BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap manusia terlahir dengan karunia berupa kecerdasan. Kecerdasan tersebut terdapat pada sistem syaraf yang ada pada diri manusia yaitu otak. Otak tersebut juga yang membedakan kecerdasan atau kemampuan berfikir manusia dengan makhuk hidup lainnya. Di tinjau dari fungsinya, otak manusia terdiri dari dua bagian, yaitu otak kanan dan otak kiri. Masing-masing bagian tersebut mempunyai nilai fungsi yang berbeda. Otak kiri yang dominan digunakan untuk menganalisa dan mempertimbangkan segala sesuatu berdasar logika serta otak bagian kanan yang didominasi untuk berbagai hal yang berhubungan dengan emosi, kreativitas serta berbagai selera seni lainnya. Selain organ otak, dalam tubuh manusia juga terdapat kemampuan motorik halus dan motorik kasar. Kedua kemampuan motorik tersebut harus senantiasa dirangsang bahkan sejak dini untuk mencapai daya tangkap, kemampuan dan ketrampilan manusia secara optimal. Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar, sebagian besar atau seluruh anggota tubuh, yang dipengaruhi oleh usia, berat badan dan perkembangan anak secara fisik. Sebaliknya, motorik halus adalah kemampuan yang berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata-tangan. (sumber : www.parenting.co.id). Untuk mencapai perkembangan diri yang optimal dimasa dewasa, setiap manusia hendaknya senantiasa dirangsang untuk mengasah dua hal penting sejak 1
2 dari masa anak-anak, yaitu kemampuan intelektual dan kreativitas. Untuk kemampuan intelektual sendiri, anak-anak bisa mendapatkan asahan dari lembaga pendidikan formal yaitu sekolah. Tetapi tidak demikian halnya untuk mengasah kemampuan kreativitas, karena itu dibutuhkan sebuah wadah atau tempat yang mampu mengajarkan, mengasah dan merangsang kreativitas anak-anak demi mengembangkan ketrampilan yang dimiliki. Ketrampilan amat dibutuhkan sebagai persiapan diri dalam menyongsong pasar bebas yang sudah mulai diberlakukan. Pada era pasar bebas saat ini, ketrampilan dalam bidang kreativitas sangat dibutuhkan. Maka dari itu, berbagai subsektor dibidang ketrampilan dalam berkreativitas bisa diajarkan kepada anak-anak sejak usia dini. Indonesia melalui lembaga yang dibentuk oleh pemerintah yang diberi nama Badan Ekonomi Kreatif, telah memilah industri kreatif menjadi 15 cakupan subsektor yaitu, Periklanan, Arsitektur, Pasar Barang Seni, Kerajinan, Desain, Fashion, Video, Film dan Fotografi, Permainan Interaktif, Musik, Seni Pertunjukkan, Penerbitan dan Percetakan, Layanan Komputer dan Piranti Lunak, Televisi dan Radio, Riset dan Pengembangan serta yang terakhir adalah Kuliner. Berbagai sektor tersebut butuh disatukan menjadi satu wadah yang mampu memberikan pengajaran sejak masa anak-anak dalam mengembangkan ketrampilan yang dimiliki. Hadir di Kota Pasuruan Jawa Timur, sebuah lembaga pendidikan non formal yang mampu memberikan pendampingan dan pengajaran untuk anak-anak dalam mengembangkan ketrampilan yang dimiliki. Dinodin Kids Club hadir dan berkomitmen memberikan pengajaran atau pelatihan untuk anak dalam rentang usia sekolah dasar yang ingin mengembangkan berbagai ketrampilan dengan
3 tenaga pengajar yang ahli dibidangnya serta sangat memahami dunia anak. Melalui berbagai program atau kelas yang disediakan, Dinodin Kids Club menawarkan sebuah hasil ketrampilan anak diberbagai bidang diantaranya Cooking Class, Graphic Design Class, Design Product Class, Sains Class, Jurnalism Class, Photography Class, Fun Sewing Class dan lain sebagainya. Setelah beroperasional hingga memasuki tahun kedua, bahkan kini sedang dalam proses rintisan untuk pembukaan cabang dibeberapa kota seperti Jember dan Madiun, Jawa Timur, Dinodin Kids Club, belum terlalu dikenal oleh masyarakat luas karena kurangnya promosi atau pemasaran yang mengenalkan Dinodin Kids Club kepada masyarakat yang sekaligus memberikan pengertian kepada masyarakat akan pentingnya mengasah ketrampilan anak sejak usia dini. Maka dari itu, Dinodin Kids Club membutuhkan kampanye berupa promosi demi memperkenalkan berbagai manfaat program yang ditawarkan serta pentingnya mengasah ketrampilan anak sejak usia dini. Promosi yang dilakukan bisa dengan berbagai cara atau jenis dengan menggunakan berbagai media desain komunikasi visual. Oleh sebab itu dari uraian umum seputar Dinodin Kids Club beserta permasalahan yang ada maka judul dari konsep ini yaitu Perancangan Komunikasi Visual Promosi Dinodin Kids Club Kota Pasuruan Jawa Timur.
4 B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas, dapat disimpulkan bahwa masalah yang dihadapi dalam mempromosikan Dinodin Kids Club adalah: 1. Bagaimana merancang komunikasi visual untuk promosi Dinodin Kids Club sebagai lembaga pendidikan ketrampilan anak? 2. Bagaimana pemilihan media yang sesuai untuk strategi promosi Dinodin Kids Club sebagai lembaga pendidikan ketrampilan anak? C. Tujuan Perancangan Berdasarkan rumusan masalah yang ditemui dalam konsep perancangan ini, maka tujuan dari konsep perancangan ini adalah untuk memperkenalkan Dinodin Kids Club sebagai lembaga pendidikan ketrampilan anak yang melatih kreativitas anak kepada para target audience. D. Manfaat Perancangan Melalui perancangan ini diharapkan mampu memberikan pemahaman kepada para orang tua yang memiliki anak dalam rentang usia Sekolah Dasar di Kota Pasuruan dan sekitarnya akan pentingnya mengasah bakat dan kreativitas anak sejak kecil, serta melalui berbagai media yang dipilih mampu menampilkan berbagai kelebihan dan manfaat yang ditawarkan oleh Dinodin Kids Club yang pada akhirnya mampu meningkatkan keuntungan bagi Dinodin Kids Club sebagai sebuah badan usaha.
5 E. Metode Peneltitian Tahap pertama penulis melakukan pengenalan terhadap objek dan mengidentifikasi latar belakang atau masalah, hal ini dimaksudnya agar penulis dapat menemukan berbagai permasalah yang nantinya bisa di pecahkan dengan kontribusi bidang ilmu Desain Komunikasi Visual. Setelahnya penulis akan mengumpulkan berbagai referensi, pustaka dan teori keilmuan yang relevan dengan permasalahan yang ditemukan pada objek riset. Berikutnya data, dokumen dan hasil analisis tersebut akan diolah sebagai batu loncatan dalam menyusun konsep karya hingga akhirnya tahap akhir berupa visualisasi karya. Seperti yang digambarkan pada bagan berikut ini : Bagan 1. Kerangka pemikiran konsep Penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif. Data dalam penelitian kualitatif bersifat deskriptif, bukan angka. Data dapat berupa gejalagejala, kejadian ataupun peristiwa yang kemudian akan dianalisis dalam bentuk kategori-kategori (Sarwono, Jonathan, Hary Lubis, 2007:18). Penelitian deskriptif hanyalah memaparkan situasi atau peristiwa. Penelitian ini tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak menguji hipotesis atau membuat prediksi (Jalaluddin Rakhmat, 1999: 24). Titik berat pada penelitian metode ini adalah observasi dan suasana alamiah.
6 1. Objek dan Subjek Penelitian Dalam hal ini penulis mengambil objek penelitian yaitu Dinodin Kids Club, serta subjek penelitian yang dituju adalah pemilik dan pengelola lembaga ketrampilan anak Dinodin Kids Club. 2. Sasaran dan Lokasi Penelitian Sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian ini selain pada pemilik dan jajaran pengelola serta calon orang tua siswa dari Dinodin Kids Club. Dengan target audiens adalah masyarakat yang mempunyai putra/putri dalam rentang usia siswa Sekolah Dasar di sekitar Kota Pasuruan, Jawa Timur dan sekitarnya. 3. Jenis Data dan Sumber data a. Data Primer, berupa teks hasil wawancara yang diperoleh melalui wawancara dengan informan yang dijadikan sampel penelitian. Data dapat direkam atau dicatat oleh peneliti. b. Data Sekunder, berupa data-data yang sudah tersedia dan dapat diperoleh peneliti dengan cara membaca, melihat atau mendengarkan. Termasuk dalam kategori data ini ialah: 1) Data bentuk teks : dokumen, pengumuman, surat-surat, serta berbagai berkas yang berhubungan dengan Dinodin Kids Club. 2) Data bentuk gambar : foto kegiatan, brosur, dan berbagai media promosi cetak yang pernah dilakukan. 3) Data bentuk suara : hasil rekaman wawancara dalam bentuk digital. 4) Kombinasi teks, gambar, dan suara berbagai video dokumentasi kegiatan yang pernah dilakukan oleh Dinodin Kids Club.
7 4. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah membedakan data kualitatif sebagai data primer dan sekunder. (Sarwono, Jonathan, Hary Lubis, 2007) 5. Analisis Data Untuk lebih memetakan kelebihan dan kekurangan dari lembaga ketrampilan anak Dinodin Kids Club, penelitian ini menggunakan analisis SWOT. Analisis SWOT terutama dipergunakan untuk menilai dan menilai ulang suatu hal yang telah ada dan telah diputuskan sebelumnya dengan tujuan meminimumkan resiko yang mungkin timbul. (Sarwono, Jonatan, Hary Lubis, 2007:18). 6. Sistematika Penulisan Bab I. Pendahuluan Berisi latar belakang, rumusan masalah, tujuan dan manfaat perancangan, kerangka pikir dan metode penelitian. Bab II. Bab III. Kajian Teori Identifikasi Data Berisi data objek perancangan, instansi/lembaga terkait, target, kompetitor, dan analisis SWOT. Bab IV. Konsep Perancangan Berisi konsep karya, konsep perancangan, teknik pelaksanaan, dan visualisasi. Bab V. Bab VI. Pengantar Karya Penutup