HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERUBAHAN FISIOLOGI PUBERTAS DI KELAS 8 SMP N 19 SURAKARTA TAHUN 2015 ABSTRAK

Ukuran: px
Mulai penontonan dengan halaman:

Download "HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERUBAHAN FISIOLOGI PUBERTAS DI KELAS 8 SMP N 19 SURAKARTA TAHUN 2015 ABSTRAK"

Transkripsi

1 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP REMAJA TENTANG PERUBAHAN FISIOLOGI PUBERTAS DI KELAS 8 SMP N 19 SURAKARTA TAHUN 2015 Erlinda 1 Ani Nur Fauziah 2 2 Dosen Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja, sementara itu perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya sehingga mereka sering merisaukan bentuk tubuhnya yang kurang proporsional tersebut. Apabila mereka sudah dipersiapkan dan mendapatkan informasi tentang perubahan tersebut maka mereka tidak akan mengalami kecemasan dan reaksi negatif lainya, tetapi bila mereka kurang memperoleh informasi, maka akan merasakan pengalaman yang negatif. Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta Tahun 2015 Desain penelitian ini adalah analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh remaja kelas 8 di SMP N 19 Surakarta tahun 2015 sejumlah 251 responden. Teknik sampel mengunakan Random Sampling dengan 72 responden. Alat pengumpulan data berupa kuesioner. Analisa data menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan menggunakan uji statistic Korelasi Kendall s Tau. Hasil penelitian pengetahuan remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015 mayoritas dalam kategori cukup 44 responden (61,1%) kemudian dalam kategori baik sejumlah 28 responden (38,9%), dan kategori kurang tidak ada. Sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015 mayoritas dalam kategori cukup 45 responden (62,5%), kategori baik 27 responden (37,5%) dan kategori kurang tidak ada. Hasil analisis hubungan antara pengetahuan dan sikap pada table Z ditemukan nilai Z = 1,96 dengan angka signifikasi 0,006. Karena Z hitung(4,208) > Ztabel (1,96) maka H 0 ditolak dan Ha diterima jadi ada hubungan yang rendah antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun Simpulan dari penelitian ini terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta. Kata kunci : Pengetahuan, Sikap, Fisiologi Pubertas. 1) Peneliti I 2) Peneliti II (Erlinda, Ani Nur Fauziah) 38

2 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil sensus penduduk tahun 2010 menunjukan bahwa jumlah penduduk Indonesia sebesar 237,6 juta jiwa, 63,4 juta diantaranya adalah remaja berusia tahun yang terdiri dari laki-laki sebanyak jiwa (50,7%) dan perempuan sebanyak jiwa (49,3%). 1 Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Namun demikian, menurut beberpa ahli, selain istilah pubertas digunakan juga istilah adolesens (dalam bahasa Inggris adolescene). Para ahli merumuskan bahwa istilah pubertas digunakan untuk menyatakan perubahan biologis baik bentuk maupun fisiologis yang terjadi dengan cepat dari masa anak-anak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi. Sedangkan istilah adolesens lebih ditekankan pada perubahan psikososial atau kematangan yang menyertai masa pubertas. 2 Pada masa pubertas dapat dikatakan bahwa ciri umum yang menonjol pada masa remaja adalah berlangsungnya perubahan itu sendiri, yang dalam interaksinya dengan lingkungan sosial membawa berbagai dampak pada perilaku remaja. Pubertas merupakan periode yang singkat, namun bagi sebagian orang dianggap sebagai periode yang sulit bagi remaja dan mempengaruhi keadaan fisik dan psikologi remaja di masa selanjutnya. 3 Perubahan fisik pubertas dimulai sekitar usia 10 atau 11 tahun pada remaja putri, kira-kira 2 tahun sebelum perubahan pubertas pada remaja laki-laki. Kematangan seksual dan terjadinya perubahan bentuk tubuh sangat berpengaruh pada kehidupan kejiwaan remaja, sementara itu perhatian remaja sangat besar terhadap penampilan dirinya sehingga mereka sering merisaukan bentuk tubuhnya yang kurang proposional tersebut. Apabila mereka sudah dipersiapkan dan mendapatkan informasi tentang perubahan tersebut maka mereka tidak akan mengalami kecemasan dan reaksi negatif lainya, tetapi bila mereka kurang memperoleh informasi, maka akan merasakan pengalaman yang negatif. 4 Menurut laporan WHO di tahun 2012, setiap tahunnya tercatat 16 juta remaja melahirkan di negara berkembang, termasuk Indonesia. 5 Di Indonesia berdasarkan laporan RISKESDES 2013, terdapat kehamilan pada umur kurang dari 15 tahun, meskipun sangat kecil (0,02%) dan kehamilan pada umur remaja (15-19 tahun) sebesar (1,97%). 6 Di Jawa Tengah perempuan yang hamil di bawah usia 16 tahun adalah 27,84%. Di Kota Surakarta 5,28% kehamilan di Surakarta berusia kurang dari 15 tahun. 7 Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SMP N 19 Surakarta tanggal 22 November 2014 di dapatkan informasi jumlah seluruh siswa/siswi kelas 8 berjumlah 251 orang yang diantaranya 122 siswa dan 129 siswi. Dengan melakukan wawancara pada 10 siswa dan siswi kelas 8 di SMP N 19 Surakarta, didapatkan 4 (40%) diantaranya yang mengerti tentang masa pubertas. Sedangkan 6 siswa yang lain tidak mengerti. Mereka yang tidak mengerti tentang pubertas hanya mengatakan perubahan pubertas ditandai dengan perubahan fisik, perubahan sifat, serta mulai tertarik dengan lawan jenis. Dari 6 siswa yang tidak (Erlinda, Ani Nur Fauziah) 39

3 mengerti 3 siswi mengatakan mereka antusias dengan masa pubertas, 3 diantaranya merasa biasa saja dalam menghadapi masa pubertas, tetapi diantara mereka ada yang sedikit takut dalam menghadapi perubahan masa pubertas. Berdasarkan latar belakang dan studi pendahuluan di atas peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang Masa Pubertas di Kelas 8 SMP N 19 Surakarta Tahun B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas rumusan masalah dalam penenitian ini adalah Apakah ada Hubungan Antara Pengetahuan Dan Sikap Remaja Tentang Masa Pubertas Di Kelas 8 SMP Negeri 19 Surakarta Tahun 2015?. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pada masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta. METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Dalam penelitian ini peneliti ingin mengetahui hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pubertas. B. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini penulis menggunakan dua variabel yaitu variabel independen (bebas) yaitu: pengetahuan remaja tentang masa pubertas dan variabel dependen (terikat) adalah ; sikap remaja terhadap masa pubertas. C. Hubungan Antar Variabel Variabel Independen Pengetahuan Remaja tentang Masa Pubertas Variabel Dependen Sikap Remaja Terhadap Masa Pubertas Diagram 1. Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Masa Pubertas di SMP N 19 Surakarta tahun (Erlinda, Ani Nur Fauziah) 40

4 D. Definisi Operasional Tabel 1. Definisi Operasional No Variabel Definisi Operasional Kategori Parameter Alat Ukur Skala Data 1 Pengetahuan remaja tentang masa pubertas Kuesioner Ordinal 2 Sikap remaja terhadap masa pubertas Merupakan hasil dari tahu remaja kelas 8 setelah melakukan pengindraan tentang masa pubertas meliputi : 1. Pengertian Pubertas 2. Ciri-ciri Pubertas 3. Tahap-tahap Pubertas 4. Kriteria Pubertas 5. Kondisi-kondisi yang menyebabkan pubertas 6. Perubahan Tubuh pada masa pubertas Reaksi atau tanggapan remaja kelas 8 I yang masih tertutup mengenai masa pubertas meliputi : 1. Pubertas 2. Ciri-ciri Pubertas 3. Tahap-tahap Pubertas 4. Kriteria Pubertas 5. Kondisi-kondisi yang menyebabkan pubertas 6. Perubahan Tubuh pada masa pubertas 1. Baik apabila hasil prosentase % (22-29 jumlah jawaban benar) 2. Cukup apabila hasil prosentase 56-75% (16-21 jumlah jawaban benar) 3. Kurang apabila hasil prosentase <56% (<16 jumlah jawaban benar) 1. Baik = Cukup = Kurang = Dengan menggunakan Rentang Skala (RS) : RS : RS= (29x4)-(29x1) RS= RS= 87 3 RS= Kuesioner Ordinal (Erlinda, Ani Nur Fauziah) 41

5 E. Populasi dan Sample Penelitian 1. Populasi Populasi penelitian adalah seluruh remaja di Kelas 8 SMP N 19 Surakarta pada bulan April sampai Mei 2015 sejumlah 251 orang. 2. Teknik Sampling Dalam penelitian ini, peneliti mengunakan rumus Slovin untuk menentukan besar sample. 20 Dan untuk menentukan sample peneliti menggunkan teknik random sampling adalah pengambilan sample secara acak. Dalam teknik random sampling, semua individu dalam populasi baik secara sendiri-sendiri atau bersama-sama diberi kesempatan yang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Teknik ini sampai sekarang dipandang sebagai teknik yang paling baik. Untuk menetukan anggota sampel dalam random sampling dapat digunakan dengan cara undian. 20 Penentuan besar sample dengan rumus Slovin. Keterangan : n = Jumlah sampel N= Jumlah Populasi e = Standar error (10%) F. Alat dan Metode Pengumpulan Data 1. Alat Pengumpulan Data Alat ukur dalam penelitian ini berupa kuesioner/ angket. Angket/ kuesioner merupakan alat ukur berupa angket atau kuisioner dengan beberapa pertanyaan. Alat ukur ini digunakan bila respondennya besar dan dapat membaca dengan baik yang dapat mengungkapkan hal-hal yang bersifat rahasia. Pembuatan kuesioner ini dengan mengacu pada parameter yang sudah dibuat oleh peneliti terhadap penelitian yang akan dilakukan Metode Pengumpulan Data Metode pengumpulan data yang digunakan adalah pengumpulan data primer dan sekunder. Metode pengumpulan data primer yaitu merupakan data yang diperoleh dari hasil kuesioner tertutup pengetahuan remaja tentang pubertas dan sikap remaja tentang perubahan fisiologi pubertas. Sebelum membagi kuesioner kepada responden, terlebih dahulu peneliti menjelaskan maksud dan tujuan, kemudian memberikan permohonan menjadi responden, melakukan informed concent dan menjelaskan cara pengisian kuesioner kemudian diberikan pada remaja di kelas 8 SMP N 19 Surakarta untuk di isi atau dijawab dan dikembalikan lagi pada peneliti untuk diperiksa kelengkapannya apabila belum lengkap maka dikembalikan pada responden untuk dilengkapi selanjutnya dilakukan pengolahan data. Dalam penelitian ini peneliti mengambil data sekunder berupa jumlah remaja di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun (Erlinda, Ani Nur Fauziah) 42

6 G. Metode Pengolahan dan Analisis Data 1. Metode Pengolahan Data a. Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kelengkapan data yang diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data terkumpul. 19 Pada tahap editing peneliti melakukan pemeriksaan kelengkapan jawaban responden pada saat pengumpulan data. b. Coding merupakan kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang terdiri atas beberapa kategori. Pemberian kode ini sangat penting bila pengelolaan dan analisa data menggunakan komputer. 19 c. Scoring dilakukan setelah ditetapkan kode jawaban atau hasil observasi sehingga setiap jawaban responden atau hasil observasi dapat diberikan skor. 23 d. Tabulating adalah membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti. 13 e. Data entry adalah kegiatan memasukkan data yang telah dikumpulkan ke dalam master table atau database komputer, kemudian membuat distribusi frekuensi sederhana atau dengan membuat tabel kontigensi Analisis Data Analisis data adalah tahapan dimana data diolah dan dianalisa dengan teknik tertentu. Analisa data dilakukan dengan alat bantu program Statistikal Product Service Solutions (SPSS) for Windows versi 16.00, dengan langkah-langkah analisa data yang dilakukan adalah sebagai berikut : 12 a. Analisis Univariat yang dilakukan pada tiap variabel dari hasil penelitian. Variabel yang dianalisis secara univariat dalam penelitian ini adalah variabel pengetahuan untuk mengetahui tingkat pengetahuan remaja tentang masa pubertas dan variabel sikap remaja tentang masa pubertas. 1) Analisis variabel pengetahuan Analisis dari variabel pengetahuan remaja tentang masa pubertas dirumuskan kedalam tabel distribusi frekuensi dengan rumus : P (%) = x 100 Keterangan : p = prosentase f = frekuensi n = jumlah responden 2) Analisis variabel sikap Analisis dari variabel sikap remaja tentang masa pubertas dikategorikan dalam kategori baik, cukup, dan kurang dengan menggunakan rumus Rentang Skala, yaitu: 19 (Erlinda, Ani Nur Fauziah) 43

7 Keterangan : RS : Rentang Skala m : jumlah soal x skor tertinggi n : jumlah soal x soal terendah b : jumlah kategori b. Analisis Bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi yaitu melihat hubungan variabel bebas dengan variabel terikat. 19 Analisa hubungan antara variabel independen atau variabel bebas pengetahuan dengan skala ordinal, dan variabel dependen atau variabel terikat sikap dengan skala ordinal sehingga digunakan uji Korelasi Kendall Tau yang digunakan untuk mencari hubungan dan menguji hipotesis antara dua variabel atau lebih, bila datanya berbentuk ordinal atau rangking : 22 Uji signifikansi koefisien korelasi menggunakan rumus z, karena distribusinya mendekati distribusi normal. Rumusannya adalah sebagai berikut : 22 Z = Apabila Z hitung > Z tabel maka Ho ditolak, artinya terdapat hubungan antara dua variabel. Apabila Z hitung < Z tabel maka Ho diterima, artinya tidak terdapat hubungan antara dua variabel. 22 H. Etika Penelitian Etika dalam penelitian menunjuk pada prinsip-prinsip etis yang diterapkan dalam kegiatan penelitian, dari proposal penelitian sampai dengan publikasi hasil penelitian. Pelaku penelitian atau peneliti dalam menjalankan tugas meneliti atau melakukan penelitian hendaknya memegang teguh sikap ilmiah serta berpegang teguh pada etika penelitian. 12 I. Lokasi dan Waktu Penelitian 1. Lokasi Penelitian ini dilakukan di SMP N 19 Surakarta Jl. Brondongan, Serengan, Surakarta. No. Telp (0271) Waktu Penelitian ini dilakukan pada bulan April sampai Mei tahun 2015 dengan jadwal terlampir. (Erlinda, Ani Nur Fauziah) 44

8 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian SMP N 19 Surakarta merupakan salah satu sekolah yang terletak di area perkampungan di wilayah Kecamatan Serengan Kota Surakarta. Yang terdiri dari 3 kelas, kelas 7 kelas 8 kelas 9. Setiap kelasnya terdiri dari kelas A sampai H. Di SMP N 19 Surakarta sendiri telah memberikan informasi tentang pubertas pada siswa-siswinya melalui guru BK. Di SMP N 19 Surakarta ini mata pelajaran BK 1 minggu sekali. Pada penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang perubahan fisiologi pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta, dilakukan terhadap remaja kelas 8 yang menempuh pendidikan di SMP tersebut dengan jumlah responden 72 remaja kelas 8. Remaja kelas 8 di SMP N 19 Surakarta sudah mendapatkan informasi masa pubertas dalam mata pelajaran biologi yang diberikan 2 kali dalam seminggu. Namun masih banyak yang belum paham tentang masa pubertas tersebut. Penelitian ini dilakukan pada tanggal 30 April a. Pengetahuan remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015 Tabel 2 Distribusi Frekuensi Relatif Berdasarkan Pengetahuan Remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015 No Pengetahuan Frekuensi Prosentase (%) 1 Baik 28 38,9 2 Cukup 44 61,1 3 Kurang 0 0,0 Jumlah Tabel 2 menunjukkan pengetahuan remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015 mayoritas dalam kategori cukup 44 responden (61,1%) kemudian dalam kategori baik sejumlah 28 responden (38,9%). b. Sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015 Tabel 3 Distribusi Frekuensi Sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015 No Sikap Frekuensi Prosentase (%) 1 Baik 27 37,5 2 Cukup 45 62,5 3 Kurang 0 0,0 Jumlah Hasil penelitian 72 responden sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015 mayoritas dalam kategori cukup 45 responden (62,5%), kategori baik 27 responden (37,5%). (Erlinda, Ani Nur Fauziah) 45

9 c. Hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015 dapat dilihat pada table 4.3. Tabel 4 Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Masa Pubertas di Kelas 8 SMP N 19 Surakarta Tahun 2015 Pengetahuan Total Kurang Cukup Baik Sikap Kurang Cukup Baik % 0% 0% % 45,8 % 15,3% % 16,7% 22,2% % 62,5% 37,5% Total 0 0% 44 61,1% 28 38,9% % P 0,324 0,006 Berdasarkan table diketahui hasil koefisien korelasi Kendall Tau sebesar 0,324 dengan angka signifikan 0,006. (Erlinda, Ani Nur Fauziah) 46 Penelitian ini menggunakan Uji 2 sisi dengan α = 5% maka α = 5% = 0,05 : 2 = 0,025. Sehingga pada tabel ditemukan nilai Z = 1,96. Karena Z hitung(4,208) > Ztabel (1,96) maka H 0 ditolak dan Ha diterima jadi ada hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun d. Analisa hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015 dapat dilihat pada table 4.4. Tabel 5 Tabel Keeratan Hubungan Antar Variabel Interval Koefisien Tingkat Hubungan 0,00 0,199 Sangat Rendah 0,20 0,399 Rendah 0,40 0,599 Sedang 0,60 0,799 Kuat 0,80 1,000 Sangat Kuat Penelitian ini menggunakan Uji 2 sisi dengan α = 5% maka α = 5% = 0,05 : 2 = 0,025. Sehingga pada tabel ditemukan nilai Z = 1,96. Karena Z hitung (4,208) > Ztabel (1,96) maka H 0 ditolak dan Ha diterima. Dengan menggunakan tabel korelasi hasil dari perhitungan Kendall Tau 0,324 menunjukan bahwa ada tingkat hubungan yang rendah (0,20 0,399) antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015.

10 B. Pembahasan 1. Pengetahuan Remaja Tentang Masa Pubertas di Kelas 8 SMP N 19 Surakarta Tahun 2015 Berdasarkan tabel 2 diketahui bahwa menunjukkan pengetahuan remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015 mayoritas dalam kategori cukup 44 responden (61,1%). Hal ini dapat disebabkan oleh faktor lingkungan bahwa remaja yg memiliki karakteristik yang hampir sama akan saling tukar informasi. Dalam kategori baik sejumlah 28 responden (38,9%). Hal ini dapat disebabkan oleh tingkat kecerdasan remaja yang lebih tinggi dari pada yang lainnya, dan kategori kurang tidak ada. Melihat kenyataan tersebut dapat dilihat bahwa pengetahuan responden tentang masa pubertas mayoritas sudah dalam kategori cukup meskipun antara responden berpengetahuan baik dan kurang sebanding. Harapan yang diinginkan mayoritas berpengetahuan baik namun hasilnya belum bisa seperti yang diharapkan. Pengetahuan merupakan hasil tahu dan hal ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap sesuatu objek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indra manusia yaitu indra penglihatan, pendengaran, penciuman, peraba, dan perasa. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata, telinga, pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang (overt behavior). 11 Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa penginderaan yang telah dilakukan responden mayoritas berada dalam kategori cukup 44 responden (61,1%) kemudian dalam kategori baik sejumlah 28 responden (38,9%), dan kategori kurang tidak ada. Berdasarkan dari hasil penelitian bahwa sebagian responden mempunyai pengetahuan yang cukup tentang perubahan fisik pubertas yaitu misal masa puber pada wanita dengan ciri-ciri payudara membesar, pada masa puber laki-laki dengan ciri-ciri tumbuhnya jakun. Faktor internal yang mempengaruhi pengetahuan meliputi pengalaman, sumber informasi, pemahaman. Faktor eksternal yang mempengaruhi pengetahuan meliputi lingkungan dan sosial budaya. Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada disekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi perkembangan perilaku orang maupun kelompok. Sehingga remaja bisa mendapatkan pengetahuan melalui informasi yang didapatkan disekitar lingkungannya. Jika lingkungan remaja itu baik maka pengetahuan yang dimiliki cukup baik meskipun tidak menutup kemungkinan adanya seseorang yang lingkungannya baik tetapi memiliki kecenderungan tidak mau menerima informasi dari lingkungannya sehingga pengetahuan yang dimiliki juga kurang. 13 Begitupun dengan pengetahuan remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta ini bisa dengan sendirinya didapatkan melalui informasi yang diberikan oleh gurunya melalui mata pelajaran biologi. 2. Sikap Remaja Tentang Masa Pubertas di Kelas 8 SMP N 19 Surakarta Tahun 2015 Hasil penelitian 72 responden sikap remaja tentang masa pubertas di SMP N 19 Surakarta Tahun 2015 mayoritas dalam kategori cukup 45 (Erlinda, Ani Nur Fauziah) 47

11 responden (62,5%). Hal ini disebabkan karena pengalaman pribadi seperti remaja tersebut telah mengalami menstruasi pada remaja putri dan mimpi basah pada remaja laki-laki. Kategori baik 27 responden (37,5%). Hal ini disebabkan karena pengetahuan remaja tersebut memiliki pengetahuan yang luas tentang masa pubertas dan kategori kurang tidak ada. Sikap adalah suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial, atau secara sederhana, dan merupakan respon terhadap stimulus sosial yang telah terkondisikan. Sikap dapat juga didefinisikan sebagai efek atau penilaian positif atau negative terhadap suatu objek. 14 Hal ini seperti pada teori mengenai sifat sikap yang dibagi menjadi dua, yaitu sikap positif (favorable) dan sikap negatif (infavorable). Sikap positif ialah kecenderungan tindakan mendekati, menyayangi, mengharapkan obyek tertentu. Sikap negatif ialah kecenderungan untuk menjauhi, menghindari, membenci, dan tidak menyukai obyek tertentu Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Masa Pubertas di Kelas 8 SMP N 19 Surakarta Tahun 2015 Berdasarkan hasil penelitian hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta Tahun 2015 disimpulkan ada hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pubertas dimana dengan nilai τ = 0,324 dan uji signifikansi Zhitung = 4,208. Data yang diperoleh dalam penelitian mayoritas responden dalam kategori berpengetahuan cukup dan sikapnya juga cukup yaitu sebesar 33 responden (45,8%). Sedangkan responden yang pengetahuannya baik dan sikapnya juga baik ada 16 responden (22,2%) dan responden yang pengetahuannya kurang dan sikapnya juga kurang tidak ada, responden yang pengetahuannya baik tetapi sikapnya cukup ada 12 responden (16,7%), responden yang pengetahuannya cukup tetapi sikapnya baik ada 11 responden (15,3%). Data penelitian dari 72 responden tidak ada responden yang berpengetahuan baik sikapnya kurang (0%). Hasil penelitian sesuai dengan teori tentang hubungan antara pengetahuan dengan sikap. Pengetahuan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi terbentuknya sikap seseorang. Berdasarkan pengalaman dan penelitian, jika seseorang memiliki pengetahuan yang baik maka akan memiliki perilaku yang baik pula. 17 Sikap adalah suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi social, atau secara sederhana, dan merupakan respon terhadap stimulus social yang telah terkondisikan. Sikap dapat juga didefinisikan sebagai efek atau penilaian positif atau negative terhadap suatu objek. 14 Mayoritas responden memiliki pengetahuan tentang perubahan masa pubertas cukup dan sikap dalam menghadapi masa pubertas cukup. Ini menunjukkan pengetahuan berhubungan dengan sikap seseorang dalam menghadapi masa pubertas. Demikian pula dengan pengetahuan masa pubertas akan mempengaruhi sikap ataupun perilaku remaja dalam menghadapi masa pubertas. Jika pengetahuan remaja itu baik maka sikap yang ditunjukkan oleh remaja (Erlinda, Ani Nur Fauziah) 48

12 tersebut juga baik dan sebaliknya apabila pengetahuannya itu kurang maka sikapnya juga kurang baik dalam menghadapi masa pubertas tersebut. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian terdahulu dengan judul Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Awal Tentang Perubahan Fisiologi Pada Masa Pubertas di SLTP N 4 Banda Aceh diperoleh hasil remaja yang telah mengalami perubahan pada masa pubertas dan berpengetahuan sedang yaitu 66,5% dari 48 responden, remaja yang telah mengalami perubahan pada masa pubertas dan berpengetahuan tinggi yaitu 100% dari 7 responden dan remaja yang telah mengalami perubahan pada masa pubertas dan berpengetahuan rendah yaitu 29,4% dari 17 responden. Maka ada hubungan antara sikap siswa/i dengan perubahan yang terjadi pada masa pubertas (P value = 0,006) 25 Dengan demikian bisa disimpulkan bahwa pengetahuan sangat mempengaruhi sikap seseorang terhadap suatu hal. Dimana faktor-faktor yang mempengaruhi sikap antara lain pendidikan, status pekerjaan, umur, pengeluaran pribadi, pengaruh orang lain yang dianggap penting, pengaruh kebudayaan, media masa, lembagga pendidikan dan lembaga agama, dan faktor emosional. 13 Pendidikan seseorang itulah yang erat hubungannya dengan pengetahuan seseorang. Dapat dikatakan jika pendidikan yang dimilikinya tinggi maka pengetahuannya dianggap baik. 4. Analisa Hubungan Antara Pengetahuan dan Sikap Remaja Tentang Masa Pubertas di Kelas 8 SMP N 19 Surakarta Tahun 2015 Penelitian ini menggunakan Uji 2 sisi dengan α = 5% maka α = 5% = 0,05 : 2 = 0,025. Sehingga pada tabel ditemukan nilai Z = 1,96. Karena Z hitung (4,208) > Z tabel (1,96) maka H 0 ditolak. Dengan menggunakan tabel korelasi hasil dari perhitungan Kendall Tau 0,324 menunjukan bahwa ada hubungan yang rendah antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015, karena perhitungan Kendall Tau 0,324 masuk ke dalam rentang 0,20 0,399 yang merupakan tingkat hubungan yang rendah. PENUTUP A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian mengenai hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta Tahun 2015, diperoleh simpulan sebagai berikut : 1. Terdapat hubungan antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta dimana didapatkan hasil Z hitung = 4, Pengetahuan remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015 mayoritas dalam kategori cukup 44 responden (61,1%) kemudian dalam kategori baik sejumlah 28 responden (38,9%), dan kategori kurang tidak ada. (Erlinda, Ani Nur Fauziah) 49

13 3. Sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta tahun 2015 mayoritas dalam kategori cukup 45 responden (62,5%), kategori baik 27 responden (37,5%) dan kategori kurang tidak ada. 4. Terdapat Hubungan yang rendah antara pengetahuan dan sikap remaja tentang masa pubertas di kelas 8 SMP N 19 Surakarta. Dimana hasil perhitungan Kendall Tau 0,324 masuk ke dalam tingkat hubungan rendah dengan interval koefisien 0,20 0,399. B. Saran Saran yang dapat peneliti sampaikan pada karya tulis ilmiah ini adalah : 1. Bagi Institusi Pendidikan (SMP N 19 Surakarta) Diharapkan SMP N 19 Surakarta mempertahankan dalam upaya pemberian informasi tentang masa pubertas melalui guru BK. 2. Bagi Responden Lebih meningkatkan lagi pengetahuannya khususnya tentang masa pubertas agar bisa menghadapi perubahan pada masa pubertas dengan baik dan tanpa hambatan yang berarti. 3. Bagi Peneliti Selanjutnya Diharapkan peneliti selanjutnya untuk menyempurnakan penelitian ini, merincikan penelitian ini, dan memperdalam masalah-masalah yang berkaitan dengan perubahan fisiologi pubertas. Misalnya dengan melakukan penelitian dengan variabel yang berbeda seperti perilaku remaja pada masa pubertas. DAFTAR PUSTAKA 1. BKKBN Kajian Profil Penduduk Remaja (10-24 tahun). Diunduh pada tanggal 20 November 2014 pukul Tim Penulis Poltekkes Depkes Jakarta I Kesehatan Remaja : Problerm dan Solusinya. Jakarta : Salemba Medika 3. Agustiani H Psikologi Perkembangan. Jakarta, Refika Aditama. 4. Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Remaja dan Permasalahannya. Jakarta : CV Sagung Seto 5. Anonim Dampak Medis dan Psikologis kehamilan dan persalinan remaja. growupclinic.com/2014/05/14/dampak-media-dan-psikologiskehamilan-dan-persalinan-remaja/. Diakses pada tanggal 29 November 2014 pukul Departemen Kesehatan RI Riset Kesehatan Dasar (RISKESDES), laporan nasional Jakarta: Departemen Kesehatan RI (Erlinda, Ani Nur Fauziah) 50

14 7. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah Buku Profil Kesehatan Jawa Tengah Tahun Semarang : Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah 8. Primursanti, R dengan judul Perilaku Remaja Awal Dalam Hal Perubahan Fisiologis Pada Masa Pubertas Di SMP Yayasan Pendidikan Shafiyyatul Amaliyyah Medan Tahun Wahilda, R dengan judul Gambaran Pengetahuan Remaja Awal Putri Tentang Perubahan Fisiologis Pubertas Di MTSN 1 Piladang, Kab Lima Puluh Kota Tahun Maryana, N dengan judul Gambaran Tinggkat Pengetahuan Remaja Usia Tahun Tentang Pubertas di Kelas II B SMP Negeri 3 Cawas Klaten Tahun Notoatmojo, S Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta : PT Rineka Cipta. 12. Notoatmojo, S Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. 13. Wawan, A dan Dewi, M Pengetahuan Sikap dan Perilaku. Yogyakarta : Nuha Medika. 14. Azwar, S Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya edisi kedua. Yogyakarta : Pustaka Pelajar. 15. Fithra, Fillah D, Permasalahan Gizi Pada Remaja Putri. Yogyakarta : Graha Ilmu. 16. Hurlock Psikologi Perkembangan. Jakarta : Gelora Aksara Pratama 17. Ariani, Ayu Putri Aplikasi metode Penelitian Kebidanan dan Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Nuha Medika. 18. Murti, Bhisma Desain dan Ukuran Sampel untuk Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif di Bidang Kesehatan. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press. 19. Hidayat, Aziz Alimul Metode Penelitian Kebidanan dan Teknik Analisis Data. Jakarta: Salemba Medika. 20. Setiawan, A dan Saryono Metodelogi Penelitian Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika 21. Riyanto, A Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika (Erlinda, Ani Nur Fauziah) 51

15 22. Riwidikdo, Handoko Statistik Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendikia Press. 23. Suyanto dan Salamah, U Riset Kebidanan Metodologi dan Aplikasi. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press. 24. Sugiyono Statistika untuk Penelitian. Bandung. Alfabeta. 25. Wahyuni, S, dengan judul Hubungan Pengetahuan dan Sikap Remaja Awal Tentang Perubahan Fisiologi Pada Masa Pubertas di SLTP N 4 Banda Aceh 26. Pusat Tesis Validitas dan Reliabilitas Tes. Surabaya: Pusat Tesis diakses pada tanggal 21 Februari 2015 pukul WIB 27. Riyanto A Aplikasi Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta : Nuha Medika (Erlinda, Ani Nur Fauziah) 52

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016 HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MENGENAI PERILAKU SEKSUAL REMAJA DI SMK KESEHATAN DONOHUDAN BOYOLALI TAHUN 2016 Ajeng Novita Sari Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK Hubungan pengetahuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TERHADAP SADARI DI KARANG MALANG RW 004 JETIS JUWIRING KLATEN TAHUN 2016

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TERHADAP SADARI DI KARANG MALANG RW 004 JETIS JUWIRING KLATEN TAHUN 2016 HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP WANITA USIA SUBUR TERHADAP SADARI DI KARANG MALANG RW 004 JETIS JUWIRING KLATEN TAHUN 2016 Siti Maesaroh Dosen Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK HUBUNGAN

Lebih terperinci

Ilafi Rumaisya N 1 Siti Maesaroh 2. Dosen akbid Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK

Ilafi Rumaisya N 1 Siti Maesaroh 2. Dosen akbid Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK HUBUNGAN PENGETAHUAN WANITA USIA 48-55 TAHUN TENTANG MENOPAUSE DENGAN SIKAP DALAM MENGHADAPI PERUBAHAN PADA MASA MENOPAUSE DI DESA WERU RT 02 RW 05 WERU SUKOHARJO TAHUN 2015 Ilafi Rumaisya N 1 Siti Maesaroh

Lebih terperinci

PERILAKU REMAJA DALAM HAL PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA PUBERTAS DI SMP YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN TAHUN 2013

PERILAKU REMAJA DALAM HAL PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA PUBERTAS DI SMP YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN TAHUN 2013 PERILAKU REMAJA DALAM HAL PERUBAHAN FISIOLOGIS PADA MASA PUBERTAS DI SMP YAYASAN PENDIDIKAN SHAFIYYATUL AMALIYYAH MEDAN TAHUN 2013 Dina Indarsita 1, Mariaty S 2, Ravina Primursanti 1 1 Jurusan Keperawatan

Lebih terperinci

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi.

BAB 1 PENDAHULUAN. dari masa kanak kanak ke masa dewasa, terutama perubahan alat reproduksi. 1 BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak kanak ke masa dewasa. Masa ini sering disebut dengan masa pubertas. Menurut beberapa ahli, selain istilah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu penelitian untuk mengetahui gambaran tingkat pengetahuan remaja

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan 15 Maret-28 Mei tahun akan dikumpulkan dalam waktu bersamaan (Notoatmodjo, 2010). 33 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1 Lokasi Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Gorontalo, Kota Gorontalo. 3.1.2 Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan

Lebih terperinci

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7

Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7 PENELITIAN HUBUNGAN PERUBAHAN FISIK USIA REMAJA DENGAN RASA PERCAYA DIRI PADA SISWI KELAS 7 Vivin Sabrina Pasaribu*, El Rahmayati*, Anita Puri* *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang *Dosen

Lebih terperinci

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN

60 Jurnal Penelitian Kesehatan Suara Forikes. Volume VII Nomor 1, Januari 2016 ISSN: PENDAHULUAN PENDAHULUAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS Eny Pemilu Kusparlina (Akademi Kebidanan Muhammadiyah Madiun) ABSTRAK Pendahuluan: Angka aborsi di

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA SISWA KELAS XI SMA NEGERI 6 SURAKARTA Febry Heldayasari Prabandari *, Tri Budi Rahayu Program Studi D3 Kebidanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang gunakan adalah dengan menggunakan metode analitik,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang gunakan adalah dengan menggunakan metode analitik, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang gunakan adalah dengan menggunakan metode analitik, dengan pendekatan Cross Sectional. Pendekatan ini merupakan rancangan penelitian dengan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI REMAJA DENGAN KESIAPAN ANAK MENGHADAPI MASA PUBERTAS Sevi Budiati & Dwi Anita Apriastuti Akademi Kebidanan Estu Utomo Boyolali ABSTRAK Latar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu

BAB III METODE PENELITIAN. deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan metode pendekatan cross sectional, yaitu suatu penelitian

Lebih terperinci

GAMBARAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KELAS IBU HAMIL DI DESA WATES SIMO BOYOLALI TAHUN Oleh. Siti Maesaroh 1) dan Sunarti 2) ABSTRAK

GAMBARAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KELAS IBU HAMIL DI DESA WATES SIMO BOYOLALI TAHUN Oleh. Siti Maesaroh 1) dan Sunarti 2) ABSTRAK GAMBARAN SIKAP IBU HAMIL TERHADAP KELAS IBU HAMIL DI DESA WATES SIMO BOYOLALI TAHUN 2012 Oleh Siti Maesaroh 1) dan Sunarti 2) 1) Dosen Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK GAMBARAN SIKAP IBU

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variabel bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini termasuk jenis penelitian Non Experimen (Hidayat, 2007). Dalam rancangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI TINGKAT I TENTANG VULVA HYGIENE DI AKBID MAMBA UL ULUM SURAKARTA TAHUN Oleh

HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI TINGKAT I TENTANG VULVA HYGIENE DI AKBID MAMBA UL ULUM SURAKARTA TAHUN Oleh HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP MAHASISWI TINGKAT I TENTANG VULVA HYGIENE DI AKBID MAMBA UL ULUM SURAKARTA TAHUN 2015 Oleh 1) Sri Wahyuni 2) Sri Suparti 2) Dosen Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta

Lebih terperinci

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016

GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016 GAMBARAN PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG MAKANAN PENDAMPING ASI (MP ASI) DI POSYANDU DEWI SRI I KATEGUHAN SAWIT BOYOLALI TAHUN 2016 Catur Setyorini Akademi Kebidanan Mamba ul Ulum Surakarta ABSTRAK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan

BAB III METODE PENELITIAN. metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah dengan menggunakan metode deskriptif analitik, dengan pendekatan cross sectional yang dilakukan sesaat dan dalam

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa variabel. Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan variasi

BAB III METODE PENELITIAN. beberapa variabel. Dengan teknik korelasi dapat diketahui hubungan variasi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara dua atau

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI RT 03 RW 06 SANGGRAHAN JOHO SUKOHARJO TAHUN 2016

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI RT 03 RW 06 SANGGRAHAN JOHO SUKOHARJO TAHUN 2016 HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN SIKAP REMAJA TENTANG SEKS PRANIKAH DI RT 03 RW 06 SANGGRAHAN JOHO SUKOHARJO TAHUN 2016 The Relationship Between Knowledge And The Adolescents Attitudes About The Principal

Lebih terperinci

Oleh. Catur Setyorini 1) dan Deti Ekowati 2) Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Ibu Bayi Balita, Kartu Menuju Sehat

Oleh. Catur Setyorini 1) dan Deti Ekowati 2) Kata Kunci : Pengetahuan, Sikap, Ibu Bayi Balita, Kartu Menuju Sehat HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BAYI BALITA TENTANG KARTU MENUJU SEHAT (KMS) DENGAN SIKAP IBU BAYI BALITA DALAM PENGGUNAAN KARTU MENUJU SEHAT (KMS) DI POSYANDU CEMPAKA II BIRU PANDANAN WONOSARI KLATEN

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, yaitu penelitian yang menjelaskan adanya hubungan antara variabel melalui pengujian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dan rancangan yang digunakan adalah cross sectional, yaitu mengukur variabel

BAB III METODE PENELITIAN. dan rancangan yang digunakan adalah cross sectional, yaitu mengukur variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka penelitian yang digunakan adalah deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik, adalah penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa fenomena kesehatan itu terjadi,

Lebih terperinci

JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017

JURNAL ILMIAH KOHESI Vol. 1 No. 1 April 2017 TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PERUBAHAN MASA PUBERTAS DI SMA NEGERI 3 BINJAI TAHUN 2014 ADE IRA ZAHRYANI DOSEN TETAP AKADEMI KEBIDANAN KHARISMA HUSADA BINJAI ABSTRACT Sexual maturity and the occurrence

Lebih terperinci

GAMBARAN SIKAP IBU HAMILTENTANG PERAWATAN PAYUDARA SELAMA HAMIL DI POS KESEHATAN DESA PUNDUNGREJO TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN 2013.

GAMBARAN SIKAP IBU HAMILTENTANG PERAWATAN PAYUDARA SELAMA HAMIL DI POS KESEHATAN DESA PUNDUNGREJO TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN 2013. GAMBARAN SIKAP IBU HAMILTENTANG PERAWATAN PAYUDARA SELAMA HAMIL DI POS KESEHATAN DESA PUNDUNGREJO TAWANGSARI SUKOHARJO TAHUN 2013 Oleh 1) Pipit Safitri 2) Siti Maesaroh Mahasiswa, Dosen Akademi Kebidanan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional (Nursalam, 2003). Metode penelitian dengan

BAB III METODE PENELITIAN. pendekatan cross sectional (Nursalam, 2003). Metode penelitian dengan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan Penelitian Jenis atau rancangan penelitian ini adalah descriptive correlational yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 26 BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian Descriptive Korelasional yang bertujuan untuk menjelaskan adanya hubungan antar

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang dilakukan adalah metode deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan tujuan utama untuk menunjukkan atau

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN

BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian BAB III METODA PENELITIAN Jenis penelitian ini adalah studi korelasi yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antar variabel (Nursalam, 2003).

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU

HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU HUBUNGAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KESEHATAN REPRODUKSI DENGAN PERILAKU SEKS PRANIKAH PADA SISWA KELAS XI DI SMA N COLOMADU Riske Chandra Kartika, Kamidah Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. independen (tingkat pengetahuan) dan variabel dependen (penerapan toilet

BAB III METODE PENELITIAN. independen (tingkat pengetahuan) dan variabel dependen (penerapan toilet BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Metode Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik yaitu suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antara faktorfaktor

Lebih terperinci

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU PERAWATANDIRI SAAT MENSTRUASI PADA SISWI KELAS VII DI SMPN 3 BANTUL YOGYAKARTA

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU PERAWATANDIRI SAAT MENSTRUASI PADA SISWI KELAS VII DI SMPN 3 BANTUL YOGYAKARTA HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DENGAN PERILAKU PERAWATANDIRI SAAT MENSTRUASI PADA SISWI KELAS VII DI SMPN 3 BANTUL YOGYAKARTA NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Dieng Erika Merly Nastasia 201510104451 PROGRAM STUDI

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur

BAB III METODE PENELITIAN. adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross sectional yaitu mengukur BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan dengan tujuan penelitian, maka jenis penelitian ini yang digunakan adalah analitik, dengan menggunakan rancangan penelitian cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 28 BAB III METODE PENELITIAN A. DESAIN PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian deskriptif analitik yaitu untuk mengetahui peranan antara variabel independent dengan variabel dependent yaitu peranan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang

BAB III METODE PENELITIAN. desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuantitatif, desain penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelatif yang menghubungan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek

BAB III METODE PENELITIAN. sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel pada obyek BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancang Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional yaitu variabel

Lebih terperinci

Mitha Destyowati ABSTRAK

Mitha Destyowati ABSTRAK HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KONTRASEPSI IUD DENGAN MINAT PEMAKAIAN KONTRASEPSI IUD DI DES HARJOBINANGUN KECAMATAN GRABAK KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2011 Mitha Destyowati ABSTRAK 12 i + 34 hal

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlation yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlation yaitu 3 BAB III METODE PENELITIAN A. Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah descriptive correlation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Pendekatan cross sectional ialah suatu penelitian untuk

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU BAYI TENTANG POSYANDU DENGAN FREKUENSI KUNJUNGAN IBU DAN BAYI DI POSYANDU (Studi di Desa Kemlagilor Kecamatan Turi, Kabupaten Lamongan tahun 2016) Siti Aisyah *Dosen Program Studi

Lebih terperinci

Keterangan: Xxx = koefisien korelasi Kendall Tau yang besarnya (-1<0<1) A = jumlah ranking atas

Keterangan: Xxx = koefisien korelasi Kendall Tau yang besarnya (-1<0<1) A = jumlah ranking atas (BPS, BKKBN, DEPKES RI, 2007: 18-21). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilaksanakan bulan April 2010 di SD Yogyakarta terhadap siswi usia 10-12 tahun diperoleh data dari 69 siswi yang belum menstruasi,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian. Demak, sedangkan pendekatan yang digunakan adalah cross sectional BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Metode Penelitian Jenis penelitian ini merupakan kuantitatif. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelasi study yang bertujuan untuk mengetahui

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 2013 FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI USIA MENARCHE PADA REMAJA PUTRI KELAS X DI SMA NEGERI 2 MEULABOH KABUPATEN ACEH BARAT TAHUN 213 PERMATA SHANTI Mahasiswa Pada STiKes Ubudiyah Banda Aceh Abtract Menarche

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Rancangan penelitian merupakan hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh peneliti berhubungan dengan bagaimana diterapkan (Nursalam,

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 19 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis & Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif korelasi yaitu mendeskripsikan variabel independen dan dependen, kemudian melakukan analisis

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang 23 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian non eksperimental, yaitu penelitian yang digunakan

Lebih terperinci

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI

REPI SEPTIANI RUHENDI MA INTISARI GAMBARAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PERKEMBANGAN MOTORIK BALITA USIA 3-5 TAHUN DI POSYANDU DESA CISAYONG WILAYAH KERJA PUSKESMAS CISAYONG KABUPATEN TASIKMALAYA REPI SEPTIANI RUHENDI MA0712020 INTISARI Setiap

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan termasuk jenis penelitian non-eksperimental observasional bersifat diskriptif analitik (eksplanatori reseach),

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional. analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan desain penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional untuk mempelajari hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN PERAWAT DENGAN PELAKSANAAN METODE PENUGASAN DALAM MODEL PRAKTEK KEPERAWATAN PROFESIONAL (MPKP) DI RSUD WATES Annisa Nur Erawan INTISARI Latar Belakang : Perawat merupakan sumber

Lebih terperinci

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PERILAKU SEKS PRANIKAH REMAJA `KELAS VII DAN VIII DI SMP NEGERI 7 KOTA SUKABUMI Annysa Yanitama, Iwan Permana, Dewi Hanifah Abstrak Salah satu masalah remaja adalah masalah

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu saat (Notoatmodjo,2010 p: 37-41). 2. Waktu akan dilakukan pada bulan Maret sampai Agustus 2011

BAB III METODE PENELITIAN. pada satu saat (Notoatmodjo,2010 p: 37-41). 2. Waktu akan dilakukan pada bulan Maret sampai Agustus 2011 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik dengan pendekatan cross sectional yaitu jenis penelitian yang menentukan pada waktu pengukuran/observasi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini merupakan studi belah

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini merupakan studi belah BAB III METODE PENELITIAN A. JENIS DAN RANCANGAN PENELITIAN Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah analitik. Metode yang digunakan adalah survey, melalui wawancara dengan menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Desain penelitian merupakan wadah untuk menjawab pertanyaan penelitian, dan mengkaji kesahihan hipotesis (Sudigdo, 1995). Jenis penelitian ini adalah deskripitif

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan jenis penelitian non-eksperimental. Metode yang digunakan adalah deskriptif korelasional dengan rancangan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 45 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis atau Rancangan dan Metode Pendekatan Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO. Asih Setyorini, Deni Pratma Sari HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN REMAJA TENTANG KEPUTIHAN DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN DI SMK NEGERI 3 KABUPATEN PURWOREJO Asih Setyorini, Deni Pratma Sari ABSTRAK Perubahan pada masa remaja adalah hormon reproduksi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. data dilakukan sebelum dilakukan intervensi penkes (pre test) dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan (post test).

BAB III METODE PENELITIAN. data dilakukan sebelum dilakukan intervensi penkes (pre test) dan setelah dilakukan pendidikan kesehatan (post test). BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Metode Penelitian Penelitian ini menggunakan penelitian eksperimen deskriptif kuantitatif dengan rancangan one group pre test post test. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui

Lebih terperinci

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi

BAB III METODEOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi BAB III METODEOLOGI PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif korelasi non-eksperimental yaitu penelitian korelasi dengan metode cross sectional. Menurut

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis

BAB III METODE PENELITIAN. mengapa fenomena kesehatan itu terjadi. Kemudian melakukan analisis 37 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Berdasarkan tujuan yang telah diterapkan, Penelitian ini merupakan penelitian analitik yaitu penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan

Lebih terperinci

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN

: tingkat pengetahuan, kecemasan PENDAHULUAN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TENTANG HUBUNGAN SEKSUAL SELAMA KEHAMILAN DI PUSKESMAS KECAMATAN JATIBARANG KABUPATEN BREBES LAELATUL MUBASYIROH INTISARI Kehamilan

Lebih terperinci

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian 37 BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian korelasional yaitu bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelatif antara variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. tingkat pengetahuan dan status gizi balita. Variabel independen dan variabel BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik dengan desain penelitian cross sectional untuk mengetahui hubungan antara tingkat pengetahuan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik yang bertujuan untuk mencari hubungan antar variabel. Rancangan penelitian ini merupakan rancangan

Lebih terperinci

Tri Puspa Kusumaningsih, Novia Ayunita. Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo Jl.Soekarno Hatta, Borokulon, Banyuurip, Purworejo

Tri Puspa Kusumaningsih, Novia Ayunita. Akademi Kebidanan Bhakti Putra Bangsa Purworejo Jl.Soekarno Hatta, Borokulon, Banyuurip, Purworejo HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN DENGAN TUMBUH KEMBANG BALITA DI POSYANDU DESA KALIKOTES, KECAMATAN PITURUH, KABUPATEN PURWOREJO TAHUN 2017 Tri Puspa Kusumaningsih,

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan

BAB III METODA PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis Dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan yaitu kuantitatif, dengan rancangan deskriptif analitik yaitu dengan melakukan pengukuran variabel independen

Lebih terperinci

PERAN ORANG TUA DAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PUBERTAS DI SALAH SATU SMP NEGERI BOYOLALI

PERAN ORANG TUA DAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PUBERTAS DI SALAH SATU SMP NEGERI BOYOLALI PERAN ORANG TUA DAN PENGETAHUAN REMAJA TENTANG PUBERTAS DI SALAH SATU SMP NEGERI BOYOLALI Suprapti, Indarwati Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Aisyiyah Surakarta ABSTRAK Pendahuluan; Masa remaja adalah suatu

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Rancangan penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode case control yaitu suatu penelitian (survey) analitik yang menyangkut bagaimana faktor

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian diskriptif korelatif, karena menjelaskan hubungan antara dua

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian diskriptif korelatif, karena menjelaskan hubungan antara dua BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian dan Rancangan Penelitian Berdasarkan hipotesa yang ditetapkan, penelitian ini merupakan penelitian diskriptif korelatif, karena menjelaskan hubungan antara

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif korelasi yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif korelasi yang BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang akan digunakan adalah deskriptif korelasi yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antar variabel (Alimul, 2003). Rancangan penelitian

Lebih terperinci

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU BALITA TENTANG ASI EKSKLUSIF TERHADAP PEMBERIAN PASI PADA BAYI USIA 0-6 BULAN DI BPS NY. DIYAH SIDOHARJO SRAGEN Danik Dwiyanti, Erni Susilowati Akademi Kebidanan YAPPI

Lebih terperinci

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014

HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 HUBUNGAN PENGETAHUAN, PERSEPSI REMAJA PUTRI, DAN PERAN KELUARGA DENGAN PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI) DI SMA NEGERI 8 KOTA JAMBI TAHUN 2014 Herlina 1, *Resli 2 1 Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Prima

Lebih terperinci

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan BAB III METODA PENELITIAN A. Jenis / Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi yaitu penelitian yang dilakukan untuk melihat

Lebih terperinci

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan.

Kata kunci : pengetahuan, sikap ibu hamil, pemilihan penolong persalinan. HUBUNGAN PENGETAHUAN DENGAN SIKAP IBU HAMIL TRIMESTER III TENTANG PEMILIHAN PENOLONG PERSALINAN DI PUSKESMAS BERUNTUNG RAYA BANJARMASIN Ika Mardiatul Ulfa 1, Hariadi Widodo 2, Siti Zulaiha 2 1 AKBID Sari

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Surakarta. Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN. Surakarta. Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional. Pendekatan BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan rancangan observasional analitik. Studi ini dilakukan untuk melihat adanya hubungan antara tingkat stres dengan tingkat

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 21 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik yaitu untuk mencari hubungan antara variable bebas dan terikat yang dilakukan dengan pendekatan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah metode deskriptif analitik dengan pendekatan Cross Sectional yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran

Lebih terperinci

23,3 50,0 26,7 100,0

23,3 50,0 26,7 100,0 HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK DENGAN SIKAP DALAM MEMILIH KB SUNTIK BULANAN DI DESA BESOLE, KECAMATAN BAYAN, KABUPATEN PURWOREJO Dwi Mardiantari ABSTRAK 48 hal+7 tabel+ gambar+

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian jenis Deskriptif Corelasional

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian jenis Deskriptif Corelasional BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian yang dilakukan adalah penelitian jenis Deskriptif Corelasional yang meneliti tentang hubungan antara variabel dependen dan independen. Metode yang

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

BAB III METODE PENELITIAN. variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik yang menjelaskan hubungan variabel bebas dan terikat dengan pendekatan cross sectional yaitu studi

Lebih terperinci

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon

Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon Serambi Saintia, Vol. V, No. 1, April 2017 ISSN : 2337-9952 Kesehatan Reproduksi Remaja Putri di SMA Negeri 2 Takengon Maya Maulida Fitri 1, Masyudi 2 1,2) Fakultas Kesehatan Masyarakat USM Email: masyudi29@gmail.com

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah correlation study yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan korelasi antara variabel independen dan variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN 35 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Penelitian ini adalah penelitian analitik yang menjelaskan hubungan variabel bebas dengan variabel terikat yang menggunakan pendekatan cross

Lebih terperinci

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012

Dinamika Kebidanan vol. 2 no.2. Agustus 2012 HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN TENTANG PACARAN SEHAT DENGAN PERILAKU SEKS BEBAS PADA REMAJA DI SMA KOTA SEMARANG Riana Prihastuti Titiek Soelistyowatie*) *) Akademi Kebidanan Abdi Husada Semarang Korespondensi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan,

BAB III METODE PENELITIAN. adalah cross sectional yaitu suatu penelitian dengan cara pendekatan, BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Rancangan Penelitian Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian Non Experimental (Nazir, 1999). Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan Rancangan Penelitian Jenis penelitian ini adalah survei analitik. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI DAN MULUT IBU HAMIL DI PUSKESMAS MANTRIJERON

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI DAN MULUT IBU HAMIL DI PUSKESMAS MANTRIJERON HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DENGAN PERILAKU KESEHATAN GIGI DAN MULUT IBU HAMIL DI PUSKESMAS MANTRIJERON NASKAH PUBLIKASI Disusun oleh: Windi Sriwijayanti 201510104100 PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional (potong lintang)

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional (potong lintang) BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan cross sectional (potong lintang) yaitu jenis penelitian yang menekankan pada waktu pengukuran atau observasi data variabel

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Penelitian ini menggunakan metode penelitian survai analitik. Survei analitik merupakan survei atau penelitian yang mencoba menggali bagaimana dan mengapa

Lebih terperinci

deskriptif korelation yaitu

deskriptif korelation yaitu BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah deskriptif korelation yaitu penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungan korelasi antara variabel independent

Lebih terperinci

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DENGAN KECEMASAN MENGHADAPI MENARCHE PADA SISWI KELAS VI Yudha Indra Permana & Ida Untari Akper PKU Muhammadiyah Surakarta ABSTRAK Masa reproduksi adalah masa yang penting bagi

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan adalah Cross Sectional yaitu metode BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis dan rancangan penelitian Jenis penelitian ini adalah analitik korelasional yang bertujuan untuk menemukan ada tidaknya hubungan diantara variabel-variabel yang diteliti.

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.1.1. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Ruang kebidanan RSUD.Dr.M.M Dunda Limboto Tahun 2012. 3.1.2. Waktu Penelitian Penelitian

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik untuk mengetahui faktor

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik untuk mengetahui faktor BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian analitik untuk mengetahui faktor penyebab dan hubungan antara dua variabel. Penelitian ini menggunakan pendekatan cross

Lebih terperinci

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode 3 BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian Penelitian ini termasuk jenis penelitian kuantitatif dengan metode deskriptif analitik yang bertujuan menerangkan masalah penelitian yang terjadi pada anak

Lebih terperinci

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN

TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN TINGKAT PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG BENDUNGAN SALURAN ASI DI BPM SUWARNI SIDOHARJO SRAGEN Endang Rusdjianti, Iga Puput Akademi Kebidanan YAPPI Sragen ABSTRAK Latar Belakang: ASI merupakan makanan terbaik

Lebih terperinci

BAB I PENDAHULUAN. mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya

BAB I PENDAHULUAN. mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Remaja adalah masa transisi antara masa kanak-kanak dan dewasa, di mana terjadi pacu tumbuh, timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapainya fertilitas, dan terjadi

Lebih terperinci