Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya (Jameela, 2010). fase ini individu mengalami perubahan dari anak-anak menuju dewasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Tumbuh kembang merupakan proses yang terjadi secara

Volume 4 No. 2, September 2013 ISSN : GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA KELAS VII TENTANG PERUBAHAN SEKS SEKUNDER DI SMP N 1 MAYONG JEPARA

: Remaja, Menarche, Kecemasan, Dukungan keluarga. : 28 buku ( ) + 5 website

BAB I PENDAHULUAN. biologis, psikologis dan sosial (Rudolph, 2014). Batas usia remaja menurut

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan seseorang. Usia remaja berlangsung antara umur tahun, dengan

PERILAKU REMAJA DALAM HAL PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA PUBERTAS DI SMP YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Pembangunan berwawasan kesehatan merupakan salah satu aspek

BAB I PENDAHULUAN. peserta tingkat pendidikan ini berusia 12 hingga 15 tahun. Dimana pada usia

PERAN ORANG TUA DAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PUBERTAS DI SALAH SATU SMP NEGERI BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. distribusi lemak pada daerah pinggul. Selama ini sebagian masyarakat merasa

BAB I PENDAHULUAN. jumlah remaja dan kaum muda berkembang sangat cepat. Menurut World

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

HUBUNGAN DUKUNGAN SOSIAL ORANG TUA DENGAN KESIAPAN REMAJA MENGHADAPI PUBERTAS DI SMP N 2 KASIHAN BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. dimiliki yang akan ditunjukan pada orang lain agar terlihat berbeda dari pada

WAHANA INOVASI VOLUME 5 No.2 JULI-DES 2016 ISSN :

HUBUNGAN ANTARA KEPERCAYAAN DIRI DENGAN KOMUNIKASI INTERPERSONAL PADA REMAJA PUTRI DI SMP NEGARI 1 SAYUNG DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa remaja banyak terjadi perubahan baik secara fisik

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.

Jurnal Keperawatan, Volume X, No. 1, April 2014 ISSN FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMANFAATAN POSYANDU LANSIA KENCANA

BAB I PENDAHULUAN. penduduk dunia. Menurut World Health Organization sekitar seperlima dari

BAB 1 PENDAHULUAN. produktif dan kreatif sesuai dengan tahap perkembangannya (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki beberapa keunikan tersendiri. Keunikan tersebut bersumber dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH. Remaja adalah mereka yang berada pada tahap transisi

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi perubahan biologik, perubahan psikologik, dan perubahan

Program Studi Ilmu Keperawatan, STIKes Guna Bangsa Yogyakarta ABSTRACT

Hubungan Antara Status Gizi Dengan Usia Menarche Dini pada Remaja Putri di SMP Umi Kulsum Banjaran Kab. Bandung Provinsi Jawa Barat Tahun 2016

umur tahun berjumlah 2.9 juta jiwa (Susenas, 2006).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Mayang Wulan Sari,2014

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menentukan arah dan tujuan dalam sebuah kehidupan. Anthony (1992)

HUBUNGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SEKSUAL WANITA MENOPAUSE DI DUSUN CANDI WINANGUN SLEMAN YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. antara usia 11 atau 12 tahun sampai dengan 20 tahun. Menurut WHO (World

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

Skripsi RIKA RAUDHATUL JANNAH NIM : S RINA AGUSTINA NIM: S

IJMS Indonesian Journal On Medical Science Volume 3 No 1 - Januari 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. melalui perubahan fisik dan psikologis, dari masa kanak-kanak ke masa

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN HUBUNGAN PEMBERIAN STIMULASI IBU DENGAN PERKEMBANGAN BALITA DI POSYANDU

BAB I PENDAHULUAN. Remaja adalah bagian yang penting dalam masyarakat, terutama di negara

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan citra individual mengenai gambaran tubuh mereka. Salah satu tugas

Heni Hirawati P, Masruroh, Yeni Okta Triwijayanti ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan reproduksi mempengaruhi kualitas sumber daya manusia,

Jurnal Kesehatan Masyarakat dan Lingkungan Hidup, 21/11 (2016), 69-78

BAB I PENDAHULUAN. fisik, biologis, psikologis dan sosial budaya (Sarwono, 2008). dan hormonal yang terjadi selama masa remaja awal.

BAB I PENDAHULUAN. diawali dengan matangnya organ-organ fisik (seksual) sehingga mampu bereproduksi.

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

Priyoto Dosen S1 Keperawatan STIKes Bhakti Husada Mulia Madiun ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN PEREMPUAN DENGAN KEJADIAN PERNIKAHAN USIA DINI DI KUA WILAYAH KERJA KECAMATAN PURBOLINGGO

BAB 1 PENDAHULUAN. Remaja yang sehat dan berkualitas menjadi perhatian serius bagi orang tua,

BAB I PENDAHULUAN. Setiap wanita berbeda-beda waktunya dalam mendapatkan menarche atau

HUBUNGAN PERAN IBU DENGAN PERILAKU VULVA HYGIENE SAAT MENSTRUASI PADA SISWI SMP NEGERI 1 PLERET BANTUL YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. atau peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang meliputi

HUBUNGAN DUKUNGAN KELUARGA DENGAN AKTUALISASI DIRI ANAK USIA PRASEKOLAH DI TK ABA 31 NGALIYAN SEMARANG

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. anak mulai berpikir secara konkrit dan rasional. Pada usia sekolah dasar

CITRA DIRI REMAJA YANG MENGALAMI OVERWEIGHT Lina Mahayati STIKes William Booth (031)

erotis, sensual, sampai perasaan keibuan dan kemampuan wanita untuk menyusui. Payudara juga dikaitkan dengan kemampuan menarik perhatian pria yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Perkembangan fisik remaja di awal pubertas terjadi perubahan penampilan

BAB I PENDAHULUAN. masa dewasa dan merupakan periode kehidupan yang paling banyak terjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. orang-orang yang lebih tua melainkan berada dalam tingkatan yang sama

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

BAB I PENDAHULUAN. mengalami perubahan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa, biasaya. perubahan penampilan pada orang muda dan perkembangan

PENGARUH PENDIDIKAN KESEHATAN TERHADAP TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI SD NEGERI I GAYAM KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. Masa remaja merupakan masa transisi dari masa anak-anak menuju

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 1, April 2013 ISSN LINGKUNGAN BIOLOGIS DAN PSIKOSOSIAL DENGAN PERTUMBUHAN PERKEMBANGAN BAYI TIGA TAHUN

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL. Kerangka penelitian ini menggambarkan hubungan peran teman sebaya dengan

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013

Jurnal Keperawatan Muhammadiyah 2 (1) 2017

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

PERBEDAAN KONSEP DIRI ANTARA REMAJA LAKI-LAKI DAN PEREMPUAN PADA MASA PUBERTAS

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN UPAYA MEMPERSIAPKAN MASA PUBERTAS PADA ANAK

Oleh : Merlly Amalia ABSTRAK

PENGETAHUAN DAN KESIAPAN REMAJA PUTRI DALAM MENGHADAPI MENARCHE DI SD NEGERI NO MEDAN TAHUN 2017

PENGARUH KESEJAHTERAAN PSIKOLOGIS LANSIA TERHADAP STATUS GIZI LANSIA DI KELURAHAN MERANTI PANDAK PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut Imran (1998) masa remaja diawali dengan masa pubertas,

BAB I PENDAHULUAN. fisik seperti sakit perut, jantung berdebar, otot tegang dan muka merah. Lalu

BAB 1 PENDAHULUAN. pada wanita di masa pubertas sekitar usia tahun. Menarche merupakan

Syntax Literate : Jurnal Ilmiah Indonesia ISSN : e-issn : Vol. 2, No 2 Februari 2017

HUBUNGAN DUKUNGAN ORANG TUA DENGAN SIKAP REMAJA PRE MENARCHE DI SMPN 1 BRATI

BAB I PENDAHULUAN. & Wartonah, 2006). Pengertian lain personal hygiene menurut Departemen

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERUBAHAN FISIOLOGI PUBERTAS DI KELAS 8 SMP N 19 SURAKARTA TAHUN 2015 ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. dari program kesehatan reproduksi remaja adalah untuk membantu remaja

BAB I PENDAHULUAN. Perilaku seksual khususnya kalangan remaja Indonesia sungguh

ISSN Vol 5, ed 2, Oktober 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. kematangan seksual. Perubahan-perubahan ini terjadi pada masa-masa

Hubungan antara Usia Ibu Hamil dengan Kesiapan Mental Menghadapi Persalinan di Desa Kalisidi, Kecamatan Ungaran Barat

Rina Indah Agustina ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. muncul pula tingkat kecanduan yang berbeda-beda dan bentuk implementasi

BAB I PENDAHULUAN. memasuki masa dewasa. Perkembangan fisik pada remaja biasanya ditandai

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR DENGAN PENCEGAHAN KISTA OVARIUM DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RAWASARI KOTA JAMBI TAHUN 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. meliputi kesejahteraan fisik, mental, dan sosial bukan semata-mata bebas

Transkripsi:

PENELITIAN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7 Vivin Sabrina Pasaribu*, El Rahmayati*, Anita Puri* *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang *Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang Masa remaja merupakan masa sulit karena mereka harus melewati masa penuh masalah. Salah satu masalah yang terjadi pada masa remaja adalah masalah perubahan fisik. Berdasarkan data WHO (2009) jumlah remaja di dunia saat ini mencapai ± 1,2 milyar. Menurut hasil presurvey yang didapatkan dari 30 orang siswi kelas 7 di SMPN 28 Bandar Lampung sebanyak 66,67 % merasa malu dengan perubahan yang terjadi pada payudara mereka sehingga berusaha untuk menutup-nutupinya. Pada dasarnya siswi mengetahui adanya perubahan fisik tetapi tetap mereka canggung dan tidak nyaman dengan perubahan yang terjadi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan perubahan fisik usia remaja dengan rasa percaya diri pada siswi kelas 7 di SMPN 28 Bandar Lampung. Rancangan penelitian ini menggunakan deskriptif analitik dengan desain cross sectional dengan teknik pengambilan sampel menggunakan teknik Proportional Random Sampling. Berdasarkan hasil perhitungan sampel yang digunakan berjumlah 57 responden. Pengumpulan data menggunakan lembar kuesioner, dan dianalisa menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah mengalami perubahan fisik dengan rasa percaya diri sedang sebanyak 38,6%. Setelah dilakukan uji statistik Chi Square dengan derajat kepercayaan 95% dengan nilai α (0,005) dihasilkan perhitungan p value (0,000) < (0,005) yang menunjukan bahwa ada hubungan antara antara perubahan fisik usia remaja dengan rasa percaya diri. Kata Kunci: Perubahan Fisik Usia Remaja, Rasa Percaya Diri LATAR BELAKANG Menurut Soetjiningsih (2004) tumbuh kembang merupakan proses yang berkesinambungan yang terjadi sejak intrauterin dan terus berlangsung sampai dewasa. Dalam proses mencapai dewasa inilah anak harus melalui berbagai tumbuh kembang, temasuk tahap remaja. Menurut Sari (2010) masa remaja adalah suatu fase tumbuh kembang yang dinamis dalam kehidupan seorang individu. Masa ini merupakan periode transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa yang ditandai dengan percepatan perkembangan fisik, psikologis, emosional, dan sosial. Terdapat berbagai sumber yang menetapkan rentang usia pada remaja, maka dapat disimpulkan secara garis besar bahwa remaja adalah seseorang yang berada pada usia 13 20 tahun (Potter & Perry, 2009). Tahap remaja adalah masa transisi antara masa kanak dan dewasa, dimana masa ini terjadi pacu tumbuh, ciriciri sekunder, terjadi fertilitas dan terjadi perubahan-perubahan psikologik dan kognitif. Untuk tercapainya tumbuh kembang yang optimal tergantung pada potensi biologiknya. Masa transisi yang berkisar pada rentang usia 11 13 tahun merupakan masa yang rawan bagi remaja pubertas, karena remaja mengalami perubahanperubahan yang cepat dan melibatkan perubahan fisik meliputi perubahan ukuran tubuh dan perubahan proporsi tubuh, serta perubahan seksual yang meliputi perubahan berupa perkembangan ciri seks primer dan sekunder. Pada usia ini perkembangan anak berada dalam tingkat pemahaman terhadap diri terutama dalam hal fisik dan seksualnya. Remaja disebut juga sebagai usia pencarian identitas atau jati diri, dimana remaja ingin tahu kedudukan dan perannya dalam lingkungannya. Dalam proses pencarian tersebut, mereka selalu mencoba apa yang cocok pada dirinya. Menurut Potter & Perry (2009) masa remaja juga merupakan masa sulit karena mereka harus melewati masa penuh masalah. Salah satu masalah [81]

yang terjadi pada masa remaja adalah masalah perubahan biologis. Dalam perubahan biologis mereka mengalami perubahan fisik yang membedakan remaja laki-laki dan perempuan. Dalam psikologi, masa pubertas ditandai dengan perubahan sikap dan perilaku seperti kegelisahan, rasa cemas, malu, dan mulai tertarik pada lawan jenis. Perubahan lain yang paling jelas adalah perubahan yang diakibatkan oleh perkembangan sistem reproduksinya yang ditandai dengan menstruasi pada perempuan dan mimpi basah pada lakilaki. Pada saat tersebut remaja dihadapkan langsung pada masalah seksual dimana ia sebelumnya tidak memiliki konsep apa pun mengenai apa yang terjadi dan apa yang seharusnya dilakukan. Kondisi ini menimbulkan stres tersendiri terutama pada perempuan. Pada anak perempuan merasa malu dengan perubahan yang terjadi seperti perubahan payudara, haid pertama, bertambahnya berat badan, adanya jerawat yang membuat mereka kurang percaya diri (Soetjiningsih, 2004). Berbeda dengan remaja putra yang menyukai peningkatan massa otot yang mereka alami seiring pubertas. Seorang remaja harus mempunyai percaya diri yang baik akan sangat membantu remaja dalam menjalankan tugas perkembangannya, baik itu dalam pembentukan citra diri ataupun jati diri pada remaja, dan proses penyesuaian diri terhadap sosialnya, baik teman sebaya ataupun orang-orang yang ada disekitarnya. Percaya diri adalah salah satu aspek kepribadian yang penting pada seseorang. Tanpa adanya percaya diri akan banyak menimbulkan masalah pada diri seseorang. Menurut Gufron & Risnawitaa dalam Isti (2006) percaya diri merupakan atribut yang paling berharga pada diri seseorang dalam kehidupan bermasyarakat karena dengan kepercayaan diri, seseorang mampu mengaktualisasikan segala potensi dirinya. Percaya diri merupakan sesuatu yang urgen untuk dimiliki setiap individu. Percaya diri diperlukan baik oleh seorang anak maupun orang tua secara individual maupun kelompok. Penduduk kelompok umur 10-19 tahun perlu mendapat perhatian serius mengingat mereka masih termasuk dalam usia sekolah dan usia kerja, mereka akan memasuki angkatan kerja dan memasuki umur reproduksi. Remaja sebagai generasi penerus bangsa perlu dipersiapkan menjadi manusia yang sehat secara jasmani, rohani, mental dan spiritual. Faktanya, berbagai penelitian menunjukkan bahwa remaja mempunyai banyak permasalahan seiring dengan masa transisi yang dialami remaja. Menurut data WHO tahun 2009 jumlah remaja di dunia saat ini mencapai ± 1,2 milyar dan satu dari lima orang di dunia ini adalah remaja. Di Asia Tenggara jumlah remaja mencapai ± 18% - 25 % dari seluruh populasi di daerah tersebut. Berdasarkan hasil Sensus Penduduk (2010) menunjukan bahwa data jumlah remaja di Indonesia sebanyak 63,4 juta jiwa dengan 32.164.436 jiwa (50,70 %) adalah remaja laki-laki dan 31.279.012 jiwa (49,30 %) adalah remaja perempuan. Berdasarkan Sensus Penduduk Dinas Kesehatan provinsi Lampung tahun 2013 tercatat bahwa jumlah remaja sebanyak 969.309 jiwa dengan remaja laki-laki sebanyak 453.979 jiwa (46,83 %) dan remaja perempuan sebanyak 515.330 jiwa (53,16%). Dan pada kota Bandar Lampung tercatat bahwa jumlah remaja 232.343 jiwa dengan remaja laki-laki sebanyak 101.600 jiwa (43,72%) dan remaja perempuan sebanyak 130.743 jiwa (56,27%). Dan pada sekolah SMPN 28 Bandar Lampung jumlah seluruh siswa terdapat sebanyak 698 orang. Jika dicermati, besarnya jumlah penduduk kelompok remaja akan sangat mempengaruhi pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang, karena pada masa remaja merupakan segmen kehidupan bagi perkembangan individu dan proses transisi yang dapat di arahkan menuju perkembangan masa dewasa yang sehat (Mansur, 2009). Berdasarkan hasil presurvey yang didapatkan dari 30 orang siswi kelas 7 di SMPN 28 Bandar Lampung didapatkan hasil lima orang (16,67%) takut kalau badan mereka menjadi gemuk sehingga [82]

mereka berusaha mengendalikan nafsu makan agar mereka tetap langsing dan lebih menarik, 20 orang (66,67%) merasa malu dengan perubahan yang terjadi pada payudara mereka sehingga mereka berusaha untuk menutup nutupinya dan lima orang (16,67%) malu dan jengkel karena adanya jerawat. Pada dasarnya mereka mengetahui adanya perubahan fisik pada diri mereka, tetapi tetap saja mereka merasa canggung dan tidak nyaman dengan perubahan tersebut. Berdasarkan fenomena diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang hubungan perubahan fisik usia remaja dengan rasa percaya diri pada siswi kelas 7 di SMPN 28 Bandar Lampung tahun 2014. HASIL Analisa Univariat Tabel 1: Distribusi Frekuensi Perubahan Fisik Usia Remaja Pada Siswi Perubahan Fisik f % Mengalami 40 70,2 Tidak Mengalami 17 29,8 Jumlah 57 100 Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa responden terbesar adalah dalam kategori mengalami yaitu sebanyak 40 orang (70,2 %). Tabel 2: Distribusi Frekuensi Rasa Percaya Diri Pada Siswi METODE Penelitian ini menggunakan rancangan deskriftif analitik yang bertujuan untuk mengetahui hubungan antara perubahan fisik usia remaja dengan rasa percaya diri di SMPN 28 Bandar Lampung. Dalam mencari hubungan variabel penelitian penulis menggunakan desain cross sectional. Dilakukan dengan menggunakan pengumpulan data sekaligus pada waktu yang bersamaan. Dengan menggunakan analisa data univariat (distribusi frekuensi) maupun bivariat untuk menentukan hubungan antar variabel. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi kelas 7 SMPN 28 Bandar Lampung pada tahun 2014. Jumlah siswi kelas 7 pada tahun 2014 ini berjumlah 134 orang. Sampel dalam penelitian ini berdasarkan perhitungan dengan rumus didapatkan sampel sejumlah 57 orang. Alat pengumpul data menggunakan kuesioner dengan metode angket. Pengolahan data dilaksanakan terhadap kuesioner-kuesioner yang dapat dikumpulkan untuk selanjutnya dianalisisa dengan analisa univariat dan bivariat dengan rumus Chi Square Motivasi f % Rendah 19 33,3 Sedang 23 40,4 Tinggi 15 26,3 Jumlah 57 100 Berdasarkan data di atas, dapat dilihat bahwa responden terbesar adalah rasa percaya diri dalam kategori percaya diri sedang sebanyak 23 orang (40,4%), dalam kategori percaya diri tinggi sebanyak 15 orang (26,3%) dan dalam kategori percaya diri rendah yaitu sebanyak 19 orang (33,3%). Analisa Bivariat Tabel 3: Hubungan Perubahan Fisik Usia Remaja Dengan Rasa Percaya Diri Pada Siswi Rasa Percaya Diri Perubahan Rendah Sedang Tinggi Fisik f % f % f % Mengalami 4 7,0 22 38,6 14 24,6 Tidak 15 26,3 1 1,8 1 1,8 Mengalami Total 19 33,3 23 40,4 15 26,3 p value= 0,0001 Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden terbanyak adalah mengalami perubahan fisik dengan rasa percaya diri sedang sebanyak 22 orang (38,6%). Hasil uji statistik dengan Chi [83]

Square dihasilkan perhitungan p value (0.000) < α (0,005) yang berarti ada hubungan perubahan fisik usia remaja dengan rasa percaya diri pada siswi kelas 7 di SMPN 28 Bandar Lampung tahun 2014. PEMBAHASAN Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilkukan oleh peneliti di SMPN 28 Bandar Lampung bulan Juni 2014 dengan jumlah responden 57 orang diperoleh hasil bahwa 38,6% responden mengalami perubahan fisik dan memiliki rasa percaya diri sedang. Hal ini menunjukkan bahwa responden memiliki sikap yang baik terhadap perubahan fisik yang mereka alami. Dari hasil uji statistik dapat disimpulkan bahwa ada hubungan antara perubahan fisik usia remaja dengan rasa percaya diri di SMPN 28 Bandar Lampung tahun 2014 dengan p value = 0,000. Hasil penelitian ini mendukung konsep yang ada tentang perubahan yang dialami remaja dapat mempengaruhi semua bagian tubuh baik eksternal maupun internal, sehingga mempengaruhi psikologis remaja dan menimbulkan perubahan dalam pola perilaku remaja (Mansur, 2009). Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian Puspitasari (2013) terhadap 77 responden remaja di Semarang yang salah satu hasilnya terdap hubungan antara pengetahuan tentang perubahan fisik dengan rasa percaya diri, dimana responden yang memiliki pengetahuan kurang memiliki kepercayaan diri yang rendah, dibandingkan dengan pengetahuan baik memiliki kepercayaan diri tinggi. Hasil penelitian tersebut menunjukkan sebanyak 71% responden dengan pengetahuan kurang mengalami percaya diri rendah. Penjelasan di atas menunjukkan bahwa hasil penelitian ini memiliki kesamaan dengan Puspitasari yang meneliti hubungan antara pengetahuan remaja putri tentang perubahan fisik masa pubertas dengan rasa percaya diri pada remaja putri di MTs NU Ungaran. Dimana terdapat hubungan antara perubahan fisik usia remaja dengan rasa percaya diri. Seperti diketahui bahwa mayoritas yang sudah mengalami perubahan fisik memiliki percaya diri sedang. Hal ini menunjukkan adanya persamaan persepsi dan penilaian terhadap penampilan diri responden. Menurut peneliti perubahan fisik dengan rasa percaya diri berpengaruh pada aktivitas siswi disekolah seperti bergaul dengan teman-teman, tampil di depan umum, dan keaktifan dalam kegiatan sekolah. Remaja yang sudah mengalami perubahan fisik tapi belum proporsional juga akan berbeda dengan remaja yang mengalami perubahan fisik sudah proporsional, karena mereka merasa minder apabila perubahannya berbeda dengan teman-temannya. Remaja yang sudah mengalami perubahan fisik ditunjang dengan mendapatkan informasi yang baik maka akan memiliki rasa percaya diri yang tinggi. Karena dia bisa menerima perubahan yang dialaminya. Keadaan fisik pada masa remaja dipandang sebagai suatu hal yang penting. Namun ketika remaja kurang mendapatkan informasi tentang perubahan fisik maka juga dapat menimbulkan perasaan tidak puas dan kurang. Seseorang yang mempunyai pemahaman baik akan mengetahui bahwa perubahan fisik adalah merupakan hal yang normal, dan remaja dapat menerimanya. Diharapkan pada pihak sekolah untuk mengadakan bimbingan konseling terhadap siswi dan bekerjasama dengan psikolog atau intitusi pendidikan kesehatan dalam memberikan penyuluhan, atau seminar tentang perubahan yang terjadi pada masa remaja dan bagaimana menyikapi perubahan supaya remaja tetap percaya diri. Selain itu menambah kegiatan ekstrakulikuler tentang kesehatan reproduksi sehingga para remaja dapat menggali informasi dan menambah wawasan KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa dari 57 orang responden 70,2% yang mengalami perubahan fisik, sedangkan sebanyak 29,8% yang tidak mengalami perubahan [84]

fisik dan didapatkan pula 33,3% yang memiliki kepercayaan diri rendah, 40,4% dengan kepercayaan diri sedang dan 26,3% memiliki kepercayaan diri tinggi. Hasil uji statistik dengan Chi Square dihasilkan perhitungan ρ value (0.000) < α DAFTAR PUSTAKA (0,005) yang berarti ada hubungan perubahan fisik usia remaja dengan rasa percaya diri pada siswi kelas 7 di SMPN 28 Bandar Lampung Tahun 2014. Isti, Ilma. 2006. Kepercayaan Diri Pada Remaja Penghuni Panti Asuhan Ditinjau Dari Harga Diri. Skripsi, Universitas Katolik Soegijapranata: Semarang. Mansur, Herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba Medika. Potter, Patricia A. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, Dan Praktik. Edisi 4. Jakarta:EGC. Puspitasari, Angger. 2013. Hubungan Antara Pengetahuan Remaja Putri Tentang Perubahan Fisik Masa Pubertas Dengan Rasa Percaya Diri Pada Remaja Putri Di MTs NU Ungaran. Karya Tulis Ilmiah, Akademi Kebidanan Ngudi Waluyo Unggaran:Semarang. Soetjiningsih. 2004. Tumbuh Kembang Remaja Dan Permasalahannya. Jakarta:Sagung Seto.. [85]