SURVEI PERSEPSI PASAR

dokumen-dokumen yang mirip
SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan II 2006

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PERSEPSI PASAR. Triwulan IV

SURVEI PERSEPSI PASAR

Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV Perkiraan Tw. I Perkiraan Kondisi Ekonomi Realisasi

SURVEI PERSEPSI PASAR

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI

SURVEI PROYEKSI INDIKATOR MAKRO EKONOMI

INDONESIA PADA GUBERNUR BANK PANITIA ANGGARAN SEMESTER

ANALISIS Perkembangan Indikator Ekonomi Ma kro Semester I 2007 Dan Prognosisi Semester II 2007

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

1. Tinjauan Umum

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

ANALISIS TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan IV

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran, Triwulan III

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Sekalipun pengaruh aktifitas ekonomi Indonesia tidak besar terhadap

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN 2011

PERKEMBANGAN EKONOMI, KETENAGAKERJAAN, DAN KEMISKINAN

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

MEMINIMALISIR DEPRESIASI NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA

DAFTAR ISI... HALAMAN DAFTAR TABEL... DAFTAR GRAFIK... DAFTAR BOKS... KATA PENGANTAR...

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. motor penggerak perekonomian nasional. Perdagangan internasional dapat

BAB I PENDAHULUAN. dan mengatur kegiatan perekonomian suatu negara, termasuk pemerintah

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

Ringkasan eksekutif: Di tengah volatilitas dunia

BAB I PENDAHULUAN. 2. untuk mencapai tingkat kestabilan harga secara mantap. 3. untuk mengatasi masalah pengangguran.

ANALISIS KEBIJAKAN FISKAL/KEUANGAN DAN EKONOMI MAKRO TAHUN 2010

LAPORAN PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO SAMPAI DENGAN TRIWULAN I/2001 DAN PROYEKSI PERTUMBUHAN EKONOMI TAHUN 2001

I. PENDAHULUAN. jasa. Oleh karena itu, sektor riil ini disebut juga dengan istilah pasar barang. Sisi

BAB I PENDAHULUAN. Sehubungan dengan fenomena shock ini adalah sangat menarik berbicara tentang

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

Boks Dampak Krisis Ekonomi Global terhadap Perbankan Kalsel

SURVEI PERBANKAN KONDISI TRIWULAN IV I II III IV I II III IV

PERKEMBANGAN MONETER, PERBANKAN DAN SISTEM PEMBAYARAN TRIWULAN III 2003

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

SURVEI KONSUMEN. September 2006

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perekonomian secara umum.

BAB II PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO TAHUN

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

Perekonomian Suatu Negara

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada tahun memberikan dampak pada

SURVEI KREDIT PERBANKAN

SURVEI KREDIT PERBANKAN

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

PEREKONOMIAN INDONESIA TAHUN 2007: PROSPEK DAN KEBIJAKAN

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

BAB 35 PERKEMBANGAN EKONOMI MAKRO DAN PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Sebagai negara berkembang, Indonesia membutuhkan dana yang tidak

BAB IV ANALISIS FLUKTUASI NILAI TUKAR RUPIAH DAN PENGARUHNYA TERHADAP DEPOSITO MUDHARABAH PERIODE

Analisis Asumsi Makro Ekonomi RAPBN Nomor. 01/ A/B.AN/VI/2007 BIRO ANALISA ANGGARAN DAN PELAKSANAAN APBN SETJEN DPR RI

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan tingginya ketidakpastian perekonomian global, nilai tukar

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

PERKEMBANGAN TRIWULAN PEREKONOMIAN INDONESIA Keberlanjutan ditengah gejolak. Juni 2010

KONDISI TRIWULAN II-2007

I. PENDAHULUAN. Krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 merupakan. dampak lemahnya fundamental perekonomian Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Sebagai negara yang menganut sistem perekonomian terbuka,

ANALISA TRIWULANAN: Perkembangan Moneter, Perbankan dan Sistem Pembayaran

BAB I PENDAHULUAN. cenderung mengakibatkan gejolak ekonomi moneter karena inflasi akan

BAB I PENDAHULUAN. diakibatkan oleh adanya currency turmoil, yang melanda Thailand dan menyebar

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

I. PENDAHULUAN. makro, yaitu pertumbuhan ekonomi yang tinggi, stabilitas harga, pemerataan

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

BAB I PENDAHULUAN. di Amerika Serikat merupakan topik pembicaraan yang menarik hampir di

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q2

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

BANK INDONESIA. Telepon : (sirkulasi) Fax. : Website :

I. PENDAHULUAN. sembilan persen pertahun hingga disebut sebagai salah satu the Asian miracle

Prediksi Tingkat Suku Bunga SPN 3 Bulan 6,3%

BAB I PENDAHULUAN. Cadangan devisa merupakan salah satu indikator yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. 2001, maka setiap daerah mempunyai kewenangan yang lebih luas dalam

BAB I PENDAHULUAN. dilihat dari pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi merupakan cerminan

SURVEI HARGA PROPERTI RESIDENSIAL

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2017 Q1

LPEM LAPORAN TRIWULAN PEREKONOMIAN 2016 Q3

BAB III ASUMSI-ASUMSI DASAR DALAM PENYUSUNAN RANCANGAN ANGGARAN PENDAPATAN DAN BELANJA DAERAH (RAPBD)

BAB I PENDAHULUAN. seberapa besar kontribusi perdagangan internasional yang telah dilakukan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. banyak diminati oleh para investor karena saham tersebut sangat liquid. Sahamsaham

SURVEI KONSUMEN. Indeks Keyakinan Konsumen

SURVEI KEGIATAN DUNIA USAHA

KONDISI TRIWULAN I I II III IV I II III IV I

BAB I PENDAHULUAN. untuk menciptakan kemandirian dalam pembiayaan pembangunan dengan. mengurangi ketergantungan pada sumber dana luar negeri.

I. PENDAHULUAN. Hal ini dilakukan karena penerimaan pemerintah yang berasal dari pajak tidak

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Kebijakan fiskal merupakan salah satu kebijakan dalam mengatur kegiatan

Ringkasan eksekutif: Tekanan meningkat

BAB I PENDAHULUAN. BI Rate yang diumumkan kepada publik mencerminkan stance kebijakan moneter

BAB V. Kesimpulan dan Saran. 1. Guncangan harga minyak berpengaruh positif terhadap produk domestik

Transkripsi:

1 SURVEI PERSEPSI PASAR Triwulan III 2010 Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diperkirakan sebesar 6,1%. Inflasi berada pada kisaran 6,1-6,5% Perkembangan ekonomi global dan domestik yang semakin membaik, kinerja neraca perdagangan yang meningkat, serta perkembangan konsumsi rumah tangga yang relatif baik diperkirakan akan menyokong pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 tumbuh lebih baik dibandingkan tahun 2009. Mayoritas responden optimis pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2009 dan berada diatas 5,5% (rata-rata sebesar 6,1%). Sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi, tekanan harga tahun 2010 diperkirakan lebih tinggi dibandingkan tahun 2009, dan mencapai kisaran 6,1-6,5%. Disisi lain, nilai tukar Rupiah terhadap USD diperkirakan relatif stabil pada kisaran Rp9.001-9.500/USD. Tingkat pengangguran diperkirakan akan menurun dan berada dibawah 8,1% atau rata-rata sebesar 7,4%. Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2010 diperkirakan akan berada pada kisaran 5,6-6,0%. Tekanan terhadap harga umum diperkirakan lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yaitu diatas 5,5% (rata-rata sebesar 6,3%). Sementara itu, nilai tukar Rupiah terhadap USD pada triwulan IV-2010 diperkirakan oleh mayoritas responden berada pada kisaran Rp9.001-9.500/USD, sedangkan sebagian responden memperkirakan terjadi penguatan Rupiah pada level dibawah Rp9.000,- (rata-rata Rp8.879/USD). Perbaikan ekonomi makro diperkirakan akan terus berlanjut sebagaimana tercermin dari ekspektasi mayoritas responden bahwa kondisi makro ekonomi tahun 2011 akan lebih baik dibandingkan tahun 2010. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 diperkirakan berada pada kisaran 6,1-6,5%, atau lebih tinggi dibandingkan perkiraan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010. Laju inflasi tahun 2011 diperkirakan pada kisaran 5,6-6,5%. Tingkat pengangguran akan berada dibawah 8,1% (rata-rata sebesar 7,2%). Dari sisi eksternal, penguatan nilai tukar Rupiah terhadap USD akan stabil pada kisaran Rp9.001-9.500/USD. Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro Triwulan IV-2010 Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2010 diperkirakan sebesar 5,6-6,0% Pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2010 diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan triwulan III-2010. Berdasarkan hasil Survei Persepsi Pasar periode triwulan III-2010 dengan jumlah responden sebanyak 69 orang dari total responden aktif sebanyak 75 responden menunjukkan bahwa sebagian besar responden (69,7%) memperkirakan aktivitas perekonomian pada triwulan IV-2010 akan lebih baik dibandingkan triwulan III-2010. Mayoritas responden (53,7%) memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada triwulan IV-2010 akan berada pada kisaran 5,6-6,0%, atau relatif sama dibandingkan perkiraan pertumbuhan ekonomi pada triwulan III-2010. Sementara itu sebanyak 31,3% responden optimis pertumbuhan ekonomi akan mencapai angka diatas 6,0% dengan rata-rata sebesar 6,3%. Metodologi Survei Persepsi Pasar merupakan survei triwulanan yang dilaksanakan sejak Triwulan IV-2001 terhadap responden yang terdiri dari para ekonom, pengamat/peneliti ekonomi, analis pasar uang/modal serta akademisi. Responden dipilih berdasarkan metode purposive sampling. Saat ini responden survei berjumlah sekitar 100 orang yang tersebar di kota Jakarta, Bandung, Semarang, Bandar Lampung, Surabaya, Yogyakarta, Medan, Padang, Palembang, Denpasar, Banjarmasin, Makasar, Manado dan Kendari. Pengumpulan data dilakukan melalui mail, faksimili maupun e-mail. Response rate setiap periode survei berkisar antara 65%-80%. Hasil survei disajikan dengan metode pooling (persentase responden yang menjawab paling banyak). Sebagai informasi, survei dilakukan pada pertengahan periode survei, misalnya: penyebaran kuesioner pada survei pada triwulan II-2010 dimulai sejak akhir Mei 2010. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 1

Tekanan terhadap harga umum diperkirakan akan lebih tinggi dari triwulan sebelumnya yaitu diatas 5,5% dengan rata-rata sebesar 6,3%. Kenaikan harga umum terkait perayaan hari besar keagamaan, perayaan akhir tahun, dan kenaikan harga bahan makanan pokok terkait ketidakpastian musim ditengarai telah mempengaruhi ekspektasi responden terhadap kenaikan harga ke depan. Sebagian besar responden (41,2%) memperkirakan inflasi tahunan pada triwulan IV-2010 akan diatas 5,5% dengan rata-rata sebesar 6,3%. Sementara itu, sebanyak 29,4% responden memperkirakan inflasi akan berada pada kisaran (5,1-5,5%), sebanyak 14,7% menyatakan inflasi akan berada pada kisaran 4,6-5,0%, dan sebanyak 7,4% responden optimis inflasi hanya akan mencapai kisaran 4,1-4,5%. Tabel 1 Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi Triwulanan No. Indikator Ekonomi Realisasi Perkiraan Hasil Survei Tw. I-2010 Tw. I-2010 Tw. II-2010 Tw. III-2010 Tw. IV-2010 1. Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) 5,69%*** 4,1-4,5% 5,1-5,5% 5,6-6,0% 5,6% - 6,0% 2. Inflasi (y-o-y) 3,43% <6,1%, rata-rata 4,0% 2,1-3,5% 4,1-4,5% >5,5%, rata-rata 6,3% 3. Nilai Tukar Rp/USD Rp 9.254 Rp 9.501-10.000 Rp 9.001-9.500 Rp 9.001-9.500 Rp 9.001-9.500 4. Transaksi Berjalan (% surplus/defisit dari PDB) 0,95%*** 0,1-1,5% 1,6-3,0% 0,1-1,5% 0,1-1,5% Keterangan : *) : angka sementara ***) : angka sangat sangat sementara Nilai tukar Rupiah terhadap USD pada triwulan IV-2010 diperkirakan masih stabil pada kisaran Rp9.001-9.500/USD. Mayoritas responden (68,7%) memperkirakan nilai tukar Rupiah terhadap USD pada triwulan IV-2010 akan relatif stabil pada kisaran Rp9.001-9.500/USD. Sementara itu, terdapat sebanyak 23,9% responden yang optimis penguatan Rupiah akan mencapai <Rp9.000/USD dengan rata-rata sebesar Rp8.879/USD. Surplus transaksi berjalan pada triwulan IV-2010 diperkirakan pada range 0,1-1,5% terhadap PDB. Dari sisi eksternal, rasio transaksi berjalan pada triwulan IV-2010 diperkirakan masih akan mengalami surplus sebesar 0,1-1,5% terhadap PDB, diperkirakan oleh sebanyak 59,1% responden. Sementara itu, terdapat sebanyak 22,7% responden yang optimis bahwa surplus transaksi berjalan akan mencapai kisaran 1,6-3,0% terhadap PDB. Pemulihan ekonomi global yang diikuti dengan trend kenaikan ekspor barang pada tahun 2010 ditengarai mempengaruhi ekspektasi responden akan kenaikan surplus pada transaksi berjalan. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 2

Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro 2010 Pertumbuhan ekonomi tahun 2010 diperkirakan akan mencapai 6,1%, atau lebih baik dibandingkan kondisi tahun 2009 Mayoritas responden optimis pertumbuhan perekonomian tahun 2010 akan mencapai 6,1%, lebih baik dibandingkan pertumbuhan tahun 2009 yang mencapai 4,5%. Perkembangan ekonomi global dan domestik yang semakin membaik, kinerja neraca perdagangan yang meningkat, serta perkembangan konsumsi rumah tangga yang relatif baik diperkirakan akan menyokong pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 untuk tumbuh lebih baik dibandingkan tahun 2009. Sebagian besar responden (62,1%) optimis bahwa pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2009 yaitu akan berada diatas 5,5% dengan rata-rata sebesar 6,1%. Perkiraan tersebut berada pada kisaran perkiraan Bank Indonesia (6,0-6,3%), namun sedikit diatas asumsi makro APBN-P 2010 (5,8%). Terdapat sebanyak 25,8% responden yang memperkirakan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 akan berada pada kisaran 5,1-5,5%. Sementara itu, sebanyak 7,6% responden memprediksikan pertumbuhan ekonomi akan tumbuh pada level yang lebih rendah yaitu sebesar 4,6-5,0%. Faktor-faktor yang dianggap oleh mayoritas responden merupakan penghambat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010 untuk tumbuh lebih tinggi berasal dari faktor internal (antara lain: korupsi, lemahnya penegakan hukum, dan kurangnya Sumber Daya Manusia yang bersih & profesional), faktor eksternal (perekonomian dunia yang masih lesu), dan faktor politik (masalah yang terkait dengan otonomi daerah). Sejalan dengan peningkatan pertumbuhan ekonomi, inflasi tahun 2010 diperkirakan akan lebih tinggi dibandingkan tahun 2009, berada pada kisaran 6,1-6,5%. Sebagian besar responden (37,9%) memprediksikan tekanan harga pada tahun 2010 akan lebih tinggi dibandingkan 2009 dan akan berada pada kisaran 6,1-6,5%, atau lebih tinggi dibandingkan perkiraan hasil survei sebelumnya (5,1-5,5%). Perkiraan tersebut lebih tinggi dibandingkan target Bank Indonesia (5%±1%) dan asumsi makro APBN-P 2010 sebesar 5,3%. Sementara itu, terdapat sebanyak 21,2% responden yang memperkirakan inflasi akan berada pada kisaran 5,6-6,0%, terdapat sebanyak 18,2% responden memprediksikan inflasi akan berada pada range 5,1-5,5% dan sebanyak 6,1% responden optimis inflasi hanya mencapai kisaran 4,6-5,0%. Tabel 2 Perkembangan Beberapa Indikator Ekonomi 2009, Perkiraan Tahun 2010, Perkiraan Bank Indonesia, dan Asumsi Makro APBN 2010 Realisasi Perkiraan 2009 Perkiraan 2010 No. Indikator Ekonomi Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei 2009 akhir tw III-2009 akhir tw IV-2009 akhir tw I-2010 akhir tw II-2010 akhir tw III-2010 Perkiraan Bank Indonesia 1 Asumsi Makro APBN-P 2010 2 1. Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) 4,55%*** 4,1-4,5% 5,1-5,5% 5,1-5,5% 5,1-5,5% >5,5%, rata-rata 6,1% 6,0-6,3% 5,8% 2. Inflasi (y-o-y) 2,78% 5,1-5,5% 5,1-5,5% 5,1-5,5% 5,1-5,5% 6,1% - 6,5% 5±1% 5,3% 3. Nilai Tukar Rp/USD Rp 10.374 Rp10.001-10.500 Rp 9.501-10.000 Rp 9.001-9.500 Rp 9.001-9.500 Rp 9.001-9.500 n/a Rp 9.200 4. Transaksi Berjalan (% surplus/defisit dari PDB) 1,79% 0,1-1,5% 1,6-3,0% 1,6-3,0% 0,1-1,5% 0,1-1,5% n/a n/a 5. Anggaran Pemerintah (% surplus/defisit dari PDB) (1,55%) (0,1-0,5%) (1,6-2,5%) (1,6-2,0%) (1,6-2,0%) (1,6-2,0%) n/a (2,1%) 6. Tingkat Pengangguran 7,87% 8,1-9,0% 8,1-9,0% 8,1-9,0% < 8,1%, rata-rata 7,35% <8,1%, rata-rata 7,4% n/a n/a Keterangan : ***) : angka sangat sementara n/a : data belum tersedia 1) : Laporan Kebijakan Moneter Triwulan III-2010 2) : Telah disyahkan oleh Rapat Paripurna 3 Mei 2010 Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 3

Di sisi eksternal, responden memperkirakan bahwa transaksi berjalan pada tahun 2010 akan mengalami surplus pada kisaran 0,1-1,5% dari PDB. Kondisi fundamental ekonomi Indonesia yang tetap baik ditengarai mendukung kinerja Neraca Pembayaran Indonesia pada tahun 2010 sehingga menyebabkan surplus pada rasio transaksi berjalan terhadap PDB. Kegiatan ekspor dan impor barang yang diperkirakan mengalami pertumbuhan yang relatif baik mendorong transaksi berjalan mengalami surplus pada kisaran 0,1-1,5% dari PDB. Berdasarkan hasil survei, transaksi berjalan diperkirakan mengalami surplus sebesar 0,1-1,5% terhadap PDB oleh 60,8% responden. Sementara itu, sebanyak 23,5% responden memperkirakan surplus yang lebih tinggi yaitu pada range 1,6-3,0% terhadap PDB. Nilai tukar Rupiah terhadap USD diperkirakan relatif stabil pada kisaran Rp9.001-9.500/USD. Penguatan nilai tukar Rupiah terhadap Dollar diprediksikan akan relatif stabil pada kisaran Rp9.001-9.500/USD. Kisaran tersebut diperkirakan oleh mayoritas responden survei (80,9%). Sementara itu, terdapat sebanyak 11,8% responden optimis nilai tukar akan menyentuh level dibawah Rp9.000,-/USD dengan rata-rata perkiraan sebesar Rp8.850/USD. Defisit keuangan pemerintah tahun 2010 diperkirakan akan berada pada kisaran 1,6-2,0% dari PDB, atau sedikit lebih tinggi dibandingkan defisit tahun 2009. Mayoritas responden (35,3%) memperkirakan keuangan pemerintah akan mengalami defisit pada kisaran 1,6-2,0% dari PDB. Perkiraan tersebut sedikit diatas angka realisasi defisit pada tahun 2009 sebesar 1,55%. Sementara itu, sebanyak 27,9% responden optimis defisit hanya mencapai kisaran 1,1-1,5% dari PDB. Disisi lain, terdapat 14,7% responden memperkirakan defisit yang lebih dalam yaitu pada 2,1-2,5% dari PDB. Perbaikan indikator makro juga tercermin pada penurunan tingkat pengangguran, menjadi sekitar 7,4% di tahun 2010. Optimisme responden terhadap perbaikan angka pengangguran tersebut dinyatakan oleh sebanyak 50,0% responden. Sementara itu, terdapat sebanyak 32,4% responden yang memprediksikan tingkat pengangguran masih berada pada range 8,1-9,0%. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 4

Tabel 3 Faktor Penghambat Pertumbuhan Ekonomi dan Faktor Risiko 2010 FAKTOR PENGHAMBAT PERTUMBUHAN EKONOMI Pengaruh faktor-faktor internal/ekstenal yang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia 2010 Tidak Menghambat Kurang Menghambat Cukup Menghambat Menghambat (% Responden) Sangat Menghambat A.FAKTOR INTERNAL 1. Laju Inflasi 4,35 37,68 30,43 18,84 8,70 2. Tingkat suku bunga dalam negeri 7,25 21,74 42,03 20,29 8,70 3. Volatilitas nilai tukar Rupiah 4,41 41,18 35,29 13,24 5,88 4. Kondisi stimulus fiskal yang masih terbatas 2,94 14,71 47,06 25,00 10,29 5. Penurunan kapasitas produksi terpakai 2,99 8,96 55,22 23,88 8,96 6. Tingkat keyakinan konsumen 7,35 25,00 42,65 22,06 2,94 7. Tingkat pengangguran 4,41 7,35 39,71 36,76 11,76 8. Situasi perburuhan yang belum kondusif 0,00 24,64 42,03 26,09 7,25 9. Tingkat upah 1,45 18,84 43,48 34,78 1,45 10. Tingkat kemiskinan 0,00 14,49 26,09 47,83 11,59 11. Prosedur/perizinan untuk melakukan investasi 2,90 5,80 37,68 34,78 18,84 12. Prosedur melakukan repatriasi keuntungan 7,35 35,29 42,65 11,76 2,94 13. Kerusuhan sosial (misal : penjarahan) 7,25 43,48 24,64 13,04 11,59 14. Unjuk rasa yang bersifat anarkis 10,29 30,88 30,88 16,18 11,76 15. Ancaman disintegrasi 18,84 46,38 18,84 5,80 10,14 16. Korupsi 0,00 5,97 13,43 34,33 46,27 17. Ketersediaan Sumber Daya Manusia yang bersih & profesional 0,00 4,41 23,53 47,06 25,00 18. Konflik SARA 8,70 39,13 18,84 21,74 11,59 19. Lemahnya penegakan hukum 1,47 1,47 14,71 44,12 38,24 Pengaruh faktor-faktor internal tersebut secara umum menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2010* 0,00 20,31 46,88 26,56 6,25 B. FAKTOR EKSTERNAL 1. Perekonomian dunia yang lesu 1,45 24,64 31,88 31,88 10,14 2. Politik dunia yang tidak stabil dan ancaman perang 11,59 43,48 28,99 14,49 1,45 3. Tingkat suku bunga internasional 13,04 34,78 36,23 15,94 0,00 4. Wabah Penyakit 21,74 47,83 23,19 7,25 0,00 Pengaruh faktor-faktor eksternal tersebut secara umum menghambat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2010* 6,06 40,91 39,39 13,64 0,00 Pengaruh faktor-faktor risiko politik selama 2010 FAKTOR RISIKO Tidak Beresiko Kurang Beresiko Cukup Beresiko Beresiko (% Responden) Sangat Beresiko 1. Koordinasi dalam kabinet 0,00 26,09 37,68 27,54 8,70 2. Hubungan Eksekutif dan Legislatif 0,00 11,59 47,83 33,33 7,25 3. Dukungan publik terhadap kebijakan pemerintah 1,45 23,19 39,13 27,54 8,70 4. Dukungan militer terhadap pemerintah 13,04 43,48 24,64 15,94 2,90 5. Inkonsistensi kebijakan pemerintah 1,45 8,70 39,13 34,78 15,94 6. Transparansi dalam pelaksanaan kebijakan 2,90 15,94 40,58 33,33 7,25 7. Efek Desentralisasi (Masalah yang terkait dengan Otonomi Daerah) 2,90 30,43 28,99 31,88 5,80 8. Situasi keamanan dan politik yang belum stabil 2,90 36,23 34,78 23,19 2,90 9. Gangguan hubungan diplomatik 10,45 38,81 29,85 14,93 5,97 10. Tekanan Internasional 18,84 47,83 18,84 14,49 0,00 11. Ancaman Perang (misal : Konflik Perbatasan) 15,94 46,38 17,39 14,49 5,80 Kondisi faktor-faktor risiko politik tersebut secara umum pada 2010* 4,41 19,12 51,47 22,06 2,94 * dihitung dengan metode rata-rata setiap kolom Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 5

Perkiraan Kondisi Ekonomi Makro 2011 Pertumbuhan ekonomi pada 2011 diperkirakan semakin meningkat yaitu berada pada kisaran 6,1-6,5% Perbaikan ekonomi makro diperkirakan akan terus berlanjut sebagaimana tercermin dari ekspektasi mayoritas responden bahwa kondisi makro ekonomi tahun 2011 akan lebih baik dibandingkan tahun 2010. Pertumbuhan ekonomi pada tahun 2011 diperkirakan berada pada kisaran 6,1-6,5%, atau lebih tinggi dibandingkan perkiraan pertumbuhan ekonomi pada tahun 2010. Perkiraan tersebut dinyatakan oleh sebanyak 54,4% responden. Pertumbuhan ekonomi yang diperkirakan akan tumbuh tinggi tersebut ditengarai didorong oleh performa ekspor, pertumbuhan domestik, dan konsumsi RT terutama karena adanya peningkatan daya beli akibat peningkatan pendapatan dan keyakinan konsumen akan kondisi ekonomi. Perkiraan mayoritas responden tersebut hampir sama dengan perkiraan Bank Indonesia (6,0-6,5%) dan asumsi RAPBN 2011 sebesar 6,3%. Sementara, terdapat sebanyak 19,1% responden lain memperkirakan pertumbuhan ekonomi hanya tumbuh pada kisaran 5,6-6,0%. Tabel 4 Perkembangan Perkiraan Beberapa Indikator Ekonomi 2011 Perkiraan 2011 No. Indikator Ekonomi Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei Hasil Survei Perkiraan Bank Indonesia 2011 1 RABPN 2011 2 Triwulan IV-2009 Triwulan I-2010 Triwulan II-2010 Triwulan III-2010 1. Pertumbuhan Ekonomi (y-o-y) 5,6-6,0% 5,6-6,0% 5,6-6,0% 6,1% - 6,5% 6,0-6,5% 6,3% 2. Inflasi (y-o-y) 6,1-6,5% 4,1-4,5% 5,6-6,0% 5,6% - 6,5% 5±1% 5,3% 3. Nilai Tukar Rp/USD Rp 9.001-9.500 Rp 9.001-9.500 Rp 9.001-9.500 Rp 9.001-9.500 n/a Rp 9.300 4. Tingkat Pengangguran 8,1-9,0% 8,1-9,0% < 8,1%, rata-rata 7,26 <8,1%, rata-rata 7,2% n/a 7,0%* Keterangan : n/a : data belum tersedia 1) : Laporan Kebijakan Moneter Triwulan III-2010 2) : Nota Keuangan RAPBN 2011 yang dibacakan pada pidato keneragaan Presiden RI pada 16 Agustus 2010 Laju inflasi tahun 2011 diperkirakan pada kisaran 5,6-6,5%. Sebanyak 53,0% responden memperkirakan laju inflasi pada tahun 2011 akan mencapai 5,6-6,5% (yoy). Perkiraan laju inflasi tersebut sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan asumsi makro RAPBN 2011 yaitu sebesar 5,3% dan target Bank Indonesia (5±1%). Sementara itu, terdapat sebanyak 14,7% responden memperkirakan inflasi akan berada pada range 5,1-5,5% (yoy). Sebanyak 46,4% responden memperkirakan tingkat pengangguran akan berada dibawah 8,1% atau rata-rata sebesar 7,2%. Sementara itu, sebanyak 31,9% responden lain masih memprediksikan tingkat pengangguran berada pada range 8,1-9,0% dan sebanyak 17,4% responden memprediksikan tingkat pengangguran pada kisaran 9,1-11,0%. Dari sisi eksternal, mayoritas responden (63,8% responden) memperkirakan nilai tukar Rupiah terhadap USD akan stabil pada kisaran Rp9.001-9.500/USD. Terdapat sebanyak 27,5% responden lain optimis penguatan Rupiah terhadap USD mencapai level dibawah Rp9.000/USD dengan rata-rata sebesar Rp8.833/USD. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 6

Dampak Pemberlakuan Asean China Free Trade Agreement (ACFTA) Adanya ACFTA memberikan dampak terhadap kinerja indikator makro ekonomi, adanya peningkatan laju konsumsi dan kenaikan impor Pemberlakuan ACFTA akan memberikan pengaruh terhadap kinerja beberapa indikator makro ekonomi di Indonesia. Menurut sebagian besar responden, pemberlakuan Asean China Free Trade Agreement/ACFTA yang secara efektif diberlakukan sejak 1 Januari 2010 akan memberikan dampak terhadap kinerja beberapa indikator makro ekonomi di Indonesia. Sebanyak 92,5% responden menyatakan bahwa pemberlakuan ACFTA akan berpengaruh terhadap kinerja beberapa indikator makro ekonomi di Indonesia terutama pada konsumsi, investasi, dan impor. Secara rinci, sebanyak 96,4% responden menyatakan bahwa konsumsi akan mengalami peningkatan. Faktor utama penyebab peningkatan laju konsumsi disebabkan oleh banyaknya produk dengan harga yang relatif murah dan dengan ragam yang cukup banyak. Sementara itu, semua responden memperkirakan laju impor akan meningkat. Lonjakan produk impor yang masuk ke Indonesia dengan harga yang relatif murah dan lebih kompetitif. Disisi lain, investasi juga diperkirakan akan mengalami peningkatan seiring dengan semakin banyaknya investor asing untuk melakukan ekspansi usaha di Indonesia. Peningkatan investasi diperkirakan oleh sebanyak 68,8% responden. Sebagian besar responden menyatakan bahwa beberapa kebijakan yang seyogyanya dilakukan oleh pemerintah dan Bank Indonesia untuk mengantisipasi dampak ACFTA antara lain kemudahan prosedur/perijinan untuk melakukan ekspor, peningkatan pembiayaan oleh perbankan dengan menerapkan suku bunga yang terjangkau, pemberian stimulus pemerintah dalam bentuk kemudahan perijinan & penurunan pajak, serta adanya pemberian subsidi untuk meningkatkan daya saing produk lokal. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 7

PERKIRAAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI TRIWULANAN Grafik 1 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi Triwulanan (yoy) Grafik 2 Perkiraan Inflasi Triwulanan (yoy) > 6,0% 5,6-6,0% 5,1-5,5% 4,6-5,0% 3.0% 31.3% 53.7% 47.8% 13.2% 23.9% 39.7% 16.4% 22.1% 4,1-4,5% 20.6% 3,6-4,0% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Tw IV-2010 Tw III-2010 Tw II-2010 41.2% >5,5% 29.4% 5,1% - 5,5% 9.0% 4,6% - 5,0% 17.9% 13.2% 4,1% - 4,5% 34.3% 3,6% - 4,0% 32.8% 26.5% 4.4% 2,1% - 3,5% 6.0% 48.5% <2,1% -5% 5% 15% 25% 35% 45% 55% Tw. IV-2010 Tw. III-2010 Tw. II-2010 Pertumbuhan ekonomi (y-o-y) pada triwulan IV- 2010 diperkirakan sebesar 5,6-6,0% oleh 53,7% responden. Grafik 3 Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD Triwulanan Inflasi tahunan pada triwulan IV-2010 diperkirakan >5,5% dengan rata-rata sebesar 6,3% oleh 41,2% responden. Grafik 4 Perkiraan Transaksi Berjalan Triwulanan (% dari PDB) Rp 10.001-10.500 Rp 9.501-10.000 13.2% 17.9% 68.7% Rp 9.001-9.500 83.8% 80.6% 23.9% <Rp 9.001 80.6% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% Tw. IV-2010 Tw. III-2010 Tw. II-2010 Nilai tukar Rp/USD pada triwulan IV-2010 diperkirakan oleh 68,7% responden pada kisaran Rp9.001-9.500. Grafik 5 Perkiraan Kegiatan Investasi 6.8% >3,0% 5.9% 22.7% 1,6-3,0% 33.8% 48.5% 59.1% 0,1-1,5% 5 36.8% 0 9.1% (0,1-1,5%) 8.8% 2.3% (1,6-3,0%) 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Tw. IV-2010 Tw. III-2010 Tw. II-2010 Transaksi berjalan pada triwulan IV-2010 diperkirakan mengalami surplus sebesar 0,1-1,5% terhadap PDB oleh 59,1% responden. Tidak 20.6% 25.0% 26.9% Ya 79.4% 75.0% 73.1% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% Tw. IV-2010 Tw. III-2010 Tw. II-2010 Sebanyak 79,4% responden menyatakan bahwa triwulan IV-2010 merupakan saat yang tepat untuk melakukan investasi di Indonesia. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 8

PERKIRAAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI 2010 Grafik 6 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 2010 Grafik 7 Perkiraan Inflasi 2010 >5,5% 5,1-5,5% 4.6-5,0% 4,1-4,5% 11.8% 7.6% 17.9% 25.8% 29.9% 41.8% 62.1% 58.8% >6,5 6.1-6.5% 5.6-6.0% 5.1-5.5% 4.6-5.0% 4.1-4.5% 3.1-4.0% 9.1% 6.0% 4.5% 21.2% 11.9% 18.2% 17.6% 6.1% 20.9% 10.4% 11.8% 6.1% 13.4% 28.4% 37.9% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Survei Tw III-2010 Survei Tw II-2010 Survei Tw I-2010 0% 10% 20% 30% 40% Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2010 diperkirakan tumbuh di atas 5,5% dengan rata-rata 6,1% (y-o-y) diperkirakan oleh 62,1% responden. Grafik 8 Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD 2010 Laju inflasi tahun 2010 diperkirakan akan berada pada range 6,1-6,5% oleh 37,9% responden. Grafik 9 Perkiraan Transaksi Berjalan 2010 (% dari PDB) Rp 10.001-10.500 3.0% Rp 9.501-10.000 13.4% 20.9% 80.9% Rp 9.001-9.500 82.1% 76.1% 11.8% < Rp 9.001 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% 3.9% >3,0% 23.5% 1,6-3,0% 40.3% 53.0% 60.8% 0,1-1,5% 46.8% 37.9% 0 7.8% (0,1-1,5%) 8.1% 4.5% 3.9% (1,6-3,0%) 4.8% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% Nilai tukar Rp/USD tahun 2010 diperkirakan pada kisaran Rp9.001-9.500 oleh 80,9% responden. Grafik 10 Perkiraan Defisit Anggaran Pemerintah 2010 Transaksi berjalan tahun 2010 diperkirakan akan surplus sebesar 0,1-1,5% dari PDB oleh 60,8% responden. Grafik 11 Perkiraan Tingkat Pengangguran 2010 (> 2,5%) 6.0% 11,1-12,0% 3.0% (2,1-2,5%) 17.9% 20.6% (1,6-2,0%) 35.3% 43.3% 33.8% (1,1-1,5%) 16.4% 27.9% 23.5% 8.8% (<1,1%) 8.8% 0% 10% 20% 30% 40% 50% Anggaran Penerimaan dan Belanja Pemerintah (APBN) tahun 2010 diperkirakan akan mengalami defisit antara 1,6-2,0%, dari PDB diperkirakan oleh 35,3% responden. 10,1-11,0% 11.8% 9,1-10,0% 11.9% 32.4% 8,1-9,0% 37.3% 50.0% 50.0% < 8,1% 47.8% 29.4% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Tingkat pengangguran tahun 2010 diperkirakan akan berada pada kisaran <8,1% dengan rata-rata sebesar 7,4% diperkirakan oleh 50,0% responden. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 9

Grafik 12 Perkiraan Kegiatan Investasi 2010 Tidak 13.4% 19.4% 20.9% Ya 86.6% 80.6% 79.1% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% 80% 90% Mayoritas responden (86,6%) optimis bahwa tahun 2010 merupakan saat yang tepat untuk melakukan investasi di Indonesia. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 10

PERKIRAAN BEBERAPA INDIKATOR EKONOMI 2011 Grafik 13 Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi 2011 13.2% 6,6% -7,0% 4.5% 54.4% 6,1% -6,5% 35.8% 19.1% 19.1% 5,6% -6,0% 37.3% 48.5% 5,1% -5,5% 11.9% 4.6% -5,0% 3.0% 4.4% 4,1% -4,5% 8.8% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% Survei Tw III-2010 Survei Tw II-2010 Survei Tw I-2010 Pertumbuhan ekonomi tahun 2011 diperkirakan oleh 54,4% responden tumbuh pada kisaran 6,1-6,5% (y-o-y). Grafik 15 Perkiraan Nilai Tukar Rp/USD 2011 7.1-6.6-7.0% 6.1-6.5% 5.6-6.0% 5.1-5.5% 4,6-5,0% 4,1-4,5% < 4,1% 3.0% 3.0% 5.9% 9.0% 8.8% 5.9% 6.0% Grafik 14 Perkiraan Inflasi 2011 10.3% 5.9% 26.5% 13.4% 26.5% 29.9% 19.1% 11.9% 19.1% 19.4% 22.1% 0% 5% 10% 15% 20% 25% 30% 35% Laju inflasi tahun 2011 diperkirakan akan berada pada kisaran 5,6-6,5% oleh 53,0% responden. Grafik 16 Perkiraan Tingkat Pengangguran 2011 Rp 10.001-10.500 1.4% 11,1-12,0% 3.0% Rp 9.501-10.000 Rp 9.001-9.500 < Rp 9.001 7.2% 17.6% 13.2% 2 35.8% 55.2% 63.8% 66.2% 10,1-11,0% 9,1-10,0% 8,1-9,0% < 8,1% 8.7% 8.7% 7.6% 13.6% 30.3% 31.9% 36.8% 43.9% 46.4% 44.1% 0% 10% 20% 30% 40% 50% 60% 70% Nilai tukar Rp/USD tahun 2011 diperkirakan pada kisaran Rp9.001-9.500 oleh 63,8% responden. 0% 10% 20% 30% 40% 50% Tingkat pengangguran tahun 2011 diperkirakan akan berada pada kisaran <8,1% dengan rata-rata sebesar 7,2% diperkirakan oleh 46,4% responden. Perkembangan Indikator Sektor Riil Terpilih 11