LAMPIRAN
Lampiran 1. Proses Ekstraksi Pengumpulan, pengeringan dan simplisia kulit batang R. mucronata Proses penyaringan setelah maserasi Pemisahan ekstrak dengan pelarut menggunakan rotary evaporator dan hasil ekstrak
Lampiran 2. Proses Pengujian Toksisitas Penimbangan garam, Pelarutan garam dalam akuades dan Pengambilan kista A. salina Pemasukan A. salina dalam wadah penetasan, Penimbangan ekstrak, dan Pemberian DMSO Penghomogenan dengan vortex, Pemipetan ekstrak dan ekstrak dengan pelarut etil asetat
Lampiran 2. Lanjutan ekstrak dengan pelarut n-heksana, ekstrak dengan pelarut metanol dan Pemasukan A. Salina dalam botol uji Botol uji dengan berbagai konsentrasi dan Hasil pengamatan setelah 24 jam
Lampiran 3. Proses Pengujian Antimikroba Penimbangan Ekstrak, Penghomogenan ekstrak dengan DMSO dan Penyiapan suspensi bakteri Pembandingan dengan larutan Mcfarland dan pengolesan suspensi bakteri pada media uji Perendaman dan peletakan cakram pada media uji serta pengukuran zona hambat
Lampiran 4. Analisis Kriteria Bakteri Aeromonas hydrophila Uji oksidase positif dan uji Rimmler-Shoots (RS) positif Uji Motilitas motil dan Uji O/F positif Pewarnaan gram negatif berwarna merah dan berbentuk batang pendek
Lampiran 5. Analisis Kriteria Bakteri Streptococcus agalctiae Uji motilitas non motil dan uji O/F positif fermentatif Pewarnaan gram positif berwarna ungu dan berbentuk bulat
Lampiran 6. Analisis Kriteria Bakteri Saprolegnia sp. Proses penanaman jamur Pengujian Jamur secara morfologi
Lampiran 7. Data Awal Zona Hambat Ekstrak Kulit Batang Rhizophora mucronata terhadap Bakteri Aeromonas hydrophila, Streptococcus agalactiae dan Jamur Saprolegnia sp.. a. Zona hambat pada bakteri A. hydrophila. Ekstrak Ulangan Zona hambat 24 jam (mm) 60% 40% 20% Metanol U1 0 0 0 U2 0 0 0 U3 0 0 0 N-heksana U1 12,20 0 0 U2 10,25 10,10 0 U3 10,30 0 0 Eti asetat U1 9,20 7,25 7,05 U2 9,35 7,45 7,15 U3 13,20 8,25 7,45 Kloramfenikol U1 33,5 U2 37,5 U3 33,65 DMSO U1 0 U2 0 U3 0 b. Zona hambat pada bakteri S. agalactiae. Ekstrak Zona hambat 24 jam (mm) Ulangan 60% 40% 20% U1 14,95 14,45 12,95 Metanol U2 16,30 11,35 14,50 U3 15,25 16,80 15,90 U1 0 0 0 N-heksana U2 0 0 0 U3 0 0 0 U1 24,65 13,65 19,50 Eti asetat U2 20,20 18,5 19,75 U3 26,60 23,55 18,50 U1 41,30 Kloramfenikol U2 58,95 U3 42,45 U1 0 DMSO U2 0 U3 0
c. Data awal pengukuran rata-rata jari-jari hambatan jamur Saprolegnia sp. pada berbagai ekstrak dan konsentrasi Hari ke Ekstrak Rata-rata pertumbuhan hifa pada berbagai konsentrasi ( mm ) Rata-rata pertumbuhan hifa normal ( mm ) Rata-rata jari-jari zona hambat (mm) 60% 40% 20% K 60% 40% 20% K 1 Metanol 15,6 16,6 16,6 20 4,4 3,4 3,4 N- 18,3 19,3 19,3 1 0 0 19,3 heksana Etil 14 14,3 15 4 3,7 3 18 asetat Nistatin 18 20 2 DMSO 18 18 0 2 Metanol 17,6 18 19 38,6 21 20,6 19,6 N- 38 38 39,3 2,6 2,6 1,3 40,6 heksana Etil 14,3 16 16,6 21,6 20 19,4 36 asetat Nistatin 35,3 37,3 2 DMSO 41,6 41,6 0 3 Metanol 26 36,3 40,6 45 19 8,7 4,4 N- 45 45 45 0 0 0 45 heksana Etil 14,3 15,6 25 30,7 29,4 20 45 asetat Nistatin 45 45 0 DMSO 45 45 0
Lampiran 8. Tabel Probit Persentase Probit 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 0-2,67 2,95 3,12 3,25 3,36 3,45 3,52 3,59 3,66 10 3,72 3,77 3,82 3,87 3,92 3,96 4,01 4,05 4,08 4,12 20 4,16 4,19 4,23 4.26 4,29 4,33 4,36 4,39 4,442 4,45 30 4,48 4,5 4,53 4,56 4,59 4,61 4,64 4,67 4,69 4,72 40 4,75 4,77 4,8 4,82 4,85 4,87 4,9 4,92 4,95 4,97 50 5 5,03 5,05 5,08 5,1 5,13 5,15 5,18 5,2 5,23 60 5,25 5,28 5,31 5,33 5,36 5,39 5,41 5,44 5,47 5,5 70 5,52 5,55 5,58 5,61 5,64 5,67 5,71 5,74 5,77 5,81 80 5,84 5,88 5,92 5,95 5,99 6,04 6,08 6,13 6,18 6,23 90 6,28 6,34 6,41 6,48 6,55 6,64 6,75 6,88 7,05 7,33 99 0 0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 7,33 7,37 7,41 7,46 7,51 7,58 7,65 7,75 7,88 8,09
Lampiran 9. Data awal kematian Artemia salina pada berbagai konsentrasi uji. Perlakuan Ulangan U1 U2 U3 Rata-rata 1000 ppm 10 10 10 10 Etil asetat 100 ppm 7 7 6 6,6 10 ppm 5 4 4 4,3 1000 ppm 10 10 10 10 Metanol 100 ppm 4 6 6 5,3 10 ppm 4 6 3 4,3 1000 ppm 10 10 10 10 n-heksana 100 ppm 6 6 7 6,3 10 ppm 3 5 2 3,3 Kontrol air laut 3 1 2 2 Kontrol DMSO 3 2 2 2,3
Lampiran 10. Perhitungan LC 50 pada ekstrak kulit batang Rhizophora mucronata dengan pelarut etil asetat Perlakuan Etil asetat Konsentrasi (ppm) Total Populasi Jumlah Kematian Persen Mortalitas (%) Log Konsentrasi Probit 1000 30 30 100 3 8,09 100 30 20 66,66 2 5,41 10 30 13 43,33 1 4,82 LC50 (ppm) 21,06 Contoh perhitungan persen mortalitas pada ekstrak etil asetat dengan konsentrasi 100 ppm Persen mortalitas = Jumlah Artemia yang mati Jumlah populasi = 20/30 x 100 % = 66,66 % x 100% Kurva hubungan log konsentrasi versus nilai probit ekstrak etil asetat: Dari grafik hubungan antara log konsentrasi (sumbu x) dengan nilai probit sumbu y didapatkan persamaan y = 1,635x + 2,836 dan R² = 0,880 Penentuan LC 50 (Konsentrasi yang dapat menyebabkan kematian sebesar 50 %) 50% nilai probit (y) = 5 (dilihat dari table probit), x = log konsentrasi. Perhitungan LC 50 dari persamaan regresi y = 1,635x + 2,836 dan R² = 0,880 adalah sebagai berikut: 5 = 1,635x + 2,836
Lampiran 10. Lanjutan x = (5 2,836) / 1,635 x = 1,323547401 anti log dari x = 1,323547401 LC 50 = 21,06 ppm b. Perhitungan LC50 pada ekstrak kulit batang Rhizophora mucronata dengan pelarut metanol. Perlakuan Metanol Konsentrasi (ppm) Total Populasi Jumlah Kematian Persen Mortalitas (100%) Log Konsentrasi 1000 30 30 100 3 8,09 100 30 16 53,33 2 5,08 10 30 13 43,33 1 4,82 Probit LC 50 (ppm) 24,59 Contoh perhitungan persen mortalitas pada ekstrak metanol dengan konsentrasi 100 ppm Persen mortalitas = Jumlah Artemia yang mati Jumlah populasi = 16/30 x 100 % = 53,33 % x 100% Kurva hubungan log konsentrasi versus nilai probit ekstrak metanol: Dari grafik hubungan antara log konsentrasi (sumbu x) dengan nilai probit sumbu y didapatkan persamaan y = 1,635x + 2,726 dan R² = 0,809
Lampiran 10. Lanjutan Penentuan LC 50 (Konsentrasi yang dapat menyebabkan kematian sebesar 50 %) 50% nilai probit (y) = 5 (dilihat dari table probit), x = log konsentrasi Perhitungan LC 50 dari persamaan regresi y = 1,635x + 2,726 dan R² = 0,809 adalah sebagai berikut: 5 = 1,635x + 2,726 x = (5 3,73) / 1,635 x = 1,390825688 anti log dari x = 1,390825688 LC 50 = 24,59 ppm c. Perhitungan LC50 pada ekstrak kulit batang Rhizophora mucronata dengan pelarut n-heksana. Perlakuan n- heksana Konsentrasi (ppm) Total Populasi Jumlah Kematian Persen Mortalitas (100%) Log Konsentrasi 1000 30 30 100 3 8,09 100 30 19 63,33 2 5,33 10 30 10 33,33 1 4,56 Probit LC 50 (ppm) 27,38 Contoh perhitungan persen mortalitas pada ekstrak n-heksana dengan konsentrasi 100 ppm Persen mortalitas = Jumlah Artemia yang mati Jumlah populasi = 19/30 x 100 % = 63,33 % x 100% Kurva hubungan log konsentrasi versus nilai probit ekstrak n-heksana:
Lampiran 10. Lanjutan Dari grafik hubungan antara log konsentrasi (sumbu x) dengan nilai probit sumbu y didapatkan persamaan y = 1,765x + 2,463 dan R² = 0,904 Penentuan LC 50 (Konsentrasi yang dapat menyebabkan kematian sebesar 50 %) 50% nilai probit (y) = 5 (dilihat dari table probit), x = log konsentrasi Perhitungan LC 50 dari persamaan regresi y = 1,765x + 2,463 dan R² = 0,904 adalah sebagai berikut: 5 = 1,765x + 2,463 x = (5 2,463) / 1,765 x = 1,437393768 anti log dari x = 1,437393768 LC 50 = 27,38 ppm
Lampiran 11. Perhitungan konsentrasi untuk uji antimikroba Ekstrak dengan konsentrasi 60% dibuat dengan melarutkan ekstrak sebanyak 0,6 gram dalam 1 ml DMSO. Kemudian diencerkan menjadi konsentrasi 40% dan 20% dalam 0,5 DMSO. Contoh perhitungan pengencerannya adalah sebagai berikut: Pengenceran 40% V1 x N1 = V2 x N2 V1 x 60 = 0,5 x 40 V1 = 20/60 V1 = 0,333 ml atau 333,33 µl diambil dari konsentrasi 60% kemudian diencerkan dengan DMSO sebanyak 166,67 µl sehingga didapatkan konsentrasi 40% sebanyak 0,5 ml Pengenceran 20% V1 x N1 = V2 x N2 V1 x 60 = 0,5 x 20 V1 = 10/60 V1 = 0,166 ml atau 166,66 µl diambil dari konsentrasi 60% kemudian diencerkan dengan DMSO sebanyak 333,34 µl sehingga didapatkan konsentrasi 20% sebanyak 0,5 ml.