HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN ABSTRAK

Transkripsi

1 HUBUNGAN PENGGUNAAN ALAT KONTRASEPSI HORMONAL DAN STATUS GIZI DENGAN SIKLUS MENSTRUASI DI PUSKESMAS PEKAUMAN BANJARMASIN Zulliati 1, Muhammad Basit 2,Tria Dwi Putri 1 1 AKBID Sari Mulia Banjarmasin 2 STIKES Sari Mulia Banjarmasin ISSN : ABSTRAK Latar Belakang : Siklus menstruasi merupakan perubahan yang terjadi berulang pada uterus dan berakhir pada saat menopause. Faktor yang mempengaruhi siklus menstruasi antara lain status gizi, aktivitas fisik, stress, diet serta penggunaan alat kontrasepsi.gizi sangat erat kaitannya dengan kesehatan saat menstruasi karena zat gizi mempengaruhi seluruh proses yang terdapat dalam tubuh saat terjadinya menstruasi. Alat kontrasepsi hormonal yang mempengaruhi antara lain pil, suntik dan implant. Dari hasil studi pendahuluan diperoleh 7dari 10 ibu akseptor KB hormonal mengatakan mentruasinya tidak teratur dan terjadi peningkatan berat badan setiap bulannya. Tujuan : Untuk mengetahui Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal dan Status Gizi dengan Siklus Menstruasi di Puskesmas Pekauman Banjarmasin. Metode: Penelitian survei analitik dengan rancangan Cross Sectional. Populasi dalam penelitian ini adalah 610 dengan teknik Accidental Sampling. Menggunakan sampel minimal 30 responden. Analisis Bivariat menggunakan Chi Square dengan tingkat kepercayaan 95% atau α=0.05 Hasil: Hasil Chi Square di peroleh nilai p=0.004<0.05, berarti Ho di tolak dan Ha di terima yang artinya ada hubungan antara Penggunaan Alat Kontrasepsi hormonal dengan siklus Menstruasi, nilai p= 0,003<0.05 berarti Ho di tolak dan Ha di terima yang artinya ada hubungan antara Status Gizi dengan siklus Menstruasi. Kesimpulan : Ada Hubungan antara Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal dan Status Gizi dengan Siklus Menstruasi di Puskesmas Pekauman Banjarmasin. Kata kunci: Pengguna Alat Kontrasepsi Hormonal, Status Gizi, Siklus Menstruasi 153

2 PENDAHULUAN Salah satu masalah terpenting yang dihadapi oleh negara berkembang, seperti di Indonesia yaitu ledakan penduduk. Ledakan penduduk mengakibatkan laju pertumbuhan penduduk yang pesat hal ini karena minimnya pengetahuan serta pola budaya pada masyarakat setempat. Untuk mengatasi permasalahan tersebut pemerintah Indonesia telah menerapkan program keluarga berencana yang sudah dimulai sejak 1968 dengan kemudian dalam perkembangannya menjadi BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional) (Riyanti,2013) Salah satu pasal dari Millenium Development Goals (MDGs) yang disepakati oleh 189 negara termasuk Indonesia adalah peningkatan kesehatan dan kesejahteraan ibu sepanjang siklus kehidupan ibu termasuk dalam hal kontrasepsi serta efek kontrasepsi termasuk gangguan siklus haid. Kontrasepsi suntik terdiri dari kontrasepsi suntik 3 bulan dan kontrasepsi suntik 1 bulan. Masalah yang sering timbul disebabkan kontrasepsi suntik 3 bulan yaitu: amenore 60%, oligomenore 20%, dan polimenore 20%,sedangkan kontrasepsi suntik 1 bulanan 85% dari akseptor KB tidak mengalami masalah atau gangguan siklus haid (vera, 2012) Di seluruh dunia, metode kontrasepsi yang paling banyak digunakan adalah sterilisasi. Kontrasepsi hormon berada pada posisi ketiga di seluruh dunia. Yang menggunakan pil sebanyak 85%, sedangkan kontrasepsi implant dan suntik hanya 15% (Glasier, 2005). Di negara maju metode kontrasepsi yang paling populer adalah kontrasepsi oral (16%). Sebaliknya dinegara - negara sedang berkembang sterilisasi wanita (20%), AKDR (13%), kontrasepsi oral (6%) dan vasektomi (5%) (Glasier, 2005). Indonesia, pada tahun 2012 tercatat jumlah peserta KB aktif dari juta jiwa, dengan jumlah PUS juta jiwa dan WUS juta jiwa (Kemenkes RI, 2010).Jumlah akseptor KB di Indonesia telah mencapai 66,2% dimana akseptor kondom sebesar 0,6% dan akseptor vasektomi sebesar 0,3% artinya, dari total akseptor KB aktif, pria yang menjadi akseptor KB hanya 0,9% (SDKI 2003).Data di Provinsi Kalimantan Selatan akseptor KB pada tahun 2008 pengguna akseptor KB yaitu : Iud orang, pil 827 orang, kondom orang, suntik orang dan implant orang. Menurut data yang didapat dari Dinas Kesehatan Kota Banjarmasin tahun 2010 pencapaian peserta KB aktif 91,58% dan peserta KB baru sebanyak 27,7%. Untuk peserta KB aktif pada tahun 2011 sebesar 73,1% dan peserta KB Baru sebesar 21,7%. Pada tahun 2012 peserta KB aktif sebesar 61,5% dan peserta KB baru sebesar 32,8%. Hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada 10 ibu yang menjadi akseptor KB hormonal (pil, suntik 1 bulan, suntik 3 bulan 154

3 dan implant) diperoleh hasil 7 dari 10 ibu akseptor KB hormonal mengatakan bahwa sebelum menggunakan alat kontrasepsi hormonal menstruasinya teratur dan berat badannya stabil dan sejak menggunakan alat kontrasepsi hormonal mentruasinya tidak teratur atau sampai 3 bulan sekali mendapatkan menstruasi dan terjadi peningkatan berat badan setiap bulannya. MATERI Kontrasepsi hormonal adalah suatu cara pencegahan kehamilan dengan bantuan hormon estrogen dan progesterone sehingga mencegah terbentuknya hasil konsepsi. Status gizi adalah merupakan keadaan kesehatan akibat interaksi antara makanan, tubuh manusia dan lingkungan hidup manusia. Selanjutnya, Mc. Laren menyatakan bahwa status gizi merupakan hasil keseimbangan antara zat-zat gizi yang masuk dalam tubuh manusia dan penggunaannya Siklus menstruasi merupakan serangkaian periode dari perubahan yang terjadi berulang pada uterus dan organ-organ yang dihubungkan pada saat pubertas dan berakhir pada saat menopause. Siklus tersebut bervariasi dari 18 sampai 40 hari, rata-rata 28 hari. METODE Penelitian ini akan menggunakan metode pendekatan cross sectional yaitu mempelajari tentang hubungan antara faktor risiko ( independent) dengan faktor efek (dependent), dimana melakukan observasi atau pengukuran variabel sekali dan sekaligus pada waktu yang sama. POPULASI DAN SAMPEL Populasi dalam penelitian ini adalah ibu yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal pada bulan September sampai November 2014 berjumlah 610 orang, estimasi berjumlah 203 orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah teknik Accidental Sampling. Pengambilan sampel yang dilakukan dengan sampel minimal yaitu 30 orang. ANALISA DATA Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui Hubungan penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal dan Status Gizi dengan Siklus Menstruasi di Puskesmas Pekauman Banjarmasin a. Alat Kontrasepsi Hormonal Distribusi Frekuensi Jenis Kontrasepsi yang digunakan responden di Puskesmas Pekauman Banjarmasin tahun 2015 (terlampir) Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi berdasarkan jenis kontrasepsi hormonal. Ibu yang menggunakan alat kontrasepsi hormonal terbanyak adalah Suntik 12 orang (40%). b. Status Gizi 155

4 Distribusi Frekuensi Status Gizi responden di Puskesmas Pekauman Banjarmasin 2015 (terlampir) Berdasarkan data diatas, dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi Status Giziyang terbanyak adalah Status Gizi Gemuk 12 orang (40%) c. Siklus Menstruasi Distribusi frekuensi Siklus Menstruasi Responden di Puskesmas Pekauman Banjarmasin 2015 (terlampir) Berdasarkan Distribusi Frekuensi Siklus menstruasi yang terbanyak adalah yang memiliki Siklus Menstruasi Teratur 16 orang (53,3%). d. Analisis berdasarkan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal dengan Siklus Menstruasi Distribusi frekuensi Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal dengan siklus Menstruasi di Puskesmas Pekauman Banjarmasin 2015 (terlampir). Berdasarkan hasil Uji Chi Square dengan bantuan SPSS didapatkan angka P=0,004< α (0,05) ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal dengan Siklus Menstruasi. e. Analisis berdasarkan Hubungan Status Gizi dengan Siklus Menstruasi. Distribusi Frekuensi Status Gizi dengan Siklus Menstruasi di Puskesmas Pekauman Banjarmasin 2015 (terlampir) Berdasarkan dari hasil uji Chi Squaredengan bantuan SPSS didapatkan angka P=0,003< α (0,05) ini berarti Ho ditolak dan Ha diterima artinya ada Hubungan Status Gizi dengan Siklus Menstruasi. PEMBAHASAN Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Puskesmas Pekauman Banjarmasin tentang Hubungan Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal dan Status Gizi dengan Siklus Menstruasi. 1. Penggunaan Alat Kontrasepsi Hormonal dengan Siklus Menstruasi. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Pekauman Banjarmasin Tahun 2015 menunjukan bahwa dari 30 responden, ada 8 responden (26,7%) yang menggunakan pil dengan siklus menstruasi yang teratur, ada 2 responden (6,7%) yang menggunakan pil dengan siklus mentruasi tidak teratur, ada 2 responden (6,7%) yang menggunakan suntik dengan siklus menstruasi teratur,ada 10 responden (33,3%) yang menggunakan suntik dengan siklus menstruasi tidak teratur,ada 6 responden (20%) yang menggunakan implant dengan siklus menstruasi teratur,ada 2 responden (6,7%) yang menggunakan implant dengan siklus menstruasi tidak teratur. Penelitian ini didukung oleh Vera (2012) bahwa masalah yang sering timbul 156

5 disebabkan kontrasepsi suntik 3 bulan yaitu: amenore 60%, oligomenore 20%, dan polimenore 20%,sedangkan kontrasepsi suntik 1 bulanan 85% dari akseptor KB tidak mengalami masalah atau gangguan siklus haid. Hampir 30-60% wanita yang menggunakan minipil mengalami gangguan haid. Gangguan haid ini dapat berupa perdarahan sela ataupun perdarahan bercak (spotting). Demikian juga dengan keluhan-keluhan yang berkaitan dengan suatu siklus haid, seperti mual, penambahan berat badan dan berkunangkunang (Baziad, 2008) Gangguan haid atau amenore disebabkan karena progesterone dalam komponen DMPA menekan LH sehingga endometrium menjadi lebih tidak aktif. Amenore berkepanjangan pada pengguna progesterone tidak diketahui membahayakan dan banyak wanita yang dapat menerima dengan baik (Glasier, 2005) Hasil penelitian ini dapat terlihat bahwa apabila seorang wanita dapat memilih alat kontrasepsi yang tepat dan yang cocok dengan tubuhnya maka siklus menstruasi seseorang akan menjadi lancar. Sehingga membuat kerja hipotalamus menjadi baik dengan memproduksi hormone-hormon yang dibutuhkan tubuh terutama hormone reproduksi, sehingga siklus menstruasi bisa menjadi teratur. 2. Status Gizi dengan Siklus Menstruasi Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Puskesmas Pekauman Banjarmasin Tahun 2015 menunjukan bahwa dari 30 responden ada 7 responden (23,2%) yang memiliki status gizi kurus dengan siklus menstruasi teratur dan 1 responden (10%) dengan siklus tidak menstruasi teratur, ada 7 responden (23,2%) yang memiliki status gizi normal dengan siklus mentruasi yang teratur dan 3 responden (13,3%) dengan siklus menstruasi tidak teratur, ada 2 responden (10%) yang memiliki status gizi gemuk dengan siklus menstruasi teratur dan 10 responden (33,3%) dengan siklus menstruasi tidak teratur. Penelitian ini didukung oleh Eni Purwanti (2003) dalam Hupitoyo (2011) disebutkan bahwa ada hubungan antara lemak tubuh dengan siklus menstruasi. Salah satu hormone yang berperan dalam proses menstruasi adalah Estrogen. Estrogen ini disintensis di Ovarium, di adrenal, plasenta, testis, jaringan lemak, dan susunan saraf pusat. Menurut analisis penyebab lebih panjarngnya siklus menstruasi diakibatkan hormone estrogen yang meningkat dalam darah akibat meningkatnya jumlah lemak tubuh. Seorang wanita yang mengalami kekurangan maupun kelebihan gizi akan berdampak pada penurunan fungsi hipotalamus yang tidak memberikan 157

6 rangsangan kepada hipofisa untuk menghasilkan FSH (Follicle Stimulating Hormone) dan LH (Luteinizing hormone. Dimana FSH ini berfungsi merangsang pertumbuhan sekitar 3-30 folikel yang masing-masing mengandung 1 sel telur. Sedangkan LH (Luteinizing hormone) berfungsi dalam pematangan sel telur atau ovulasi (fase sekresi) yang nantinya jika tidak dibuahi akan mengalami peluruhan (menstruasi), sehingga apabila produksi FSH dan LH terganggu maka siklus menstruasi juga akan terganggu. Berhubungan dengan menstruasi, secara khusus jumlah wanita ovulasi akan meningkat apabila berat badannya mengalami perubahan (meningkat atau menurun) (Anggrini, 2012) Hasil penelitian ini dapat terlihat bahwa apabila seorang wanita memiliki asupan gizi yang baik dengan stabilitas emosi yang baik disertai gaya hidup dan pola makan yang baik bisa membuat kerja hipotalamus menjadi baik sehingga bisa memproduksi hormone-hormon yang dibutuhkan tubuh terutama hormone reproduksi, sehingga siklus menstruasi bisa menjadi teratur. KESIMPULAN Ada Hubungan penggunaan alat kontrasepsi hormonal dengan siklus menstruasi di Puskesmas Pekauman Banjarmasin dan ada hubungan penggunaan alat kontrasepsi hormonal dan status gizi dengan siklus menstruasi di Puskesmas Pekauman Banjarmasin. UCAPAN TERIMA KASIH Saya sangat berterima kasih kepada Akademi kebidanan sari mulia Banjarmasin yang telah memberikan saya surat izin untuk melakukan penelitian, dan ucapan terima kasih kepada Puskesmas Pekauman Banjarmasin yang telah memberikan izin penelitian DAFTAR PUSTAKA Almatzier, S Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama Baziad,Ali.2008.Kontrasepsi Hormonal.Jakarta:Bina Pustaka Devi,Nirmala.2012.Gizi Saat Sindrom Mentruasi.Jakarta: PT Bhuana Ilmu Populer Glasier, dkk Keluarga Berencana dan Kesehatan Reproduksi.Jakarta. EGC Hupitoyo Obesitas dan Fertilitas, (online) ( - malang.ac.id/artikel-145-obesitas-danfertilitas.html, diakses: 22 April 2012) Hutami, A.P Hubungan sindrom pramenstruasi dengan Regularitas Siklus Menstruasi pada Mahasiswi S-1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.Skripsi Tidak 158

7 Diterbitkan.Medan : Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara. Jannah, Nurul.2012.Buku Ajar Asuan Kehamilan.Yogyakarta.Andi Offset Marmi Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi.Yogyakarta: Pustaka Belajar UNAIR Fakultas Kesehatan Masyarakat Iniversitas Airlangga Supariasa, N Penilaian Status Gizi. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Mulia, Akademi Kebidanan Sari Mulia Pedoman Penulisan Karya Tulis Ilmiah:Banjarmasin.AKBID Sari Mulia Mulyani, Nina Siti dkk.2013.keluarga Berencana dan Alat Kontrasepsi. Yogyakarta:Nuha Medika Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nursalam, Konsep dan Penerapan Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan. Edisi kedua, Jakarta: Salemba Medika. Prawirohardjo,Sarwono.2005.Ilmu Kandungan.Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Anggrini,Riyanti Januani Hubungan Jenis Dan Lama Pemakaian Kontrasepsi Hormonal Dengan Gangguan Menstruasi di Bidan Praktek Swasta.Departemen Biostatistika dan Kependudukan FKM 159