Pengguna Kontrasepsi Hormonal Suntikan dengan Kenaikan I. PENDAHULUAN. kontrasepsi yang populer di Indonesia. adalah kontrasepsi suntik.

Transkripsi

1 I. PENDAHULUAN kontrasepsi yang populer di Indonesia Fertilitas atau kelahiran adalah salah adalah kontrasepsi suntik. Kontrasepsi satu faktor penambah bagi jumlah penduduk. Untuk mengatasi hal tersebut Pemerintah menetapkan program Keluarga Berencana di Indonesia pada tahun 1957 dan pemerintah menetapkan Keluarga Berencana (KB) pada tanggal 29 Juni 1970, bersamaan dengan dibentuknya Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN). Namun sejalan dengan semakin meningkatnya jumlah penduduk Indonesia serta tingginya angka kematian ibu dan kebutuhan akan kesehatan produksi, Program Keluarga Berencana selanjutnya digunakan sebagai salah satu cara untuk menekan pertumbuhan jumlah penduduk (BKKBN, 2013). Kontrasepsi suntik adalah alat yang disuntikan kedalam tubuh dalam jangka waktu tertentu, kemudian masuk ke dalam pembuluh darah diserap sedikit demi sedikit oleh tubuh yang berguna untuk mencegah timbulnya kehamilan. Salah satu suntik yang digunakan adalah Depo Medroksi Progesteron Acetat (DMPA) dan Cyclofem. Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) merupakan metode kontrasepsi hormonal suntik yang hanya mengandung progesterone yang diberikan secara injeksi intramuskular setiap 3 bulan dengan dosis 150 mg (Sarwono, 2006). Cyclofem adalah alat kontrasepsi untuk satu bulan lamanya yang mengandung Medroksiprogenteron Asetat 50 mg dan Estradiol Sipionat 10 mg per ml. Berdasarkan data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2012 pengguna KB suntik 42,3%. Pemakaian kontrasepsi menurut metode, KB suntikan mengalami peningkatan, dari 12 persen tahun 1991 menjadi 32 persen tahun Estimasi jumlah penduduk Provinsi Kalimantan Selatan tahun 2013 adalah juta dengan Estimasi jumlah 2

2 penduduk kota Banjarmasin sebanyak mengalami kenaikan berat badan. Dari buku jiwa. Dari Provinsi Kalimantan Selatan, Banjarmasin adalah pengguna KB Suntikan terbanyak sebesar pada tahun 2013 (Sumber, BKKBN 2013). register pengguna KB suntik lama pada tahun 2014 berjumlah 280 orang, dan pada tahun 2015 berjumlah 352 orang. Berdasarkan latar belakang tersebut Efek samping kontrasepsi suntik penulis tertarik untuk meneliti mengenai yang paling tinggi frekuensinya yaitu peningkatan berat badan. Penyebab pertambahan berat badan tidak jelas. Hipotesa para ahli Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) merangsang pusat pengendali nafsu makan di Perbedaan Pengguna Kontrasepsi Hormonal Suntikan dengan kenaikan Berat Badan. Tujuan Mengetahui perbedaan antara dengan kenaikan berat badan. hypothalamus, yang menyebabkan akseptor makan lebih daripada biasanya. Kerugian dalam penggunaan suntikan cyclofem dan Depo Medroksi Progesteron Asetat (DMPA) adalah penambahan berat badan.(biran Affandi, 2012). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di BPM Hj. M pada tanggal 28 Desember 2015 terdapat sejumlah akseptor KB suntik yang datang 10 orang. Dari hasil diskusi 10 dari akseptor KB suntik dimana 6 akseptor yang mengatakan II. BAHAN DAN METODE Penelitian ini menggunakan metode analitik observasional dengan rancangan cross sectional. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu peserta akseptor KB suntikan yang menggunakan kontrasepsi hormonal suntik Cyclofem, dan suntik DMPA (Depo -Medroxy- Progesterone Acetate) di BPM Hj. M dari bulan Oktober-Desember 2015, suntik Cyclofem sebanyak 98 orang, suntik DMPA 3

3 (Depo-Medroxy-Progesterone Acetate) dihitung dengan rumus slovin dan analisa sebanyak 90 orang, dengan total 188 orang sebagai peserta KB. Jumlah sampel 65 bivariat yang digunakan dengan menggunakan uji T tidak berpasangan. peserta kb suntik. Teknik pengambilan ini dengan jenis Purposive sampling dengan menentukan kriteria tertentu. Variabel bebas pada penelitian ini yaitu pengguna kontrasepsi hormonal, dan variabel terikatnya yaitu kenaikan berat badan. Jenis data yang digunakan adalah kuantitatif dengan data yang digunakan adalah data primer. Sumber data dari penelitian ini adalah angket yang diperoleh dari responden secara langsung. Setelah data-data diperoleh dari sampel yang telah diteliti, kemudian proses pengolahan data dalam penelitian ini dengan editing, coding, tabulating, dan penyajian data. Pengumpulan data univariat adalah dengan mengumpulkan data tentang dengan berat badan, setelah data tersebut dikumpulkan ditabulasi dan dipresentasikan. Analisa univariat dapat III. HASIL PENELITIAN Dari hasil analisis data maka dapat disajikan hasil penelitian tentang perbedaan dengan kenaikan berat badan di BPM. Hj. M. 1. Karakteristik Responden a. Responden berdasarkan umur distribusi karakteristik responden berdasarkan umur di BPM Hj. M dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 1 Distribusi Responden berdasarkan Umur di BPM Hj. M No Umur (tahun) Jumlah (orang) Persentase (%) 1 <20 2 3, s/d ,4 3 >35 1 1,5 Jumlah Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa umur responden terbanyak memiliki umur 20 s/d 35 tahun sebanyak 62 orang dengan persentase 95,4% b. Responden berdasarkan pendidikan 4

4 distribusi responden berdasarkan Ibu rumah tangga (IRT) sebanyak 41 orang dengan persentase 63,1%. pendidikan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 2 Distribusi Responden berdasarkan tingkat Pendidikan di BPM Hj. M No Pendidikan Jumlah (orang) Persentase (%) 1 SD 3 4,6 2 SMP 34 52,3 3 SMA 28 43,1 4 Perguruan tinggi 0 0 Jumlah Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa pendidikan responden terbanyak adalah lulusan SMP sebanyak 34 orang dengan persentase 52,3%. c. Responden berdasarkan Pekerjaan distribusi Responden berdasarkan Pekerjaan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 3 Distribusi responden berdasarkan Pekerjaan di BPM Hj. M No Pekerjaan Jumlah (orang) Persentase (%) 1 Swasta 23 35,4 2 Wiraswasta 1 1,5 3 Tidak 41 63,1 bekerja/irt Jumlah Berdasarkan tabel tersebut, dapat dilihat bahwa pekerjaan responden terbanyak adalah Tidak bekerja atau 2. Pengguna Kontrasepsi Hormonal Suntikan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4 Pengguna Kontrasepsi Hormonal Suntikan No. Kontrasepsi Jumlah (orang) Persentase (%) 1 Suntik 1 bulan 30 46,2 2 Suntik 3 bulan 35 53,8 Jumlah Dari hasil pengolahan data diatas, dapat diketahui bahwa pengguna kontasepsi suntik 3 bulan merupakan pengguna terbanyak yang berjumlah 35 orang dengan persentase 53,8%. 3. Pengguna kb suntikan berdasarkan lama penggunaan pengguna kb suntikan berdasarkan lama penggunaan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 5 Distribusi Pengguna Kb suntik berdasarkan Lama Penggunaan dapat dilihat pada tebel berikut: Lama Penggunaan Jenis 1 tahun 2 tahun Total Suntikan Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1 bulan , ,15 3 bulan , ,85 Total

5 Berdasarkan tabel tersebut dapat dengan kenaikan berat badan dapat dilihat bahwa pengguna suntikan terbanyak yaitu dengan lama penggunaan 1 tahun, dengan jumlah kb suntik 1 bulan 24 orang persentase 50% dan suntik 3 bulan 24 orang persentase 50%. 4. Perubahan Berat Badan distribusi pengguna Kb suntik berdasarkan perubahan berat badan dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 6 Distribusi Pengguna Kb Suntik berdasarkan Perubahan Berat Badan Perubahan Berat badan Jenis Naik Turun Total Suntikan Jumlah % Jumlah % Jumlah % 1 bulan 22 38, ,15 3 bulan 35 61, ,85 Total Dari hasil pengolahan data diatas, dapat diketahui bahwa pengguna perubahan berat badan naiklah yang terbanyak dengan jenis suntikan 3 bulan berjumlah 35 orang persentase 61,40%. 5. Perbedaan Pengguna Kontrasepsi Hormonal Suntikan dengan Kenaikan dilihat pada tabel berikut: Tabel 7 Hasil uji T tidak berpasangan perbedaan pengguna kontrasepsi hormonal suntikan dengan kenaikan berat badan Dari hasil tabel di atas nilai rata-rata suntik 3 bulan lebih tinggi dan nilai probabilitas <0,05 maka ha diterima dan ho ditolak artinya ada perbedaan dengan kenaikan berat badan. Pembahasan Berdasarkah hasil penelitian tentang perbedaan pengguna kontrasepsi hormonal suntikan dengan kenaikan berat badan di BPM Hj. M yaitu: Suntik 1 bulan (n=30) Suntik 3 bulan (n=35) P = 0, Karakteristik Responden Rata-rata 1,3 3,8 P<0,05 Hasil penelitian menunjukan bahwa umur tahun merupakan frekuensi tertinggi yakni 62 orang (95,4%). Hal ini didukung teori yang menyebutkan bahwa Berat Badan dalam kesehatan reproduksi umur yang perbedaan kontrasepsi hormonal suntikan baik untuk menggunakan alat kontrasepsi 6

6 khususnya yang mengandung hormonal lebih banyak dibandingkan jenis suntik 1 termasuk suntik adalah umur tahun. Hasil penelitian responden berdasarkan pendidikan dari 65 responden yang dijadikan sampel terdapat 34 orang (52,3%) yang berpendidikan SMP. Menurut (Bouge dalam lucas 1990) menyatakan bahwa pendidikan menunjukkan pengaruh lebih kuat terhadap fertilitas daripada variabel lain. Distribusi responden berdasarkan bulan, karena kontrasepsi suntik 3 bulan adalah Suntikan progesterone DMPA ( Depo medroxy progesterone acetate) atau depo provera yang diberikan tiap tiga bulan dengan dosis 150 miligram yang disuntik secara Intra Muskular (Biran Affandi, 2012). 3. Perubahan Berat Badan pengguna kontrasepsi hormonal suntikan berdasarkan lama penggunaan. Hasil penelitian menunjukkan dari pekerjaan, pekerjaan terbanyak yaitu ibu 65 responden pengguna suntik, perubahan rumah tangga sebanyak 41 orang (63,1%). Menurut (Wijayanti, 2006) bahwa aktifitas fisik kurang dapat meningkatkan berat badan. 2. Jumlah akseptor hormonal suntikan Hasil penelitian menunjukkan berat badan yang paling besar terjadi di penggunaan suntik 3 bulan yang berjumlah 35 responden dari 35 responden tersebut 11 orang pengguna kb suntik 3 bulan dengan lama pemakaian 2 tahun mengalami perubahan berat badan naik berkisar dari 3- bahwa dari 65 responden sebagian besar 11 Kg, sedangkan 24 responden lainya peserta menggunakan kontrasepsi suntik 3 bulan yaitu 53,8% sedangkan peserta yang menggunakan kontrasepsi suntik 1 bulan yaitu sebesar 46,2%. Hal ini menunjukan peminat jenis kontrasepsi suntik 3 bulan dengan lama penggunaan 1 tahun perubahan berat badannya naik dari 1-7 Kg. Pengguna suntik 1 bulan yang berjumlah 30 responden, 5 responden dengan lama penggunaan 2 tahun mengalami 7

7 perubahan berat badan naik dari 1-4 Kg, 17 ke berat badan sesudah didapatkan rata-rata responden dengan lama penggunaan 1 tahun mengalami perubahan berat badan naik 1-3 Kg, dan 8 responden dengan lama penggunaan 1 tahun mengalami perubahan kenaikan berat badan 3,9 Kg. Dapat dilihat dari rata-rata kedua kontrasepsi suntik tersebut rata-rata paling tinggi adalah suntik 3 bulan. berat badan turun 1-3 Kg. Hal ini tidak sesuai dengan teori bahwa umumnya gejala dan keluhan dalam perubahan berat yang dipengaruhi oleh kontrasepsi hormonal tidak terlalu besar, bervariasi antara 1-5 kg dalam 1 tahun UCAPAN TERIMAKASIH Ibu Nurul Hidayah, SST., M. Kes selaku pebimbing I dan Bapak Sukamto, M. Kes selakuk pebimbing II. Saya ucapkan terima kasih karena telah banyak membantu dan pertama, rata-rata untuk setiap tahun naik memberikan saran-saran perbaikan untuk antara 2,3-2,9 kg. Berat badan berkurang dengan penurunan rata-rata setiap tahun antara 1,6-1,9 kg (Depkes, 2006). 4. Perbedaan Kenaikan Berat Badan pengguna kontrasepsi hormonal suntikan kesempurnaan penyusunan Karta Tulis Ilmiah ini. Saya sangat berterimakasih kepada Ibu Hj. Maria Olfah, SST. Yang sudah memberikan ijin dan mempercayakan saya untuk melakukan Rata-rata kenaikan berat badan penelitian di BPM beliau, dan Terimakasih suntik 1 bulan dengan jumlah akseptor 30 orang dari berat badan sebelum ke berat badan sesudah didapatkan rata-rata kenaikan berat badan 1,3 Kg, dan rata-rata kenaikan kepada Orang tua, teman terkasih, dan temanteman saya yang sudah mensuport saya sehingga saya dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini. berat badan suntik 3 bulan dari jumlah akseptor 35 orang dari berat badan sebelum 8

8 DAFTAR PUSTAKA Akademi Kebidanan Sari Mulia Banjarmasin Panduan Tugas Akhir. Banjamasin. Biran, Affandi Beragam Manfaat Kontrasepsi. [Sumber Internet].Tersedia dalam esehatan/beragam-manfaat kontrasepsi.htm/. [Di akses 29 Desember 2015]. BKKBN, Data peserta Pengguna KB. [Sumber Internet]. Tersedia dalam [Di akses 8 Desember 2015]. Hartanto, Hidayat Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Haryati, I Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar Harapan. Hidayat, A. Aziz Alimul Metode Penelitian. Yogyakarta: Salemba Medika. Lucas, David Management Education. Yogyakarta: PT. BPFE. Notoadmodjo, S Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta: PT Rineka Cipta. Saifuddin, Azwar Metode Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. 9