Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 1, April 2015 ISSN HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN SIKLUS HAID

dokumen-dokumen yang mirip
Jurnal Keperawatan, Volume XI, No. 2, Oktober 2015 ISSN

BAB 1 PENDAHULUAN. Pada Zaman sekarang ini perempuan sering mengalami banyak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Yuyun Oktaviani Dano Nim: Program Studi Ilmu Keperawatan, Fakultas Ilmu Ilmu Kesehatan dan Keolahragaan, Universitas Negeri Gorontalo

BAB 1 PENDAHULUAN. penduduk Indonesia, yang salah satu caranya dengan kontrasepsi. kontrasepsi yang akan dipilihnya baik meliputi cara pemasangan atau

BAB I PENDAHULUAN. (KB) yang dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan LKBN (Lembaga

SINOPSIS RENCANA TESIS

MIKIA KEJADIAN AMENORE SEKUNDER PADA AKSEPTOR SUNTIK DMPA. Artikel Penelitian. Nurya Viandika 1 Nurfitria Dara Latuconsina 2

HUBUNGAN ANTARA PEMAKAIAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN TEKANAN DARAH PADA AKSEPTOR KB SUNTIK DI PUSKESMAS DELANGGU KLATEN

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan masalah yang dihadapi bangsa Indonesia sekarang ini. Menurut World

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Menurut World Population Data Sheet (2013) Indonesia merupakan urutan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai permasalahan kependudukan.pemerintah Indonesia telah

32 Jurnal Kesehatan Samodra Ilmu Vol. 08 No. 01 Januari 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. satunya yaitu menurunkan Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana S-I Keperawatan. Disusun Oleh: YENI KURNIAWATI J.

AKSEPTOR KB SUNTIK DENGAN PERUBAHAN BERAT BADAN DI KELURAHAN KARAMAT WILAYAH KERJA PUSKESMAS KARANG TENGAH KOTA SUKABUMI

PERBEDAAN PENGARUH KB SUNTIK 1 BULAN DAN KB SUNTIK 3 BULAN TERHADAP PENINGKATAN BERAT BADAN DI BPS BIDAN S KECAMATAN TAWANGSARI KOTA TASIKMALAYA

HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN SUNTIK DEPO PROGESTIN DENGAN KEJADIAN SPOTTING PADA AKSEPTOR KB DI PUSKESMAS PATTINGALLOANG MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan penduduk maka semakin besar usaha yang dilakukan untuk. mempertahankan kesejahteraan rakyat. Ancaman terjadinya ledakan

BAB I PENDAHULUAN. menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) dengan. variabel yang mempengaruhi fertilitas (Wiknjosastro, 2009).

HUBUNGAN PEMBERIAN KONSELING OLEH BIDAN DENGAN PEMILIHAN ALAT KONTRASEPSI IUD TERHADAP AKSEPTOR KB

BAB I PENDAHULUAN. Peningkatan jumlah penduduk merupakan salah satu masalah besar. berkembang. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN berjumlah jiwa meningkat menjadi jiwa di tahun

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF AKSEPTOR AKTIF HORMONAL SUNTIK 1 BULAN PADA Ny E DENGAN PENINGKATAN BB DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan pada umur kurang 15 tahun dan kehamilan pada umur remaja. Berencana merupakan upaya untuk mengatur jarak kelahiran anak

BAB I PENDAHULUAN. Visi Keluarga Berencana Nasional adalah Keluarga Berkualitas. Keluarga yang

BAB I PENDAHULUAN. jiwa dari jumlah penduduk tahun 2000 sebanyak 205,8 juta jiwa.pada

BAB I PENDAHULUAN. cara operasional dan dampaknya terhadap pencegahan kelahiran.tahap

HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAKAIAN KB SUNTIK DMPA DENGAN KEJADIAN AMENORHEA

Oleh : Noviyanti, Indria Astuti, dan Siska Erniawati Stikes Jendr.A. Yani Cimahi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Jurnal Ilmiah Multi Science Kesehatan Volume 14, Juli 2017

Upaya meningkatkan pelayanan KB diusahakan dengan

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2009).

Volume 2 / Nomor 2 / November 2015 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. menunggu mendapatkan keturunan dan menunda kehamilan dapat dilakukan

GAMBARAN PERUBAHAN POLA HAID AKSEPTOR KON

HUBUNGAN ANTARA EFEK SAMPING KONTRASEPSI DMPA DENGAN KEJADIAN DROP OUT

HUBUNGAN PENGETAHUAN TENTANG EFEK SAMPING DEPO MEDROXY PROGESTERON ASETAT

Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik 3 Bulan Dengan Kenaikan Berat Badan 1

BAB 1 PENDAHULUAN. disebabkan oleh gangguan hormonal, kelainan organik genetalia dan kontak

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

ABSTRAK. Kata kunci: akseptor KB suntik DMPA, akseptor KB implan, perubahan siklus menstruasi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dengan jumlah penduduk jiwa pada tahun Angka pertambahan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kontrasepsi (Sulistyawati, 2012). 1) Metode kontrasepsi sederhana. 2) Metode kontrasepsi hormonal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

Jurnal Keperawatan, Volume XII, No. 2, Oktober 2016 ISSN

PENGARUH PENGGUNAAN KONTRASEPSI HORMONAL TERHADAP PERUBAHAN BERAT BADAN AKSEPTOR KB DI BPM CHOIRUL MALA HUSIN PALEMBANG TAHUN 2015

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Biro Pelayanan Statistik (BPS) kependudukan, Ju mlah penduduk

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PEMILIHAN JENIS KONTRASEPSI SUNTIK PADA AKSEPTOR KB DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS WATAMPONE

GAMBARAN MENSTRUASI IBU PADA AKSEPTOR ALAT KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN ALAT KONTRASEPSI SUNTIK KOMBINASI DI RB MEDIKA JUWANGI KABUPATEN BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. dimulai sejak tahun 1968 dengan mendirikan LKBN (Lembaga Keluarga Berencana

ANALISIS PERBEDAAN BERAT BADAN ASEPTOR KB MENGGUNAKAN KONTRASEPSI SUNTIK TIGA BULAN

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF PADA NY D P 2002 AKSEPTOR AKTIF SUNTIK 3 BULAN DENGAN MENOMETRORAGIA DI PUSKESMAS LAMONGAN TAHUN 2015

Staf Pengajar Departemen Epidemiologi, Fakultas Kesehatan Masyarakat, USU

FAKTOR-FAKTOR PENGHAMBAT AKSEPTOR KB DALAM MENENTUKAN PILIHAN TERHADAP PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI IUD

PENGARUH EDUKASI SUPORTIF TERSTRUKTUR TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI PADA IBU MENYUSUI 0-6 BULAN

JURNAL. Diajukan Untuk Memenuhi Ketentuan Melakukan Penyusunan Skripsi. Sebagai Persyaratan Menyelesaikan Program Study Diploma IV Kebidanan

BAB I PENDAHULUAN. (International Conference on Population and Development) tanggal 5 sampai

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS AKSEPTOR KB TERHADAP PEMILIHAN KONTRASEPSI SUNTIK

BAB I PENDAHULUAN. Keluarga Berencana Nasional (Murdiyanti, 2007). mempunyai visi Keluarga Berkualitas tahun Keluarga berkualitas

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang World Health Statistic 2013 menyatakan bahwa WUS Indonesia

ABSTRAK. : lama penggunaan, kenaikan, kontrasepsi DMPA. Kepustakaan : 11 ( )

Imelda Erman, Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Lubuklinggau Politeknik Kesehatan Palembang ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. (RISKESDAS) tahun 2013 menunjukkan bahwa pada wanita usia tahun

BAB I PENDAHULUAN. penurunan karena kematian. Crude Birth Rate (CBR) turun dari sekitar 21 per

Yeni Elviani Dosen Prodi Keperawatan Poltekkes Kemenkes Palembang

BAB I PENDAHULUAN. oleh tiga faktor utama yaitu: kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sejarah penemuan kontrasepsi hormonal berjalan panjang, mulai dari

BAB I PENDAHULUAN. pasangan suami istri untuk mendapatkan objektif-objektif tertentu,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kemampuan untuk mengatur fertilitas mempunyai pengaruh yang bermakna

BAB I PENDAHULUAN. jumlah anak dalam keluarga (WHO, 2009). Program KB tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas tahun 2015 dan misi sangat

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI KONDOM DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS KASOKANDEL KABUPATEN MAJALENGKA TAHUN

TINJAUAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI DEPO MEDROXY PROGESTERONE ACETATE BERDASARKAN KEJADIAN AMENOREA.

Hubungan Antara Paritas Ibu Dan Status Ekonomi Keluarga Dengan Pemakaian Kontrasepsi Suntik Di Rumah Bersalin Citra Palembang Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. yangpaling mendesak negara-negara berkembang seperti Indonesia (Muhi, penduduk yang besar tanpa disertai dengan fasilitas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan salah satu masalah kependudukan Indonesia sehingga memerlukan

BAB 1 PENDAHULUAN. umumnya dan penduduk Indonesia khususnya. Dengan semakin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Konsep Dasar Kontrasepsi Suntik (DMPA) dengan memakai kontrasepsi (Mochtar, 1999).

HUBUNGAN LAMA PEMAKAIAN KONTRASEPSI SUNTIK DENGAN PENINGKATAN BERAT BADAN PADA AKSEPTOR SUNTIK DEPO MEDROKSI PROGESTERON ASETAT

BAB I PENDAHULUAN. Program Keluarga Berencana (KB) bertujuan untuk mengendalikan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Paradigma baru program keluarga berencana nasional mempunyai visi

GANGGUAN HAID PADA AKSEPTOR KB SUNTIK 3 BULAN DI PUSTU BANDUNG, DESA BANDUNG, KECAMATAN DIWEK, KABUPATEN JOMBANG

Kata Kunci: Pasangan Usia Subur,Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang

Jl. Ki Ageng Selo no. 15 Pati ABSTRAK

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG KB SUNTIK 3 BULAN DENGAN KEPATUHAN IBU MELAKUKAN KUNJUNGAN ULANG DI SIDOHARJO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pengguna Kontrasepsi Hormonal Suntikan dengan Kenaikan I. PENDAHULUAN. kontrasepsi yang populer di Indonesia. adalah kontrasepsi suntik.

FAKTOR- FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI INTRA UTERINE DEVICE

Jurnal Ilmiah Sehat BebayaVol.1 No. 2, Mei 2017

The Spotting Risk in Using Depo Medroxy Progesterone Acetat (DMPA) Injection and Implan Contraception at Leyangan, Ungaran Timur, Semarang Regency

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mewujudkan "Keluarga Berkualitas 2015" adalah keluarga yang bertaqwa

BAB 1 PENDAHULUAN. dan kehamilan. Alat kontrasepsi non hormonal artinya tidak mengandung

KONTRASEPSI INJEKSI ( INJECTION CONTRACEPTIVE)

Dr. Budi Iman Santoso, SpOG(K)

Volume 4 No. 1, Maret 2013 ISSN :

Hubungan Lama Pemakaian Kontrasepsi Suntik Depo Progestin Dengan Kenaikan Berat Badan di BPM Hj. Suprihatin Sidoarjo

Transkripsi:

PENELITIAN HUBUNGAN LAMA PENGGUNAAN KONTRASEPSI SUNTIK DMPA DENGAN SIKLUS HAID Anisa K.A*,Titi Astuti* *Alumni Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang **Dosen Jurusan Keperawatan Poltekkes Tanjungkarang Jumlah penduduk Indonesia tahun 2025 diperkirakan mencapai 273,7 juta jiwa, mengalami kenaikan 67,9 juta jiwa. Sementara Provinsi Lampung mengalami peningkatan selama tahun 2007 2012 sebanyak 477.545 jiwa. Pemerintah berupaya menekan laju penduduk dengan program Keluarga Berencana (KB). Pengguna KB di Indonesia lebih didominasi KB suntik. KB suntik memiliki efek samping diantaranya perubahan siklus haid, seperti tidak terjadi perdarahan, perdarahan bercak, perubahan dalam frekuensi, lama, dan jumlah darah yang hilang. Karena efek samping dari KB suntik yang paling menonjol adalah perubahan siklus haid, banyak sekali para akseptor berpindah ke metode kontrasepsi lainnya.tujuan penelitia, untuk mengetahui hubungan lama dengan perubahan siklus haid di RB Kartini Bandar Lampung. Jumlah sampel untuk penelitian ini adalah 55 ibu. Teknik pengambilan sampel adalah teknik Accidental Sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 30 orang (54,5%) yang mengalami amenorea dengan lama penggunaan >2 3 tahun, sedangkan 25 orang (45,5%) mengalami spotting. Hasil uji statistik Chi-Square dengan derajat kepercayaan 95% dengan nilai p value 0,007, menunjukan ada hubungan bermakna antara lama penggunaan kontrasepsi suntik dengan perubahan siklus haid.saran dari peneliti untuk perawat atau petugas kesehatan agar dapat memberikan informasi kepada calon akseptor KB yang baru tentang efek samping dan keuntungan dari kontrasepsi suntik. Kata Kunci: Lama Suntik KB, Perubahan Siklus Haid LATAR BELAKANG Keluarga Berencana (KB) merupakan pelayanan kesehatan preventif yang paling dasar dan utama. Pencegahan kematian dan kesakitan ibu merupakan alasan utama diperlukannya pelayanan keluarga berencana. Meskipun demikian banyak perempuan mengalami kesulitan di dalam menentukan jenis kontrasepsi. Hal ini terjadi disebabkan karena ketidaktahuan mereka tentang metode kontrasepsi yang akan digunakan. Persyaratan metode kontrasepsi meliputi aman, berdaya guna, dapat diterima oleh masyarakat, terjangkau dan mempunyai reversibilitas tinggi (Saifuddin, 2006). Berdasarkan laporan hasil pelayanan kontrasepsi, secara nasional pada tahun 2013 sebanyak 663.254 peserta. Apabila dilihat per macam macam kontrasepsi maka persentasenya adalah sebagai berikut: 52.321 peserta IUD (7,89%), 9.870 peserta MOW (1,49%), 49.577 peserta implant (7,47%), 334.217 peserta suntikan (50,39%), 176.516 peserta pil (26,61%), 1.691 peserta MOP (0,25%) dan 39.062 peserta kondom (5,89%). Mayoritas akseptor KB pada tahun 2013, didominasi oleh peserta KB yang menggunakan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP), yaitu sebesar 82,89%. Sedangkan akseptor KB yang menggunakan metode jangka panjang seperti IUD,MOW,MOP dan Implant hanya sebesar 17,11% ( BKKBN, 2013 ). Berdasarkan laporan Dinas Kesehatan Provinsi Lampung tahun 2012, didapat untuk Kota Bandar Lampung proporsi akseptor KB menurut Jenis kontrasepsi sebagai berikut: 915 peserta IUD (4,33%), 57 peserta MOP (0,27%), 65 peserta (0,31%), 634 peserta implant (3,01%), 9.219 peserta suntik (43,81%), 7.741 peserta pil (36,79%), 1.177 peserta kondom (5,59%), 4 peserta obat vagina ( 0,02%). Mayoritas akseptor KB didominasi menggunakan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non MKJP) sebesar 19.373 akseptor KB, sedangkan [118]

Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) sebesar 1.668 peserta KB. (Dinkes, 2012). Efek samping suatu metode kontrasepsi merupakan suatu faktor yang perlu dipertimbangkan dalam menentukan keputusan terhadap kelangsungan pemakaian metode kontrasepsi. Perubahan siklus haid merupakan salah satu efek samping yang sering dikeluhkan oleh akseptor suntik KB Depo Medroksi Progesterone Asetat (DMPA), pola haid yang normal menjadi amenorea, perdarahan regular, perdarahan bercak, perubahan dalam frekuensi, lama dan jumlah darah yang hilang. Efek ini dipandang sebagai kekurangan oleh banyak wanita menganggap bahwa perdarahan teratur merupakan suatu tanda kesehatan dan menggunakan haid sebagai indikator bahwa mereka tidak hamil. Penyebab dari perubahan siklus haid tersebut karena adanya ketidakseimbangan hormon sehingga endometrium mengalami perubahan histology. Keadaan amenorea disebabkan atropi endometrium. Pemberian DMPA yang semakin lama atau rutin setiap 3 bulannya akan mempengaruhi estrogen di dalam tubuh sehingga pengaruh estrogen di dalam tubuh kurang kuat terhadap endometrium, sehingga endometrium kurang sempurna. (Hartanto, 2004) (Irianto,2012). Menurut penelitian Wedhayanti Putri, tahun 2012 tentang hubungan lama pemakaian KB suntik DMPA dengan kejadian amenorrhea di RB Kusmawati, Karanganyar, disimpulkan bahwa semakin lama pemakaian KB Suntik DMPA akan mengalami kejadian amenorhea yang relatif besar, dimana dilihat dari perhitungan > 12 bulan yang mengalami kejadian amenorhea sebesar 52,2 %. Menurut penelitian Setyaningrum, tahun 2008 tentang hubungan lama pemakaian Depo Medroksi Progesterone Asetat dengan gangguan menstruasi di perumahan petagriya indah Purwodadi, diperoleh kesimpulan, ada hubungan antara lama pemakaian Depo Medroksiprogesteron Asetat dengan siklus menstruasi, ada hubungan antara lama pemakaian Depo Medroksiprogesteron Asetat dengan lama menstruasi, ada hubungan antara lama pemakaian Depo Medroksiprogesteron Asetat dengan spoting. Berdasarkan hasil pengambilan data peneliti di RB Kartini pada bulan april tahun 2014 didapatkan hasil sebanyak 121 akseptor KB suntik, 20 akseptor IUD, 50 akseptor pil. Dengan dilakukan wawancara dengan 15 akseptor KB suntik, 7 akseptor mengeluhkan perubahan siklus haid, dan 4 akseptor mengeluhkan kenaikan berat badan, sisanya mengeluhkan sakit kepala, tumbuhnya jerawat. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang Hubungan Penggunaan KB Suntik DMPA Dengan Perubahan siklus haid di RB Kartini, Bandar Lampung. Tujuan penelitia adalah untuk mengetahui hubungan lama penggunaan kontrasepsi suntik DMPA dengan perubahan siklus haid di RB Kartini Bandar Lampung. METODE Jenis penelitian kuantitatif analitik dengan pendekatan cross secsional. Hipotesis yang dibuktikan dalam penelitian ini adalah: ada hubungan lama penggunanan kontrasepsi suntik DMPA dengan perubahan siklus haid di RB Kartini Bandar Lampung.Variabel independen dalam penelitian ini lama sedangkan variabel dependen adalah perubahan siklus haid. Populasi semua akseptor KB suntik DMPA sebanyak 121 akseptor yang berkunjung ke RB Kartini. Tehnik pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan Accidental Sampling yaitu pengambilan sampel dilakukan dengan mengambil responden yang kebetulan ada atau tersedia disuatu tempat sesuai dengan konteks penelitian (Notoatmodjo, 2012). Jumlah sampel 55 responden.penelitian telah dilaksanakan tanggal 16 30 juni 2014. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan wawancara dan cek list observasi atau buku akseptor. [119]

HASIL Analisis Univariat Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa Akseptor KB yang terbanyak dengan lama penggunaan kontrasepsi suntik DMPA dengan rentang waktu >2 3 tahun berjumlah 29 orang (52,7%). Sedangkan Akseptor KB yang mengalami gangguan siklus haid yang terbanyak 30 orang (54,5%) Analisis Bivariat Sedangkan berdasarkan hasil analisis bivariat terhadap variabel yang diteliti dijelaskan sebagai berikut : Tabel 1: Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik DMPA dengan Perubahan Siklus Haid Perubahan siklus haid Lama Spotting Amenorhea Penggunaan f % f % 0 1 tahun 9 90 1 10 >1 2 tahun 6 37,5 10 62,5 >2 3 tahun 12 34,5 19 65,5 p value 0,007 Berdasarkan tabel di atas, perubahan siklus haid yang paling sering terjadi pada akseptor suntik adalah amenorea sebanyak 30 akseptor suntik (54,5%), dengan lama penggunaan > 2 3 tahun sebanyak 19 akseptor suntik (65,5%). di dapatkan, nilai p value= 0,007 dimana nilai p <α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan lama penggunaan kontrasepsi suntik DMPA dengan perubahan siklus haid di RB Kartini, Bandar Lampung tahun 2014. PEMBAHASAN Pengunaan Kontrasepsi Suntik DMPA Berdasarkan hasil penelitian di dapatkan responden yang menggunakan kontrasepsi suntik DMPA 0 1 tahun sebanyak 10 orang (18,2%), yang menggunakan kontrasepsi suntik >1 2 tahun sebanyak 16 orang (29,1%) dan yang menggunakan kontrasepsi suntik >2 3 tahun sebanyak 29 orang (52,7%). Hal ini membuktikan bahwa kontrasepsi suntik DMPA banyak peminatnya dapat diketahui dari lama penggunaan kontrasepsi suntik DMPA dengan rentang waktu >2 3 tahun sebanyak 29 responden. Efektivitas kontrasepsi suntik DMPA adalah antara 99% dan 100% dalam mencegah kehamilan. Kontrasepsi suntik adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif karena angka kegagalan penggunaanya lebih kecil. Hal ini karena wanita tidak perlu mengingat untuk minum pil dan tidak ada penurunan efektivitas yang disebabkan oleh diare dan muntah (Sukarni, 2013). Keuntungan dari penggunaan kontrasepsi suntik itu sendiri antara lain ; resiko terhadap kesalahan kecil, tidak berpengaruh pada hubungan suami istri, tidak diperlukan pemeriksaan dalam, jangka panjang, efek samping sangat kecil, klien tidak perlu menyimpan obat suntik, mengurangi jumlah perdarahan, mencegah anemia, mengurangi nyeri saat haid, khasiat dapat mencegah terhadap kanker payudara dan kanker endometrium, mencegah kehamilan ektopik (Prawirohardjo, 2006) Selain yang dijelaskan di atas, kontrasepsi suntik DMPA ini juga memiliki keuntungan lain yaitu; dapat digunakan bagi ibu ibu yang sedang menyusui, dapat pula digunakan bagi ibu yang pasca persalinan >6 bulan, sedang menyusui, serta belum haid, suntikan pertama dapat diberikan, asal saja ibu dipastikan tidak hamil (Mulyani, 2013). Penelitian Wedhayanti Putri, tahun 2012 tentang hubungan lama pemakaian KB suntik DMPA dengan kejadian amenorrhea di RB Kusmawati, Karanganyar. Hasil dari penelitian juga di simpulkan bahwa semakin lama pemakaian KB Suntik DMPA akan mengalami kejadian amenorhea yang relatif besar, dimana dilihat dari perhitungan > 12 bulan yang mengalami kejadian amenorhea sebesar 52,2 %. Menurut peneliti kontrasepsi suntik DMPA, merupakan kontrasepsi yang paling efektif untuk mencegah kehamilan. Sebaiknya sebelum akseptor memilih [120]

kontrasepsi, terlebih dahulu dilakukan Komunikasi, Informasi, Edukasi (KIE) oleh petugas kesehatan, agar akseptor dapat mengetahui keuntungan dan kerugian dari kontrasepsi yang akan digunakan. Perubahan Siklus Haid Berdasarkan hasil penelitian didapatkan gangguan siklus haid di RB Kartini Bandar Lanpung tahun 2014, dapat diketahui responden yang mengalami spotting sebanyak 25 orang (45,5%), dan yang mengalami gangguan siklus haid amenorea sebanyak 30 orang (54,5%). Dapat dilihat bahwa ibu yang mengalami amenorea di RB Kartini paling banyak sejumlah 30 orang (54,5%). Untuk amenorea sendiri adalah keadaan yang tidak adanya haid untuk sedikitnya 3 bulan berturut turut. Sedangkan pembahasan disini tidak untuk amenorea ginekologi tetapi amenorea disini terjadi karena penyebab efek samping dari penggunaan kotrasepsi suntik DMPA. Efek samping kontrasepsi suntik DMPA tidak hanya amenorea saja, tetapi untuk kenyataan dilapangan banyak juga responden yang mengalami spotting (perdarahan bercak). Dapat dilihat sebanyak 25 responden (45,4%) yang mengalami spotting (perdarahan bercak). Efek samping dari KB suntik DMPA selain amenorea dan spotting, ada juga menoragia (perdarahan berlebihan),dan perubahan dalam frekuensi, lama, dan jumlah darah yang hilang (Hartanto,2004). Penanggulangan dan pengobatannya sendiri dapat dilakukan dengan Konseling, Informasi dan Edukasi (KIE), pertama tama jelaskan penyebabnya lalu jelaskan bahwa gejala yang terjadi merupakan penyesuaian diri, bersifat sementara dan individu. Menurut peneliti keadaan amenorea dan spotting merupakan hal yang wajar bagi ibu yang menggunakan KB suntik DMPA. Bila terjadi amenorea, berkurangnya darah haid sebenarnya memberikan efek yang menguntungkan yakni berkurangnya insiden anemia. Dan kepada para petugas kesehatan sebelum dilakukannya KB sebaiknya dilakukan konseling, agar para ibu ibu tidak merasa terganggu dengan efek sampingnya. Hubungan Lama Penggunaan Kontrasepsi Suntik DMPA dengan Perubahan Siklus Haid Dari hasil penelitian hubungan lama dengan perubahan siklus haid pada 55 ibu sebagai responden, didapatkan 25 responden (45,5%) mengalami spotting dan 30 responden (54,5%) mengalami amenorea. Dari hasil yang didapatkan, nilai p sebesar 0,007 dimana nilai p <α (0,05), sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan lama penggunaan kontrasepsi suntik DMPA dengan perubahan siklus haid di RB Kartini, Bandar Lampung tahun 2014. Kontrasepsi suntik merupakan kontrasepsi yang berupa cairan yang berisi hormon progesteron yang dimasukkan kedalam tubuh wanita secara periodik (3 bulan sekali). Yang termasuk kedalam kontrasepsi suntik 3 bulan adalah Depo Medroksi Progesteron Asetat, yang diberikan setiap 3 bukan sekali dilakukan secara IM dengan dosis 150 miligram. Memberikan efek samping antara lain gangguan siklus haid, seperti amenorea dan spotting. Penyebabnya karena adanya ketidakseimbangan hormone sehingga endometrium mengalami perubahan histology. Keadaan amenorea disebabkan karena atropi endometrium, sedangkan untuk kejadian spotting belum diketahui penyebabnya yang jelas. Menurut Setyaningrum (2008) dengan penelitian hubungan lama pemakaian DMPA dengan gangguan menstruasi di Perumahan Griya Indah Purwodadi,diperoleh, terdapa hubungan antara lama pemakaian DMPA dengan Siklus Menstruasi, dengan(p value= 0,012), ada hubungan antara lama pemakaian DMPA dengan lama menstruasi (p value= 0,010), ada hubungan antara lama pemakaian DMPA dengan spotting (p value= 0,004 ). [121]

Menurut peneliti dengan menggunakan kontrasepsi suntik DMPA tidak menambah resiko terjadinya karsinoma, seperti karsinoma payudara atau cervix, malah progesterone termasuk DMPA digunakan untuk mengobati karsinome endometrium. Keadaan amenorea dan spotting tidak berbahaya bagi kondisi ibu, bila sudah dipastikan tidak dicurigai hamil. Justru dengan kejadian amenorea ibu akan terhindar dari insiden anemia, karena berkurangnya darah haid. KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat disimpulkan sebagai berikut : 1)Pengguna kontrasepsi suntik DMPA di RB Kartini sebanyak 55 orang (100%).2)Lama penggunaan kontrasepsi suntik DMPA di RB Kartini dengan rentang waktu >2 3 tahun sebanyak 29 orang (52,7%). 3)Perubahan siklus haid amenorea akibat dari yang terjadi di RB Kartini sebanyak 30 orang (54,5%). 4)Terdapat hubungan lama dengan perubahan siklus haid, (P value = 0,007). Diharapkan bagi perawat atau bidan untuk memberikan informasi yang jelas dan tepat bagi akseptor baru yang akan memilih teknik kontrasepsi lain selain suntik DMPA, selain menjelaskan jenis jenis kontrasepsi sebaiknya perawat atau bidan juga menjelaskan efek samping dan keuntungan dari penggunaan kontrasepsi yang akan dipilih. DAFTAR PUSTAKA Hartanto, Hanafi. 2004. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: YBPSP. Irianto, Koes. 2012. Keluarga Berencana untuk Paramedis dan Nonmedis. Bandung:Yama Widya. Mulyani, Nina Siti dan Mega Rinawati. 2013. Keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi.Yogyakarta:Nuh Medika. Notoatmodjo, Soekidjo. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta:PT Rineka Cipta. Saifuddin, Abdul Bari. 2006. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta:YBPSP Setyaningrum, Agustina Catur. 2008. Hubungan Lama Pemakaian DMPA dengan Gangguan Menstruasi di Perumahan Petragriya Indah. Purwodadi:Akbid An-Nur [122]