BAB II URAIAN TEORITIS A. Penelitian Terdahulu Sebagai bahan perbandingan dalam Penelitian terdahulu yang berjudul Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan, diantaranya dikemukakan oleh Rizky Putra (2008) dengan judul Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja pegawai pada PT. BANK SUMUT Cabang utama. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa gaya
kepemimpinan mempunyai korelasi yang signifikan terhadap kinerja karyawan, dengan tingkat signifikansi 0,412 berarti Gaya Kepemimpinan Demokratis belum tersusun dan berjalan dengan baik sehingga kinerja karyawan tidak dapat maksimal kerja pada PT. Bank SUMUT Cabang Utama. Sebagai bahan perbandingan dalam penelitian lainnya yaitu Pengaruh Fungsi Tim Kerja Terhadap Komitmen Organisasional pada bagian Sales Executive di PT. Honda Jemursari Surabaya (2007). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Variabel Tim Kerja (X) berpengaruh positif terhadap Komitmen Organisasional (Y) pada bagian Sales Executive di PT. Honda Jemursari Surabaya, dengan tingkat signifikansi 0,745 berarti Tim kerja mendukung Komitmen Orgasasional pada Sales Executive di PT. Honda Jemursari Surabaya. B. Pengertian Manajemen Sumber Daya Manusia Mathis dan Jackson (2001 : 4) menyatakan : Manajemen sumberdaya manusia berhubungan dengan sistem rancangan formal didalam organisasi untuk menentukan efektivitas dan efisiensi dilihat dari bakat seorang untuk mewujudkan sasaran suatu organisasi. Berdasarkan definisi tersebut dapat dikatakan bahwa untuk terwujudnya tujuan dari perusahaan maka yang menentukan adalah sumber daya manusia yang memiliki keahlian yang tepat dalam bidangnya masing masing.
Mathis dan Jackson (2001 : 4) menyatakan : Sumber daya manusia harus didefinisikan bukan dengan apa yang sumber daya manusia lakukan, tetapi apa yang sumber daya manusia hasilkan. Dari definisi tersebut dapat disimpulkan bahwa sumber daya manusia yang baik bagi perusahaan adalah sumber daya manusia yang memberikan hasil bagi perusahaan. Untuk mencapai hasil seperti yang diharapkan oleh perusahaan, tentunya dibutuhkan sumber daya manusia yang berdaya guna tinggi. Kasmir (2001 : 135) menyatakan : Manajemen sumber daya manusia adalah pengelolaan sumber daya manusia mulai dari perancangan analisa jabatan, perencanaan tenaga kerja, rekruitmen dan seleksi, pelatihan dan pengembangan, perencanaan karier, penilaian prestasi kerja sampai dengan kompensasi. Berdasarkan defenisi tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa kegiatan manajemen sumber daya manusia meliputi hal hal sebagai berikut : 1. Perancangan analisa jabatan 2. Perancangan tenaga kerja 3. Rekruitmen dan seleksi 4. Pelatihan dan pengembangan 5. Perencanaan karier 6. Penilaian prestasi kerja 7. Kompensasi Menurut Manulang (2001 : 8) menyatakan bahwa: Manajemen sumber daya manusia adalah segenap aktiva yang bersangkut paut dengan masalah penggunaan tenaga kerja manusia dalam usaha kerjasama untuk mencapai tujuan.
Menurut definisi tersebut dapat dikatakan bahwa dalam pencapaian tujuan bersama yaitu tujuan perusahaan diperlukan suatu tim yang tangguh dalam bekerjasama. Terkait dengan karyawan sebagai sumber daya yang dimiliki oleh perusahaan yang bertugas melaksanakan segala aktivitas perusahaan maka diperlukan kesatuan tim sumber daya manusia dan manajemennya yang tangguh guna mencapai apa yang telah direncanakan oleh pihak perusahaan. C. Pengertian Tim kerja Tim terbentuk karena adanya pemimpin yang berperan sebagai koordinator tugas dan fungsi anggota kelompok atau mitra kerja. Tim kerja berkembang karena adanya kesamaan visi, tujuan, perilaku, dan kadang gaya hidup. Semakin banyak persamaan karakteristik para anggotanya, biasanya semakin kuat dan solid tim kerja tersebut. Robbins dan Judge Tim kerja (2008:406) adalah kelompok yang usaha-usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual. Menurut definisi ini dapat dikatakan bahwa suatu tim kerja itu terbentuk dari berbagai individu yang memiliki keahlian spesifik yang saling bekerjasama dan saling berhubungan satu dengan yang lainnya untuk mencapai suatu tujuan yang diinginkan oleh sebuah organisasi atau perusahaan. Maka dari definisi ini apabila ingin membentuk Tim kerja yang kuat maka diperlukan beberapa indikator atau ciri ciri yang efektif untuk mendukung Tim Kerja. 1. Indikator Tim Kerja
Menurut Ilyas (2006:1) menyatakan bahwa tim kerja dapat didefinisikan sebagai kumpulan individu dengan keahlian spesifik yang bekerja sama dan berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama. Adapun keahlian yang harus dimiliki tim kerja untuk tersebut yang dapat dijadikan indikator Tim kerja di dalam suatu organisasi, antara lain: 1. Kepemimpinan adalah suatu proses yang mempengaruhi aktivitas seseorang atau kelompok orang untuk mencapai tujuan yang telah disepakati dalam situasi tertentu. 2. Komunikasi adalah proses pertukaran informasi, kepercayaan, dan perasaan antara anggota yang satu dan anggota tim kerja lainnya untuk mewujudkan rasa saling memahami dan saling percaya demi terciptanya hubungan yang baik. 3. Motivasi adalah semangat atau dorongan terhadap seseorang untuk melakukan serangkaian kegiatan dengan bekeja keras dan cerdas, demi untuk mencapai tujuan tertentu. 4. Umpan balik adalah suatu proses pemberian informasi kepada anggota tim kerja untuk memotivasi, menarahkan, atau mengubah perilaku kerja demi memperbaiki prestasi kerja tim. 2. Jenis jenis Tim Kerja Menurut Robbins dan Judge (2008:407) membagi 4 jenis tim kerja yang paling umum yang ditemui dalam sebuah organisasi atau perusahaan yaitu : 1. Tim kerja penyelesai masalah merupakan kelompok kelompok yang terdiri atas 5 sampai 12 karyawan dari departemen yang sama yang bertemu selam beberapa
jam setiap minggu untuk mendiskusikan berbagai cara peningkatan kualitas, efisiensi, dan lingkungan kerja. 2. Tim kerja yang mengelola diri sendiri merupakan kelompok kelompok yang terdiri dari atas 10 15 orang yang memikul tanggung jawab dari para pengawas mereka yang terdahulu. 3. Tim kerja lintas fungsional merupakan para karyawan yang berasal dari tingkat hierakis yang kurang lebih sama, tetapi dari berbagai bidang pekerjaan yang berbeda, yng berkumpul untuk menyelesaikan sebuah tugas 4. Tim virtual merupakan Tim yang mengatur teknologi komputer untuk menyatukan anggota anggota yang terpisah secara fisik guna mencapai tujuan bersama. 3. Ciri Ciri Tim Kerja Yang Efektif Menurut Sembel Orang bisa mencapai sukses jika didukung dan mendukung orang lain. Intinya, sukses bisa diraih melalui kerja sama tim. Siapa pun yang telah mencapai sukses pasti menyadari hal ini. (www.roy-sembel.com), Tetapi, tentu saja tim yang dimaksud di sini bukanlah sembarang tim, tetapi tim yang efektif. Inilah yang termasuk ciri ciri Tim Kerja yang efektif 1. Tujuan yang sama. pastikan bahwa tim memiliki tujuan dan semua anggota tim Anda tahu benar tujuan yang hendak dicapai bersama, sehingga mereka yakin ke arah yang mana. 2. Antusiasme yang tinggi. Antusiasme tinggi bisa dibangkitkan jika kondisi kerja juga menyenangkan: anggota tim tidak merasa takut menyatakan pendapat,
mereka juga diberi kesempatan untuk menunjukkan keahlian mereka dengan menjadi diri sendiri, sehingga kontribusi yang mereka berikan juga bisa optimal. 3. Peran dan tanggung jawab yang jelas. Tujuannya adalah agar mereka tahu kontribusi apa yang bisa mereka berikan untuk menunjang tercapainya tujuan bersama yang telah ditentukan sebelumnya. 4. Komunikasi yang efektif. Dalam proses meraih tujuan, harus ada komunikasi yang efektif antar-anggota tim. Komunikasi juga perlu dilakukan secara periodik untuk tujuan monitoring (misalnya: sudah seberapa jauh tugas diselesaikan) dan correcting (misalnya: apakah ada kesalahan yang perlu diperbaiki dalam menyelesaikan tugas yang telah ditentukan). 5. Resolusi Konflik. Jika terjadi konflik, jangan didiamkan ataupun dihindari. Konflik yang tidak ditangani secara langsung akan menjadi seperti penyakit yang menggerogoti semangat tim. Jadi, konflik yang ada perlu segera dikendalikan. 6. Shared Power. Jika ada anggota tim yang terlalu dominan, sehingga segala sesuatu dilakukan sendiri, atau sebaliknya, jika ada anggota tim yang terlalu banyak menganggur, maka pasti ada ketidakberesan dalam tim yang lambat laun akan membuat tim menjadi tidak efektif. 7. Keahlian. Tim yang terdiri dari anggota-anggota dengan berbagai keahlian yang saling menunjang akan lebih mudah bekerja sama mencapai tujuan. Berbagai keahlian yang berbeda tersebut dapat saling menunjang sehingga pekerjaan menjadi lebih mudah dan lebih cepat diselesaikan. Anggota tim dengan keahlian yang berbeda juga bisa saling memperluas dan memperkaya keahlian masingmasing.
8. Apresiasi. Tiap anggota yang telah berhasil melakukan apa yang menjadi tanggung jawabnya dengan baik, atau telah memberikan kontribusi positif bagi keuntungan tim, pantas mendapat apresiasi. Tentu saja apresiasi yang diberikan dengan tulus akan lebih terasa dampaknya. Apresiasi bisa menambah semangat anggota tim yang bersangkutan untuk terus berprestasi. 9. Sikap dan pikiran positif. Kesulitan pun akan terlihat lebih mudah diatasi, karena kesulitan bukanlah masalah yang harus dihindari, tetapi tantangan yang harus ditangani. Sikap dan pikiran yang positif merupakan modal utama sebuah tim. 10. Evaluasi. Evaluasi yang dilakukan secara periodik selama proses pencapaian tujuan masih berlangsung bisa membantu mendeteksi lebih dini penyimpangan yang terjadi, sehingga bisa segera diperbaiki. Evaluasi juga bisa dilakukan tidak sekadar untuk koreksi, tetapi untuk mencari cara yang lebih baik. Evaluasi bisa dilakukan dalam berbagai cara: observasi, riset pelanggan, riset karyawan, interview, evaluasi diri, evaluasi keluhan pelanggan yang masuk, atau sekedar polling pendapat pada saat meeting. D. Kinerja Karyawan Tangkilisan (2003:109) : Kinerja adalah seperangkat keluaran (income) yang dihasilkan oleh pelaksanaan fungsi tertentu selama kurun waktu tertentu. Siswanto (2002:235) kinerja adalah prestasi yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan kepadanya. 1.Indikator Kinerja
Ukuran secara kualitatif dan kuantitatif yang menunjukkan tingkatan pencapaian suatu sasaran atau tujuan yang telah di tetapkan adalah merupakan indikator dari suatu kinerja. Indikator kinerja harus merupakan sesuatu yang dapat dihitung dan diukur serta digunakan sebagai dasar untuk menilai atau meilihat bangunan kinerja setiap hari dalam perusahaan dan perorangan, apakah terus mengalami peningkatan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan. Mathis (2002:78) : Kinerja pegawai adalah yang mempengaruhi seberapa banyak mereka member kontribusi kepada organisasi yang antara lain termasuk : 1. Kuantitas kerja : Volume kerja yang dihasilkan di bawah kondisi normal. 2. Kualitas kerja : Kerapian, ketelitian, dan keterkaitan hasil dengan tidak mengabaikan volume pekerjaan. 3. Pemanfaatan waktu : Penggunaan masa kerja yang disesuaikan dengan kebijaksanaan perusahaan. 4. Tingkat kesalahan : Penyelewengan karyawan dalam melakukan pekerjaan tanpa disengaja. Berdasarkan keseluruhan definisi diatas dapat kita lihat bahwasannya kinerja karyawan ini adalah merupakan output dari penggabungan faktor-faktor penting yakni kemampuan dan minat, penerimaan seorang pekerja. Semakin tinggi faktor-faktor diatas, maka semakin tinggi besarlah kinerja karyawan yang bersangkutan. 2. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Kinerja Karyawan Dalam pembahasan mengenai permasalahan kinerja maka tidak terlepas dari berbagai macam faktor-faktor yag menyertainya :
a. Faktor kemampuan (ability). Secara psikologis kemampun (ability) kayawan terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge and skill). Artinya karyawan yang memiliki IQ diatas rata-rata (110-120) dengan pendidikan yang memadai untuk jabatanya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja yang diharapkan. Oleh karena itu karyawan perlu di tempatkan pada pekerjaan yang sesuai dengan keahliannya. b. Faktor motivasi. Motivasi terbentuk dari sikap (attitude) seorang karyawan dalam mengahadapi situasi (situation) kerja. Motivasi merupakan kondisi yang menggerakkan diri karyawan yang terarah untuk mencapai tujuan kerja. E. Hubungan Tim Kerja Dengan Kinerja Karyawan Menurut Robbins dan Judge Tim kerja (work team) adalah kelompok yang usaha usaha individualnya menghasilkan kinerja lebih tinggi daripada jumlah masukan individual ( 2008:406 ). Pernyataan mengenai Tim kerja ini jelas bahwa dengan terbentuknya suatu Tim kerja yang solid maka akan dapat menigkatkan kinerja dari karyawan tersebut.tim Kerja yang efektif sangat penting untuk kelangsungan hidup dan keberhasilan perusahaan. Tim Kerja harus mampu menumbuhkan, memelihara, dan mengembangkan usaha yang kooperatif dalam kehidupan organisasi. Selain itu Tim kerja dapat memberikan rangsangan agar karyawan dapat menyukai pekerjaannya dan bisa menumbuhkan atau mendorong kinerja karyawan.
Tim kerja yang berorientasi prestasi akan meningkatkan pengaharapan bawahan bahwa upaya akan mendorong kinerja yang tinggi bila tugas-tugas terstruktur. Beberapa hubungan ini memberikan bahwa Tim Kerja yang efektif adalah Tim Kerja yang mempunyai tujuan yang sama, antusiasme yang tinggi, peran dan tanggung jawab yang jelas, komunikasi yang efektif, resolusi politik, shared power, keahlian, apresiasi, sikap dan pikiran positif, dan evaluasi. Jika kondisi-kondisi tersebut terdapat dalam sebuah kepemimpinan akan mendorong pencapaian kinerja karyawan yang lebih baik dalam melaksanakan tugas dari organisasi.