I.1 Latar Belakang. Gambar I.1 Struktur Organisasi Departemen FSBP FSBP FLOUR SILO AND BULK FLOUR PACKING & BY PRODUCT PACKING

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

Analisis OEE (Overall Equipment Effectiveness) pada Mesin Discmill di PT Tom Cococha Indonesia

BAB III METODELOGI PENELITIAN

TUGAS AKHIR ANALISIS PERHITUNGAN OEE ( OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB II KAJIAN LITERATUR...

BAB 3 METODOLOGI PEMECAHAN MASALAH

Bab I Pendahuluan. I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Analisa Peningkatan..., Achmad, Fakultas Teknik 2016

ANALISIS TINGGINYA BREAKDOWN TIME

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian, adalah sebagai berikut :

PENGUSULAN ALTERNATIF UNTUK ALAT TRANSPORTASI BUCKET ELEVATOR YANG DAPAT MENGURANGI DOWN TIME

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Analisis Overall Equipment Effectiveness dalam Meminimalisasi Six Big Losses pada Area Kiln di PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk.

1 BAB I PENDAHULUAN. ini disebabkan karena tim perbaikan tidak mendapatkan dengan jelas

BAB 1 PENDAHULUAN. b. Meminimalkan biaya bahan baku dan upah kerja. c. Kecepatan proses produksi dengan basis mess production yang seragam.

BAB 3 LANDASAN TEORI

BAB III METODOLOGI.

OPTIMALISASI INTERVAL WAKTU PENGGANTIAN KOMPONEN MESIN PACKER TEPUNG TERIGU KEMASAN 25 KG DI PT X

BAB I PENDAHULUAN. Pada industri manufaktur mesin/peralatan yang telah tersedia dan siap

BAB I PENDAHULUAN. menyusun kembali strategi dan taktik bisnisnya sehari-hari. Persaingan yang

Analisis Overall Equipment Effectiveness pada Mesin Wavetex 9105 di PT. PLN Puslitbang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dijelaskan langkah-langkah penelitian yang dilakukan. 3.1 Flow Chart

Jl. Kaliurang Km 14.4 Sleman, DIY ,2) ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. perbaikan. Perbaikan yang diharapkan dapat meningkatkan keutungan bagi

BAB I PENDAHULUAN. kondisi full capacity serta dapat menghasilkan kualitas produk seratus persen.

Universitas Widyatama I -1


BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. peragian yang ada di Brew house depart hingga proses packaging PT. MBI. produktivitas yang diinginkan perusahaan dapat tercapai.

BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA

BAB I PENDAHULUAN. tingkat kepercayaan yang tinggi dari para konsumen, berlomba-lomba untuk

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. tersebut adalah performance mesin yang digunakan (Wahjudi et al., 2009). Salah

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENESS (OEE) PADA MESIN MESPACK DI PT. UNILEVER INDONESIA DEA DERIANA

BAB I PENDAHULUAN. Gula pasir merupakan kebutuhan pokok strategis yang memegang peran

Analisis Efektivitas Mesin Batching Plant 1 dan Mesin Batching Plant 2 dengan Overall Equipment Effectiveness Pada PT. X

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2017

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan diuraikan tahapan atau langkah-langkah yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Nia Budi Puspitasari, Avior Bagas E *) Program Studi Teknik Industri, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro Jl. Prof. Sudharto, Tembalang, Semarang

PERHITUNGAN DAN ANALISIS NILAI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVITY (OEE) PADA CYLINDER HEAD LINE PT. TOYOTA MOTOR MANUFACTURING INDONESIA JAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. industri baik dalam bidang teknologi maupun dalam bidang manajemen,

2.2.2 Keuntungan TPM Total Effectiveness (Keefektifan Total) Overall Equipment Effectiveness

BAB V ANALISA. Value added time Leadtime. = 3,22jam. 30,97 jam x 100% = 10,4%

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan. Recycle. 1.1 Latar Belakang

NASKAH PUBLIKASI ILMIAH ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PENINGKATAN EFISIENSI PRODUK MESIN B-3 MELALUI OVERALL EQUIPMENT EFFECTIVENEES (OEE)

Prosiding SNATIF Ke-1 Tahun ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam dunia industri

PENGUKURAN MANAJEMEN PERAWATAN MENGGUNAKAN METODE TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE

Implementasi Metode Overall Equipment Effectiveness Dalam Menentukan Produktivitas Mesin Rotary Car Dumper

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I TINJAUAN UMUM PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di masa sekarang

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. NASKAH SOAL TUGAS AKHIR... iv. HALAMAN PERSEMBAHAN... v. ABSTRACT... vii. KATA PENGANTAR... viii. DAFTAR ISI...

BAB III METODE PENELITIAN. ada sekarang secara sistematis dan faktual berdasarkan data-data. penelitian ini meliputi proses

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan dies dilakukan pada Departemen Machinery in Die Section. menjadi surface part yang diinginkan dilakukan disini.

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemenuhan kebutuhan manusia yang terus berubah dan semakin beragam

ANALISIS TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE PADA LINI PRODUKSI MESIN PERKAKAS GUNA MEMPERBAIKI KINERJA PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara agraris mempunyai beberapa keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Analisa peluang..., Alex Julius Chaidir, FT UI, 2010.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI PRODUKSI MESIN RING FRAME DENGAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE DI PT INDORAMA SYNTHETICS Tbk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

KARYA AKHIR Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Dari Syarat-Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Sains Terapan. Oleh TENGKU EMRI FAUZAN

EFFECTIVENESS (OEE) DAN FAILURE MODE AND EFFECT ANALYSIS (FMEA) DALAM MENGUKUR

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN. Equipment Loss (Jam)

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang sejajar dengan bangsa-bangsa lainnya. Salah satu cara yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA 2016

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki potensi pertanian yang dapat dikembangkan. Kinerja ekspor

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. maka perusahaan harus melakukan perbaikan secara berkala untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan ketat terjadi saat ini dikarenakan banyak perusahaan yang terus

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA. Program Studi Ganda Teknik Industri Manajemen Skripsi Sarjana Program Ganda Semester Genap 2006/2007

PENGUKURAN KINERJA MESIN PRODUKSI MENGGUNAKAN METODE OVERALL THROUGHPUT EFFECTIVENESS GUNA MENINGKATKAN HASIL PRODUKSI DI PT XYZ

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Analisis Efektivitas Mesin Stripping Menggunakan Metode Overall Equipment Effectiveness dan Failure Mode and Effect Analysis

Total Productive Maintenance (TPM) Sistem Perawatan TIP FTP UB Mas ud Effendi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan industri pada sektor usaha bidang pertambangan batubara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 2 LANDASAN TEORI. Pendapat tersebut sejalan dengan pendapat Stephens (2004:3), yang. yang diharapkan dari kegiatan perawatan, yaitu :

Evaluasi Efektivitas Mesin Creeper Hammer Mill dengan Pendekatan Total Productive Maintenance (Studi Kasus: Perusahaan Karet Remah di Lampung Selatan)

ANALISA FAKTOR-FAKTOR SIX BIG LOSSES PADA MESIN CANE CATTER I YANG MEMPENGARUHI EFESIENSI PRODUKSI PADA PABRIK GULA PTPN II SEI SEMAYANG

dalam pembahasan sehingga hasil dari pembahasan sesuai dengan tujuan yang

Transkripsi:

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang Saat ini dunia telah memasuki era globalisasi yang ditandai dengan adanya perdagangan bebas. Hal tersebut menyebabkan persaingan bisnis yang semakin ketat di bidang industri manufaktur. Untuk memenangkan persaingan tersebut, maka setiap perusahaan dituntut untuk melakukan proses improvement secara terus menerus. PT. XYZ merupakan salah satu perusahaan penghasil tepung terbesar di Indonesia. PT. XYZ memiliki empat departemen yang bertanggung jawab terhadap kegiatan produksinya yaitu departemen Milling, departemen Flour Silo and Bulk Packing (FSBP), departemen Blending Silo Bulk Packing (BSBP), dan departemen Silo. Dari ke empat departemen tersebut, departemen Flour Silo and Bulk Packing (FSBP) merupakan salah satu departemen yang memiliki fungsi penting karena setelah tepung mengalami berbagai macam proses pengolahan, tepung akan dibawa ke departemen ini untuk ditampung dan dilakukan proses pengemasan hingga menjadi produk jadi yang siap dipasarkan. Departemen FSBP terdiri dari empat sub departemen. Struktur organisasi untuk departemen FSBP dapat dilihat pada gambar I.1 FSBP FLOUR PACKING & BY FLOUR SILO AND BULK PRODUCT PACKING BY PRODUCT PACKING FLOUR PACKING FLOUR SILO FLOUR BULK Gambar I.1 Struktur Organisasi Departemen FSBP 1

Berikut merupakan penjabaran Job Description dari masing masing subdepartemen di FSBP: Flour Silo : merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengendalikan operasional flour silo sesuai dengan standar kualitas perusahaan untuk menjamin terlaksananya flexible manufacturing, flour blending system, dan silo management yang efektif Flour Bulk Packing & Jumbo : merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengendalikan seluruh aktivitas loading flour bulk dan jumbo (kemasan 200 kg) sesuai dengan rencana target produksi atau pengemasan yang ditetapkan untuk menjamin konsistensi mutu, ketepatan dan kecepatan layanan serta efisiensi biaya. Flour Packing : merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengendalikan seluruh aktivitas pengemasan sesuai dengan rencana target produksi atau pengemasan yang ditetapkan untuk menjamin konsistensi mutu, ketepatan dan kecepatan layanan serta efisiensi biaya. By Product Packing : merencanakan, mengarahkan, mengkoordinasikan, mengendalikan seluruh aktivitas pengemasan by product (sisa dari proses produksi tepung) sesuai dengan rencana target produksi atau pengemasan atau pengemasan yang ditetapkan untuk menjamin konsistensi mutu, ketepatan dan kecepatan layanan serta efisiensi biaya. Peralatan peralatan yang digunakan pada departemen FSBP dapat dilihat pada tabel I.1. Tabel I.1 Tabel peralatan yang digunakan di FSBP No Nama Alat Fungsi 1 Blower Alat transportasi tepung dengan tenaga angin/udara yang ditiupkan dengan tekanan tinggi 2 Silo Wadah sebelum tepung di packing 3 Carrousel Mesin untuk pengemasan tepung ke dalam kantong 4 Mesin Jahit Alat untuk menjahit kantong yang telah diisi 2

Tabel I.1 Tabel Peralatan yang digunakan di FSBP Lanjutan No Nama Alat Fungsi 5 Cyclone Alat pemisah udara dengan tepung 6 Airlock Alat pengunci udara 7 Screw Conveyor Alat transportasi yang menggunakan blade spiral yang digerakkan dengan motor 8 Bucket elevator Alat transportasi tepung secara vertikal dengan menggunakan mangkuk mangkuk yang dikaitkan dengan belt 9 Extractor Alat transportasi dengan sistem conveyor spiral yang berfungsi mengeluarkan tepung dari dalam silo dengan rpm tertentu 10 Weigher Timbangan yang digunakan untuk menimbang tepung yang akan dikeluarkan carrousel 11 Rebolt Shifter Alat pengayak tepung yang berasal dari torn bag dan gagal jahit 12 Chain conveyor Alat transportasi tepung secara horizontal dengan menggunakan dorongan rantai Sumber : Operator FSBP Secara garis besar alur proses pembuatan tepung yang terjadi pada departemen FSBP ialah FSBP menerima produk siap kemas dari FAM yang dialirkan melalui pipa sebanyak 4 line dengan alat berupa Chain Conveyor. Produk kemudian dialirkan menuju Silo yaitu tempat penampungan tepung sementara yang terbagi menjadi empat grup (A,B,C,D) dengan masing masing grup terdiri dari 14 Silo dimana tiap silonya mempunyai kapasitas 186 ton dan mesin Carrousel. Produk kemudian dialirkan melalui 4 line chain conveyor menuju FSBP yang dijelaskan dengan tabel 1.2. 3

Tabel I.2 Tabel aliran dari FAM menuju FSBP No Jenis Line Kapasitas Muatan Grup tujuan 1 Line E 40 ton / jam Flour Silo A1 A4 Flour Silo A dan B (genap) 2 Line F 90 ton / jam Flour Silo semua A dan B 3 Line G 180 ton / jam Flour Silo A dan B (genap) Flour Silo C dan D (ganjil) 4 Line H 180 ton / jam Flour Silo semua C dan D Sumber : Operator FSBP Setelah tepung terigu sampai ke silo kemudian dikeluarkan melalui jalur Extractor dengan menggunakan Screw Conveyor kemudian disatukan dalam Chain Conveyor. Selanjutnya tepung dialirkan melalui Bucket Elevator lalu ke Rebolt Shifter untuk mengalami proses pengayakan dari benda asing. Tepung selanjutnya menuju Chain Conveyor kemudian ke Hopper lalu ke Carrousel yang memiliki 2 Weigher. Mesin Carrousel ini memiliki corong packer yang berfungsi menyedot udara didalam karung sehingga karung dapat terisi tepung dengan optimal. Proses akhir ialah penjahitan karung dengan menggunakan mesin jahit. Berikut merupakan aliran proses dari tepung di departemen FSBP 4

MILL Flour Packing SHIFTER FAM ( Feeding After Mill ) SHIFTER FLOUR SILO IF,Pollard,Bran Tepung Terigu Pelet Press SEKSI BPP Bulk System PACKING Gagal jahit TIMBANGAN CAROUSEL MESIN JAHIT TIMBANGAN CAROUSEL MESIN JAHIT Gagal jahit Broken Bags FPS ( Finish Product Store ) Broken Bags Delivery Gambar I. 2 Aliran proses tepung di departemen FSBP Sebagai salah satu departemen yang memiliki pengaruh besar terhadap proses produksi tepung sampai siap di pasarkan ke kosumen, departemen FSBP dituntut untuk selalu meningkatkan efektivitas dari penggunaan mesin mesin. Hal tersebut bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi sehingga target produk yang siap dipasarkan dapat terpenuhi. Peningkatan utilitas dari mesin merupakan hal yang sangat penting karena mesin merupakan salah satu aset atau investasi utama yang dimilki perusahaan. Selain itu kelancaran kegiatan produksi juga bergantung pada mesin. Apabila kinerja mesin tidak optimal maka akan berdampak langsung pada kualitas produk dan produktivitas perusahaan. PT. XYZ telah menerapkan kegiatan preventive maintenance. Akan tetapi pada kenyataannya, beberapa mesin 5

di departemen FSBP khususnya di Flour Packing masih sering mengalami corrective maintenance. Mesin Carrousel dan mesin jahit merupakan mesin mesin yang paling sering mengalami corrective maintenance. Kerusakan dari mesin Carrousel sangat berpengaruh terhadap proses packing karena proses packing akan terhenti jika mesin tersebut mengalami kerusakan. Data downtime dari mesin Carrousel dapat dilihat pada tabel I.3. Tabel I.3 Downtime Mesin Carrousel 2012 Bulan Total Downtime ( hour ) Januari 208,75 Februari 22,63 Maret 19,38 April 15,25 Mei 8,78 Juni 25,83 Juli 11,33 Agustus 7,55 September 15,17 Oktober 15,58 November 21,72 Desember 21,46 Total Downtime 393,42 Sumber : Departemen Maintenance PT. XYZ Selain itu performansi dari mesin Carrousel juga belum optimal sehingga menyebabkan jumlah output / produk yang dihasilkan lebih sedikit jika dibandingkan dengan Theoritical output mesin yang dilihat berdasarkan nilai Theoritical Cycle Time untuk jumlah operating time yang sama. Perbandingannya dapat dilihat pada tabel dibawah. Tabel I.4 Performansi mesin berdasarkan output Bulan Total Operating Time (hours) Theoritical Output (bags) Actual Output (bags) Januari 8583 6694480 4372208 Februari 8028 6261458 4548780 Maret 9724 7584720 5636769 April 7846 6119490 4507445 Mei 7578 5910710 4455593 Juni 9994 7795450 5835398 Juli 10031 7824440 5933129 Agustus 6289 4905550 3715513 September 9279 7237880 5506755 Oktober 6858 5348850 4036394 Nopember 8885 6930378 5204885 Desember 8246 6431620 4747430 Sumber : Departemen Maintenance PT. XYZ 6

Kerusakan pada mesin jahit di Flour Packing juga menyebabkan kerugian berupa gagal jahit. Gagal jahit ini menyebabkan tepung harus mengalami reproses untuk di masukkan kembali kedalam Shifter. Hal tersebut menyebabkan kerugian dari segi waktu maupun produk (defect). Berikut merupakan data gagal jahit yang terjadi di Flour Packing yang ditunjukkan pada tabel I.5 Tabel I.5 Gagal Jahit Flour Packing 2012 Bulan Total Packing Total Gagal Jahit January 4372208 1626 February 4548780 2356 Maret 5636769 2561 April 4507445 972 Mei 4455593 861 Juni 5835398 1150 Juli 5933129 1163 Agustus 3715513 1174 September 5506755 1373 Oktober 4036394 664 November 5204885 2526 Desember 4747430 1209 Total 58500299 17635 Sumber : Departemen Maintenance PT. XYZ Oleh karena itu, tingkat keandalan dan ketersediaan dari mesin perlu mendapatkan perhatian khusus agar efektivitas dan efisiensi mesin terus meningkat. Semakin sering mesin bekerja untuk memenuhi target produksi yang melebihi kapasitas, dapat menurunkan kemampuan mesin dan umur mesin sehingga mesin sering membutuhkan penggantian komponen yang rusak (Sudiyantoro,2004). Dibutuhkan peningkatan performansi mesin yang efektif agar langsung dapat menentukan akar permasalahan. Untuk itu dibutuhkan suatu cara yang mampu mengungkapkan permasalahan tersebut dengan jelas sehingga peningkatan kinerja mesin dapat dilakukan dengan optimal. Salah satu cara dalam peningkatan utilitas mesin ialah dengan melakukan pengukuran Overall Equipment Efectiveness (OEE). Overall Equipment Efectiveness (OEE) merupakan ukuran menyeluruh yang mengindikasikan tingkat produktivitas mesin/peralatan dan kinerjanya secara teori. Pengukuran ini sangat penting untuk mengetahui area mana yang perlu 7

untuk ditingkatkan produktivitas ataupun efisiensi mesin/peralatan dan juga dapat menunjukkan area bottleneck yang terdapat pada lintasan produksi (Nakajima, 1988). Faktor utama yang menyebabkan OEE banyak digunakan oleh perusahaan di dunia adalah OEE mampu mengidentifikasikan Production Output Loss dan Production Time Loss dengan jelas. Dengan melakukan pengukuran OEE, maka perusahaan dapat meningkatkan efektivitas mesin sehingga dapat diukur sejauh mana penerapan Total Productive Maintenance di perusahaan. Selain itu, perusahaan juga dapat meningkatkan efektivitasnya dengan mengetahui akar penyebab permasalahan dari masalah efektivitas sehingga perbaikan yang dilakukan lebih terfokus. Untuk mengetahui akar permasalahan maka dibutuhkan suatu metode terstruktur yang dapat menjelaskan akar penyebab permasalahan dengan sejelas jelasnya. Salah satu metode yang dapat digunakan ialah Root Cause Analysis (RCA). Root Cause Analysis (RCA) adalah salah satu tool continuous improvement dan metode problem solving yang bertujuan untuk mengidentifikasi akar dari masalah tertentu yang muncul pada sistem atau proses. Maka dari itu, penulis akan memberikan usulan perbaikan untuk peningkatan efektivitas mesin bagi PT. XYZ melalui penerapan TPM dengan terlebih dahulu menemukan akar penyebab permasalahan menggunakan metode Root Cause Analysis sehingga usulan yang diberikan dapat memberikan hasil yang maksimal. I.2 Perumusan Masalah 1. Bagaimana tingkat efektivitas mesin berdasarkan hasil perhitungan OEE pada mesin Carrousel dan Mesin jahit pada Flour Packing? 2. Bagaimana menentukan akar penyebab utama dari permasalahan yang berhubungan dengan efektivitas mesin jahit dan mesin Carrousel? 3. Bagaimana total efektivitas performansi dari mesin jahit dan mesin Carrousel pada Flour Packing? 4. Usulan perbaikan apa saja yang akan diberikan, agar mampu meningkatkan produktivitas dan efektivitas mesin jahit dan mesin Carrousel pada Flour Packing di masa yang akan datang? 8

I.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini berdasarkan perumusan masalah di atas adalah: 1. Mendapatkan nilai OEE dari mesin jahit dan mesin Carrousel pada Flour Packing. 2. Menentukan akar penyebab utama masalah yang berhubungan dengan efektivitas mesin jahit dan mesin Carrousel menggunakan metode Root Cause Anallysis (RCA). 3. Mengetahui total efektivitas performansi dari mesin jahit dan mesin Carrousel pada Flour Packing. 4. Memberikan usulan perbaikan awal serta mengajukan saran-saran improvement lanjutan untuk peningkatan produktivitas dan efektivitas mesin jahit dan mesin Carrousel. I.4 Batasan Masalah Batasan masalah dalam pelaksanaan penelitian tugas akhir ini adalah sebagai berikut: 1. Tingkat produktivitas dan efektivitas mesin yang diukur adalah dengan menggunakan metode Overall Equipment Effectiveness (OEE) sesuai dengan prinsip Total Productive Maintenance. 2. Pengukuran total efektivitas performansi untuk mesin menggunakan metode pengukuran Total Equipment Effectiveness Performance (TEEP). 3. Data produksi dan mesin yang digunakan adalah data dari perusahaan yang diteliti pada tahun 2012. 4. Untuk data data yang tidak bisa diperoleh maka digunakan asumsi tertentu. 5. Penentuan akar penyebab masalah menggunakan metode Root Cause Analysis (RCA) dengan menggunakan tool Cause and Effect Diagram. 6. Penelitian ini hanya dibatasi sampai pengajuan usulan, tidak termasuk implementasi usulan di lapangan. I.5 Manfaat Penelitian Manfaat yang diharapkan dapat diperoleh dari penelitian ini antara lain: 9

1. PT. XYZ dapat mengetahui hal hal apa saja yang perlu diperhatikan untuk meningkatkan produktivitas dari mesin yang diukur nilai OEE nya. 2. PT. XYZ dapat membuat suatu rencana kerja yang bertujuan untuk meningkatkan efektivitas dari penggunaan mesin. I.6 Sistematika penulisan Penulisan penelitian ini di susun berdasarkan sistematika penulisan sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah, manfaat penelitian dan sistematika penulisannya. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini menguraikan konsep-konsep teori dan perumusan yang menunjang dalam pemecahan masalah, alasan pemilihan metode dan berisi literatur yang relevan dengan permasalahan yang diteliti. BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini menerangkan langkah langkah yang dilakukan dalam penelitian secara lebih rinci. Dimulai dari perumusan masalah, pengumpulan dan pengolahan data hingga pengukuran efektivitas mesin dengan menggunakan metode OEE dan TEEP BAB IV PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Pada bab ini dilakukan pengumpulan data data yang relevan dengan penelitian kemudian dilakukan proses pengolahan data. Hasil dari proses pengolahan data akan dianalisis pada bab selanjutnya. Data yang dikumpulkan meliputi data mesin, data operasi mesin, data total produksi, data defect, data waktu kerusakan dan waktu perbaikan mesin. Untuk 10

pengolahan data meliputi pengukuran laju kerusakan dan laju perbaikan mesin, pengukuran Overall Equipment Effectiveness (OEE) dan pengukuran Total Equipment Effectiveness Performance (TEEP ) tiap mesin. BAB V ANALISIS Pada bab ini dilakukan analisis terhadap hasil pengolahan data yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Analisis nya meliputi analisis distribusi Time To Failure (TTF) dan Time To Repair (TTR) mesin, analisis karakteristik kerusakan dan perbaikan mesin, analisis hasil perhitungan Overall Equipment Effectiveness (OEE) mesin, analisis hasil perhitungan Total Equipment Effectiveness Performance (TEEP) mesin, analisis akar penyebab utama masalah menggunakan Root Cause Analysis (RCA) dengan menggunakan tools Cause and Effect diagram dan usulan perbaikan. BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Pada bab ini akan dibahas kesimpulan dari hasil pengolahan data dan analisis yang telah dilakukan pada bab sebelumnya. Bab ini merangkum isi penelitian tugas akhir ini secara keseluruhan dan berisi saran untuk PT. XYZ dan juga untuk penelitian selanjutnya.. 11