BAB I PENDAHULUAN. Kelengkapan infrastruktur telekomunikasi kini berkembang menjadi salah satu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. bisa mempercepat informasi yang perlu disampaikan baik yang sifatnya broadcast

DAFTAR ISI. 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Pertanyaan Penelitian Tujuan dan Kegunaan Penelitian 11

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Studi

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Selama jangka waktu empat tahun terhitung sejak tahun 2006 hingga tahun

BAB I : PENDAHULUAN. dasawarsa terakhir ini. Tercatat ada 8operator yang bermain dalam industri

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan pemilik korporasi, maka secara alami tujuan keuangan suatu

BAB I PENDAHULUAN. Pelaku usaha membutuhkan penerapan teknologi yang dapat membantu

BAB I PENDAHULUAN. informasi dan komunikasi. Saat ini layanan sistem pembayaran yang melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan manusia akan teknologi sudah tidak dapat dipungkiri lagi. Selama kurang

BAB 1 1 PENDAHULUAN. bergerak (mobile) atau dikenal juga dengan telekomunikasi selular, sedikit banyak

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebijakan deregulasi sektor telekomunikasi Nomor : KM 20 Tahun 2001 Tentang

BAB I PENDAHULUAN. peluncuran pertama kali layanan pasca bayar secara komersial pada tanggal 26

BAB I PENDAHULUAN. Sejak Pemerintah mengubah pola pengelolaan sektor telekomunikasi di

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan analisi eksternal yang dihadapi oleh perusahaan. yang baik, dapat membantu meningkatkan kegiatan ekonomi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN I.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Analisis daya saing..., 1 Rani Nur'aini, FT UI, 2009 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. telekomunikasi di Indonesia. Perkembangan itu dapat terlihat dari satu dekade ini.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan industri telekomunikasi seluler membuat persaingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dapat menjadi pilihan pelanggan (beyond telco). Kompetisi dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini cukup ketat dan kompleks. Setiap perusahaan dituntut untuk selalu mengerti

BAB I PENDAHULUAN. informasi terbaru. Seiring dengan meningkatnya pengguna telepon seluler (smart

BAB I PENDAHULUAN. di sektor telekomunikasi, membuat perusahaan lebih cenderung untuk berusaha

BAB I PENDAHULUAN. SMS A2P (Short Message Services Application To Person) adalah layanan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangan lingkungan bisnis akhir-akhir ini muncul suatu gejala dimana

I. PENDAHULUAN. tidak pasti dan turbulen baik dari sisi teknologi, regulasi, pasar maupun

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang direspon oleh kemajuan teknologi telekomunikasi (Kasali, 2010). Di abad ini,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan saja.hal ini terjadi sejak dikeluarkannya Undang-Undang No.36

BAB I PENDAHULUAN. Pelayanan dan promosi yang berkualitas dan bermutu tinggi menjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. industri seperti industri telekomunikasi, transportasi, perbankan dan perhotelan

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kompetisi pada industri telekomunikasi selular di Indonesia saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Dunia usaha pada saat ini berkembang dengan pesat sehingga mempunyai

BAB 1 PENDAHULUAN. industri telekomunikasi yang menjadi cermin dari ketat dan tingginya

I. PENDAHULUAN. tetapi juga menjadi ladang bisnis yang menjanjikan. Dengan adanya

BAB I PENDAHULUAN Kondisi Umum Industri Telekomunikasi di Indonesia. baik untuk mendukung kegiatan pemerintahan, pendidikan, bisnis, kesehatan,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian TCASH (Telkomsel)

BAB I PENDAHULUAN. pada saat berbicara, melakukan transaksi, dan masih banyak lagi. Menurut Laios

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1 Perkembangan Teknologi Telekomunikasi Indonesia. (sumber :

BAB I PENDAHULUAN. yang mudah, mengingat perubahan-perubahan dapat terjadi setiap saat, baik

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak pada dunia perbankan secara elektronik. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Analisa arus..., Andrie Surya, FE UI, 2010.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ini membuat persoalan manajemen semakin kompleks, apalagi dengan kondisi

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini industri telekomunikasi telah menjadi salah satu kontributor

BAB I PENDAHULUAN. telepon selular, para operator kartu GSMyang memfasilitasi telekomunikasi antar. telepon selular pun tumbuh pesat di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Manusia mempunyai banyak kebutuhan yang harus dipenuhi, baik

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan yang sebelumnya menguasai pasar. Bermacam-macam

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsumen dicecar dengan banyaknya iklan dan promosi penurunan tarif, kini

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dalam sarana telekomunikasi telepon tetap ataupun telepon seluler.

BAB 1 PENDAHULUAN Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pesatnya di segala bidang. Penyebab kondisi ini karena Indonesia sedang

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. seluler besar yang menggunakan teknologi berbasis GSM yaitu PT.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan terhadap Obyek Studi

Pengaruh bauran pemasaran terhadap keputusan mahasiswa program studi pendidikan ekonomi UNS dalam membeli produk IM3

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia bahkan di dunia ini dapat diakui banyak menarik minat para pelaku

Analisis Industri Telekomunikasi PT XL Axiata, Tbk

BAB I PENDAHULUAN. terlihat dari tingkat pertumbuhan negara tersebut. Namun beberapa tahun terakhir

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Profil Kementerian Komunikasi dan Informatika (KEMKOMINFO)

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak menghadapi masalah masalah dalam menjual produk khususnya. masa depan cerah dimasa mendatang sebagai zamannya komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. dan perubahan, termasuk sektor ekonomi bisnis di dunia. Perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. promosi (promotion mix), yakni melalui iklan (advertising), promosi penjualan

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan yang pesat di bidang teknologi komunikasi saat

I. PENDAHULUAN. memberikan peluang-peluang baru bagi pemain industri telekomunikasi baik

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi sekarang ini menjadi trend di masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Bisnis di bidang jasa telekomunikasi saat ini telah menjamur di Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. Perluasan coverage atau jangkauan dari suatu operator seluler dapat

BAB I PENDAHULUAN. pesan pendek (short message service), kini telah memberikan kemudahan

BAB I PENDAHULUAN. dan saat ini menjadi industri yang paling berkembang dalam 10 tahun terakhir di

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu dampak adanya globalisasi adalah perkembangan teknologi dibidang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memiliki keunggulan daya saing. Untuk dapat tetap eksis di dalam. digemari merupakan tantangan bagi perusahaan.

MASUKAN PUSAT KEBIJAKAN INDUSTRI DAN REGULASI TELEKOMUNIKASI ITB ATAS RPM LELANG 2100 MHZ DAN 2300 MHZ

I. PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang ini

(sumber: 2016) (sumber: 2016)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. atas kesimpulan atas permasalahan yang terjadi pada PT. AXIS Telekom 5.1 KESIMPULAN LATAR BELAKANG PERMASALAH PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Kemajuan teknologi dalam sistem pembayaran dan transaksi perbankan

I. PENDAHULUAN. Peluang bisnis di sektor telekomunikasi pada tahun 2008 semakin. menjanjikan setelah tahun 2007 mengalami pertumbuhannya yang membaik.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan industri manufaktur maupun jasa menunjukkan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Market Size No. Industri Telekomunikasi 27% 30%

1 PENDAHULUAN. Gambar 1 Pangsa pasar industri telekomunikasi seluler Indonesia 2011

BAB I PENDAHULUAN. waktu, kemudahan-kemudahan yang dihasilkan oleh perkembangan teknologi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Layanan jasa telekomunikasi di Indonesia telah disediakan oleh

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat hanya menggunakan surat, yang berkembang dengan telepon rumah,

I. PENDAHULUAN. Perkembangan telekomunikasi di Indonesia pada era globalisasi sekarang

BAB 1 PENDAHULUAN. Laju perkembangan perekonomian dunia yang dinamis ini menimbulkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun ke tahun terus meningkat seiring perkembangan jaman. Selain itu didukung

BAB I PENDAHULUAN. PT Industri Telekomunikasi Indonesia ( INTI ) sebagai Badan Usaha Milik

BAB I PENDAHULUAN. menerapkan berbagai strategi untuk keberlangsungan perusahaan. Ditengah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Telekomunikasi adalah suatu kebutuhan penting bagi masyarakat modern dan semakin menjadi bagian utama dari teknologi kontemporer dewasa ini. Kelengkapan infrastruktur telekomunikasi kini berkembang menjadi salah satu komponen utama dalam meningkatkan daya saing satu negara, sebagaimana yang diperlihatkan oleh hasil studi Mckinsey di tahun 2016 yang menyatakan bahwa setiap 10% kenaikan penetrasi jaringan pita lebar dapat meningkatkan PDB (Produk Domestik Bruto) hingga sebesar 1,38% (Mckinsey: 2016). Pemerintah Indonesia sendiri telah menyadari pentingnya sektor telekomunikasi tersebut sejak lama dan terus berupaya mendukung pembangunan infrastruktur sistem telekomunikasi baik melalui perubahan regulasi maupun melalui pembangunan infrastuktur dasar telekomunikasi. Sejak pemerintah mengubah pola pengelolaan sektor telekomunikasi di Indonesia dari monopoli menjadi kompetisi melalui UU No.36 Tahun 1999 tentang telekomunikasi, industri telekomunikasi Indonesia memperlihatkan pertumbuhan yang sangat pesat. Pertumbuhan ini juga diakselerasi oleh kemajuan teknologi komunikasi yang menggunakan spektrum radio frekuensi sebagai alternatif sarana telekomunikasi yang sebelumnya hanya mengandalkan jaringan kabel dan satelit. Sampai akhir Desember 2015, tercatat 6 operator layanan 1

telepon seluler, yakni: Telkomsel, XL Axiata, Indosat Ooredoo, Hutchinson, Smartfren Telecom dan Bakrie Telecom. Tiga diantara operator tersebut, Telkomsel, XL Axiata dan Indosat Ooredoo menguasai mayoritas nilai pasar layanan seluler bergerak Indonesia. Dengan total jumlah pelanggan yang besar, pasar selular terus menunjukkan nilai transaksi yang solid dengan total pertumbuhan pendapatan yang diperkirakan tumbuh sebesar 11% pada tahun 2016 dan 2017 yang ditopang oleh pertumbuhan pendapatan dari data sebesar 35-40% (UBS: 2016). Disisi lain, data dari market research Frost dan Sullivan 2016 menunjukkan bahwa pertumbuhan jumlah pelanggan di industri telekomunikasi saat ini sudah mencapai titik jenuh, hal ini dapat dilihat dari jumlah pelanggan telekomunikasi yang melebihi dari jumlah populasi penduduk Indonesia, dimana rata-rata penetrasi pasar telekomunikasi pada tahun 2013-2016 sebesar 133% yang berarti jumlah pelanggan saat ini telah melebihi jumlah penduduk Indonesia sebesar +33%. Gambar 1.1. Penetrasi Pelanggan Telekomunikasi Indonesia tahun 2010-2019F Sumber: Union Bank of Switzerland, Indonesia Telecomunication Sector: Is Strong data Growth price in, 2016 2

Saat ini terjadi perubahan komposisi trend pendapatan dari industri telekomunikasi seiring dengan perkembangan teknologi digital. Di awal berkembangnya industri telekomunikasi Indonesia, masyarakat menggunakan layanan dasar dari telekomunikasi yakni layanan suara (voice) dan SMS. Namun seiring dengan meningkatnya pengguna smartphone dari 5.9% di tahun 2010 menjadi 36.6%di tahun 2015, masyarakat kini beralih dari layanan dasar suara dan SMS ke layanan digital yang tercermin oleh pertumbuhan pendapatan data. Gambar 1.2. Komposisi Pendapatan Perusahaan Telekomunikasi Indonesia. Sumber: Union Bank of Switzerland, Indonesia Telecomunication Sector: Is Strong data Growth price in, 2016 Penurunan penggunaan layanan dasar suara dan SMS terlihat pada grafik 1.3 Jumlah penggunaan layanan dasar suara dan sms pada 3 operator telekomunikasi di Indonesia. Dari grafik pada gambar 1.2 dapat dilihat bahwa diprediksikan akan 3

terjadi adanya penurunan yang secara konsisten pada layanan suara dan SMS di masa depan, dimana penggunaan layanan suara dari tahun 2016-2018 diperkirakan akan menurun sebesar 11% dan layanan sms diperkirakan pada tahun 2016-2018 akan mengalami penurunan 14%. Gambar 1.3. Jumlah penggunaan layanan dasar suara dan pesan pada 3 operator besar di Indonesia. Sumber: Bank Of Merrill Lynch, The rise and rise of Indonesia Telco, 2016 Untuk mengantisipasi hilangnya potensial pendapatan dari layanan dasar telekomunikasi, terdapat beberapa bisnis yang dapat dikembangkan oleh operator. Menurut analisa Global Consultant Management dari McKinsey& Co pada tahun 2010, Mobile Money, Mobile Towers dan Consumer Broadband merupakan 3 produk telekomunikasi yang diprediksikan memiliki pertumbuhan market yang tinggi dibandingkan produk telekomunikasi lainnya. Hal inilah yang menjadi latar 4

belakang munculnya produk mobile money di Indonesia yang dikembangkan oleh operator telekomunikasi di Indonesia, dimana saat ini 3 besar pemain telekomunikasi yakni Telkomsel, Indosat Ooredoo dan Xl Axiata sedang mengembangkan produk mobile money (EY:2015). Pengembangan produkproduk telekomunikasi lainnya selain layanan dasar suara dan sms oleh operator seiring dengan upaya perusahaan untuk dapat terus mempertahankan keberlangsungan sumber pendapatan saat ini dan dimasa depan. Gambar 1.4. Potensial pertumbuhan segment produk telekomunikasi Sumber: McKinsey & Co., Telecomunication Industry at the cliff edge, 2016 5

Pengembangan mobile money ini pada prakteknya pernah cukup sukses di lakukan di Benua Afrika, yaitu salah satunya di Negara Kenya dimana produk mobile money ini dikembangkan oleh Safaricom yang merupakan operator telekomunikasi terbesar di Kenya, dengan nama produk mobile money bernama M-Pesa (M untuk Mobile, Pesa adalah Bahasa Swahili untuk uang). Keberhasilan M-Pesa di Kenya menurut International Finance Corporation tidak terlepas dari kemudahan akses jasa keuangan, permintaan terhadap layanan mobile money,dukungan dari pemerintah, technology adoption peranan dari operator telekomunikasi, ekosistem mobile money dan kompetisi mobile money yang dijelaskan dalam tabel 1. 6

Tabel 1.1. Kunci Kesuksesan M-Pesa di Kenya Key Variables Access to Finance Demand for Service Regulatory Environment Technology Adoption Operator Market Share Ecosystem Penjelasan Medium - Di Kenya 38% dari orang tidak menggunakan segala bentuk jasa keuangan baik formal, semi formal maupun informal. Sebelum peluncuran M-Pesa hanya 19% dari penduduk memiliki akses ke jasa keuangan formal. Tinggi - Karena kurangnya layanan pengiriman uang kompetitif lain dan kebutuhan untuk mengurangi ketergantungan pada uang tunai untuk alasan keamanan. Lingkungan Regulasi yang kondusif, dimana Bank Sentral Kenya secara aktif terlibat dalam regulasi layanan mobile money di Kenya. Sekitar 83% dari populasi memiliki akses terhadap teknologi telekomunikasi (mobile phone) M-Pesa telah mendapatkan manfaat langsung dari brand operator Safaricom yang merupakan operator dengan jumlah pelanggan terbesar di Kenya Saat ini terdapat lebih dari 11,000 aktif agen yang menjadi channel yang melayani M-PESA Lingkungan kompetitif yang rendah pada saat peluncuran M-Pesa, Kurang aggresifnya Competitive Environment kompetitor dalam mengembangkan mobile money membuat M-Pesa menjadi pemain utama di Kenya. Sumber: IFC Worldbank, Mobile Banking in Indonesia, 2010 7

Melihat beberapa variabel yang telah dijabarkan oleh IFC mengenai kunci sukses M-Pesa di Kenya, Indonesia memiliki potensial yang sangat besar untuk penerapan layanan mobile money. Dengan jumlah penduduk Indonesia yang besar sekitar 262 juta jiwa pada tahun 2017 serta penetrasi mobile telekomunikasi yang mencapai 133% dan juga rendahnya akses layanan perbankan di Indonesia yang hanya sekitar 33% (Institute of International Finance: 2015). Menjadi hal yang menarik untuk diketahui mengenai seberapa baik pengembangan mobile money di Indonesia. Pengembangan mobile money sendiri di Indonesia dikembangkan oleh dua pihak, yaitu pertama adalah pihak Bank dan kedua oleh pihak operator telekomunikasi selaku pemberi layanan telekomunikasi. Namun, berbeda dengan Kenya strategi bisnis yang perlu dikembangkan oleh operator telekomunikasi Indonesia tentunya perlu disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat, ekosistem dan infrastruktur regulasi saat ini. Pengembangan mobile money turut mendukung program pemerintah yang di luncurkan pada bulan Agustus 2014 dengan nama Gerakan Nasional Non tunai, dimana pada praktiknya pemerintah mengelola mobile money ini melalui Peraturan Bank Indonesia No.16/8/PBI/2014 yang mencatat mengenai pengembangan dan aplikasi alat pembayaran elektronik ini. Pada penulisan tesis ini peneliti menggunakan objek penelitian, yaitu produk mobile money yang diluncurkan oleh perusahaan PT. XL Axiata Tbk yaitu XL Tunai. XL Tunai pada tahun 2016 berhasil mendapatkan penghargaan dari Bank Indonesia sebagai produk mobile money yang sangat mematuhi peraturan penyelenggara transfer dana selain itu bisa menjadi salah satu operator yang 8

berhasil meraih laba dari layanan mobile money, serta kedua terbaik untuk jumlah transaksi non tunai yang ada berada di peringkat dua setelah Bank Mandiri. Oleh karena penghargaan yang didapatkan XL Tunai sebagai penyelenggara mobile money di Indonesia menyebabkan XL Tunai bisa menjadi role model dalam hal penyelenggara layanan mobile money di Indonesia serta menjadi perusahaan yang menarik untuk di teliti. Oleh karena itu, penulis bermaksud untuk melakukan penelitian dengan menggunakan studi kasus pada PT. XL Axiata Tbk. yang tengah mengembangkan produk mobile money. Selanjutnya, penulis mengambil judul : Evaluasi Model Bisnis XL Tunai (Mobile Money) PT. XL Axiata Tbk dengan Pendekatan Business Model Canvas. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan data-data yang telah disebutkan dalam latar belakang tesis ini, menunjukkan adanya penurunan layanan dasar pada perusahaan telekomunikasi Indonesia, untuk itu perusahaan perlu melakukan inovasi pengembangan produk baru yang dapat dijadikan sumber pendapatan baru dimasa depan. Salah satu produk yang tengah dikembangkan saat ini adalah mobile money yang dikembangkan untuk menjawab tantangan industri telekomunikasi dan juga membantu program pemerintah yang tertuang pada Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor 19 /POJK/2014 tentang inklusi keuangan dalam bentuk layanan 9

keuangan tanpa kantor, yang diharapkan dapat membantu untuk meningkatkan akses masyarakat umum terhadap layanan keuangan. Penggunaan Business Model Canvas dalam mengevaluasi alur proses bisnis, dalam prakteknya menggunakan beberapa macam metode salah satunya adalah analisis SWOT yang digunakan untuk mengevaluasi model bisnis yang saat ini sesuai teori awal yang di ajukan dari Business Canvas Model (Osterwalder: 2010). Pada prakteknya penggunaan Business Canvas Model di industri telekomunikasi perlu menyesuaikan dengan beberapa hal yang diperhatikan dari industri ini seperti potensi akuisisi konsumen yang sudah cukup jenuh serta switching cost yang cukup memperoleh perhatian dari beberapa pelaku bisnis di industri telekomunikasi. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas, maka perumusan masalah yang ditentukan adalah merencanakan peningkatan nilai produk XL Tunai yang dipilih karena XL Tunai merupakan salah satu model bisnis mobile money yang dianggap prospektif seiring dengan penghargaan yang diterima dari Bank Indonesia, untuk itu perlu dilakukan evaluasi terhadap model bisnis XL Tunai saat ini dengan pendekatan nine building blocks. 1.3. Pertanyaan Penelitian Berdasarkan pada paparan latar belakang masalah dan rumusan masalah maka pertanyaan pada penelitian ini adalah 1. Apa cara yang tepat dalam merumuskan model bisnis XL Tunai saat ini dengan menggunakan pendekatan bisnis model kanvas? 10

2. Apa cara yang tepat dalam mengidentifikasi dan menganalisis kondisi model bisnis XL Tunai dengan menggunakan pendekatan SWOT? 3. Apa cara yang tepat dalam melakukan perbaikan dan inovasi untuk model bisnis XL Tunai saat ini? 4. Apa cara yang tepat dalam merumuskan model bisnis yang baru untuk meningkatkan nilai dari produk mobile money XL Tunai? 1.4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian Adapun tujuan penulisan ini adalah : 1. Mendeskripsikan dan menjelaskan Model Bisnis XL Tunai (Mobile money) yang di kembangkan oleh PT. XL Axiata Tbk. 2. Mengevaluasi model bisnis XL Tunai (Mobile money) yang di kembangkan oleh PT. XL Axiata Tbk. 3. Memberikan saran arahan baru atas evaluasi rancangan business canvas model XL Tunai (Mobile money) yang di kembangkan oleh PT. XL Axiata Tbk. 1.5. Penjelasan Metoda Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan kualitatif melalui studi kasus. Studi kasus merupakan salah satu bentuk penelitian kualitatif yang dilakukan dengan cara mengumpulkan data yang mendalam yang berhubungan dengan seorang individu, program, atau kegiatan untuk tujuan pembelajaran 11

mengenai situasi yang tidak diketahui maupun sedikit pemahaman tentangnya (Leedy dan Ormrod, 2001). Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan menggunakan dokumentasi perusahaan dan studi literatur, untuk mendapatkan landasan teori mengenai masalah yang akan diteliti dan memahami persoalan yang diteliti dengan benar dan sesuai dengan kerangka berpikir ilmiah. Dalam penelitian ini penulis akan melakukan Analisa dan Evaluasi Model Bisnis XL Tunai (Mobile money) PT. XL Axiata Tbk dengan pendekatan Business Model Canvas. 1.6. Batasan Penelitian Batasan-batasan dalam penelitian ini difokuskan meneliti objek penelitian secara mendalam. Penelitian dilakukan pada bisnis model XL Tunai, definisi model bisnis yang digunakan dalam penelitian ini adalah berdasarkan Osterwalder dan Pigneur (2010). 1.7. Manfaat Penelitian Hasil dari studi kasus ini diharapkan dapat memberikan rekomendasi strategi untuk dapat menghadapi persaingan industri pada umumnya dan khususnya pada produk mobile money. 1. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan usulan alternatif strategi bisnis dan dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan 12

dalam melakukan penyususan strategi bisnis untuk dapat memenangkan persaingan usaha pada produk mobile money 2. Bagi akademisi khususnya Universitas Gadjah Mada, diharapkan dapat menjadi salah satu bahan kajian mengenai industri telekomunikasi selular di Indonesia, serta dapat menambah wawasan ilmu pengetahuan, khususnya dalam bidang manajemen strategi. 1.8. Susunan Penelitian Penulisan penelitian ini terbagi atas lima bab yang disusun berdasarkan topik pembahasan: a. BAB I: PENDAHULUAN Membahas mengenai latar belakang penelitian, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan penelitian, dan metodologi penelitian b. BAB II: TINJAUAN PUSTAKA Mengulas teori-teori dan konsep yang digunakan untuk melakukan penelitian ilmiah. c. BAB III: METODA PENELITIAN Pada bab ini, penulis memaparkan metoda penelitian yang digunakan dalam melakukan penelitian, serta membahas profil umum PT. XL Axiata Tbk sebagai objek penelitian. 13

d. BAB IV: ANALISIS DAN PEMBAHASAN Pada bagian Analisis dan Pembahasan, penulis memaparkan hasil Analisis dan pembahasannya. Penyajian penelitian dipaparkan dalam betuk gambar, tabel dan bentuk lainnya, dengan dilengkapi pembahasan yang komprehensif. e. BAB V: KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian terakhir dari penulisan, penulis memaparkan simpulan dan saran dengan penyajian terpisah berdasarkan hasil penelitian pada bab sebelumnya. 14