BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Tabel 4 Rencana Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3.2 Variabel Penelitian Variabel dalam Penelitian Tindakan Kelas ini, yaitu :

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Bab III Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian Jenis Penelitian Penelitian yang digunakan penulis adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Desain Nonequivalent Control Group Design

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bulan Februari Maret April Mei

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

3. Jenis Penelitian BAB III METODE PENELITIAN Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan dalam bidang pendidikan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pelajaran. Penelitian menggunakan jenis PTK kolaboratif, yaitu dengan melakukan kerja sama antara peneliti dengan guru kelas. 3.2 Setting Penelitian Penelitian dilakukan di kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 07 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga. Dengan jumlah siswa 32, yang terdiri dari 9 siswa lakilaki dan 3 siswa perempuan. Peneliti merencanakan penelitian pada bulan April 203 pada pembelajaran semester 2. Penentuan waktu penelitian mengacu pada kalender akademik sekolah, karena Penelitian Tindakan Kelas memerlukan beberapa siklus yang membutuhkan proses belajar mengajar yang efektif dan efisien. 3.3 Subyek Penelitian Subyek penelitian adalah siswa kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 07 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga tahun Pelajaran 202/203 dengan jumlah siswa 32, yang terdiri dari 9 siswa laki-laki dan 3 siswa perempuan. Karakteristik siswa kelas 4 ini adalah berusia antara 9 sampai tahun yang mulai belajar untuk berfikir konkret/ nyata. Sebagian besar orang tua siswa bekerja sebagai wiraswasta. 3.4 Variabel Penelitian Menurut Sugiyono (20: 2) variabel penelitian adalah segala sesuatu yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya. Dalam penelitian yang berjudul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Menggunakan Model Pembelajaran Berbasis Masalah Pada Mata Pelajaran IPA Kelas 4 SD 29

30 Negeri Kutowinangun 07 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga mempunyai 2 variabel, yaitu : a. Variabel bebas (x) Variabel bebas dari penelitian ini adalah model Pembelajaran Berbasis Masalah. model pembelajaran ini adalah salah satu model pembelajaran yangn menekankan siswa berfikir aktif dalam memecahkan masalah yang erat kaitannya dengan masalah kehidupan sehari-hari. b. Variabel terikat (y) Variabel terikat dalam penelitian ini adalah hasil belajar IPA siswa kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 07 Salatiga. 3.5 Pelaksanaan Tiap Siklus Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus. Konsep pokok penelitian tindakan menurut Kemmis dan Burns (dalam Suwarsih, 2007: 58) terdapat empat tahap rencana tindakan, meliputi: perencanaan (planning), tindakan (acting), pengamatan (observing), dan refleksi (reflecting). Rincian prosedur tindakan adalah sebagai berikut: REFLEKSI Rencana Awal REVISI Rencana Yang direvisi STRATEGI TINDAKAN STRATEGI REFLEKSI TINDAKAN OBSERVASI OBSERVASI 23 February 2008 Mahfud PTK Gambar 3. : Penelitian Tindakan Model Kemmis dan Mc Taggart Berdasarkan skema di atas penelitian akan dilaksanakan melalui Siklus I dan Siklus II, sebelum dilaksanakan penelitian peneliti menyusun suatu

3 perencanaan awal mengenai apa yang akan dilaksanakan dan diperlukan dalam pelaksanaan pembelajaran. Selain itu peneliti juga menyusun strategi tindakan yang akan dilaksanakan agar penelitian dapat terlaksana dengan terarah dan sesuai rencana. Setelah perencanaan akan dilaksanakan tindakan dengan suatu pengamatan atau observasi mengenai jalanya tindakan dalam pembelajaran, kemudian tindakan selanjutnya akan dilaksanakan refleksi berdasarakan hasil pengamatan. Hasil refleksi untuk menemukan kelemahan dan kekurangan yang ditemukan pada tindakan Siklus I kemudian akan dilaksanakan dan diperbaiki pada Siklus II yang pelaksanaanya sama pada siklus I. 3.5. Rencana Siklus I a) Tahap Perencanaan Tahap perencanaan meliputi : ) Melakukan pengamatan mengenai kondisi kelas dan konteks situasi sekolah secara umum. 2) Membuat rancangan pembelajaran siklus I pokok bahasan. 3) Membuat lembar observasi untuk melihat bagaimana situasi pembelajaran berlangsung dan hasil pembelajaran. 4) Mempersiapkan perlengkapan pembelajaran yang dibutuhkan. 5) Siklus pertama akan diadakan tiga kali pertemuan (6 x 35 menit). b) Tindakan Penelitian ini berupa prosedur kerja penelitian tindakan yang dilaksanakan di dalam kelas. Pelaksanaan/ tindakan siklus I sesuai dengan perencanaan yang diprogramkan, yaitu: Pertemuan pertama (2 x 35 menit) a. Kegiatan awal Dalam kegiatan awal, guru memberikan salam pembuka, doa (jika jam pelajaran pertama), mengatur tempat duduk dan memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Kemudian guru menyampaikan tujuan

32 pembelajaran yang akan dicapai serta memberikan apersepsi kepada siswa. Siswa mendengarkan penjelasan dari guru mengenai model yang akan digunakan dalam proses belajar mengajar yaitu menggunakan model pembelajaran berbasis masalah dan menjelaskan tahapan dalam model ini. b. Kegiatan inti Dalam kegatan inti, guru menyampaikan gambaran materi pembelajaran yang akan dipelajari siswa. Materi yang akan dipelajari siswa diubah menjadi suatu masalah yang akan diselesikan siswa secara berkelompok. Siswa kemudian dibagi dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen, satu kelompok berisi 4 orang. Setelah siswa duduk secara berkelompok, setiap kelompok diberikan masalah yang sudah disiapkan. Siswa bersama guru mengklarifikasi masalah dan konsep, kemudian merumuskan masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan informasi dari berbagai sumber. c. Kegiatan akhir Dalam kegiatan akhir, siswa mengerjakan kuis yang diberikan oleh guru. Siswa diingatkan supaya selalu belajar dan guru menyampaikan pembelajaran yang akan dilaksanakan pada pertemuan ke dua, yaitu mengumpulkan dari sumber lain dan membahasnya bersama kelompok. Guru mengkonfirmasi materi jika ada yang bertanya dan memberikan penguatan pemahaman siswa. Pertemuan kedua (2 x 35 menit) a. Kegiatan awal Dalam kegiatan awal, guru memberikan salam pembuka, doa (jika jam pelajaran pertama), mengatur tempat duduk dan memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar di kelas, melakukan apersepsi. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta memberikan apersepsi kepada siswa.

33 b. Kegiatan inti Kegiatan inti pada pertemuan ke dua ini melanjutkan pembelajaran pada pertemuan pertama. Pada pertemuan ini siswa diminta untuk melanjutkan kegiatan yang belum selesai pada pertemuan pertama, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari sumber lain. Kemudian secara berkelompok siswa akan menguji apakah informasi baru yang mereka dapatkan membantu masalah terselesaikan. Guru membimbing dan menjadi penengah dalam pembelajaran ini. Kemudian siswa secara berkelompok akan mempresentasikan hasil diskusi mereka di depan kelas. Ketika satu kelompok melakukan presentasi maka kelompok lain memperhatikan dan akan memberi tanggapan kepada kelompok yang maju di depan kelas. c. Kegiatan akhir Siswa bersama guru menyimpulkan pembelajaran, melakukan konfirmasi pada hal-hal yang belum diketahui oleh siswa dan siswa mengerjakan soal kuis. Pertemuan ketiga (2 x 35 menit) a. Kegiatan awal Dalam kegiatan awal, guru memberikan salam pembuka, doa (jika jam pelajaran pertama), mengatur tempat duduk dan memeriksa kesiapan siswa untuk mengikuti proses belajar mengajar di kelas. Kemudian guru menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai serta memberikan apersepsi kepada siswa. b. Kegiatan inti Guru mengulang materi secara singkat dan memberikan kesempatankepada siswa untuk bertanya mengenai hal yang belum dipahami. Setelah semua siswa memahami, maka siswa diberikan soal evaluasi yang merupakan alat ukur untuk mengatahui pemahaman siswa mengenai materi perubahan lingkungan. Setelah semua siswa selesai, kemudian jawaban siswa diperiksa bersama-sama dengan menukar jawaban dengan teman sebangku.

34 c. Kegiatan akhir Pada kegiatan akhir, guru memberikan tindak lanjut dengan menyampaikan materi pembelajaran pada pertemuan berikutnya. c) Pengamatan Pelaksanaan pengamatan tentang pembelajaran yang dilakukan, yaitu: a. Guru mengamati pelaksanaan pembelajaran yang dilakukan siswa sesuai skenario pembelajaran yang telah direncanakan. b. Guru mengamati siswa dalam menyelesaikan masalah lain dengan kerja kelompokdan memberikan penilaian terhadap keterampilan siswa dalam menyelesaikan masalah sesuai indikator yang telah ditetapkan. c. Menyusun hasil pengamatan dalam lembar observasi yang telah disiapkan. d) Refleksi Data dikumpulkan kemudian dianalisis oleh peneliti. Analisis dilakukan dengan cara mengukur secara kuantitatif, data yang yang sudah dianalisis kemudian di simpulkan. Kemudian hasilnya di refleksi sesuai dengan keadaan yang sebenarnya. Refleksi tersebut meliputi: a. Apakah model pembelajaran berbasis masalah yang diterapkan berjalan efektif? b. Berapakah jumlah siswa yang mengalami peningkatan hasil belajar? c. Sudahkah siswa yang mencapai target yang diinginkan sesuai dengan yang diharapkan guru? d. Sudahkah guru menerapkan struktur pengajaran ilmu Pengetahuan Alam dengan baik? e. Sudahkah guru mengadakan pendekatan pada siswa dengan baik dan menggunakan model pembelajaran berbasis masalah yang sesuai dengan yang diharapkan?

35 3.5.2 Rencana Siklus II Pada siklus II pun kegiatan pembelajaran akan dilakukan sama seperti pada siklus I hanya saja waktu pelaksanaan akan disesuaikan dengan alokasi waktu yang tersedia di SD tempat dilakukannya penelitian sehingga terdapat kemungkinan proses pembelajaran dilakukan sama dengan siklus I, yaitu tiga pertemuan. Siklus II merupakan penyempurnaan dari kekurangan dan kelemahan pada siklus sebelumnya. ) Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi pada siklus I maka diadakan perencanaan ulang yang meliputi : a) Identifikasi masalah Masalah siklus I yang belum berhasil kemudian diverifikasi dan dianalisis. b) Rencana tindakan Menyusun model belajar mengajar mengajar dengan metode belajar kelompok dengan penekanan yang lebih baik lagi terutama keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar. c) Menyusun RPP, alat dan bahan percobaan, LKS, alat evaluasi akhir siklus. 2) Tindakan Pelaksanaan atau tindakan siklus II sesuai dengan perencanaan yang diprogramkan, yaitu: a) Melaksanakan tindakan sebagaimana pada siklus I. b) Mengontrol siswa yang kurang aktif dengan pendekatan dan bimbingan khusus. c) Guru membagi Lembar Kerja Siswa per kelompok. d) Guru mengadakan bimbingan dengan mengamati kesalahan - kesalahan dan kesulitan yang dihadapi siswa, pada saat siswa melakukan percobaan. e) Membahas percobaan yang paling dianggap sulit oleh siswa. f) Guru memberikan soal tes pada akhir siklus II.

36 3) Pengamatan Peneliti melakukan tindakan ulang pada siklus I setelah melihat hasil dari pembelajaran siklus II. 4) Refleksi Data yang sudah diterima pada siklus I dan II kemudian dianalisis, dan melakukan refleksi terhadap model yang dilakukan dalam tindakan kelas dan diharapkan siswa mengalami peningkatan prestasi belajar. 3.6 Teknik dan Pengumpulan Data 3.6.. Teknik Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan kelas untuk mengetahui hasil belajar siswa kelas 4 dalam mata pelajaran IPA di SD Negeri Kutowinangun 07 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga setelah menggunakan model pembelajaran berbasis masalah adalah: a. Observasi Dalam menggunakan metode observasi cara yang paling efektif adalah melengkapi dengan format atau blanko pengamat sebagai instrument. Format yang sesuai item-item tentang kejadian atau tingkah laku yang digambarkan akan terjadi (Arikunto, 2002: 4). Metode ini digunakan untuk mengetahui sejauh mana implementasi model atau model pembelajaran pada proses pembelajaran. b. Tes Tes hasil belajar untuk mengetahui sejauh mana kemampuan siswa dalam menerima bahan ajar dan tingkat pemahaman dalam pembelajaran IPA.

37 3.6.2 Instrumen Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian untuk mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas 4 SD Negeri Kutowinangun 07 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga setelah menggunakan model pembelajaran berbasis masalah adalah: a. Observasi Lembar observasi yang digunakan dalam Penelitian Tindakan kelas ini berupa lembar observasi pada praktik pembelajaran terhadap implementasi model pembelajaran berbasis masalah pada setiap kegiatan pembelajaran. b. Tes Tes ini digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa dalam pembelajaran. Tes diberikan setelah pembelajaran usai.

38 Tabel 3. Kisi kisi Lembar Observasi Model Pembelajaran Berbasis Masalah Kelas 4 Semester II SD Kutowinangun 07 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun 202/203 No Kegiatan Rincian Kegiatan. Kesiapan siswa dalam menerima pelajaran 2. Siswa untuk mengikuti apersepsi dengan baik Pendahuluan Mendengarkan secara seksama saat dijelaskan kompetensi 3. yang akan dicapai 4. Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan materi pelajaran Memperhatikan dengan serius ketika dijelaskan mengenai 5. Eksplorasi kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan bersama yaitu dengan menggunakan pembelajaran berbasis masalah 6. Aktif bertanya dalam proses pembelajaran materi 7. Aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran 8. Siswa dibagi dalam 8 kelompok yang terdiri dari 4 siswa. 9. Siswa mampu bekerja dalam kelompok dan menyelesaikan tugas dengan baik 0. Adanya interaksi positif antara siswa dengan guru, siswa dengan materi pembelajaran. Siswa mampu bekerja sama dengan kelompoknya 2. Elaborasi Siswa termotivasi untuk menyelesaikan masalah belajar bersama dalam 3. Siswa dapat menyelesaikan masalah yang diberikan guru secara berkelompok 4. Adanya interaksi positif antara siswa dengan alat peraga yang digunakan guru 5. Siswa mampu mencari sumber belajar yang lain 6. Siswa dapat mempresentasikan hasil pekerjaan mereka dengan lancar 7. Siswa termotivasi dengan pemberian motivasi Konfirmasi 8. Siswa mengerjakan soal evaluasi dengan sungguh-sunggguh 9. Penutup Siswa menerima tindak lanjut dengan senang Keterangan : Skor : Cukup Skor 2 : Sedang Skor 3 : Baik Skor 4 : Sangat Baik

39 Tabel 3.2 Kisi kisi Butir Soal IPA Pokok Bahasan Perubahan Lingkungan Fisik Daratan Kelas 4 Semester II SD Kutowinangun 07 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun 202/203 Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator Item Pada Tes Jumlah Item 0 Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhny a terhadap daratan. 0. Mendeskrip sikan berbagai penyebab perubahan lingkungan fisik (angin, hujan, cahaya matahari dan gelombang laut).. Menjelaskan pengertian erosi. 2. Menyebutkan daerah yang sering terjadi erosi. 3. Menyebutkan pengaruh erosi terhadap daratan. 4. Menyebutkan cara mencegah erosi. 5. Menjelaskan pengertian abrasi. 6. Menyebutkan daerah yang sering terjadi abrasi. 7. Menyebutkan pengaruh abrasi terhadap daratan. 8. Menyebutkan cara mencegah abrasi. 9. Menjelaskan pengertian banjir. 0. Menyebutkan daerah yang sering terkena banjir.. Menyebutkan faktor penyebab banjir. 2. Menyebutkan cara mencegah banjir. 3. Menyebutkan faktor penyebab terjadinya tanah longsor. 4. Menyebutkan akibat dari tanah longsor. 5. Menyebutkan cara mencegah longsor. 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5

40 Tabel 3.3 Kisi kisi Butir Soal IPA Pokok Bahasan Perubahan Lingkungan Fisik Daratan Kelas 4 Semester 2 SD Kutowinangun 07 Kecamatan Tingkir Kota Salatiga Tahun Pelajaran 202/203 Standar Kompetensi 0 Memahami perubahan lingkungan fisik dan pengaruhny a terhadap daratan. Kompetensi Dasar 0.2 Menjelaska n pengaruh perubahan lingkungan fisik terhadap daratan (erosi, abrasi, banjir dan longsor) Indikator. Menjelaskan pengertian erosi. 2. Menyebutkan daerah yang sering terjadi erosi. 3. Menyebutkan pengaruh erosi terhadap daratan. 4. Menyebutkan cara mencegah erosi. 5. Menjelaskan pengertian abrasi. 6. Menyebutkan daerah yang sering terjadi abrasi. 7. Menyebutkan pengaruh abrasi terhadap daratan. 8. Menyebutkan cara mencegah abrasi. 9. Menjelaskan pengertian banjir. 0. Menyebutkan daerah yang sering terkena banjir.. Menyebutkan faktor penyebab banjir. 2. Menyebutkan cara mencegah banjir. 3. Menyebutkan faktor penyebab terjadinya tanah longsor. 4. Menyebutkan akibat dari tanah longsor. 5. Menyebutkan cara mencegah longsor. Item Pada Tes 2 3 4 5 6 7 8 9 0 2 3 4 5 Jumlah Item

4 3.7 Uji Validitas Dan Realibilitas Uji validitas dalam penelitian ini ialah untuk menguji yang seharusnya diuji dan uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui tingkat keajegan soal yang akan digunakan dalam penelitian ini. 3.7. Validitas Tes Untuk mengetahui validitas tiap butir soal dihitung dengan menggunakan program SPSS 6.0 for Windows. Uji validitas didasarkan pada teori yang dikemukakan oleh Sugiono (20: 357) dengan menggunakan pedoman (tabel r). Suatu item instrument penelitian dianggap valid jika memiliki nilai korelasi lebih dari sama dengan koefisien corrected item to total correlation yaitu tabel r = 0,444. Koefisien korelasi ditentukan berdasarkan jumlah responden (N), sesuai dengan tabel r jika jumlah responden 20 dan tingkat kesalahannya 5% maka nilai koefisien adalah 0,444 dan apabila taraf kesalahannya % = 0,56. Validitas dihitung menggunakan SPSS 6.0 for Windows. Berdasarkan perhitungan uji validitas soal menggunakan SPSS 6.0 for Windows pada siklus dan 2 diperoleh data sebagai berikut : Tabel 3.4 Hasil Validitas Soal Siklus No soal 3 4 7 8 2 3 5 7 8 9 2 22 23 Ket v v v v v v v v v v v v v v v Tabel 3.5 Hasil Validitas Siklus 2 No soal 2 4 5 8 9 2 3 4 5 7 8 9 2 25 Ket v v v v v v v v v v v v V v v Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa dari 25 soal pada siklus dan 2 terdapat 5 soal yang valid dan 0 soal yang tidak valid. Data tersebut diolah menggunakan SPSS 6.0 for Windows.

42 3.7.2 Reliabilitas Tes Sedangkan untuk menguji reliabilitas dengan merujuk teori Alpha dari Cronbach dalam Mardapi (2007: 42), menjelaskan bahwa keajegan instrumen dapat dinyatakan dengan menentukan koefisien alpha ( ). Tes dapat diterima jika nilai koefisien alpha ( )> 0,7, penggolongannya sebagai berikut: 0,7 : validitas dapat diterima 0,7 0,8 : dapat diterima 0,8 0,9 : reliabilitas bagus 0,9 : reliabilitas memuaskan Table 3.6 Tabel Reliabilitas Tes Soal Koefisien Alpha ( ) Golongan Siklus I 0,859 Reliabilitas Bagus Siklus II 0,864 Reliabilitas Bagus Hasil uji reliabilitas yang telah dilaksanakan menunjukkan bahwa soal siklus I dan siklus II termasuk di dalam golongan reliabilitas bagus. 3.8 Uji Taraf Kesukaran Tingkat kesukaran ialah proporsi siswa yang menjawab pertanyaan dengan benar. Tingkat kesukaran berkisar dari angka 0 sampai dengan. Artinya angka indek kesukaran itu paling rendah angka 0,00 dan paling tinggi adalah,00. (Anas Sudijono, 20:37). Tingkat kesukaran soal pilihan ganda dan uraian diperoleh melalui perhitungan dengan menggunakan rumus berikut (Anas Sudijono, 20:375): P = Keterangan : P Np = Angka indek kesukaran item = Banyaknya siswa yang dapat menjawab benar setiap butir soal yang bersangkutan

43 N = Jumlah siswa yang mengikuti tes Rumus yang lain menurut Anas (20) adalah : P = Keterangan : P = Angka indek kesukaran item B = Banyak siswa yang menjawab benar JS = Jumlah siswa yang mengikuti tes Tingkat kesukaran dibagi menjadi 3 kategori yaitu soal sukar, soal sedang dan soal mudah. Berikuti ini adalah kriteria tingkat kesukaran soal (Robert dalam Anas:20). Tingkat kesukaran < 0,25 = Sukar 0,25 0,75 = Sedang Tingkat kesukaran > 0,75 = Mudah Tabel 3.7 Tingkat Kesukaran Soal Soal Kategori Jumlah Sukar Sedang Mudah Soal Siklus 3 5 Siklus 2 3 5 Hasil uji taraf kesukaran siklus dan siklus 2 menunjukkan bahwa dari 5 soal terdapat soal mudah, 3 soal sedang dan soal sukar. 3.9 Indikator Kinerja Untuk mengukur keberhasilan tiap-tiap siklus dalam penelitian tindakan kelas ini adalah pencapaian KKM pada prestasi belajar siswa. Peneliti memberikan patokan 00% dari jumlah keseluruhan siswa prestasi belajarnya meningkat dengan mencapai nilai 75 berdasarkan hasil evaluasi tertulis siswa. Penerapan langkah-langkah model pembelajaran berbasis masalah pada penelitian ini mempengaruhi tingkat pemahaman siswa. Dengan adanya langkahlangkah model pembelajaran berbasis masalah yaitu mendefinisikan masalah,

44 merumuskan masalah, mengumpulkan data, menguji hipotesis dan melakukan penyelesaian yang diterapkan dalam pembelajaran dengat tepat membuat siswa mengalami materi pelajaran sehingga siswa lebih memahami materi yang terlihat pada peningkatan hasil belajar siswa. 3.0 Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini dengan menggunakan data berupa nilai tes yang dianalisis dengan analisis deskriptif kuantitatif yaitu berbentuk angka-angka yang diperoleh dari tes tertulis. Kemudian hasilnya dianalisis dengan deskriptif komparatif, yaitu membandingkan nilai siklus dan nilai siklus 2. Kemudian membuat kesimpulan berdasarkan hasil deskripsi data.