BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. V, maka penulis menarik kesimpulan dan merumuskan beberapa saran atau

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengelolaan yang sejauh ini dilaksanakan hampir sebagian besar tidak sesuai

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN. Bertolak dari kajian dan hasil analisis pada Bab sebelumnya maka dapat

DAFTAR ISI. ABSTRAK... i ABSTRACT... i KATA PENGANTAR... ii UCAPAN TERIMA KASIH... iii DAFTAR ISI... vi DAFTAR TABEL... vii DAFTAR GAMBAR...

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Kristen Maranatha

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. di Kabupaten Bangka melalui pendekatan sustainable placemaking, maka

BAB I PENDAHULUAN. 2007). Indonesia merupakan salah satu Negara kepulauan terbesar yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

BAB V PENUTUP. Bab ini berisi kesimpulan dari penelitian yang sudah dijelaskan pada bab

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN Perbandingan Temuan dengan Proposisi

BAB VIII KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 8.1 Kesimpulan. 1. Proses pemberdayaan masyarakat melalui pengembangan desa wisata di

BAB IV PENUTUP. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: masyarakat, keamanan yang baik, pertumbuhan ekonomi yang stabil,

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

ANALISIS DAMPAK PARIWISATA TERHADAP TIMBULAN SAMPAH DI PULAU TIDUNG

BAB I PENDAHULUAN. dan kesempatan berusaha, serta meningkatkan pengenalan dan pemasaran produk

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pariwisata memiliki peran yang penting dalam perekonomian

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata budaya mengalami perkembangan yang positif. Keselarasan antara

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia Timur. Salah satu obyek wisata yang terkenal sampai mancanegara di

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. Samosir secara garis besar berada pada fase 3 tetapi fase perkembangannya ada

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTEN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB IV PENUTUP. A. Kesimpulan

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. mengandalkan sektor pariwisata untuk membantu pertumbuhan ekonomi.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Saran DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN vii

BAB II LINGKUP KKN PPM

PEMERINTAH KOTA TANGERANG

RANCANGAN STRATEGI DAN PROGRAM

RANCANGAN: PENDEKATAN SINERGI PERENCANAAN BERBASIS PRIORITAS PEMBANGUNAN PROVINSI LAMPUNG TAHUN 2017

Conventional vs Sustainable Tourisms WISATA KONVENSIONAL 1. Satu tujuan: Keuntungan 2. Tak terencana 3. Berorientasi pada wisatawan 4. Kontrol oleh pi

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN. Perkembangan kepariwisataan Wediombo semakin maju dengan

PROFIL DINAS KEBUDAYAAN DAN PARIWISATA ACEH

Sistematika presentasi

Strategi Pengembangan Daya Tarik Wisata dan Pemberdayaan Masyarakat disekitar 15 Danau Prioritas

DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL...

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Maluku dengan kondisi geografis yang terdiri dari pulau-pulau kecil dan tanah yang

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB II PERENCANAAN KINERJA

KAJIAN PRIORITAS PENYEDIAAN KOMPONEN WISATA BAGI PENGEMBANGAN PARIWISATA DI PULAU NIAS TUGAS AKHIR. Oleh: TUHONI ZEGA L2D

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Industri pariwisata saat ini semakin menjadi salah satu industri yang dapat

BAB I PENDAHULUAN Alasan Pemilihan Judul. Kebudayaan daerah merupakan aset yang cukup penting bagi pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. maka peluang untuk menenangkan fikiran dengan berwisata menjadi pilihan

PT. SANJI WANATIRTA INDONESIA. Jalan Anggrek No. 09, Sambilegi Baru, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta Telp: Fax:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. unggulan di Indonesia yang akan dipromosikan secara besar-besaran di tahun 2016.

BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN

BAB I PENDAHULUAN. merupakan modal dasar bagi pembangunan berkelanjutan untuk kesejahteraan

BAB V. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KAWASAN KONSERVASI PERAIRAN DAERAH KABUPATEN ALOR

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

METODE PENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian

VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

BAB V ARAHAN PENGEMBANGAN WISATA KAMPUNG NELAYAN KELURAHAN PASAR BENGKULU

BAB II DISKIRPSI PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara kepulauan yang begitu kaya, indah dan

BAB V PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN. Jumlah hotel berbintang yang ada di Pantai Sorake sampai saat ini baru berjumlah

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tourism Center adalah 10,1%. Jumlah tersebut setara dengan US$ 67 miliar,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 50 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PEMBANGUNAN KEPARIWISATAAN NASIONAL TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Wisata alam dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan wisata yang

BAB I PENDAHULUAN. menjangkau kalangan bawah. Masyarakat di sekitar obyek-obyek wisata

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. sedangkan kegiatan koleksi dan penangkaran satwa liar di daerah diatur dalam PP

VII PRIORITAS STRATEGI PENGEMBANGAN EKOWISATA TN KARIMUNJAWA

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN [TYPE HERE] [TYPE HERE]

V. SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, maka

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan Rekomendasi Keterbatasan Studi DAFTAR PUSTAKA... xv

PENGEMBANGAN KEPARIWISATAAN PROVINSI LAMPUNG

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu negara kepulauan yang terbentang antara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 5.1 Kesimpulan. Berdasarkan pembahasan hasil penelitian, dapat disimpulkan beberapa hal

BAB I PENDAHULUAN. Kawasan Pantai Samas dahulu merupakan daerah yang terkenal dan UKDW

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. daerah di Indonesia untuk mengembangkan daerahnya. Tujuannya adalah untuk

BAB VI KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2016 KEMENARIKAN DAYA TARIK WISATA KAWASAN PANTAI UJUNG GENTENG KECAMATAN CIRACAP KABUPATEN SUKABUMI

PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2016 TENTANG DESA WISATA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

BAB IX PERSEPSI BERWISATA SPIRITUAL DI PALASARI

BAB I PENDAHULUAN. Dusun Srowolan adalah salah satu Dusun di Desa Purwobinangun, UKDW

GAMBAR 6.1 KOMPOSISI PENGUNJUNG YANG DATANG DAN TERDAPAT DI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pantai Sanur Kaja terletak di pesisir utara (Kaja) kawasan Sanur dan

V. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi global. Dari tahun ke tahun, jumlah. kegiatan wisata semakin mengalami peningkatan.

DAFTAR ISI. Halaman PRAKATA... v DAFTAR ISI... vii DAFTAR TABEL... x DAFTAR GAMBAR... xii DAFTAR LAMPIRAN... xiii

BAB III METODE PELAKSANAAN KKN PPM. 3.1 Metode Pelaksanaan Kegiatan Pokok Tema Interdisipliner A. Identifikasi Permasalahan. No. Permasalahan Lokasi

BAB I PENDAHULUAN. perkiraan jumlah wisatawan internasional (inbound tourism) berdasarkan perkiraan

BAB I PENDAHULUAN. kawasan yang dilindungi (protected area) sebagai tujuan wisata melahirkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Transkripsi:

177 BAB IV KESIMPULAN DAN REKOMENDASI Berdasarkan hasil pembahasan penelitian seperti telah diuraikan pada Bab V, maka penulis menarik kesimpulan dan merumuskan beberapa saran atau rekomendasi, sebagai berikut: 6.1. Kesimpulan (1) Kawasan Turedawola Walo memiliki daya tarik wisata unggulan yaitu aktivitas surfing (selancar) bertipe gelombang left-hander yang banyak disukai oleh wisatawan, terutama wisatawan mancanegara (professional surfers). Keunggulan aktivitas surfing dibuktikan dengan hasil penilaian 58 dari 63 responden wisatawan/excursionists dalam penelitian ini menilai bahwa aktivitas selancar merupakan aktivitas wisata paling unggul di Kawasan Turedawola Walo dengan kategori sangat menarik (92,1%). Nilai rata-rata hitung (mean) dari keseluruhan jenis aktivitas dan atraksi wisata Turedawola Walo adalah sebesar 3,694 dengan kategori menarik. (2) Faktor-faktor yang mempengaruhi Mutu Wisata Bahari di kawasan Turedawola Walo: (a) Variabel aktivitas dan atraksi, amenitas, aksesibilitas, kondisi masyarakat lokal, keamanan, kebersihan, dan informasi wisata secara simultan/keseluruhan berpengaruh signifikan terhadap Mutu Wisata Bahari di kawasan Turedawöla Walo. (b) Variabel kondisi masyarakat lokal secara parsial berpengaruh paling dominan dan signifikan dengan kontribusi sebesar 0,576 terhadap Mutu

178 Wisata Bahari di kawasan Turedawola Walo yang ditandai dengan sifat keramahan masyarakat dan kearifan lokal, sedangkan variabel kebersihan secara parsial merupakan variabel yang paling jelek dan tidak berpengaruh signifikan dan menurunkan Mutu Wisata Bahari di kawasan Turedawola Walo karena kontribusinya negatif (-0,604) dan juga kondisi di lapangan terbukti bahwa sarana dan prasarana kebersihan seperti tong sampah, toilet umum tidak tersedia di lokasi wisata. (c) Variabel-variabel yang berpengaruh secara parsial lainnya selain variabel kondisi masyarakat lokal, namun tingkat signifikansinya tergolong sedang kebawah yaitu variabel keamanan (0,492) dan variabel aksesibilitas (0,429), serta variabel aktivitas dan atraksi (0,135) secara siginifikan menaikkan Mutu Wisata Bahari di kawasan Turedawola Walo. (d) Variabel-variabel yang tidak berpengaruh secara parsial lainnya, selain variabel kebersihan yaitu variabel amenitas karena kontribusinya negatif (-0,215) dan variabel informasi wisata (-0,002) yang menurunkan Mutu Wisata Bahari di kawasan Turedawola Walo dan juga kondisi di lapangan terbukti bahwa jenis amenitas seperti tempat tinggal sementara/penginapan (homestay) untuk kebutuhan wisatawan di lokasi wisata masih belum memadai dan sumber informasi wisata juga masih terbatas dan belum memadai secara optimal bagi para wisatawan.

179 (3) Sifat partisipasi masyarakat lokal Desa Afulu, berdasarkan jawaban dari 80 responden masyarakat lokal terdapat perbedaan antara sifat partisipasi langsung dan partisipasi tidak langsung. Sifat partisipasi tidak langsung lebih besar dibanding dengan sifat partisipasi langsungnya, artinya masyarakat Desa Afulu masih sedikit terlibat secara langsung dalam pengelolaan lokasi wisata bahari Turedawola Walo berhubung karena tahapan pengelolaan dan pengembangannya masih terletak pada tahap perintisan yang lama-kelamaan akan meningkat dan bertransformasi sesuai dengan perkembangan pariwisata di daerah ini. 6.2. Rekomendasi Berdasarkan temuan-temuan yang diperoleh dari hasil analisis dalam penelitian ini, maka penulis ingin menyampaikan beberapa saran atau rekomendasi yaitu: (1) Pemerintah, masyarakat setempat dan pemangku kepentingan (stakeholders) pariwisata perlu berkolaborasi dalam mengupayakan secara serius kelayakan sarana dan prasarana pendukung aktivitas pariwisata di lokasi wisata bahari Turedawola Walo, terutama penginapan yang layak huni, sarana dan prasarana kebersihan lokasi wisata (pembangunan toilet umum dan penyediaan tong sampah) dengan berpedoman pada nilai-nilai ekowisata dan didesain konsep pengembangan pariwisata minat khusus (special interest tourism) dengan menggunakan bahan-bahan dasar lokal (kayu, pokok kelapa, bambu, dan lain-lain) demi kenyamanan wisatawan yang berkunjung dan melakukan aktivitas wisata di lokasi;

180 (2) Pemerintah dan seluruh pemangku kepentingan pariwisata di Kabupaten Nias Utara perlu meningkatkan kualitas dan inovasi sumber informasi wisata baik melalui internet (online information) maupun media cetak (pembuatan leaflet, brosur (brochure), buku panduan (tourism guide book), dan lain-lain sebagai sarana promosi wisata Nias Utara tingkat daerah/provinsi, nasional, dan internasional. (3) Pemerintah harus lebih mendukung pengembangan pariwisata dengan cara memberikan pelatihan-pelatihan dan penyuluhan-penyuluhan, memberikan fasilitas, sarana serta prasana yang baik secara rutin kepada masyarakat terkait pengelolaan wisata bahari Turedawola Walo demi kepentingan masyarakat lokal dan meningkatkan kualitas pelayanan (best service) di lokasi wisata. Pelatihan, penyuluhan, dan pengkayaan ilmu di bidang pariwisata selayaknya didukung oleh para cendekiawan/pakar/akademisi pariwisata yang berpengalaman sehingga kualitas layanan wisata terjamin. (4) Keterlibatan masyarakat lokal secara langsung harus ditingkatkan karena masyarakat merupakan salah kunci pokok dalam pengelolaan wisata bahari Turedawola Walo. Oleh karena itu, pembangunan pariwisata berkelanjutan (tourism sustainability development) sangat diperlukan dengan memberdayakan masyarakat lokal mengingat manfaat ekonomi masih minim dan belum menyejahterakan masyarakat sendiri serta pengelolaan lingkungan yang masih minim. Pelibatan masyarakat seharusnya dimulai dari perencanaan pembangunan, implementasi, pemanfaatan hasil pembangunan hingga evaluasi dan monitoring.

181 (5) Pemerintah atau pemangku kepentingan (stakeholders) pariwisata perlu melakukan pembinaan dan pendekatan persuasif kepada masyarakat sekitar objek wisata agar tumbuh sikap sadar wisata dengan memfungsikan atau memberdayakan kualitas sumber daya manusia masyarakat setempat sebagai tenaga kerja dibidang pariwisata yang menjaga, menata dan memelihara objek wisata agar terus meningkatkan keindahan, kebersihan dan pelayanan yang baik. (6) Masyarakat diharapkan lebih kreatif dan inovatif dalam menciptakan produk wisata dan membangun jiwa kewirausahaan yang tinggi sehingga mampu untuk terus berkreasi dan lebih maju/baik di masa mendatang.