BAB II KAJIAN PUSTAKA. keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. bagan struktur organisasi dan flowchart proses kredit.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PEMBAYARAN ANGSURAN KREDIT DALAM MENCAPAI PENGENDALIAN INTERN (Studi pada PT. Bank Perkrditan Rakyat Terusan Jaya Mojokerto)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah suatu urutan pekerjaan klerikal (clerical),

BAB II LANDASAN TEORI. informasi disajikan dalam laporan keuangan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. memudahkan pengelolaan perusahaan. besar dan buku pembantu, serta laporan.

BAB II LANDASAN TEORI. dengan cara. Istilah sistem dari bahasa Yunani yaitu Systema yang berarti

BAB II LANDASAN TEORI. 2.1 PengertianTentang BUMN (Badan Usaha Milik Negara)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

serta mencatat semua transaksi pemberian kredit bank secara lengkap

BAB II LANDASAN TEORI. Definisi piutang menurut Standar Akuntansi Keuangan No.9 (revisi 2009)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sistem Pengendalian Intern Penerimaan Kas. Pengertian Penendalian Intern

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terpadu untuk melaksanakan kegiatan pokok perusahaan.

BAB II LANDASAN TEORI. bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan yang terjadi secara berulang-ulang, sedangkan Nafarin (2009: 9)

BAB II TEORI DAN KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. mengarahkan pada pokok bahasan yang telah dikemukakan pada bab I.

Evaluasi sistem penyaluran modal kredit Pada lembaga keuangan pasar Dinas perindagkop dan UKM kabupaten Sragen

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Mulyadi (2012:5), prosedur adalah urutan kegiatan klerikal yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Sinungan (1991 : 46), tentang kredit sebagai berikut :

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. usahanya. Sejalan dengan perkembangan perekonomian nasional maupun. dalam rangka peningkatan taraf hidup rakyat banyak.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Mulyadi (2001:5) sistem adalah suatu jaringan prosedur yang dibuat menurut

BAB II LANDASAN TEORI. berhubungan dan berfungsi dengan tujuan yang sama. saling berintegritas satu sama lain.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL KAS PADA BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH (BAPPEDA) PROVINSI SUMATERA UTARA

BAB III ANALISIS SISTEM

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. transaksi dapat terjadi berulang kali dan dilaksanakan secara seragam.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. diperlukan oleh berbagai macam pihak yang berkepentingan. Pihak pihak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seiring dengan berjalannya waktu dan perkembangan yang semakin maju,

SISTEM AKUNTANSI PENJUALAN KREDIT PADA CV. TRI MANUNGGAL SAKATO. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Dharma Andalas

BAB II KAJIAN PUSTAKA. didirikan dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut akan mencapai tujuan-tujuan yang diinginkan seperti terciptanya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Warjiyo, 2004). pembayaran dan peredaran uang.

BAB II LANDASAN TEORI. mendefinisikan sistem sebagai berikut Suatu sistem adalah suatu jaringan

BAB II KAJIAN TEORI. mengolah atau mengorganisir dokumen dokumen yang ada tujuannnya untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pembiayaan atau pembayaran baik dalam menghimpun dana maupun lembaga. yang melancarkan arus uang dari masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. Suatu kegiatan usaha atau bisnis diperlukan sejumlah dana sebagai modal

BAB II LANDASAN TEORI. kegiatan, baik kegiatan dalam usaha maupun dalam pendidikan. Setiap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II DASAR TEORI. yang erat berhubungan satu dengan lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini begitu banyak perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis

BAB II LANDASAN TEORI. Pengertian sistem menurut Anastasia dan Lilis (2010:3), sistem merupakan

JUDUL SKRIPSI : ANALISIS SISTEM INFORMASI AKUNTANSI DAN EFEKTIFITAS PENGENDALIAN INTERNAL DALAM PEMBERIAN KREDIT MODAL KERJA PADA PT

BAB II LANDASAN TEORI. mencapai tujuan tertentu (Wing Wahyu Winarno; 1994: 8).

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. A. Syarat-syarat Pemberian Kredit Umum BPR Nusamba

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB IV PEMBAHASAN. pembiayaan untuk beragam keperluan, baik produktif (investasi dan modal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Setiap sistem terdiri dari unsur-unsur

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berhubungan satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama untuk

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 5 KEGIATAN MENGALOKASIKAN DANA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Prosedur adalah rangkaian atau langkah-langkah yang dilakukan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Purworejo, berdiri pada tanggal 25 Mei 1960 di desa Cangkrep Kabupaten

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Bank selain sebagai tempat menyimpan uang juga dikenal sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

ANALISIS EFEKTIVITAS PEMBERIAN KREDIT PADA PD. BPR. ROKAN HULU PASIR PENGARAIAN MUHAMMAD ISRAK

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang (Mulyadi, 2010:5). Prosedur adalah

BAB I PENDAHULUAN. Sampai saat ini kondisi perekonomian di Indonesia belum sepenuhnya pulih.

ANALISIS SISTEM AKUNTANSI PENGAJUAN, PEMBERIAN DAN PENERIMAAN KAS ATAS ANGSURAN KREDIT MULTIGUNA DALAM UPAYA MENINGKATKAN PENGENDALIAN INTERN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Umumnya setiap perusahaan, baik perusahaan besar maupun kecil pasti mempunyai kas. Kas merupakan alat pembayaran

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB II LANDASAN TEORI. sistem yang dipergunakan sebagai prosedur dan pedoman operasional. perusahaan dan mencegah terjadinya penyalahgunaan sistem.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

SISTEM AKUNTANSI PENERIMAAN KAS PADA UNIT SIMPAN PINJAM KUD KARYA MINA KOTA TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Dalam rangka

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem pengendalian internal menurut Rama dan Jones (2008) adalah suatu

BAB II LANDASAN TEORI. dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan. Adanya

ANALISIS PROSEDUR PENJUALAN PADA CV. DELI MITRA LESTARI CABANG TEBING TINGGI. Eka Mayastika Sinaga, SE, M.Si STIE Bina Karya Tebing Tinggi ABSTRAK

BAB IV PEMBAHASAN. A. Proses Pemberian Pembiayaan Oleh Account Officer Kepada Nasabah

BAB II LANDASAN TEORI Pengertian Data, Informasi dan Sistem Informasi. Menurut Lilis Puspitawati dan Sri Dewi Anggadini (2011 : 13) data dapat

Transkripsi:

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Suherman dan Christiana (2008), menyimpulkan bahwa PT.BRI Cabang Banjar Unit Banjar telah melakukan sistem informasi kredit dengan menerapkan unsur-unsur dalam menunjang pemberian kredit usaha secara baik sehingga dalam pelaksanaannya dapat membantu proses pengelolaan perkreditan untuk mengambil keputusan yang dapat dipertanggungjawabkan. Hesti (2013), menyimpulkan bahwa penerapan prosedur pengendalian intern dalam pemberian kredit sudah efektif sesuai dengan pengendalian intern yang baik menurut COSO, namun pada Bank BRI kantor cabang belum terdapat bagan struktur organisasi dan flowchart proses kredit. Papalangi (2013), menyimpulkan bahwa PT.Bank Rakyat Indonesia cabang Manado sistem pemberian kredit usaha kecil dan menengah sudah baik karena sudah sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia. Kemudian sistem pengendalian internal yang yang diterapkan dalam proses pemberian kredit telah memenuhi unsur-unsur pengendalian internal. BRI juga menerapkan persyaratan tertentu untuk menjamin keamanan atas kredit usaha. Kaspandi, dkk (2014), menyimpulkan bahwa PD.BPR Bank Jombang telah menerapkan pengendalian pemberian kredit yang memadai, hal ini dapat dilihat dari prosedur otorisasi yang tepat dan dapat dibuktikan dari proses pemberian kredit dapat dilakukan jika semua syarat-syarat kredit dari pemohon telah lengkap sesuai dengan prosedur kredit yang dituangkan dalam form 4

5 persyaratan kredit. Otorisasi dalam analisis kredit juga sudah berjalan dengan baik yaitu dengan dilakukannya otorisasi oleh bagian account officer pada saat analisis kredit dan kemudian hasil analisis kredit tersebut dikaji ulang oleh komite audit. Namun masih terdapat beberapa kekurangan dalam pengendalian pemberian kreditnya seperti adanya rangkap tugas pada bagian account officer yang mengerjakan analisa permohonan kredit dan pemeriksaan agunan. Kemudian adanya beberapa formulir atau dokumen yang tidak mencantumkan nomor formulir dan belum terlaksananya unsur-unsur 5C. Purwatiasih, dkk (2014), menyimpulkan bahwa prosedur pengendalian internal dalam pemberian kredit pada PT.BPR Kanaya telah memadai. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya penerapan prinsip 5C dengan cukup baik sebelum dicairkannya suatu kredit. Kemudian adanya kendala-kendala yang dialami dalam penagihan kredit macet yaitu, jaminan hilang, badcharacter, pindah alamat tempat tinggal atau alamat kerja, berhenti kerja, meninggal, bangkrut dan salah analisa kredit. Upaya yang dilakukan PT.BPR Kanaya untuk mengatasi kendala-kendala tersebut adalah dengan melakukan penagihan terus menerus, coverasurasi, penataan kembali suatu kredit, penambahan waktu, penambahan fasilitas dan perubahan perjanjian kredit. Salim (2015), menyimpulkan bahwa PT.Bank Bukopin Manado telah menjalankan prosedur-prosedur pemberian kredit yang ada, prosedur yang dilaksanakan merupakan upaya pihak bank bukopin agar dapat mengetahui data identitas dari pemohon kredit, apakah pemohon kredit layak untuk diberikan kredit atau tidak. Jika terdapat kendala dalam pelunasan kredit maka pihak Bank Bukopin

6 akan melakukan pembinaan (konfirmasi dan sp), rescure (take over, reschedule, dan restruktur), likuidasi (eksekusi dan lelang). Likuidasi berupa lelang adalah tahap akhir yang dilakukan oleh pihak bank bukopin untuk mengganti rugi kredit yang telah diberikan kepada nasabah. Muzamil (2015), menyimpulkan bahwa sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya yang diterapkan pada BRI KCP Unit Karang Paci Samarinda sudah sesuai dengan unsur-unsur SPI karena adanya pemisahan wewenang dan prosedur pencatatan kredit yang telah diberikan dilakukan oleh bagian PA kredit. Namun pada struktur organisasi masih ada perangkapan fungsi yaitu fungsi survey dan fungsi analis kredit yang dilakukan oleh 1 orang. Adapun Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian yang akan dilakukan pada saat ini yaitu terletak pada objek penelitian. Objek penelitian terdahulu dilakukan pada PT.BRI Cabang Banjar, BRI KCP Boulevard Manado, PT.Bank Rakyat Indonesia Cabang Manado, PD.BPR Bank Jombang, PT.BPR Kanaya, PT.Bank Bukopin Manado dan di BRI KCP Unit Karang Paci Samarinda, sedangkan objek dari penelitian saat ini adalah pada KBPR Arta Kencana. Kemudian persamaan dari penelitian ini adalah sama-sama menganalisis tentang informasi akuntansi atas pemberian kredit yang ada pada objek penelitian.

7 B. Tinjauan Pustaka 1. Sistem dan Prosedur a) Pengertian Sistem dan Prosedur Menurut Widjayanto (2001:2) sistem adalah sesuatu yang memiliki bagianbagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan yaitu: input, proses dan output. Sistem merupakan suatu rangkaian dari prosedurprosedur yang saling berhubungan yang disusun sesuai skema yang menyeluruh untuk melaksanakan suatu kegiatan (Baridwan, 2002:4). Menurut James A. Hall (2001), sistem adalah sekelompok, dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau sub sistem-sub sistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. Sifat-sifat sistem (W. Gerald Cole) dalam Baridwan (2002): a. Mempunyai tujuan b. Mempunyai input - proses - output c. Mempunyai lingkungan d. Mempunyai elemen-elemen yang saling terkait e. Mempunyai pengendali sistem f. Mempunyai pengguna Menurut Mulyadi (2001:5), definisi prosedur adalah suatu urutan kegiatan klerikal, biasanya melibatkan beberapa orang dalam satu departemen atau lebih, yang dibuat untuk menjamin penanganan secara seragam transaksi perusahaan yang terjadi berulang-ulang.

8 b) Pengertian Sistem Informasi Akuntansi Menurut Widjajanto (2001:4), sistem informasi akuntansi adalah susunan berbagai formulir catatan, peralatan, termasuk komputer dan perlengkapannya serta alat komunikasi, tenaga pelaksanaannya, dan laporan yang terkoordinasikan secara erat yang didesain untuk mentransformasikan data keuangan menjadi informasi yang dibutuhkan manajemen. Menurut Mulyadi (2014:3), sistem informasi akuntansi adalah organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan. Mardi (2016:4), sistem informasi akuntansi adalah suatu kegiatan yang terintegrasi yang menghasilkan laporan di bentuk data transaksi bisnis yang diolah dan disajikan sehingga menjadi sebuah laporan keuangan yang memiliki arti bagi pihak yang membutuhkan. Dari penjelasan diatas dapat disimpulkan definisi sistem informasi akuntansi adalah sukumpulan elemen dan prosedur - prosedur serta catatan catatan yang digunakan untuk memproses suatu data keuangan yang kemudian menghasilkan sebuah informasi yang nantinya dapat bermanfaa bagi pihak pihak yang berkepentingan. c) Tujuan Sistem Informasi Menurut hall (2011), setiap perusahaan harus menyesuaikan sistem informasi dengan kebutuhan para penggunanya. Oleh karena itu, tujuan sistem informasi

9 tertentu bisa berbeda antara perusahaan. Akan tetapi, terdapat tiga tujuan dasar yang umumnyv didapati semua sistem. Tujuan-tujuan tersebut adalah : 1) Mendukung fungsi penyediaan pihak menejemen Administrasi mengacu pada tanggung jawab pihak manajemen untuk mengelola dengan baik sumber daya perusahaan.sistem informasi menyediakan informasi mengenai penggunaan sumber daya ke para pengguna eksternal melalui laporan keuangan tradisional serta dari berbagai laporan lain yang diwajibkan. Secara internal, pihak manajemen menerima informasi pelayanan dari berbagai laporan pertanggungjawaban. 2) Mendukung pengambilan keputusan pihak manajemen Sistem informasi memberikan pihak manajemen informasi yang dibutuhkan untuk melaksanakan tanggungjawab pengambilan keputusan tersebut. Pengambilan keputusan didasarkan atas laporan keuangan dari pihak manajemen yang sudah clear dan benar-benar telah sesuai dengan bukti-bukti yang ada sehingga tidak salah pada saat menentukan keputusan demi kelancaran perusahaan. 3) Mendukung operasional harian perusahaan Sistem informasi menyediakan informasi bagi para personel operasional untuk membantu mereka melakukan pekerjaan hariannya dalam cara efisien dan efektif. Pekerjaan harian yang dilakukan seperti pencatatan laporan harian masing-masing bagian agar pada saat evaluasi ada pegangan laporan yang diperlukan. Selain itu laporan dapat menilai tingkat keefektifan dan efisiensi kinerja karyawan dalam hal pencatatan harian laporan.

10 d) Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi Unsur-Unsur Sistem Informasi Akuntansi menurut Mulyadi (2016:9), yaitu: 1) Blok masukan (input block) Masukan adalah data yang dimasukkan kedalam sistem informasi beserta metode dan media yang digunakan untuk menangkap dan memasukkan data tersebut ke dalam sistem. Masukan terdiri dari transaksi, permintaan, pertanyaan, perintah, pesan. Umumnya masukan harus mengikuti aturan dan bentuk tertentu mengenai isi, identifikasi, otorisasi, tata letak, dan pengolahannya. Cara untuk memasukkan masukan ke dalam sistem dalam berupa tulisan tangan, formulir kertas, pengenalan karakteristik fisik seperti sidik jari, papan ketik (keyboard), dan lain-lain. 2) Blok Model (Model Block) Blok model terdiiri logico-mathematical model yang mengolah masukan dan data yang disimpan dengan berbagai macam cara, untuk memproduksi hasil yang dikehendaki atau keluaran. Logico-mathematical model dapat mengombinasi unsur-unsur data untuk menyediakan jawaban atas suatu pertanyaan, atau dapat meringkas atau menggabungkan data menjadi suatu laporan ringkas. 3) Blok Keluaran (Output Block) Produk suatu sistem informasi adalah keluaran yang berupa informasi yang bermutu dan dokumen untuk semua tingkat manajemen dan semua pemakai informasi, baik pemakai intern maupun pemakai luar organisasi. Keluaran suatu sistem merupakan faktor utama yang menentukan blok-blok lain suatu sistem

11 informasi. Jika keluaran suatu sistem informasi tidak sesuai dengan kebutuihan pemakain informasi, perancangan blok masukan, model, teknologi basis data, dan pengendalian tidak ada manfaatnya. Keluaran sistem akuntansi dapat berupa laporan keuangan, faktur, surat order pembelian, cek, laporan pelaksanaan anggaran, jawaban atas suatu pertanyaan, pesan,perintah, hasil suatu pengambilan keputusan yang diprogram, scenario dan simulasi, dan aturan pengambilan keputusan. Mutu yang harus melekat dalam keluaran sistem informasi adalah ketelitian, ketepatan waktu, dan relevansi. e) Tujuan Sistem Informasi Akuntansi Menurut Mulyadi (2016:15), tujuan umum pengembangan sistem akuntansi adalah sebagai berikut: 1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru. Kebutuhan pengembangan sistem akuntansi terjadi jika perusahaan baru didirikan atau suatu perusahaan menciptakan usaha baru yang berbeda dengan usaha yang telah dijalankan selama ini. 2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada. Adanya sistem akuntansi yang berlaku tidak dapat memenuhi kebutuhan manjemen, baik dalam hal mutu, ketepatan penyajian maupun struktur informasi yang terdapat dalam laporan. 3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan internal. Pengembangan sistem akuntansi sering kali ditunjukkan untuk memperbaiki perlindungan terhadap kekayaan organisasi sehingga pertanggungjawaban terhadap penggunaan kekayaan organisasi dapat dilaksanakan dengan baik.

12 4. Untuk mengurangi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi. Dalam menghasilkan informasi perlu dipertimbangkan besarnya manfaat yang diperoleh dengan pengorbanan yang dilakukan. Jika pengorbanan untuk memperoleh informsi keuangan diperhitungkan lebih besar dibanding dengan manfaat yang diperoleh, sistem yang sudah ada perlu dirancang kembali untuk mengurangi pengorbanan sumber daya bagi penyediaan informasi tersebut. f) Dokumen yang Digunakan Menurut Mulyadi (2001), dokumen yang digunakan dalam pemberian kredit antara lain : 1. Formulir Permohonan Kredit Formulir ini berisi kesanggupan tertulis dari peminjam dan tanda tangan dari pengurus sebagai bukti penyerahan bahwa permohonan kredit sesuai dengan permintaan dan kondisi kerjanya. 2. Kwitansi Kwitansi dibuat oleh bendahara simpan pinjam sebagai bukti telah mengeluarkan uang. 3. Bukti pengeluaran kas Dibuat sebagai bukti pengeluaran kas dari bank setelah pencairan kredit. 4. Bukti penerimaan kas sebagai bukti penerimaan kas dari debitur ketika membayar angsuran kredit. 5. Kartu pinjaman Kartu pinjaman digunakan untuk mencatat angsuran pinjaman setiap bulan.

13 g) Catatan Akuntansi yang Digunakan Menurut Mulyadi (2001), catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pemberian kredit antara lain : 1. Jurnal Umum Catatan akuntansi ini digunakan untuk mencatat berkurangnya piutang dari transaksi penghapusan piutang yang tidak lagi dapat ditagih. 2. Jurnal Pengeluaran Kas Digunakan untuk mencatat pemberian kredit dan transaksi pengeluaran kas. 3. Jurnal Penerimaan Kas Jurnal Penerimaan kas digunakan untuk mencatat penerimaan kas dan pengembalian kredit. 4. Kartu Piutang Untuk mencatat saldo piutang kepada setiap debitur. 2. Sistem Informasi Pemberian Kredit a. Pengertian Sistem informasi pemberian kredit Menurut Susan (2009), sistem informasi pemberian kredit adalah rangkaian dari prosedur untuk memperoleh informasi dalam pemberian kredit yang mencakup tahapan permohonan kredit sampai dengan pelunasan kredit yang membentuk suatu sistem yang berurutan dan berkaitan erat dalam pelaksanan pemberian kredit. b. Prosedur Pemberian Kredit Secara umum prosedur pemberian kredit oleh badan hukum (Kasmir,2011) antara lain:

14 1. Pengajuan berkas-berkas Dalam hal ini pemohon kredit mengajukan permohonan kredit yang dalam suatu proposal, kemudian dilampiri dengan berkas-berkas lainnya yang dibutuhkan. Pengajuan proposal kredit hendaknya berisi antara lain: a) Latar belakang perusahaan atau riwayat hidup singkat seseorang, jenis bidang usaha, nama pengurus berikut pengetahuan dan pendidikannya, perkembangan perusahaan. b) Maksud dan tujuan, apakah untuk memperbesar omset penjualan atau meningkatkan kapasitas produksi, serta tujuan lainnya. c) Besarnya kredit dan jangka waktu, dalam hal ini pemohon menentukan besarnya jumlah kredit yang ingin diperoleh dan jangka waktu kreditnya. d) Cara pemohon mengembalikan kreditnya, dijelaskan secara rinci tentang caracara nasabah mengenbalikan kreditnya. e) Jaminan kredit, hal ini merupakan jaminan untuk menutupi segala resiko terhadap kemungkinan macetnya suatu kredit baik yang ada unsur kesengajaan atau tidak. 2. Penyelidikan berkas pinjaman Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah berkas yang diajukan sudah sesuai persyaratan dan sudah benar. Jika menurut pihak perbankan belum lengkap atau cukup maka nasabah diminta untuk segera melengkapinya dan apabila sudah batas tertentu nasabah tidak sanggup melengkapi kekurangan tersebut, maka permohonan kredit dibatalkan.

15 3. Wawancara I Merupakan penyelidikan kepada calon peminjam dengan langsung berhadapan dengan calon peminjam, untuk meyakinkan apakah berkasberkas tersebut sesuai dengan lengkap seperti dengan yang bank inginkan. Wawancara ini juga untuk mengetahui keinginan dan kebutuhan nasabah yang sebenarnya. 4. On The Spot Merupakan kegiatan pemeriksaan ke lapangan dengan meninjau beberapa objek yang akan dijadikan usaha atau jaminan, pada saat hendak melakukan on the spot hendaknya jangan diberitahukan kepada nasabah sehingga, apa yang kita lihat di lapangan sesuai dengan kondisi yang sebenarnya. 5. Wawancara II Merupakan kegiatan perbaikan berkas, jika mungkin ada kekurangankekurangan pada saat setelah dilakukan on the spot di lapangan. Catatan yang ada pada permohonan dan pada saat wawancara dicocokkan dengan pada on the spot apakah ada kesesuaian dan mengandung kebenaran. 6. Keputusan kredit Keputusan kredit dalam hal ini adalah menentukan apakah kredit akan diberikan atau ditolak, jika diterima maka dipersiapkan administrasinya, biasanya keputusan kredit mencangkup: a) Jumlah uang yang diterima. b) Jangka waktu kredit. c) Biaya-biaya yang harus dibayar.

16 7. Penandatanganan akad kredit Merupakan kelanjutan diputuskannya kredit, maka sebelum kredit dicairkan, terlebih dahulu calon nasabah menandatangani akad kredit, mengikat jaminan atau pernyataan yang dianggap perlu. Penandatanganan dilaksanakan: a) Antara bank dengan debitur secara langsung b) Dengan melalui notaris. 8. Realisasi Kredit Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank yang bersangkutan. 9. Penyaluran atau Penarikan Dana Adalah pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi dari pemberian kredit dan dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit, yaitu sekaligus atau secara bertahap. c. Prinsip pertimbangan pemberian kredit Menurut Muljono (2001: 11), prinsip pemberian kredit dengan analisis 6C dijelaskan sebagai berikut: 1) Charactr (watak) Untuk mengetahui sampai sejauh mana tingkat kejujuran dan integritas serta tekad baik yaitu kemampuan untuk memenuhi kewajiban-kewajibannya dari calon debitur.

17 2) Capacity (kemampuan) Penilaian kepada calon debitur mengenai kemampuan melunasi kewajibankewajibannya dari kegiatan usaha yang dilakukannya yang akan dibiayai dengan kredit dari bank. 3) Capital (modal) Jumlah dana atau modal sendiri yang dimiliki oleh calon debitur. 4) Collateral (jaminan/agunan) Barang-barang jaminan yang diserahkan oleh peminjam atau debitur sebagai jaminan atas kredit yang diterimanya. 5) Condition of Economy (kondisi ekonomi) Situasi dan kondisi politik, sosial, ekonomi, budaya dan lain-lainyang mempengaruhi keadaan perekonomian pada suatu saat maupun untuk suatu kurun waktu tertentu yang kemungkinannya akan dapat mempengaruhi kelancaran usaha dari perusahaan yang memperoleh kredit. 6) Constraint (batasan) Batasan-batasan atau hambatan-hambatan yang tidak memungkinkan seseorang melakukan bisnis di suatu tempat. Menurut Winarto (2010), hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengevaluasi sistem akuntansi pemberian kredit perusahaan adalah : 1. Unit organisasi yang terkait dalam sistem akuntansi pemberian kredit: a. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. b. Sistem wewenang otorisasi dan proses pencatatan.

18 c. Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi. 2. Dokumen yang digunakan dalam sistem akuntansi pemberian kredit: a. Pencantuman nomor urut tercetak pada dokumen sehingga pemakaiannya dapat dipertanggung jawabkan oleh bagian yang berwenang. b. Dokumen yang digunakan tersebut harus sudah cukup memadai dan sudah cukup untuk merekam data-data kegiatan pemberian dan pelunasan kredit c. Dokumen yang digunakan dibuat rangkap agar tidak terjadi penyelewengan. 3. Catatan akuntansi yang digunakan dalam sistem pemberian kredit: a. Catatan akuntansi harus berdasarkan dokumen sumber dan dokumen pendukung. b. Catatan akuntansi harus mencatat semua transaksi yang benar-benar terjadi. c. Catatan akuntansi harus mencatat transaksi dalam periode akuntansi yang seharusnya. 4. Jaringan prosedur yang membentuk sistem akuntansi pemberian kredit. a. Jaringan yang membentuk suatu sistem akuntansi harus dapat membentuk sistem pemberian dan pelunasan kredit yang sebenarnya. b. Jaringan prosedur yang membentuk suatu sistem akuntansi harus dapat dilaksanakan sesuai dengan sistem tersebut. 5. Bagan alir yang terdapat dalam sistem akuntansi pemberian kredit: a. Bagan alir yang terdapat dalam sistem akuntansi pemberian dapat menjelaskan analisis sistem dan rancangan sistem kepada pemakai informasi.

19 b. Bagan alir telah mencerminkan aliran data dan dokumen dalam sistem yang menggunakan simbol-simbol standar. c. Prosedur sistem yang telah dirinci dengan yang di gambarkan saling berkesesuaian. d. Pengendalian Kredit a. Pengertian Pengendalian Kredit Menurut Tawaf (1999:270), bahwa pengendalian internal terhadap pemberian kredit terdiri atas aspek pengendalian intern kredit, proses aktivitas pengendalian kredit, serta unsur - unsur pengendalian intern kredit. b. Tujuan Pengendalian Kredit Menurut Maela (2016), tujuan pengendalian kredit adalah suatu proses untuk menjaga keamanan didalam penyaluran kredit, memeriksa kelancaran kredit,serta menganalisis kesalahan kesalahan proses kredit guna meminimalisisr adanya resiko didalam pemberian kredit. 3. Sistem Pengendalian Internal a. Pengertian Sistem Pengendalian Internal Menurut Mulyadi (2016:129), sistem pengendalian internal meliputi struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga aset organisasi, mengecek ketelitian dvn keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. b. Unsur-unsur Sistem Pengendalian Internal Unsur-unsur sistem pengendalian internal menurut Mulyadi (2016:134), yaitu :

20 1) Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas. 2) Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap aset, utang, pendapatan, dan beban. 3) Praktik yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. 4) Karyawan yang mutunya sesuai dengan tanggung jawabnya. 4. Kredit a. Pengertian Kredit Kredit menurut Undang-Undang tahun 1992 tentang pokok-pokok perbankan yang diubah dengan Undang-Undang no.10 tahun 1998 yang dimaksud dengan kredit adalah Penyedia uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan atau kesepakatan pinjam meminjam antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan jumlah bungan, imbalan atau hasil keuntungan. b. Unsur-Unsur Kredit Menurut Suyatno (2003:14) unsur-unsur kredit adalah: 1. Kepercayaan, yaitu keyakinan dari si pemberi kredit bahwa prestasi yang diberikannya baik dalam bentuk uang, barang, atau jasa, akan benar-benar diterimanya kembali dalam jangka waktu tertentu dimasa yang akan datang.

21 2. Tenggang waktu, suatu masa yang memisahkan antara pemberian prestasi dengan kontraprestasi yang akan diterima pada masa yang akan datang. 3. Tingkat resiko, yaitu tingkat resiko yang akan dihadapi sebagai akbiat dari adanya jangka waktu yang diberikan, semakin lama kredit diberikan semakin tinggi tingkat resikonya. 4. Prestasi atau objek kredit tidak saja diberikan dalam bentuk uang, tetapi juga dapat berbentuk barang atau jasa. 5. Pengertian Bank Perkreditan Rakyat Bank Perkrediatan Rakyat (BPR) adalah bank yang melaksanakan kegiatan usaha secara konvensional atau berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan jasa dalam lintas pembayaran. Sedangkan usaha Bank Perkreditan Rakyat dijabarkan dalam pasal (13), adalah: a. Menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, dan atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu. b. Memberikan kredit. c. Menyediakan pembiayaan dan penempatan dana berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh bank Indonesia. d. Menempatkan dananya dalam bentuk Sertifikat Bank Indonesia (SBI), deposito berjangka, sertifikat deposito, dan atau tabungan pada bank lain.