Sistem Pertukaran Bon Di Desa Pisang. Oleh Stephen DeMeulenaere



dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORITIS

SISTEM UANG PASAR (Marketplace Currency System)

Program Bonus: Sebuah Modifikasi dari Konsep Kredit-Mikro

A. PENGERTIAN SISTEM MONETER DI INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

I. PENDAHULUAN. perbankan. Dimana sektor perbankan menjadi pondasi pembangunan nasional

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH

DEPARTEMEN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENGAWAS PASAR MODAL DAN LEMBAGA KEUANGAN

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan investasi di suatu negara akan dipengaruhi oleh pertumbuhan

NOMOR 24 TAHUN 2002 TENTANG SURAT UTANG NEGARA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

*13423 UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA (UU) NOMOR 24 TAHUN 2002 (24/2002) TENTANG SURAT UTANG NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Ekonomi Indonesia tidak terlepas dari keterlibatan sektor

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB II LANDASAN TEORI. para pelanggan dan menagih kas sebagai pembayaran dari penjualan penjualan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan dengan hasil yang beragam. Hayati (2011), arus kas secara simultan

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN TENGAH NOMOR : 79 TAHUN 2013 TANGGAL: 27 DESEMBER 2013 KEBIJAKAN AKUNTANSI NO. 04 LAPORAN ARUS KAS

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. PT. Semen Indonesia (Persero) Tbk merupakan jenis perusahaan manufaktur

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 1/POJK.07/2013 TENTANG PERLINDUNGAN KONSUMEN SEKTOR JASA KEUANGAN

BAB II LANDASAN TEORI

pengauditan siklus investasi dan pendanaan siklus investasi

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS Pengertian Defisit Anggaran Pemerintah Daerah. Menurut Darise, (2009: 129), Defisit merupakan selisih antara

BAB I PENDAHULUAN. yang dikonsumsinya atau mengkonsumsi semua apa yang diproduksinya.

ANDRI HELMI M, A.Md., SE., MM.

BAB II LANDASAN TEORI. maupun sebagai investasi dalam perusahaan tersebut.

Presented by: M Anang Firmansyah IMF. system Perserikatan Bangsa-bangsa yang didirikan berdasarkan perjanjian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERSETUJUAN TENTANG KERJA SAMA PARIWISATA ANTARA PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA DAN PEMERINTAH REPUBLIK PERANCIS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Modal Kerja. dan biaya-biaya lainnya, setiap perusahaan perlu menyediakan modal

APLIKASI STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) USAHA SIMPAN PINJAM KOPERASI DALAM PENILAIAN KESEHATAN KSP/ USP KOPERASI

BAB I PENDAHULUAN. Besar Haluan Negara (GBHN), dipaparkan secara tegas bahwa pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. diterapkan dengan benar selama operasional perusahaan.

REKSA DANA. PT DANAREKSA INVESTMENT MANAGEMENT, August 2007

BAB 3 KAS. A. Pendahuluan. B. Pengertian Kas

LAPORAN ARUS KAS I. PENDAHULUAN I.1 Tujuan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Untuk membelanjai operasi perusahaan dari hari ke hari, misalnya untuk

BAB IV PEMBAHASAN AUDIT OPERASIONAL ATAS FUNGSI PENJUALAN KREDIT DAN PIUTANG USAHA PADA PT. GROOVY MUSTIKA SEJAHTERA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi membutuhkan modal dasar sebagai alat untuk

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. apabila suatu negara memiliki pertumbuhan ekonomi yang stabil maka selain

PERATURAN DAERAH KOTA SAW AHLUNTO

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN BERBASIS AKRUAL PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II BAHAN RUJUKAN. Anggaran adalah suatu rencana keuangan periodik yang disusun

Uang EKO 2 A. PENDAHULUAN C. NILAI DAN JENIS-JENIS UANG B. FUNGSI UANG. value).

FUNFSI MANAJEMEN KEUANGAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN TENTANG

PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 13 TAHUN 2004 TENTANG : POKOK-POKOK PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB VII SIKLUS PENDAPATAN: PENJUALAN DAN PENAGIHAN KAS

KEBIJAKAN MANAGEMEN RESIKO

II. LANDASAN TEORI. atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup masyarakat.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Koperasi Resimen IndukV/Brawijaya Malang tahun Tujuan

PERANAN BPR UNTUK MASYARAKAT

STIE DEWANTARA Pasar Modal

STANDAR AKUNTANSI PEMERINTAHAN PERNYATAAN NO. 03 LAPORAN ARUS KAS

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

GUBERNUR BANK INDONESIA,

Pendahuluan BAB I CASH FLOW. A. Pengertian Cash Flow

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENETAPAN KUALITAS KREDIT PROSPEK USAHA. Kegiatan usaha menunjukkan potensi pertumbuhan yang sangat terbatas atau tidak mengalami pertumbuhan.

BAB I PENDAHULUAN. tertentu. Pertumbuhan ekonomi dapat diartikan juga sebagai proses kenaikan

PERTEMUAN 9 MUHAMMAD WADUD

BAB VIII SIKLUS PENGELUARAN: PEMBELIAN DAN PENGELUARAN KAS

BAB I PENDAHULUAN. Arus globalisasi dan era pasar bebas akan menimbulkan persaingan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 55 TAHUN 2003 SERI E.4 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG BUPATI PANDEGLANG,

BAB II BAHAN RUJUKAN. Pada dasarnya yang ditetapkan pada perusahaan negara maupun

LAPORAN KEGIATAN PELATIHAN DAN PENDAMPINGAN DALAM PEMBUATAN SISTEM INFORMASI AKUNTANSI

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 30 TAHUN 2011 TENTANG PINJAMAN DAERAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian kredit Kata dasar kredit berasal dari bahasa Latin credere yang berarti

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGANYAR NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN USAHA MILIK DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGANYAR,

PERBANDINGAN BANK INDONESIA DENGAN BANK NEGARA LAIN DI ASEAN

BAB II URAIAN TEORITIS. dulu pernah dilakukan, diantaranya : Andriani (2000) dalam penelitiannya yang

BUPATI SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 62 TAHUN 2016 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Investors Kami. PaRa. Investasi adalah konsep umum untuk mencadangkan uang, waktu

SIRKULASI KAS (LIFE CYCLE CASH) DAN CONTOH KASUSNYA PADA BISNIS WEDDING PRGANIZER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

MENGIDENTIFIKASI RISIKO DAN PENGENDALIAN DALAM PROSES BISNIS

PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.04/2013 TENTANG PEDOMAN PENERBITAN DAN PELAPORAN EFEK BERAGUN ASET BERBENTUK SURAT PARTISIPASI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2004 TENTANG PERBENDAHARAAN NEGARA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

KRISIS EKONOMI DI INDONESIA MATA KULIAH PEREKONOMIAN INDONESIA

SUMBER PENDANAAN JANGKA PANJANG. ARI DARMAWAN, Dr. S.AB, M.AB

BAB III ANALISIS SUMBER DAN PENGGUNAAN KAS

BAB IV PEMBAHASAN. audit operasional pada objek yang dimaksud yakni PT. Centa Brasindo Abadi. Sebelum

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PD BPR BAHTERAMAS WAKATOBI TAHUN 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat pula dimaksudkan sebagai dana yang tersedia untuk membiayai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan dana yang cukup. Dana yang dibutuhkan berasal dari kekayaan

ARTIKEL PASAR MODAL MEMBANTU PEREKONOMIAN Purbaya Yudhi Sadewa Senior Economist Danareksa Research Institute

BAB I PENDAHULUAN. Krisis moneter yang berkembang menjadi krisis ekonomi yang terjadi

Pertemuan 13 Penyusunan Anggaran Kas Disarikan dari Yusnita, Wenny dan sumber2 relevan lainnya

Transkripsi:

Sistem Pertukaran Bon Di Desa Pisang Oleh Stephen DeMeulenaere 1. Gambaran Umum Sistem ini berbasis sistem Bon, untuk pertukaran janji antara anggota sistem. Untuk memakai sistem ini, setiap orang harus menjadi anggota. Sistem ini memakai Buku Bon dan harus menulis transaksi. Pembeli harus memakai buku, penjual harus kasi tanda tangan dalam buku pembeli, dan juga bisa, tetapi tidak harus menulis transaksi dalam buku mereka. Kebanyakan transaksi dalam sistem ini adalah produk lokal untuk konsumsi lokal. Kredit dalam sistem ini terbatas 100,000 dalam Tahap Pertama. Di masa depan, terbatasa kredit ini akan naik, tergantung perkembangan sistem. Tujuan-tujuan Sistem Pertukaran Lokal menyediakan sarana bagi masyarakat untuk meningkatkan secara aman dan sederhana jumlah uang di masyarakat tanpa menyebabkan inflansi. mendorong gairah ekonomis dengan memperkuat produksi lokal. mendorong peredaraan kupon masyarakat sementara, sekaligus mendorong menyimpan alat tukar nasional. memisahkan kontradiksi antara mendorong upaya menabung, sementara pada saat bersamaan berusaha mendorong pembelanjaan. memisahkan kontradiksi antara langkanya uang yang dibutuhkan untuk mempertahankan nilai dengan kebutuhan untuk memiliki medium pertukaran yang cukup dalam masyarakat untuk mengidentifikasi aset individual dan masyarakat yang bisa diarahkan pada pemenuhan kebutuhan masyarakat untuk meningkatkan kontrol masyrakat terhadap kegiatan ekonomis di wilayahnya. Mengembalikan kontrol ekonomi pada masyarakat. Memberikan pengertian-pengertian pada masyarakat dengan aman dan sederhana mengenai alternatif sistem alat tukar yang aman dan sederhana (terjadinya peningkatkan jumlah uang yang beredar di masyarakat tanpa menyebabkan inflasi). Memisahkan fungsi-fungsi yang berlainan antara uang sebagai sebuah standar nilai dan sebagai alat tukar. Mendorong sirkulasi ekonomi dengan meningkatkan kapasitas produksi lokal di masyarakat. Mengidentifikasi aset-aset tiap orang dan aset masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan-kebutuhan masyarakat. Membuat sistem ekonomi yang stabil dan berkelanjutan berupa nilai uang yang akurat dengan melihat sumber daya/barang-barang yang ada, kebutuhankebutuhan masyarakat yang terpenuhi dengan jalan tidak memaksa penambahan jumlah barang (material) yang masuk.

Sedangkan beberapa keuntungan yang dapat dirasakan masyarakat dari penerapan sistem tersebut yang berhasil dihimpun dari pengalaman pelaksanaan di lapangan meliputi : Meningkatnya jumlah uang di dalam masyarakat tanpa terjadi inflasi. Meningkatnya nilai barang yang dapat diuangkan (likuiditas) dan mempercepat perputaran uang. Lebih lamanya waktu tinggal uang nasional di dalam ekonomi masyarakat. Bertambahnya akses di pasar lokal. Meningkatnya peluang-peluang kerja. Meningkatnya penghargaan atas aktivitas tradisional yang selama ini kurang di hargai. Berkurangya aktivitas-aktivitas (untuk uang) yang merusak lingkungan. Meningkatnya dukungan untuk pengembangan usaha kecil. Meningkatnya penguatan hubungan masyarakat dan persaudaraan masyarakat. Adanya kecenderungan ekonomi yang menahan laju pergolakan ekonomi. Mengembalikan potensi yang ada di dalam masyarakat. Terdorongnya percaya diri di daerah dan harga diri pada tiap anggota masyarakat. Meningkatnya tabungan-tabungan masyarakat dan pendapatan yang dikeluarkan. Peluang-Peluang baru usaha. Berkurangnya jarak antara orang kaya dan orang miskin dalam suatu komunitas/masyarakat. Meningkatnya kemungkinan-kemungkinan untuk pekerjaan baru dalam ekonomi daerah, sistem CCS bertindak sebagai langkah awal membantu masyarakat dalam mendidik suatu keahlian pada pekerjaan baru. Secara umum beberapa perbandingan antara penerapan Sistem Pertukaran Lokal yang telah dilakukan di 35 negara (3200 sistem mata uang masyarakat) dengan Sistem Ekonomi Biasa yaitu : Ekonomi Biasa Memaksiumkan efesiensi melalui arus uang dan barang Memusatkan keuntungan,mendorong investasi dari luar dan adanya spekulasi Individualistik Sumberdaya tidak mencukupi, tidak cukup untuk setiap orang Hutang Berdasarkan perbandingan keuntungan, focus disuatu kegiatan ekonomi yang menyebabkan Sistem Pertukaran Lokal Keseimbangan efesiensi dengan keadilan dan keamanan Masyarakat memutuskan apa yang akan diinvestasi berdasarkan kebutuhan lokal Terpusat pada masyarakat CCS bebas dari bunga dan hanya menghasilkan dan menjual barang yang riil dihasilkan atau pelayanan yang tersedia Mendorong produk barang-barang dasar pada tingkat masyarakat Membantu masyarakat bertahan terhadap badai (jatuh dan bangun)

monocropping, buruh pabrik Pengawasan terpusat pada pengadaan uang, memberikan uang pada mereka yang memiliki kekuatan Dengan CCS, ada cukup untuk setiap orang di masyarakat. 2. Buka Rekening Setiap anggota mesti buka rekening, dan bayar ongkos buka rekening, misalnya 30,000rp untuk membuka rekening. Formulir Pembukaan Rekening Nama: Penandatangan lain untuk Rekening ini: Usaha Nama Usaha: Usia: Nama Usia Tandatangan Tiga tawaran: Tiga Permintaan: 1. 1. 2. 2. 3. 3. Pilihan Anda untuk Proyek Masyarakat: Persetujuan Anggota Tanda tangan: No. Rekening: Kredit Terbatas: 100,000 Bon Anggota Menerima Buku Rekening Catat informasi mengenai Anggota/Usaha pada formulir Pembukaan Rekening Isi formulir survei ( Pertanyaan-pertanyaan Pemetaan Masyarakat) Pertanyaan adalah: Persetujuan Kredit Secara Formal 3. Papan Pengumuman Di tempat publik, ada Papan Pengumuman dimana anggota sistem ini bisa tawar atau minta jasa2 atau barang2 untuk uang Bon. Dari informasi waktu membuka rekening, dan dari lokakarya, Papan Pengumuman ini akan kelihatan seperti ini:

Penawaran Permintaan Ringkasan Bulanan Sejak Mulai Stephen - Jagung Kadek - Pelatihan Bahasa Papan ini akan diatur subjek, misalnya: Agriculture, Perdagangan, Pembangunan, Anak2, Kesehatan, Pelatihan, Makanan, Transportasi, Bermacam-macam. 4. Buku Bon Di waktu dan tempat transaksi, pembeli harus menulis transaksi dalam buku mereka, dan penerima mesti kasih tanda tangan dalam buku pembeli. Penerima sebaiknya menulis transaksi ini dalam buku mereka. Tanggal Masuk Keluar Saldo Keterangan Td Tgn Penerima 27 Sept 100,000-100,000 Jagung 20 K Ada tempat untuk 30 transaksi dalam buku. 5. Akutansi dan Analysis Sistem Waktu Buku Bon sudah penuh, harus ditukar di Kantor Pusat Bon. Halaman transaksi akan diambil oleh karya, dan kertas baru akan dimasukkan dalam Buku Bon. Di waktu ini, anggota harus bayar ongkosnya, misalnya 5,000rp. dan 10,000 Bon. Informasi ini akai ditulis dalam Ledger Transaksi Umum, dan dalam rekening anggota. Administrasi tidak boleh menerima Kredit, hanya boleh memakai uang yang datang lewat ongkos. Jumlah yang masuk dan keluar mesti = 0, dan jumlah keluar = Persediaan Bon. Kalau jumlah yg. Masuk dan kelua tidak =0, artinya ada masalah dengan rekening, dan harus ketemu salah. 6. Administrasi Sistem a. Pengurus - Memulai administrasi dan transaksi dana masyarakat - Mengawasi pembukuan - Membantu anggota yang ada agar membelanjakan kupon yang mereka peroleh - Menandatangani anggota baru dengan memperhatikan peningkatan basis ketrampilan/sumber daya - Mengidentifikasi dan mengembangkan kemungkinan usaha kecil. - Mendidik masyarakat dengan topik-topik kemandirian dan pemberdayaan. - Mekaitkan sistem ini dengan badan daerah dan nasional.

b. Kasir - Membuka rekening. - Menangani penarikan dan penyimpanan - Mengurus pembukuan. c. Pengawas - Memeriksa kecermatan buku induk transaksi dan rekening. - Memeriksa kecermatan Ringkasan Sistem - Bertindak sebagai wakil bagi keanggotaan umum - Menangani penyelesaian masalah-masalah kecil antar anggota. d. Dewan Penasehat Dibutuhkan Dewan Penasehat untuk memastikan agar anggota sistem ini memproleh masukan secara penuh mengenai proses dan rancangan, dan agar pendapat mereka didengarkan. Dewan ini diangkat oleh anggota pengawas yang dipilih oleh anggota Rapat Umum Tahunan. Dewan ini dapat mengangkat masalah perkembangan sistem ini, membahas pelanggaran-pelanggaran aturan dan membuat rekomendasi untuk mengatasinya. Mereka juga dapat membentuk subkomisi untuk memajukan penggunaan dan pengembangan sistem ini seperti komisi promosi, komisi pasar, komisi proyek masyarakat dan seterusnya. Dewan ini terdiri dari Lembaga Perkreditan Desa, Banjar dan Tokoh Masyarakat lain, termasuk pemerintah lokal untuk memastikan transparansi dan kepercayaan sistem ini. 7. Rekening-rekening Sistem Administrasi Bon a. Rekening Sistem Kupon Masyarakat Ketika membuka Sistem Kupon Masyarakat, 2 rekening dikelola oleh pengurus: 1. Rekening Administrasi No.1 untuk menerima biaya dalam Kupon, 2. Rekening Dana masyarakat No.2 untuk menerima dana dalam Kupon. Rekening Administrasi menerima uang dari penarikan Kupon Masyarakat yang digunakan untuk keperluan internnya. Rekening Dana Masyarakat digunakan bagi hibah, pinjaman, pengembangan anggota dan pengeluaran proyek masyarakat lain yang disetujui oleh anggota. Buku Induk Rekening Administrasi Nomor Rekening: 1 Administrasi Biaya dalam Bon Tanggal Dengan Untuk Masuk Keluar Saldo Nomor Rekening: 2 Dana Administrasi untuk Imbalan Sistem

Tanggal Dengan Untuk Masuk Keluar Saldo Nomor Rekening: 3 Dana Masyarakat Dalam Bon Tanggal Dengan Untuk Masuk Keluar Saldo 8. Dana Masyarakat Ongkos buka rekening akan milik administrasi. Ongkos dibayar waktu tukar buku akan dipisah antara administrasi dan Dana Masyarakat. Anggota akan memilih proyek mereka mau melakukan dengan Dana Masyarakat. 9. Ringkasan Sistem Kupon Masyarakat Laporan Sistem Kupon Masyarakat Periode: Bulan dan Dari Sampai Pengurus Kasir Pengawas Rekening Dana Masyarakat Bon yang Beredar Rata Sirkulasi Bon Keluar Masuk Rasio 10. Persetujuan Anggota - Sistem Pertukaran Bon 1. Sistem Pertukaran Bon memberi informasi untuk memfasilitasi pertukaran antara anggota, catatan transaksi dan memelihara rekening. 2. Anggota-anggota harus rela menerima Bon untuk jasa2 dan barang2 yang mereka menulis dalam Papan Pengumuman. 3. Anggota-anggota Sistem Pertukaran Bon tidak boleh tukar atau jual Bon untuk Uang Nasional (Rupiah). 4. Anggota-anggota Sistem Pertukaran Bon boleh menerima Uang Nasional dan Bon bersama, tetapi dalam buku Bon hanya menulis jumlah Bon. 5. Bon, alat pertukaran Sistem ini, hanya bisa pinda dari pembayar kepada penerima, atau oleh Administrasi untuk ongkos Administrasi dan Dana Masyarakat. 6. Administrasi sistem ini tidak boleh mengeluarkan Bon lewat Kredit, hanya boleh mengeluarkan uang yg ada dalam saldo. Juga keseimbangan jumlah sistem akan tetap Nol.

7. Pengawas Sistem boleh hapus transaksi yang tidak boleh, (The Trustee may decline to record or may rescind a transaction that is considered inappropriate, or detrimental to the integrity or reputation of the system.) 8. Satu Bon sama dengan satu unit mata uang nasional, juga 5,000 Bon = 1 Jam Kerja. 9. Setiap anggota boleh tahu saldo dan kegiatan transaksi anggota lain kapan saja di di Kantor Pusat Sistem. 10. Sistem Pertukaran Bon tidak pertanggung jawab tentang kwalitas jasa2 atau barang2 ditukar dalam sistem ini, itu pertanggung jawab anggota saja. 11. Administrasi boleh menerima ongkos Administrasi dan Dana Masyarakat lewat Management Sistem. 12. Kalau anggota mau menutup rekening, mereka harus kembalikan saldo negatif mereka kepada Nol, dibayar dengan Bon atau Rupiah. 13. Kalau anggota tidak bayar hutang mereka kepada sistem, ini harus masuk dalam Rekening Imbalance, dan menjadi hutang masyarakat. Jadi, masyarakat punya pertanggung jawab setiap anggota meneggakkan sistem. 14. Dalam kasus hutang anggota, Pengawas Sistem bisa minta hutang dibayar, dan permintaan ini bisa menjadi Informasi Publik. 15. Dalam Kasus masalah antara anggota, Pengawas Sistem bisa ketemu solusinya dalam proses Perwasitan. 12. Resiko Potensial A. Bagaimana kalau anggota hanya membeli dan tidak jual untuk Bon? B. Bagaimana kalau anggota tidak punya sesuatu untuk jual? C. Bagaimana kalau anggota membeli lebih dari Kredit Terbatas mereka? D. Bagaimana kalau Buku Rekening Bon sudah penuh? E. Resiko2 lain? Pertanyaan2 Lain: