengan bentuk kamus -su. Kemudian kata kerja kobosu berubah menjadi bentuk te menjadi koboshite, dan ditambahkan 123

dengan shimatta. Jadi pada data (7) di atas, fukushi ukkari berfungsi untuk menerangkan kata kerja yang menunjukkan suatu penyesalan yang dilakukan oleh pembicara dengan menumpahkan air secara tidak sengaja dan ceroboh. Pada data (7), menunjukkan kecerobohan yang dilakukan pembicara. Karena kurang konsentrasi, ketika ingin mengisi air ke dalam gelas, tanpa sengaja malah menumpahkan air tersebut. 6. Kesimpulan Fukushi omowazu menerangkan kata kerja bentuk lampau biasa ~ta, kata kerja bentuk sedang lampau ~te~ita, dan kata kerja bentuk ~te shimatta yang menyatakan suatu perbuatan yang sudah benar-benar selesai. Selain itu, terdapat 1 buah kalimat dari struktur omowazu yang tidak sesuai dengan teori, yakni fukushi omowazu yang di letakkan di depan kalimat. Omowazu ketika digunakan dalam kalimat memiliki makna : sesuatu yang sama sekali tidak direncanakan, tiba-tiba, spontan dan tidak sengaja. Fukushi tsui menerangkan kata kerja bentuk lampau biasa ~ta, dan kata kerja bentuk ~te shimatta yang menyatakan suatu perbuatan yang sudah benar-benar selesai. Selain itu, terdapat beberapa kalimat dari struktur tsui (kecerobohan dan ketidaksengajaan) yang tidak sesuai dengan teori, yakni fukushi tsui yang di letakkan di depan kalimat. Tsui ketika digunakan dalam kalimat memiliki makna : tanpa sadar, ketidaksengajaan, kurang hati-hati dan kecerobohan. Fukushi ukkari menerangkan kata kerja bentuk kamus, kata kerja bentuk ~te shimau yang menyatakan perbuatan yang akan selesai dan kata kerja bentuk selesai ~te shimatta yang menyatakan suatu perbuatan yang sudah benar-benar selesai. Hampir semua data-data dari fukushi ukkari di letakkan di depan kalimat dengan variasi perubahan bentuk, seperti : ukkari shite, ukkari shite ite atau ukkari shite iru to dalam konteks yang berbeda. Tsui ukkari dan tsui tsui juga hanya bisa digabungkan dengan kata kerja saja. Ukkari ketika digunakan dalam kalimat memiliki makna yang sama dengan tsui, yakni : tanpa sadar, kurang hati-hati dan kecerobohan. Tsui ukkari dan tsui tsui mempunyai makna yang hampir sama. Jika fukushi tsui ukkari atau tsui tsui digandakan dua kali, maka fukushi tersebut lebih menekankan dan menguatkan kata kerja yang mengikutinya. Ditinjau dari segi substitusinya, fukushi omowazu yang menyatakan sesuatu hal yang dilakukan dengan spontan dan tiba-tiba tidak bisa 124

digantikan dengan tsui maupun ukkari karena pada umumnya kata kerja yang mengikuti fukushi omowazu berupa kata kerja gerak dan mengeluarkan suara seperti : sakebu berteriak, warau tertawa, naku menangis dan okoru marah. Tetapi ketiga fukushi ini bisa saling menggantikan ketika menggunakan kata kerja dalam kalimat tabako wo suu menghisap rokok. 7. Daftar Pustaka Masuoka, Takashi dan Takubo, Yukinori, 1989. Kiso Nihongo Bunpou, Japan : Kuroshio. Pateda,Mansoer.2001. Semantik Leksikal. Jakarta:Rineka Cipta. Seichi, Makino dan Michio, Tsutsui. 2008. A Dictionary of Advance Japanese Grammar. Japan: Japan Times. Sudaryanto.1988. Metode Linguistik Bagian Kedua. Yogyakarta: Gadjah University Press. Mada Sudaryanto.1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. 125